NovelToon NovelToon

Ayu Sita Sang Penggoda

Di pandang sebelah mata

Brakkk...

Terdengar suara gebrakan tangan di meja sebuah restoran yang sedang di duduki sepasang kekasih. Keduanya nampak terkejut dan melihat kearah wanita dan memandangnya dengan penuh emosi.

"Jadi ini yang kau lakukan di belakangku! Kenapa... kenapa?" Teriak wanita tersebut dengan air mata yang tak hentinya mengalir deras dari mata indahnya.

Lelaki itu bangkit dan segera menarik tangan wanita tersebut. Dengan kasar, ia menariknya dan menghempaskan tubuh wanita itu ke luar restoran.

"Ayu, kenapa kau kemari? Lihatlah pakaian mu itu, aku benar-benar malu!" Bentaknya dengan keras.

Wanita yang baru saja di jatuhkannya, menatap dengan sendu. Ada rasa tak percaya tapi inilah kenyataan.

"Bara, sehina inikah aku di matamu! Aku seperti karena dirimu, aku bekerja keras hanya untuk mencukupi apa yang kau mau. Dan sekarang, apakah aku pantas mendapatkan perlakuan ini." Jawabnya dengan tatapan sedih.

Lelaki itu menggelengkan kepala sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing. Tak lama, wanita yang bersama lelaki itu datang dan memeluknya dari belakang.

"Sayang, jangan hiraukan wanita itu! Ayo kita masuk, aku sudah lapar." Ajaknya dengan nada menggoda.

Lelaki itu mengangguk kepalanya dan meninggalkan Ayu yang terduduk di tanah. Ayu segera meraih kaki lelaki yang di cintai nya sambil memeluk.

"Bara, tolong jangan tinggalkan aku!" Pintanya sambil menangis.

Bara pun terdiam, tapi wanita yang ada di sampingnya langsung menginjak tangan Ayu hingga teriak keras keluar dari mulutnya.

"Aahhhh...sakit...!" Rintihnya.

Wanita itu menyunggingkan senyumnya dan Ayu pun meniup tangannya yang terlihat berdarah.

"Hey, wanita jelek! Kau harus sadar, perbedaan mu dan Bara itu bagaikan bumi dan langit. Dan satu hal yang pasti, aku ini kekasihnya mulai sekarang jauhi Bara!" Gertakan dengan nada di tekan.

Ayu tak menjawab, Ia hanya menangis. Dan menatap kekasihnya pergi dengan wanita lain.

"Semua ini mungkin salahku, aku terlalu bodoh mempercayai bujuk rayunya. Kemesraan selama 3 tahun, bisa musnah hanya dalam satu hari. Dan itupun karena wanita lain yang lebih cantik dariku!" Batinnya yang kecewa.

...

Ayusita Anastasia adalah seorang gadis berumur 22 tahun, Ia hidup sebatang kara dan mengadu nasib di kota Jakarta. Kehidupan yang tadinya ada di khayalan menjadi lebih baik, justru malah sebaliknya.

Ayu dan Bara, sepasang kekasih yang sengaja pindah dari kampung ke kota untuk mengadu nasib bersama. Selama ini Bara menjalani kuliah dan itupun di biayai oleh Ayu karena usaha warteg nya.

Sedangkan Ayu hanya lulusan SMA dan mengikhlaskan impiannya untuk kuliah demi sang kekasih. Semuanya dia lakukan demi masa depan mereka setelah menikah.

Tapi sayang, semua itu hanyalah bujukan dari Bara yang sengaja memanfaatkan rasa cintanya. Dan Bara dengan sengaja membuang wanita yang telah membuatnya menjadi lelaki yang berpendidikan dan punya pekerjaan mapan.

...

Tak terasa waktu sudah menjelang sore, cuaca yang mendung dengan gemuruh petir yang saling bersahutan seakan mewakili hati Ayu yang kacau dan berantakan. Ayu berjalan menyusuri jalanan dan akhirnya hujan pun turun dengan deras.

Ayu terduduk di jalan dan berteriak dengan keras.

"Bara, aku benci kau...!" Teriaknya dengan kencang.

Ayu menangis sejadi-jadinya, tak ada seorang pun yang menegur atau menghampirinya. Setelah sekian lama Ayu terduduk di jalanan, dengan air hujan yang terus membasahi tubuhnya. Ia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah kosannya.

Dengan lemas, Ayu berjalan masuk dan menatap wajah dan tubuhnya di pantulan cermin yang berada di hadapannya.

"Ya, aku memang tidak cantik seperti wanita itu! Tapi, setidaknya kau bisa melihat kebaikan dan ketulusan cintaku!" Tuturnya sambil menangis.

"Aaaaa...! Aku benci wajah ini, aku benci nasib ini dan aku benci kalian semua. Aku berjanji, akan membalas semua perlakuan kalian tanpa rasa ampun!" Tekadnya sambil mengepalkan tangan.

Ayu pergi ke kamarnya dan mengambil celengan ayam jago yang sengaja Ia kumpulan untuk pernikahannya dengan Bara.

"Celengan ini adalah mimpiku dan sekarang dia akan menjadi saksi untuk perubahan di hidupku." Ucapnya sambil membanting celengan tersebut ke lantai.

Prang...Prang...Prang...Prang...Prang...

5 celengan di pecahkan, uang pun berserakan dengan jumlah yang cukup banyak. Dari 20 ribu sampai seratus ribu Ia ambil dengan perlahan.

"Seharusnya, aku membongkar celengan ini untuk pernikahan kita, tapi kenapa celengan ini harus di hancurkan di hari yang paling menyedihkan!" Lirihnya sedih.

Akhirnya Ayu mengambil uang dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai, Ia segera pergi dan menerobos hujan yang belum reda.

Ayu berjalan sambil memegangi tasnya, setelah cukup lama berjalan langkahnya terhenti di sebuah salon kecantikan yang cukup besar. Senyumnya merekah dan Ia pun bermaksud untuk masuk. Tapi sayang, langkahnya terhenti oleh seorang satpam.

"Maaf, salon ini tidak di peruntukan untuk pengemis!" Ucapnya dengan tatapan merendahkan.

"Pak saya bukan pengemis, saya membawa uang dan ingin merubah penampilan saya!" Jawabnya.

Satpam itu menggelengkan kepalanya, apalagi melihat penampilan Ayu yang berantakan dan kotor.

"Tidak bisa, uangmu sama kotornya dengan penampilanmu! Lebih baik kau pergi dan cari salon lain saja." Bentaknya sambil mendorong tubuh Ayu hingga terjatuh.

Ayu pun terjatuh dan mengepalkan tangannya karena kesal.

"Kenapa aku baru sadar, ternyata dunia ini begitu kejam? Sekarang kau bisa hina aku, tapi tunggulah pembalasanku!" Batinnya.

Ayu pun pergi dengan sakit di hatinya, Sudah beberapa salon ia datangi tapi semuanya sama. Hanya cacian dan hinaan yang mereka lontarkan.

Ayu pun merasa lelah, Ia pun terduduk di depan toko sambil menangis.

"Aku punya uang, tapi kenapa mereka menghinaku!" Teriaknya kesal.

Seorang wanita cantik dengan body yang seksi sedari tadi memperhatikan dari dalam toko dengan tatapan iba dan dia pun menghampiri.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya dengan suara yang khas dan sopan.

Ayu pun menoleh dengan mata yang sembab, Ia menatap wanita yang ada di hadapannya dengan kesal.

"Kenapa, apa aku tidak boleh berteduh di tempat ini? Kau tahu, aku punya uang dan aku bukan pengemis!" Teriaknya yang kesal.

Wanita cantik itu nampak tersenyum dan menghapus air matanya.

"Saya tidak bermaksud itu, sepertinya anda sedang ada masalah. Mari masuk, di luar sangat dingin apalagi pakaian kamu basah!" Ajaknya dengan lembut.

Ayu pun terdiam, Ia tak menyangka wanita secantik itu bisa berkata sopan kepadanya. Wanita itu menarik tangan Ayu dan mengajaknya ke dalam.

Ayu melihat sekeliling toko tersebut, dari luar terlihat seperti toko pakaian. Tapi setelah masuk ke dalam, ternyata toko tersebut juga menyediakan tempat perawatan lengkap dengan spa dan sertifikasi nomer satu.

Wanita itu menyuruh ayu untuk duduk. Ia mengambilkan handuk dan secangkir teh hangat.

"Minumlah dan keringkan rambutmu!"

Medicure pedicure

Setelah selesai mengeringkan rambut dan menghangatkan tubuh dengan segelas teh hangat, mereka mulai berbincang dan wanita cantik itu menyambutnya dengan ramah.

"Sepertinya, kau sedang ada masalah!" Tuturnya mengawali pembicaraan.

Ayu Shita terdiam dan Ia hanya menundukkan kepalanya. Wanita itu tersenyum dan duduk di sampingnya. Dia genggam tangan Ayu dan mengangkat kepalanya dengan telunjuk lentiknya.

"Lihat saya, semua masalah pasti ada jalan keluarnya!"

Ayu Shita menatapnya dan tanpa terasa air mata pun jatuh membasahi pipi chubby nya. Wanita itu pun terdiam dan menatap iba, Ia melebarkan tangannya dan memeluk Ayu.

"Menangis lah, jika itu bisa membuat mu lega! Setelah kau tenang, saya akan menjadi pendengar yang baik." Tuturnya kembali.

Ayu Shita terdiam, ia nampak heran karena wanita yang ada di hadapannya bisa selembut ini pada dirinya. Padahal mereka baru pertama kali bertemu.

"Maaf, saya pikir anda akan seperti kebanyakan orang yang menghina karena pakaian dan wajah jelek ini!" Ucapnya dengan suara serak.

Wanita cantik itu pun tersenyum sambil melepaskan pelukannya.

"Kau jangan merendah seperti ini...! Kecantikan bisa di rubah asalkan kita punya uang. Dan menurutku, wajahmu cantik hanya saja kurang polesan." Jawabnya dengan suara menenangkan.

Ayu Shita pun tersenyum dan menatap wanita yang ada di hadapannya dengan kagum.

"Terimakasih, ucapan anda membuat saya tenang! Dan bisakah anda membantu saya, saya ingin cantik dan modis. Saya ingin seperti wanita di luar sana dan mendapatkan cintanya karena kecantikan." Tutur Ayu Shita dengan tatapan penuh harapan.

Wanita cantik itu pun terdiam dan Ayu menggenggam tangannya.

"Please, saya mohon...!" Pintanya.

Wanita itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah, tapi ingat kecantikan bukan berarti kebahagiaan!" Jawabnya sambil melenggang pergi.

Ayu Shita mengerutkan keningnya dan heran. "Kenapa dia berkata seperti itu...? Menurutku, wajah cantik akan membawa kebahagiaan dan bisa menaklukkan hati setiap lelaki!"

...

Setelah cukup lama Ayu Shita menunggu, para pegawai wanita berdatangan dengan seragam khusus. Mereka membawa Ayu ke sebuah ruangan yang di dalamnya ada bathtub yang besar yang sudah diisi oleh air susu dan bunga mawar.

"Masuklah dan kami akan segera membuat tubuhmu rileks!"

Ayu Shita menganggukkan kepalanya dan ia segera melepaskan pakaian. Ia masuk dan berendam, matanya terpejam dan dua pelayan wanita itu memberikan pijatan ringan di tangan dan pundaknya.

"Ah nyaman sekali!..."

30 menit telah berlalu, akhirnya Ayu selesai dan keluar dari bathtub sambil menggunakan bath robesh. Kulitnya yang kusam, sekarang terlihat putih dan bersih. Setelah selesai mereka mengajak Ayu untuk medicure pedicure.

Mulai dari jari tangan dan tak lupa dengan jari kaki. Mereka menambahkan kuteks berwarna merah muda untuk mempercantik hari lentiknya.

Setelah selesai, mereka mulai melakukan perawatan rambut dan tak lupa memotong rambut yang panjang itu menjadi potongan ala Wavy Bob hair dan agar terlihat menawan mereka menambahkan gelombang di rambutnya dengan catokan.

Ayu tersenyum, menatap dirinya di pantulan cermin. Ada rasa tak percaya, rambutnya yang baru menambah kecantikan di wajahnya. Setelah selesai, mereka memberikan perawatan di wajah hingga membuatnya glowing dan cantik.

4 jam telah berlalu, Ayu nampak tertidur saking lamanya menunggu dan karena pijatan tangan yang ringan membuatnya mengantuk tak tertahankan.

"Mbak, semuanya sudah beres!" Ucap salah seorang pegawai salon yang membangunkannya.

Ayu pun terbangun dan Ia menatap wajahnya di cermin. Ada rasa heran dan Ia memegangi wajahnya.

"Apakah yang di cermin itu benar-benar diriku?" Tanyanya tak percaya.

Para pegawai itu pun pergi dan wanita cantik itu kembali. Ia tersenyum dan menghampiri dan berdiri di belakangnya.

"Bagaimana, apakah ini yang kau mau?" Tanyanya.

"I..ini lebih dari ekspektasi saya! Saya benar-benar sudah cantik!" Jawabnya sambil meneteskan air mata.

"Iya kau sudah cantik, tapi ingatlah jangan jadikan kecantikan ini untuk membuat wanita lain menderita. Buatlah kecantikan mu ini, untuk menjadi wanita yang lebih baik lagi." Jawab wanita itu mengingatkan.

Ayu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Meskipun itu tidak sesuai dengan keinginan hatinya, tapi Ia mengangguk karena tak ingin berdebat.

"Maaf, aku tidak bisa! Dendam ku harus terbalaskan, akan ku buat semua lelaki di dunia ini mencium kakiku!" Batinnya yang kesal.

Setelah selesai berbincang, Ayu di berikan pakaian yang cukup seksi dan Ia segera mengenakannya tanpa ragu.

Komplit sudah penampilannya, dari Upik abu sekarang menjadi bidadari. Itulah ibaratnya yang mewakili perubahan Ayu.

Ayu nampak bahagia dan Ia terus memandangi tubuhnya yang cantik di pantulan cermin. Setelah puas, Ayu pun keluar dan menghampiri wanita yang telah menolongnya.

"Berapa bayaran untuk semua perawatan dan pakaian bagus ini?" Tanyanya sambil mengambil tasnya.

"Tidak usah...! Saya hanya menolong, simpanlah uangmu untuk masa depan!" Jawabnya.

Ayu pun terdiam dan nampak tak percaya. Di dunia yang kejam dan penuh siksaan ternyata masih ada orang yang baik seperti wanita yang ada di hadapannya.

"Apakah anda serius? Saya bawa uang kok dan anda bisa melihatnya sendiri!" Jawabnya sambil menyerahkan tasnya.

Wanita itu pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak usah! Saya bukannya menolak rezeki tapi kau lebih membutuhkannya!"

Ayu pun terharu dan Ia segera memeluknya dengan erat.

"Terimakasih, terimakasih...!"

"Iya...!"

Ayu pun melepaskan pelukannya dan wanita itu tersenyum sambil menghapus air mata Ayu dengan tangan lembutnya.

"Ingatlah, jangan sombong karena kecantikan!"

Ayu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Iya saya janji!"

Wanita pun tersenyum dan memberikan tambahan hadiah untuk Ayu berupa tas selempang mewah dan sepatu cantik dengan hills yang cukup tinggi.

"Ini untuk saya...!" Ucap Ayu tak percaya.

"Iya, masa wajah dan pakaian sudah cantik tapi memakai sandal jepit dan menenteng tas seperti itu!"

Ayu pun tertawa bahagia dan Ia pamit untuk pergi. Saking bahagianya, Ia sampai lupa menanyakan nama wanita cantik yang sudah menolongnya.

"Namanya siapa yah? Ah, ya sudahlah...! Lagi pula, wanita itu sudah pergi." Ucapnya sambil berjalan menjauh.

Ayu berjalan dengan anggun dan tak terasa hari sudah menjelang malam. Karena ada rasa takut, Ayu melambaikan tangannya untuk memberhentikan taksi.

Akhirnya taksi pun tiba, Ia segera masuk dan memberikan alamat tujuannya. Sang supir tak bergeming, dia menatap Ayu dari kaca depan dan matanya membulat sempurna melihat kecantikan wanita yang menjadi penumpangnya.

Ayu yang melihat semua itu nampak tersenyum puas, Ia pun memperbaiki duduknya sambil tumpang kaki. Kulitnya yang putih membuat sang supir meneguk Saliva nya.

"Pak, Ayo jalan!" Ucap Ayu yang terlihat bahagia.

"I..iya non! Maaf saya tidak fokus karena melihat kecantikan Nona!" Jawabnya gugup.

Ayu pun terlihat bahagia. "Iya saya memang cantik, tapi maaf yah Pak anda tidak pantas untuk saya!" Jawab Ayu dengan nada sombong.

Pagi yang baru

Raut wajah supir taksi pun berubah mendengar Jawaban dari Ayu sita. Ada rasa tidak senang di hatinya karena bibir pedasnya.

Sang supir pun melajukan mobilnya dengan kencang, tapi ayu tidak goyah. Ia duduk dengan tenang sambil menyunggingkan senyumnya.

"Dasar supir taksi tak tahu diri, sudah jelek masih saja mau menggoda. Dulu kalian perlakuan seperti itu dan sekarang aku bahagia melihat kekesalan kalian!" Batinnya bahagia.

Akhirnya setelah 15 menit berkendara, sang supir menghentikan mobilnya. Ayu membayar ongkos taksi sebesar 300 ribu. Padahal bayarannya, cuma seratus ribu.

"Tuh, ongkosnya dan sisanya bonus untukmu dan terimakasih atas pujiannya!" Tutur Ayu sambil melemparkan uangnya.

Ayu pun keluar dan sang supir terlihat bahagia. Meskipun tadinya, dia kesal tapi melihat tip yang banyak kekesalannya terbayarkan.

Ayu berjalan menjauhi taksi dan menuju kontrakannya. Di depan kosan, seperti biasa banyak pria yang nongkrong sambil bermain gitar. Ayu pun tersenyum dan mulai melangkah dengan gemulai.

Bajunya yang seksi membuat para pria menatapnya dengan terpesona, apalagi bajunya nampak memperlihatkan dua belahan gunung kembar yang membuat para pria itu menelan Saliva.

"Apakah itu benar-benar Ayu?" Tanya salah seorang pria yang ada di sana.

"Iya, tapi kenapa malam ini dia terlihat cantik sekali! Aku baru sadar, jika Ayu seseksi ini dan wajahnya seayu namanya!" Jawab temannya tanpa berkedip.

Ayu pun terlihat bahagia, Ia menghampiri sambil menggigit jari telunjuk di bibirnya sendiri.

"Maaf saya tidak bermaksud menggangu! Oh iya, bagaimana penampilan ku malam ini?" Tanyanya dengan tatapan menggoda.

"Ca...cantik, seksi dan menggairahkan!" Jawabnya mereka tanpa sadar.

"Oh terima kasih...! Jangan lupa nanti sarapan di warteg ku yah, kalau kalian sering makan di sana saya janji akan ada bonus spesial!" Tuturnya kembali.

"Bonus...! Apakah bisa di minta sekarang?" Tanyanya seorang pria sambil berdiri di hadapan Ayu.

Ayu pun tersenyum, Ia menyentuh dada pria itu dan memainkan jarinya di dadanya.

"Apakah sentuhan ini menggairahkan?" Tanya Ayu dengan tatapan menggoda.

"I..iya!"

Ayu memegang dagu pria tersebut dan menatapnya dengan tajam.

"Jika kau menginginkanku, ceraikan istrimu!" Ucapnya sambil melenggang pergi.

Pria itu terdiam sambil memegangi dagunya sendiri. Burung di balik celana pun bangkit dan meronta-ronta.

"Gila..! Baru disentuh seperti itu saja, jaguar ku sudah mengacak-acak celana d***m ku!" Tuturnya sambil berdecak.

Kedua temannya menghampiri sambil menggelengkan kepala.

"Bro, gimana rasanya sentuhan Ayu?" Tanyanya sambil menepuk pundak.

"Lu liat saja, si jaguar ngamuk dan ingin mencicipi daging segar yang terbungkus oleh baju seksinya!" Jawabnya seperti terhipnotis.

Ketiga pria itu terus memandangi tubuh Ayu sampai Ayu masuk ke kosan. Dada mereka berdebar dan ingin rasanya mereka memeluk dan merasakan sentuhan kehangatan dari tubuhnya.

...

Ayu pun masuk ke dalam dan terlihat bahagia. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dengan beberapa jam saja, semua lelaki yang memandang rendah dirinya jadi terpesona.

"Aku masih ingat pria brengsek itu selalu menghinaku dekil dan kumel. Bahkan masakan ku lezat selalu di hina nya dan sekarang dengan sekali gerakan dia terpesona dan akan kubuat kalian membayar semuanya." Ucapnya yang tersenyum puas.

Ayu pun mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Dia pergi ke kamar mandi dan mencuci wajah dan tangannya. Setelah selesai, dia pergi ke dapur untuk menyiapkan bahan masakan untuk wartegnya.

"Aku harus menyiapkan segalanya, aku yakin besok warteg akan lahir karena kecantikan ini!" Ucapnya dengan penuh keyakinan.

Ayu dengan semangat memotong dan menyiapkan bumbu. Setelah selesai, dia mulai memasak karena waktu sudah menunjukkan pukul 04 pagi.

Satu persatu, masakan demi masakan telah ia selesaikan. Ia langsung menatanya dan setelah semuanya selesai ia segera pergi mandi dan menambahkan riasan di wajahnya.

Pagi pun tiba, Ayu mengenakan pakaian yang cukup seksi. Tak lupa, ia menambahkan parfum sebagai tambahan untuk kecantikannya.

"Perfect...!" Ucapnya puas dan bahagia.

Ayu sita duduk santai sambil memainkan handphonenya di kursi biasa tempatnya menunggu pelanggan. Tak lama suara orang terdengar ramai dan mendekat.

Ayu nampak heran dan pemasaran. Ia pun melihat ke arah suara dan tanpa di sangka. Beberapa pria datang menghampiri dengan pakaian rapi. Mereka memesan makanan sambil curi-curi pandang melihat tubuh Ayu yang seksi dan wajahnya yang cantik.

"Ayu...! Pagi ini wajahmu terlihat bersinar seperti mentari yang menghangatkan hariku!" Ucap salah seorang pelanggan.

Ayu pun tersenyum dan Ia memberikan pesanan sambil memegang tangannya.

"Ah...Mas Beno bisa saja! Lagi pula, saya tidak secantik dan seseksi istri mas Beno di rumah!" Godanya.

Pria dengan perut buncit itu pun terlihat bahagia merasakan tangan halus Ayu bersentuhan dengan kulitnya.

"Ayu, aku serius...! Kamu cantik sekali, si Mirna yang gemuk itu kalah dari kamu. Bagaimana, kalau kamu jadi istri keduaku?" Ajaknya.

Ayu langsung menarik tangannya dan pergi menjauh. "Maaf Mas, ayu gak bisa! Ayu gak mau nanti di cap jadi pelakor." Jawabnya dengan nada manja.

"Tidak akan, jika ada orang yang menyebut kami seperti itu panggil saja Mas Beno!" Jawabnya sambil membusungkan dada.

Ayu tersenyum dan para pria yang berada di sana nampak mencibir sambil menatap Pak Beno dengan dengan kesal.

Tak lama, suara wanita dengan lantang dari kejauhan terdengar. Pak Beni yang tadinya membusungkan dada dengan seketika menciut dan tak berani melihat ke belakang.

"Mas, tuh mbak Mirna!" Ucap Ayu sambil tersenyum.

Mbak Mirna pun datang dan langsung menjewer telinga Pak Beno dengan kencang. Mbak Marni menatap Ayu dan keningnya nampak berkerut.

"Oh, jadi gara-gara ini kau datang ke warteg kampungan!" Teriaknya kesal.

Ayu pun mendekat dan menghampiri. "Mbak Marni, maaf loh semua ini bukan gara-gara saya! Mungkin karena masakan di sini sangat enak!" Jawabnya sambil menyunggingkan senyum.

"Eh Ayu, kenapa kau jadi seperti ini? Apa karena warteg gak laku jadi kau sekalian jual diri!" Cibir mbak Marni dengan kesal.

Ayu menggelengkan kepalanya. "Hus hati-hati kalau bicara! Oh iya, barusan Mas Beno mengajak saya untuk jadi istri kedua. Bagaimana, apakah mbak Marni setuju?" Tanyanya seraya meledek.

Mbak Marni semakin kesal dan dia seakan habis kata. Dia pun pergi sambil menjewer telinga suaminya.

"Ayo pulang, aku tak Sudi di madu! Jika kau ingin memaduku, siap-siap saja kau jatuh miskin!" Teriaknya sambil terus menarik telinganya.

"Ampun mami, aku hanya bercanda!" Bujuknya Pak Beno sambil terus memegangi telinganya.

Mbak Marni menyeret Pak Beno sampai menjauh, semua pria yang ada di sana hanya tersenyum melihatnya.

"Huh, tadi Pak Beno membusungkan dada di hadapan Ayu tapi setelah istrinya datang nyalinya menciut," cibirnya.

Para pria lain saling mengangguk dan tersenyum. Dan begitupun dengan Ayu, ada rasa puas di hatinya karena Pak Beno adalah salah seorang lelaki yang selalu menghinanya.

"Mas Beno, ini baru awal! Aku akan membuat kalian bercerai, kalau tidak bercerai jangan panggil namaku Ayu!" Batinnya bahagia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!