# Sofia #
Aku sepi... sepi. sepi... sepi.
Jika.. tak.. ada kamu.
Aku mati... mati. mati mati...
Jika.. engkau pergi...
Sebuah lagu dari Al Gozali yang menemani ku mengerjakan tugas sekolah.
"Dert... dert... derrtt.." HP ku bergetar.
Aku melihat HP sebentar. Ternyata yang telfon adalah kak Radit.
"Halo.." Jawabku pada orang di seberang telfon.
"Halo Sayang.. Lagi apa kamu?" Tanya kak Radit di seberang telfon.
"Lagi ngerjain tugas kak..
ada apa kak?"
Jawabku pada kak Radit sambil balik bertanya.
"Ada yang bisa kakak bantu ga sayang?"
Tanyanya sambil menawarkan.
"Ga ada kak, lagian ini hampir selesai kok, ada apa ya?" Tanyaku.
"Ga ada apa-apa sayang, cuma lagi kangen saja.." Jawabnya.
"Hem.. sudah mulai gombal ya kak?"
Tuduh ku.
"Emang siapa yang gombal? Ga boleh Kakak bilang kangen?" Katanya padaku.
"hehehe" Jawabku tertawa.
"Dasar kamu ya.." Katanya di telfon
"Oh iya kak, udah dulu ya.. Aku mau tidur dulu soalnya sudah malam!" Pamit ku.
"Eh.. tunggu tunggu.. jangan ditutup dulu sayang..." Katanya mencegahku yang hendak menutup telfon.
"Ada apa kak?" Tanyaku yang sudah mulai ngantuk.
"Besok pulang sekolah masih ada acara
ga?" Tanyanya.
"Ga ada kak, pulang sekolah Aku langsung pulang.." Jawabku.
"Kalau ga ada acara, besok kakak ajak kamu jalan-jalan, mau ga?" Ajak Kak Radit.
Mataku terbelalak seakan-akan kantuk ku hilang.
"Jalan-jalan kemana kak?" Tanyaku.
"Jalan-jalan ke pantai.. mau ga?" Ajaknya.
"Em...gimana ya.. Tapi Aku ijin dulu sama Ibu ya kak?" Jawabku.
"Iyalah harus ijin dulu!" Jawabnya.
"Oh iya, kakak emangnya ga berangkat kuliah? Kan kuliahnya di luar kota.." Tanyaku.
"Baliknya itu masih sore.. mumpung Aku pulang makanya Aku mau ngajak kamu jalan. mumpung Aku belum balik, besok kakak jemput ya?" Katanya lagi.
"Ya udah deh kak, Iya Aku mau. Ya udah Aku mau tidur dulu ya, soalnya kan Aku besok harus berangkat pagi ke sekolah." Jawabku menjelaskan.
... *****...
Bel istirahat sudah berbunyi. Seperti biasa, ketika waktu istirahat Aku selalu pergi ke perpustakaan. Entah Aku suka sekali menghabiskan waktu di perpus. Bahkan Aku selalu dibilang kuper dan kudet oleh teman-teman ku. Karena Aku jarang sekali
bergaul dengan mereka.
"Hei!" Seorang teman sedang mengagetkanku ketika Aku sedang asyik membaca.
"Albert..?" Sapa ku pada Albert.
"Serius amat bacanya, lagi baca apaan si?" Tanya Albert padaku sambil duduk di sebelah ku.
"Ya baca novel lah. Soalnya novelnya itu bagus banget.." Jawabku tetap membaca tanpa melihat ke arah Albert.
"Ini yang Aku kagum dari kamu. sering ke perpus, sering baca, kamu beda dari teman yang lain.." Puji Albert padaku.
"Masak sih?" Tanyaku pada Albert dan Aku sedikit kepedean.
"Iya benar." Jawab Albert.
Albert ini adalah sahabat Aku dari SMP. Kita selalu sharing bareng, belajar bareng, berangkat bareng, bahkan saling curhat satu sama lain. Hampir tidak ada masalah yang kami tutupi. Kami selalu terbuka kecuali satu yaitu tentang Radit.
Bel pun sudah berbunyi dan Waktunya sudah pulang.
"Sofia. Pulang bareng yuk.." Kata Albert mengajak.
"Sorry Albert, hari ini Aku ga bisa pulang bareng sama kamu. Soalnya Ada janji sama seseorang, dan orangnya sudah nunggu di depan.." Kataku menolak.
"Oh gitu ya, Ya sudah kalau gitu!" Kata Albert dengan perasaan kecewa.
Kak Radit sudah menungguku di depan gerbang sekolah. Aku pun mulai jalan dengan berboncengan dengan kak Radit. Dari kejauhan Aku melihat Albert yang sedang memandangiku.
Sesampainya di pantai, Aku dan kak Radit menikmati pemandangan pantai. Kami pun saling bercerita.
"Oh iya kak, memangnya ga ada yang marah tah dengan hubungan kita?"Tanyaku serius.
"Ya ga ada lah, memangnya siapa yang mau marah, maksud kamu siapa?" Tanya kak Radit.
"Kak Radit kan mahasiswa, apalagi kuliahnya di luar kota, bisa saja kan.. Kak Radit punya cewek lain di sana." Kataku menuduh kak Radit sambil manyun sedikit.
"Memangnya kamu pikir Aku ini cowok apaan? Aku bukan orang seperti itu. Aku bukan cowok yang suka mainin perempuan. Karena kakak juga punya Adik, takutnya kena karma. Lagian pacar kakak cuma kamu saja. Ga ada cewek lain selain kamu." Kata kak Radit meyakinkan.
"Beneran kak? Kakak ga bohong kan?" Tanyaku ga yakin.
Lalu kak Radit menatapku. Dan kami pun saling berhadapan. Lalu kak Radit memegang kedua tanganku.
"Beneran kok sayang..lagian kalau punya cewek lain, buat apa kakak nembak kamu. Percaya sama kakak, kalau kakak sayangnya cuma sama kamu. Kakak serius sama kamu, Kakak akan selalu tunggu kamu, sampai kamu sukses." Katanya meyakinkan lagi.
"Beneran kak?" Tanyaku lagi seperti orang tidak yakin
"Iya benar!" Jawabnya singkat.
Aku sangat lega dengan pengakuan kak Radit. Semoga dia berkata jujur dan apa adanya. Secara kan Aku belum pernah pengalaman masalah cinta.
... *************...
Pertanyaan Albert
Seperti biasa Aku selalu menghabiskan waktu di perpus ketika jam istirahat. Albert dan Silvi datang menghampiri ku.
"Kamu ada hubungan apa sama laki-laki itu?"
Albert bertanya sambil duduk di sampingku.
Aku berhenti membaca sebentar.
"Laki-laki yang mana?" Tanyaku pura-pura lupa dan sambil memegang buku novel, kemudian kembali membacanya.
"Yang kemarin jalan sama kamu." Albert serius dengan pertanyaannya
" Ooh,, itu! Dia teman Aku! " Jawabku enteng dan terus membaca.
"Bener cuma temen?" Pertanyaan Albert membuat Aku kembali menutup buku novel yang Aku baca. Sepertinya Albert tidak percaya dengan ucapan Aku.
"Iya cuma temen doang kok, ga lebih!" Terpaksa Aku berbohong menjawabnya.
"Dia itu mahasiswa kan?" Tanya Silvi melanjutkan
"Iya.. Dia mahasiswa, tapi kita cuma temen kok, ga lebih!" Jawabku sekali lagi.
"syukurlah, kalau cuma temen.." Kata Albert sambil mengusap dada.
"Sof, Aku bukannya mau ikut campur ya, terserah kamu sih. Mau sama siapa, mau pacaran sama mahasiswa pun itu urusan kamu. Cuma Aku mau ngingetin nih, Hati-hati. Kebanyakan kalau mahasiswa berpacaran sama anak SMA, cuma buat mainan doang.."
Katanya menasehati.
"Deg!" Sontak Aku kaget mendengar kata-kata dari Silvi.
"Masak sih? Kak Radit seperti itu?" Gumam Ku.
Tapi Aku berusaha tidak menampakkan kekhawatiran ku sama mereka. Sementara Albert hanya diam saja. Tidak berbicara sepatah katapun.
"Ya..intinya kebanyakan Anak SMA itu hanya dibuat pelarian saja." Jelasnya lagi.
... *********...
Radit
"Sayang..Aku kangen banget sama kamu." Kata perempuan ini yang sedang bersandar di dadaku.
Aku hanya diam saja tidak menjawab perkataan perempuan ini.
"Sayang.. kok kamu diam saja sih. Kamu ga kangen ya sama Aku?" Tanyanya manja.
Pertanyaan basi, Dasar perempuan munafik!
Dia pikir Aku ga tahu kelakuan busuknya. Dia memang masih berstatus istri diriku. Tapi Aku sudah tidak mencintai dia lagi. Karena dia sudah bermain dibelakang ku. Dia mengkhianati ku. Dia selingkuh dengan teman ku sendiri.
"Sayang!" Bentak nya.
Aku pun menyingkirkan kepala sela yang bersandar di depanku. Lalu Aku mengatakan hal yang sejujurnya.
"Sela! Sekarang kamu pergi dari sini!" Usir ku pada sela.
"Radit? Kenapa kamu ngusir Aku?" Tanyanya heran.
"Aku sudah muak sama kamu!" Jawabku membentak.
"Radit.. apa kamu sudah bosan dengan
Aku? Sehingga kamu tega ngusir Aku!" Tanyanya dengan wajah memelas. Sambil memegang wajahku dan air matanya mengalir.
Lalu Aku menunjukkan sebuah vidio yang menunjukkan perselingkuhan nya.
"Kamu lihat ini!" Kataku sambil menunjukkan HP ku padanya.
Dia terkejut entah alasan apa lagi yang akan dibuatnya.
"Kamu salah paham Radit, tolong dengarkan penjelasan ku dulu!" Katanya ingin menjelaskan.
"Sudahlah, ga ada yang perlu dijelaskan lagi! Semuanya sudah sangat jelas! Sekarang juga kamu pergi dari sini. Mulai sekarang.. kamu bukan istri ku lagi. Aku talak kamu! " Kataku dengan tegas.
(Aku pun menyeret dia keluar. Karena Aku sudah terlanjur kecewa terhadapnya. )
Hari ini mood ku memang hilang, dan Aku butuh hiburan. Kemudian Aku mengutak-atik HP dan teringat sofia. Cuma dia saat ini yang bisa menghiburku.
Malah sekarang Aku lebih nyaman dengannya. Namun untuk saat ini Aku belum bisa jujur sama sofia tentang hal yang sebenarnya. Maafin Aku sofia, sekarang sofia lagi apa ya.. mending Aku telfon dia.
Lalu Aku mengambil HP dan memencet nomornya.
( tuuuut tuutt tuuuuttt )
"Halo.." Jawab Sofia di seberang telfon.
"Halo.. Sofia.. belum tidur kah..?" Tanyaku.
"Belum kak, ada apa?" jawabnya dan bertanya balik.
"Ga ada apa-apa kok.. cuma lagi pengen telfon kamu aja." Jawabku berbohong.
"Hem.." Jawabnya.
"Oh iya, setelah lulus rencananya mau lanjut kemana?" Tanyaku basa-basi.
"Belum tau kak.. belum ada pandangan!" Jawabnya simpel.
"Loh! Kok belum ada pandangan sih? Harusnya mulai dari sekarang sudah dipersiapkan sayang.." Kataku memberi saran.
"Kalau itu apa kata nanti kak, sekarang ini Aku mau fokus sama UNAS saja dulu!" Jawabnya enteng.
"Ya sudah terserah kamu saja enaknya bagaimana. Kakak hanya bisa mendukung
mu!" Kataku memberi semangat.
"Hem..terimakasih ya kak," Jawabnya.
"Ya sudah istirahat sana! Kakak sudahi dulu telfonnya ya, good night.. I Love You Honey,"
Kataku di telfon.
Baru satu minggu Aku jadian sama Sofia. Tapi Aku sudah merasa nyaman. Belum lama Aku mengenal Sofia. Tapi kalau diperhatikan sepertinya dia anak baik dan polos.
Selama ini Sofia selalu menghibur ku. Disaat Aku lagi terpuruk Sofia selalu menyemangati ku. Disaat istriku mengkhianati ku,, Sofia lah yang selalu membuat Aku tersenyum.
Tapi sayang nya, Aku belum bisa jujur terhadapnya. Aku takut jika Aku jujur Sofia akan kecewa. Dan akan menjauh dariku.
Aku takut Sofia akan membenciku.
Entah, Aku merasa takut kehilangannya. Apa Aku mulai jatuh cinta beneran sama Sofia? Perasaan ini timbul begitu saja. Rasa nyaman, senang, dan bahagia semua hadir ketika Aku dekat dengan Sofia.
Aku tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti Sofia akan mengetahui yang sebenarnya.
...*********...
Hari Libur
Albert dan Sofia.
"Sofia," Panggil Albert.
"Albert?" Kata Sofia.
"Sofia kita joging yuk.." Ajak Albert .
"Wah, ide bagus tuh!" Jawab Sofia.
"Mau ga?" Tanya Albert.
"Mau dong.." Jawab Sofia.
( Albert dan Sofia pun joging di taman dekat rumah mereka. )
Sofia dan Albert adalah teman dekat. Tapi Albert diam-diam menyukai Sofia. Bukan suka sebagai sahabat tapi sebagai kekasih. Hanya saja Albert tidak berani mengungkapkannya. Albert takut kalau nanti hubungan pertemanannya dengan Sofia jadi rusak.
( Ketika sedang asyik joging, Sofia tidak sengaja menabrak sela. Dan sela pun langsung emosi dan berbicara kasar)
Buk!
"Maaf mbak,, Aku tidak sengaja!" Kata Sofia meminta maaf.
"Ga punya mata ya?" Jawab sela kasar.
"Maaf ya mbak, saya benar-benar tidak sengaja!" Kata Sofia meminta maaf.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!