NovelToon NovelToon

Pembalasan Cinta Sari

Kehidupan yang indah

Tukk. . tuukk. . tukk. .

Terdengar suara langkah sepatu yang perlahan berjalan mendekat, Sari yang sedari tadi menyiapkan sarapan menengok dan melihat ke sumber suara tersebut.

"Kak, sini sarapan dulu sebelum ke kantor. Ade udah nyiapin sarapan kesukaan kakak lho." ucap Sari setelah melihat kakaknya yang datang ke ruang makan tersebut.

"hmmm. . baunya enak banget deh dek, kakak jadi tambah laper deh." Teguh memuji masakan adiknya yang padahal belum ia cicipi sama sekali sembari ia duduk dan meletakkan tasnya di kursi sebelahnya yang kosong.

Sari menyendokkan nasi goreng buatannya di piring Teguh, ia juga menambahkan telor mata sapi dan sosis sebagai pelengkap.

"Dek, hari ini kakak pulang agak malem ya, kakak ada janji temu dulu ama klien kaka." Teguh memulai pembicaraan sembari mulai memakan sarapannya.

" Iya kak, lagipula Ade juga mau pergi ama Doni buat fitting baju pengantin kak." timpal nya sembari menuangkan segelas susu.

"Aduh gak nyangka deh, adekku ini udah mau nikah, kakanya bakalan ditinggalin deh." Teguh tampak manyun.

"Kak, walaupun Ade nanti udah nikah, tapi ade gak akan lupain kaka. Ade bakalan sering nemuin kaka. Lagipula kan rumah Ade nanti gak jauh dari sini ka. Jadi Ade bakalan sering jengukin kaka Sari yang paling ganteng ini." Sari tampak menghibur kakaknya yang manyun sambil memeluk dari belakang.

”Kenapa kalian gak tinggal disini aja si bersama kakak?” tawar Teguh yang masih belum rela berpisah dengan adiknya.

”Ade sama Doni pengin mandiri kak, kalau ade disini terus nanti kalau kakak menikah siapa yang akan jadi nyonya di rumah ini coba. Bisa bisa ade sama kakak ipar berantem terus.” ledek Sari

”Kakak kan gak punya pacar, kalo perlu kakak gak akan menikah biar ade gak kesulitan di rumah ini.”

”Hussh, sembarangan ngomongnya. Kakak harus menikah, siapa yang akan mewarisi semua ini coba kalau bukan anak kakak.” omel Sari.

”Kan masih ada anakmu nanti,”

”Gak bisa, Pokoknya kakak harus menikah dan punya anak.” perintah Sari.

Teguh memang tidak pernah menang jika melawan adiknya itu, adiknya dari dulu sangat keras kepala.

”Kalau kakak takut kesepian, bagaimana kalau mengajak tante Sarah dan Nita tinggal dirumah ini. Jadi kakak gak akan kesepian lagi.” tawar Sari.

”Kakak gak mau, mereka kan sudah kakak kasih rumah bahkan modal usaha, belum lagi tiap bulan kakak masih suka transfer mereka uang karena sudah merawat kamu sementara kakak sibuk mengurus perusahaan dan kuliah kakak. Itu udah cukup, rumah ini hanya bisa ditinggali oleh kakak, kamu ataupun keturunan kita. Kakan gamau ada orang lain yang seperti nyonya dirumah ini.” Jelas Teguh dengan wajah serius.

”Padahal mereka kan juga keluarga kita.” ujar Sari.

”Udahlah, pokoknya mereka sudah cukup dengan yang sekarang mereka miliki. Kakak gapapa disini sendiri, lagipupa kamu bilang akan sering main kesini.”

”Iya, ade akan sering kesini.”

Mereka melanjutkan sarapan mereka setelah ucapan yang keluar dari mulut Sari.

Mereka adalah kakak adik keluarga Jayadiningrat yang sudah yatim piatu karena orangtuanya sudah meninggal akibat kecelakaan.

Sejak Lulus SMA, Teguh terpaksa harus berkuliah sambil menjalankan perusahaan mereka. Untunglah Teguh anak yang pintar dan semenjak SMA dia kadang ke kantor untuk belajar bisnis dari papahnya.

Mereka termasuk keluarga kaya raya. Mereka hidup bahagia dan saling menyayangi walau tanpa orangtua.

Hari itu memang tampak sepi, karena para pekerja sedang libur. Seminggu sekali mereka memberikan libur pada para pekerja secara serentak. Ya, itu dilakukan agar mereka tidak manja dan bisa mengurus sendiri diri mereka. Itu sudah seperti kebiasaan dirumah mereka dari semenjak orangtua mereka masih hidup.

”Dek, kakak pergi dulu ya? nanti salam aja buat Doni.” Teguh berpamitan setelah menghabiskan sarapannya.

Setelah kakaknya berangkat ke kantor, Sari mbereskan meja makan dan mencuci piring kotor di wastafel dapur yang letaknya tidak jauh dari meja makan. Saat piring kotor terakhir di cuci tiba tiba terdengar bunyi Bel rumahnya.

Ting. . tong. . ting. . tong. .

Sepertinya Doni sudah datang menjemputnya, ia pun segera berlari menuju pintu karena sudah rindu dengan kekasihnya itu.

Doni memang bisa langsung sampai di teras rumahnya, karena satpam pasti akan langsung mengizinkan mobil Doni masuk ke halaman rumah. Maklum jarak gerbang rumah Sari dengan teras di rumah utamanya memang cukup jauh mengingat mereka keluarga kaya raya yang rumahnya bak Istana.

Sari sudah mengenal Doni sejak lama, dan setahun yang lalu mereka bertunangan. Sari menerima lamaran Doni, karena Doni mempunyai sifat baik dan juga tulus. Sari merasa sangat di cintai oleh Doni karena selama ini selalu di perlakukan bak tuan putri. Mereka bahkan jarang bertengkar, dan Doni selalu menghargai semua keputusan yang Sari buat. Itulah yang membuat Sari yakin untuk menikah dengan Doni.

Sudah beberapa hari mereka belum bertemu karena Sari dan Doni sama sama sibuk mengurus bisnisnya, sehingga mereka saling merindukan satu sama lain.

Cekkleeekk

Pintu terbuka dan mereka langsung berpelukan.

"Sayang, aku kangen sama kamu, 3 hari gak ketemu aja rasanya kayak 3th." ucap Doni sambil memeluk tunangannya.

"Aku juga kangen sayang." Sari menjawab lembut dan manja.

"Ayo kita berangkat sekarang, kamu udah siap kan?Ka Teguh mana? pamitan dulu sama dia yuk." Doni bicara seraya melepas pelukannya.

"Kaka udah berangkat ke kantornya, jadi gausah pamitan.. lagipula tadi pagi aku udah pamitan koq mau pergi fitting baju sama kamu. "

"Oh gitu,, yaudh kita berangkat sekarang.” ajak Doni sambil mengelus rambut Sari yang terurai.

”Aku ambil tas dulu ya sebentar, kamu mau duduk dulu atau tunggu disini?” ucap Sari.

”Aku tunggu disini aja.”

Setelah mendengar jawaban Doni, Sari langsung bergegas pergi menuju kamarnya untuk mengambil tas. Tak lama kemudian ia sudah berada di depan pintu dimana Doni berada.

”Ayo kita pergi sekarang.” ucap Sari.

Doni megandeng Sari menuju mobilnya yang berada di depan teras, Doni membukakan pintu mobilnya agar Sari bisa langsung duduk di dalam mobil, setelah yakin Sari sudah duduk dengan nyaman kemudian ia menutup pintunya dengan pelan agar tunangannya tidak kaget dengan suara pintu mobil yang tertutup, sementara dia langsung membuka pintu sisinya untuk dirinya sendiri sekaligus pengemudi mobil itu.

Merekapun pergi untuk fitting baju pengantin ke butik yang sudah mereka reservasi sebelumnya.

”Aku bener bener gak nyangka sebentar lagi aku bisa menjadi suamimu. Itu adalah impian aku semenjak aku bertemu denganmu.” ucap Doni yang sedang menyetir sambil tangan kirinya memegang tangan Sari.

”Aku juga gak nyangka, aku beruntung bisa mengenal pria sebaik kamu.” jawab Sari dengan senyuman.

Sepanjang perjalanan mereka selalu tersenyum sambil sesekali bertatapan mesra. Sari merasa bahagia bisa menjadi tunangan Doni, bahkan sebentar lagi akan menikahinya. Ia merasa antusias dan tidak sabar menunggu hari pernikahan mereka.

...****************...

Fitting baju pengantin

Mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan butik mewah bernama HIGHCLAS

Butik itu memang berada di pusat kota Bandung, seperti namanya tempat itu benar benar berkelas. Bangunannya mewah, warna catnya juga cerah. Belum lagi lingkungannya yang bersih dan parkiran yang luas.

Sari dan Doni turun dari mobil, kemudian berjalan sambil bergandengan tangan menuju pintu masuk butik itu.

Pintu butik itu akan terbuka otomatis jika ada seseorang yang berada di depannya, maka dari itu saat Sari dan Doni berada di depan pintu butik itu, mereka tidak perlu repot repot menarik atau mendorong pintunya.

Baru selangkah masuk ke dalam butik, ternyata seorang pegawai sudah tampak berdiri untuk menyambut mereka.

"Selamat datang Tuan dan Nona, silahkan masuk. . Bu Dewi sudah menunggu, mari saya pandu". Sambutan yang ramah dari pegawai butik itu sembari ia mempersilahkan Sari dan Doni masuk.

Bu Dewi adalah desainer sekaligus pemilik butik itu.

Pegawai itu melangkah menuju ruangan VVIP yang sudah dipersiapkan untuk Sari dan Doni. Sedangkan mereka tinggal mengikuti langkah pegawai itu.

Akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang mewah dan mereka melihat banyak menarik dengan baju pengantin mewah dan indah yang sudah berjejer di ruangan itu dengan anggunnya

"Silahkan Tuan Nona" pegawai itu mempersilahkan masuk sembari membukakan pintu.

"Hai kak Sari. "

Sari sungguh terkejut saat melihat pemilik suara itu yang ternyata bukan Bu Dewi, melainkan Nita sepupunya sendiri. Dia adalah anak dari tante Sarah, adik tiri almarhumah Ibunya.

"Lho, Nit. . koq kamu bisa kesini?” Sari tampak keheranan karena dia tidak mengajak Nita, apalagi butik sudah di reservasi sebelumnya sehingga selama ia dan Doni fitting baju, butik tidak akan menerima pengunjung lain.

"Oh, tadi aku emang niat mampir kesini, pas aku mau masuk eh katanya butik nya udah ada yang reservasi selama 3 jam. Aku tanya siapa yang udah reservasi butik mewah ini, ternyata kak Sari dan kak Doni, jadi aku bilang aja ama Bu Dewi buat nunggu sekalian pengen ketemu kaka. Untungnya di bolehin karena aku sepupunya kak Sari, jadi deh sekarang aku disini." Nita tampak menjelaskan panjang lebar sambil melirik ke arah Doni yang tampak melotot terkejut melihat Nita.

"Aku gapapa kan disini ka? aku ga akan ganggu koq, aku cuma pengin liat kaka fitting baju, aku bener bener ga sabar pengen liat kaka pake baju pengantin.” Ucapan Nita yang lembut dan tampak memohon pun berhasil membuat Sari percaya dan membiarkannya berada disitu.

"Nona Sari, mari ikut saya ke ruang ganti." ucap Bu Dewi sambil tersenyum ramah.

"Sayang, aku ke ruang ganti dulu ya?" Sari tampak berpamitan ke Doni yang sedari tadi tampak gugup.

"Iii yaa sayang" jawab Doni tampak gagap.

"Tuan Doni tunggu disini ya? habis fitting dress untuk Nona Sari, nanti selanjutnya fitting jas Tuan ya? "

Sari masuk ke ruang ganti mengikuti Bu Dewi. Dan beberapa perlahan membawa berbagai macama model baju pengantin yang akan di cocokan dengan tubuh Sari, agar saat pernikahan nanti gaun yang dikenakan Sari akan tampak indah dan pas ditubuhnya.

Setelah Sari masuk ke ruang ganti, Doni tampak mendekati Nita dan mencengkeram tangannya dengan kasar.

"Ayo ikut aku." Doni tampak kesal dan menarik Nita ke ruangan lain.

"Aduh, pelan pelan donk beib," Nita meringis kesakitan karena ditarik Doni.

BRRAAAKK

Doni tampak mendorong dan menghimpit Nita ke tembok.

"Udah gila ya? ngapain kamu kesini, kamu mau Sari curiga sama kita hah? "

"Aduh, jangan marah marah donk, kak Sari yang polos itu ga akan tau hubungan kita beib.Otaknya gak akan sampe memikirkan kita ada hubungan." Nita menjawab dengan santai dan manja, sambil tangannya meraba raba wajah dan dada Doni yang bidang.

"Kamu ini nekat banget ya? kalo kita ketauan sekarang, usaha aku bakal sia sia selama ini.Kamu harusnya sabar donk," Jawaban Doni kali ini tampak mulai lembut dan amarahnya yang tadi memuncak mulai hilang karena sentuhan sentuhan Nita yang menggoda.

"Iya beib, aku tahu ini nekat. Tapi aku tuh cemburu dan gak tahan memikirkan kamu mau fitting baju pengantin sama dia, gimana kalo di butik kamu mesra mesraan sama kak Sari, terus kamu jatuh cinta ama dia dan ngelupain semua rencana kita terus kamu ninggalin aku. Aaahh aku ga bisa baya. . . "

ccuuuppp

Nita langsung terdiam dengan sekali kecupan di bibirnya.

"Beib, aku gak akan mungkin begitu. Aku cuma cinta sama kamu, aku lakuin semua ini juga buat kita. Setelah ini semua berhasil, aku akan langsung ninggalin Sari dan menikah sama kamu. Mana mungkin si, aku ninggalin wanita secantik dan sesexy kamu." Doni merayu sembari mencubit hidung Nita dengan mesra.

Nita yang sedari tadi cemburu pun langsung luluh dan melingkarkan tangannya ke leher Doni.

Mereka berciuman dengan intens tanpa menyadari kalo Sari sudah selesai memakai baju pengantinnya dan membuka tirai ruang gantinya untuk menunjukkan baju yang ia pakai apakah sesuai dengan selera Doni atau tidak, namun ia tidak menemukan siapapun disitu. Hanya seorang pegawai yang tampak membereskan beberapa baju.

"Lho, tunangan saya tadi menunggu disini kemana ya?" tanya Sari kepada pegawai butik yang ada di luar ruang ganti.

"Aaah. . tadi saya liat mereka ke ruangan sebelah Nona, sepertinya ada pembicaraan yang penting." Jawab pegawai itu sambil menunjuk ke ruangan dimana Doni dan Nita berada.

Jawaban pegawai itu membuat Sari bertanya tanya keheranan.

Pembicaraan penting? Nita? dan Doni?Memang apa yang mereka bicarakan? Batinnya

Sari ditemani pegawai butik dan juga bu Dewi pergi menuju ruangan itu, para pegawai membantu memegangi gaun Sari agar ia lebih mudah berjalan, mengingat gaun pengantin itu memiliki ekor yang cukup panjang.

Setelah sampai di depan pintu ruangan itu, tiba tiba terdengar suara seperti benda terjatuh.

BRAAAKKK

Hal itu membuat Sari, Bu Dewi dan juga para pegawai kaget dan saling melirik.

”Suara apa itu ya bu?” tanya Sari kaget.

”Seperti suara benda terjatuh kayaknya deh.” Jawab Bu Dewi.

Para pegawai saling berbisik dan bergosip yang sekilas terdengar di telinga Sari.

Apa yang dilakukan mereka berduaan coba?

Kenapa sampai ada suara benda terjatuh? apa mereka melakukan hal itu..

Banyak bisik bisikan pegawai yang Sari dengar, membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Melihat kliennya tampak tersinggung, Bu Dewi langsung menyuruh pegawainya untuk diam.

”Hust, jangan berisik.”

Mendengar perintah bosnya, para pegawai langsung diam. Sari yang tampak sedikit kesal berusaha untuk membuka pintu ruangan itu.

...****************...

Hari H

Pagi itu Nita tampak kesal dan uring uringan di kamarnya, ia terus bolak balik karena merasa cemas dan khawatir.

Sialan, gimana kalo di butik Doni tergoda ama Sari si bodoh itu. Ah, gabisa. . gue harus nyusulin mereka ke butik, gue ga akan biarin Doni sampe melupakan rencana kita dan memilih Sari yang bodoh itu.

Karena rasa khawatirnya itu, Nita berencana menyusul Doni dan Sari yang sedang fitting baju pengantin.

Nita berdandan maksimal di pagi itu karena dia tidak mau kalau kalah cantik dari Sari, setelah selesai berias ia langsung melaju menggunakan mobilnya menuju butik HIGHCLASS. Untungnya, kemarin saat ia dan Doni check-in ia bertanya dimana butik tempat fitting.

Setelah sampai di butik, ia menjelaskan pada pemilik butik itu bahwa ia sepupunya Sari yang sudah reservasi butik itu, ia diminta datang namun ternyata ia sampai lebih cepat daripada Sari.

Pemilik butik terpaksa mengizinkan karena takut ada kesalahan jika mengusir salah satu keluarga dari kliennya.

Nita menunggu kedatangan Sari dan Doni dengan menunggu diruangan VVIP sambil meminum segelas teh yang disediakan pegawai butik dan membuka buka beberapa majalah fashion yang ada di meja.

Tak la kemudian, ia melihat Sari dan Doni datang. Ia langsung menghentikan kegiatannya dan menghampiri sepupunya itu dengan wajah manis dan penuh senyuman.

"Halo kak Sari"

...----------------...

Pintu terbuka dan muncullah Doni dan Nita dari dalam ruangan itu dengan penampilan yang sedikit berantakan.

Sari yang keheranan pun bertanya padanya. Bahkan para pegawai yang tadinya sudah diam pun kembali bergunjing.

Wah liat itu, benar kan mereka abis ngapa ngapain.

Iya gak mungkin ada suara gaduh dan keluar dengan penampilan berantakan kalau gak ada apa apa.

Gila banget ya, belum nikah aja udah berani banget main gila.

Kasian Nyonya Sari, masa calon suaminya sendiri di embat sama sepupunya sendiri.

Mendengar bisikan para pegawai, Bu Dewi langsung melirik dan memelototi para pegawainya. Pegawainya langsung diam melihat bosnya yang sudah sampai memelototi mereka artinya mereka harus diam dan jangan berkomentar lagi.

Sedangkan Sari memilih untuk tidak menghiraukan mereka dan bertanya pada tunangannya itu, apa yang sebenarnya terjadi. Karena Doni adalah pria yang baik, jadi ia sama sekali tidak memperdulikan omongan pegawai yang ada disitu.

"Lho, kalian kenapa acak acakan begitu?" Sari bertanya dengan raut wajah datar dan serius.

"kak, tadi kita itu lagi membicarakan acara buat pernikahan kalian lusa. Tapi saat sedang merencanakan surprise buat kaka, tiba tiba ada kecoak. Nita bener bener takut sama kecoak, makanya tadi kak Doni coba ngusir eh malahan terpeleset ke lantai. Aku yang panik jadinya coba bantuin kak Doni bangun, eh malah yang ada aku ikut jatoh. makanya kita jadi berantakan begini." Nita buru buru menjelaskan sebelum Sari mulai mencurigai mereka.

"Benarkah? dimana kecoak nya. Biar aku singkirkan." Sari menjawab sembari mencari dimana kecoak itu.

"Udah pergi tadi, udah kita lanjutin fitting baju aja yuk?" Doni tampak memotong pembicaraan tentang kecoak tadi tanpa melihat bahwa Sari sudah mengenakan baju pengantin dan ingin menunjukannya pada Doni.

"Aku udah pakai, liat nih bagus gak? pas gak buat aku?" Sari tampak berputar sambil menunjukan gaun pengantinnya yang begitu cantik.

Doni tercengang dan baru menyadari bahwa Sari tampak cantik dan berkelas tidak seperti hari biasanya yang tampak sederhana walau kaya raya.

"Wooouuww, , kamu bener bener cantik sayang, kamu anggun dan elegan." Doni berkata tanpa sadar.

Nita tampak kesal dan hanya bisa berpura pura kagum melihat Sari.

”Iya kakak cantik banget, aku juga akan pakai baju seperti ini kalau menikah nanti.” sindir nya pada Doni.

Mendengar itu Doni langsung batuk tersedak.

Aduh, bisa bisanya dia mau mancing kecurigaan Sari lagi. Batin Doni sambil melirik ke arah Nita.

Nita yang melihat Doni panik langsung tersenyum licik.

...----------------...

Hari itu adalah paling membahagiakan untuk Sari, ia sudah memakai gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan dengan skor yang panjang. rambutnya disanggul modern dan memperlihatkan leher jenjangnya. Ia juga memakai veil putih yang panjang di atas kepalanya.

”Kamu cantik banget hari ini de, ayo kita ke altar.” ucap Teguh pada adiknya yang sedang duduk di ruang tunggu pengantin.

Teguh menggandeng tangan Sari sambil berjalan keluar ruangan tunggu menuju ke altar, Teguh akan mengantarkan adiknya kepada Doni calon suaminya yang sudah menunggu di depan altar untuk naik ke atas altar pernikahan.

Setelah mengantarkan adiknya kepada calon suaminya, Teguh membaur dengan tamu yang lain untuk melihat pengantin berjalan menyusuri Altar untuk mengikat janji suci pernikahan.

Sari dan Doni yang tersenyum bahagia tampak begitu menawan untuk dilihat oleh para tamu undangan. Bahkan semua tamu memuji kecantikan pengantin wanita yang dinilai sangat cantik seperti aktris Korea.

"Dengan ini kalian sudah resmi menjadi suami istri." Penghulu tampak menyudahi dan ditutup dengan ciuman mesra kedua mempelai.

Prook Prrook Prrook

Tamu undangan tampak bertepuk tangan tanda kebahagiaan dan satu persatu mereka mengucapkan selamat pada mempelai.

"Selamat ya dek, Kaka terharu banget dan bahagia atas pernikahanmu dan Doni." Teguh tampak memeluk adiknya sambil berkaca kaca.

"Don, jaga dan bahagiain adek gue ya? awas kalo elu nyakitin dia." Teguh tampak memberi wejangan sembari memeluk dan menepuk pundak Doni.

"Selamat ya nak, mama dan papa harap kalian berdua bisa saling jaga dan selalu bahagia. "

Mama dan Papa mertua Sari tampak memberikan selamat padanya dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Sayang selamat ya?” Mertua Sari menyelamati dengan nada lumayan keras dan memeluk anaknya.

Mertuanya berbisik di telinga Doni, "Selamat ya sayang, semoga rencana kita berjalan mulus hehe"

Mendengar itu Doni hanya mengangguk dan tersenyum licik.

”Selamat ya kak, semoga kalian selalu bahagia."Nita memberikan ucapan sambil pura pura tersenyum.

Sebenarnya ia begitu kesal dan malas memberikan selamat pada Sari dan kekasihnya itu, tapi ia sabar demi rencana yang sudah ia dan keluarga Doni rencanakan.

Nita tampak akrab mengobrol dengan keluarga Doni dan kolega koleganya, begitupun dengan Teguh yang tampak mengobrol dengan para koleganya.

Hari itu Sari begitu bahagia bisa menikah dengan lelaki yang ia cintai dan mencintainya.

Menurutnya hari ini adalah salah satu hari bahagia dalam hidupnya, ia bersyukur memiliki suami yang baik dan penuh perhatian.

Namun, pikiran seperti itu hanyalah pikiran bodoh yang Sari pikirkan. Ia tidak tahu bahwa hari itu adalah hari dimulainya kehancurannya dan juga kakaknya.

Hari itu bukanlah awal kehidupan yang bahagia, namun hari itu adalah awal sebuah tragedi yang mengerikan.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!