NovelToon NovelToon

Transmigrasi Marsha

Kelahiran kembali

Marsha adalah anak yatim piatu. Dia ditinggalkan oleh orang tuanya sejak duduk dibangku SMP.

Orang tua Marsha meninggal karena tabrakan beruntun . Saat itu mereka akan menghadiri rapat yang diadakan di sekolahnya.

Setelah kejadian tragis itu Marsha tinggal bersama kakek dan neneknya yang tak lain orang tua dari ayahnya.

Sejak saat itu hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak ada lagi Marsha yang manja .

Kakek Marsha sangat tegas . Dia menuntut Marsha untuk hidup mandiri . Meskipun banyak pelayan , Marsha diharuskan melakukan semuanya sendiri .

Mulai dari mencuci baju, setrika dan membantu pekerjaan pelayan diwaktu kosong.

Sebenarnya Marsha ingin sekali kembali kerumahnya. Namun sayang rumah itu sudah di jual oleh paman dan bibinya.

Keluarga ayahnya adalah keluarga terhormat. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Atmaja. Perusahaan mereka terkenal dimana-mana.

Keluarga Atmaja terkenal dermawan . Setiap bulan sekali mereka selalu membagikan sebagian hartanya untuk orang yang tidak mampu. Bahkan mereka mempunyai yayasan panti asuhan untuk membantu anak-anak yang terlantar.

Hal itu berbanding terbalik dengan perlakuan mereka terhadap Marsha . Bahkan pelayan diperlakukan lebih baik darinya.

Kesabaran tentu ada batasnya. Marsha merasa sudah tidak kuat lagi . Tidak masalah jika harus mandiri . Tetapi yang diinginkan adalah kasih sayang . Masih kah ada sayang untuknya ?

" Ada apa?" tanya tuan Atmaja setelah Marsha duduk dihadapannya.

Tuan Atmaja sedang bekerja saat Marsha tiba-tiba mengetuk pintu ruangannya. Dia merasa terganggu. Tetapi melihat wajah serius Marsha , dia pun menyuruh sang cucu untuk masuk kedalam ruangannya.

" Apakah Marsha mengganggu?"

" Bukankah kamu sudah tahu ... kenapa masih bertanya. Apa kamu tidak punya otak ?" cecar tuan Atmaja dengan tajam .

deg !

Marsha memejamkan matanya. Dia sudah menduga jika kakeknya pasti marah .

" Maaf ..." ucap Marsha dengan lirih .

" Tidak usah bertele-tele, untuk apa kamu mengganggu waktu kerjaku ?"

" Ehm...Marsha ...Marsha ..."

Marsha gugup . Kedua tangannya sudah berkeringat. Bingung dengan yang ingin ia utarakan.

" Hu ... keluarlah , aku tidak ingin diganggu!"

" Apakah Marsha benar-benar cucu kakek ?" tanya Marsha dengan mata terpejam . Takut dengan reaksi kakeknya.

Brak !!!

" Apa maksudmu?"

" Kakek memperlakukanku tidak lebih baik dari pelayan. Apakah aku bukan cucu kandung kakek?"

Marsha kembali menanyakan statusnya. Dia kini memberanikan diri untuk menatap secara langsung ayah dari mendiang ayahnya .

" Apa kakek tau... aku juga ingin diperlakukan seperti saudara sepupu yang lain. Mereka kakek limpahi kasih sayang sedangkan aku _"

Marsha tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Air matanya sudah mengalir .

Tuan Atmojo menatap cucunya tajam. Hatinya merasa sakit mendengar ratapan cucunya, tapi kebencian lebih besar dari rasa empati.

" Terus kenapa? kamu bisa meninggalkan rumah ini jika tidak suka, tapi jangan harap kembali masuk kedalam rumah ini lagi . Jika saja darah yang mengalir di tubuhmu bukan dari tubuh putra kesayanganku tidak sudi aku membawamu ke sini.

Kamu ingin tahu kenapa aku membencimu? karena ibumu , ibumu membuat anak kesayanganku memberontak dan tidak mau memenuhi keinginanku . Salahkan ibumu yang terlahir miskin. Aku tidak pernah merestui hubungan mereka. Saat ayahmu berniat melepas ibumu saat itu lah kamu lahir. Karena mu mereka tidak jadi berpisah.

Dasar anak pembawa sial. Ibumu yang ****** itu juga membawa putraku dalam kematian. Sekarang kamu ingin aku memperlakukanmu dengan baik. Mimpi !" dengan kejam tuan Atmojo berkata pada cucunya. Dia menunjuk muka Marsha dengan mata melotot.

" Kakek jahat !"

Marsha berdiri dan beranjak dari kursi yang didudukinya. Kemudian melangkahkan kakinya keluar sambil menutup pintu dengan keras .

Brak !

Tuan Atmojo sampai mengelus dadanya yang terkejut. Dia tidak menyangka jika Marsha akan berlaku seperti itu .

Marsha langsung berlari keluar . Tidak menghiraukan tatapan bingung dari nenek dan saudaranya yang lain .

Marsha berlari dan terus lari tanpa arah tujuan . Tanpa melihat kanan kiri dia menerobos jalan raya.

Tiba-tiba ada kendaraan yang melaju sangat kencang. Tabrakan pun tak bisa terhindari.

Marsha terpental cukup jauh. Pengendara mobil yang menabrak Marsha itu cukup shock. Tapi tak berniat sedikitpun untuk menghentikan laju mobilnya. Dia takut jika menghentikan mobilnya dia akan di hajar oleh massa.

" Ayah..... bunda tunggu aku, " ucapnya sebelum hilang kesadaran.

Penjaga rumah merasa shock. Dia melihat secara langsung bagaimana Marsha tertabrak. Dia hanya diam terpaku . Setelah tersadar dia lari kedalam rumah.

" Tuan ... tuan.....tuan...." teriaknya menggelegar , membuat orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga keluar.

" Ada apa?" tanya paman Marsha.

" Non Marsha _ "

" Jangan sebut nama dia lagi dalam rumah ini."

Satpam itu belum sempat berkata tapi sudah di potong oleh tuan Atmaja. Tuan Atmaja baru saja mendudukkan dirinya disamping sang istri .

" Tapi tuan ... non Marsha mengalami tabrak lari ," ucap satpam tanpa peduli larangan tuannya .

Satpam itu merasa kasian dengan kondisi nona mudanya yang masih tergeletak di tengah jalan.

deg....deg....deg

Tuan Atmojo langsung berdiri dari tempat duduknya . Tanpa sadar air matanya mengalir. Keangkuhan yang tadi ia tunjukkan seolah luntur. Bagaimanapun juga Marsha adalah darah dagingnya.

Tuan Atmojo langsung berlari keluar. Nyonya Atmojo duduk dengan pandangan kosong. Putra kesayangannya telah meninggal. Dan sekarang keturunan satu-satunya yang ia tinggalkan...

dadanya tiba-tiba sesak. Pandangannya buram dan gelap.

Bruk ....

Nyonya tua Atmojo ambruk. Anak dan cucu yang tadi duduk bersamanya segera memberi pertolongan pertama.

" Ibu ..."

" Nenek ..."

Tuan Atmojo tidak mengetahui jika istrinya telah pingsan. Dia berlari menghampiri cucunya yang tergeletak dengan tubuh yang bersimbah darah. Banyak orang yang sudah mengerumuninya.

" Marsha ..." Dengan suara tercekat, Tuan Atmojo memanggil cucunya. Dia mendekat dan duduk disebelah Marsha.

" Maaf tuan , Nona ini telah meninggal, " kata salah satu orang yang memeriksa keadaan Marsha.

Serasa runtuh dunia orang tua itu. Teringat akan perlakuannya selama ini. Dan kata-kata kasar yang telah keluar dari mulutnya.

Anak-anaknya yang tadi masih di dalam segera keluar untuk melihat kondisi sang keponakan. Mereka tercengang saat mendengar bahwa keponakan mereka telah meninggal dunia . Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka .

Akhirnya dengan bantuan para warga yang berkumpul mayat itu di angkat ke kediaman Atmojo untuk yang terakhir kalinya sebelum di makamkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dunia lain yang entah dimana tepatnya. Seorang wanita cantik tiba-tiba membuka matanya .

Wanita itu melihat disekelilingnya yang asing menurutnya. Dia seperti berada didalam hutan dibawah sebuah tebing yang menjulang tinggi.

Kepalanya terasa sakit dan beberapa ingatan mulai muncul dalam kepalanya. Setelah beberapa saat dia sudah pulih dari sakitnya. Kemudian mengingat kejadian saat dia tertabrak.

" Ah ... " ia meringis kesakitan. Banyak luka yang ada di tubuhnya.

" Apa aku mengalami kehidupan kembali, kok bisa ?" muncul pertanyaan dalam pikirannya.

" Pakaian apa ini?" ucap Marsha kaget.

Marsha melihat baju yang melekat di tubuhnya. Pakaian China zaman dahulu . Lalu dia mengingat kilasan balik yang tadi muncul di kepalanya.

Sekarang dia mengerti , dia telah mengalami time travel. Dia pindah ke dimensi lain. Dimana negara itu dipimpin oleh seorang Kaisar.

Dia adalah mantan permaisuri yang diasingkan karena sebuah fitnah. Dia akan diasingkan ketempat yang terpencil jauh dari ibu kota.

Ditengah perjalanan, rombongannya diserang oleh pembunuh bayaran yang diutus oleh selir kaisar yang tak lain adalah sepupunya sendiri . Semua pengawal dan dayang yang mengikutinya ikut terbunuh. Mayat-mayat mereka di bakar beserta kereta yang dipakai untuk mengangkatnya.

Sedangkan tubuh ini terlempar ke tebing yang curam, karena melarikan diri saat akan dilecehkan . Dia lebih memilih terjun ke tebing yang curam dibandingkan melayani nafsu para pembunuh itu.

Jiwa asli tubuh itu telah pergi saat dia meninggal . Di ganti dengan jiwa Marsha yang datang dari masa depan.

Marsha bangun dari posisi tidurnya. Dia menatap sekeliling, hanya ada pepohonan. Lalu mulai melangkah mencoba mencari pertolongan.

Dia sudah pernah mati. Jadi dia tidak ingin menyia-nyiakan kehidupannya lagi.Marsha yang belum pernah sama sekali masuk kedalam hutan merasa kesulitan.

Bukan hanya karena luka yang ada di tubuhnya. Tetapi Marsha juga tidak membawa satu alat pun untuk menebas rumput dan semak yang menghalangi jalannya.

Marsha terus saja berjalan tanpa arah . Hingga tubuhnya tidak kuat dan berakhir pingsan.

Pergi ke dalam hutan

Sudah lima tahun berlalu sejak dirinya mulai memasuki dunia antah berantah ini.

Untunglah saat itu ada seorang tabib desa yang kebetulan sedang mencari obat ke dalam hutan .Marsha yang saat itu sudah dalam keadaan kritis langsung dibawah ke rumah sang tabib .

Tabib itu merawat luka Marsha hingga sembuh . Marsha mengaku kehilangan ingatannya, sehingga sang tabib dan istrinya mengangkatnya menjadi seorang anak.

Sang tabib dan istrinya sangat senang dengan kehadiran Marsha . Apalagi mereka belum dikaruniai seorang anakpun sampai usia yang sudah tua.

Ternyata saat itu tubuh yang ia tempati sedang hamil. Meskipun jatuh kedalam tebing yang curam tak membuat janin yang ada dalam kandungannya itu keguguran.

Sang tabib dan istrinya sangat senang. Keberuntungan ganda bagi mereka. Selain mendapat seorang putri juga akan mendapatkan cucu.

Dia memakai namanya yang asli yaitu Marsha. Penduduk di sekitar tempat tinggalnya awalnya merasa aneh dengan nama Marsha. Tapi mereka menerima dengan tangan terbuka keberadaanya.

Untuk mencukupi semua kebutuhannya dia mengikuti jejak ayah angkatnya. Dia sangat rajin mempelajari pengobatan tradisional .

Untuk mencari tumbuhan liar serta obat-obatan dia akan pergi ke dalam hutan. Kadang ia juga mencari binatang buruan .

Jika ada waktu senggang dia membuat kerajinan tangan berbahan dasar bambu yang dia anyam. Selain bambu dia juga menggunakan rotan dan juga daun pandan.

Bambu dan juga rotan itu tumbuh di belakang rumahnya. Banyak penduduk yang masih belum mengetahui manfaat bambu selain di buat pagar.

Desa yang ia tinggali sekarang berada di wilayah perbatasan antara kerajaan barat dan kerajaan timur.

Terletak di bawah tebing. Jadi tempatnya cukup terpencil. Jarang petinggi kerajaan datang ke daerah itu, bahkan mungkin belum pernah ada.

" Ma ... apakah hari ini Mama akan ke kota lagi?" tanya gadis kecil yang kini telah bergelantungan pada kaki sang ibu.

Dia sangat suka mengikuti mamanya ke kota. Marsha sudah biasa membawa anak-anaknya ke kota kecamatan meskipun letaknya cukup jauh. Dia ke sana naik kereta kuda yang ia sewa pada salah satu penduduk yang memang biasa mengantar .

Marsha pergi ke kota untuk menjual barang-barang yang ia peroleh dari hutan dan juga hasil kerajinannya. Selain itu juga membeli kebutuhan sehari-hari.

" Tidak sayang ... hari ini Mama akan pergi kedalam hutan," jawab Marsha.

Marsha mengangkat anak gadisnya kedalam gendongannya. Dia menatap gadis kecil itu dengan penuh rasa syukur.

" Xiao de boleh ikut, kan? " rayu sang putri dengan menunjukkan wajah yang menggemaskan.

Saat itu dia melahirkan kembar sepasang. Yue wei xiao de adalah nama sang putri. Yue Ying Jun untuk sang putra. Dia juga menambahkan marga sang ayah angkat kepada kedua anaknya .

" Adik tinggal di rumah saja bersama kakak. Apa mau ikut kakek Yue ke klinik ?" tanya marsha memberikan penawaran.

" Kakak juga mau ikut !" seru Ying Jun tak mau kalah .

Wajah putranya ini sangat mirip dengan sang ayah . Jika mereka disandingkan maka akan seperti pinang dibelah dua.

Sayangnya Marsha tidak mendapatkan gambaran apapun tentang wajah sang kaisar .

"Sayang ... hutan bukan tempat yang cocok buat anak kecil."

Marsha masih mencoba membujuk kedua anaknya untuk tidak mengikutinya ke dalam hutan.

" Kakak kan sudah besar Ma. Kakak juga sudah belajar bela diri dari mama . Nanti kalau kita bertemu dengan orang jahat dan hewan buas tinggal saya lawan " rayu sang putra sambil memperlihatkan jurus-jurus yang telah ia pelajari sebelumnya.

" Baiklah sekarang kita akan pergi kehutan bersama. Tapi ingat selalu dekat sama mama dan ikutin semua kata mama mengerti?"

Diapun akhirnya luluh oleh rayuan kedua anaknya .

Dengan membawa keranjang, Marsha menuntun anak gadisnya. Sang putra mengikutinya dari samping. Disepanjang perjalanan mereka mendapat sapaan dari warga desa lainya.

" Mau kemana tampan?"

" Mau ikut mama ke hutan."

" Bersama nenek saja disini, nanti kita main sama - sama."

" Maaf nek, saya mau ikut Mama mencari sayur dan obat - obatan di hutan," jawab Ying Jun .

" Anak pintar. Bagaimana kalau gadis imut saja yang ikut nenek?"

" Tidak mau!"

" Permisi Bu... saya duluan ."

" Baiklah...... hati-hati di hutan."

Sesampainya di hutan mereka mencari tumbuhan yang sekiranya bermanfaat untuk mereka. Bisa untuk dimasak dan dijual ke pasar .

Pengalaman selama beberapa tahun ini membuat Marsha akrab dengan tumbuhan hutan . Bahkan dia juga sudah pandai berburu rusa dan kelinci.

Dia akhirnya bersyukur dulu keluarga kakeknya memperlakukannya dengan sangat buruk . Sebab kalau dia diperlakukan dengan baik , mungkin dia tetap menjadi anak yang manja.

Marsha juga berterimakasih terhadap pelayan yang dulu sering mengajarinya memasak. Jujur makanan ditempat ini tidak membuatnya berselera .

Mereka memasak makanan hanya dengan merebus dan mengukus dengan bumbu yang sederhana .

Marsha sering memasak sesuai yang telah ia pelajari, meskipun masih banyak bumbu yang kurang. Tapi hasil masakannya tergolong lezat bahkan anak-anaknya tidak akan mau memakan jika itu masakan orang lain.

" Mama ini tumbuhan apa?" tunjuk xiao de pada tumbuhan di bawahnya. Dia cukup terpesona dengan warnanya.

" Wah....... ini jamur Lingzhi sayang, " kata Marsha dengan mata yang berbinar.

Akhirnya dia mendapat keberuntungan. Selama dia pergi kehutan, dia belum pernah menjumpai jamur ini.

Marsha pernah membaca buku pengobatan milik ayahnya tentang manfaat dari jamur Lingzhi.

Bila jamur ini dijual ke kota dia akan mendapat beberapa tail perak. Dan bila dijadikan obat, maka obat yang dijual akan mendapat harga yang jauh lebih tinggi. mungkin mendapat beberapa koin mas .

Marsha akan mendiskusikan dulu pada kedua orang tuanya. Ternyata membawa anak-anaknya memberikan keberuntungan.

Jamur Lingzhi sangat berkhasiat. Bisa menurunkan kolesterol, menyembuhkan asma, menurunkan resiko penyakit jantung dan juga untuk kanker.

Setelah meletakkan jamur itu kedalam keranjang mereka melanjutkan perjalanan. Belum lama mereka berjalan, si kecil melihat jamur lagi dengan jenis yang berbeda.

" Kalau yang ini, Ma ? " kata si tampan yang tak ingin kalah dengan saudara kembarnya.

Ying Jun menemukan sekelompok jamur trucuk .

" Wah ... Ini ada temannya sayang , ayo cari lagi nanti kita akan makan enak ," kata Marsha dengan mata berbinar.

Reaksi yang ditunjukkan ibunya membuat Ying Jun tertawa . Dia mengikuti kemauan mamanya.

" Baik Ma."

Mendengar makanan enak keduanya langsung bersemangat. Mereka pun mengumpulkan semua jamur itu .

Banyak juga yang mereka dapatkan.

" Anak-anak mama lapar tidak ? " tanya Marsha kepada kedua buah hatinya.

" Lapar!" jawab keduanya kompak

" Baiklah mari kita cari tempat untuk makan."

Marsha menuntun kedua anaknya ke tepi sungai terdekat. Dia sudah hafal seluk beluk hutan ini . Jadi tidak perlu khawatir akan tersesat.

Mereka hanya perlu waspada dengan keberadaan hewan buas. Masih banyak hewan buas didalam hutan ini .

Marsha mengeluarkan bungkusan yang berisi bakpao . Dan mengajak kedua anaknya mencuci tangan .

" Ayo sayang kita cuci tangan dulu," ajak Marsha sambil melangkah ke arah sungai.

" Baik mama , " jawab mereka serempak

Ying Jun dan Xiao de mengikuti mamanya . Fi depan mereka nampak air yang jernih . Pertanda air itu belum tercemar sama sekali.

" Kenapa kita harus cuci tangan sebelum makan?" tanya Marsha saat mereka telah selesai mencuci tangan.

" Supaya tangan kita bersih dan kuman yang ada ditangan hilang. Sehingga waktu kita makan , kuman itu tidak masuk dalam tubuh kita, " jawab Ying Jun .

Marsha memang mengajarkan apa yang telah dia pelajari di zamannya dulu sedikit demi sedikit. meskipun itu hanya pengetahuan umum yang penting anaknya mengerti sesuatu. Untunglah anak-anaknya cukup pintar.

Apalagi di zaman ini jarang sekali ada sekolah. Hanya kaum bangsawan dan orang-orang kaya yang menyekolahkan anaknya.

Di desa belum tersedia sekolah untuk rakyat miskin. Apabila ingin sekolah mereka harus ke kecamatan.

" Pinter nya anak Mama. "

Marsha memuji anaknya. Ying Jun memberikan senyumnya yang jarang sekali ia perlihatkan.

Sedangkan xiao de mengeluarkan ekspresi cemberut. Itu pun disadari oleh Marsha.

" Adek juga pinter loh, Iya kan kak ?"

" Betul.... adek sering membantu kakak ."

Mendengar ucapan kakaknya nya membuat wajah xiao de langsung ceria.

Xiao de langsung memeluk kakak kembarnya dan memberikan kecupan di dahinya. Dia meniru Marsha yang sering melakukannya kepada kedua anaknya.

" Ayo sekarang kita makan, " ajak Marsha.

Dia menggandeng ke dua anaknya ke tempat dimana ia meletakkan keranjangnya.

" Ini buat kakak ...... dan ini buat adek ."

Marsha membuat dua rasa yang berbeda karena selera mereka memang berbeda .

Saat mereka menikmati makanannya , tiba-tiba ada suara yang mengganggu pendengaran Marsha. Lalu dia mengajak kedua anaknya bersembunyi di belakang rumput yang agak rimbun.

Terlihat segerombolan babi hutan yang sedang berjalan menghampiri sungai. Dengan moncongnya babi itu mulai minum. Setelah cukup puas babi-babi itu pergi meninggalkan sungai.

Marsha dan anak-anaknya pun segera meninggalkan tempat itu. Mereka langsung pulang , karena keranjangnya sudah terisi penuh. Marsha juga tidak tega dengan kedua anaknya.

Bencana Kekeringan

Setibanya di rumah , Marsha segera meletakkan keranjangnya ke dalam gudang. Sedangkan anak-anak beristirahat didepan rumah.

Gudang itu terletak di belakang dapur . Isinya penuh dengan hasil kerajinan-kerajinan yang ia buat. Ada tas, caping, tampah , kipas , bakul , dan ada juga tikar.

Gudang itu dibuat oleh sang ayah angkat sewaktu dia memulai usahanya. Untung tanah yang mereka miliki cukup luas.

Marsha membuat barang-barang itu dibantu oleh ibu dan juga saudaranya . Jadi setelah selesai dijual maka hasilnya akan dibagikan sesuai hasil pekerjaan mereka .

Nyonya Yue juga sangat senang mempunyai kegiatan. Apalagi jika bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Tanpa harus mencari pekerjaan lainnya.

" Bagaimana tadi di hutan sayang? "tanya Nyonya Yue mengagetkan Marsha .

Marsha yang sedang fokus memilah-milah tumbuhan yang tadi peroleh mengalihkan perhatiannya pada nyonya Yue yang baru tiba . Lalu dia memperlihatkan jamur Lingzhi yang ia peroleh kepada Nyonya Yue.

" Lihat apa yang telah kami temukan, Bu ."

Marsha menunjukkan jamur Lingzhi yang ia peroleh dan memberikannya pada sang ibu.

" Jamur Lingzhi.... kamu kok bisa mendapatkan jamur ini?" tanya Nyonya yue kaget .

Nyonya Yue melihat jamur itu dengan seksama . Lalu beliau mengambilnya dari tangan Marsha dan memeriksanya dengan hati-hati.

" Tadi Xiao de yang menemukanya. Ying Jun juga mendapat beberapa jamur trucuk," jawab Marsha.

" Anak-anakmu memang membawa keberuntungan , " kata Nyonya Yue yang masih memperhatikan jamur Lingzhi yang ada di tangannya.

" Ibu benar, padahal sudah lama saya pergi ke hutan itu tapi belum pernah sekalipun menemukanya." Marsha membenarkan ucapan ibu angkatnya.

" Terus apa rencana mau dengan jamur ini?"

" Entahlah Bu, kalau di jual langsung ke kota kita akan mendapatkan beberapa tail koin perak. Tapi kalau kita bisa mengolahnya menjadi obat , kita akan mendapat hasil yang lebih. bisa jadi kita akan mendapatkan beberapa koin mas," jawab Marsha dengan terperinci.

" Kalau begitu kita menunggu kepulangan ayahmu dahulu. Sekarang lebih baik kamu bersih-bersih saja dulu lalu ajak anak-anak untuk istirahat. Kasian mereka pasti tubuhnya lelah ."

" Baik Bu terima kasih."

Marsha tak banyak membantah, Dia menghampiri anak-anaknya yang sedang duduk di depan rumah. Terlihat keduanya nampak kelelahan.

" Ayo sayang-sayangnya mama. Kita mandi dulu lalu istirahat, " ajak Marsha pada kedua anaknya.

Mereka bersama-sama menuju kamar mandi yang terletak di belakang rumah. Tempatnya terpisah dari rumah utama . Namun begitu tempatnya bersih dan tertutup.

Kamar mandi yang sekarang sudah berbeda dengan saat ia baru tinggal di sini. Waktu itu dia sampai tidak bisa mandi karena tidak terbiasa dengan kebiasaan warga sekitar.

Penduduk disini mandi di sungai yang berada tidak jauh dari rumah . Mungkin hanya lima ratus meter dari rumah Marsha . Aliran sungai itu berasal dari hutan. Airnya cukup bersih. Tapi ia yang tidak terbiasa meminta ayahnya untuk membuatkan kamar mandi di belakang rumahnya.

Rumah - rumah penduduk sebagian besar terbuat dari kayu. Belum ada yang terbuat dari batu- bata. Rumah orang tua Marsha pun sama. Tetapi kamar mandi yang mereka buat terbuat dari bambu yang di anyam. Marsha yang mengintruksikan cara pembuatannya .

Setelah mandi mereka pun beristirahat di kamar. Mereka tidur satu kamar. Karena di rumah itu hanya ada dua kamar. Satu kamar ditempati Marsha dan kedua anaknya dan satu kamar lagi ditempati kedua orang tuanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di istana Kekaisaran.

Di Balairung istana auranya cukup suram. Sedari tadi sang kaisar menumpahkan amarahnya terhadap para menteri yang tidak becus dalam bekerja.

Ada laporan bahwa sedang terjadi bahaya kelaparan yang terjadi di salah satu wilayahnya. Akibat kekeringan yang melanda membuat tanaman yang ditanam tidak ada yang tumbuh .

Banyak warga yang menderita kelaparan. Sudah dikirim bahan makanan untuk mereka tapi itu semua tidak cukup sebelum pokok masalah yang mereka hadapi menemukan solusinya.

Daerah itu jika musim hujan mengalami kebanjiran sedangkan saat musim kemarau terjadi kekeringan. Sudah sejak dulu hal itu terjadi. Belum ada yang mendapatkan solusi yang terbaik.

Kaisar yang terdahulu pernah ingin memindah warga yang tinggal di sana ketempat yang lebih subur. Tetapi tidak ada yang mau. Karena bagi mereka di sana lah tempat leluhur mereka tinggal.

" Apa tidak ada yang mempunyai solusi lain selain itu?" tanya kaisar sekali lagi .

" Maaf yang mulia."

Para menteri menundukkan kepalanya. Mereka tidak berani menatap kaisar mereka secara langsung .

" Baiklah mungkin saya memang harus terjun langsung ke sana."

" Tapi yang mulia .... apabila anda pergi siapa yang akan menggantikan anda di istana?"

" Para menteri tidak perlu khawatir. Para pangeran masih bisa menggantikan tugas saya . Sekarang rapat saya anggap selesai. Apakah masih ada yang ingin disampaikan?"

" Hamba yang mulia , " kata menteri Lu Han sambil melangkah ke depan.

" Ada masalah apa?"

" Posisi permaisuri saat ini masih kosong . Sedangkan yang mulia harus segera memberikan keturunan . Jadi_."

" Itu urusan saya , jadi tuan menteri tidak perlu memikirkannya."

" Tapi yang mulia _."

" Aku tahu maksudmu menteri Lu, kamu ingin memberikan putrimu untuk menjadi seorang permaisuri kan ?"

" Maaf yang mulia."

" Tenang saja tanpa permaisuri pun, kerajaan ini akan tetap berjalan."

" Tapi yang mulia _"

" Pertemuan hari cukup . "

" Yang mulia _"

Kaisar Yuan Lee tidak menghiraukan panggilan menteri Lu dan tetap melangkahkan kakinya keluar dari Balairung. Dibelakangnya ada beberapa pengawal yang mengikutinya .

Yuan Lee berjalan menuju paviliun Phoenix yang sebelumnya ditinggali oleh sang permaisuri. Sudah biasa baginya untuk mengunjungi kediaman itu meskipun penghuninya tidak ada.

" Hormat hamba yang mulia. Semoga kebahagiaan selalu menyertai anda!" kata seorang dayang yang tiba-tiba mencegat Yuan Lee di tengah jalan.

" Ada hal apa sehingga kamu mencegat langkah ku?"

" Maafkan hamba yang mulia ... Ibu suri menunggu kedatangan anda di kediamannya ,"

" Baiklah!"

" Terimakasih yang mulia," kata dayang tadi sebelum meninggalkan tempat itu.

Kaisar Yuan Lee langsung merubah haluan. Beliau menuju kediaman ibu suri yang bernama kediaman Giok.

" Hormat kepada yang mulia kaisar. Semoga kemuliaan menyertai anda." ucap Kasim saat melihat kedatangan Yuan Lee.

Dia adalah Kasim yang menjaga kediaman Ibu Suri. Dia membungkukkan badannya untuk menghormati dan kaisar.

" Bangunlah!

" Terimakasih yang mulia kaisar."'

" Dimana ibuku?"

" Beliau sudah menunggu anda di dalam, yang mulia."

Yuan Lee memasuki kediaman. Ada seorang wanita paruh baya yang sedang duduk sambil menikmati secangkir teh.

" Salam kepada ibu suri. Semoga kebahagiaan selalu menyertai anda," kata Yuan Lee menyapa ibu kandungnya.

" Bangunlah putraku."

" Terimakasih Bunda, ada keperluan apa bunda memanggil hamba?"

" Duduklah nak!"

" Terimakasih Bunda."

" Saya dengar ananda ingin pergi ketempat yang terkena bencana apa itu benar?"

" Benar bunda"

" Apa sudah ananda pikirkan baik-baik?"

" Sudah bunda. Sedang istana akan saya percayakan pada Pangeran Ye beserta adik-adik yang masih tinggal di istana."

" Bersama siapa saja perjalanan ananda kali ini?"

" Ananda akan membawa Pangeran Si dan juga beberapa pengawal kepercayaan hamba." jawab Kaisar Lee.

Kaisar terdahulu memang tidak memiliki selir. Bagi beliau kesetiaan selalu dijunjung tinggi. Meskipun begitu beliau memiliki beberapa putra dan putri.Ada lima jumlahnya. Antara lain :

Pangeran Yuan Lee

Pangeran Yuan ye

Putri Yuan Xiaomi

Pangeran Yuan Si

Putri Yuan Ruly

Para pangeran selalu mendukung antar saudara. Tidak ada yang saling membenci atau pun iri. Ibu Suri selalu mengajarkan kerukunan antar saudara. Beliau mengajarkan " Bagaimana bisa mempersatukan rakyat yang begitu banyak dan beragam apabila dalam keluarga sendiri masih ada pertikaian ".

Beliau juga mengajarkan tentang arti kesetiaan. Kita yang lahir dari rahim wanita jangan sekali-kali menyakitinya. Itulah yang menjadi penyesalan kaisar sampai saat ini. Dia menikahi dua orang sekaligus. Akhirnya keduanya tidak bisa ia miliki.

" Apakah ayahanda sudah ananda beri tahu?"

" Belum bunda"

" Baiklah hati-hatilah selama perjalanan. Biar bunda yang memberitahukan pada beliau . Doa bunda selalu menyertaimu "

" Terimakasih bunda"

" Baiklah kembalilah ke kediaman ananda. Ananda harus istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan jauh ."

Kaisar Lee meninggalkan kediaman ibu suri dan menuju kediaman Phoenix. Meskipun kediaman itu sudah kosong, tapi beliau selalu mendatanginya. Selir yang berkhianat itu sudah dibebaskan hukumannya atas permohonan keluarga permaisuri tapi dia sudah keluar dari istana.

Kaisar merebahkan tubuhnya keatas ranjang. Tak perlu menunggu lama beliau sudah tertidur . Dia tidak akan menduga kalau perjalanannya kali ini akan mendapatkan beberapa kejutan.

Tunggu saja ya😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!