NovelToon NovelToon

terpikat pria tampan amnesia

amnesia.

seorang gadis cantik dengan santai mengayuh sepeda, ia memang terbiasa pergi dan pulang dengan sepedanya.senja itu tampak indah dengan rona jingga menghiasi langit biru.

Zira baru saja pulang mengajar les matematika dari rumah pak lurah, ia memang seorang guru honorer namun ia cukup di segani karena Budi pekerti nya yang ramah dan sopan, ia tidak pernah mempermasalahkan soal gajih yang terpenting baginya adalah ia bisa memberikan ilmu pengetahuan untuk anak anak di desanya.

Zira menghentikan Kayuhan nya saat tiba tiba rantai sepeda nya lepas.

"duh, ada ada saja nih rantai nya malah lepas..."

ucap zira memasang standar untuk membenarkan rantai sepeda nya, namun netra nya tertuju pada sebuah mobil yang keluar dari lokasi dimana tak jauh dari danau di desa itu.

keadaan cukup sepi karena waktu memang sudah senja, zira tak memperdulikan hal itu ia kembali mengayuh sepedanya, namun lagi lagi netra nya tertuju pada danau tersebut.

Zira mengernyitkan alisnya saat melihat sebuah mobil terperosok ke dalam danau tersebut, zira yang merasa penasaran pun akhirnya mendekati danau tersebut.

Zira berjalan mengendap mendekati mobil tersebut, mata nya celingukan melihat keadaan sekitar.

tidak ada satupun orang yang lewat, Zira semakin mendekat dan tercengang saat melihat seorang pria berada di dalam mobil tak sadarkan diri, dan yang lebih membuat panik adalah mobil tersebut tiba-tiba berjalan dan masuk lebih dalam ke danau.

"astaga...dia bisa mati...!"

ujar zira kelimpungan, lalu mulai berpikir.

gegas ia mengambil ponsel jadul nya.

"halo pak....!"

Zira langsung menelpon bapak nya yang berada di rumah.

"ada apa ra?"

tanya Ahmad yang hendak pergi ke mushola karena sebentar lagi adzan berkumandang.

"tolong pak, bapak datang ya ke danau dekat sawah yang memanjang itu...?"

ujar zira sambil membuka sepatu nya.

"ada apa ra?"

tanya Ahmad khawatir dengan putri satu-satunya itu.

"cepat, zira tunggu sekarang juga. jangan lupa bawa motor sama satu orang!"

ujar zira membuat Ahmad mematung namun bergegas ia memanggil adik nya untuk ikut dengan nya mendatangi lokasi tersebut.

Zira mondar mandir di dekat danau itu, memperhatikan mobil yang semakin terperosok ke dalam, ia harus segera menolong pria itu kalau tidak mobil akan semakin masuk ke dasar, dengan berbekal ilmu menyelam nya zira memberanikan diri menceburkan diri ke dalam danau tersebut.

zira berenang ke dalam danau dan mendekati mobil tersebut, gegas zira menghentakkan kakinya memegang mobil tersebut, kaca mobil tersebut terbuka hingga memudahkan air masuk dan membawa nya ke dasar namun cepat zira membuka mobil tersebut dan menarik pria itu.

Zira memperhatikan kondisi pria itu masih berdetak jantung nya, gegas zira menariknya ke atas dasar sungai dengan terengah.

"astaga zira....!"

ujar Ahmad yang baru saja tiba dan melihat zira keluar dari danau menyeret seorang pria.

gegas Ahmad dan Reza menolong zira menarik pria itu.

"apa yang terjadi zira?"

tanya Ahmad memperhatikan pria itu wajahnya penuh lebam.

"Zita enggak tahu, cerita nya panjang...!"

ucap Zira terengah. lalu menekan perut pria itu namun tak ada pergerakan pria itu masih tak bergeming.

"paman, kasih dia nafas buatan biar sadar...!"

ucap Zira memerintah Reza yang sebenarnya seumur dengan nya.

"enggak bisa Ra, kamu saja!"

ucap Reza menolak karena memang ia tidak tahu bagaimana caranya.

"ya sudah, bapak saja!"

ujar zira membuat Ahmad bengong.

"nanti di marahin sama ibu!"

ujar Ahmad membuat zira bingung tak mengerti.

"kamu saja sebentar...!"

ucap Ahmad memberikan izin karena Ahmad pun sama seperti Reza yang tidak tahu caranya, sementara zira sendiri paham karena ia memang pernah mengikuti pelatihan renang hingga mengerti bagaimana caranya melakukan pertolongan pertama pada korban tenggelam.

"ah bapak..."

keluh zira yang terpaksa melakukan hal itu.

Zira memperhatikan wajah tampan pria itu,alis nya yang tebal serta hidung nya mancung, bak pangeran tampan dari negeri dongeng.

dengan nafas tersengal dan jantung yang berdetak kencang zira mendekati wajah pria itu, mendekatkan bibir nya yang mungil pada bibir pria tampan itu.

jantung nya semakin tak karuan saat dua buah benda kenyal itu menempel, dengan segala kewarasan gegas Zira melakukan nafas buatan.

tak berselang lama pria itu membuka mata dan tercengang saat melihat seorang gadis cantik berada di hadapan nya, Zira gegas menarik bibir nya saat pria itu membuka mata dan tersedak mengeluarkan air dari perutnya.

Zira langsung menjauh dari pria itu dan menghampiri bapak dan pamannya.

"Anda baik baik saja?"

tanya Ahmad mendekati pria itu.

namun netra nya tertuju pada zira dengan penampilan yang basah, ia sendiri bingung dengan keadaan sekitar.

"kalian siapa? aku Dimana?"

tanya pria itu melihat keadaan sekitar.

"kami berada di desa x..jauh dari kota, apa yang terjadi?"

tanya Reza, namun pria itu tak menjawab.

"nama kamu siapa?"

tanya Ahmad, pria itu tak menjawab. ia malah meringis merasa kan kepalanya yang berdenyut nyeri hingga ia tak sadarkan diri.

gegas Ahmad dan Reza membawa pria itu ke rumah karena keadaan juga sudah mulai gelap.

**

"astaga, zira ibu enggak ngerti. kamu enggak takut dedemit nyelam ke danau jam segini?"

tanya Rumi saat mereka sampai dan menceritakan kejadian itu.

Ahmad terpaksa membawa pria itu kerumahnya, menuggu sampai pria itu sadar dan kembali mengintrogasi nya nanti, ia sendiri sebagai wakil di desa langsung memberikan laporan pada lurah tentang kejadian itu.

"takut Bu, tapi kasihan kalau zira enggak tolong, kalau nanti mati gimana? sementara malaikat tahu kalau zira bisa berenang dan menolong nya, suatu saat nanti pasti zira di tanya juga...!"

ucap zira membuat Rumi menggeleng kan kepalanya.

"kalau orang itu orang jahat bagaimana?"

tanya Rumi membuat zira tertegun.

"ah ibu takut terjadi hal yang tidak di inginkan nanti nya...!"

ucap Rumi melihat Ahmad masuk ke dalam rumah.

"mudah-mudahan saja tidak Bu, bapak sudah laporan sama pak lurah, nanti beliau akan datang!"

ucap Ahmad senyum melihat putri cantik nya.

"putri bapak memang hebat..!"

ujar Ahmad mengelus pucuk kepala zira yang tersenyum.

beberapa waktu kemudian, Zira menoleh ke arah kamar dan melihat pria itu menggeliat.

gegas zira menghampiri pria itu.

"kamu sudah sadar?"

tanya zira duduk di kursi dekat ranjang.

pria itu tak menjawab, wajah nya dingin tanpa ekspresi.

"kepala kamu masih sakit? aku akan panggil mantri untuk memeriksa keadaan mu.."

ujar zira lalu beranjak dari duduknya namun tangan pria itu menahan gerak nya.

"apa yang terjadi? kenapa aku tidak bisa mengingat siapa aku?"

ujar pria itu membuat zira tertegun.

Zira dan pak Ahmad memperhatikan mantri memeriksa keadaan pria itu.

"benturan keras di kepala nya, membuat nya mengalami amnesia. tidak mengingat kejadian di masa lalu. namun ingatan itu akan kembali pulih seiring berjalannya waktu. hanya tidak boleh di paksakan karena itu akan menyakitkan..."

ujar Mantri membuat semua orang yang berada di rumah itu tertegun.

bersambung..

ayo lanjut..... terimakasih yang sudah mampir 😍😍😍

Abang, mas atau apa?

Atas persetujuan dari pak lurah, pria itu di izinkan untuk tinggal sementara waktu di rumah pak Ahmad.

"biar nanti dia tinggal di kamar samping saja, di sana kan ada kamar mandi nya."

ucap Ahmad, ia sendiri bingung karena pria itu tak ingat apa apa. mau di antar ke keluarga nya juga Ahmad dan yang lainnya tidak ada yang kenal.

Zira sendiri mendelik memalingkan wajahnya melihat ibunya manyun lalu pergi masuk ke dalam.

"lambat laun juga nanti dia akan ingat hanya tidak bisa di tentukan kapan waktunya..."

ucap mantri lalu memberikan obat.

sementara pria itu hanya diam tanpa menjawab penuturan mantri.

"ibu.... kenapa?"

tanya zira menghampiri Rumi yang berada di belakang.

"kamu tuh ada ada aja Ra, kalau udah gini kan repot. mana enggak ingat apa apa.

nama aja dia lupa!"

"ya namanya juga orang Amnesia Bu, kalau ingat nama ya bukan Amnesia...!"

ujar Zira mengambil alih cucian piring yang menumpuk.

"kalau enggak kita tolong kasihan Bu...."

ucap zira sambil mencuci piring.

"bantuin orang terus, kita kapan di bantu nya.."

keluh Rumi, kehidupan mereka memang cukup sulit karena hanya mengandalkan gajih suami yang hanya seorang wakil di desa itu.

dulu saat zira kuliah di kota, Rumi berjualan nasi uduk di rumah namun karena usianya yang sudah tua ahmad melarang nya untuk berjualan lagi, untung lah zira pintar hingga ia mendapat kan beasiswa.

"kan tiap hari di bantu Sama Allah Bu, jangan kupur ah bu kita harus banyak bersyukur, kalau di posisi pria itu. kita juga mengharapkan bantuan dari orang."

ucap zira senyum memeluk ibunya.

"doa kan zira ya supaya bisa jadi PNS, dan merubah kehidupan kita agar lebih baik..."

"amin...."

ucap rumi tersenyum.

ke esok kan hari nya...

pagi pagi sekali zira sudah bangun untuk memasak sarapan dan membersihkan Rumah.

Zira juga sudah membersihkan kamar yang berada di samping rumah yang akan di tempati pria asing itu.

zira mengetuk pintu kamar pria itu, namun tak ada jawaban.

"pak, coba bapak lihat dia sudah bangun apa belum?"

tanya zira lalu duduk di kursi meja makan.

semalam Ahmad langsung menyuruh nya istirahat setelah mantri pulang, agar esok kondisi nya lebih baik.

"nak....apa kamu sudah bangun.?"

tanya Ahmad mendorong pintu yang tidak terkunci.

terlihat pria itu tengah duduk di ranjang kecil sambil menatap jendela terbuka yang menampakkan pemandangan sawah menghampar hijau, pantas semalam begitu ramai suara binatang sawah menemani tidur nya.

"ayo sarapan dulu nak, ini hari Minggu!"

ucap Ahmad dan di anggukan oleh pria asing itu.

Zira tersenyum saat melihat pria itu keluar dari kamar nya, Rumi sendiri berusaha bersikap ramah seperti permintaan Ahmad.

"ayo sarapan dulu.....!"

ucap zira sedikit bingung harus memanggil nya apa.

"ada nasi goreng...kamu suka nasi goreng?"

tanya zira sedikit canggung.

"suka, Aku rasa seperti itu!"

ucap pria itu sambil berpikir, entah bagaimana rasanya ia juga lupa.

"ya sudah, makan lah. aku sudah menyiapkan kamar mu yang berada di samping, untuk sementara waktu sampai ingatan mu kembali pulih tinggal lah bersama kami...!"

ucap zira tersenyum simpul.

"terima kasih, aku akan merepotkan..."

ucap pria itu menunduk.

"tidak apa-apa, jangan sungkan kalau kamu butuh sesuatu katakan saja, nanti pak lurah akan mencari informasi orang hilang"

ujar zira sambil meletakkan nasi goreng ke dalam piring lalu menyodorkan nya pada pria itu.

setelah selesai makan, zira membereskan meja makan dan membawa piring ke dalam wastafel.

membiarkan pria itu duduk di kursi makan sendiri karena Rumi dan Ahmad pergi keluar.

"apa yang bisa aku lakukan disini?"

tanya pria itu membuat zira kaget.

"kamu....? apa ya, aku juga bingung...kamu duduk saja, karena pekerjaan rumah sudah beres..."

ucap Zira lalu melanjutkan pekerjaan nya, sementara pria itu kembali duduk di kursi memperhatikan zira dari belakang.

gadis cantik itu tampak berbeda dengan kebanyakan perempuan lain yang ber-make up. apa perempuan di desa memang berdandan seadanya.

perempuan itu tampak sederhana dengan dress muslim yang ia kenakan serta kerudung segitiga berwarna coklat.

"aku akan membawa sebagian baju mu ke kamar sebelah, di sana kamar nya cukup luas dengan kamar mandi di dalam nya."

ujar zira berjalan masuk ke dalam kamar.

"aku bantu, m nama kamu siapa?"

tanya pria itu menatap wajah ayu milik zira yang polos.

"nama Ku zira...m, aku harus memanggil mu apa? Abang? mas atau apa?"

tanya zira memperhatikan pria itu, ia juga bingung.

"aku juga tidak tahu..."

ucap pria itu tertegun.

"ya sudah, aku panggil apa ya?"

tanya zira sambil berpikir.

"m, aku panggil Abang sajalah, karena aku bingung tidak tahu nama mu..."

ucap zira senyum kecil, pria itu tampan. entah apa yang terjadi dengan nya hingga ia terperosok ke danau.

Ahmad memperhatikan zira dan pria itu membawa beberapa pakaian serta selimut ke kamar yang berada di samping.

"aku sudah membersihkan kamar ini....kasur nya juga agak besar....!"

ucap zira terkekeh kecil membuat pria itu terpukau melihat lesung pipi diwajahnya.

"ini kamar siapa?"

tanya pria itu memerhatikan zira memasang sprei berwarna biru muda.

"dulunya ini kamar kakak ku, tapi sekarang beliau kerja di negeri seberang bersama istri nya...!"

"oh sudah menikah?"

tanya pria itu duduk di kasur busa Tersebut.

"sudah, aku dua bersaudara...apa kamu ingat sesuatu?"

tanya zira menatap wajah pria itu lekat.

wajah nya sedikit lebam, seperti bekas di pukuli.

"aku tidak ingat apa-apa, ingatan terakhir ku adalah saat seorang perempuan mencium Ku..."

ujar pria itu membuat Zira membeku sejenak lalu berkata.

"aku memberikan mu nafas buatan, bukan mencium mu....!"

ujar zira dengan wajah memerah karena malu.

"bagaimana bisa kau menolong ku? kata pak Ahmad kamu yang menarik Ke atas permukaan. padahal aku berada di dalam mobil....!"

ujar pria itu diam diam mengagumi sosok gadis sederhana itu.

"aku bisa berenang, dulu aku pernah mengikuti pelatihan menyelam karena aku menyukai olahraga itu, tapi sekarang sudah tidak lagi dan berkat ilmu itu aku bisa menolong mu."

ujar zira keluar dari kamar itu di ikuti pria itu.

"kenapa?kamu mau kemana?"

tanya zira.

"aku juga tidak tahu, apa aku harus terus berada di dalam?"

tanya pria itu memperhatikan zira yang berpikir.

"aku tidak tahu, tapi karena hari ini libur. aku biasa pergi ke peternakan...."

ucap Zira dan di anggukan oleh pria itu.

"apa di sini tidak ada alat berat untuk menarik mobil ku yang masuk ke dalam danau?"

ujar pria itu membuat zira tertegun.

untuk menyewa penderek membutuhkan uang banyak, sementara ia baru saja menabung.

bersambung....

hilang.

di sebuah rumah besar seorang pria tua tengah menunggu kabar dari anak buah nya mengenai cucu kesayangan nya yang hilang dua hari yang lalu.

"bagaimana apa kamu sudah menemukan Ali?"

tanya Wisnu duduk di kursi kebesaran nya.

"kami belum menemukan keberadaan tuan muda, tuan besar. kami juga tidak bisa melacak keberadaan mobil tuan muda..."

ucap asisten Wisnu menunduk.

"aku khawatir sekali dengan Ali, terakhir aku melihat nya tergesa-gesa. ia bahkan meninggalkan ponsel nya dan sekarang ia tidak ada kabar sama sekali...!

apa kamu sudah menanyakan ke pacar Ali...?"

tanya Wisnu.

"kami sudah menanyakan nya pada nona Gisel, namun beliau juga tidak tahu..."

ujar asisten kembali menunduk.

"lanjut kan pencarian, aku khawatir terjadi apa apa dengan Ali...!"

"baik tuan besar...Kami akan terus mencari keberadaan tuan muda...!"

ucap asisten Wisnu lalu undur diri.

Ali adalah cucu satu satunya Wisnu, ke dua orang tua Ali mengurusi perusahaan nya yang berada di luar negeri.

Ali sendiri seorang CEO di perusahaan besar kota itu, ia memiliki kekasih yang bernama Gisel, Gisel merupakan seorang model terkenal yang tengah naik daun.

beberapa hari ini Gisel sibuk, terakhir berkomunikasi juga sekitar tiga hari yang lalu.dan ia sempat tidak percaya saat mendengar kabar bahwa Ali sudah dua hari ini tidak pulang.

"Gisel aku mencintaimu, bukan hal yang sulit untuk ku menyingkirkan Ali....!"

ucap seseorang Tempo dulu pernah mengancam nya.

Gisel mengigit bibirnya merasa khawatir dengan keadaan kekasih nya itu.

"kenapa sel?"

tanya Rena membuyarkan lamunannya.

"Ali hilang sudah dua hari ini ia tidak pulang?"

ujar Gisel dengan wajah gelisah.

"hilang gimana sel?"

tanya Rena tak mengerti.

"kemarin asisten kakek nya Ali datang ke apartemen ku dan menanyakan keberadaan Ali, mereka bilang Ali tidak pulang sudah dua hari ini tidak ada kabar, ponsel nya ia tinggal di kamar. pantas beberapa kali aku telpon tidak ada jawaban...!"

ujar model cantik itu menceritakan.

"oh gitu... Terus gimana?"

tanya Rena.

"enggak tahu, aku khawatir karena Niko pernah mengancam ku...?"

"mengancam bagaimana?"

tanya Rena tak paham, namun ia mengenal siapa Niko. ia adalah sutradara ternama.

"dia bilang akan menghilangkan nyawa Ali kalau aku menolaknya..."

ucap Gisel menggeleng kan kepala nya mengingat satu malam yang ia habiskan bersama Niko.

"oh gitu, berbahaya kalau seperti itu. kamu kasih tahu kakek nya Ali saja!"

ujar Rena, Gisel menggeleng kan kepala nya.

"itu sama saja bunuh diri....!"

gumam gisel lalu melanjutkan pekerjaan nya.

***

pria itu memperhatikan danau tempat dimana mobil nya tenggelam, ia dan zira sengaja mampir ke danau itu. mungkin saja ada jejak jejak yang bisa mengingatkan nya pada sesuatu.

"aku melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam keluar dari danau ini dengan kecepatan tinggi..."

ujar Zira membuat pria itu tertegun.

mencoba mengingat sesuatu namun ia malah merasa pusing.

"sudah...."

ucap zira saat melihat pria itu memijat keningnya.

"ayo kita lanjutkan perjalanan saja...."

ucap Zira mendekati sepedanya.

"jangan memaksa jika itu membuat mu sakit, pelan pelan saja bang...!"

ucap zira dan di anggukkan oleh pria tampan itu.

"apa kamu terbiasa menggunakan sepeda?"

tanya pria itu, Zira membonceng dibelakang.

"ya, aku sudah biasa sambil olahraga saja...!"

ucap Zira ragu berpegang pada pinggang pria itu.

"pegangan saja, tidak apa apa zira...!"

ucap pria itu tersenyum.

sebelum pergi Ahmad sempat menanyakan keadaan pria itu karena pria itu belum sembuh betul setelah kejadian kemarin.

"saya baik baik saja, hanya ingatan saya yang sedikit terganggu... saya juga bosan di rumah terus pak....!"

"ya sudah kalian hati hati ya!"

ucap Ahmad mengizinkan mereka pergi.

Zira dengan canggung memegang kaos Milik pria itu, tubuh nya wangi maskulin entah wangi dari mana padahal di rumah tidak ada sabun beraroma itu.

mungkinkah pria ini bukan orang biasa? siapa sebenarnya pria ini?

gumam zira sendiri, tak lama mereka sampai di peternakan milik orang kota, dan Reza lah yang di percaya mengelola peternakan itu.

"hai Zira, kamu....!"

ucap Reza tersenyum.

"bagaimana keadaan mu, sudah baikan?"

tanya Reza pada pria itu.

"aku sudah lebih baik, terima kasih sudah menolong ku..!"

kata pria itu menunduk.

"bukan aku yang menolong mu, zira. kalau dia tidak bisa berenang mungkin kami akan kesusahan membawa mu ke atas karena aku sendiri tidak bisa berenang..!"

ujar Reza terkekeh.

"terima kasih zira....!"

ucap pria itu menoleh ke arah Zira.

"ya, kamu sudah berterima kasih..."

ucap Zira lalu menghampiri salah satu sapi lalu memberinya makan rumput hijau.

"apa ini peternakan milik mu?"

tanya pria itu.

"bukan, peternakan ini milik orang kota, dan mereka tinggal di luar negeri, jarang sekali kemari bisa terhitung dalam waktu dua tahun hanya satu kali datang, mereka orang sibuk dan mempercayakan peternakan ini pada ku..."

ucap Reza dan di anggukan oleh pria itu.

"ayo kita lihat cara memeras susu sapi, zira sudah bisa?!"

ucap Reza mengajak pria itu masuk ke kandang.

terlihat zira tengah tersenyum memijat susu sapi, pemandangan yang indah bagi pria itu.

Zira terlihat manis saat memeras susu sapi.

"kamu mau coba?"

tanya zira sambil terkekeh.

"ah kamu nawarin dia....?"

tanya Reza melirik pria itu sekilas.

"ya memang nya kenapa? jangan mikir macam macam..."

ucap zira membuat Reza langsung nyengir.

setelah selesai belajar memeras susu sapi dan bermain di peternakan, keduanya memutuskan untuk pulang, Zira tidak percaya bisa berboncengan dengan pria asing yang terkena amnesia.

"bang, berhenti dulu. aku mau lihat anak-anak mandi...!"

ucap zira melihat anak anak tengah mandi di sungai dengan air yang masih jernih.

"air nya masih jernih ya, di sini alamnya masih asri belum terkontaminasi limbah pabrik..."

ujar pria itu menoleh kearah zira yang tengah mentertawakan anak anak yang bercanda.

"cantik....."

gumam pria itu.

"pabrik hanya ada di kota, di sini tidak boleh ada limbah pabrik yang mengotori alam..."

ucap Zira masih menatap anak anak yang riang gembira bermain dengan air.tak Sadar sejak tadi pria itu memperhatikan nya.

"zira, apa kamu tidak takut padaku?"

tanya pria itu.

"maksudnya, takut kenapa?"

"bagaimana kalau aku bukan orang baik baik... yang mungkin saja aku ini seorang pencuri atau perampok?"

ujar pria itu membuat zira menoleh ke arah nya.

"kalau kamu bukan orang baik, semoga kejadian ini merubah kamu menjadi orang baik, jika kamu perampok? apa yang mau kamu ambil dari rumah ku? di rumah hanya ada tv barang berharga kami, kalau di jual juga tidak akan laku. paling laku dua puluh ribu?!"

ucap Zira terkekeh kecil.

"aku hanya mencoba memberi pertolongan berusaha menjadi orang baik meski aku belum bisa menjadi orang baik, aku membantu sebisa yang aku bisa. terserah bagaimana mereka menanggapi nya, aku tidak ada Niat lain selain ingin menolong mu, berpikir baik aja semoga apa yang aku pikirkan juga demikian"

ujar zira membuat pria itu terpaku, gadis yang baik ketulusan terpancar dari senyuman manisnya.

zira sendiri merasa canggung saat pria itu menatap nya lekat, netra kedua nya bertemu.tanpa sadar telah terjadi ketertarikan satu sama lain.

bersambung...

terima kasih yang sudah mampir 😍😍

boleh berkomentar ya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!