Langit kini menampakkan warna yang begitu indah dan mempesona, perpaduan warna jingga dan biru sangat menyejukkan hati seorang gadis yang dilanda gelisah dikala cinta mulai mnyeruak masuk kedalam ruang kosong dalam hatinya yang selama ini senantiasa dijaga.
Bukan perkara mudah untuk menjaga hati ini sebab awalnya ada unsur paksaan yang konsisten kemudian berubah menjadi suatu komitmen pada diri sendiri.
Masih terekam jelas pesan ayah kala itu..
"Bagaimanapun usahamu dalam mendekati seseorang jika dia bukan jodohmu maka ia tidak akan pernah dekat kepadamu, dan bagaimanapun usahamu dalam menjauhi seseorang jika dia adalah jodohmu maka akan ada saja jalan yang membuatnya mendekat kembali padamu" katanya sambil memandangi langit yang sangat indah.
"Jika menginginkan jodoh yang baik, maka perbaiki dulu dirimu, sebab jodohmu adalah cerminan dirimu, sebagaimana dalam Al-Qur'an berbunyi:
'Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (Q.S. An-Nur : 26)'
Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang merupakan teladan bagi umat manusia, orang yang baik dan mulia, tentu memiliki istri yang baik dan terhormat pula" lanjut Ayah menasehatiku.
Bertahun-tahun ku jaga komitmen itu hingga suatu hari pertahananku runtuh sedikit demi sedikit dikala usiaku menginjak 18 tahun, dimana tanpa ku sadari hati yang semula kosong entah sejak kapan mulai terisi oleh sosok seseorang yang asing bagiku.
Aneh bin ajaib kan?! itulah kenyataan yang saat ini ku rasakan. Namun, aku tak ingin langsung menyimpulkan bahwa itu adalah cinta, sebab jodoh tidak serta merta ditandai dengan hadirnya seseorang dalam hati sebelum ijab qabul di lafadzkan. Aku tak ini salah dalam menempatkan hatiku sebelum Allah menentukan takdirku.
Namun, jika memang ini takdir Allah, maka ku harap dia yang telah menempati hati ini adalah jodoh pilihan-Nya.
Inilah kisahku bersama sahabatku, berjalan bersama, saling menjaga, saling mengingatkan, serta saling menguatkan. Hingga pada waktunya kami tiba di suatu titik dimana kami dipertemukan dengan jodoh kami dengan cara yang berbeda.
Tentu itu bukanlah perjalanan yang lurus dan mulus, ada saja duri maupun kerikil yang senantiasa menghiasi perjalanan kami dalam mencapai titik terang diujung sana.
Dan itulah warna yang akan menjadi pengerat kami dengan mereka jika memang merekalah jodoh yang Allah takdirkan untuk kami, namun setidaknya ada ikhtiar dan doa yang senantiasa menyertai perjalanan kami.
-'-
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Perkenalkan saya author yang baru belajar menulis, ini adalah karya pertama saya. Karya ini adalah karya fiksi dari hasil pemikiran saya sendiri, tidak ada unsur plagiat atau sejenisnya. Jika terdapat kesamaan judul, nama, tempat ataupun alur cerita itu diluar kesengajaan saya yang hanya manusia biasa.
Semoga karya ini bisa bermanfaat, mohon dukungannya melalui komentar positif agar saya bisa lebih semangat lagi belajar dan terus belajar dalam membuat karya tulis yang lebih baik dan bermanfaat tentunya.
Terima kasih
Author : UQies
Yasmin Al-Thofunnisa
Seorang mahasiswi jurusan Farmasi di salah satu Universitas di Jakarta. Ia berasal dari Makassar, kedua orang tuanya tinggal di Makassar, ia ke Jakarta untuk kuliah. Saat ini ia berusia 18 tahun.
Memiliki wajah cantik baby face dengan bola mata coklat, hidung mancung dan bibir tipis, tubuh mungil tapi tidak pendek dan tidak tinggi, kulit putih bersih. Memakai hijab syar'i. Memiliki karakter lembut, cerdas dan mandiri.
Ayahnya bernama Syawal, merupakan seorang guru Agama di salah satu SMP di Makassar. Ibunya bernama Hafsah, memiliki toko kue sederhana di Makassar.
Anak pertama dari 3 bersaudara. Memiliki adik kembar bernama Yana dan Yani yang masih duduk dibangku SMP.
Anna Embong Bulan
Seorang mahasiswi jurusan Ekonomi di Universitas di Jakarta (kampus yang sama dengan Yasmin). Ia tinggal di Jakarta tapi karena rumahnya yang lumayan jauh dengan kampusnya membuatnya memilih tinggal di rumah kontrakan yang letaknya tidak jauh dari kampus. Saat ini ia berusia 18 tahun.
Memiliki wajah cantik, bola mata hitam, hidung mancung, bibir berisi, tubuh proporsional lebih tinggi sedikit dari Yasmin, kulit kuning langsat, rambut panjang ikal yang selalu diikat. Memiliki karakter tegas, keras dan berani.
Ayah kandung (dari Toraja) dan ibu kandungnya (dari Jakarta) telah wafat saat ia berusia 8 tahun akibat sebuah kecelakaan yang hanya menyisakan Anna dengan mimpi buruknya. Ia dirawat oleh pamanya (adik kandung ibunya) yang bernama Raziq yang merupakan pelatih bela diri taekwondo di Jakarta. Sedangkan bibinya bernama Rima yang merupakan ibu rumah tangga.
Raziq dan Rima memiliki 3 anak laki-laki yang bernama Dimas, Dika, dan Dito. Mereka bertiga telah menikah dan tinggal terpisah dari kedua orang tuanya.
Yusuf Ar-Razaq
Seorang dokter di Rumah Sakit A di Jakarta. Saat ini ia berusia 28 tahun.
Memiliki wajah tampan, hidung mancung rahang tegas, tubuh tinggi atletis, kulit putih. Memiliki karakter dingin dan kaku karena tak pernah dekat dengan wanita.
Sejak SMP mulai masuk di pesantren hingga tamat SMA.
Ayahnya bernama Hasan (blasteran Arab-Indonesia), pemilik Rumah Sakit A. Ibunya bernama Ulfa (Indonesia asli) seorang ibu rumah tangga.
Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya bernama Fatimah berusia 20 tahun, seorang mahasiswi di Kairo.
Wildan Prasetyo
Seorang manager sekaligus pemilik restoran X di Jakarta yang letaknya tidak jauh dari Rumah Sakit A. Ia merupakan sahabat Yusuf sejak SMP di Pesantren. Kini ia berusia 28 tahun.
Memiliki wajah tampan, hidung mancung kulit sawo matang, tubuh tinggi atletis.
Memiliki karakter humoris, suka ngeselin, tapi penyayang.
Meskipun ia keluaran pesantren tapi ia tidak dingin dan kaku pada wanita seperti Yusuf, meski begitu entah kenapa dia masih saja bertahan dalam kejombloan padahal begitu banyak wanita yang telah mengutarakan perasaan padanya.
Merupakan anak tunggal, ayahnya telah wafat saat ia masih kuliah sedangkan ibunya bernama Sukma tinggal bersama Wildan.
Riska Putri Zainal
Seorang mahasiswi jurusan seni di Universitas yang berbeda dengan Yasmin dan Anna. Ia berasal dari Makassar yang merupakan teman sekaligus tetangga Yasmin, lebih tepatnya teman yang membenci Yasmin karena iri dengan apa yang dimiliki Yasmin, mulai dari kecerdasan, kecantikan hingga keluarga yang hangat. Memiliki karakter licik dan tak mau kalah.
-Bersambung-
Hari perlahan mulai dihiasi dengan lantunan suara indah yang menggemakan ajakan sholat subuh dengan diiringi sesekali dengan suara kokokan ayam.
Hari ini merupakan hari keberangkatan Yasmin ke tanah rantau guna melanjutkan pendidikan yang selama ini ia cita-citakan. Setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah kini ia menuju ke dapur untuk membantu sang ibu menyiapkan sarapan.
"Jam berapa nanti peasawatta' berangkat nak?"
(Jam berapa nanti pesawat kamu berangkat nak?) Tanya ibu sambil menggoreng ayam.
"Insya Allah jam 09.15 bu, tapi harus ka disana 1 jam sebelum berangkat biar tidak buru-buru ka mengurus"
(Insya Allah jam 09.15 bu, tapi saya sudah harus disana 1 jam sebelum pesawat berangkat agar saya tidak buru-buru mengurus). Jawab Yasmin sambil mengaduk-ngaduk nasi goreng dalam wajan.
Setelah semuanya selesai, mereka sekeluarga pun sarapan bersama.
"Ingat ki' nak, nanti kalau disana miki' jaga baik-baik dirita', jaga kehormatan ta' dan keluargata".
(Ingat nak, nanti kalau kamu sudah disana (Jakarta) jaga dirimu baik-baik, jaga kehormatanmu dan keluarga kita) pesan Ayah saat sedang sarapan.
"Fokus kuliah, tidak usah pacaran, kalau ada yang serius langsung suruh dia temui Ayah", lanjut Ayah yang langsung membuat Yasmin tersedak.
Bagaimana tidak, selama ini Ayah tidak pernah mengizinkan Yasmin pacaran, jangankan pacaran, dekat dengan teman laki-laki saja tidak boleh. Tapi kali ini Ayah mulai membahas hubungan laki-laki dan perempuan tersebut, mungkin karena kini Yasmin sudah berusia 18 tahun, usia dimana anak perempuan mulai beranjak dewasa.
Setelah sarapan Ayah, ibu, Yana dan Yani ikut mengantar Yasmin ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Keberangkatan Yasmin diiringi dengan pelukan dan tangis dari Ibu, Yana dan Yani serta Ayah yang sesekali menghapus air matanya agar tidak terlihat.
Ini merupakan kali pertama Yasmin meninggalkan keluarganya dengan jarak yang jauh sehingga membuat keluarga Yasmin merasa berat untuk melepas kepergiannya ke tanah rantau.
Selama di pesawat, Yasmin tampak terdiam melihat ke arah jendela, sesekali ia menyeka air mata yang lolos keluar dari matanya. Untuk pertama kalinya ia akan hidup sendiri jauh dari keluarga, sementara kedua orang tuanya tak dapat mengantarnya sampai ke Jakarta di karenakan kondisi ayah yang saat itu baru pulih dari sakitnya dan ibu harus menjaganya.
Tak terasa, pasawat yang ditumpangi Yasmin telah landing di Bandara Soekarno-Hatta. Ia keluar dari Bandara dan langsung menaiki taksi menuju ke area kos-kosan yang ia dapatkan dari internet.
Karena memasuki gang yang sempit akhirnya Yasmin turun dari taksi dan berjalan kaki menuju ke arah kos yang dimaksud, namun karena kos tersebut ternyata full, akhirnya Yasmin meminta alamat kos-kosan lain yang dekat dengan kos pertama ke ibu kos dan ia pun mendapatkannya.
"Dari sini sekitar 100 meter lalu belok kanan masuk lorong, Bismillah semoga masih ada yang kosong" gumam Yasmin sembari mengingat arah yang disebutkan oleh ibu kos tadi.
Namun saat memasuki lorong yang sepi meskipun masih siang, Yasmin melihat ada beberapa pemuda yang sedang asik merokok di lorong tersebut. Tak ingin berburuk sangka dengan mereka, akhirnya Yasmin tetap memilih untuk melanjutkan jalannya melewati beberapa pemuda tersebut sambil menarik kopernya.
"Maaf mas, permisi saya mau lewat" lirihnya saat ada pemuda yang berdiri menghalangi jalannya.
"Eh ada cewek nih, mau kemana cantik? singgah dulu bareng kita yuk" ucap salah satu pemuda tersebut.
Seketika jantung Yasmin berdebar hebat karena merasa takut.
"Ma-maaf mas, sa-aya lagi buru-buru, temen saya udah nunggu disana" bohong Yasmin terbata sambil menunjuk ke arah depan agar bisa lolos dari para pemuda tersebut.
"Lu bohong kan? lihat tuh hidung lu merah, duh tambah cantik aja" ucap pemuda di depan Yasmin sambil hendak memegang dagu Yasmin namun langsung di tepis kasar oleh Yasmin.
Yasmin memang memiliki sisi unik, dimana ia tak bisa berbohong, saat ia mencoba berbohong hidungnya akan langsung memerah dan gatal. Itu membuat orang akan segera tahu kalau saat itu Yasmin sedang berbohong.
"Jangan coba-coba menyentuhku!" tegas Yasmin nampak mulai marah.
"Ya ela nih cewek galak bener, colek dikit kan ti..." ucapan pemuda itu terputus saat ada suara dari arah belakang mereka.
"Eh disini kamu rupanya, yuk! udah aku tungguin dari tadi juga," ucap seorang gadis yang baru datang dan langsung merangkul pundak Yasmin seolah-olah ia adalah teman yang sudah menunggunya sejak tadi.
-Bersambung-
Yuk dukung karya author dengan like, koment dan vote novel ini agar author lebih semangat lagi update cerita selanjutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!