NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Tunangan Sahabat ku

Bab 1 Tak Sesuai Pandangan

Vivian

Gadis muda yang berusia 20 tahun, Hidup dalam naungan panti asuhan, namun ..

semenjak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas,ia memutuskan untuk hidup mandiri, sekolah sambil kerja paruh waktu adalah hal yang ia lakukan selama ini.

Ia memiliki teman baik, meski ia dari keluarga terhormat tapi ... ia sangat menghargai persahabatan itu.

Renata Danuarta

Wanita cantik namun manja, bersahabat dengan Vivian, karena Vivian lah ia bisa lulus dalam sekolah nya, ia selalu membantu Vivian dalam hal ekonomi sedangkan Vivian dalam hal mata pelajaran.

Saat berusia 20 Tahun, Renata berhasil menjadi model di sebuah majalah, namun ... sayangnya ia mengalami kecelakaan tunggal yang tidak bisa di selamat kan, ia memiliki tunangan atas perjodohan orang tuanya, Saat kecelakaan terjadi, panggilan terakhir dari Vivian sehingga tunangan nya mengira Vivian lah akibat kecelakaan itu terjadi, padahal hari pernikahan sudah hampir tiba.

Adamshon Rajipta

Pria yang berwatak licik, memiliki aura yang kejam pada lawannya.

Ia memiliki tunangan meski mereka bertunangan tanpa cinta namun...kepergian tunangan nya menyisakan dendam.

Ia menatap nanar sahabat tunangan nya, karena hasutan dari keluarga tunangan nya lah, Adam membenci sahabat tunangan, hingga kesalah fahaman terjadi.

Daniel Prakoso

Kekasih Vivian, mereka saling mencinta satu sama lain, meski keluarga Daniel dari kalangan menengah mereka masih menerima keadaan Vivian dengan tangan terbuka.

Namun ... nasib buruk terjadi pada kisah percintaan nya, kekasih nya di paksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak mereka kenal.

Ingin membantu ... itu hal yang mustahil.

Karena lelaki itu adalah pria penguasa bahkan dirinya kini bekerja di perusahaan nya.

Daniel tidak tahu harus bagaimana saat menatap wajah tersiksa kekasihnya saat sudah sah menjadi pria bajingan dan kejam itu.

Awal kisah

"Hai Vi,mmm ... bagaimana pekerjaan mu ?" Renata datang ke tempat Vivian bekerja.

"Sudah beres, ini sudah mau pulang"jawab Vivian seraya membereskan barangnya.

Ya ... Vivian kerja di sebuah toko kue, namun ia punya pekerjaan lain yaitu penulis novel.

"Pulang bareng aku yuk, aku gak ada acara jadi sumpek sendiri" Renata memasang wajah memelas pada sahabatnya itu.

"Aku tahu ... kalau kau sudah begini, pasti ada maunya, kenapa ... kau ada masalah lagi dengan tunangan mu?"tanya Vivian.

"Males ngomongin dia, aku tahu ... dia keren ...tampan dan idaman banget lah, tapi Vi ... siapa yang ingin hubungan yang kaku"curhat Renata lada Vivian.

"sudahlah makanya ayo ikut aku, aku ingin curhat loh"ucap Renata lagi.

"Baiklah, kalai begitu aku pamit ke bunda dulu"Vivian meninggalkan Renata dan menuju ke ruang pemilik toko kue yang Vivian panggil Bunda.

"Bunda ... Vivian balik duluan ya ... "pamit Vivian

"Ah iya sayang ... ini gajimu, makasih ya nak"Bunda itu memberikan gaji mingguan Vivian.

Dengan bahagia Vivian ucapkan terimakasih pada Bunda.

Vivian keluar dari toko kuenya dengan wajah berbinar.

"Bahagia ni ... udah gajian ya ... traktir dong" goda Renata.

"Oke ... hari ini aku traktir, let's go ... "ucap Vivian dengan senyum bahagia nya.

Sejenak Renata terdiam, menatap wajah bahagia sahabat nya, meski ia kekurangan tapi ... ia selalu tersenyum, wajahnya terlihat begitu tenang, tidak seperti dirinya, meski dari golongan orang kaya, nyatanya ... hidup nya tak bahagia, Renata, terasa tertekan dan menyesak.

Dalam perjalanan Renata selalu mendengar kan cerita sahabat nya, sesekali ia juga ikut tertawa melihat kekonyolan Vivian, lampu merah membuat ia mengerem dengan mendadak, seketika kedua berhenti tertawa lalu kembali tertawa lagi.

Namun ... Renata,ia mendadak membisu saat melihat mobil yang berhenti tepat di sampingnya.

Vivian menyadari perubahan wajah sahabatnya, lalu ia mengikuti arah pandangan sahabat nya.

Vivian memegang tangan Renata seakan-akan memberinya kekuatan agar bisa bersabar saat melihat tunangan nya bersama wanita lain.

Air mata Renata terjatuh tanpa terasa, namun segera ia hapus dan berusaha tersenyum menoleh ke Vivian.

"Aku sudah tahu dari beberapa Minggu yang lalu" Renata tersenyum saat berkata.

Sedangkan lelaki di sampingnya kini menyadari keberadaan Renata.

Pandangan mata mereka saling bertemu namun ... Renata memilih untuk abai, ia tahu mereka di jodohkan tanpa ada rasa cinta, tapi ... dia lelaki, bukankah dia punya hak untuk membatalkan pertunangan ini jika ia sendiri tidak menginginkan nya.

Renata melajukan mobilnya terlebih dahulu, sehingga kini ia sampai di sebuah Mall.

Renata kini mulai ceria lagi saat Vivian berulang kali menggodanya.

"Sabarlah ...jika bukan jodoh pasti akan berpisah pula iya kan ... "ucap Vivian saat mereka sudah duduk di sebuah kursi dan memesan dua gelas minuman.

"Aku lelah Vi ... aku lelah untuk hidup dengan pura-pura bahagia, aku lelah berperang dengan adik dan mama tiri ku, aku lelah ... aku ingin istirahat sejenak"ucap Renata memulai curhat nya.

"Ren ... jika kau menyerah mereka akan bahagia di atas penderitaan mu, kau harus kuat, kau harus bisa melawan mereka balik"ucap Vivian.

"Tapi bagaimana ... bagaimana aku akan melawan mereka yang terlalu pintar untuk memanipulasi keadaan Vi ... apalagi Adam, ia seakan enggan menatap ku, hanya di hadapan kakeknya ia akan bersikap baik padaku"ucap Renata.

"Apakah kau sudah mencintainya ... ?"tanya Vivian.

Renata terdiam, tidak bisa di pungkiri, Renata juga terjerat dalam pesona lelaki yang kini telah menjadi tunangan nya.

Namun ... ia hanya menjadi tunangan bukan pengisi hati yang sesungguhnya.

Renata mengangguk kan kepalanya dengan pelan, membuat Vivian menyudahi akan pertanyaan.

"Vi ... andai bisa kita bertukar posisi, aku ingin hidup seperti mu, hidup sederhana tapi tidak punya beban yang rumit"ucap Renata seraya menyesap minuman yang ada di depannya.

"Cobaan orang beda-beda Ren, aku juga ingin merasakan hidup serba mewah seperti mu, hanya saja ... mendengar curhatan mu aku kok jadi gak ingin kaya lagi ya hehehehe"ucap Vivian dengan terkekeh،

Renata pun juga ikut tertawa mendengar perkataan Vivian.

Dering ponsel Vivian menghentikan tawa mereka.

"Siapa ...?"tanya Renata.

"Kak Daniel, aku angkat ya ...?" tanpa mendengar jawaban Renata, Vivian mengangkat ponselnya.

"Hallo kak"jawab Vivian.

.

.

.

"Maaf ... aku lupa kalau ada janji sama kakak, sekarang aku ada di Mall sama Renata, kakak nyusul aja ya kesini"ucap Akhir Vivian, yanga mana ponselnya kini ia letakkan di tasnya.

"Apa katanya ... ?"tanya Renata.

"Kak Daniel tadi jemput aku di toko heheheh, aku lupa kalau aku ada janji dengannya" jawab Vivian dengan nyengir kudanya.

"ckkk ... kau sangat beruntung sekali Vi ... ada Daniel yang begitu mencintaimu, ku harap kalian bisa berjodoh sampai kakek nenek"Ucap Renata yang di balas senyuman oleh Vivian.

*****

"Aku pulang dulu, kau istirahat lah"ucap Adam pada seorang wanita yang tadi dilihat oleh Renata.

"Tidak kah kau bermalam di sini, sebentar lagi kau akan menikahi nya, tidak kah kau memberi ku waktu bersama mu"ucap wanita itu dengan manja.

"Sayang ... setelah aku menikahi nya, aku juga akan menikahi mu, kau sabarlah dulu ya ... "ucap Adam seraya membelai kepala wanita nya.

Bab 2 Vivian dan Renata

Sang rembulan telah menyelimuti semua insan yang telah lelah karena pekerjaan mereka.

"Adam ... apakah kau tahu kenapa kakek menjodohkan mu dengan Renata ... ?"tanya Kakeknya Adam saat melihat cucunya itu baru pulang tepat pukul 12 malam.

Adam dia mendengar perkataan kakeknya.

"Renata adalah anak dari sahabat mama mu, dia wanita yang baik, polos tapi sekarang ... dia berada dalam lingkungan dan keluarga yang licik, Ibu Tirinya selalu merendahkan nya, ia di perlakukan dengan tidak adil, namun ... Renata selalu mengalah, Ia tidak pernah mengeluh pada papanya sama sekali, sehingga kini ia berhasil menjadi seorang model majalah yang begitu menginspirasi anak muda, seharusnya kau bangga memiliki wanita mandiri seperti dirinya, kakek tahu kau memiliki wanita lain, tapi percayalah kakek ingin yang terbaik untukmu"ucap sang kakek seraya menepuk bahu cucunya lalu melangkah kan kakinya meninggalkan ia seorang diri di ruang yang gelap, hanya ada cahaya rembulan yang masuk.

Adam bukan nya tidak tahu, tapi ia tidak mau tahu, mengingat hari pernikahan nya tinggal menunggu hari dalam minggu ini.

Adam pun segera memasuki kamarnya dengan hati yang penuh amarah.

Ia memejamkan matanya, berusaha menahan setipa gejolak yang ada, ia sangat membenci tunangan nya, namun ... ada rasa bangga karena bagi tunangan nya dialah lelaki pertama dalam hidupnya, tapi kenapa sangat dan sangat sulit ia membuka hati untuk seorang Renata.

Pagi menyapa, kini ia berjanji akan datang ke kediaman Renata.

Ia sudah berpakaian rapi dan terlihat lebih tampan dari hari biasa nya.

"Adam ... jangan kecewakan Renata hari ini, bersikap lah baik untuk pertama kalinya"ucap Kakeknya Adam.

Adam tidak menjawab, ia langsung pergi meninggalkan kediamannya.

Beberapa saat ia sudah sampai di depan rumah Renata, rumah yang terlihat mewah, namun neraka bagi Renata.

"Eh ada nak Adam ... pagi-pagi sudah kemari" ucap Mama tiri Renata.

"Hai kak Adam, Mau ketemu kak Renata ya ... sayang ... ia masih belum bangun, dia kan sangat pemalas" ucap adik tiri Renata yang bernama Alexa

"Benarkah ... ? tapi aku tadi melihat nya menjemur pakaian loh"Ucap Adam yang mana membuat Kedua orang itu terdiam, sedangkan Adam langsung menaiki tangga menuju kamar Renata.

Awal nya Adam ragu untuk mengetuk pintu kamar itu.

"Kak Adam ... " ucap suara wanita dari arah belakang Adam.

Seketika Adam tertegun dan menoleh ke arah nya.

"Bersiaplah, kita akan pergi bersama" ucap Adam lalu berlalu dari depan kamar Renata.

Sejenak Renata masih terdiam mematung, hubungannya dengan Adam memang tidak semanis orang lain lihat, tapi menerima ajakan keluar, membuat nya tersenyum bahagia.

Dengan segera Renata bersiap, Namun saat ia merias diri, ia ingat akan pesan Vivian, jangan tampakkan rasa suka mu, jika dia abai ... maka abaikan juga, buat dia merasakan keberadaan mu.

'Ren ... aku tahu kau begitu menyukai Adam ... lelaki pertama yang masuk dalam hatimu, tapi ... bisakah kau mengabaikan rasa itu saat bersama dengannya ... ? Jangan bicara saat tidak di ajak bicara, jawab setiap ia bertanya'

Itulah kata yang kini Renata ingat, ingin ia buktikan ucapan sahabatnya itu.

Apakah Adam akan memberi reaksi saat ia mulai mengacuhkan nya.

Renata pun menuruni tangga, ia terlihat begitu anggun dengan riasan sederhana nya.

Renata gadis mungil yang bersifat lembut.

Sejenak Adam terpesona menatap Renata, namun ... segera ia tepis kan.

"Ma ... kami berangkat " ucap Renata pada mama tiri nya.

"Ingat jam 7 kau harus menghadiri acara, jangan terlambat, itu sangat penting bagimu" ucap mama tiri Renata dengan maksud tersembunyi.

"Renata akan ingat itu kok Ma ... " ucap Renata pada mama nya.

Adam melihat senyum di bibir Renata, namun ... bukan senyum bahagia yang Adam tangkap, melainkan senyum penuh luka dan derita.

Renata pun masuk kedalam mobil Adam.

Terlihat Alexa yang kesal karena sikap abai Adam.

"Kau tenanglah ... sabarlah dulu sayang ... tinggal beberapa jam lagi, kakek tua itu akan menggantikan mu dalam pernikahan itu" ucap sang mama pada Alexa.

"Mama tidak akan gagal kan ... " ucap manja Alexa.

"Di jamin sukses sayang ... ini mama sudah rencanakan di jauh hari, semua yang di miliki Renata akan menjadi milikmu, bahkan kau yang akan menduduki karir nya nanti" ucap sang mama penuh dengan keyakinan.

Di dalam perjalanan benar saja, Renata hanya diam membisu, biasanya ia yang mulai percakapan terlebih dahulu.

Renata menatap pemandangan dari jendela mobil Adam.

"Kau baik-baik saja?" tanya Adam untuk pertama kalinya.

"Ya ... aku baik kak" jawab Renata.

"Tumben kau diam" tanya Adam lagi.

"Aku hanya lelah kak" jawab Renata dengan lesu.

Sebenarnya selain ia ingin mempraktekkan apa yang Vivian katakan, ia juga merasa lelah, tubuhnya lemah, seakan ia tidak punya tenaga sama sekali.

"Kita akan melihat baju pengantin kita" ucap Adam.

"Jika kakak tidak menginginkan pernikahan ini, bagaimana kalau kita batalkan saja kak" ucap Renata tanpa melihat ke arah Adam, tentu itu membuat Adam sangat terkejut.

Adam tahu akan perasaan Renata, ia begitu mencintai Adam, bahkan hidupnya hanya untuk Adam, tapi kenapa dengan diri nya saat ini ...? mengapa Renata bersikap tidak seperti biasanya.

"Kenapa kau berkata seperti itu ... ?"

"Kakak memiliki kekasih ... aku ingin mundur dengan perasaan ku saja kak" ucap Renata dengan masih memalingkan wajahnya dari pandangan Adam.

"Kakak jangan khawatir, aku yang akan mengatakan pada kakek, bahwa akulah yang ingin pernikahan ini dihentikan" ucap Renata.

Adam langsung memberhentikan mobilnya seketika.

Sehingga Renata sedikit terpental dari sandaran kursi mobilnya.

"Kenapa kau pagi ini ... kenapa kau seperti orang yang berbeda"ucap Adam kesal sendiri.

Bukankah seharusnya Adam senang, sehingga dia bisa bebas dengan hubungan yang tidak di inginkan ini ... kenapa ia tidak suka.

Renata memberanikan diri untuk menatap Adam, ia menampilkan senyum yang Adam sendiri tidak bisa mengartikan senyuman itu.

"Bukan karena harta aku mencintai kakak, bukanlah materi yang aku pinta, ketulusan hati yang aku cari, jika kakak tidak punya rasa padaku, untuk apa melanjutkan hubungan tanpa rasa"

"Kakak tahu ... aku selalu iri pada sahabat ku, ia hidup sederhana bahkan bisa di bilang serba kekurangan, tapi dia memiliki cinta yang tidak pernah aku miliki, bukankah aku sangat menyedihkan? kakak ... bisakah kau memelukku 1 kali saja"ucap Renata.

Renata menatap wajah Adam yang penuh kebingungan, melihat tidak ada pergerakan dari Adam, Renata tersenyum.

"Lupakan ... ayo kenapa malah berhenti di sini?"ucap Renata seraya menarik nafasnya.

*****

"Kau kenapa melamun seperti ini ... hah?" tanya Daniel pada Vivian.

"Ckkk ... Entahlah ... perasaan ku kenapa gak enak ya, aku kepikiran Renata terus" ucap Vivian pada Daniel.

"Kenapa ...? bukankah sebentar lagi dia akan menikah sama Tuan Adam?" tanya Daniel.

Orang lain yang melihat Renata akan selalu berfikir, bahwa kehidupan nya sangatlah sempurna, memiliki karir yang bagus, dari keluarga berada dan memiliki calon suami yang sukses, tapi semua keindahan dan kebahagiaan hanya ada dalam prasangka orang lain.

Bab 3 Renata Kecelakaan

Adam tidak ingin mengambil pusing akan sikap Renata saat ini, setelah mereka sarapan pagi bersama, tepatnya sarapan pagi yang tertunda, kini Adam dan Renata menuju ke tempat dimana mereka memesan Gaun pengantin.

"Apa yang kau lakukan ... ?" tanya Adam saat melihat Renata menguncir rambutnya.

"Memangnya kenapa ... ? apakah ada yang salah kak ... ?" tanya Renata heran.

Lagi-lagi Renata melakukan hal yang tidak pernah ia inginkan.

Menguncir rambutnya adalah kebiasaan Vivian, mencoba hal baru ternyata membuat Renata nyaman.

Adam melihat me arah Renata yang berjalan mendahului nya, tiba-tiba dering ponsel nya mengalihkan pandangannya, ternyata Asisten nya yang menelfon nya.

"Ada apa ... ? jika ada pertemuan ... tunda dulu 1 jam lagi" ucap Adam tanpa mendengar suara Asisten nya.

"Bukan Tuan, cobalah anda lihat Vidio yang saya kirimkan" ucap Asisten nya.

"Vidio ... ?"tanya Adam, namun Adam langsung mematikan ponselnya.

Ia segera melihat Vidio yang di kirimkan oleh Asisten nya.

Betapa terkejutnya Adam saat melihat Vidio sang kekasih bergelayut manja di lengan seorang pria.

Dengan kesal Adam menghubungi kekasihnya.

"Hal ... hallo sayang ... ? ada apa sepagi ini kau menghubungiku?" tanya kekasih Adam.

"Kau ada dimana sekarang ... ?" tanya Adam.

"A ... aku ... aku pagi ini aku mau liburan, mau menghilang kan kesedihan untuk menghadapi hari pernikahan mu, ya ... hari pernikahan mu"ucap gugup Diva.

"Kau yakin pergi berlibur hanya untuk menghindari hari itu ... ?" ucap Adam menaham kesal.

"Tentu sayang ... "ucap Diva.

"Ingat Diva, kalau kau berani main belakang,kau akan tahu sendiri akibatnya" ucap Adam seraya mematikan ponselnya.

Adam pun menyusul Renata kedalam ia melihat calon istrinya itu tersenyum, Renata memang selalu ramah dan bertutur lembut, mungkin itulah yang membuat kakeknya menyukainya, beda dengan Diva, yang selalu bersikap Arogan pada semua orang.

Setelah selesai mengambil bajunya, Adam ingin membawa Renata ke kantor nya.

Namun ... lagi-lagi Renata memberikan reaksi yang beda dari biasanya.

"Bisakah aku tidak ikut ? aku akan turun di sini saja, tempat ini tidak jauh dari tempat sahabat ku bekerja" ucap Renata.

"Kenapa ... ? bukankah kau paling suka jika ku bawa ke perusahaan ... ? bukankah itu yang kau minta ke kakek?"ucap Adam

Renata tersenyum pada Adam.

"Itu kebodohan ku kak, Sahabatku benar ... tidak baik menguntit seseorang, tidak baik juga menekan seseorang untuk mencintai kita, aku hanya ingin mendengar kan nasehat sahabatku"ucap Renata.

"Jangan biarkan aku berharap banyak untuk kebahagiaan yang tidak mungkin aku gapai kak" ucap Renata yang mana langsung membuka pintu mobilnya.

Bukan Renata yang menjadi pikiran Adam saat ini, tapi kata sahabat yang berulang kali telah terdengar di telinga Adam seakan membuat Adam ingin tahu, seperti apa sahabat calon istrinya itu.

Renata langsung melangkah kan kakinya menjauhi mobil Adam.

Adam mengikuti Renata dari belakang, bukan tujuan Renata yang menjadi Adam penasaran, tapi wujud sahabatnya yang menjadi hatinya tersentil, Renata mengabaikan nya hanya demi sahabat nya, karena nasehat sahabat nya, dengan dasar apa, sahabatnya membuat Renata berubah.

"Hai ... " suara Renata dari balik kaca, terlihat indah sekali senyuman itu.

Sejenak Adam melihat sosok wanita yang rambutnya terkuncir mirip dengan Renata saat ini, senyum mengembang di bibirnya, gigi gingsul nya menambah kemanisan di diri wanita itu.

"Hai Ren ... kok gak ngabarin kalau mau main kesini, kebetulan juga ada kak Daniel tuh"ucap Vivian seraya merangkul sahabatnya.

"Aku kebetulan saja lewat sini, sekalian mampir"ucap Renata dengan senyum yang lepas.

Mereka pun masuk kedalam sehingga Adam berhenti dan kembali ke mobilnya.

"Jarak dari perusahaan tidak jauh, aku bisa kesini lagi nanti untuk melanjutkan pembicaraan ku dengan Renata, aku juga harus bilang ke Renata kalau besok aku harus pergi ke luar kota, tapi ... untuk apa aku peduli padanya, hanya karena perubahan kecil itu, Adam ... fokuslah, Diva dan Diva ... dia yang sudah menemanimu sebelum Renata datang"

Setelah lama Adam berdialog dengan dirinya sendiri Ia pun meninggalkan tempat itu dan segera menuju ke perusahaannya.

sesampainya Adam di perusahaan dia sudah ditunggu oleh asistennya.

"untuk rapat pagi ini sudah saya tunda tuan" ucap asisten itu.

"besok saya akan menyusun Diva keluar kota, siapkan semuanya, agenda ku hari ini harus selesai hari ini juga?"ucap Adam dengan langkah yang begitu cepat.

raut wajah Asisten itu kini telah berubah, ada amarah dan juga sedih.

Ada apakah gerangan ...? apakah asisten itu mengetahui sesuatu tentang Diva?

benar saja hari ini Adam terlihat sangat sibuk sehingga rencana untuk mendatangi Renata kembali terabaikan.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore Adam sudah bersiap untuk pulang, sedangkan Renata sudah siap untuk mendatangi sebuah acara.

ini adalah acara besar untuk seorang Renata orang yang merintis sendiri dunianya dengan kerja kerasnya, namun orang yang selalu iri akan dirinya sangatlah banyak, terutama adik tirinya, ia mengira ... kehidupan Renata sangat lah sempurna, memiliki karir yang bagus, dan juga calon suami idaman.

saat di perjalanan mobil yang Renata kendarai hilang kontrol.

"Ada apa Pak ...?" tanya Renata pada sopirnya.

"sepertinya remnya blong non"jawab sopir itu dengan panik.

Renata begitu terkejut, ia segera menghubungi seseorang, awalnya ia menelfon Adam namun tidak di angkat, kemudian ia menelfon Vivian.

"Hallo Ren ... sebentar lagi aku juga akan jalan, aku pasti hadir di acara itu, itu adalah acara mu" ucap Vivian.

"Vi ... tolong aku Vi ... mobil yang aku bawa rem nya blong"ucap Renata dengan cemas.

"Kau dimana sekarang!" tanya Vivian yang langsung berlari dari kediaman nya.

"Vi ... jika aku tiada malam ini, aku ingin kau tahu, kalau aku sangat menyayangimu, Vi ... aku takut, Vi ... jika aku tidak ada, buku diary ku yang ada di rumah, ku harap kau simpan, jangan sampai ada yang tahu, Vi ... aku menyayangimu"ucap Renata seraya mematikan ponselnya.

Lalu dengan segera ia mengirim pesan untuk pengacara nya yang kini ada di luar Negri, ia memberikan sedikit wasiat, entah ke siapa itu masih rahasia ya.

Renata juga mengirimkan pesan untuk kakek Adam dan juga Adam, semua nya sudah ia kirimkan pesan, entah kenapa perasaan nya sudah tidak nyaman seharian ini, apakah karena ini?

Air mata Renata sudah tidak bisa di kendalikan.

"Non ... bapak akan mencoba sebaik mungkin untuk menyelamatkan Nona"ucap sopir itu seraya berusaha hati-hati membawa mobilnya, meski kini mobil nya semakin melaju dengan cepat.

"Bapak loncat lah, aku sudah siap untuk pergi pak, loncat lah pak, awas pak ... !!" teriak Renata saat tiba-tiba ada mobil di depan nya.

Beruntung sopir Renata bisa menghindari, Namun ... ternyata mobil itu kembali lagi dan kini mengejar dari arah belakang, di situlah Renata tahu, ini di sengaja ... ini bukanlah kebetulan.

"Pak ... !!! aku akan meloncat, bapak juga, ini adalah jalan tanjakan,mobil ini tidak akan secepat biasanya pak, kota harus berusaha sendiri untuk menyelamatkan kita pak, ini di sengaja dan aku akan menangkap pelakunya jika aku selamat pak"ucap Renata yang kini telah menghapus air matanya.

"Baik Non, "ucap sang sopir.

Disaat Renata dan sopirnya memiliki kesempatan untuk keluar, ia langsung melompat kesamping, bersamaan dengan mobil itu menabrak mobil Renata dari belakang.

Braakkk juddddaaaaarrrr.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!