Braaakkk....
"Auwwws...hiks..hiks.."rengek seorang gadis kecil berkucir kuda akibat terjatuh dari sepeda.
"Kamu tidak apa - apa," tanya seorang anak laki - laki dengan menyodorkan tangan hendak menolong.
"Auwww kaki ku sakit," ucap gadis kecil berkucir kuda mendongak ke atas menatap anak laki-laki didepannya.
"Sini aku bantu kamu berdiri," ucap anak laki-laki tersebut.
"Hemmmz.. terimakasih kak,"ucap gadis kecil berkucir kuda mencoba untuk berdiri dengan berpegangan pada tangan anak laki-laki itu.
"Lain kali kalau bersepeda hati-hati disini jalannya licin," kata anak laki-laki itu sambil membenarkan sepeda gadis kecil berkucir kuda itu.
"Iya kak," balas gadis kecil berkucir kuda sambil mengangguk.
" Oh ya nama ku Ken," ucap anak laki-laki itu memperkenalkan diri.
" Aku Nanay", ucap gadis kecil berkucir kuda membalas jabat tangan tangan anak laki-laki itu.
"Mulai sekarang kita berteman ya kak," pinta Nanay dengan senyum ceria dan dibalas anggukan oleh Ken.
Ken merupakan cucu satu - satu nya dari Kakek Dirga pemilik perusahan property ternama di kota X. Bisa dikatakan Ken adalah penerus dari perusahaan kakeknya tersebut kelak,dikarenakan kedua orang tua Ken sudah tiada sejak Ken berumur 5 tahun. Semenjak itu Ken diasuh oleh Kakeknya. Ken tumbuh menjadi anak yang pendiam ,dan dingin terhadap siapa pun. Setiap Kakeknya ada perjalanan bisnis Ken selalu ikut baik itu perjalanan bisnis di dalam negeri atau pun ke luar negeri. Selain karena Kakeknya tidak tega meninggalkan Ken sendirian di Mansion dengan pengasuhnya, tujuan Kakek Dirga mengajak Ken di setiap perjalanan bisnis nya juga karena ingin memperkenalkan Ken dengan dunia bisnis sejak dini.
Sore itu Ken sedang berjalan-jalan di sekitar taman kota dimana kakeknya sedang meninjau pembangunan perumahan elit di ko ta Y. Tanpa sengaja Ken melihat seorang gadis kecil berkucir kuda terjatuh dari sepeda,dan sedang menangis kesakitan. Ken yang melihat kejadian itu langsung berlari menolong gadis kecil itu.
"Kak Ken tinggal di sekitar sini juga, kok Nanay terlihat asing dengan kakak," tanya Nanay sambil berjalan tertatih menuju bangku taman. Sedangkan Ken berjalan di samping Nanay dengan menuntun sepeda Nanay.
"Aku tidak tinggal di sini, aku ke sini karena ikut kakek ku meninjau pekerjaannya," jawab Ken datar.
" Ooh .. pantas Nanay ngga pernah lihat kakak di sekitaran sini," ucap Nanay sambil menganggukkan kepala.
" Kalau aku tinggal di perumahan ujung sana," kata Nanay sambil menunjuk komplek perumahan sederhana yang tidak jauh dari taman itu.
" Aku tidak bertanya," jawab Ken datar.
" Aku cuma ngasih tahu aja," ucap Nanay sambil memanyunkan bibir nya dan itu tampak begitu menggemaskan bagi Ken, tanpa disadari ada lengkungan tipis di sudut bibir Ken.
"Maaf Tuan Muda anda sudah ditunggu tuan besar di mobil," ucap salah satu pengawal dari kakek Dirga.
" Hmmmmm," jawab Ken yang disertai anggukan tanda mengerti.
"Aku harus pergi sekarang," ucap Ken pada Nanay.
" Apakah setelah ini kita bisa bertemu kembali Kak," tanya Nanay dengan mata yang berkaca-kaca.
Padahal ini adalah kali pertama mereka bertemu,tapi Nanay merasa nyaman bersama Ken .
" Aku tidak tahu," jawab Ken datar sambil melangkah pergi meninggalkan Nanay di bangku taman.
Jauh di lubuk hati Ken yang paling dalam Ken juga merasakan hal yang sama.
Nanay memandang punggung Ken yang semakin menjauh dari nya dengan perasaan sedih.
" Kak Ken......" teriak Nanay berjalan tertatih berusaha mengejar Ken. Dari kejauhan Ken mendengar nama nya di panggil kemudian menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang.
"Ini sapu tangan Kakak yang tadi buat membersihkan luka Nanay tertinggal," kata Nanay naik turun mencoba mengatur nafas nya karena mengejar Ken tadi. Ken yang melihat sapu tangannya yang sudah kotor di tangan Nanay hanya mengernyitkan dahi nya.
"Ambil saja,aku sudah tidak membutuhkan lagi," jawab Ken sambil berlalu meninggalkan Nanay yang berdiri mematung melihat Ken pergi menjauh dari hadapannya.
"Aku harap suatu hari nanti kita bisa bertemu kembali Kak," gumam Nanay dengan hati yang bersedih.
15 tahun kemudian
Di sebuah bandara Internasional kota X, seorang laki - laki berpawakan tinggi, tegap, berjalan dengan angkuh di lobby bandara. Banyak pasang mata yang menatap laki - laki tersebut, siapa yang tidak akan terpesona dengan seorang Keenan Dirgantara, sang CEO dari Drg Group sebuah perusahaan property yang terkenal baik di dalam maupun luar negeri.
Pria yang baru genap berusia 27 tahun ini, akhirnya menginjakan kaki nya kembali di negara kelahirannya, setelah 2 tahun menetap di negara A guna mengurusi perusahan sang kakek yang berada di negara tersebut.
Atas permintaan sang kakek, akhirnya Keenan kembali ke kota kelahirannya untuk mengurus perusahaan yang berada di sini. Sebenernya ada alasan yang paling utama kenapa kakek Dirga menyuruh Keenan kembali lagi ke sini, yaitu menikah. Sudah berkali - kali Keenan menolak permintaan sang kakek ini dengan berbagai alasan. Tapi untuk kali ini dengan terpaksa Keenan harus menuruti permintaan sang kakek.
Selain karena kesehatan sang kakek yang semakin menurun, juga karena Keenan bakal terancam kehilangan semua warisan sang kakek jika Keenan tidak menuruti kemauan sang kakek.
Kakek Dirga mengancam jika Keenan tidak menuruti permintaan kakek menikah dengan gadis pilihan sang kakek, maka seluruh harta kekayaan Dirgantara akan disumbangkan ke negara dan yayasan sosial. Mendengar itu semua tanpa pikir panjang lagi, Keenan langsung meluncur ke negara kelahirannya guna untuk menghentikan tindakan sang Kakek.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 2 jam, akhirnya sampai juga Keenan di Mansion utama Dirgantara. Sampai di sana Keenan langsung disambut dengan hormat oleh para pelayan. Setalah sekian lama, akhirnya tuan muda Meraka kembali lagi ke Mansion.
"Selamat siang Tuan Muda," sapa Pak Mun, kepala pelayan di Mansion Dirgantara.
Sapaan Pak Mun dibalas dengan anggukan oleh Keenan.
"Dimana kakek,"tanya Keenan.
"Beliau ada di kamar tuan muda," jawab Pak Mun.
Tanpa berkata apa pun, Keenan langsung menuju kamar sang Kakek yang berada di lantai dua.
Cklek,
Pintu kamar di buka pelan oleh Keenan, tampaklah seorang pria paruh baya yang sedang terkulai lemas di tempat tidur.
" Kamu sudah datang nak," sapa Kakek Dirga dengan tersenyum. Keenan menatap sang kakek dan mengangguk.
" Bagaimana keadaan kakek sekarang," tanya Keenan dengan wajah khawatir.
" Seperti yang kamu lihat sekarang nak,kesehatan kakek semakin hari semakin menurun, mungkin sebentar lagi kakek sudah tidak ada lagi di dunia ini menjaga dirimu, tapi sebelum itu semua terjadi kakek hanya ingin melihat cucu kakek satu - satu nya ini menikah dengan wanita yang tepat, wanita yang bisa mendampingi dan menjaga dirimu dengan baik," ucap kakek Dirga dengan tatapan yang sendu.
" Kakek tidak boleh berkata seperti itu,Ken yakin kakek pasti akan sembuh," ucap Keenan sambil mengelus lengan sang kakek yang disambut dengan gelengan halus dari kepala sang Kakek.
" Apakah kamu sudah setuju dengan permintaan yang kakek ajukan nak,"tanya sang kakek.
Huuuffft....Keenan hanya bisa menghembuskan nafas nya pelan,sungguh permintaan sang kakek sangatlah berat bagi nya, di satu sisi dia tidak mau mengecewakan permintaan sang kakek dengan menikahi seorang gadis pilihan sang kakek yang dia sendiri pun tidak tahu seperti apa gadis pilihan kakeknya itu.
Tapi disisi lain dia jga tidak mau sampai harta warisan sang kakek hilang dari nya, ditambah lagi dia juga tidak mau mengkhianati sang kekasih yang sudah dipacari nya hampir setahun ini. Ya Keenan selama ini telah menjalin hubungan dengan seorang model ternama dari negara A, hubungan mereka emang sudah lama, tetapi setiap Keenan mengajak sang kekasih untuk menjalani hubungan ke tingkat lebih serius, sang kekasih selalu menolak dengan alasan belum siap. Jika memikirkan ini semua kepala Keenan terasa seperti mau meledak.
" Sekarang kakek istirahat terlebih dahulu, jangan berpikir yang berat - berat biar kesehatan kakek cepat pulih," ujar Keenan mengalihkan pembicaraan sang kakek.
" Tapi nak...."
"Sudah lah kek, untuk permasalahan ini kita bahas nanti lagi, untuk saat ini kakek fokus dulu dengan kesehatan kakek biar kakek cepat sembuh dan bisa menyaksikan pernikahan Keenan nanti," ujar Keenan mencoba menyakinkan sang kakek.
"Baiklah nak," ucap kakek Dirga sambil menghembuskan nafas nya pelan.
"Sekarang kakek istirahat dulu, Keenan mau ke kamar terlebih dahulu," pamit Keenan sambil merapikan selimut sang kakek dan dijawab dengan anggukan oleh kakek Dirga.
Setelah mengistirahatkan tubuhnya, Keenan berencana akan mengunjungi kantor pusat Drg Group keesokan hari nya. Pagi - pagi sekali Keenan sudah terbangun. Dengan bantuan Pak Mun, sekarang Keenan sudah terlihat rapi dan siap untuk turun sarapan bersama sang Kakek.
Tak..tak..tak..
Keenan menuruni anak tangga menuju ruang makan, di sana sudah nampak sang kakek yang duduk di meja makan dan beberapa pelayan yang siap melayani sang tuan nya.
" Pagi Kek," sapa Keenan sambil mendudukkan b***Ng nya di kursi makan dekat sang kakek.
"Pagi juga nak," balas sang kakek dengan tersenyum.
" Gimana keadaan kakek sekarang," tanya Keenan.
"Seperti Yang kamu lihat sekarang,kakek sudah baik - baik saja karena cucu kesayangan kakek sudah berada di dekat kakek sekarang," jawab kakek dengan senyum sumringah.
Keenan merasa bahagia karena kondisi kesehatan sang kakek sudah membaik.
Tidak ada perbincangan lagi di meja makan, hanya suara dentingan sendok yang saling bersahutan menandakan pemiliknya sedang menikmati sarapannya masing-masing. Setelah sarapan, Keenan langsung berpamitan kepada sang kakek untuk pergi ke kantor.
"Selamat pagi tuan, perkenalkan saya Rendi, asisten tuan muda di sini," sapa seorang pemuda yang usia nya sebaya dengan Keenan.
Rendi adalah salah satu orang kepercayaan Kakek Dirga yang sudah dipersiapkan untuk menjadi asisten Keenan.
"Hmmmmm, saya Keenan Dirgantara, semoga kita bisa berkerja sama dengan baik," jawab Keenan.
"Siap tuan," jawab Rendi disertai anggukan.
Mobil Keenan melaju membelah kepadatan jalanan Ibukota menuju kantor Drg. Group.
Chittttt,
Di tengah perjalanan tiba - tiba mobil yang ditumpangi Keenan berhenti mendadak. Hampir saja sebuah motor matic yang dikendarai oleh seorang gadis menabrak mobil mewah tersebut. Rendi yang sedikit syok melirik tuannya di jok belakang pengemudi, memastikan jika tuannya dalam keadaan baik - baik saja dengan kejadian yang menimpa nya barusan.
" Anda baik - baik saja tuan," tanya Rendi dengan wajah khawatir dan hanya dibalas dengan anggukan oleh sang tuannya.
Sedangkan sang pengendara motor masih mematung di atas motor nya karena merasa sangat syok dan terkejut. Hampir saja motornya menabrak mobil mewah. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadi nya kalau sampai motor nya menabrak mobil tersebut membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding .
Di saat sang pengendara motor larut dalam lamunannya, turunlah seorang pemuda tampan lengkap dengan setelan jas kantor dan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Hmmmmm,
Mendengar suara deheman di depan nya seketika Nayla tersadar dari lamunannya.
Ya.. pengendara motor tersebut adalah Nayla Atifa, seorang gadis cantik yang sedang terburu - buru karena sudah terlambat bekerja sehingga dia tidak fokus mengendarai motor nya dan hampir membuat dia celaka.
"Nona..." sapa Rendi kembali sambil melambaikan tangannya di depan wajah Nayla yang masih tertutup oleh helm.
Nayla yang tersadar dengan suara orang di depannya, akhir nya membuka helmnya.
Seketika pandangan kedua nya bertemu, Rendi sempat terpana dengan kecantikan natural yang dimiliki Nayla, mata bundar dengan manik mata yang hitam, bulu mata lentik, hidung mancung,dan bibir mungil bewarna merah jambu.
" Sungguh indah makhluk ciptaan Tuhan satu ini," batin Rendi.
"Astaga apa yang saya pikirkan," lirih Rendi sambil menggelengkan kepala nya guna menyadarkan kembali pikirannya.
"Apa anda tahu nona, tindakan anda barusan sangat berbahaya sekali baik bagi diri nona sendiri maupun orang lain," tutur Rendi.
"Saya mohon maaf tuan," ucap Nayla sambil mengatupkan kedua tangannya.
Belum sempat membalas permintaan maaf Nayla, tiba - tiba kaca mobil bagian belakang terbuka dan menampilkan sosok pria dengan ekspresi datar.
" Jangan membuang waktu berharga ku hanya dengan mengurusi hal yang tidak penting seperti ini Ren," kata Keenan datar.
Tanpa berkata lagi, Rendi segera kembali ke mobil dan melajukan kembali mobilnya. Saat melewati Nayla, Keenan segera menutup kaca mobilnya kembali.
" Ganteng sech ganteng tapi sombong," cibir Nayla sambil menatap mobil mewah yang hampir ditabraknya menjauh dari pandangannya.
"Jangan sampai aku punya suami seperti dia kelak,hii...amit..amit.." ucap Nayla sambil menggelengkan kepalanya . Kemudian dia melajukan kembali motornya ke tempat kerja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!