Ini Hanya kisah kehidupan sepasang suami istri, kisah yang menceritakan betapa rumitnya hidup berumah tangga.
Kisah pernikahan yang tidak pernah mendapat restu orang tua.
Kisah saling percaya dalam pernikahan, kisah yang mungkin tidak seindah cerita dongeng sebelum tidur
Bukan pula kisah raja dan ratu yang hidup di tengah hutan.
Entah seperti apa di mulainya cerita ini, yang pasti ini kisah seorang wanita yang harus kuat membina , mempertahankan rumah tangga dari banyak nya gangguan.
Pertemuan ku dengan suamiku bisa di bilang cukup singkat kami baru mengenal sekitar 5 bulan sebelum menikah itu pun pertemuan kami karena kebetulan semata.
Waktu itu aku sedang ada di kafe bersama sahabat ku Hana, kami awalnya hanya berdua menikmati kopi di atas meja yang sama, tiba tiba datang 2 orang pria yang ikut bergabung dengan kami, aku mengenali salah satu dari mereka yaitu jevan kekasih Hana, tapi pria tampan yang bersamanya aku tidak mengenalinya sama sekali, wajah tampan dengan rambut yang melewati daun telinga, rahang yang tegas benar benar terlihat sempurna,
Sejak hari itu hubungan kami di mulai, entah dari mana awalnya kami menjadi dekat, dia sering ikut saat jevan menemui Hana dan kami semakin sering bertemu.
Dia juga sesekali datang ke kantor tempat ku bekerja hanya sekedar mengajak makan siang bersama. Dia tipe orang yang tidak banyak bicara, cuek, dingin , tapi bisa juga bersikap manis tentu dengan caranya sendiri.
Selama 5 bulan saling mengenal dia tidak pernah mengatakan cinta atau kata anak muda jaman sekarang menembak ku secara langsung. Sampai akhirnya dia datang ke rumah , meminta ijin pada orang tua ku untuk menikah dengannya. Kaget, jelas ,aku sangat kaget dengan hal itu, kami baru mengenal di tambah tidak ada komitmen apa pun di antara kami.
Awal nya aku ragu menerima lamarannya yang mendadak itu, yang paling mengganggu karena kami belum mengenal lebih jauh lagi, aku takut membuat keputusan, tapi dia selalu meyakinkan kan, sampai akhirnya aku menanyai nya alasan tiba tiba melamar
Jadi dia ingin di jodohkan orangtuanya dengan teman bisnisnya. Tapi dia jelas menolak, dan meminta ku untuk menikah dengannya karena kalo tidak dia akan di paksa menikah dengan wanita pilihan orangtuanya.
Kenapa aku terdengar seperti seorang pelarian nya, itu yang aku pikirkan tapi kejujuran nya juga tidak bisa di abaikan.
Orang tua mana yang tidak senang jika ada seorang pria yang dengan berani datang menemui putri nya untuk di lamar. Begitu pula dengan orang tua ku mereka juga ikut meyakinkan aku untuk menerima tawarannya dan singkat cerita aku pun menerimanya dengan alasan nanti setelah menikah Kami bisa saling mengenal lebih jauh lagi.
Sedangkan orang tuanya jelas tidak pernah setuju dengan pernikahan kami, keluarga ku dan dia berbeda 100 derajat, aku hanya pegawai kantor biasa orang tua ku hanya mengelola restoran kecil kecilan. Sedangkan dia berasal dari keluarga terpandang memiliki perusahaan dengan banyak cabang, kalo di hitung hitung kekayaannya nya akan cukup untuk memenuhi kebutuhan 7 turunan keluarga nya nanti, terdengar lebay yaa itu cuman perumpamaan sebagai bandingan betapa keluarga ku dan keluarganya jau berbeda. Aku juga baru tau faktanya setelah acara pernikahan kami sudah ada di depan mata.
Dan pada akhirnya aku pun menikah dengannya, bahkan kami sudah di karuniai satu orang putra yang usianya sekarang sudah menginjak 4 tahun.
Setelah menikah dengannya aku mulai memahami sikap nya, dia benar benar pria yang dingin, cuek, dan yang pasti sangat gila dengan pekerjaan nya, tapi dia juga bisa bersikap romantis dan manis tentu dengan caranya sendiri. Dia pria yang tidak banyak bicara lebih suka langsung bertindak daripada berbasa basi.
Setelah melahirkan putra ku , suamiku meminta ku berhenti bekerja saja dan lebih fokus mengurus anak kami di rumah dan aku menurut.
Tidak ada yang aneh dengan keluarga ku semua berjalan dengan normal aku menjadi ibu rumah tangga biasa mengurus anak dan suami di rumah.
Sedangkan suamiku seorang pekerja keras kadang datang terlambat dan berangkat di pagi buta.
Sedangkan hubungan ku dengan mertua dan ipar ku, bisa di bilang kurang harmonis, awalnya beliau memang menentang keras pernikahan kami, bahkan aku sempat ingin membatalkan pernikahan tapi dia selalu meyakinkan aku kalo semua akan baik baik saja. Dan setelah kelahiran anak pertama kami akhirnya ibu mertua ku sedikit luluh, iya Hanya sedikit dia masih menentang keras pernikahan kami, tapi dia sangat senang ketika putra pertama kami lahir , jadi intinya beliau Hanya mencintai cucunya, ta apa lah itu pun sudah membuat ku sangat bahagia, karena mereka mengakui anakku sebagai cucunya.
Dan satu lagi jangan kalian kira rumah tangga kami berjalan mulus , tidak sama sekali kami seperti pasutri pada umumnya yang sering bertengker tapi akhirnya berakhir dengan Sama sama saling meminta maaf, biyasalah bukan rumah tangga namanya kalo tidak ada masalahnya.
..."Kevin areksa"...
Kevin areksa, pria tampan dengan sejuta pesonanya , wanita mana yang enggan menjalin hubungan dengannya, rahang tegas garis wajah menawan, hidung mancung, rambut sedikit panjang menutupi sedikit daun telinga atas sorot mata yang tajam, pokonya sempurna.bukan Hanya tampan kevin atau biasa di panggil Vin keturunan aksara , keluarga terkenal dengan perusahaan yang berhasil di bidang properti, dan sekarang Vin menjabat sebagai direktur di perusahaan utama yang berlokasi di Jakarta Selatan.
...Naera faeza...
Naera faeza wanita cantik bertubuh kecil, mata coklat terangnya berhasil memikat seorang Aksara dan menjadikan nya istri, rambut panjang lurus melewati bahu menambah kesan cantik tersendiri untuknya, keindahan rambutnya itu hanya dapat di lihat oleh Vin sendiri, karena naera menutupnya dengan hijab , senyum manis dengan bibir kecil kulit putih berseri seperti idaman para wanita lain juga di miliki seorang naera atau kerap di panggil nae Berbeda dengan Vin, Nae hanyalah seorang gadis kantoran biasa kedua orangtuanya mempunyai lestoran di Jakarta.
matahari mulai menyapa, ia kembali mengemban tugas menggantikan rembulan. jam 7 pagi terlihat seorang wanita cantik dengan rambut tergulung asal, baju kaos rumahan yang nyaman di gunakan, terlihat semangat menyiapkan sarapan untuk penghuni rumah lain Yang masih enggan menyapa pagi.
Bukan masakan yang sulit untuk di buat, 2 piring nasi goreng sudah siap tersaji di atas meja, sekarang waktunya membangun si pemilik nasi itu.
Langkah kecil wanita tadi berjalan melewati satu persatu anak tangga hingga berhenti di depan pintu kamar utama, di bukanya knop pintu dari luar dan menampilkan sosok pria yang masih setia bermanja ria dengan selimat tebalnya. Senyuman manis tidak pernah luntur dari wajah cantik wanita yang bernama naera faeza tersebut.
Naera mendekat ke ranjang dan duduk menghadap pria yang masih membelakangi nya itu, di usapnya pelan Surai hitam itu dengan jari putih lentiknya, hal itu tidak membuat si empu merasa terusik melainkan membuat nya merasa lebih nyaman.
"Bangun vin, kau harus ke kantor" suara lembut berusaha membangunkan suaminya, sudut bibirnya kembali terangkat ta kala melihat tingkah sang suami yang dengan manjanya, berbalik menghadap nya dan memeluk pinggang ramping wanita tersebut.
"Enggh, sebentar lagi"
"Kau harus bangun dan lihatlah sudah jam 7 lewat"
"Sebentar lagi" rengek pria itu
Merasa tidak akan berhasil membangunkan suaminya, wanita itu mencoba turun dari ranjang tapi dengan cepat si pria yang paham akan hal itu malah mempererat pelukannya.
" Vin lepaskan aku harus memeriksa kai dulu"
Hanya gelengan yang di lakukan pria itu, sikap manjanya keluar lagi di pagi hari, sama manjanya dengan putra mereka yang berusia 4 tahun itu.
"Mamaaaa" terdengar tangisan dari kamar sebelah, sontak membuat pasutri itu lekas berdiri dari tempat masing masing, Naera berjalan lebih dulu di ikuti vin di belakang.
"UPPs, UPPs , sayang nya mamah sudah bangun, kenapa nak, hemm"
Di angkat nya pria kecil nan tampan itu di bawanya ke gendongnya di pelukannya erat dengan sesekali mengusap lembut bokong sang putra, mencoba menenangkan putranya. Selang beberapa menit isakan kai mulai terhenti, tapi anak manis itu masih membenamkan kepalanya di celuk leher sang ibu. Sedangkan Vin duduk dengan senyum kontak nya memperhatikan 2 orang kesayangan nya yang sedang membagi kasih.
"Vin , kau akan terus duduk di situ, kau tidak ada niat untuk mandi" ucapan Naera membuat lamunan Vin terpecah, dengan cepat dia tersadar dan berdiri mendekati anak dan istrinya, memberikan ciuman pada pucuk kepala Naera yang lebih pendek darinya tidak lupa ciuman juga mendarat di pipi gembul kai
"Kamu sudah siap kan baju ku sayang"
Vin berucap dengan tangan yang mengelus lembut Surai milik Naera, Nara hanya mengangguk mengiyakan ucapan suami nya setelah nya pria itu melangkah keluar dari kamar putranya.
....
"Mamah, hari ini kai tidak mau ke sekolah"
Rengekan putra semata wayangnya itu berhasil membuat Naera gemas dan mencubit pelan pipi gembul putranya, pasalnya anak tampan itu terlihat sangat lucu saat menginginkan sesuatu sama persis manjanya dengan ayahnya.
"Kenapa sayang" ucap Naera lembut, sedangkan Vin hanya memperhatikan interaksi keduanya.
"Kai, ingin bermain dengan mamah"
"Lucu sekali kesayangan nya mamah, kan nanti kalo pulang sekolah kai bisa main sama mamah"
Menggeleng ,kai menggeleng sebagai penolakan, hari ini naera harus sabar menghadapi dua pria kesayangan nya yang tiba tiba menjadi super manja di pagi hari.
"Kan kai, sendiri yang mau sekolah kenapa sekarang tidak mau"
"Kai , tidak suka main sama mereka, kai mau main sam mamah aja"
"Kai____ " ucapan Naera terpotong dengan ucapan tegas suaminya
"Jangan merepotkan mamah, kai harus sekolah, kai seorang pria tidak boleh bersikap seperti ini" ucap vin dengan nada dingin lebih ke tegas, tatapan tajam yang bisa membuat siyapa saja merasa takut.
Naera menatap suaminya dia merasa ucapan Vin keterlaluan dari nada bicaranya saja bisa membuat kai takut. Dan ini lah sosok suami nya yang lain, yang bisa tiba tiba menjadi super dingin, tegas, tidak suka di bantah.
"Vin" ucap Naera pelan
Tapi dengan sigap, Vin memberi isarat pada Naera untuk tidak ikut campur menggunakan tangannya.
"Hey, kai seorang pria, dan seorang pria harus memegang kata katanya, siyapa yang merengek minta sekolah, kai kan, siyapa yang minta di belikam buku, kai kan"
Kai mengangguk ketakutan, kai yang sekarang sudah berada di gendongan Naera, menatap wajah ayahnya yang menyeramkan ketika sedang menegurnya seperti sekarang.
"Jadi kai harus sekolah dan jangan merepotkan mamah, mengerti"
"Iyaaa pah"
Masih dalam keadaan menundak di dalam pelukan ibunya, sedangkan Nara hanya bisa menyaksikan perdebatan kecil di antara anak dan ayah itu.
Nara POV
Kai anak ku baru berusia 4 tahun, dia tipe anak yang sangat aktif. Dia selalu bertanya kapan dia akan di masukkan sekolah, katanya dia ingin mempunyai teman yang banyak agar bisa bermain robot robotan bersama.
Karena umurnya masi sangat kecil aku dan suamiku sepakat memasukkan kai ke taman bermain, di sana dia bisa memiliki teman seperti ke inginannya, dia juga bisa belajar banyak hal dan bisa bersosialisasi dengan yang lain.
Sekarang sudah jalan 5 bulan kai sekolah dan ini kali pertama dia merengek untuk ijin sehari, aku sebagai seorang ibu lantas menggunakan insting kasih sayang ku berniat mengiyakan rengekan putra ku tadi pagi
Tapi ayahnya yang keras dalam mendidik tidak akan membiarkan putranya itu ijin tanpa ada sebab yang penting, apa lagi itu keinginan kai sendiri, Vin ingin anaknya itu bisa belajar bertanggung jawab sejak kecil, bertanggung jawab dengan apa yang dia putuskan sendiri.
Setelah anak dan suaminya berangkat Naera melanjutkan pekerjaannya , membersihkan rumah, membersihkan kamar anaknya, mencuci pakaian keluarga nya dan pekerjaan ibu rumah tangga lainnya.
Naera POV
Aku dan keluargaku tinggal di rumah yang kecil namun elegan, meskipun suami ku bisa di bilang mampu untuk membeli rumah yang lebih besar dari rumah kami tapi dia tidak melakukan nya karena suamiku orang yang sangat sederhana.
Dengan rumah yang tidak besar ini memudahkan aku untuk membersihkan rumah sendiri tanpa ada asisten rumah tangga di rumah,
suamiku tidak suka ada orang lain yang masuk ke dalam rumah nya meski orang itu berstatus asisten rumah tangga, jadi aku yang harus mengerjakan semuanya , tidak berat, awalnya emang kesultanan karena aku tidak terbiasa tapi sekarang aku menikmati hari hari ku yang di sibukkan dengan pekerjaan rumah.
......................
Semua pekerjaan telah selesai, pinggang ku terasa sakit padahal aku belum terlalu tua untuk merasakan sakit pinggang seperti ini. Sambil menunggu 2 pria kesayangan ku pulang , aku membuat puding buah untuk mereka.
author POV
Sudah pukul 4 sore , bunyi klakson membuat Naera tersadar dari lamunannya entah apa yang wanita cantik itu pikiran.
Naera berjalan keluar rumah Karena tau Siyapa yang pulang. kai putra kesayangannya.
kai turun dari mobil dan langsung berlari memeluk mamanya. Naera menggendong tubuh lelah kai dan berjalan mendekati supir untuk mengucapkan terima kasih padanya.
Setelah nya mereka masuk ke dalam rumah, kai terlihat sangat lelah dan lebih memilih diam membenamkan kepalanya di celuk leher mamanya.
Naera membawa kai kekamarnya, memandikan sang putri agar lebih segar dan menggantikan pakaian sang putri , menggantikan pakaiannya dengan pakaian yang lebih nyaman.
"Mau makan puding, mama buatkan puding kesukaan kai"
"Mau" dengan riangnya kai melompat kesenangan Mendengar ucapan sang ibu, sejati melupakan rasa lelahnya yang baru tiba dari sekolah.
Naera tersenyum melihat tingkah manis putra nya itu, di elusnya kepala kai dengan penuh kasi sayang.
Naera menggendong kai turun menuju dapur, sebenarnya dia lelah juga terus terusan menggendong putra nya itu, tapi lagi lagi kasih sayang seorang ibu mengalahkan semua nya , dia tidak tega melihat putranya kelelahan untuk berjalan dan memilih menggendong putra nya, padahal kai Sekarang sudah berumur 4 tahun.
"Tadi gimana sekolah nya, senang ?"
Eunji mengangguk mengiyakan ucapan sang bunda karena mulutnya yang di penuhi puding buatan Naera, pipi gembul nya semakin terlihat lucu saat makan, Naera tidak tahan untuk tidak mencubit gemas pipi putranya.
"Bunda, besok Ayah ikut bunda ke sekolah kai kan"
"Nanti ya sayang, bunda tida bisa janji, kan kai tau sendiri ayah sibuk bekerja"
Mulut anak itu memanyun tanda tidak suka.
Besok ada acara bulanan di sekolah kai . aku selalu menghadiri acaranya sendiri karena suamiku terlalu sibuk dengan urusan kantor nya.
kai pernah merengek dia ingin seperti anak anak lain dimana ayah dan ibunya selalu datang di acara bulanan sekolah nya.
Aku tidak bisa memaksa , dia pria sibuk, tapi aku selalu mencoba mengajaknya sama seperti sekarang aku akan berusaha membicarakan nya dengan suamiku.
Naera POV
Vin menghubungi aku, katanya dia pulang cepat hari ini dan ingin makan di rumah, jadi sekarang aku sedang membuatkan makan malam. Terkadang suamiku pulang telat dan meminta ku untuk tidur duluan.
Semua makanan telah selesai ku buat tinggal menunggunya Pulang. Aku keluar setelah mendengar suara mobil yang masuk ke dalam parkiran.
Dari dalam mobil ke luar suami ku yang masih sama Tampannya dengan tadi pagi. Aku berjalan mendekat dan mengambil tas kerjanya.
"Apa kai sudah tidur" tanya pria vin
"Dia di dalam, menunggu mu "
"Kim kamu mandi dulu aku sudah siapkan air hangat untuk"
Naera membantu suami nya melepaskan jas kerjanya. Setelah nya Naera turun untuk menyimpan kan makan malam mereka.
........
"Vin, apa besok kamu bisa mampir sebentar ke sekolah kai"
Vin yang tadi sedang asik makan, terhenti mendengar ucapan Naera, di tatapnya Naera dengan tatapan bingung. Tidak perlu jawabannya dari tatapan Vin, Naera membuka suara lagi
"Besok acara bulanan di sekolah kai, dia ingin kamu hadir"
"Apa tidak bisa kamu saja, kamu kan tau aku sibuk"
"Tapi kai ingin kamu juga bisa hadir, sekali saja vin"
"Aku tidak janji tapi aku akan usahakan demi putra ku"
Senyum senang terlihat jelas dari Naera maupun kai.
.......
Setelah makan Vin seperti biasa duduk di depan tv menonton berita olah raga malam, sedangkan Naera , setelah selesai membereskan meja dan mencuci piring menggendong kai masuk ke kamar.
Naera menepuk nepuk bokong putranya, mencoba memasukkan putra nya itu ke alam mimpi.
Setelah kai tidur Naera bangkit perlahan untuk kembali ke kamar, Naera Merapikan selimut kai dan memberikan kecupan singkat di kepala nya kemudian melangkah pelan meninggalkan putra nya.
Naera membuka pintu kamar utama yang berada tidak jauh dari kamar putra nya, di atas ranjang vin sudah tertidur membelakangi nya tanpa mengenakan selimut padahal udara di malam hari begitu dingin di tambah jendela kamar yang tidak tertutup
Naera dengan cepat menutup jendela nya dan menghidupkan pemanas ruangan. Kemudian ikut bergabung dengan suaminya , dari belakang Naera meremas kuat ujung baju yang di kenakan vin.
Malam semakin larut tapi naera enggan masuk ke alam mimpi, decitan tepat tidur terdengar karena Naera terus merubah posisinya hingga tangan kekar memeluk pinggang nya dari belakang.
"Apa aku mengganggu tidurmu Vin"
"Hem"
"Maaf"
"Kenapa, tidak bisa tidur, Hem" surat berat terdengar jelas di belakang telinga Naera, karena tubuh mereka memang sangat dekat, Vin merangkul Naera begitu erat kepalanya tepat berada di belakang leher Naera yang membuat Naera bisa merasakan dengan jelas nafas hangat Vin.
"Tidurlah" ucap Vin
Pelukan Vin bagaikan mantra tidur tersendiri untuk Naera
........
Di kursi orang tua Naera masih berharap suaminya itu bisa datang ke sekolah untuk melihat penampilan putranya, tapi sayang hingga waktunya kai tampil Vin belum juga menampakkan batang hidungnya.
Naera menarik nafas kasar berusaha tersenyum dan memberikan semangat untuk putra nya yang sudah menunjukan wajah masam di atas panggung karena tidak melihat ayahnya.
Walaupun sampai akhir Vin tidak datang kai bisa tampil dengan baik karena ada Naera yang selalu memberikan senyuman.
"Anak mamah, pintarnya"
Di bawanya kai ke dalam gendongan nya, Naera memberikan kecupan di pipi gembul putra kesayangannya
"Mau beli es krim"
Kai mengangguk senang, sebenarnya Vin sangat melarang putranya itu makan makanan manis apalagi eskrim tidak sehat katanya, tapi kali ini naera tau mood anaknya sedang tidak baik karena ayahnya yang tidak datang melihat penampilan pertamanya jadi Naera ingin mengembalikan mood anaknya dengan membelikan eskrim kesukaan nya.
Dreet dreet
Ponsel Naera yang berada di dalam tas bergetar, di usapnya layar untuk mengangkat panggilan yang ternyata dari suaminya
"waalaikumsallam" ucap Naera singkat, ada rasa kecewa juga saat Vin tidak bisa meluangkan sedikit waktu berharga nya untuk sang putra, apalagi ini penampilan pertama kai, apa begitu pentingnya pekerjaan untuk Vin sampai rela mengorbankan perasaan putranya sendiri.
"Kamu marah" Vin tau jelas kalo wanita di sebrang sana itu sedang kesal, terdengar jelas dari nada bicaranya, tidak ada kesan lembut sedikit pun, hanya terdengar datar
"Marah?aku? tidak"
"Maaf, tadi ada miting mendadak ada klain yang merubah jadwal bertemu, padahal tadi sudah siap ingin kesekolah kai"
"Tidak masalah Vin, kai paham ko kalo papahnya sibuk"
"Tapi kamu marah"
"No, aku tidak marah Vin hanya kecewa" jujur , untuk apa di tutup tutupi naera tidak bisa menutupi apapun dari suaminya.
"Janji , akhir pekan kita jalan jalan, ok"
naera menarik napas kasar, Vin sudah sering janji ingin mengajak mereka jalan jalan tapi selalu saja gagal entah ada pertemuan mendadak lah , ada masalah kecil di perusahaan lah, keluar kota lah, ada aja alasan untuk membatalkan janjinya.
naera tidak bisa berharap lebih dari janji suaminya itu, dia juga tidak akan memberi tahu kai, takut nya Vin kembali membatalkan janji dan berakhir kai kecewa lagi
Naera tersenyum mengangguk seolah Vin bisa melihat anggukan nya
"Kalian di mana kenapa terdengar berisik"
"Ini lagi di kafe, ngajak kai makan eskrim"
"Sayang, kau tau kan eskrim tidak sehat, gigi kai juga nanti cepat rusak"
"Vinnn, anakmu kecewa karena kamu tidak hadir di acara pertamanya,aku hanya ingin dia senang Vin toh makan eskrim tidak setiap hari juga kan"
"Ok, ok hari ini tidak papa, aku tutup dulu ya ada tamu katakan pada kai papahnya akan pulang dengan membawakan hadiah"
"Hem"
"Papah yaa mah"
Tanya kai polos dengan wajah yang sudah cemong , naera tersenyum gemes mencubit lembut pipi gembul kai, membersihkan eskrim di wajah putranya
"Iya, sayang papah bilang nanti di bawain mainan katanya"
"Yeyyyy" sorak kai antusias.
Jam 2 dini hari Naera terjaga dari tidurnya, kerongkongan nya terasa kering, Naera turun menuju dapur untuk mengambil minum, kepalanya terasa sangat pusing, naera dengan hati hati berpegang pada bahu tangga takut jika dia hilang konsentrasi bisa bisa dia terjatuh.
Braakk
Gelas yang di genggam Naera terjatuh dari genggaman nya, membentur lantai dengan cukup kuat.
Vin yang mendengar suara itu terbangun dari tidur nya.
"Kenapa"
Suara vin mengagetkan Naera, tanpa sengaja serpihan kaca yang ada di lantai melukai jarinya.
"Astaga tangan mu berdarah, nae"
Vin membantu Naera berdiri, mendudukkan nya di meja makan.
"Tunggu sini aku ambil kota obat dulu"
Vin kembali dengan membawa kotak obat di tangan nya, dia mulai membersihkan luka di jari Naera, takut jika luka itu akan infeksi, setelah nya vin membalutnya dengan kasa. vin menatap wajah Naera, wajah Naera terlihat pucat, keringat dingin bercucuran dari wajah cantiknya.
Vin mengulurkan tangannya pada wajah Naera, menghapus keringat dari wajah istrinya, sedangkan Naera haya duduk memperhatikan vin tanpa mau menjelaskan apapun.
"Wajahmu pucat sayang"
"Kamu sakit"
"Kepala ku pusing vin"
"Kita kerumah sakit"
"Tidak perlu nanti juga sembuh sendiri"
"Kalo begitu ke atas "
Keduanya kembali ke kamar, Naera lebih dulu berbaring di atas ranjang, sedangkan Vin membenarkan selimut Naera, mengelus lembut dahi istrinya dan mencium keningnya, Naera tersenyum melihat sikap manis vin
vin ikut berbaring di samping Naera, mendekat kan tubuhnya dengan tubuh sang istri dan memeluknya dari belakang.
"Apa masih sakit"
"Sudah mendingan, karena kamu memelukku" Naera berbicara dengan mata tertutup senyum tipis terukir cantik di wajahnya.
Sedangkan Vin juga tersenyum mendengar ucapan istrinya.
...........
Karena terjaga tadi malam alhasil Naera jadi telat bangun, biyasanya dia sudah siap jam 8 seperti ini tapi kali ini dia baru bangun, sedangkan Vin sudah tidak ada di tempat nya, Naera mengikat asal rambu nya Merapi kan penampilan nya yang sedikit berantakan kemudian turun , tujuan pertama nya kamar sang putra, Nathan kai Aksara mereka biasanya memanggil nya kai.
Naera membuka pintu kamar kai tapi tidak menemukan sang putra di ranjang.
"Sudah bangun sayang"
Sapa Vin yang melihat Naera berdiri tidak jauh dari nya, Vin telah rapi dengan baju kantor nya, sedangkan kai juga sudah siap dengan baju sekolah nya , Naera tersenyum dan mendekati mereka.
"Kepala kamu apa masih sakit nae"
"Sudah mendingan, Vin kamu yang masak ini" Naera menunjuk nasi goreng yang sudah tersaji di atas meja makan, Vin hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan istrinya
"Duduk nae, kita makan bareng"
"Kalian makan aja dulu aku mau mandi, ga enak makan belum mandi kaya gini"
Vin mendekati istrinya memberikan kecupan singkat di kepala sang istri seperti biasanya. Mengelus rambut Naera sembari memperlihatkan senyuman kotak khas seorang Vin, siyapa saja yang melihat senyuman itu sudah bisa di pastikan tidak dapat lepas dari pesona seorang Vin.
Naera mendekati kai yang fokus dengan makanan nya sedangkan matanya fokus dengan tablet yang menampilkan kartun dari negara ginseng kesukaan nya. Naera mencium lembut pipi gembul kai, dan melenggang pergi kembali kekamar .
Naera kembali kekamar nya sebelum membersihkan diri dia merapikan tempat tidurnya dulu, setelah nya masuk ke dalam kamar mandi.
Naera bukan tipe wanita yang suka berdandan tidak juga dibilang tomboi dia tidak suka menggunakan dress dia lebih suka menggunakan celana longgar yang nyaman dengan kemeja untuk pergi, sedangkan di rumah Naera biyasanya hanya menggunakan piama atau baju kaos rumahan, tapi karena hari ini Naera janji untuk mengantar kai kesekolah jadi naera sedikit berdandan
Celana pants coklat tua di padukan dengan kemeja kotak kotak berwarna senada, pilihan Naera hari ini sedikit polesan di wajah cantiknya sudah cukup bagi Naera untuk terlihat sempurna tidak lupa rambut nya di ikat separuh di bagian atas sedangkan bagian bawahnya di biarkan tergerai Naera tersenyum di depan cermin dengan pandangan mata yang sulit di artikan menarik nafas panjang dan turun menemui 2 pria kesayangan nya.
" Berangkat sekarang"
"Kamu tidak sarapan dulu"
"Nanti aja, takut nya kalian telat kalo harus menunggu ku makan"
"Tidak masalah nae, Kamu makan aja dulu"
Vin menepuk tempat yang kosong di sisi kanan nya mengisaratkan agar Naera duduk di sana, sedangkan tangan satunya lagi meraih sepiring nasi yang ada di atas meja, Naera tersenyum manis dan duduk di samping Vin.
Vin dengan telaten menyuapi istrinya, sedangkan kai asik di lantai dengan mainan robot nya, tidak memperdulikan keromantisan kedua orang tua nya.
"Nae mamah sama papah besok sore mau main kerumah"
Naera berhenti mengunyah makannya, menelan kasar nasi yang tidak hancur semua dengan bantuan air
Hubungan dengan mertuanya tidak berjalan harmonis,tentu ada rasa takut saat Vin mengatakan mertuanya ingin berkunjung.
Kata kata kasar selalu di terima naera dari mertuanya, nasehat yang tidak pernah berhenti keluar dari mulut ibu Vin, seakan mereka meragukan cara naera merawat putranya juga cucunya.
"Tidak papa kan nae"
Naera mengangguk, tidak mungkin kan naera melarang ibu mertua nya bertamu, naera tau mereka pasti merindukan cucu nya.
Vin tersenyum dan mengusap lembut kepala naera.
..........
"Hati hati" ibu dan anak itu melambai pada pria kepala keluarga mereka yang mulai menjauh dengan mobil mewahnya setelah mengantar mereka.
..........
Sepulang nya dari sekolah kai, naera mampir sebentar untuk berbelanja keperluan dapur, karena mertuanya akan datang naera ingin membuat banyak makanan enak untuk mereka, anggap aja naera ingin mengambil hati mertuanya yang masih tertutup rapat untuknya.
Sayur mayur, bumbu dapur, daging , ayam, ikan , telur, roti, tidak lupa buah buahan, dan beberapa cemilan untuk kai. Yang pasti naera memilihkan cemilan yang sehat untuk putranya sudah pasti Vin tidak akan suka melihat putranya makan sembarangan.
Setelah membeli keperluan dapur entah kenapa naera juga ingin membeli baju,
Bukan baju wanita, naera justru memilih melangkahkan kakinya dengan tangan yang memegang erat tangan Mungin putranya untuk masuk ke toko yang menjual pakaian pria dewasa juga anak anak
Naera begitu tertarik dengan kemeja berwarna coklat pasti sangat cocok untuk Vin , naera juga membeli beberapa lembar baju oblong untuk Vin karena kalo di rumah Vin tidak suka mengenakan piyama Vin lebih suka menggunakan baju kaos juga celana training.
Ta lupa naera juga memilihkan baju untuk putra Tampa nya.
Puas memilih baju kaos mereka ketoko mainan karena sejak tadi kai sudah merengek ingin membeli mainan.
Robot terbaru menjadi incaran kai.
Puas berbelanja mereka pulang kerumah.
Naera membersihkan tubuh anaknya, mengganti pakaian sekolah nya dengan baju yang lebih nyaman. Setelah nya naera juga pergi untuk membersihkan diri,
Menu makan malam kali ini benar benar menu rumahan.
Semua makanan sudah tertata rapi di atas meja sekarang tinggal menunggu Vin pulang, naera mendapat pesan jika Vin akan terlambat pulang malam ini , kalo menunggu Vin pulang bisa bisa kai tidur dengan perut kosong, naera tetap setia menunggu suaminya pulang sedangkan dia memberi makan kai Takut nya Vin kemalaman kesian KAI jika ikut menunggu
Selesai makan Naera menemui kai bermain sambil menunggu rasa ngantuk putranya itu datang, sebenarnya naera sudah sangat lapar tapi dia juga tidak tega makan duluan sedangkan suaminya masih di kantor
"Mah ngantuk" kai mengucek matanya karena mulai mengantuk, sesekali juga menguap
Naera membersihkan mainan kaj yang berserakan menyusun nya kembali di dalam lemari, menggendong kai menuju kamarnya di lantai 2
Naera menepuk nepuk pelan bokong kai, sampai dengkuran kecil terdengar dari putra kecilnya itu.
Di kecup nya singkat kening kai, membenarkan selimut bergambar tayo kesukaan kai, dan turun lagi ke lantai dasar menunggu suaminya yang ta kunjung pulang padahal malam sudah semakin larut, makanan yang di buat penuh cinta juga sudah dingin.
Tepat pukul 10 malam naera terbangun dari tidur tidak nyaman nya, karena menunggu Vin naera sampai tertidur di kursi tamu,
Naera sensitif sekali saat tidur, mendengar mobil yang memasuki area rumah naera langsung terjaga
Naera merenggangkan ototnya yang kaku, berdiri membukakan pintu untuk Vin menyambut Vin dengan senyuman manis seperti biayasa.
"Pasti sangat lelah,mau makan dulu atau mandi"
naera mengambil alih tas kantor milik Vin setelah Vin mengecup keningnya.
"Mandi dulu deh biar segar"
"Ok aku siapkan air hangat sebentar yaa"
Vin mengangguk berjalan menuju kamar kai
........
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!