Seorang wanita muda bernama Alyssa tengah di marahi oleh atasan nya, Karena melakukan kesalahan yang sangat Fatal.
Ia tidak sengaja menumpahkan kopi ke dalam gelas seorang wanita paru baya yang tampak Elegant dan berwibawa itu.
Pakaian yang bernilai jutaan rupiah kini telah kotor dan ternodai dengan warna hitam setelah Alyssa yang membawakan kopi tersandung dan menjatuhkan nya.
Tidak hanya kotor, itu juga panas, membuat Wanita Paru baya itu marah dan memaki pada nya. Alyssa hanya bisa menundukkan kepala nya, tanpa berani mengangkat nya walau hanya untuk melihat raut wajah wanita yang tengah marah itu. Kata Maaf pun terus terucap dari mulut nya, namun seolah tidak bisa memperbaiki apa pun.
"Kalian harus Menganti rugi ini semua." Ucap Wanita bernama Anastasya Graham.
"Kamu dengar Alyssa, Bahkan gaji mu setahun tidak bisa Menganti ini semua." Ucap Manager Alyssa.
Mendengar hal itu, Alyssa semakin tidak berani bertanya berapa jumlah yang harus ia ganti.
"Maaf kan saya Nyonya, saya bersalah, Saya Minta Maaf." Hanya kata itu yang dapat Alyssa kata kan.
Nyonya Anas membuang nafas untuk menetralkan amarah nya, ia lalu melihat Alyssa dari atas hingga bawah. sesuatu terpikirkan di pikiran nya.
Nyonya Anas lalu berjalan mengajak sang Manager keruangan lain untuk berbicara, sementara Alyssa di minta untuk berdiri diam dan menunggu.
"Sya, kamu ga apa-apa kan?." Tanya sahabat Alyssa Alea yang bekerja di cafe yang sama dengan Alyssa.
"Al, Bagaimana aku bisa Menganti pakaian milik Nyonya Anas." Ucap Alyssa. Alea pun terdiam, ia pun binggung bagaimana cara nya. karena mereka pasti tidak akan pernah sanggup untuk mengganti nya.
"Sabar Ya Sya, Aku percaya pasti ada cara nya." Ucap Alea mencoba untuk menenangkan Alyssa yang wajah nya sudah pucat Pasih.
Tidak berapa lama, Bu Anas keluar dari ruangan itu, tanpa mengatakan apa pun pada Alyssa ia berjalan pergi. Alyssa menatap dengan heran dan bertanya-tanya. Apa ia akan lolos begitu saja?.
Sang Manager datang menghampiri Alyssa sembari menghela nafas dan mengelengkan kepala, untuk kecerobohan Alyssa yang sangat Fatal itu.
"Bos, Bagaimana?." Tanya Alyysa.
"Masih bisa bertanya, tentu saja Nyonya Anas menginginkan ganti rugi.
Alyssa seketika tubuh nya terasa lemas sekali saat itu juga.
"Memang nya berapa bos Yang harus Alyssa ganti?." Tanya Alea.
Manager membuang nafas berat sebelum ia menyebutkan nominal nya.
"di atas 100 juta." Ucap Manager. Alyssa seketika lansung terduduk di kursi. Kaki nya kini tidak lagi kuat untuk menopang tubuh nya.
"Tapi Nyonya Anas ingin berbicara dengan mu Alyssa, Besok, liburlah dan temui Nyonya Anas di Kantor Graham.
"Untuk apa Bos?."
"Aku tidak tahu, kalau kau ingin bisa Menganti rugi itu semua, kau harus datang pada nya." ucap Manager Alyssa.
"Baik lah."
"Sekarang kau pulang lah Alyssa, Istirahat, Aku kasihan pada mu, tapi aku juga pekerja, tidak bisa membantu mu." Ucap Manager. Alyssa pun mengangguk.
"Terima kasih Bos." Ucap Alyssa. ia lalu mengambil tas nya dan bergegas untuk pulang.
Sepanjang perjalanan, ia memikirkan apa yang akan di bicarakan Nyonya Anastasya, karena ia sangat kenal siapa Nyonya Anastasya yang menjadi langganan di tempat ia bekerja.
Nyonya Anastasya adalah Istri pemilik Graham Group yang sangat besar di kota itu. Dan tempat Alyssa bekerja sering di pesan Nyonya Anastya untuk pertemuan meeting bersama Klain.
Memang tidak seharusnya Alyssa melakukan kesalahan yang sangat Fatal itu. namun Nasi sudah jadi Bubur, Alyssa hanya bisa menghadapi nya saat ini.
Alyssa Arandita
Adalah seorang wanita berusia 27 Tahun, Berkerja di sebuah Cafe milik anak sahabat ayah nya yang telah Tiada.
Alyssa bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga, memiliki 2 orang adik laki-laki dan perempuan yang masih berkuliah dan sekolah.
Tak lagi memiliki ayah dan Ibu, Alyssa hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk melalui hari-hari yang penuh misteri, Banyak hal yang tak terduga kadang terjadi, membuat Alyssa harus meneteskan air mata menerima nya.
Pertemuan dengan Nyonya Anastasya adalah 1 langkah Alyssa mengubah hidup nya.
"Kakak, Kakak sudah pulang." Sang Adik Emelin menghampiri sang kakak.
"Iya."
"Apa kakak kurang sehat?."
"Iya, kakak mau istirahat dulu Lin." Dengar datar, mencoba untuk menahan untuk tidak tampil lebih menyedihkan lagi dari ini di depan sang Adik.
Emelin melihat sikap kakak nya yang tak biasa, ia tahu kakak nya sedang ada masalah nya.
Alyssa masuk ke dalam kamar, mengunci dari dalam agar tak siapa pun bisa masuk, duduk di tepi tempat tidur , lalu mulai menangis.
Tangisan yang sejak tadi ia tahan pun jatuh juga, di kamar, sendiri, tanpa siapa pun. "Jangan terlalu kejam pada ku, Aku sudah lelah berjuang setiap saat, kenapa kau terus memberikan ku masalah yang tak kunjung usai, apa aku tidak pantas bahagia." Alyssa mengutarakan kekecewaan nya pada Tuhan yang seolah menghukum nya tanpa sebab.
•••
Keesokan hari nya.
Alyssa bersiap untuk berangkat ke perusahaan Graham Group, Alyssa seperti biasa menyiapkan sarapan untuk kedua adik nya yang akan ke sekolah dan ke kampus.
Adik laki-laki mengeluarkan uang gaji nya yang ia dapatkan dengan bekerja paru waktu saat pulang kuliah di sebuah mall.
"Kak, ini gaji ku " Nando memberikan sebagian gaji nya seperti biasa untuk membantu meringankan sang kakak dalam membayar kebutuhan rumah tangga.
"Iya, terima kasih." Balas Alyssa.
"mata kakak kenapa bengkak?."Tanya Nando. Alyssa pun mengalihkan pandangan ke sembarangan arah, mencoba menyembunyikan kegugupan nya saat Nando bertanya tentang mata nya.
"Mata ku agak sakit, kau jangan melihat nya, nanti menular." Ucap Alyssa.
Nando pun mengangguk dan melanjutkan makan nya. sementara Emelin tahu kakak nya pasti habis menangis, namun ia tak mau bertanya dan membuat sang kakak tidak nyaman.
•••
Alyssa sampai di kantor tempat ia akan bertemu dengan Nyonya Anastasya. Ia membuang nafas berat untuk menghilangkan kegugupan nya sebelum melangkah masuk ke gedung itu.
"Maaf, saya ingin bertemu dengan Nyonya Anastasya."
"Sudah buat janji?."
"Em, dia yang meminta saya untuk datang."
"Atas nama siapa?."
"Alyssa."
"Baik, Nona sudah di tunggu di ruangan Nyonya Anas, Mari saya antar." Resepsionis membawa Alyssa menuju ke ruangan Nyonya Anas berada.
di ruangan Nyonya Anastasya.
Alyssa duduk berhadapan dengan wanita yang memiliki wajah yang tampak sangat berwibawa dan dingin.
"Alyssa Arandita, Umur 27 tahun, adik mu berusia 15 tahun dan 19 tahun. bernama Nando dan Emelin, kau bekerja di cafe Pelangi, kedua orang tua mu sudah meninggal dan juga meninggalkan utang yang banyak di perusahaan milik ayah mu bekerja dulu." Ucapan Nyonya Anas, membuat kedua mata Alyssa terbelalak, karena wanita itu bisa mengetahui semua tentang diri nya.
Namun masih dengan rasa takut, Alyssa tak berani bertanya kenapa bisa tahu tentang nya, karena dia juga tahu, kalau Nyonya Anas orang kaya tentu nya, mudah saja bagi nya untuk mencari informasi tentang diri nya.
Alyssa hanya mengangguk dengan sopan.
Alyssa duduk diam tak berani sedikit pun ia mengangkat wajah nya.
"Saya bisa mengubah hidup mu, dan tak perlu lagi pusing pusing memikirkan semua tanggungan mu dan adik-adik mu, hutang-hutang mu dan bahkan ganti rugi atas baju yang telah kau rusak kan."ucap Nyonya Anas.
Tentu Alyssa tahu, terdengar begitu muda, tapi kenyataan nya, Nyonya Anas pasti menginginkan sesuatu dari nya.
"Apa yang Nyonya inginkan sebagai ganti nya?." Alyssa mencoba memberanikan membuka mulut nya untuk bertanya. Nyonya Anas tersenyum penuh misteri.
"Apa kau masih perawan?." Tanya Nyonya Anas.
Mendengar kehormatan nya di pertanyakan, Tentu saja Alyssa sangat terkejut.
"Jawab Nona." sekertaris Nyonya Anas berkata dengan penuh penekanan.
"Iya." Entah mengapa jawaban itu keluar begitu saja, Alyssa merasa gugup, jantung nya berdebar, pikiran nya penuh tanya, apa yang Nyonya Anas ingin kan dari nya.
"Kau hanya perlu menikah dengan putra ku, dan melahirkan seorang Putra pewaris untuk keluarga Graham." Ucap Bu Anas lansung pada Poin nya.
"Apa?."
"Mudah saja bukan?."
"Mudah kata mu?, Apa kehormatan ku mudah saja berikan pada orang lain begitu saja?." Batin Alyssa, namun ia tak berani mengutarakan makian yang ingin sekali ia lontarkan saat itu.
•••
Setelah pertemuan dengan Nyonya Anas, Alyssa berjalan menyusuri trotoar jalan, Hati nya begitu di lema saat ini, hingga ia tidak menyadari ia sudah berjalan begitu jauh, padahal rumah nya masih jauh dan ia bisa mengunakan bis untuk sampai lebih cepat.
"Semua pilihan kembali lagi pada mu, kau terima tawaran ini dan semua saya jamin tertulis di atas kontrak, atau sebaliknya, kau bayar ganti rugi pakaian mu dan kau boleh bebas." Ucapan Nyonya Anas yang terngiang - ngiang di pikiran nya saat ini.
"Ahhhh, Aku harus bagaimana." Pekik nya, raut wajah nya sudah terlihat jelas kegalauan yang ia rasa kan.
Ia lalu duduk di tepi jalan tanpa perduli beberapa orang yang melintas melihat diri nya.
Membayar ganti rugi sudah jelas ia tak akan sanggup, Nyonya Anas seolah tak memberikan nya pilihan apa pun.
Alyssa lalu kembali bangkit berdiri, lalu kembali berjalan, saat Ia akan menyebrang, Alyssa di kejutkan mobil yang hampir saja menabrak nya. Ia pun pingsan seketika.
•••
Saat ia terbangun, ia sudah mendapati diri nya berada di rumah sakit.
Seorang Pria tampak membelakangi nya, Ia terlihat bukan seperti orang biasa, Mengunakan setelan jas dan sangat rapih.
Alyssa melihat sekeliling dengan bingung, ia lalu bermaksud membuka infus yang terpasang di tangan nya, Pria itu menoleh dan melihat Alyssa sudah sadar.
"Jangan Di buka, minta perawat melakukan nya jika kau tidak ingin."Ucap Nya.
Suara macho, berpostur tubuh gagah, membuat Alyssa bisa melihat melihat betapa sempurna nya pria ini.
"Apa yang terjadi?."
"Kamu menyebrang sembarangan dan aku hampir menabrak mu, tapi mengapa kau pingsan?." Ujar nya.
Alyssa pun seolah seketika mendapatkan ingatan nya begitu cepat, ia menyebrang sambil melamun. ini salah nya.
"Maaf." Ucap Alyssa.
Pria itu menatap Alyssa datar penuh tanya, Alyssa seperti orang yang linglung.
"Saya sudah membayar tagihan rumah sakit, Aku akan pergi karena kau sudah sadar." Ucap nya.
Alyssa menganggu pelan, ia tak berani menatap laki-laki di depan nya, karena ini kesalahan nya sendiri. Pria itu menghela nafas berat, dengan wajah datar, ia pun keluar dari ruangan itu, dimana sang sekertaris telah menunggu nya.
"Bagaimana Tuan?."
"Dia sudah sadar, Ayo pergi!" Ucap Pria Bernama Jasond datar, Pandangan nya kedepan, tak menghilangkan sedikit pun wibawa nya saat itu. Sekertaris nya mengangguk dan mengikuti langkah nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!