"Aku gak habis pikir, kenapa om om seperti mu mau menikahi anak di bawah umur seperti aku!"
Reina menatap Rico. Laki laki yang hari ini sudah sah menjadi suami nya dengan horor.
Bisa bisa nya pria yang umur nya jauh di atas nya menikahi gadis belia seperti dirinya.
Rico yang duduk di tepi ranjang sedang merenggangkan dasi nya menoleh dan tersenyum pada Reina. Ia mengangkat bahu.
"Kamu bisa aja menyebut ini terpaksa sayang, tapi satu hal yang harus kamu hapus dari kosa kata mu. Aku bukan Om Om, jarak umur kita hanya 5 tahun, dan itu masih wajar honey" ucap Rico sembari tersenyum polos.
Reina menggeram, jawaban Rico benar benar membuat nya geram.
"Kamu sudah mapan om, sukses di usia yang masih muda, dan aku juga tahu om sudah memiliki seorang pacar yang cantik. Kenapa kalian gak nikah aja? kenapa om masih menerima perjodohan ini, kenapa gak nikah aja sama pacar om sih???"
"Mudah aja jika aku egois, tapi aku bukan pria yang seperti itu, satu hal lagi, aku gak mau durhaka sama orang tua aku!" balas Rico tersenyum menggoda.
"Ayolah sayang, kita bisa memulai nya dari awal. Semacam kenal lebih dekat" sambung Rico.
Reina semakin geram, ia menjambak rambut nya sendiri sebagai pelampiasan kekesalan nya pada Rico.
Sedangkan pria itu malah dengan santai mengambil handuk, lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Sebelum pergi ke kamar mandi, tak lupa Rico menghampiri Reina, lalu mengecup pipi kanan nya.
Cup~
"Rico!!!!!!!!" teriak Reina melempari Rico dengan bantal sofa.
"Ahahaha....Itu awal dari hubungan kita sayang!" sahut Rico menghilang masuk ke dalam kamar mandi.
"Stop panggil aku seperti itu!!" teriak Reina kesal.
"Bagaimana aku bisa hidup dengan pria mesum seperti om om itu!" gumam Reina berbicara sendiri, ia memutar otak nya untuk mencari cara agar terlepas dari Rico.
Setelah selesai mandi, Rico masih melihat istrinya duduk di sofa itu.
Reina melamun, kehadiran Rico saja tidak di sadari oleh nya.
"Sayang, kok melamun sih?" tanya Rico, ia bergabung dengan istri nya setelah mengenakan baju tidur.
Reina kaget, ia menatap Rico tajam.
"Apaan sih, sayang sayang, kepala Lo peang om!"
Reina memberi jarak antara dirinya dan juga Rico.
"Kamu kenapa sih, kaya nya frustasi banget sama pernikahan ini?" ucap Rico.
Reina yang sedang kesal menatap Rico dengan wajah malas.
" kamu mikir gak sih om, kita nikah di usia aku yang masih 17 tahu, sebentar lagi aku bakalan lulus SMA. Dan di usia muda ini aku bakalan jadi janda!"
Kening Rico mengerut. " Kok kamu jadi janda? " bingung Rico.
"Ya iyalah, om sudah punya pacar, dan aku juga. Setelah beberapa saat setelah kita nikah, pasti om akan ceraikan aku. " Reina menarik nafas dalam.
"Aku tu punya impian tahu om, pengen nikah sama orang yang aku cintai, dan aku juga gak mau menikah 2, atau 3 kali. Cukup sekali dalam seumur hidup!" jelas Reina panjang lebar.
Mendengar ocehan konyol Reina membuat Rico kembali terkekeh,
Sedangkan Reina malah cemberut, berpikir jika Rico menertawakan nya.
Melihat istrinya cemberut seperti itu, Rico pun menghentikan kekehan nya, lalu meraih kedua tangan Reina dan menggenggam nya erat.
"Reina, aku serius dengan pernikahan ini. Aku juga gak ada niatan buat ceraikan kamu. Sama seperti kamu, aku juga tidak mau menikah 2 atau 3 kali, cukup satu kali, bagi ku pernikahan itu sakral Reina, aku tidak mau merusak nya hanya karena hal sepele "
"Jadi, maksud mu kita akan menjalani hubungan ini? dengan kehidupan masing-masing??"
Rico diam, ia tidak menjawab pertanyaan Reina.
Sedangkan Reina menatap Rico dengan tubuh yang tegang. Entah mengapa ia merasa suasana nya sangat tegang.
"Aku belum bisa pastikan sayang, tapi yang jelas aku nyaman berada di dekat kamu. Aku harap Kamu juga merasakan hal yang sama" ucap Rico.
'Kamu benar om, tidak hanya nyaman, tapi aku sudah jatuh hati pada mu!' batin Reina.
Rico menatap wajah istri nya yang sedang melamun. Rencana jahil terlintas di benaknya.
Segera saja Rico mendekatkan wajah nya ke wajah istri nya. Sebelum Reina sadar, bibir mereka sudah bertautan.
Reina tersentak kaget saat merasakan lembutnya dan hangatnya bibir tebal Rico. Bukan nya menjauh, ia malah menutup mata nya.
Setidak nya ini normal terjadi dalam sebuah pernikahan. Rico bersikap seolah ia sudah jatuh hati pada Reina, dan hal ini sangat di hargai oleh Reina.
Saat Rico akan bertindak lebih jauh, Reina membuka mata nya kembali. Tangan Rico sudah membuka 2 kancing baju tidur Reina.
Reina mendorong dada Rico pelan.
"Ehey....Tidak secepat itu perguso" kata Tiara dengan senyum menyeringai nya. Ia tahu jika suami tua nya itu sudah terbawa suasana dan sedikit bergairah.
"Ada apa Honey? Kamu gak suka yah? atau aku kurang hot?" tanya Rico dengan nada lebay nya, suaranya juga terdengar sedikit tercekat. Meskipun Rico berusaha agar terlihat biasa saja.
"Sorry Om, aku belum siap, kamu tahu sendiri kan, aku masih sekolah dan tidak mungkin hamil di saat masih sekolah" jelas Reina.
Rico sedikit geli mendengar jawaban istrinya, namun ia tetap tidak berhenti di situ, ia terus menggoda istri nya yang entah sejak kapan menjadi candu baginya melihat istrinya tersipu malu.
"Kita kan bisa main aman sayang, taro di luar"
"Gila kamu om, aku masih polos, kenapa malah bahas yang begitu!" Reina menatap Rico horor.
"Gak papa lah sayang, biar cepat pintar dan yah, kita manja manja an berdua setiap saat" Rico kembali mendekat kearah istri nya, tapi Reina malah mendorong tubuh suaminya agar menjauh dari nya.
"Sorry om, tapi aku belum siap, aku harap kamu bisa lebih bersabar, setidak nya sampai aku lulus Sma"
Rico memasang wajah sedih, ia sedih karena malam pertama nya dan istri tertunda satu tahun.
Awal nya Reina merasa tidak enak, tapi ia tahu Rico hanya sedang berpura pura sedih.
Ia melihat bibir Rico membentuk lengkungan senyum jahil, Reina pun menebak suaminya sedang mengerjainya.
"Om jahat ih, aku mikir beneran sedih!!"
Reina memukul bahu Rico, ia juga menggelitik pinggang Rico yang ternyata sangat tidak tahan jika digelitik.
Rico langsung mengelinjang, tawa nya pecah saat tangan Reina yang lihai menggelitik pada pinggang nya.
"Ampun sayang, ampun, aku sudah tidak tahan lagi, sayang ampun!!"
Reina tidak peduli, ia terus menyerang pinggang Rico. Pria itu sudah berguling di lantai, tapi Reina masih belum mau berhenti.
Reina baru berhenti, ketika mendengar suara ketukan pada pintu kamar mereka.
Tuk! Tuk!
Tuk!! Tuk!!
Reina dan Rico menatap kearah pintu kamar mereka.
"Biar aku yang buka" kata Rico.
Reina mengangguk, membiarkan Rico yang membuka pintu.
"Maaf tuan mengganggu waktu nya, tapi saya di suruh sama nyonya besar untuk memanggil tuan dan Nona turun ke bawah."
Rico mengangguk pelan.
"Iya bi gak papa, saya dan istri saya akan turun sebentar lagi"
"Baik tuan"
Rico kembali menutup pintu kamar setelah art nya pergi.
"Ada apa?" tanya Reina.
"Mami sama papi manggil kita turun"
"Oh yaudah, aku mau ke kamar mandi dulu. Kamu turun duluan aja om" balas Reina sembari beranjak masuk ke kamar mandi.
Rico mengangguk pelan, lalu turun ke bawah menemui kedua mertuanya.
"Pi, mi" sapa Rico.
Dani Putra Anggara, dan Hesta Anggara, adalah papi dan mami Reina Anggara yang kini berubah menjadi Reina Alaska.
"Rico, sini nak duduk" Hesta menepuk sofa di samping nya.
Rico mengangguk pelan, menurut dengan perintah mami mertuanya.
Tak lama kemudian Reina pun turun, lalu bergabung dengan suami dan kedua orang tua nya.
"Ada apa mi, manggil kita?"
Dani memperbaiki posisi duduk nya, lalu menatap putri dan juga menantu nya.
"Papi sama mami, mau ke luar negeri. Menjenguk nenek kamu yang lagi sakit"
"Aku ikut dong!" sela Reina.
"Gak bole sayang, kamu kan harus sekolah. Bentar lagi ujian Lo" jelas mami Hesta.
"Tapi aku mau ikut mam"
"Mungkin akan sedikit lebih lama di sana, setidaknya sampai nenek kalian sembuh" lanjut Dani menjelaskan.
"Terus, Aku di tinggal aja di sini?"
"Kamu kan ada Rico, yang jagain kamu" ujar Hesta.
"Tenang aja mi, Pi, masalah Reina biar aku yang urus. Nanti setelah Reina libur, kami akan menyusul kalian ke sana."
"Tuh, kamu denger kan. Setelah libur, Rico akan ajak kamu ke sana" kata Hesta.
Wajah Reina tetap cemberut, ia juga ingin ikut bersama mami papi nya, ia juga sangat merindukan nenek nya.
"Yaudah deh, terserah mami Papi aja"
"Tenang aja, kamu gak bakalan aku makan kok, paling dielus dikit"
Mata Reina melotot, bisa bisanya Rico berkata begitu di depan orang tuanya.
Dani dan Hesta malah terbahak mendengar candaan Rico. Sedangkan Reina merasa sangat malu.
...----------------...
Hari ini adalah hari keberangkatan mami sama papi Reina.
Gadis itu terlihat sangat sedih di tinggal oleh mami papi nya.
"Reina ikut lah mi, Pi. Masa di sini sendirian"
"Eh, terus aku kamu anggap apa?" sela Rico cepat.
"Ih, mana bisa di tinggalin sama kamu. Abis aku nanti"
"Kaya aku makan orang aja"
Dani dan Hesta tertawa kecil melihat perdebatan putri dan juga menantunya.
Melihat bagaimana cara Rico memperlakukan putri nya, Dani dan Hesta menjadi yakin dan percaya. Reina akan bahagia hidup bersama Rico.
"Ayo sayang"
"Iya sayang"
Dani dan Hesta melambaikan tangan pada Reina dan juga Rico.
"Mami sama papi pergi dulu yah sayang" kata Hesta.
"Jaga Putri papi yah Rico"
Rico mengangguk pasti, tentu saja ia akan menjaga Reina, istri cantik dan manis nya.
" Tentu Pi, aku pasti akan menjaga nya"
"Kalau bisa buat berbadan dua yah" celetuk Hesta bercanda.
"Mami!!!!"
"Hahahaha...." Kedua orang tua itu berbalik melangkah menuju ke ruang tunggu, tawa renyah mereka membuat Reina semakin mengerut.
"Berbadan dua? ah sepertinya tidak buruk"
Reina menatap sinis kearah Rico yang mulai dengan omongan ganjen nya.
"Gak usah mulai deh om, mau aku masuk kan ke dalam mesin cuci??"
Rico bergidik ngeri, istri mungil nya benar benar mengerikan.
Setelah mengantar mertua nya ke bandara, Rico mengajak Reina pergi ke sebuah taman.
"Mau ke mana om?" tanya Reina.
Rico menoleh, ia tidak menjawab, hanya tersenyum manis.
"Ih, di tanya bukan nya jawab. Malah senyum senyum gitu!"
Reina menatap ke luar kaca mobil, melihat hiruk pikuk jalanan yang terlihat macet.
"Berhenti!!!!!!!!!!!!!!!"
Rico yang terkejut langsung menghentikan mobil nya, ia menoleh pada Reina.
"Ada apa?"
Reina yang menatap ke luar kaca langsung memutuskan untuk turun dari mobil.
"Eh mau kemana?????" teriak Rico yang juga buru buru turun dari mobil, lalu mengikuti istri nya yang berlari kearah cafe.
Reina melabrak sebuah meja yang di tempati oleh cowo dan cewe yang seperti nya sepasang kekasih.
"Oh jadi begini yah, kamu di belakang aku!"
"Reina?" cowo itu kaget, ia langsung mendekat kearah Reina dan ingin menjelaskan semuanya.
Rico datang, ia tidak ikut campur. Rico hanya berdiri dan membiarkan Reina menyelesaikan masalahnya.
"Aku gak percaya ini Adam, ternyata kamu?"
ucapan Reina terhenti, karena cewe yang tadi duduk bersama Adam mulai bersuara.
"Dia siapa sayang?"
Reina sangat emosi di buatnya, ia mengambil gelas minum orang itu, lalu menyiramnya ke muka Adam.
"Hey!!" marah selingkuhan Adam.
"Mulai hari ini, kita putus!!!!"
"Hey Rei, dengerin aku dulu aku bisa jelasin!!!" Adam berusaha mendekati Reina yang sudah berbalik dan melangkah pergi.
Rico menghalangi Adam, ia tidak mau istrinya di ganggu lagi sama pria brengsek itu.
"Apaan sih Lo om!"
"Mulai hari ini, kamu jangan ganggu Reina lagi!" ucap Rico Tegas.
"Lo siapa, gak ada hak buat ngatur ngatur gue!"
"Tidak perlu kamu tahu siapa saya, yang penting kamu jauhi Reina!"
Rico pergi menyusul istri nya yang sudah kembali masuk ke dalam mobil.
Reina menangis, hatinya terasa sangat hancur saat ini. Ia tidak menyangka jika Adam, kekasihnya tega mengkhianati cinta nya.
"Hiks....Hiks..."
Rico masuk ke dalam mobil, ia melihat istrinya menangis tersedu sedu.
Rica paham, istri nya sangat mencintai pria itu.
"Udah, pria brengsek seperti dia tidak usah di tangis kan"
Reina tidak menjawab, ia hanya memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil, menghindar dari tatapan mata Rico.
Tidak tega dengan kondisi istri nya saat ini, Rico akhirnya memutuskan untuk membawa istri pulang.
...----------------...
Sesampainya di rumah, Rico menyuruh Reina beristirahat di kamar. Ia tahu istri nya pasti membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya.
"Kenapa dia jahat banget sih!"
"Aku kan gak pernah khianati dia, ini juga karena perjodohan!"
"Ihhhh!!!"
Sambil menangis, Reina melempari semua barang barang yang ada di sekitarnya ke sembarang arah.
Rico masuk ke kamar, ia kaget melihat kamarnya sudah persis seperti kapal pecah.
"Ya ampun sayang, kenapa jadi kaya gini???"
"Udah deh diem!!! semua laki laki sama aja, gak cukup satu cewe!" ucap Reina memaki maki Rico.
"Aku gak salah, tapi mala aku yang di marahi".
"Arrrrr!!!!!!"
Reina mencak mencak di atas ranjang, hatinya benar benar terasa sakit saat ini.
Sedangkan Rico hanya bisa bersabar dan yah, melihat betapa hancurnya hati seorang Reina.
Berangkat sekolah, Reina di antar oleh Rico. Pukul 6.15 Rico sudah membangunkan istri nya.
"Aduh, selain om banyak bacot, ternyata om bawel banget. Ini masih jam 6.15 dan aku harus bangun!"
Rico tersenyum menatap istrinya yang sedang mengomel tidak jelas seperti itu.
Di mata Rico istri nya semakin hari semakin cantik, tingkahnya semakin lucu dan menarik.
"Honey, jarak sekolah mu itu sangat jauh dari rumah kita. Jadi kamu harus bangun pagi dan bersiap ke sekolah agar tidak terlambat."
"Tapi ini terlalu pagi om!"
"Tidak sayang, ini sudah tepat untuk kamu bangun. Sudah pergi mandi sana!"
Reina merenggut kesal, ia berjalan malas masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Reina pun segera memakai seragam sekolah nya, lalu turun ke bawah.
Reina menarik kursi meja makan di depan Rico, lalu menduduki nya.
Raut wajah Reina masi di tekuk masam.
"Ini non, sarapan nya" ucap bi nana.
"Makasih bi"
Tanpa bersuara Reina memakan nasi goreng kesukaan nya.
Sedangkan Rico hanya minum kopi dan roti lapis.
"Gak makan nasi?" tanya Reina dengan suara datarnya. Walaupun terpaksa menikah, tetap aja Reina harus memperhatikan Rico. Apalagi sekarang status pria itu adalah suaminya.
"Aku gak biasa sarapan nasi, Roti saja sudah cukup" jawab Rico.
Reina hanya mengangguk pelan aja, ia tidak bersuara lagi.
"Kamu udah siap?" tanya Rico. Jam sudah menunjukkan pukul 7.15.
"Sudah"
"Yaudah yuk!"
Rico berjalan lebih dulu ke depan rumah, ia menyapa supir pribadinya yang tengah memanaskan mesin mobil dengan senyuman.
"Pagi pak" sapa supir itu sopan.
"Pagi juga pak Harto" balas Rico. Ia masuk ke dalam mobil lebih dulu, menunggu istri nya di dalam.
Sementara Reina malah sibuk mengantar piringnya ke dapur lalu berpamitan pada bi nana.
"BI aku berangkat dulu yah, itu piring sama gelas nya udah aku taro, bi nana bisa langsung cuci aja"
"Aduh, biar bi nana aja yang ambil non, kenapa non malah mengantarnya"
Bi nana merasa tidak enak, majikan muda nya ini selalu seperti ini. Sama seperti mami nya, selalu membantu pekerjaan nya jika dia ada di rumah.
"Gak papa lah bi, belajar jadi wanita" kekeh Reina.
"Yaudah ah, aku mau berangkat ke sekolah dulu yah"
"Iya non, hati hati yah"
"ok bi...."
Wanita paru baya itu menatap kepergian non mudanya dengan senyum hangat. Majikan nya berhasil mendidik putri tunggal mereka menjadi anak yang baik hati dan rendah hati. Tak ada kesombongan dalam diri Reina.
"Pasti sangat bangga memiliki anak seperti nona muda"
...----------------...
Reina berjalan santai keluar rumah, melihat mobil Rico sudah terparkir di depan rumah menunggu kedatangan nya.
"Cepat honey, nanti kamu bisa terlambat!" seru Rico.
"Iya iya bawel deh!"
Reina masuk ke dalam mobil, ia menaruh tas nya di atas pangkuan nya.
Mobil pun melaju meninggalkan rumah besar yang terlihat seperti istana.
Dalam perjalanan, Reina sama sekali tidak mengeluarkan suara, sama seperti saat makan tadi.
"Sayang" panggil Rico.
"Hmm..."
"Kok diem sih"
"Karena gak ngomong "
Rico mendengus kesal, ia menarik lengan istri nya pelan agar istri nya lebih dekat dengan nya.
"Aduhh...Om apaan sih, kenapa narik narik sih!"
"Yah abisnya, kamu ngeselin banget!" kata Rico.
Pak supir mengendarai mobil dengan sangat pelan, ia takut jika ia lebih laju nanti boss nya jadi terganggu.
"Pak kok jalan nya pelan banget!" protes Reina.
"Ini udah laju non, soalnya lagi macet"
Reina melihat ke luar jendela, sama sekali tidak padat. Ia mulai curiga, ini pasti kerjaan suaminya.
"Kalian bersekongkol kan!" tuding Reina menatap Rico dan pak supir bergantian.
"Enggak non, ini emang lagi macet kok" kila pak supir.
Reina menghempaskan tubuh nya kesal ke sandaran jok mobil.
Sebentar lagi mereka akan sampai di sekolah Reina.
"Nanti berhentinya agak jauh dari gerbang sekolah yah" kata Reina.
"Loh, kenapa non?" tanya pak supir.
"Iya sayang, kenapa gak sekalian di depan kelas aja?" sambung Rico.
"Enak aja, entar teman teman aku mikir apa???"
"Yah pasti mereka berpikir bagaimana menjadi seperti kamu, di antar oleh pria tampan seperti ku" sahut Rico narsis.
"Narsis kmu om"
"Ih beneran tahu sayang, lihat aja kalo gak percaya."
Reina menggelengkan kepala, ia tidak mau jika Rico mengantarnya sampai ke gerbang sekolah.
"Udah berhenti di sini saja!!!" titah Reina.
"Loh ini masih jauh sayang"
"Gak papa, aku turun di sini saja"
Pak supir pun menepikan mobil dan berhenti sesuai yang di inginkan Reina.
"Tunggu Sayang!" tahan Rico saat Reina ingin membuka pintu.
"Apa lagi? nanti keburu ada yang lihat Lo"
"Kamu pulang jam berapa? aku harus tahu dan harus jemput kamu"
"Gak papa, aku bisa pulang naik taxi nanti" tolak Reina.
"Gak boleh, kalo aku meeting, maka pak Harto yang akan menjemput kamu"
"Yaudah deh terserah" balas Reina.
"Tunggu beb"
"Aduh apa lagi sih, om mau buat aku terlambat huh? ini udah jam berapa coba" Reina menggeram suaminya ini benar-benar membuatnya naik darah.
"Kamu lupa yah honey, bagaimana caranya berpamitan dengan suami?"
"Maksudnya?" Reina malah bingung.
"Tadi sebelum berangkat kerja, istri aku mengecup tangan ku dan juga pipi ku" ujar pak Harto menceritakan rutinitas suami istri.
Reina yang mendengar cerita pak Harto malah bergidik geli
"Udah tua masih aja gitu" sindir Reina.
"Dari pada masih baru, gak ada gitu" balas pak Harto.
Lama lama supir Rico Reina ceburkan ke dalam kolam renang. Sejak tadi tingkah nya ngeselin banget.
"Biarin wek!!!"
Reina buru buru keluar dari dalam mobil lalu berlari masuk ke dalam lingkungan sekolah.
"Yah, gak dapat deh!" lenguh Rico kecewa.
"Sabar ajalah pak, nama nya juga nikah sama anak muda"
"Maksud kamu apa pak Harto, saya sudah tua gitu?"
Pak Harto langsung menggeleng cepat.
"Bukan begitu maksud saya pak. Maksud nya sama anak SMA, kan masih labil pak"
"Ngeles aja terus yah" dengus Rico.
Fyuu...
Pak Harto menghembuskan nafas lega, beruntung ia bisa menjawab dengan tepat. Jika tidak mati lah dia.
Setelah memastikan Reina masuk ke dalam sekolah, Barulah Rico menyuruh supirnya untuk pergi.
3 hari bersama mu, membuat ku merasa berbeda Reina. Kamu memang bukan tipe ku, tapi kamu mampu membuat aku nyaman dan ingin selalu di dekat mu.
Wanita yang sebelum nya sangat aku cintai, sekarang mulai tak terlihat di benak ku, bahkan aku merasa tak lagi memiliki rasa padanya.
Kau harus menjadi milik ku selamanya sayang.
Rico tersenyum, matanya melihat kearah luar kaca mobil, tapi pikiran nya melayang ke wanita yang sudah sah menjadi istri nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!