Wei Wuxian and Friends
Murid baru di Kelas
Wei Wuxian berjalan masuk dan melambaikan tangan pada seisi kelas yang segera menoleh ke arahnya, sejenak, dan mereka kembali sibuk pada apa yang mereka lakukan sebelumnya.
WeiYing
Aish, kalian ini, mengabaikan teman demi contekan.
Sembari menggerutu, pemuda itu kemudian menuju tempat duduknya di mana sang sahabat terlihat sibuk menulis.
WeiYing
A Cheng, kau sedang apa?
Jiang Cheng
Jangan menggangguku, aku sibuk
WeiYing
Ayolah, apa itu PR matematika?
Jiang Cheng
Sudah tahu tanya!
Jiang Cheng
Kau juga belum mengerjakannya?! Bukankah kau mahir dalam pelajaran ini?
Jiang Cheng melirik pemuda di sebelahnya yang memasang senyum. Dan dia segera tahu, alasan Wuxian belum mengerjakan bukan karena susah, tapi karena si pelupa itu tidak mengingatnya ... yah, tentu saja.
Jiang Cheng
Ini, selesiakn cepat sebelum-
Jiang Cheng
Telat, Killer Qiren sudah datang!
Jiang Cheng menyembunyikan buku contekan milik milik Jiang Yanli, sang Kakak yang semalam bersedia mengerjakan PR-nya dengan imbalan coklat dan tentu saja uang.
Guru Qiren
Hari ini kalian akan mendapatkan teman baru.
Lan Qiren, sang guru yang mengajar lima mata pelajaran ini kemudian membuat gestur dengan tangannya untuk mempersilakan seorang anak lelaki yang rupanya sedari tadi berdiri di depan kelas untuk masuk
Guru Qiren
Perkenalkan dirimu
si anak baru yang memiliki bola mata keemasan itu menatap seluruh kelas.
Lan Wangji
Namaku Lan Wangji, salam kenal.
Sontak seluruh kelas menjadi riuh demi mendengar suara bariton khas yang membuat para siswi berteriak histeris.
Wuxian yang merasa tidak ada yang aneh dengan sosok di depan kelas melihat pada para gadis yang matanya memancarkan aura pink.
Jiang Cheng
Gatau, nyebelin banget, baru masuk dah tebar pesona!
WeiYing
Hooh, sok kecakepan, eh!
Wuxian diam saat menyadari bahwa suaranya ternyata terlalu keras hingga bisa didengar seluruh kelas dan pastinya si murid baru, Lan Wangji yang kini menatap lurus padanya dengan tatapan mengerikan.
Salah Kira
Guru Qiren
Wangji, duduklah di depan Wuxian, meski nasibmu memang kurang mujur karena harus berdekatan dengan anak berandalan itu, tapi sebisa mungkin jangan berurusan dengannya.
Seluruh kelas tertawa mendengar nasihat guru matematika mereka di hari pertama sang murid baru masuk kelas.Dan Wuxian yang disinggung hanya bisa ikut tertawa sembari berkata ....
WeiYing
Kedengeran tahu, Pak Tua.
Sang murid baru, Lan Wangji berjalan ke arah yang dituju, sebuah bangku kosong di depan Wuxian yang telah diisi seorang pemuda yang kemudian mengenalkan dirinya kepada Wangji dengan nama Nie Huaisang
Nie Huaisang
Hai, aku Huaisang
Lambaian tangan pemuda di sebelahnya hanya dianggukkan Lan Wangji
Guru Qiren
Kalian buka halaman 235 -240, selesaikan sebelum bapak kembali
Seisi kelas mengiyakan saat Guru Qiren kemudian keluar setelah seorang guru menyapanya di depan kelas.
WeiYing
Yak, Lan Wangji, jangan dengarkan si tua Qiren, dia bohong soal diriku. Aku ini anak baik.
Lan Wangji melirik pemuda di belakangnya dalam diam.
WeiYing
Hei, aku serius. Justru kau yang jangan terlalu dekat dengan Guru Qiren itu, si tua bangka itu, sangat menyebalkan, kolot, dan sangat tidak manusiawi!
Jiang Cheng
WeiYing, hentikan!
WeiYing
Apa? Kau kenapa? Bukankah biasanya kau juga selalu memakinya?
WeiYing
Heh, lucu sekali, Huaisang bahkan tahu itu, iya, kan?
Wuxian melihat pada Huaisang yang langsung melambaikan kedua tangannya.
Nie Huaisang
Ti, tidak ... aku tidak
WeiYing
Kalian kenapa sih?!
Lan Wangji
Jadi, Lan Qiren itu ... guru yang kolot?
Wuxian terkejut dan segera menarik kursinya hingga sampai di sisi Lan Wangji yang hanya meliriknya dalam diam.
WeiYing
Itu benar, dia sangaaaat menyebalkan! Jadi sebisa mungkin jauhi dia, ya?!
Lan Wangji
kurasa itu akan sulit.
Lan Wangji
Karena aku dan si tua bangka, guru kolot, yang tidak manusiawi itu ... tinggal satu rumah.
Rencana Nakal
WeiYing
Aku gak ngira kalo si Lan Wangji itu keponakan si Killer Qiren.
Wuxian menyeruput minumannya sembari menatap Jiang Cheng dan Nie Huaisang, dua sahabat yang dengan serempak menggeleng melihat entah bodoh atau polosnya pemuda itu.
Jiang Cheng
Dari marga aja dah ketahuan mereka berasal dari keluarga yang sama, keluarga Lan!
WeiYing
Kan aku gak memperhatikan sampai sana.
Jiang Cheng
Memang tidak ada yang kau perhatikan di kelas.
Jiang Cheng mendengkus kesal pada sahabatnya yang satu itu, bagaimana bisa bocah sepertinya dikatakan cerdas?!
Nie Huaisang
Tapi Lan Wangji itu pendiam sekali, ya.
WeiYing
Hooh. Selain saat perkenalan, aku gak pernah denger dia bersuara lagi.
Jiang Cheng
Hentikan membahas orang itu, pelajaran setelah ini matematika, akan ada penjelasan ilmu aljabar, biasanya Killer Qiren akan mempermalukan seorang murid dengan memintanya maju di depan kelas untuk mengerjakan. Berdoa saja bukan salah satu dari kita.
Nie Huaisang
Amiin ya Allah
Huaisang dengan cepat mengaminkan dengan khusyu.
WeiYing
Aish, jangan terlalu tegang, nanti akan kubuat si Killer Qiren menunjuk keponakannya sendiri.
Jiang Cheng
Jangan cari perkara.
Nie Huaisang
Benar, WeiYing, kau bisa jadi incaran orang tua itu.
Huaisang merinding ketakutan. Bagaimanapun, ada alasan valid mengapa Lan Qiren, guru yang mengajar langsung lima mata pelajaran di kelas mereka itu disebut Killer Qiren.
WeiYing
Tidak, tidak. Jangan khawatir, aku akan melakukannya dengan mulus.
Jiang Cheng
Terserahlah, yang penting kewajibanku untuk menunjukkan jalan yang benar sudah selesai, sisanya terserah pilihan dan nasibmu.
WeiYing
Hahhahaha. Kau macam pendeta, A Cheng.
Tawa Wuxian membuat kedua sahabatnya hanya menggeleng dengan pasrah.
Sementara di sudut kantin yang tidak begitu terlihat oleh orang lain, seorang pemuda dengan buku tebal di tangannya hanya melirik ketiganya dalam diam. Meski bisa dikatakan pandangannya hanya terfokus pada satu sosok berpita merah di sana.
Sosok bandel yang pernah diperingatkan sang paman. Sosok yang sejak awal menarik perhatiannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!