New york..
Hujan deras berjatuhan membasahi sepanjang jalan dan juga seorang wanita muda yang sedang berlari dengan cepat. penampilan wanita itu sangat sederhana. ia mengenakan kaos dan di lapisi jaket berbahan jeans serta celana panjang berwarna hitam.
Dengan langkah yang sangat cepat ia tiba ke tempat tinggalnya yang adalah sebuah apartemen mewah. di aparteman itu ia tinggal bersama suaminya yang sudah di nikahi selama dua tahun.
Wanita cantik yang berusia 24 tahun itu memiliki nama Rose Florencia, sejak menikah dengan seorang tuan muda berasal dari keluarga kaya raya yang bernama Lucas Hamilton berusia 30 tahun, ia tidak pernah menjalani hidup rumah tangga yang harmonis.
Rose yang sudah tiba ke depan pintu apartemennya lalu ia membuka pintu dan ingin melangkah masuk. saat ia baru menginjak selangkah ia melihat pakaian wanita dan pria berserakan di lantai ruang tamu itu. hatinya hancur bagaikan di sambar petir. tentu kejadian ini bukanlah pertama kali bagi dirinya.
.
Rose berjalan menuju ke salah satu kamar yang tak lain adalah kamar yang biasa dia gunakan. ia berdiri di depan pintu dan melihat suaminya sedang mengoyangkan pinggul menikmati hubungan dengan wanita lain di atas kasur miliknya.
"Aaarrgh...Lucas, kalau kau masih tidak berhenti bagaimana kalau istrimu pulang dan melihat semua ini?" tanya wanita itu yang sedang mengerang nikmat dengan gesekan yang di lakukan oleh Lucas.
"Biarkan saja! ini juga bukan pertama kalinya aku bercinta di kamar ini, dan dia sudah melihatnya berkali-kali," jawab Lucas yang sedang melakukan pergerakan tanpa berhenti.
"Apa kau tidak terlalu kejam melakukan ini padanya? dia adalah istrimu?"
"Walau kami adalah suami istri itu hanya di atas kertas. kami tidak saling mencintai. bagiku dia tidak berguna sekali. selama ini aku mempertahankan pernikahan ini hanya demi orang tua ku saja," jawab Lucas yang sedang bergerak maju mundur sambil menekan pinggang wanita itu.
Rose yang sedang berdiri di pintu kamar telah mendengar setiap ucapan suaminya itu dengan perasaan hancur yang tidak bisa bayangkan lagi. bukan hanya kali ini Lucas sudah terlalu sering membawa wanita pulang ke rumah dan bercinta di kamar dan kadang di sofa ruang tamu.
"Kenapa dia masih tidak tahu malu ingin bertahan di sini?" tanya wanita itu.
"Tanpa kami keluarganya tidak akan mampu membayar hutang, orang tuanya menjual anak perempuan sendiri dan menikahkan denganku. sekeluarganya sangat tidak tahu malu sama sekali. lagi pula orang tuanya sudah lepas tangan. mereka juga mengatakan terserah apa yang ingin ku lakukan padanya, mereka hanya akan menutup sebelah mata."
"Ternyata pernikahan kalian tidak berbedanya dengan bisnis," jawab wanita itu yang berada di bawah Lucas.
"Semua adalah baji.ngan, keluargaku juga bukan manusia, menikahkan ku pada pria ini dan kemudian mengusir ku setiap kali aku pulang, kenapa semua orang yang di sisi ku tidak ada yang baik," batin Rose.
Rose berjalan menuju ke kamar sebelah dengan mengeluarkan air mata, menutup pintu dan duduk di lantai dengan perasaan hancur.
"Aku adalah Rose Florencia tidak menyangka nasibku bisa begitu buruk, keluargaku menjual ku kepada keluarga bajin.gan itu, selama ini aku sudah berusaha dan menerima atas perlakukannya padaku. tapi kesabaranku dan kebaikkan ku dia sia-siakan begitu saja," gumam Rose.
Rose yang merasa penuh dengan kebencian lalu ia bangkit dan berdiri, kemudian beranjak dari kamarnya dan masuk ke kamar yang di mana suaminya sedang melakukan hubungan intim dengan wanita lain.
Rose membuka pintu dan lalu membanting dengan kuat ke arah dinding.
Brakk...
Suara hentakan yang kuat mengejutkan Lucas dan juga wanita itu.
"Apa kau sudah gila ya?" tanya Lucas dengan kesal dan menghentikan aksinya.
"Iya, aku sudah gila, bahkan lebih gila dari sebelumnya," bentak Rose yang menghampiri suaminya dan langsung melayangkan tangannya dengan kuat ke wajah suaminya itu.
Plak...
" Aarghh...," jerit Lucas yang merasa sakit dan masih dalam kondisi di atas tubuh selingkuhannya itu.
"Kenapa mau menamparnya? kau sangat keterlaluan," bentak selingkuhan itu dengan kesal dan masih berada di bawah posisi pria itu.
"Kau tidak ada berhak memarahiku, dasar murahan," bentak Rose yang mendorong suaminya sehingga jatuh ke lantai.
Brugh...
"Auukh...," pekik Lucas terhempas ke lantai dalam kondisi telanjang.
"Hei...*******, pantas saja suami mu tidak menyukaimu, kau begitu kasar," ketus wanita itu yang berubah posisi duduk.
" Jal*ng? siapa yang jal*ng sebenarnya? kau sangat tidak malu, pela.cur!" ketus Rose yang menampar kuat wajah selingkuhan suaminya itu.
Plak..
"Aarghh," jeritannya yang kesakitan akibat tamparan kuat sehingga mengeluarkan darah di sudut bibirnya.
Rose yang merasa kesal menarik rambut selingkuhan suaminya dan beranjak dari kamar menuju ke pintu utama.
"Lepaskan aku! dasar wanita bodoh," teriaknya yang ikuti langkah Rose dengan terpaksa.
Rose menarik rambut wanita itu yang dalam kondisi tanpa sehelai benang dan menghampiri pintu keluar.
"Kau sangat suka menjual diri dan mengoda suami orang, dan dengan beraninya kau melakukannya di kamarku," bentak Rose dengan memutar gagang pintu dan lalu membuka pintunya dan kemudian ia menendang selingkuhannya keluar dari apartemennya.
"Aaarghhh...," teriakan wanita itu yang merasa malu karena tanpa pakaian dan di lihat oleh para tetangga di sana.
"Biarkan aku masuk!" teriakannya yang ingin melangkah masuk akan tetapi di hadang oleh Rose yang sedang berada di pintu
"Apa kau malu? wanita seperti mu tidak akan merasa malu, aku adalah istri sah dari Lucas Hamilton dan kau adalah wanita pengoda suami orang. biarkan semua orang di sini melihat seluruh tubuhmu itu yang sangat kotor," ketus Rose dengan merasa kesal.
"Dasar wanita tidak tahu malu."
"Dasar pengoda suami orang."
"Lempar saja dia!"
Cemohan dan ejekan tanpa berhenti tetangga yang di sana. mereka kemudian melempar telur ke arah selingkuhan Lucas Hamilton.
"Aaarrghh...," teriakannya yang merasa malu sehingga berjongkok sambil menutupi wajah dengan ke dua tangannya.
"Rose, apa kau sudah gila ya?" bentak Lucas yang menarik Rose masuk ke dalam dan menutup kembali pintunya.
"Iya, aku sudah gila karena harus bertahan dan bersabar selama dua tahun, apa kau masih tidak puas menyiksaku? Lucas Hamilton, jangan karena keluargaku menjual ku padamu kau bisa seenaknya menyakitiku," bentak Rose dengan kesal.
"Rose Florencia, apa kau tidak sadar diri, bahwa dirimu itu sama sekali tidak berharga bagiku, bahkan wanita di luar sana lebih menyenangkan darimu," ketus Lucas.
"Dan kenapa kau ingin menikahiku di saat itu? kau bisa menolaknya," bentak Rose.
"Kalau bukan demi orang tua ku yang mengenal keluargamu mana mungkin aku mau menikahimu," jawab Lucas dengan nada tinggi.
"Kau adalah bajin.gan."
"Rose Florencia, apakah kau begitu mencintaiku sehingga bertahan menghadapi ku? tentu saja, karena selain aku tidak akan ada pria lain yang menyukai wanita miskin sepertimu," kata Lucas dengan menyindir.
"Kau tidak perlu bersikap sombong! selama dua tahun ini aku tidak mengunakan sepersen uang darimu. aku bekerja dan membiayai semua kebutuhanku sendiri. jadi, walau tanpamu aku juga bisa hidup," bentak Rose dengan nada kesal.
"Itu memang sudah seharusnya kau mencari biaya sendiri! kau bukan tanggung jawabku sama sekali. dari pada aku membiayai mu lebih baik aku memberi uangku kepada wanita di luar sana," ketus Lucas dengan nada kesal.
"Kau adalah seorang pria yang tidak berguna, selama ini uang mu hanya dari keluargamu. kau tidak bekerja sama sekali. tanpa mereka kau juga bukan siapa-siapa," teriak Rose dengan kesal.
Lucas yang mendengar hinaan istrinya ia pun langsung mencengkeram leher istrinya itu dengan erat.
"Kau begitu berani menghinaku. Rose Florencia, kau juga tidak sehebat apapun, keluargamu semuanya sangat hina demi uang mereka menjual putri sendiri. dan putri mereka sama sekali tidak berguna bagiku," ketus Lucas yang mengcengkeram leher istrinya dengan semakin erat.
"Aarrgh...," jerit Rose yang berusaha meronta dan kemudian dia mencakar wajah suaminya.
Srek...
"Aarrgh...," teriakan Lucas yang kesakitan dan melepaskan gengamannya.
"Uhuk...uhuk..."
"Wanita sia.lan," bentak Lucas yang memegang wajahnya yang mengeluarkan darah.
"Lucas Hamilton, aku tidak peduli kalau kau ingin mencari wanita manapun, tapi jangan membawa ke rumah ini dan melakukannya di kamarku!" teriak Rose dengan nada tinggi.
"Kau tidak berhak melarangku! dan kamar itu wanita luar lebih layak mengunakannya dari pada dirimu. seharusnya kau tidur saja di tepi jalan," bentak Lucas yang menarik lengan istrinya keluar dari rumah.
"Singkirkan tangan kotormu!" bentak Rose dengan menendang kaki suaminya itu dan kemudian ia pun berlari masuk ke dalam rumah serta langsung mengunci pintunya.
"Buka pintunya!" teriak Lucas sambil mengedor pintu.
Tuk...tuk...tuk...tuk...
"Buka pintunya! ini bukan rumahmu sama sekali dan aku berhak atas rumah ini," teriak Lucas sambil mengedor pintu dengan kuat.
Tuk...tuk...tuk...tuk...
"Rose Florencia, dengar baik-baik! aku sekarang ingin mencari wanita lain. dan aku akan tidur lagi bersamanya, dari pada harus melihat wajahmu setiap hari," teriak Lucas dengan nada tinggi.
"Pergi saja kalau kau suka! aku juga tidak akan memintamu untuk tinggal. lebih baik kau segera ceraikan aku!" teriak Rose yang berada di dalam rumah.
"Jangan berharap aku akan menceraikanmu, aku tidak mencintaimu dan bahkan aku sangat membencimu. jika bukan karena mu maka aku sudah hidup bahagia bersama Lola," teriak Lucas dengan nada tinggi.
"Kau bisa bersamanya setelah kita bercerai, kau juga jangan terlalu percaya diri. karena aku juga tidak mencintaimu dan merasa jijik denganmu," ketus Rose dengan nada tinggi.
"Selain aku di dunia ini tidak akan ada pria yang mau menikahi wanita miskin sepertimu," bentak Lucas dan tidak lama kemudian pria itu beranjak pergi dengan wajahnya yang masih sedang berdarah.
Sementara Rose.menjadi lemas dan terduduk di balik pintu sambil merasa kecewa dan hancur.
"Kenapa aku harus menikah dengan pria seperti ini, aku ingin sekali pergi tapi si baji.ngan itu sengaja tidak mau bercerai," gumam Rose.
"Sebuah pernikahan yang tidak ada arti sama sekali, dua tahun yang ada hanya kekecewaan. bersabar dan bertahan harus sampai kapan," ucap Rose dengan merasa kesal.
Lokasi penjara besar tempat narapidana menjalani masa hukumannya.
"Aaarrrghh...."
"Aaarrrghh...."
"Aaarrrghh...."
Teriakan tiga orang yang berada di dalam kamar mandi.
Tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana. beberapa narapidana berada di luar dan tidak berani masuk dan mereka pun saling berbisik.
"Tiga orang itu pasti di siksa habis-habisan."
"Mungkin saja bola mata serta ususnya juga dikeluarkan."
"Siapapun yang berani menyinggungnya mereka harus menanggung akibatnya."
"Biarkan saja! mereka bertiga memang sering mencari masalah dengan semua orang di sini. dan sekarang mereka sudah mendapat balasannya."
Tidak lama kemudian seorang pria yang tidak mengenakan bajunya melangkah keluar dari kamar mandi itu. pria tersebut memiliki tatapan iblis yang mampu membuat semua orang yang menatapnya menjadi ketakutan. memiliki tato harimau yang memenuhi seluruh tubuh dan ke dua tangannya. darah korbannya menempel ke tubuh dan juga wajahnya, sementara dirinya bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun.
Tahanan lainnya yang melihat pria itu diam dan tidak berani bersuara serta gemetar di seluruh tubuh mereka. pria itu dikenal sebagai Devil. semua orang yang di dalam penjara sudah sangat kenal dengan sifat pria itu.
"Masih ada yang ingin maju?" tanya pria itu yang memandang ke semua tahanan yang berdiri di sana.
Hanya dengan tatapan mereka sudah ketakutan sehingga ada yang terkencing di celana.
"Ha-ha-ha-ha-ha...kalau tidak ingin seperti tiga orang itu maka kalian harus menjaga jarak dariku!" katanya dengan berdiri diam sambil menaikkan ke dua tangannya dan tidak lama kemudian dia menari merasa senang dan puas setelah menyiksa tiga orang yang di dalam sana.
Sesaat kemudian devil kembali ke tempat kurungannya yang berbeda tempat dengan yang lain.
Setelah dia pergi semua orang yang di sana langsung melangkah masuk ke kamar mandi, karena merasa penasaran dengan apa yang telah terjadi.
Saat mereka melihat kondisi yang mengenaskan yang di alami oleh tiga orang itu, mereka langsung beranjak keluar dari sana sambil muntah karena merasa geli. bagaimana tidak, tiga orang itu harus disiksa habis-habisan dari dicongkel bola mata, memotong telinga, mencabut gigi serta organ dalam yang ditarik keluar dari tubuh mereka. kejadian ini bukanlah pertama kali terjadi, sehingga membuat semua tahanan menjadi ketakutan setiap melihat pria itu.
Devil kembali ke dalam tempat kurungan dan menutup kembali pintunya. ia diberikan kebebasan di dalam penjara. apapun yang ia ingin lakukan maka tidak ada yang berani melarangnya.
Tempat kurungannya berbeda 100 derajat dengan tahanan lainnya, ia tinggal di tempat yang memiliki fasilitas mewah yang terdapat AC, kasur empuk, meja makan, televisi, dan kamar mandi yang dilengkapi dengan wastafel dan cermin.
Tidak lama kemudian petugas yang berjaga di penjara mengantar makanan untuknya.
"Leo Downson, makananmu sudah sampai," kata petugas itu.
Leo Downson lalu membuka pintu besi itu untuk mengambil makanannya.
"Apakah ini semua sesuai dengan pesananku?"
"Iya, silakan dimakan!" jawab petugas dengan sopan dan melangkah pergi.
Leo Downson lalu menyantap makanan di meja makannya, saat ia sedang makan seseorang datang menyapanya dengan sopan.
"Tuan,"sapanya dengan hormat. pria ini adalah anggota Leo yang datang melihat bosnya itu.
"Hm...apa situasinya?"tanya Leo sambil menyantap makanan.
"Perusahaan masih stabil, sebelumnya hampir jatuh dan kemudian nyonya mencari bantuan dan setelah itu dia berhasil."
"Awasi setiap gerak-gerik mereka! mereka sangat bernasib baik tidak jatuh bangkrut." perintah Leo.
"Baik Tuan. Tuan, ada lagi yang ingin ku katakan."
"Ada apa?"
"Nyonya ingin bertemu dengan Anda."
"Bertemu? aku tidak ingin melihat wajahnya."
"Baik Tuan."
"Setiap gerak-gerik Herles Muffis dan Jenice Muffis diawasi dengan ketat!" perintah Leo yang sambil menyantap makanannya.
"Baik Tuan."
Beberapa hari kemudian.
Rose yang baru pulang kerja lagi-lagi melihat pakaian wanita berserakan di lantai. suara de.sahan terdengar dari dalam kamar mandi.
Rose yang sudah bukan pertama kali melihat kejadian itu tetap kesal karena merasa tidak dihargai sama sekali. dirinya pun harus menelan pil pahit melihat suaminya yang lagi-lagi melakukan hubungan dengan wanita lain.
"Aarrghh...lanjut lagi, Tuan.l!"
"Aaarrggh...Tuan, bagaimana kalau istrimu pulang nanti, bukankah dia akan marah?"
"Ha-ha-ha-ha...marah? dia tidak layak, dia bukan siapa-siapa biarkan saja, lagi pula rumah ini adalah milikku, berapapun wanita yang aku bawa pulang dia tidak bisa melarangku," kata Lucas yang sudah didengar oleh istrinya.
"Kalian sangat menikmatinya, bukan? baiklah, aku akan membuat kalian lebih menikmatinya," gumam Rose.
"Lucas Hamilton, karena kau sangat suka menyinggungku maka jangan salahkan aku. kesabaran ku juga ada batasnya, jika kau tidak menghormatiku maka aku juga tidak akan menghormatimu," batin Rose.
Sementara Lucas yang tidak mengetahui rencana istrinya ia masih sibuk dengan aksinya.
"Argh...argh...lanjutkan lagi, Tuan!" pinta wanita itu yang sedang mengerang nikmat dengan hentakan yang d lakukan oleh Lucas.
Lucas melakukan gesekan demi gesekan dengan cepat dan sangat menikmati v*g*na milik wanita itu. ia mengerang nikmat sehingga didengar oleh Rose yang sedang berada di dapur.
Rose mengambil panci dan di isi air kemudian ia menghidupkan kompornya, kemudian ia pun memasak air yang di panci itu.
Setelah beberapa saat kemudian air yang di dalam panci telah mendidih, Rose mematikan kompornya dan kemudian mengangkat panci yang masih panas setelah itu ia melangkah ke arah kamar mandi.
Melangkah perlahan dengan berniat ingin menyirami pasangan hina itu, Rose yang sudah bersabar selama dua tahun akhirnya kesabarannya telah habis, dan tanpa ragu ia ingin menyiram air panas terhadap suaminya dan juga selingkuhannya itu.
Tiba di kamar mandi yang tanpa di tutupi pintu, Rose melihat suaminya sedang melakukan gesekan demi gesekan sambil mengerang nikmat. mereka tidak menyadari jika di saat itu Rose sedang berdiri di depan pintu. karena posisi mereka sedang menghadap ke tembok kamar mandi tersebut.
"Aarrghh....lanjutkan lagi!" de.sahan wanita itu yang sedang berdiri dengan setengah membungkuk. sementara Lucas melakukan gesekan tanpa berhenti dan tidak menyadari jika istrinya mulai melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
"Punya mu sangat nikmat, aku berharap Rose Florencia bisa melihat aku begitu menikmati punya mu," ucap Lucas yang mencapai puncak kenikmatan.
"Pasangan hina, terima ini!" teriak Rose yang menyiram sepanci air mendidih ke arah mereka berdua.
"Aaargghh...."teriakan serentak Lucas dan selingkuhannya yang kesakitan sehingga menarik keluar pusakanya dan sambil berteriak.
"Aaarrrggh...,"teriakan Lucas yang tersiram air panas sehingga melepuh kulitnya di bagian depan dan belakang serta wajah yang terkena ciprakan air panas.
"Aaarrgghh...," teriakan wanita itu yang kesakitan dan sambil menangis.
"Kau sudah gila ya dan ingin membunuh suami sendiri," bentak Lucas yang kesakitan.
"Suami sendiri? memangnya sejak kapan kau menganggap ku sebagai istrimu? kau selalu suka melakukannya dengan wanita lain di rumah. sejak kapan kau pernah peduli perasaan ku sebagai seorang istri?" bentak Rose dengan nada tinggi.
Lucas dan wanita itu mengerang kesakitan yang tak tertahankan dalam kondisi telanjang.
"Cepat bawa aku ke rumah sakit, jal*ng!" teriak Lucas yang kesakitan sehingga tergeletak di kamar mandi begitu juga dengan selingkuhannya itu.
"Berjalanlah sendiri ke sana! karena aku tidak akan mengantar kalian yang adalah pasangan hina ini,"ketus Rose.
"Tolong aku, Nona! bawa aku ke rumah sakit, aku tidak mau cacat!" pinta wanita itu yang sedang menangis.
Wanita itu terluka di bagian punggungnya dan bagian wajah serta payu daranya juga terkena air panas sehingga melepuh. posisinya yang membungkuk dan menghadap ke tembok, saat di siram air panas itu mengenai seluruh bagian punggungnya.
"Kau adalah wanita yang tidak tahu malu, kau sudah tahu dia masih memiliki seorang istri tapi kau malah begitu tidak tahu malu dan melakukannya di rumahku, ini adalah balasan untuk wanita pengoda sepertimu," bentak Rose dengan kesal.
"Lucas Hamilton, kau sangat menjijikan, mulai hari ini aku akan keluar dari rumah ini. jangan berharap aku ingin melihatmu lagi," bentak Rose dengan merasa kesal.
"Kau sudah menyakitiku dan ingin pergi," ketus Lucas yang bangkit dan ingin menyerang istrinya.
Saat Lucas ingin melayangkan tangannya mengenai wajah istrinya, Rose langsung menahan tangan suaminya itu dan kemudian mendorongnya sehingga terjatuh.
Brugh...
"Arrgh...," jeritan Lucas yang kesakitan.
"Kau sangat menjijikan sekali, sudah cukup dua tahun ini aku harus menjadi orang bodoh yang selalu melihat dengan mata sendiri kau sedang bersenang-senang dengan wanita lain di rumah ini. kalau kau tidak menghargaiku maka aku juga tidak akan menghargaimu," ketus Rose yang kemudian melangkah keluar dari kamar mandi.
"Sakit sekali, wajah dan tubuhku pasti cacat," tangisan wanita itu yang kesakitan.
Rose yang sedang emosi ia pun memasukan semua pakaiannya yang di gantung di lemari ke dalam tas miliknya. rasa benci dan kemarahannya sudah pecah dan tak terbendung lagi.
Setelah selesai berkemas ia ingin meninggalkan rumah yang selama ini bagaikan neraka baginya, tidak ada kenangan indah di antara dirinya dengan suaminya itu.
Sementara Lucas dan selingkuhannya masih sedang mengerang kesakitan, Lucas berusaha bangkit untuk berjalan ke ruang tamu dan mengambil handphonenya ingin meminta bantuan.
"Dasar wanita jal*ng, jangan sampai aku mendapatkan mu, aku akan membalas dendam," ketus Lucas yang sedang menekan nomor tujuannya.
Rose yang melangkah keluar dari apartemen itu tidak tahu dirinya haru ke mana, tidak ada tempat tujuan untuknya dan tidak bisa juga kembali ke rumah keluarganya. karena mereka tidak menyambut kedatangannya selama ini. dirinya hanya bisa berjalan sambil merenung nasib buruk yang ia alami selama hidupnya.
"Kemana aku harus pergi? tidak ada tempat yang ingin menampungku. kelihatannya aku hanya bisa mencari kamar yang mau disewa," gumam Rose.
Rose mengeluarkan handphonenya untuk mencari postingan iklan kamar yang mau di sewakan. setelah mencari selama beberapa saat ia mendapatkan ada kamar kosong yang ingin disewakan.
"Untung saja masih ada kamar yang mau disewakan," ucap Rose yang kemudian berjalan kaki menuju ke alamat tujuannya.
"Walau dia tidak mau bercerai, aku juga bisa keluar dari tempat kotor itu, selama dua tahun dia sering membawa wanita yang berbeda pulang ke rumah. dan kini semua itu tidak ada urusan lagi denganku," batin Rose.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!