Gedung Lion group.
Waktu menunjukkan pukul delapan pagi, di kantor seluruh karyawan sudah tiba dan sudah mulai bekerja.
Ketika pemimpin perusahaan tiba, para karyawan yang tadinya bekerja sambil bincang-bincang sesama teman sampingnya langsung diam semua tanpa suara. Ruangan menjadi sepi hanya ada suara jam dinding.
Nona Asmara Putri Pradika.
seorang wanita cantik yang memiliki sifat tegas dan kejam dalam memimpin perusahaan. Aura dingin dan perfeksionis dalam hal kerja , tidak menerima kesalahan sekecil apapun.
Nona Asmara menghentikan langkahnya lalu sedikit menengok ke belakang.
"Zak, duluan lah, saya masih mau disini," ucap nya pada seketaris Zaki.
Setelah seketaris Zaki pergi, nona Asmara menatap satu persatu para karyawannya yang sedang bekerja, semua karyawan terlihat menunduk fokus menatap layar komputer. Nona Asmara mendekati satu persatu untuk melihat pekerjaan mereka.
Mereka yang di dekati tubuhnya sudah gemetar takut terkena amukan Presdir.
Nona Asmara terus mengawasi hingga matanya tertuju pada sesuatu yang membuat sakit mata bila di biarkan.
Mendekati salah satu karyawannya, lalu sedikit menunduk mensejajarkan tinggi lawan bicaranya yang sedang duduk.
"Kau mau bekerja, atau mau pamer belahan dada, huh," ucap nya dengan jari telunjuk menunjuk dada karyawannya yang kemejanya berdesain tanpa kancing.
"Ganti bajumu sekarang!" ucapnya penuh penekanan.
Setelah itu nona Asmara melangkah menuju ruangannya, meninggalkan mereka yang membeku.
Setiap tempat kerja pasti ada peraturan-peraturan, apa pun itu peraturannya macam-macam, hal yang sama di perusahaan Lion group, sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak peraturan-peraturan, hingga peraturan berpakaian untuk pekerja wanita. seperti di larang menggunakan rok mini, kemeja atas tanpa kancing, kemeja lengan pendek, atau kemeja corp.
Di malam hari.
di tempat lain di rumah utama,,
tap tap tap suara hentakan kaki di tangga, "area..! "suara ibu meta memanggilnya dengan nada tinggi, kamu bisa tidak jangan lari-lari di tangga, kamu bisa jatuh itu bahaya sayang. namu area hanya cengingisan tidak peduli dengan ke khawatiran ibunya.
lalu mereka berjalan ke ruang makan untuk saatnya makan malam. lauk, nasi, sayuran dan beberapa jenisnya sudah siap di meja makan, mereka tinggal memakannya saja.
disela-sela makan, area berucap pada ibunya "ibu apa kakak belum pulang," ibunya hanya menjawab, "tadi kakak sudah kasih kabar ke ibu bahwa kakak lagi lembur." mendengar jawaban ibunya, area hanya mengangguk kecil.
di tempat lain tepat nya di kantor.
"nona muda ini air putihnya, "ucap seketaris Zaki. nona muda hanya melihat sekilas lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
"Nona apa tidak sebaiknya anda pulang, lalu istirahat karna ini sudah menunjukan waktu sebelas malam."
nona muda menjawab, "sebentar lagi selesai."
Zaki sang asisten pun berkata "baiklah nona kalo begitu saya permisi keluar, bila sudah selesai silahkan anda hubungi saya."
nona muda hanya menjawab "hemmm."
pukul tepat dua belas malam ahirnya pekerjaan nona muda pun selesai.
dia langsung menghubungi sang asisten Zaki.
di seberang sana sambungan telefon di angkat, "halo nona, baik nona saya akan datang sekarang."
di dalam mobil Zaki yg menyetir kemudinya, sedangkan nona mudanya tertidur di mobil.
"kasihan nona muda, dia pasti lelah."dalam hati Zaki berkata.
dan setelah 30 menit membelah sunyi nya jalan di tengah malam ahirnya mobil pun sampai di rumah utama.
Zaki kluar mobil lalu mengitari mobilnya dan membuka pintu mobil lalu membangun kan nona muda.
"nona nona muda sudah sampai nona," nona muda membuka mata lalu menyadari ni sudah sampai rumahnya.
nona muda turun dari mobilnya dan di sambut beberapa pelayan.
sampai di ruang tengah, melepas sepatu dan jas yang di pakai di berikan kepada pelayan.
lalu naik keatas kelantai tempat kamarnya.
esok pagi, pagi pagi sekali.
nona muda sudah bangun, karna hari ini akan ada rapat penting jam 7 pagi.
nona muda sedang sarapan bubur yang di buatkan oleh ketua pelayan yaitu jae.
ibu meta tiba tiba datang memegang bahunya
"sayang," kata ibu mata, nona muda hanya menjawab "hemm,"
"pagi pagi sekali kamu sudah sarapan dan siap mau berangkat ke kantor, tadi malam sampai rumah jam berapa?"
nona muda menjawab, "saya tidak liat jam , sampai langsung tidur."
ibu meta berkata, "jaga kesehatan sayang, maaf ibu tidak bisa membantumu."
nona muda hanya menatap sang ibu, lalu kembali fokus dengan sarapannya.
di luar rumah, Zaki sudah menunggunya,
melihat nona mudanya sudah kluar, Zaki langsung berdiri dan menyambut nona muda dan nyonya meta.
di belakang ada pak jae yang membawa tas kantor dan jas punya nona muda.
pak jae menyerahkan jas yang dibawa ke nona muda, "nona ini jas nya silahkan nona pakai, lalu menyerah kan tas yang pak jae bawa ke sang asisten pribadi nona muda yaitu Zaki."
"ibu saya pamit, ucap nona muda. "hati hati sayang," balas ibu meta, nona muda hanya menjawab dengan anggukan kecil.
mobil yang di kendarai seketaris Zaki dan nona muda sudah kluar dari gerbang utama.
karna masih pagi di jalan pun belum macet, nona muda menurunkan kaca mobilnya setengah dan menatap perjalanan.
seketaris Zaki bertanya "ada apa nona," namun nona muda hanya diam.
seketaris Zaki kemudian fokus mengemudi saja, tidak butuh waktu lama hanya 20 menit kini mobil yang di kendarai seketaris Zaki sudah sampai di gedung Lion group.
seketaris Zaki membukakan pintu mobil nona muda, nona muda kluar mobil dengan menyematkan kaca mata hitam di matanya, membuat siapapun akan mengatakan sangat cantik.
seketaris Zaki mengikuti langkah nona muda di belakang, setelah pintu lift terbuka seketaris Zaki jalan lebih dulu, lalu membuka ruang presdir, "silahkan nona" ucapnya.
nona muda melangkah ke dalam dan seketaris Zaki mengikutinya.
"Zak siapkan dokumen meeting hari ini," perintah nona muda.
"baik nona," jawab seketaris Zaki sambil menunduk lalu keluar dari ruang presdir.
setelah pintu tertutup nona muda menjatuhkan diri di kursi kebesaran nya sambil membuang nafas "huh."
tepat pukul jam 9 pagi rapat baru di mulai, tadi nona muda sengaja berangkat pagi dan bilang akan ada rapat pagi jam 7 tapi itu sekedar alasannya saja, karena nona muda tidak suka lama-lama berada di rumah.
"presdir datang....!"
semua karyawan yang ada di dalam ruangan langsung diam yang tadinya masih berbincang-bincang dengan sesama temannya.
semua berdiri dan memberi hormat disaat Presdir datang.
nona muda masuk ruangan dengan wajah dingin, ya seperti itu lah sikap yang di tunjukan nona muda kepada setiap karyawan nya.
nona muda sosok pemimpin perempuan yang dingin dan tegas, dalam hal pekerjaan tidak mau ada kesalahan, dan bila ada salah tidak ada toleransi, paling ringan konsekuensinya cuma potong gaji.
itu lebih baik dari pada di pecat pikir mereka. karna gaji di Lion group itu tiga kali lipat, gaji besar sesuai dengan kerjanya.
rapat di mulai, hari ini adalah rapat Ahir bulan semua karyawan yang ada di ruangan ini memberikan berkas laporan hasil kerja mereka dalam sebulan ini.
nona muda menyimak, hingga semua selesai dan sepertinya nona muda belum berkomentar. "semoga tidak terjadi kesalahan." seperti itu doa semua karyawan, karna kalo salah pasti lah potong gaji.
nona Asmara masih meneliti hasil laporan yang diterimanya, matanya begitu fokus untuk memastikan tidak ada kesalahan.
sementara seketaris Zaki menatap seluruh anggota rapat hari ini, dengan tatapan tajam seolah mengisyaratkan jangan sampai ada kesalahan atau kalo tidak dirinyalah yang akan pusing.
"hah...." satu helaan nafas panjang keluar dari rongga mulut nona Asmara.
semua orang anggota rapat yang berada di dalam ruangan tersebut bergidik ngeri, bulu kudu mereka semua berdiri.
ini lebih menyeramkan dari pada bertemu hantu.
menit berganti detik, nona muda menghela nafas lalu berkata , "ok rapat hari ini saya rasa cukup sampai disini, hasil nya rumayan bagus, cukup tingkatkan lagi bulan depan."
"ahh lega ahirnya aku bisa beli tas baru, aku bisa jalan jalan, aku bisa beli baju, aku bisa lamar pacar ku yes yes."
nona muda berdiri dan semua karyawan juga ikut berdiri serta membungkuk memberi hormat kepada nona muda yang mulai melangkahkan kakinya ke luar menuju pintu.
di ruang meeting para karyawan hatinya bersorak-sorai gak potong gaji gak potong gaji seperti itulah lagunya.
sesampai nya di depan pintu ruang presdir, nona muda menghentikan langkahnya.
"zak," ucap nona muda "ya nona muda," jawab zaki "atur jadwal untuk kunjungan di taman pasir putih,"perintah nona muda. "baik nona." jawab seketaris zaki.
di luar cuaca sangat buruk hujan deras di selimuti awan gelap dan angin kencang.
wanita cantik berbalut jas hitam kerja itu, menatap keluar melalui jendela di ruang kerjanya, dirinya termenung dalam sepi dan keadaan cuaca seperti ini mengingatkan dirinya pada sebelas tahun yang lalu.
kisah masa lalu..
waktu menunjukkan jam istirahat di sekolah SMA favorit di kota Jakarta, Asmara dan teman-temannya duduk di kantin sambil menikmati makan siangnya.
saat itu Asmara usia 17 tahun dan baru duduk di bangku kls tiga SMA, Asmara terkenal cerdas dan memiliki paras yang cantik.
saat Asmara dan teman-temannya sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba ada suara panggilan dari pihak sekolah. "siswi atas nama Asmara putri pradika di mohon untuk menghadap kekantor, terimakasih."
"asmara ada apa, kenapa kamu di minta ke kantor sekolah," ucap nela temannya, namun asmara hanya menjawab dengan mengangkat bahunya saja.
asmara sampai di ruang guru, dan setelah sampai di sana asmara diminta untuk pulang karna ada telepon keluarganya yang sebentar lagi menjemputnya. asmara mengikuti saja perintah gurunya.
dan benar saja setelah asmara sampai di pintu gerbang sekolahnya di luar gerbang sudah ada mobil sang sopir pribadinya menjemput.
"nona silahkan masuk" ucap pak Supri, asmara lalu masuk ke dalam mobil.
di tengah perjalanan asmara bertanya pada pak Supri, "pak kenapa saya di jemput sekolah padahal waktu jam sekolah belum selesai," dirinya merasa was-was takut terjadi sesuatu pada keluarganya.
namun pak Supri yang di tanya hanya jawab "saya juga tidak tau nona, karna tadi saya dapet telfon dari asisten tuan besar untuk menjemput nona." kemudian suasana di mobil jadi hening Sampai tiba di rumah utama.
namun saat sampai di rumah utama, asmara sangat kaget, kenapa di rumahnya banyk orang dan ini tidak seperti biasanya.
asmara berjalan dan masuk ke dalam rumah, di ruang tengah asmara melihat ibunya menangis meraung-raung sambil menyebut nama suaminya.
"deg," asmara kaget "ayah kenapa ayah, kenapa ibu menangis, dan siapa yang di selimuti kain itu." asmara bergumam. dirinya belum paham situasi seperti ini.
lalu asmara mendekat melangkah mendekat dan semakin mendekat, asmara syok tubuh nya tiba-tiba lemas dan ambruk memeluk seseorang orang yang telah berbaring, kini wajahnya terlihat jelas bahwa itu adalah ayahnya, asmara menjerit dan memanggil "ayah ... ayah ... bangun ayah, ibu kenapa ayah ibu kenapa bukankah tadi pagi ayah masih sehat dan ayah masih mengantar aku sekolah ibu huhuhu." terus menangis dan menangis.
tuan besar Pradika adalah orang yang sangat sibuk, menjabat sebagai Presdir tentu pekerjaan nya sangat padat, namun tuan besar selalu berusaha menyempatkan waktu luang untuk keluarga tercinta, seperti tadi pagi tuan besar mengantar putri tercintanya ke sekolah.
namun saat tuan besar Pradika mau berangkat untuk bertemu salah satu kolega bisnisnya, di tengah perjalanan yang tak terduga ada seorang mengendarai truk besar dengan kecepatan tinggi dan terjadilah kecelakaan maut, karna posisi disertai cuaca yang sangat buruk hujan deras berselimut awan gelap dan angin.
di larikan ke rumah sakit namun apalah daya nyawanya sudah tidak bisa tertolong.
ibu meta yang mendengar ucapan dokter langsung pingsan, sungguh tidak sanggup membayangkan semua ini, karna ini begitu cepat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!