NovelToon NovelToon

Hasrat si JODI (Jomblo Ditinggal Mati)

1. Kutukan

...Happy Reading...

Dijaman era modern seperti ini, sebuah mitos tentang kutukan memang seolah sudah tidak pernah terdengar lagi, itu hanya terjadi pada zaman dahulu kala atau dalam sebuah dongeng masa lampau.

Walau memang Tradisi dan budaya sebagian masyarakat saat ini, masih sangat kental dan banyak juga yang masih percaya akan hal itu.

Dan itulah yang terjadi pada sosok pria tampan yang berprofesi sebagai Dosen muda di sebuah Universitas ternama di Yogyakarta.

" Yongalah Ngger... sampai kapan kamu mau jadi bujang terus seperti ini to nak?"

Terdengar suara wanita yang sudah berambut putih merata itu melengking saat melihat cucunya yang satu ini belum laku-laku juga, padahal keponakannya yang umurnya jauh dibawah dia saja sudah menikah dan punya anak.

" Hadeh... mulai lagi ini si Eyang ceramah pagi-pagi."

Dialah Panji Abisatya, cucu kesayangan Oma Romlah yang paling tampan, namun paling terbelakang dalam masalah jodoh.

" Kamu ini loh, kalau dibilangin Eyang nggak pernah mau nurut! itu loh keponakanmu si Sinta, Rudi, Jaka, Edwin, Desi dan yang lainnya sudah pada nikah, lah.. kamu ini ganteng kok Jomblo, ora payu-payu ki kepiye to Nger." Umpat sang Eyang kembali dengan bahasa campuran Jawa.

" Sudahlah bu, namanya juga jodoh itu tidak ada yang tahu, mungkin Panji jodohnya masih jauh kan?" Ibu Panji langsung sigap membela putranya, walau didalam hati sebenarnya dia juga ingin segera punya anak mantu, takut kalau anak kesayangannya benar-benar tidak laku.

" Mungkin jodohnya masih nyangkut sama yang lain kali Eyang."

Tiba-tiba muncul sesosok pria tampan dari arah pintu masuk rumah itu, karena memang tidak ditutup agar udara pagi bisa masuk kedalam rumah.

" Eh... nak Arga mau berangkat bareng Panji ya? sarapan dulu sini nak?"

Eyang Romlah langsung tersenyum saat sahabat karib cucunya yang bernama Arga Madharsa itu datang, dia memang sering berangkat bareng Panji, karena mereka mengajar di kampus yang sama.

" Siap Ayang!"

Arga Madharsa adalah sesosok pria yang tak kalah tampan, namun nasip keuangannya memang tidak seberuntung Panji, karena dia memang berasal dari kalangan sederhana, namun karena kecerdasannya dia bisa menjadi dosen disalah satu kampus ternama di kota itu.

" Eyang Bokir! gue aduin sama bini loe baru tahu rasa loe!" Panji langsung menyepak kaki sahabatnya yang hanya terkekeh saat mendengar umpatan sahabatnya itu.

" Aduin aja sono, siapa tahu bini gue rela dimadu sama eyang kamu, ya nggak eyang?" Arga malah semakin menjadi, kalau sudah diancam seperti itu.

" Kenapa nak Arga?" Eyang Romlah langsung mengalihkan perhatiannya kearah mereka.

" Eyang mau nggak jadi Ayang Arga?"

" Ya mau lah."

Eyang Romlah mengiyakan saja, karena dia sudah tahu bagaimana sifat Arga sedari kecil, dia memang suka ngasal kalau bercanda, namun dia sudah menggangap pria itu sebagai cucunya sendiri.

" Haha... tuh kan, eyang aja nggak keberatan?"

" Astaga... emang eyang mau dimadu?" Panji langsung memiringkan wajahnya, seolah takjub saat mendengarkan ocehan wanita tua yang kulitnya sudah rata dengan kerutan di kulitnya.

" Daripada nggak laku, kayak kamu hayoh?" Sang eyang pun tidak mau kalah.

" Eyang... aku bukannya nggak laku, laki-laki itu berhak untuk memilih yang terbaik, orang bilang jangan menikah hanya karena mengejar umur apalagi hanya karena omongan tetangga, karena pernikahan itu kita yang jalanin, mereka hanya bisa komentar doang Eyang." Panji langsung melakukan pembelaan.

" Komentar itu tercipta juga pasti karena ada sebabnya!"

" Betul itu Eyang, diantara para dosen di kampus, cuma dia yang masih Jomblo eyang, yang masih anak kemarin sore aja udah pada tunangan, lah si Panji pacar aja nggak punya Eyang, padahal mukanya itu laris dipasaran, tapi kisah cintanya selalu kandas ditengah jalan, haha." Arga langsung semangat mengomentari nasip sahabatnya itu.

" Apa mungkin kamu perlu di Ruwat Panji?" Si eyang langsung mengingat tradisi kuno nya dulu.

" Ruwat itu apa sih eyang?"

" Diruwat itu artinya dilepaskan atau dibebaskan, dalam salah satu kebudayaan Jawa yang ditujukan untuk membuang keburukan atau menyelamatkan sesuatu dari sebuah gangguan, bagaimana Panji, mau kan?"

" Jadi si Panji ada yang nempelin Eyang? hiii... aku kok jadi merinding gini ya?" Arga langsung terlihat heboh sendiri.

" Enak aja kamu kalau ngomong ya! jaman sudah modern begini masih aja percaya mitos Loe, nggak jelas banget!" Panji langsung terlihat tidak terima, karena dia berfikir secara modern.

" E... hati-hati kamu Panji, jangan menyepelekan sebuah mitos, nanti bisa kuwalat kamu!"

" Kuwalat apa lagi Eyang?"

" Pokoknya kalau eyang bilang nggak boleh ya jangan dilakukan dan jangan dibantah, Pamali itu namanya, mengerti kamu!"

" Tuh... dengerin Panji manusia milenium!" Ledek Arga dengan senyuman tipisnya.

" Mana ada lagi itu jaman sekarang, percaya aja kamu dikibulin sama Eyang!" Umpat Panji yang hanya melengos, dia memang tidak terlalu percaya akan hal-hal begituan pikirnya.

" Wo... hati-hati kamu, nanti ada yang mengutuk kamu baru tahu rasa!"

" Bu.. jangan ngomong begitu dong, masak nyumpahin cucu sendiri sih?" Ibu Panji yang mendengar ocehan mama mertuanya langsung protes.

" Emang aku udah pernah disumpahin!" Jawab Panji tanpa sadar.

" HAH? SAMA SIAPA? DISUMPAHIN APA!"

Ketiga orang yang sedang berada di meja makan itu langsung menghentikan aktifitasnya dan menoleh kearah Panji dengan kedua mata yang hampir copot dari cangkangnya.

Flashback

" Sebelum kamu berhubungan sek s dengan SESAMA JENIS! aku sumpahin kamu jadi Jomblo seumur hidup, hahaha!" Gelak tawa gadis itu seolah terus saja menghantui malam-malamnya, bahkan sampai saat ini.

Namun untuk bisa mempercayainya seratus persen, Panji tidak bisa dengan mudahnya percaya dengan sumpah serapah seperti itu.

Apalagi hanya karena kekasihnya dulu salah paham dengan dirinya karena mereka berhubungan jarak jauh atau LDRan, dia dulu kuliah diluar negri, sedangkan kekasihnya ada disini.

Panji tergolong manusia-manusia cuek yang hanya menggangap kalau wanita berubah jadi ribet atau rempong itu sebenarnya hanya karena kangen semata, namun gengsi untuk mengungkapkannya.

Jadi Panji tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu, walau sampai sekarang masih sering terngiang-ngiang, bahkan dia hanya menggangap semua itu sebagai lelucon belaka, karena dulu setiap tiga bulan sekali dia pasti pulang, jadi saat kekasihnya tidak menghubunginya dalam seminggu berturut-turut dia tidak masalah.

Namun saat dia pulang dan ingin memberikan surprize kepada kekasihnya yang memang sering ngambek itu, Panji ternyata mendapatkan kejutan yang langsung mengenai mentalnya, karena satu hari setelah kekasihnya menyumpahi dirinya, dia pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

Flashback off

Apa itu termasuk dalam kategori sebuah Kutukan ya? tapi nggak mungkinlah, almarhum juga mengucapnya sambil tertawa, mungkin dia hanya bercanda juga kan? masak bisa dibilang itu sebuah kutukan, ckk... mitos itu pasti!

Panji kembali berfikir positif, dan dia hanya berani mengumpat itu semua didalam hati saja.

" E... Panjul! yang benar saja kamu, jangan sembarangan kalau ngomong, emang kamu dikutuk apaan dan sama siapa!" Eyang Romlah langsung terlihat naik darah, karena diusianya yang sudah senja seperti itu, emosinya memang sering naik turun bahkan terkadang seperti bocah.

" Di kutuk jadi pria paling tampan sedunia, hehe..." Panji langsung mengelak sambil nyengir kuda.

" Cih... tampan kok Jomblo, malu dong sama si Slamet, dia yang tampangnya biasa aja istrinya tiga, lah ini kamu jangan kan satu, kekasih aja nggak punya!" Umpat Arga kembali, karena merasa tidak puas dengan jawaban itu.

" Jomblo Happy dong, jomblo itu bebas!"

" Aelah... terserah kamu saja deh, ayo kita berangkat, gue nebeng, mobil gue masuk bengkel."

" Lihat dia Eyang, dari masih bujang sampai punya anak satu, nggak ada perubahan, masih mending aku kan, kaya raya tampan dan tidak menyusahkan orang, lah dia mobil tua aja masih dipelihara!"

" Eits... jangan salah, itu namanya gue setia, sama mobil tua aja setia, apalagi sama istri, sampai tua bro! nih ya, elu emang sempurna bro, tapi kalau diumur segini kamu masih saja tidak laku buat apa? kasian tuh si Marjuki, hanya bisa kembang kempis tak ada gunanya didalam sangkar, haha."

" Cih... jalan kaki aja sono, aku tidak sudi memberikan tumpangan kepada kompor mleduk kayak kamu!" Panji langsung bangkit dan menyudahi sarapannya, perutnya tiba-tiba kenyang jika sudah membahas tentang masalah jodoh.

Bukannya dia tidak mau menikah, bahkan hasratnya sering menggebu-ngebu, apalagi saat angin malam datang menerpa, rasa -rasanya kepala atas bawah ngilu semua dan akhirnya hanya guling dan sabun mandi saja yang sering bisa mengerti akan kesendiriannya.

Tidak bisa dipungkiri, yang namanya seorang pria juga pasti butuh ganti oli dalam, walaupun dia belum menikah, apalagi diumurnya yang memang sudah matang seperti sekarang, karena gejolak rasa itu pasti ada.

Setelah ditinggal mati kekasihnya saat itu, sampai sekarang saat dia ingin menjalin sebuah hubungan, pasti ada saja sesuatu hal yang bisa membuat hubungan mereka kandas ditengah jalan.

" Aish... bercanda bro! pantesan kamu nggak laku-laku, gede ambekan sih, tunggu gue bro, nanti gue bantuin biar lu bisa ahh tanpa masalah deh, woi... Panjuuul!"

Akhirnya sarapan pagi itu pun berakhir dengan hampa, karena Panji langsung berjalan dengan wajah penuh kekesalan, sedangkan Arga hanya bisa memasang tampang bodo amat, karena memang itu kenyataan yang ada.

Berjuang tak mesti berisik, mengejar tak mesti berlari dan untuk didengar tak mesti berteriak.

Berjuanglah sekeras mungkin dengan elegan, dengan diam dan tenang, setenang air di permukaan.

Apapun yang terjadi, tetap semangat untuk memperjuangkan apapun didalam hidup kita.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hai bestie-bestieku, selamat datang di novel author yang terbaru, selamat membaca, semoga karya author yang satu ini bisa menjadi salah satu novel favorit kalian.

Terima kasih yang masih setia menemani author dari novel-novel yang sebelumnya, karena tanpa kalian, apalah arti diriku yang lemah ini.

Jangan lupa dukungan kalian selalu author nantikan, terima kasih buat like, vote dan komentar kalian.

Jangan lupa tekan tombol FAVORIT 👉 💙 👈 agar dapat notifikasi update setiap harinya.

Big Huge buat kalian semua🤗

2. Ratu Huru-Hara

...Happy Reading...

Ada sesuatu yang lebih penting daripada kegagalan, yaitu mensyukuri yang telah didapat. Sukses itu berawal dari setiap tantangan, bukan dari zona nyaman.

Dan itulah pedoman dari seorang Panji Abisatya, yang sedari dulu memang punya keyakinan yang tangguh dan ternyata semua usahanya pun tidak pernah menghianati hasil, dia dulu sampai menjadi salah satu lulusan mahasiswa terbaik di kampusnya, dan akhirnya melanjutkan kariernya tidak jauh-jauh dari dunia pendidikan bersama sahabat sejatinya Arga Madharsa yang tak kalah hebat darinya.

" Bro, elu nanti ngajar sampai sore nggak?" Arga yang menumpang memang harus rela menjadi sopir pribadi Panji secara dadakan.

" Kenapa emang?" Tanya Panji sambil melongokkan kepalanya keluar jendela untuk membantu memberikan aba-aba dari dalam saat Arga ingin memarkirkan mobil mewahnya.

" Numpang pulangnya." Jawabnya dengan cepat.

" Yaelah... setipis apa sih dompet elu? kan bisa tuh naik angkot, ojek online atau taksi mungkin, jadi pria kok nggak modal banget, trus dikasih makan apa tuh anak istrimu?"

" Hei bro, apa kamu lupa bahwa harta dan kekayaan itu tidak dibawa MATI, hanya amal kebaikanlah yang akan selalu menemanimu sampai Akhirat nanti, jadi apa kamu tidak mau menjadi salah satu dari penghuni Surga?" Bukan Arga kalau tidak pandai merangkai kata-kata, dialah satu-satunya orang yang mampu membuat seorang pria berdarah dingin seperti Panji kalah telak, walau kalau mereka sudah berdua sifatnya sering berubah menjadi konyol.

" Sudah selesai belum ceramahnya pak haji?"

" Hehe... jadi nanti boleh numpang kan?"

Brak!

Saat si Arga sedang fokus memarkirkan mobil Panji, ternyata ada seseorang yang menabrak bamper mobilnya dari belakang.

" Astaga, apa itu?" Arga langsung panik.

" Hei Arga! apa dulu kamu membuat SIM A secara tembak? kenapa parkir saja nabrak orang!" Umpat Panji sambil melotot.

" Bukan aku yang nabrak bro, ya ampun siapa sih?" Arga langsung turun dari mobil itu dan melihat siapa pelakunya.

" Aish... lecet mobil mahal gue ini!" Panji pun langsung ikut turun melihat situasi dan kondisi mobilnya.

Benar saja, lampu mobil bagian belakangnya pecah gara-gara ada mobil lain yang asal mundur tanpa melihat kanan dan kiri.

" Astaga RATUUUUUUUUUU... kamu lagi, kamu lagi! apa nggak ada orang lain yang sering buat ulah di kampus ini selain kamu?"

Dialah Ratu Andara, mahasiswa terpopuler dan terkaya di kampus itu, selain malas belajar dia juga paling rajin bolos, nilainya pun berantakan, namun kampus itu tidak berani menegurnya secara frontal, karena orang tua Ratu adalah salah satu penyumbang dana terbesar dikampus itu.

" Mampus kau Ratu! dibilang pelan-pelan, malah main sikat aja kamu!" Umpat seorang gadis yang tak kalah cantik disampingnya.

Lain halnya dengan gadis ini, Namanya Melody Setyaningrum, tapi walau dia sahabat karib Ratu, namun dia adalah mahasiswi paling pintar di kampus ini, yang selalu mendapatkan penghargaan setiap tahunnya.

" Makan buah Nangka dipinggir jalan raya, owh... pak Arga, aku mau loh jadi istri bapak yang kedua."

Seperti biasa, ada saja akal bulus yang keluar dari mulut si Ratu huru hara di kampus ini.

" Pfffttth..."

Melody langsung melengos sambil menahan tawanya, inilah yang paling dia suka dari sahabatnya itu, selalu saja membuat dirinya tertawa dengan tingkah absurdnya.

" Hei Ratu... sini kamu!"

Sedangkan Arga hanya bisa berkacak pinggang sambil menghela nafasnya berulang kali, dia paling nggak bisa marah, jadi dia hanya bisa menatap kesal pada wajah anak didiknya yang memang paling rusuh itu.

" Dengan senang hati pak, mau ajak aku ngedate ya? emm... kemanapun bapak mau, aku pasti akan selalu ada buat bapak, anytime hehe..." Jawab Ratu yang malah terlihat kegirangan.

" Kamu mau kemana, bukannya sebentar lagi ada kelas saya? kamu mau bolos lagi?"

" Emm... ya enggaklah, rugi aku bolos di jam bapak, nggak bisa lihat ketampanan bapak yang wow itu?" Jawab Ratu tanpa takut apalagi segan dengan dosennya.

" Ratu, sebenarnya apa sih cita-cita kamu!" Arga iseng-iseng bertanya, karena selalu bingung kalau sudah menghadapi seorang Ratu.

" Emm... cita-cita saya sering berubah-ubah pak, kalau pagi saya ingin menjadi dokter agar bisa memastikan keadaan bapak selalu sehat setiap hari."

" Hah!" Arga langsung melongo saat mendengarnya.

" Terus, kalau siang hari, cita-cita saya ingin jadi desainer, biar bisa merancangkan busana buat bapak, agar bapak selalu berpenampilan kece, tampan dan menarik hatiku."

" Cakep!" Melody hanya bisa mengacungkan jempolnya, dengan gombalan sahabatnya yang tidak pernah takut apapun selain dengan dosen killer yang satunya.

" Dan kalau malam hari, saya bercita-cita ingin menjadi Polisi wanita, agar senantiasa bisa menjaga hati bapak hanya untuk saya."

" Kamu mau bercita-cita, apa mau minum obat? kenapa sehari jadi tiga kali?" Jawab Arga yang malah jadi salah tingkah sendiri.

" Hahahaha!" Melody tidak bisa lagi menahan tawanya, bahkan dia sampai jongkok untuk menutupi wajahnya.

" Apapun itu, jika bapak mau, kapanpun aku siap jadi istri kedua bapak." Ucap Ratu dengan imutnya.

Ya Tuhan... kalau nggak inget istri dan anak, sudah aku bawa dia ke KUA.

" Ckk... kamu ini, masih kecil pikirannya nikah saja, belajar yang benar, nilai kamu aja banyak yang merah, tapi emm... begini Ratu, diantara kami berdua, siapa yang paling tampan?" Arga sengaja memancing emosi Panji yang hanya menjadi penonton setianya sedari tadi.

" HAH?" Ratu dan Melody langsung terkejut berjamaah.

" Bapak Arga yang terhormat, kelas saya sebentar lagi sudah akan dimulai."

Panji langsung memejamkan kedua matanya saat mendengar ocehan sahabatnya itu, karena ini di area kampus, dia tidak berani berkutik, sebab dia harus menjaga marwahnya sebagai dosen, coba kalau diluar kampus, pasti Panji sudah memberikan hadiah spesial kepada sahabat gilanya itu.

" Katakan, diantara kami berdua siapa yang lebih tampan, bapak atau pak Panji?" Ucap Arga kembali yang berhasil membuat Panji terlihat murka.

" Hmm..."

Ratu langsung berfikir, dia melirik kearah Panji, dosen yang terkenal paling killer dan pelit saat memberikan nilai di mata kuliah yang dia bawa.

Piyaak... piyaak!

Saat kedua mata mereka bertemu, Ratu langsung menundukkan wajahnya, seolah terdengar suara burung Elang yang hendak memangsa dirinya.

" Jawab Ratu!" Ucap Arga dengan senyum yang tertahan.

" Hmm... bapak berdua sama-sama tampan!" Ratu memilih mencari amannya saja, walau sebenarnya memang itu kenyataannya, namun jika disuruh memilih dia pasti lebih memilih pak Arga, karena walau dia sering usil dan jahil, tapi Arga tidak benar-benar bisa marah dengannya, dia terkenal dosen yang baik hati dan murah senyum, itu kenapa dia menjadi dosen idola dikampusnya.

" Jika kamu harus memilih salah satu yang paling tampan, siapa yang kamu pilih."

Jelas pak Arga lah..

Piyaak... piyaak!

Saat Ratu kembali melirik kearah Panji, tatapannya kembali seperti burung elang, yang seolah ingin menusuk kedua matanya dengan cucuk tajamnya itu, dan membuat Ratu mati gaya tidak bisa berkutik.

Panji pun sebenarnya banyak yang memuja secara diam-diam karena kecerdasan dan ketampanannya, namun tidak ada seorang pun yang berani memujinya secara terbuka, karena dia selalu berpenampilan datar dan judes, jadi semua murid takut dengannya, apalagi untuk sekedar bercanda.

" Bapak berdua sama-sama tampan dengan porsi masing-masing, ibaratnya seperti buah apel hijau dan merah, sama-sama apel tapi beda tastenya, tapi sama enaknya gitu hehe..."

" Apa kamu tidak tertarik dengan bapak Panji?" Arga seolah membuat lubang kematiannya sendiri.

Dor!

" Emm... begini pak, untuk kerusakan mobil bapak nanti saya akan urus ke pihak bengkel terbaik di kota ini untuk membetulkan sampai kinclong seperti semula, atau kalau perlu saya bisa ganti saja mobilnya dengan yang baru, tapi saya harus pergi sekarang, karena ada tugas yang belum saya kerjakan, permisi pak!"

" Hei Ratu!" Panggil Arga kembali.

" Kabur Mel!"

Ratu langsung menarik lengan Melody yang sedari tadi terus memegangi perutnya karena terus menahan tawa.

" See? seorang gadis seperti Ratu aja ogah demen sama kamu, dia lebih berminat dengan pria beristri sepertiku, makanya ubah tampangmu yang judes itu."

" Diam kamu!"

" Itupun kalau kamu mau laku!"

" Jangan berisik! atau kamu yang akan ganti rugi mobil mahalku ini!"

" Hehe... enak saja, pelakunya sudah mau bertanggung jawab kok, anak itu kaya raya, bahkan bapaknya punya saham di dealer mobil mewah, kamu tenang saja!"

" Arga!"

" Ssstt... sudahlah Jodi, ayo kita masuk, kelas gue sudah mau dimulai."

" Sembarangan aja ganti-ganti nama orang, ngasih sesajen apa loe!"

" JODI, si Jomblo ditinggal mati, wkwkwk!"

Arga langsung berjalan santai meninggalkan Panji yang sedang menahan rasa kesal dan dongkol yang teramat sangat.

..."Hiduplah seperti Matematika, mengalikan kegembiraan, mengurangi kesedihan, menambah semangat dan membagi kebahagiaan."...

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL FAVORIT 💙 YA BESTIE😘

3. Sobat Ambyar

...Happy Reading...

Bahagia itu sangatlah sederhana, terkadang hanya berkumpul dengan sahabat yang mengerti semua kondisimu jauh lebih baik jika dibandingkan dengan apapun.

Seorang sahabat memang tidak bisa tergantikan, bahkan dengan harta yang banyak sekalipun.

Begitu juga dua sekawan yang sering dijuluki sobat ambyar ini, walau mereka mempunyai prinsip dan pemikiran yang berbeda, namun persahabatan mereka terjalin dangan sangat erat dan solid.

" Mel... gue lupa ngesave tugas dari pak Arga, mana udah mepet lagi waktunya?"

" Heleh... sok-sok an lupa ngesave tugas, bilang aja emang loe lupa kalau ada tugas kan?" Melody tahu betul bagaimana kebiasaan sahabatnya itu.

" Hehe... gue ketiduran semalam, buat searching tempat dan fasilitas buat birthday party gue besok, trus gimana ini, copy punya elu aja deh ya?"

" Dih... kalau sama persis tugasnya nanti, pak Arga juga pasti curiga Ratu! bisa-bisa kita disuruh buat tugas ulang, gue dong yang capek!"

" Yaelah... loe kayak baru kenal gue aja, gue ganti kuota data unlimited satu bulan deh, gimana?" Dan seperti biasa, Ratu selalu memberikan penawaran menarik bagi sahabatnya ambyarnya itu.

" Hei... setidaknya gue harus ganti beberapa bagian agar tidak terlihat sama, kuota unlimited sebulan juga paling cuma seratus rebu doang, murah amat harga tugas serumit itu." Umpat Melody dengan tampang liciknya, walau sebenarnya dia hanya bercanda saja, jangankan kuota, saat ponselnya terjatuh dan layarnya pecah, tanpa diminta pun Ratu langsung membelikannya, karena dalam kondisi pecah saat itu, Melody masih memakainya.

" Ya salam... udah main untung rugi elu sama gue, ya udah deh dua bulan!"

" Tiga bulan, kalau nggak mau terserah, biar pak Arga ilfill sama elu dan jangan mimpi bisa dekat dengannya, haha..."

Walau kenyataannya hal itu mustahil, karena Arga sangat menyayangi istri dan anaknya, namun Ratu huru hara itu tetap saja selalu berharap.

" Sialaaan loe, ya udah deal, apapun yang terjadi, gue kan harus tetap terlihat rajin walau hanya dalam mata pelajaran pak Arga doang, siapa tahu nasip gue jadi istri kedua pak Arga terkabulkan, ya nggak?"

" Halu mu itu ketinggian Ratu Gendeng, hapuslah cita-citamu sebagai pelakor itu, kayak nggak ada lagi perjaka tampan didunia ini, stock masih banyak noh, fans loe tuh banyak di kampus ini, tinggal nunjuk doang hari ini langsung jadian kan?"

" Tapi pak Arga itu pesonanya beda gitu, ibarat buah itu, semakin tua semakin ranum dan manis rasanya, hmm... kapan ya dia jadi duda?"

Pletak!

Melody langsung menjitak kepala sahabatnya itu, entah apa yang ada di otaknya, yang pasti dari sekian banyaknya pria tampan di kampus ini, hanya Pak Arga yang menarik baginya.

" Nyumpahin orang mati loe!"

" Kok mati sih?" Ratu langsung mengusap kepalanya sambil meringis.

" Trus loe bilang kapan pak Arga jadi duda tadi? itu sama aja doain istrinya mati, beliau itu terkenal setia dengan keluarganya, cinta mati sama istrinya, jadi kalau dia duda pasti hanya ada satu alasan, yaitu istrinya meninggal, dosa besar tau loe!"

" Benarkah? masih ada gitu pria model begitu? emang nggak tertarik sama gadis yang kulitnya lebih mulus gitu? wanita sehabis melahirkan juga pasti sudah tidak sesemoks dulu lagi kan?"

" Buktinya pak Arga ada, jadi pupuskan harapan burukmu itu, kalau kamu mau sama rekannya aja tuh, pak Panji yang dinginnya kayak kutup utara itu, hehe."

" Hoerk... ogah! lihat matanya doang aja sudah menyeramkan, berasa kayak mau nelan gue hidup-hidup tahu, gimana mau jadiin pasangan? woah... menakutkan sekali, bisa-bisa hidup gue kering kayak Gurun Sahara, padahal kan impian gue punya rumah tangga yang harmonis dan dipenuhi bunga-bunga kasih sayang dan selalu diperlakukan bagai ratu oleh pria tampan seperti pak Arga, owh... it's my dream Mel." Lamunan Ratu melayang entah kemana-mana.

" Banyak sekali ceritamu, kemakan omongan sendiri baru tahu loe!"

" Edisutrahmatkartolo, maksud loe!"

" Siapa tahu pak Panji itu jodohmu kan!"

" Amit-amit jabang bayi, mimpi aja enggak gue bestie!"

" Emang bukan mimpi dan semoga jadi kenyataan, haha!"

Melody paling tahu sifat Ratu yang memang seolah alergi dengan orang berdarah dingin dan bersikap cuek.

" Dasar sahabat KW loe, seneng lihat gue menderita nantinya? sudah hidup gue kurang kasih sayang orang tua, masak setelah menikah masih juga kurang kasih sayang suami, mending nggak usah nikah aja sekalian!"

" Udah deh, nggak usah melow gitu, nih... tugas loe udah siap!" Melody langsung menyodorkan laptop milik Ratu.

" Udah ini? secepat ini?"

" Iya... udah gue ganti beberapa bab, nggak akan curiga deh pak Arga, soalnya kan tugasnya pake tema yang sama."

" Yaelah... cuma beberapa menit doang loe minta imbalan kuota unlimited tiga bulan?"

" Hei... ini setimpal okey, bukan salah gue dong kalau otak gue cerdas kan?" Jawab Melody dengan sombongnya.

" Dasar licik loe!"

" Sssttt... idaman loe udah datang tuh!" Melody menaikkan kedua alisnya saat Arga berjalan memasuki ruangan kelas pagi ini.

" Wuidih... pesona suami orang memang beda." Ratu sampai memiringkan wajahnya saat menatap langkah jenjang kaki Arga yang memang menawan, apalagi wajah tampannya, memang sangat menggoda kaum Hawa.

" Hei... orang-orang yang beriman, jagalah pandanganmu dari sesuatu yang haram untukmu!" Bisik Melody yang seolah memberikan siraman kalbu.

" Dasar bu hajah, menghilangkan mood pagi gue aja loe!"

" Ratu!"

Tiba-tiba pandangan Arga terarah ke meja mereka, karena mereka berdua masih asyik saling berbisik.

" Iya sayang."

" Huuuuuuuuuuuuuuuuuu...!"

Satu kelas itu langsung kompak bersorak saat mendengar jawaban spontan dari Ratu.

Haish... bocah yang satu ini, habis sudah kata-kataku untuknya.

" Kenapa kamu masih mengobrol saat bapak datang, apa kamu belum mengerjakan tugas dari bapak?" Ucap Arga setelah berulang kali menghela nafas untuk menetralkan hawa-hawa semriwing karena ulah anak didiknya.

" Eits... tentu sudah dong say, eeh... maksud saya tentu sudah dong pak, hehe.."

" Bawa kemari laptopmu, coba bapak cek dulu." Arga tahu betul bagaimana Ratu yang terkenal malas belajar, walau dalam mata kuliahnya dia memang selalu hadir.

" Dengan senang hati bapak."

Setelah membenahi baju dan tatanan rambutnya, Ratu langsung membopong laptopnya dengan wajah yang sumringah ke meja Arga.

" Emm... tumben bagus catatanmu, dapat inspirasi darimana?" Arga melihat hasil tugas dari Ratu dengan tatapan kagum.

" Dari bapak lah."

" Maksudnya?"

" Hmm... maksudnya, kisi-kisi dari bapak gitu, trus ditambah survei hasil dari lapangan, begitulah kira-kira pak."

" Good, tingkatkan belajarmu ya!"

" Owh iya pak, ada sesuatu buat bapak." Bisik Ratu perlahan sambil menyerahkan sebuah kartu undangan.

" Apa?" Arga langsung mengerutkan keningnya.

" Undangan buat bapak, jangan lupa datang ya pak."

" Apa ini?" Arga membuka kartu itu dengan tampang penasaran.

" Jalan-jalan ke Kota Tua, Dinda tunggu kedatangan Kanda, hehe.."

Astaga bocah yang satu ini, sudah tahu aku ini suami orang, masih aja nekad ngundang acara birthday party anak ABG, kayaknya dia cocok buat si Panji yang kayak es balok itu, siapa tahu dia jadi encer kalau dipadukan dengan bocah kayak Ratu, biar titelnya berganti, nggak Jodi aja terus ya kan?

Entah apa yang ada didalam pikiran Arga saat ini, yang pasti akhirnya dia berhasil tersenyum sambil menyimpan kartu undangan dari Ratu huru hara, fans terberatnya.

Sebagian besar kemandirian perempuan itu karena keadaan dan keterpaksaan, bukan kemauan.

Ingat ya..

Manja adalah kodrat mereka.

JANGAN LUPA LIKE, VOTE DAN HADIAHNYA KAWAN😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!