Bulan dan Awan mereka adalah dua nada yang tak sama dan berasal dari sisi dunia yang berbeda, bisa kah mereka bersama atau malah menyerah dengan keadaannya.
Kisah ini berawal pada saat pesta ulang tahun Naura, dimana semua siswa di undang di pesta tersebut akan tetapi perbedaan kasta yang terlihat nyata, dimana orang kaya berkumpul dan orang miskin yang ternistakan karna memang sekolah SMA mahendra adalah sekolah elit, hanya anak orang kaya yang bisa sekolah disana namun tidak di pungkiri bahwa, ada beberapa siswa yang tidak kaya bisa juga disebut miskin yang bisa masuk sekolah SMA Mahendra lewat jalur beasiswa tapi sayang mereka selalu dijadikan bahan bullying oleh orang orang kaya.
Bahkan disekolah tersebut tingkatan dalam sekolah bukanlah kepintaran namun kekayaan, orang yang paling kaya akan dihormati sangat miris namun itulah kenyataannya.
Bulan Mahendra ia gadis yang sangat cantik, memiliki kulit yang putih dan sangat terawat rambutnya yang panjang nan lebat menambah kecantikannya ia memiliki bibir tipis, hidung mancung, mata yang indah tapi ia memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi namun juga tidak pendek ia memiliki tubuh langsing dan seksi yang membuat banyak wanita iri padanya.
Bulan, tergolong sebagai gadis kaya raya, ia sedikit sombong dan sedikit pemarah namun sikapnya itu dikarenakan ia kehilangan ibu nya sejak kecil.
Bulan Mahendra, ia cucu pertama dari Tuan Jaya Mahendra pemilik dari sekolah SMA Mahendra, namun tak hanya itu tuan jaya mahendra juga memiliki perusahaan terbesar dikota S, bahkan dia adalah orang terkaya dinegara tersebut dan beruntungnya Bulan menjadi cucu pertama di keluarga Mahendra, karena sudah di pastikan bahwa Bulan Mahendra adalah pewaris dari keluarga Mahendra.
Bulan sangat dihormati di sekolahnya, bahkan tidak ada yang berani menyinggung nya, ia memiliki sahabat bernama Tata Mahendra, dia juga cucu dari tuan Jaya Mahendra, bisa disebut sepupu bulan.
Tata adalah gadis baik dan rama namun dia gila kebersian dia tidak mau dekat dekat dengan siswa miskin karna menggangap mereka kotor, Tata selalu bersama dengan Bulan ke manapun Bulan berada, selain Tata ada satu orang lagi sahabat Bulan, ia seorang pria dia juga sudah bersama Bulan sejak kecil, ia bernama surya meskipun ia berasal dari keluarga tingkat tengah, namun karna keluarganya dekat dengan keluarga Mahendra ia bisa berteman dengan Bulan.
Surya adalah seorang pria humoris dan tampan dia juga seorang ketua osis yang sangat di incar oleh para siswi di sekolahnya.
Sedangkan Awan Yudha Wijaya adalah pria miskin yang sangat pintar ia mendapat beasiswa di SMA Mahendra, dia juga rajin, baik namun sangat menentang peraturan sekolah dimana harus menghormati orang yang kaya, dia sangat pekerja keras karna ia adalah tulang punggung keluarganya, ayahnya telah wafat saat ia duduk di bangku SMP, karna keadaannya itu ia sering di bully di kelasnya.
Awan juga memiliki seorang sahabat sejak ia kecil, yang bernama Sunny dia tidak terlalu kaya, namun juga tidak miskin, ia sangat baik hati dan membantu Awan dan tanpa sadar ia mulai menyukai sahabat nya itu.
Kisah cinta yang berawal dari sebuah pesta, akan kah berakhir bahagia? apakah Bulan bisa melewati semua batasan sampai bisa menuju ke tempat awan berada? atau malah Awan yang terbang menuju Bulan? atau mereka terpaksa untuk menyerah?.
Pesta ulang tahun Naura yang ke 17 adalah awal pertemuan Awan dan Bulan, bisa disebut sebagai awal dari semua rasa sakit dan kebahagian.
Bulan yang terlihat angun dan cantik saat menggunakan gaun pesta berwarna nut dengan taburan berlian yang di padukan dengan aksesoris berlian yang melekat di badan nya tak lupa hiasan rambut yang menambah kesan elegan, ia menjadi pusat perhatian semua orang yang datang bagaikan seorang ratu dari negeri dongeng, ia berjalan dengan anggun menuju panggung acara dan menyapa Naura dengan lagak sombongnya.
"Hai, Naura selamat ulang tahun ya!" seru Bulan sambil memeluk naura.
"Makasih, udah sempetin datang ke pesta gua." saut Naura sambil membalas pelukan tersebut.
"Ini kado buat lu, bawahnya hati-hati gua yakin ngak ada yang ngado lu semahal kado gua." seru Bulan sambil menyodorkan kadonya.
"Iya gua bakal hati-hati, makasih ya kadonya, by the way Tata mana?" tanya Naura sambil mengambil kado tersebut.
"Bentar lagi nyampek katanya dia bareng Surya. emmm pesta lu biasa aja ya ngak semewah yang gua bayangin sepi banget ngak ada menarik menariknya, tapi ngak papa tenang ada gua, jadi ngak sepi sepi amat," seru Bulan.
"Hehehe iya eh, itu Tata dateng." seru Naura sambil menunjuk ke arah Tata.
"Hai, Tata kenapa lama banget datangnya?" seru Bulan.
"Sorry macet." jawab Tata.
"Kan bisa lu beli jalanya atau sewa polisi buat buka jalan buat lu," seru Bulan.
"Ribet Lan, lagian gua kan bareng Surya." seru Tata.
"By the way Surya mana kok ngk kelihatan?" tanya Bulan.
"Masih di mobil." jawab Tata.
"Oh..." jawab Bulan.
"Gua malah asik ngobrol sama lu sampai lupa nyapa yang punya acara, hai, Naura selamat ulang tahun ya semoga lu bisa mendapat apa aja yang lu ingin kan kayak gua sama Bulan." seru Tata sambil mendekat ke arah Naura.
"Haha... makasih." seru Naura dengan senyum kecutnya.
Dan saat para wanita sedang asyik mengobrol tiba tiba ada 3 cowok yang datang.
Mereka bernama Galaksi, Bima dan Sakti mereka berasal dari keluarga terkaya setelah keluarga Mahendra.
"Hai, gadis gadis cantik." sapa Bima.
"Em, hai pujaan hati rembulan ku." seru Galaksi.
"Iyuh, mau muntah!" jawab Bulan sambil membuang mukanya .
"Gak, boleh gitu calon istriku," seru Galaksi.
"Ih, siapa calon istri lu najis tau" jawab Bulan ketus.
"Bulan, gini kamu kan calon pewaris keluarga Mahendra aku pewaris keluarga Raharja kalau kita nikah pasti menguntungkan kedua bela pihak, nanti kamu santai aja dirumah perusahan dan properti Mahendra biar aku yang urus gimana?" tanya Galaksi dengan nada tidak tau dirinya.
"What, lebih baik lu tau diri deh atau minimal ngaca gitu, lu pikir gua mau gitu sama lu ha?" jawab Bulan ketus.
"Iya lah secara gua tajir, tampan apasih yang kurang dari gua." seru Galaksi.
"Ada kok, gua kurang suka sama lu lebih baik lu pergi deh, gua muak liat muka lu!" seru Bulan.
"Tapi beb.." seru Galaksi sambil meraih tangan Bulan.
"Jangan sentu gua dan pergi dari sini sekarang, kalau gak hidup lu gak bakal nyaman lagi!" ancam Bulan yang menghindar saat Galaksi ingin meraih tangannya.
"Oke fine gua pergi tapi ingat ya Bulan suatu hari nanti gua bakalan dapetin lu, ayo Bima, Sakti kita pergi." seru Galaksi sambil berjalan meningalkan Bulan.
Bima dan Sakti pun mengikuti Galaksi meningalkan pangung acara.
"Terus bermimpi kawan, terus bermimpi," seru Surya sambil melambaikan tangan nya.
"Eh kapan dateng?" tanya Tata.
"Barusan, tapi lucu ya si Galaksi udah di tolak berkali kali masih aja ngejar ngejar udah tau kalau si Bulan itu sulit banget tertarik sama cowok, bahkan dari kecil gua gak perna liat dia tertarik atau jatuh cinta sama cowok." seru Surya.
"Ya, gak tau diri banget, tapi emang si dari kecil gua gak perna tau type cowok Bulan tu ngimana atau cowok yang bikin Bulan tertarik tu seperti apa?" seru Tata.
Surya dan Tata adalah teman Bulan sejak kecil mereka tidak perna terpisah sekalipun, itu yang membuat mereka sangat mengenal Bulan.
"Gua itu tertarik sama cowok yang ........." sebelum Bulan menyelesaikan ucapan nya tiba tiba ada pria yang datang mengenakan setelan yang terlihat tua namun dia terlihat sangat tampan bulu mata yang lentik, alis tebal, bibir yang terlihat sangat seksi, rambut yang hitam lebat nantertata rapi, tubuh tinggi dan badanya tegap ia terlihat sangat berwibawa meskipun warna kulitnya sedikit kecoklatan ia menghampiri Naura dan memberikan bingkisan kepada Naura.
"Selamat ulang tahun." serunya sambil memberikan bingkisan kepada Naura.
"Makasih tapi seharusnya lu ngk perlu bawah sampah kesinikan, liat syal murahan kayak gini lu kasi ke gua ini tuh bahkan gak layak jadi kain pel dirumah gua." seru Naura sinis sambil mengobrak abrik bingkisan pemberian pria itu.
"Kalau kamu gak mau balikin!" jawab pria itu.
disisi lain Bulan yang tidak tau siapa pria itu pun bertanya kepada Surya
"Dia siapa?" tanya Bulan.
"Pria itu dia, rakyat miskin yang dapat beasiswa di sekolah kita namanya Awan." jawab Surya.
"Oh.." seru Bulan .
(kembali ke Naura dan Awan)
"Bahkan barang kayak gini aja lu minta kembaliin, ini tuh tempatnya di sampah!" seru Naura yang mau membuang syal pemberian Awan di tempat sampah namun ada seorang wanita yang menggambil syal tersebut dari tangan Naura yang tak lain adalah Sunny.
"Naura, lu ngak tau cara ngeharga i barang pemberia orang apa" seru Sunny.
"maksud lu barang pemberian orang miskin ini." seru Naura.
"emang kenapa ? syal ini ibu Awan yang ngerajut dengan kasih sayang setidaknya harga i usahanya dong," seru Sunny.
"Ibu?" seru Bulan sambil meraih syal itu dari tangan Sunny.
"Kenapa si orang kaya gak ada yang bisa ngerti, berharganya suatu hadia itu bukan tentang berapa atau apa tapi tentang siapa." seru Awan.
"Berapa harganya gua beli," seru Bulan.
"Apa?" tanya Awan.
"Syal ini berapa hargannya gua beli lu mau berapa 200 juta 500 atau 1 miliar?" seru Bulan yang berniat membeli syal tersebut.
"Ha..? syal ini gak saya jual dan meskipun uang kamu se gunung gak bakal bisa beli kasih sayang seorang ibu, ayo Sunny " seru Awan sambil mengambil syal itu dari tangan Bulan.
"Eh...syalnya!" seru Bulan.
"Gak saya jual!" teriak Awan.
Awan dan Sunny pun pergi meninggalkan kumpulan orang kaya itu.
sementara itu Tata dan Surya yang tau sikap Bulan yang harus bisa mendapatkan apapun yang dia mau langsung menghampiri Bulan.
"Jangan marah nanti...." Tata yang belum sempat nenyelesaikan perkataannya pun tersentak dengan ucapan Bulan.
"Menarik" seru Bulan sambil berjalan meninggalkan Tata dan Surya.
"Ha..?" tata dan surya yang menjadi sangat heran karna tingkah Bulan yang tak marah karna tidak mendapat barang yang dia inginkan.
Surya dan Tata pun berjalan mengikuti Bulan sambil bertanya tanya apa yang sedang di pikirkan oleh Bulan.
sementara itu Bulan yang merasakan ke tertarik dengan awan langsung mengikuti dan menghampiri nya tanpa berfikir panjang.
"Hai Awan kan, kenalin gua Bulan Mahendra," seru Bulan sambil mengulurkan tangannya namun tangannya hanya melayang di udara .
"Tumben orang kaya mau ngobrol sama orang kayak kita." saut Sunny dengan wajah judesnya,
namun Bulan malah menatapnya dengan tatapan sinis, bola matanya melihat dari bawah sampai atas yang benar saja, Sunny memang terlihat seperti pereman pasar dengan pakaian serba hitam bahkan dia tidak mengenakan gaun tapi malah mengenakan jaket kulit dengan rambut yang di kuncir kuda, memang sunny adalah gadis yang tomboy, dia tidak terlalu suka mengenakan pakaian yang ribet dan dia suka menjadi diri sendiri, ini yang membuat Bulan memiliki pandangan yang buruk terhadap Sunny.
"Gua gak mau ngomong sama lu, gua maunya ngomong sama Awan, lagian lu siapa si gua gak kenal sama lu ? lu dari kelas bawah ya! lihat baju lu serba hitam kayak mau ngelayat bukan ke pesta tau gak!" seru Bulan.
"Emang mau ngomong apa sama saya, sampai sampai kamu ngehina orang kayak gitu?" seru Awan yang sedikit kesal karna ucapan Bulan yang terdengar seperti hinaan kepada sahabatnya.
"Gua cuma mau ngomong, lu mau gak jadi pacar gua?" seru Bulan yang membuat semua orang yang memperhatikan nya dari tadi, tertegun dan langsung melihat ke arah Awan, tak terkecuali sahabat sahabat bulan yaitu Tata dan Surya mereka sangat tertegun mendengar ucapan Bulan yang sangat tidak masuk akal itu.
"Ini benar benar gila, Bulan yang biasanya nolak cowok, ini malah dia yang nembak ini gak mungkinkan? gua pasti cuma mimpi!" batin Tata yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Pasti hari ini matahari terbit dari barat!" ujar Surya.
"Kenapa kalian semua terlihat aneh?" seru Bulan sambil melihat ke sekelilingnya yang terdiam dan melihat kearahnya dengan tatapan yang menurutnya aneh.
"Yang aneh itu bukan kita tapi lu tau gak, gua tadi pasti salah dengarkan atau lu lagi bercanda sama kita?" seru Tata.
"Gua gak bercanda, gua serius gimana Awan lu mau gak?" tanya Bulan sambil menatap mata Awan.
"Gak!" jawab Awan singkat.
"Ha??" jawaban awan malah membuat semua orang lebih kaget di pikiran mereka, bagaimana bisa ada orang yang menolak wanita idaman semua pria di sekolah, dimata mereka bulan adalah seorang dewi yang dikaruniai paras yang cantik dia juga keturunan orang yang berkuasa dan kaya raya siapa yang tidak mau di jadikan kekasih oleh wanita yang seperti itu, tapi sayang awan tidak berfikir seperti itu menurutnya berhubungan dengan orang kaya hanya akan membuat hidupnya lebih menderita karna memang di dunia ini orang kaya dan miskin memang tidak akan pernah bisa setara.
"Ha? apa lu nolak gua, lu gak tau siapa gua? apa tadi gua lupa nyebut nama?" tanya Bulan.
"Gak, saya tau kamu Bulan mahendra cucu pertama tuan Jaya Mahendra alias pewaris dari keluarga Mahendra, keluarga kamu juga pemilik sah dari sekolah SMA Mahendra" jawab Awan.
"Lu tau tapi, kenapa lu masi berani nolak gua, atau gini aja lu jadi pacar gua dan lu bakal dapetin semua kemewahan di gold class dan gua tanggung semua biaya hidup lu?" seru Bulan yang melakukan penawaran.
(Gold class adalah kelas vipp di sekolah mahendra hanya orang kaya tingkat tinggi yang dapat masuk ke kelas itu.)
"Jawaban nya sama gak! lagian kita gak se akrab itu sampai kita bisa menjalin hubungan." tolak Awan dengan nada yang sangat sopan.
"Emang harus akrab dulu baru bisa pacaran?" tanya Bulan polos karna memang Bulan tidak pernah pacaran sama sekali.
"Aduh bodo banget saudara gua, Lan lu bener bener ya bikin gua malu astaga!" seru Tata yang merasa malu dengan tingkah Bulan.
"Kenapa emang Ta?"tanya Bulan.
"Lu salah minum obat ya? hari ini atau lu mabuk?" Tanya Surya.
"Gak kok gua sadar 100%." jawab Bulan.
"Udah, Bulan ayo iku gua" seru Tata sambil mengapai tangan Bulan dan menarik nya meninggalkan pesta, Surya pun mengikuti mereka dari belakang.
sesampainya di tempat parkir Tata pun langsung menyeprot kan seprotan anti kuman di sekujur tubuh Bulan.
"Lu ngapain si Ta? uhukkk uhukk," seru Bulan yang risih dengan tingkah Tata yang menyeprot terlalu banyak sampai membuat dia tersedak.
"Gua nyemprotin anti kuman, lu tau gak si Awan itu dari kelas bawah orang miskin hidupnya kumuh jorok, ngapain si lo deket deket sama cowok kayak gitu?" seru Tata.
"Bener kata Tata, kenapa hari ini lu aneh banget gua sampek mau pingsan gara gara lu nembak si Awan itu kayak bukan lu tau gak?" seru Surya.
"Kenapa kalian kok gak dukung gua kayak biasa nya si?" tanya Bulan.
"Ya, karna lu aneh." jawab Tata dan Surya serentak.
"Apanya yang aneh?" Tanya Bulan.
"Lu aneh, tapi Awan lebih aneh!" jawab Surya.
"Iya si pertama kali gua ngeliat dia, gua ngerasa aneh, rasa nya tuh kayak saat gua ngeliat cincin berlian biru, gua pengen banget dapetin dia!" seru Bulan.
Cincin berlian biru adalah cincin yang sangat di incar oleh Bulan tapi sampai sekarang dia tidak bisa mendapatkan nya karna cincin itu sangat langkah hanya ada 2 di dunia.
"Cincin berlian biru yang lu incer itu?" tanya Tata.
"Kok malah ngomongin cincin si, maksud gua Awan aneh itu karna dia nolak Bulan, Bulan Mahendra lo yang di tolak, gila tu anak!" seru Surya.
"Bener juga orang berlomba lomba naklukin Bulan dia malah nolak Bulan gitu aja." ucap tata.
"Tapi, katanya tadi harus akrab dulu baru bisa punya hubungan emang akrab nya harus kayak apa pelukan dulu gitu?" seru Bulan yang tidak mengerti bagaimana cara nya akrab dengan orang karna memang dia tidak pernah berhubungan dengan orang lain kecuali keluarganya.
"Ya, gak pelukan juga si, ngimana jelasinnya?" ucap Surya.
"Emang lu, beneran mau akrab sama cowok miskin itu?" tanya Tata.
"Gua, mau dapetin dia bagaimana pun caranya!" jawab Bulan.
"Harus banget gitu? si Awan?" tanya Surya memastikan perkataan Bulan.
"Iya mokoknya harus dia!! untuk saat ini kalau bukan dia, gua gak mau!" seru Bulan.
Memang sudah menjadi sifat Bulan, apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan.
Sebenarnya memang dari awal Bulan hanya mengingginkan syal rajutan ibu Awan, tapi saat Awan bilang kalau tidak ada yang lebih berharga dari seorang ibu, kata itu yang membuat Bulan tertegun dan membuat ia tertarik kepada Awan.
"Yaudah, mau pulang atau masuk ke pesta lagi?" Tanya Surya.
"Pulang aja." jawab Tata sambil memasukan seprotan anti kuman kedalam tasnya.
"Tapi kan baru sampai, masuk lagi aja!" seru Bulan sambil menarik tangan Tata, mengajak untuk masuk kembali ke pesta itu namun Tata menolak.
"Ngak, pulang aja gua malu banget!" seru Tata yang langsung melepaskan tangannya dari ngengaman Bulan.
"Tapi gua mau masuk, kalau lu mau pulang pulang aja sana," seru Bulan dengan nada kesal dan langsung berbalik ia melangkah meninggalkan Tata dan Surya.
"Lan, katanya lu mau tau caranya akrab sama orang!" seru Surya yang membuat langkah Bulan terhenti dan langsung berbalik menghampiri Surya.
"Gimana caranya?" Tanya Bulan dengan wajah penasaran.
"Kita masuk mobil dulu, nanti gua kasih tau," Seru Surya membujuk Bulan supaya dia mau pulang.
"Oke." seru Bulan yang langsung masuk ke mobil milik Surya.
"Waw good bro." seru Tata berjalan masuk kemobil sambil menepuk pundak Surya .
"Siapa dulu Surya," ucap Surya membanggakan dirinya dan surya pun ikut masuk ke dalam mobil.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!