Waa…
Si Lalan ketakutan. Dia baru saja mimpi buruk. Dalam impiannya itu ada mahluk yang dating. Mahluk yang dahulu mereka jumpai di hutan. Dalam bentukannya yang paling mengerikan.
Mahluk itu terus mendekatinya. Untung terjaga. Membuat dia sedikit lega. Apa yang semula mengejar-ngejar dia kini sudah taka da. Apa yang menyeramkan, juga sirna. Yang tertinggal hanya gambar-gambar dalam kamar yang biasa dia lihat di keseharian nya. Karena dia memang sengaja memajang sebagai hiasan supaya setiap waktu bisa melihat. Seperti tokoh-tokoh idola. Wanita yang cantic-cantik. Dan bintang yang menjadi idola di jaman nya. Baik jaman kini maupun masa lampau. Semisal bintang film kenamaan yang sangat bahenol. Namun itu dulu. Yang sekarang mungkin sudah tua dan bahkan sudah tak ada di dunia ini. Walau kerangka nya masih ada.
Berikut nya dirinya masih termangu dalam kamar. Dia hanya diam saja. Duduk di tempat tidur yang sedikit basah oleh keringat. Pandangannya nanar menatap apa saja yang ada dalam ruangan tersebut. Namun yang sering dia lihat hanya satu titik saja. Karena terjaga dari kondisi tak siap. Seakan sengaja di guncang oleh sesuatu di kala tengah nyenyak terlelap itu. Memang bukan kali ini saja dia merasakan hal mengerikan demikian. Namun rasanya yang kali ini terasa lebih seram. Seakan dia terbawa dalam ilusi yang nyata. Serta enggan untuk memudar dari pikirannya. Biasanya begitu. Mimpi bakalan langsung hilang. Kali ini berbeda. Setelah dia usahakan menghilang, nyatanya untuk sekian lamanya tak kunjung lenyap juga. Serta menyeret nya pada suatu kenangan lama yang pernah terjadi. Dimana barus saja dia lepas dari bencana buruk kala itu, kini harus diingatkan kembali menuju lokasi yang sama disaat terjadi peristiwa yang bagi dia terasa menyeramkan. Walau menurut orang-orang itu hanya ilusi saja yang dengan mudah terabaikan. Misalkan dengan bekerja yang mampu melarutkan pikiran ke dunia nyata, atau dengan refresing ke tempat hiburan malam yang menggairahkan, juga bisa piknik ke pantai sembari memandang ombak lautan yang saling berkejaran seperti sepasang kekasih yang di mabuk cinta. Juga bisa wisata ke pegunungan yang sejuk untuk kembali di bawa ke dunia dingin yang kala itu ada. Lo sama saja berarti mengarah ke sana. Tapi kali ini tidak. Kenangan itu mesti di usir secepat mungkin. Sebisa mungkin. Walau kenyataannya sangat sulit melakukan hal yang tak semudah membalik telapak tangan. Kenyataannya telapak tangan itu barang nyata. Dan ilusi itu dalam pikiran yang lumayan panjang masa nya dalam melupakan apa yang sudah menggores pikiran nya tersebut.
Keringat dingin mengucur. Membasahi tubuh yang tak seberapa gempal.
Namun saat dia membuka mata, mahluk itu sudah tak Nampak. Usahanya berhasil. Seperti biasanya kala terjaga dari mimpi, maka bayangan yang semula Nampak nyata kali itu juga bakalan langsung sirna. Sehingga banyak perasaan yang tercipta. Ada yang kecewa, ada yang bersuka. Kalau saja tengah bermimpi suatu yang indah tentu akan kecewa, karena teah membuang hal-hal bagus yang belum tentu terjadi di dunia nyata. Namun akan senang kala terjadi hal seperti yang terjadi sekarang. Semua langsung lenyap. Keresahannya, rasa ngeri dan takutnya, juga binatang yang paling dihindari itu seketika bisa dia buang jauh-jauh tanpa mengeluarkan tenaga yang berarti.
“Ah, ternyata mimpi.”
Lalan lalu berusaha memejamkan mata kembali. Dalam diam dalam sepi, tentunya si mahluk tak kan mau datang kembali. Sebab, manusia bermimpi akan langsung hilang, apa yang menjadi ceritera dalam impian nya itu, hanya dalam beberapa detik.
Tahu-tahu datang mahluk itu. Seperti tadi. Awalnya hanya nampak bayang hitam saja. Lama kelamaan semakin nyata. Seiring pandangan Lalan yang mulai jernih. Dan itu sebuah kengerian yang tercipta. Pemikirannya langsung membuat rasa nya ngeri.
Lalan panik. Namun dia berusaha memejamkan mata. Agar seperti tadi, yang mampu membuang si mahluk lenyap dari pandangan, dan kembali ke alam mimpi.
Ini bukan hutan yang dahulu. Ini kamarnya. Maka mahluk itu tentu akan lenyap, hanya dengan memejamkan mata. Dan berusaha berpikiran jernih. Untuk mendatangkan suasana ruangan sepi seperti sedia kala saat malam-malam menjelang, yang tinggal dia sendiri.
Namun mahluk itu terus mendekat. Dekat, dan siap menjangkau nya.
Lalan terdiam. Berusaha terus memejamkan mata. Menarik selimut tebalnya, untuk menutup diri dan membuang jauh si mahluk, dari pikiran. Biasanya demikian. Kalau mimpi tak kunjung menghilang, maka selimut yang tadinya terhampar, bakalan diselubungi ke muka, untuk kemudian bisa membuat mata hitam pekat, pandangan gelap dan pikiran berangsur jernih untuk kemudian melenyapkan dari situasi di seputar nya, dan membawa jauh dalam keheningan. Hingga pagi datang, sudah mampu melupakan apa yang terjadi.
Wa…
Lalan semakin ketakutan. Rupanya kali ini benar. Dia tak bisa mengelak lagi. Ruangan ini terlampau sempit untuk menghindar. Jangankan melompat, meringkuk saja sudah sulit rasanya. Karena si mahluk terus mendekat dan berusaha membuat dia terjepit dalam sudut tangkapan yang tak berarti lagi.
Ini malam. Tak terduga. Jadi tak ada persiapan buat Lalan untuk mempersiapkan diri dengan menyiapkan segala persenjataan atau tempat sekiranya mereka datang. Karena pada malam-malam sebelumnya, juga tak pernah ada peristiwa mengerikan malam jahanam ini. Semua berlalu seperti apa adanya. Baik itu sebelum mereka masuk ke hutan atau setelah mereka mengalami peristiwa seram tersebut. Semua berjalan apa adanya.
Akhirnya cakar kuat si mahluk mampu menggapainya. Kemampuan nya benar-benar canggih. Sehingga tak ada yang bisa mengelak dari tangan kuat itu. Yang pastinya akan langsung berada dalam rengkuhannya. Apalagi jarak nya memang tak terlampau panjang. Dan ini semakin mempermudah si mahluk dalam menjalankan rencana nya mendapatkan buruan yang sudah di incar sejak lama. Dan tak akan membiarkan Lalan bisa mempersiapkan diri untuk mencari perlindungan atau memperoleh senjata anti mahluk yang mampu mencegah mereka datang hingga mengusir keberadaan mereka yang juga mempunyai daya penangkal.
Lalan berusaha berontak. Namun tak kuasa. Tangan itu benar-benar mengerikan. Kalaupun terus meronta, nanti bakalan terluka oleh sobekan kuat yang dibuat oleh kuku tajam si mahluk. Dan berikutnya menjadi kengerian. Luka yang menganga lebar. Akan infeksi, atau bahkan tertular penyakit mengerikan dari si mahluk tersebut.
Dia hanya bisa pasrah. Walau terus meronta-ronta. Setidaknya pegangan itu biar bisa sedikit longgar. Lalu akan melompat jauh. Dan berusaha menggapai pintu, untuk langsung lari menyelamatkan diri. Namun pegangan si mahluk semakin kuat. Semakin berusaha si Lalan mengerahkan tenaga agar meronta nya mengendor, maka semakin erat juga cakar mahluk itu memegang tangan si Lalan. Bahkan siap merobek kulit tipis pemuda itu.
Si mahluk berusaha menyeretnya, dan keluar dari ruangan.
Si Lalan di seret menjauh.
“Aqi, bagaimana Ini?” ujar Lilin yang nampak panik dan terus saja membangunkan Aqi, yang tengah bersantai mengingat kembali mimpi indah apa yang tadi malam terjadi.
“Ada apa sih?” tanya Aqi masih berusaha mengenali lingkungan sekitar nya.
“Lalan hilang,”
“Wah,” Aqi juga turut terkejut. Tak menyangka anak sebesar itu bisa hilang. Kalau kecil semacam jarum hilang sih memang layak, dan sulit ditemukan karena tumpukan jerami akan menyamarkan posisi nya yang seperti kamuflase dan bakalan sulit untuk dikenali. Tapi kali ini sangat besar. Jangankan dari kejauhan, tertutup benda juga bisa dideteksi. Namun hilang. Ini berarti perlu berbagai alat pendeteksi agar bisa me
“Dia dibawa mahluk bercakar,“ kata Lilin lagi. Semuanya nampak jelas, di seluruh ruangan tidur adik nya yang banyak meninggalkan jejak-jejak aneh berupa cakaran-cakaran menyeramkan dengan tak diketahui bagaimana bentuk si pemilik cakar itu. Pagi-pagi tanda-tanda itu sudah terlihat, padahal sebelumnya jelas taka da. Padahal itu mahluk halus, mengapa cakar nya nampak tidak halus, namun jelas. Ini mengindikasikan jika si mahluk berada dalam dunia mereka yang tentu nya sanggup di cari dengan menggunakan cara-cara khusus yang tak harus halus-halusan juga. Serta kemudian nya adalah menuju lokasi dimana kira-kira keberadaan sarang mahluk itu kemudian melanjutkan ke posisi mana dia di sekap, si Lalan ini.
“Waduh, apem siapa lagi yang dia makan,“ ujar Aqi teringat masa lalu yang berhubungan dengan mahluk mengerikan demikian, kayak nya ada kaitan nya dengan hutan angker yang pernah mereka seberang i dan tersesat di dalam nya. Ini gawat, kala itu saja sulit sekali keluar, kali ini mesti terseret kembali ke masa dimana kenangan mencekam itu mesti di ulangi lagi, hanya karena sebuah kesalahan yang mereka sendiri tak sadar telah melakukan nya.
“E, ini nggak ada hubungannya sama apem, tapi dengan mahluk,“ ujar Lilin yang merasa tak punya benda enak itu juga kelihatannya sejak kemarin, bahkan setelah dari pasar juga tak membeli makanan kayak begitu. Apalagi membuat sendiri. Ini kekeliruan yang mesti di luruskan kelihatan nya.
“Waduh bagaimana ini?“ Aqi malah semakin bingung. Kalau dahulu jelas masalah nya. Lah ini malah tak karuan. Bagaimana dia ikut mencari solusi guna mengembalikan anak itu kembali. Mencari ke orang pintar juga sekarang tak pintar-pintar amat. Dan tak tahu siapa yang bisa berhubungan dengan mahluk mengerikan begitu, jika si mahluk saja tak kenalan sama si orang pintar tadi. Serta bagaimana mau mendeteksi lokasi, kalau kebingungan. Apakah masih sama dengan lokasi yang dahulu, atau pada tempat lain. Karena posisi dalam peta juga taka da, posisi pasti, batas-batas nya jelas tak akan Nampak. Karena kala itu tahu-tahu sudah berada di lokasi yang mengerikan. Sehingga taka da gambaran jika itu daerah larangan, atau tempat yang tak bisa di kunjungi. Yang jelas kemudian sudah berada dalam alam yang membingungkan itu.
“Ayo Aqi!“ ujar Lilin menarik tangan Aqi yang kelihatannya belum bersedia bergerak. Lelet sekali dah. Kagak sat set sat set. Bagaimana nanti mau mendapatkan adik nya kalau demikian. Sudah itu kalau tak di Tarik mana bakalan bergerak ini lelaki.
“Ih, gua di cakar!“
Aqi mengeluh. Tangan kuat istrinya benar-benar mencakar lengannya yang semula enggan bergerak supaya mengikuti kemana langkah nya dalam usaha mencari sang adik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!