NovelToon NovelToon

Suamiku Tidak Dewasa

Rencana Pernikahan

Siang itu, angin membelai agak kasar dari biasanya. Sinar matahari yang cukup terik membuat banyak orang yang mengunjungi pantai lebih memilih duduk ditenda tenda. Tampak sepasang kekasih lagi serius berbincang di bibir pantai tepatnya dibawah payung payung yang disediakan ibuk ibuk yang menjual makanan dipantai itu. Salah seorang dari pasangan tersebut mulai membuka pembicaraan.

"Bang Angga ,, kita kan sudah 4 tahun pacaran, apa abang Angga ada niat serius menjalani hubungan kita?" tanya gadis tersebut sambil mengaduk minuman yang tadi di pesannya.

" Ya iyalah, emangnya kenapa tiba tiba kamu berpikiran begitu dek Amiran? jawab lelaki tersebut sambil balik bertanya pada kekasihnya.

"Enggak bang., sudah 3 orang yang melamar Amira dalam waktu yang berdekatan ini. Usia Amira sudah 24 tahun dan umur bang Angga juga sudah cukup matang untuk membina hubungan yang lebih suci. Apa bang Angga ada niat untuk membina rumah tangga dengan ku? " tanya gadis tersebut kembali pada kekasihnya..

"Amira, abang ada niat untuk menikahi Amira.. apa Amira sudah siap untuk menikah dengan abang? tanya pria tersebut pada sang kekasih sambil membalikkan wajahnya menghadap kekasihnya.

"Maaf bang Angga, sebelumnya Amira dengar kalau ditempat abang yang lelakinya dibeli, apa itu benar bang? kalau harus membeli dan mengeluarkan uang sebagai syarat Amira mundur bang karena, Amira yakin orang tua Amira tak akan mengijinkan." Timpal Amira dengan jelas..

"Baiklah, abang juga kurang paham, hari sabtu abang ajak Amira kerumah ya, abang kenalin sama mama sekalian abang mau menanyakannya. " jawab Angga.

Amira yang ingin menentukan pilihan karena telah menolak 3 lelaki meng-iyakan permintaan tersebut.

Tepat di hari sabtu, pukul 16.30, lelaki yang diketahui bernama Angga tersebut telah berada tepat dikontrakan Amira. Melihat Amira keluar ia melebarkan senyumnya sambil satu tangannya memegang stang motor revo yang dibelinya bertahun tahun lalu saat dia lulus jadi PNS di salah satu kampus di SUMBAR tepatnya di Kampus PNT.

Sebenarnya selama menjalin hubungan dengan Amira, Amira pernah menawarkan diri untuk membantu menyimpan duit kekasihnya supaya motornya bisa tukar tambah dengan motor baru. Tapi, Angga menolak dan malah menawari uang jajan akan dikasihnya setiap bulan sebanyak dua ratus ribu rupiah. tapi saat itu Amira menolak karena malas nanti berutang budi kalau ngak jadi.

Amira berjalan mendekati Anggga.. . Amira menggunakan gamis berwarna pink powder, dilengkapi pasmina berwarna senada dan kakinya dihiasi dengan highel berwarna mocca yang membuat penampilannya terlihat anggun. Amira mempunyai kulit yang lumayan putih, bibir yang tipis berwarna kemerahan dan bulu mata yang panjang, tubuhnya yang langsing meski tidak terlalu tinggi cukup membuat orang yang melihatnya terpesona.

Berselang setengah jam, Amira telah sampai dirumah Angga yang bisa dikatakan sederhana. disana Amira langsung menyalami mama bang Angga dan memberi oleh oleh yang tadi dibelinya sebelum kerumah bang Angga.

Selang berapa saat, mama Angga membahas perihal pernikahan. "

Nak Amira,, kalau ditempat kami yng melamar itu cewek dan ada uang balas jasa namanya kalau untuk mama ngak usah mahal-mahal cukup 15 juta aja. Kalau yang lain ada yang sampai ratusan juta apalagi anak mama ini kan PNS. " jelas mama bang Angga dengan panjang lebarnya.

Amira, hanya menggangguk mendengarkan penjelasan dari orang tua Angga tersebut. Setelah dirasa cukup Amira dan Angga berlalu meninggalkan rumah tersebut.

Di tengah perjalanan Amira yang duduk menyamping sambil memegang gamis bagian bawahnya berujar pada Angga

"Bang kita udahan aja ya. Amira ngak ada niat untuk mengeluarkan uang balas jasa. Di daerah Amira ngak ada kewajiban seperti itu untuk pihak wanita". tutur Amira dengan gamblang nya.

Angga memberhentikan motornya.

"Baiklah "abang serius nikah dengan adek dan abang ada uang simpanan kisaran 16 juta dan uang itu sebagai uang balas jasa tapi adek ngak perlu ngasih tahu orang tua abang kalau itu uangnya dari abang, ya! " pinta Angga kepada Amira.

"Tapi bang, Amira ngak mau bohong, kalau dibilangin aja gimana bang, soalnya kan ini pernikahan bg? " ujar Amira sedikit menjaga jarak karena meski sudah empat tahun pacaran Amira ngak pernah bersentuhan dengan Angga meski hanya sebatas berjabat tangan sekalipun.

"Maaf amira, abang paham betul keluarga abang... jadi Amira terima saja ya!" sambil menghidupkan motor kembali.

Sepanjang perjalanan tanda tanya dan kekhawatiran menyelimuti ruang hati Amira.. benarkah tindakan yang akan dilakukannya..

Pertemuan Dua Keluarga

Tiga hari setelah Amira pulang dari rumah Angga. Amira di buat kaget setelah melihat chat di wa-nya yang mengabari bahwa orang tua Angga lagi dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya dikampung.

Amira yang merantau dan bekerja sebagai pegawai kontrak di salah satu kampus cepat menelpon orang tuanya mengingat orang tuanya juga sedang berencana menemuinya ke kota tempat dia bekerja.

"Assalammualaikum mama, papa sama mama bang Angga lagi di perjalanan menemui mama... apa mama sudah berangkat ketempat nunggu bus?" tanya Amira pelan-pelan, khawatir mamanya sudah sampai di tempat naik bus.

" Waalaikumsalam sayang, Mmm belum mamaa masih siap-siap, ya sudah habis menunggu orang tua Angga mama langsung ketempat mu ya". tutur mama menjelaskan.

Selang beberapa jam kemudian sebuah motor parkir tepat didepan rumah orang tua Amira yang di iringi dengan sapaan salam.

"Assalammualaikum.... benar ini rumahnya Amira? tanya mama Angga.

" Walaikumsalam.. ya benar, ini pasti orang tuanya Angga.. ayuk mari silahkan masuk....!" pinta orang tua Amira sambil bergeser untuk mempersilahkan kan tamunya duduk.

Selang hanya sekitar satu jam lebih, tepat nya pukul 11.30 orang tua Angga pamit undur diri dan berlalu dengan motornya.

Sementara itu mama dari Amira kembali kerumah sambil membersihkan jamuan makan yang tadi dihidangkannya. Kebetulan tadi mama Amira sempat mempersilahkan kedua orang tua Angga untuk makan terlebih dahulu. Gulai pangek lokan dan pakis menjadi hidangan siang itu.

Setelah Adzan zuhur mama Amira di antar ke loket penungguan bus menuju kota tempat dimana putrinya bekerja. Ayah Amira bekerja menawarkan jasanya.. ya.. orang biasanya menyebut "tukang ojek". Meski telah berumur hampir 50 tahun ayah Amira tak berhenti dari pekerjaannya.

Selang kurang lebih 4 jam perjalanan mama Amira sampai di kota Padang.

"Assalamualaikum sayang, mama sudah lewat jalan bandara sekitar setengah jam lagi sampai, tunggu mama di mesjid pasar raya ya"!.pinta mama kepada Amira yang kemudian di tutup dengan salam.

Tidak butuh waktu lama bagi Amira untuk sampai ke pasar raya. kebetulan angkot hijau dengan merek lurus yang ditumpanginya melaju dengan kencang sehingga sebelum orang tuanya sampai Amira telah tiba terlebih dahulu.

Tak berapa lama Amira telah melihat mama nya dari kejauhan dengan menggunakan gamis berwarna kuning yang dibawahnya di hiasi rempel di padu dengan jilbab hitam kecoklatan yang dililitkan ke leher sambil dikiri dan kanannya menenteng perbekalan.

Amira cepat mengejar mamanya dan mengambil satu tentengan mamanya dengan maksud meringankan beban mamanya. Kemudian Amira dan mamanya memilih untuk menikmati semangkuk mie ayam lengkap dengan teh esnya di pinggir pasar tersebut sebelum akhirnya Amira dan mama menuju kosan tempat Amira tinggal.

Mama Amira telah berumur 47 tahun, meski demikian dia masih terlihat awet muda. Mama Amira berkulit kuning langsat, lebih tinggi sedikit dari Amira dengan tinggi 155 cm dan mempunyai bentuk wajah oval yang manis, dan menyukai gaya yang modis. Bahkan, orang orang sering mengatakan kalau mamanya Amira lebih punya style di banding Amira.

Setelah melepas penat di kosan Amira. Mama Amira menceritakan kalau kedua orang tua Angga telah datang dan menyetujui hubungan Amira dengan Angga.

"Amira, dari pembicaraan mama dengan orang tuanya Angga mama keberatan sayang..., kalau kita harus bayar uang balas jasa.. soalnya, di derah kita ngak ada sayang." tutur mama Amira.

"Mama tenang aja...untuk itu Amira telah bahas dengan bang Angga dan hasilnya kita sepakat uang itu dari bang Angga kita cuma tinggal memberikannya saja. "jelas Amira sembari memegang tangannya mamanya.

.

Besoknya, sekitar jam 5.00 sore, mama Amira dan Angga telah berada di pantai TAPLAU tepatnya bawah tenda berwarna oranye kuning menghadap ke bibir pantai.

"Amira merasa cemas.. apakah nanti pertemuannya berakhir menyenangkan atau..... Amira pun menghela napas panjang...

Tambahan Uang Balas Jasa

Siang itu, mama Amira betul betul menanyakan keseriusan Angga untuk menikahi Amira dengan menggunakan jalur uang seperti yang dibahas sebelumnya.

Setelah pertemuan itu, baik orang tua Amira maupun orang tua Angga telah menghubungi niniak mamak masing masing di daerahnya terkait rencana pertunangan Amira dan Angga.

Tapi, seminggu menjelang pertunangan di adakan mama Amira menerima telpon dari orang tua Angga.

"Assalamualaikum mama Amira,, begini sebelumnya kami minta maaf rencana awal uang balas jasa itu kami rasa tidak cukup segitu mengingat anak kami sudah PNS, kami minta uang tambahan 3 juta lagi " tutur papa Angga dengan santainya.

Mama Amira, yang sedari awal keberatan dengan uang balas jasa terkejut dan langsung mengecilkan volume telponnya untuk meminta izin berbicara terlebih dahulu dengan ayah Amira.

"Ayah, orang tua Angga meminta tambahan uang balas jasa sekitar 3 juta lagi.. bagaimana ini ayah setuju atau gimana? " tanya mama Amira pada suaminya.

"Batal.. batalkan saja...! kita mau menikahkan anak bukan membeli anak atau menjual anak." pinta ayah Amira dengan suara meninggi kepada mama Amira.

Mama Amira langsung menelpon kembali ke nomor Papa Angga dengan suara maupun wajah yang masih emosi dan langsung berucap...

"Begini aja papa Angga... kita cukupkan saja hubungan anak kita sampai disini kita tidak cocok...Assalammualaikum." telpon ditutup oleh mama Amira.

Papa Angga yang mendengar hal tersebut wajahnya langsung merah padam, merasa terhina dan dilecehkan dengan pemutusan sepihak.

Amira yang asyik bercerita dikamar kosan dengan teman sekamarnya, tiba tiba mendapat telpon.

"Mama,... ? Amira langsung mengangkat telpon tersebut sembari meletakkan jari telunjuknya ke mulut untuk memberi kode kepada teman sekamarnya yang lagi asiik menonton drakor kesayangannya dengan volume yang keras.

" Assalamualaikum ma, ada sehat? "sapa Amira memulai pembicaraan.

"Begini sayang, mama baru saja selesai menelfon dengan papanya bang Angga. Mama sama ayah sepakat membatalkan rencana pernikahan mengingat orang tua Angga meminta tambahan uang balas jasa sebanyak 3 juta lagi".jelas mama Amira dengan suara yang masih meninggi dan emosi.

Amira kaget, mendengar yang di sampaikan mamanya. Namun dia masih berusaha menahan perasaan sedihnya.

"Ma, kita kan cuman nambah 3 juta...sedangkan yang 15 juta nya dari bang Angga. Amira ngak keberatan kok ma, Amira ada simpanan.. lagian kita cuma menambah sisa nya saja ma" jawab Amira sembari memilir rambutnya kebelakang.

Mama Amira yang sangat keberatan dengan uang balas jasa karena di daerahnya tidak ada masih emosi dengan permintaan orang tua Angga langsung merespon ucapan putrinya dengan sedikit menghardik.

"Amira..., pokoknya mama ngak setuju. Mama ngak suka uang kita keluar untuk beli lelaki. Mama mau menikahkan anak mama bukan menjual-belikan anak ." Mama amira langsung menutup telponnya.

Amira, merasakan sesak didadanya dan butiran bening mulai keluar dari matanya yang besar namun terlihat teduh.

"Amira, kamu kenapa... hei.. Amira.. kamu kenapa.. kenapa kamu menangis? " ucap Dina sembari memegang bahu Amira dengan tangan kanannya.

Dina, adalah teman sekamar Amira yang sebetulnya dulu juga teman satu fakultas dan satu jurusan.

"Aku batal menikah Dina" ucap Amira sambil menangis di pelukan Dina.

Setelah bercerita panjang lebar dengan Dina dan menumpahkan segala sesak didadanya, sesak karena hubungan yang dibingkai selama 4 tahun harus kandas tepat disaat hubungan tersebut mau dihalalkan, Amira pun tertidur.

Subuh itu, Amira berdoa lebih khusuk dari biasanya. Pipinya telah basah di aliri air mata yang lagi merasakan pedihnya perpisahan.

..." Ya Allah, engkau yang lebih mengetahui mana yang terbaik untuk hamba yang kecil ini.. hamba Mu yang fakir ilmu ini. Jika memang hamba tidak baik membina rumah tangga dengan bang Angga maka mudahkanlah hamba mengikhlaskan keputusan ini jika tidak maka balikkan keadaannya ya Allah agar rencana suci ini berjalan mulus. Aamiiin. '...

Setelah berdoa, Amira lanjut membaca Alqur-an. Amira rutin membaca Al-quran setiap hari selepas subuh dan selepas magrib. Amira pun rajin mengerjakan sholat dhuha semenjak kelas 3 SMA sampai sekarang.

Pagi itu, sebelum berangkat kerja Amira mengirim pesan kepada Angga.

"Assalammualaikum bang, Bang Amira minta maaf dengan keputusan mama Amira yang buru-buru apa kita bisa bertemu bg?" pesan itu Amira baca berulang kali sebelum akhirnya menyentul tombol send.

Setelah jam 4 sore, Amira kembali mengecek pesannya.

" hmmmm kenapa ngak abang balas bang.. Amira hanya ingin minta maaf dan menyerahkan kembali uang balas jasa yang sudah abang titipkan ke rekening Amira" gumam Amira dalam hatinya.

Amira pun ber-inisiatif pergi ke ATM. Sekitar 5 menit Amira telah sampai ke pertamina yang kebetulan juga difasilitasi dengan berbagai atm.

Amira cepat membuka dompet untuk melihat nomor rekening Angga. Amira dengan cekatan telah selesai memencet tombol nomor tujuan. selanjutnya Amira menekan nominal uang yang mau ditransfer.

"Rp. 15.000.000, 00 ,.. oke... ". hmmmm kenapa tidak bisa... ? . pikir Amira sembari bergeser mencoba ke atm Bank lain.

Namun, tiga buah ATM yang di coba Amira untuk mengembalikan uang balas jasa tersebut tak satupun yang berhasil dan bisa mengirim uang tersebut.

Ternyata, terlalu sedih dan cemas membuat Amira lupa kalau di ATM maksimal transfer hanya bisa 10 juta rupiah.

Malam harinya.. Amira di ajak oleh teman sekamarnya Dina ke salah satu mall dikota Padang. Dina sengaja mengajak Amira dengan maksud menghibur. Dina memilih mengajak Amira untuk ikut bermain basket dan dance mengikuti gerakan yang ada dilayar. Meski telah berusaha menghibur... Dina tak berhasil menepis kesedihan dan kegelisahan di wajah Amira yang terlalu transparan mengenai isi hatinya.

"Amira, supaya kamu tenang coba kamu WA lagi siapa tau setelah membaca dia sibuk jadi lupa untuk balas.. coba kamu WA Angga lagi dan bilang kalau kita lagi di mall minta dia untuk menemui kita! " tutur dina sembari matanya menatap lurus kearah Amira dan tangannya mengenggam tangan Amira seolah-olah merasakan apa yang dirasakan Amira.

"Baik.. " Amira dengan cepat mengirim chat kepada Angga. Namun jawaban Angga membuat rasa sesak yang dari tadi ditahan semakin sesak.

"Maaf. Aku tak bisa menemui mu.. aku lagi sibuk dengan keluargaku. bukan kah orang tua mu sudah menyudahi hubungan kita. " Rasa sesak dan lebih menyeruak di hati Amira begitu membaca balasan message dari Angga.

Setelah membaca pesan tersebut Amira dan temannya memutuskan untuk pulang. Malam harinya Amira sulit untuk tidur. setiap sebentar bangun. Amira pun memilih untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat tahajud sembari mengadukan segala keresahan dihati pada sang pemilik hati.

" Ya Allah, hamba mohon berikan kesabaran dan keihklasan kepada hamba untuk melepas bang Angga. Mudahkanlah hamba untuk mengembalikan uang balas jasa ini. Hamba ngak ingin menzholimi siapapun... Amiin"

Hatinya kian mantap untuk menemui Angga sekedar meminta maaf dan mengembalikan uang tersebut. Amira kembali mengirim pesan untuk meminta bertemu dengan Angga.

"Assalamualaikum bang, Amira ingin bertemu untuk terakhir kalinya jika kita memang tidak berjodoh. Ada hal yang harus Amira sampaikan.. Amira sangat berharap abang bisa". Begitu isi pesan tersebut.

Amira tertidur diatas sajadahnya ketika lelah memikirkan jawaban dari pesannya.

...****************...

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!