NovelToon NovelToon

Jingga Di Hati Jupiter

Bab 1

Pagi itu mobil sport berwarna putih itu melewati kawasan sekolah, tidak biasanya sang pengendara melewati kawasan ini, tapi karena ingin menghindari kemacetan dia akhirnya mengambil jalur yang tak pernah ia lewati.

Mobil sport putih itu berjalan perlahan karena banyak anak sekolah berlalu lalang,dia melihat seragam puith abu-abu yang di kenakan oleh para siswa mengingatkannya saat-saat remaja dulu.

Ketika sedang asik bernostalgia. terdengar suara teriakan seorang gadis.

"Aaaaaa".

Dan....

Trekkkk... brugh... Mobil tertabrak sepeda gadis tersebut, pengendara mobil sontak kaget.ia lalu memberhentikan mobilnya.dia pun keluar dari dalam mobilnya,dilihatnya kaca spion mobilnya pecah dan patah.

Dia melihat ke arah gadis yang membawa sepeda tersebut terlihat api krmarahan di mata laki-laki tampan berkca mata minus tersebut.

"Hei... kamu bisa tidak mengandarai sepeda"bentaknya.

Gadis remaja itu tertunduk dia ketakutan.

Astaga kenapa pagi-pagi aku sudah sial begini.

keluhnya dalam hati.

"Kemari kamu"panggil laki-laki pengemudi itu masih membentak.

matilah aku... dia pasti minta ganti rugi.

Gadis remaja berseragam putih abu-abu berambut panjang hitam sepinggul itu pun menghampirinya wajahnya masih tertunduk dan menutupi sebagian wajahnya.

"Kamu tahu berapa harga kaca spion mobil ku ini"tanyanya ketus.

Gadis itu hanya menggeleng dan tetap tertunduk.

Laki -laki itu melihat logo di seragam sekolah gadis itu.

"Ternyata kamu murid SMK, aku akan lapor kan kelakuan mu pada kepala sekolah mu agar kamu di hukum"ancam laki-laki itu.

Gadis itu terkejut hingga ia mengangakat wajahnya yang tertunduk.

"Aaaa... tolong pak jangan laporkan saya ke kepala sekolah"katanya ketakutan.

Laki-laki itu tertegun saat melihat wajah gadis itu.wajah imut dan polos.

"Sandra... "Gumamnya.

"Heh Sandra bukan pak nama saya jingga bukan sandra"kata gadis itu polos dan membangunkan lamunan laki-laki itu.

"Apa kau bilang barusan Pak... kau memanggil ku bapak, kau fikir aku setua itu"bentaknya lagi.

"Ya terus aku harus panggil apa dong?"jingga ketakutan.

Laki-laki itu pun bingung gadis ini harus memanggilnya apa.

"Aku minta kamu ganti rugi"

"Tapi pak... saya tidak punya uang untuk menggantikan kaca spion bapak"

"Sudah ku bilang jangan panggil bapak"bentaknya.

"Ya trus panggil apa dong? "jingga mekerut ketakutan.

"Akh... kenapa sepagi ini aku harus tertimpa kesialan dan bertemu gadis menyebalkan ini sih"keluhnya.

Laki-laki itu melihat jam tangannya, dia di buru waktu.

"Aku minta pertanggung jawaban mu, aku tidak punya waktu meladeni anak bau kencur seperti mu, siang ini usai pulang sekolah nanti datang ke kantor ku"

Laki-laki itu masuk kedalam mobilnya.

"Kau harus datang kalau tidak aku laporkan kamu pada kepala sekolah mu"ancamnya.

"Tapi kantor bapak dimana? "tanya jingga polos.

"Di daerah perindustrian di depan jalan itu".

Laki-laki itu meberikan kaca spion yang pecah pada gadis itu dan dia pun menyalakan mobilnya dan melajukan mobilnya kembali.

Jingga bingung,dia lalu menaruh kaca spion. mobil itu kedalam tasnya dan mendorong sepedanya.

"Heeh kenapa juga tiba-tiba rem sepeda ku putus begini, akh... sial betul pagi ini semoga harga kaca spion itu tidak terlalu mahal dan aku bisa mencicil membayar kerugian ku hiks... sialnya"keluhnya.

Sesampainya Jingga di kelas dia duduk dan menaruh kepalanya di atas tumpukan tangannya.

"Hei... kenapa luh pagi-pagi suntuk amat"tanya teman sekelsnya yang bernama Anita.

"Gimana nggak suntuk pagi-pagi rem sepeda gue tiba-tiba putus dan apesnya lagi itu sepeda pake nabrak mobil orang sampe kaca spionnya pecah dan patah dan sialnya lagi orang itu minta ganti rugi duit dari mana coba ahah"rengeknya.

"Ya ampun elu udah jatuh ketimpa tangga sepagi ini,terus gimana lagi?"

"Gue diminta dateng ke kantornya nanti sehabis pulang sekolah"

"Kantornya dimana? "tanya teman sekelasnya.

"Di daerah perindustrian di depan jalan itu"

"Terus elu tahu namanya siapa? "

"Aaaa gue lupa nanya nama bapak itu siapa"Jingga baru ingat dia tidak menanyakan nama laki-laki itu.

tak lama bel masuk kelas pun berbunyi semuanya duduk di tempat mereka masing-masing.

...***...

Mobil sport putih itu masuk ke area parkir di halaman kantor, petugas keamanan melihat mobil bosnya rusak.

"Bos ... mobilnya kenapa? "

"Nggak usah banyak tanya"Katanya ketus.

"Oia nanti siang kalau ada anak perempuan pakai seragam SMA kemari beri tahu aku"laki-laki itu pun berlalu dari hadapan pertugas keamanan itu.

Seseorang memarkirkan mobilnya di sebelah mobil sport putih itu, seorang pemuda dia melihat mobil temannya rusak, dia pun masuk kedalam kantor dan menuju ruangan laki-laki itu.

"Pit... mobil mu kenapa? "tanyanya saat memasuki ruangannya.

"Ditabrak sepeda"wajahnya kesal.

"Hah... kok bisa"tanyanya bingung.

"Tau tuh anak ceroboh banget"

"Anak? maksud lu anak kecil yang nabrak mobil mu? "

"Anak remaja murid SMK yang sekolahnya di jalan sebelah sana"

"Kamu lewat situ Memangnya?"

"Iya... menghindari macet,terhindar dari macet malah kena apes"keluhnya.

"Hah.... Piter... piter... "kawannya menggelngkan kepalanya.

"Tapi kamu nggak minta ganti rugi kan anak SMA punya uang dari mana coba"

"Gue minta ganti rugi, gue suruh dia dateng nanti siang kesini kalo nggak gue laporin ke kepala sekolahnya biar dia di hukum"

"Astaga kawan kamu kejam sekali"

"Biarin biar tahu rasa dia"

"ckck jangan bilang kamu tertarik dengan anak remaja itu"

"Ngawur kamu,sudah sana kerja malah bahas yang nggak penting"Jupiter mengusir temannya sekaligus asistennya dari ruangannya.

Dia pun duduk dikursinya dan entah kenapa bayangan masa lalunya kembali lagi setelah dia melihat wajah jingga.

"Jingga...ya tadi dia menyebutkan namanya Jingga"gumamnya.

Siang itu Jingga yang sudah pulang sekolah berangkat ke kantor Jupiter, dia sempat bingung mencari dimana kantornya karena begitu banyak gedung disana hingga ia mendatangi satu-persatu gedung itu dan bertanya pada petugas keamanan yang berjaga. dia bertanya sambil menunjukan spion pecah milik mobil Jupiter dan saat dia memasuki gedung yang ketiga dia akhirnya menemukan kantor Jupiter.

"Maaf pak saya ingin tanya apa disini ada pemilik mobil yang kaca spionnya patah, seperti ini kaca spionnya"Jingga menunjukan kaca spion rusak milik mobil Jupiter.

"Ooo iya itu mobil pak Piter,yang itu kan mobilnya"petugas keamanan itu menunjuk mobil jupiter yang terparkir.

Jingga melihat ke arah mobil tersebut.

"Ah... iya pak betul itu mobilnya"

"Sebentar saya hubungi asistennya dulu ya"petugas keamanan mengangkat gagang telpon yang ada di pos keamanan.

"Halo... pak Al ini ada anak murid SMA nanyain pak Piter"

dan tak lama petugas itu pun menutup telpon.

"Mari ikut saya"petugas keamanan itu mengajak Jingga kedalam kantor.

saat didalam Jingga tak langsung bertemu Jupiter dia bertemu dengan Al.

"Tuan Piter sedang ada meeting sebentar,kamu tunggu saja disini dulu ya"katanya ramah.

Wajahnya seperti tidak asing bagi ku.

Fikir Al dalam hatinya saat melihat Jingga.

Al pun meninggalkan Jingga sendirian diruang tunggu.

"Dia itu siapa sih kok kayanya penting banget di sini ku fikir dia itu supir pemilik perusahaan ini tapi sepertinya bukan jabatannya sepertinya penting juga di sini"gumam Jingga.

Jingga jenuh menunggu dia sudah satu jam menunggu.

"Hah kemana sih orang itu meeting lama banget katanya tadi sebentar tapi ini sudah satu jam belum nongol-nongol juga oranganya"

Jingga bosan dia akhirnya tertidur di sofa diruang tunggu.

...************...

Bab 2

Al masuk keruag tunggu untuk mengajak Jingga menemui Piter,saat ia masuk di dapati Jingga tertidur di sofa.

"Ya ampun wajahnya imut banget sih... jadi gemas,dia pasti bosan dan akhirnya tertidur,hey...Non... bangun... "Al membangunkan Jingga.

Jingga yang merasakan ada yang mencolek lengannya pun berusaha membuka matanya.

"Eh... pak maaf saya ketiduran"Jingga malu.

"Ayo ikut saya Tuan Piter sudah ada diruangannya, tapi sebelum itu kamu cuci muka mu dulu ya di toilet"

"Ah... iya pak hehe"Jingga tersenyum.

Al gemas melihatnya.

setelah mencuci. mukanya dan mengelap wajahnya dengan tisu di toilet dia pun diantar keruangan Jupiter.

Saat Jingga memasuki ruangan tersebut dia takjub melihat interior ruangan yang mewah dan dia membaca papan kaca di meja Piter bertuliskan.

JUPITER

PRESEDIR

Jingga langsung menutup mulutnya,dia tidak menyangka kalau orang yang ditemuinya ini adalah presedir dari perusahaan otomotif.Jingga berfikir dia ini presedir perusahaan pasti harga mobilnya tidak murah matilah aku fikir jingga.

"Kenapa bengong"Piter menegurnya.

"Pak... bapak yang punya perusahaan ini?"tanya Jingga polos.

"Hei... sudah berapa kali aku bilang jangan panggil aku bapak"bentak Piter.

"Ya terus apa dong?"Jingga ketakutan.

Al yang masih ada di ruangan itu tertawa. kecil melihat tingkah polos Jingga.

"Terserah kamu mau panggil aku apa asal jangan pak"piter ketus.

"Om... apa aku panggil anda om saja ya?"katanya polos

Al makin geli dia menahan tawanya setelah mendengar ucapan polos dari mulut Jingga.

"Apa....om... memang aku itu setua itu di mata mu"bentak lagi.

"Salah lagi ya... ya terus aku harus panggil apa dong untuk menghormati anda pak"

"Hei... "Piter benar-benar di buat kesal oleh Jingga.

Jingga sendiri sudah ketakutan karena sedari tadi tidak bisa menemukan panggilan yang tepat untuk pria dewasa di hadapannya ini.

"Panggil dia bos saja Non"saran Al.

"Ah... iya bos... boleh aku panggil anda bos pak"

Piter. memijat keningnya.

"cukup bos saja tidak usah pakai pak"jelas Al.

"Ooo begitu baik bos"jingga tersenyum polos.

Piter yang melihat itu jadi salah tingkah.

"ya sudah, sekarang bagaimana, dengan cara apa kamu bisa membayar ganti rugi kerusakan mobil ku"

Astaga Piter kamu benar -benar kejam ini anak SMA loh.

Batin Al.

"Saya tidak punya uang banyak bos uang tabungan ku pun belum cukup bila harus mengganti kerugian anda, saya mohon kebijaksanaan anda agar saya bisa mencicil uang kerugian itu"

"Astaga mencicil, sampai kapan kamu bjsa melunasinya,menunggu kamu melunasinya aku lebih baik ganti mobil baru"Piter ketus.

"Bos... saya ini masih sekolah belum punya gaji uang dari mana saya bila harus membayar anda langsung"Jingga mengiba.

"Uang dari mana kek itu terserah kamu"Piter masih belum luluh.

ya ampun bagaimana ini sulit sekali bernegosiasi dengan orang ini.

"cepat bilang bagaimana caranya agar kamu bisa ganti rugi"

"Aku tak tahu"Suara Jingga kecil tak terdengar dia menunduk.

"Hei... "Piter membentaknya lagi.

"Aku tak tahu caranya bagaimana lagi"Jingga akhirnya berteriak histeris dia menangis. dan pergi berlari keluar ruangan Piter.

"Hei... dasar anak tidak sopan"Piter kesal tapi dia tidak mengejar Jingga.

"Kau keterlaluan sekali kawan anak itu sampai menangis".

Jingga mengambil sepedanya di parkiran dia kesal dengan Piter dia lalu menendang ban mobil Piter.

"Dasar bos menyebalkan"katanya saat menendang ban mobil Piter.

Piter yang melihat itu dari jendela. ruangannya meneriakinya Jingga menoleh padanya dan memasang wajah kesal dia lalu menendang ban mobil itu lagi. dan pergi mengayuh sepedanya.

"Astaga anak itu benar-benar menyebalkan awas kamu ya"gumam Piter.

"Hei... sudah lah kamu dengan anak kecil begitu saja sampai kesal sekali seperti rugi besar milaran"Al protes.

Al tidak pernah melihat sahabatnya ini bertingkah seperti ini,apalagi dengan anak kecil. Biasanya Piter memang tidak pernah membesar-besarkan masalah tapi hari ini kenapa dia terlihat berbeda.

...***...

Pagi ini Piter melewati jalan yang sama seperti pagi kemarin, dia mencari Jingga tapi dia tidak menemukannya hingga ia menunggunya di depan sekolahnya, entah kenapa dia mencarinya hari ini dan malah menunggunya didepan sekolahnya dia sendiri pun tidak mengerti.

Aku ngapain sih ya disini,kaya kurang kerjaan ajah.

Fikirnya.

Dia pun akhirnya menyalakan mobilnya lagi dan ketika dia ingin melajukan mobilnya dia melihat Jingga sedang berlari menuju sekolahnya.dan entah apa yang ada difikiran Piter dia menekan klakson mobilnya saat Jingga melewati depan mobilnya.

Tinnnn....

Jingga terperanjat kaget mendengar suara klakson mobil yang keras,Jingga menoleh pada mobil tersebut dan melihat si pengemudi.Jingga menghampiri mobil tersebut.

"Bos....jangan bikin jantung orang kaget dong,oia...ini"Jingga mengeluarkan kantung plastik hitam dari dalam tasnya dan memberikannya pada Piter.

"Apa ini? "tanya Piter bingung.

"Itu uang tabungan ku mungkin memang belum cukup menganti kerugian anda,tapi aku akan berusaha melunasi hutang ku, permisi bos bel masuk sudah berbunyi, nanti bila ada uang lagi saya akan ke kantor anda mengantarkannya dah... "Jingga meninggalkan Piter dan masuk kedalam sekolahnya.

Piter kesal tapi kemudian dia tersenyum melihat gadis itu menghilang di balik gerbang besar sekolah itu.

sesampainya di kantor Piter tersenyum sendiri entah kenapa Jingga membuatnya penasaran.

"Padahal dia hanya anak SMK kenapa aku penasaran ya? "Gumamnya.

"Pit... nanti siang kita ada meeting dengan tim marketing"Al memberitahukan jadwal pekerjaan hari ini.

"Tim marketing? bisa kan aku tidak hadir biar aku serahkan saja pada mu ya karena nanti siang aku ada urusan lain aku tunggu laporan mu saja"

"Urusan.... urusan apa? "Al bingung.

"Sudah lah kamu ambil alih dulu pekerjaan ini tinggal laporan saja nanti"

"Oke".

Siang itu Piter keluar kantor tak sengaja Al melihatnya.

"Mau kemana Pit? "tanyanya.

"Keluar sebentar"Katanya sambil berlalu.

Al tidak mau ambil pusing dengan urusan sahabatnya selagi itu tidak merugikan perusahaan baginya itu oke.. oke...saja.

Mobil Piter berhenti di depan sekolah Jingga.

Ngapain aku kesini ya.

Fikirnya bingung sendiri.

tak lama pintu gerbang di buka dan para murid pun berhamburan keluar. Piter menjalankan mobilnya pelan sambil melihat-lihat dimana keberadaan Jingga, dan tak lama Jingga muncul dia berjalan sendirian dan Piter pun menekan Klaksonnya lagi.

Tiiinnn... Jingga terperanjat lagi dan menoleh kearah mobil Piter dia lalu menghampiri mobil tersebut karena mengenal pemiliknya.

"Bos... jangan ngagetin terus dong..."

Piter membuka pintu mobilnya.

"Masuk"Piter menyuruh Jingga masuk.

"Nggak mau"

"Hei.... "

"Apa"Jingga menantang.

"Ini dekat sekolah mu loh aku tinggal berbalik arah dan masuk ke dalam sekolah dan menemui kepala sekolah mu dan melaporkan kejadian kemarin"

"Iya... iya... "Jingga akhirnya masuk dengan terpaksa dan memasang wajah cemberut.

Orang ini maunya apa sih.

Jingga menggerutu dalam hatinya.

"Kamu pasti belum makan siang, ayo kita makan"

"Nggak mau aku mau pulang saja"masih cemberut.

"Ya kita makan dulu nanti aku antar kamu pulang"

"Nggak mau nanti hutang ku malah bertambah sama anda"

"hahaha tidak yang satu ini tidak masuk dalam hitungan"

"Nggak mau pokoknya nggak mau aku mau pulang"

"Keras kepala juga anak ini"gumamnya.

Jingga masih cemberut.

"Kenapa cemberut saja,aku sudah tidak memaksa mu makan siang Kenapa masih cemberut? "

"Anda nyebelin"

"Apa... aku sudah bersikap baik loh sama kamu"Piter menginjak remnya.

"Ya terima kasih bos sudah bersikap baik sama saya, tapi maaf saya tidak sopan pada anda,saya janji saya akan melunasi hutang saya pada anda, tapi saya mohon jangan memberikan saya tumpangan lagi apa lagi mengajak makan siang"

"Kenapa?"

"Karena saya tidak mau mendapat masalah di sekolah saya nanti ada yang salah faham. melihat saya berada didalam mobil bersama om... om"

"Apa.... kamu bilang apa tadi om...om...? "

"Maaf kalau perkataan saya menyinggung anda permisi"Jingga membuka pintu mobil dan dia keluar dari dalam mobil,kemudian dia berjalan menuju gang sempit dimana rumahnya tinggal.

Piter menatap cermin mobil.

Apa aku terlihat seperti om... om... aku masih 27 tahun masa iya setua itu aku dimatanya.

Piter sendiri sebenarnya bingung dengan perasaanya pada Jingga,tapi entah kenapa Jingga menarik baginya.

...***********...

Bab 3

Pagi ini Piter melewati jalan yang sama dan dia menunggu Jingga dekat sekolahnya,saat dia melihat Jingga berjalan sendirian Piter pun menekan klakson mobilnya,kali ini Jingga tidak kaget, dia malah cuek dan tak menghirukan Piter dia terus berjalan ke sekolahnya.

Piter kesal karena Jingga tidak merespon, dia akhirnya turun dari mobil dan menghampiri Jingga.

"Hei... kamu"panggil Piter.

tapi Jingga tak menghiraukannya dia terus berjalan, Piter kesal dia mengejar Jingga, dia menarik tangan Jingga, tapi Jingga berontak dan melepaskan tangannya.

"Bapak apa-apaan sih? "Jingga kesal.

"Saya panggil kamu,tapi kamu malah trus jalan itu nggak sopan"Piter kesal.

"Mau Bapak itu apaan sih,mau nagih hutang ya nanti juga saya antar pak ke kantor Bapak kalau uang saya sudah terkumpul jangan datang terus setiap hari ke sekolah nanti teman-teman saya bisa salah faham "Jingga sewot.

"Teman atau pacar mu yang salah faham?"tanya Piter sewot.

"Teman... lah pak,saya ini masih sekolah tidak boleh pacaran dulu itu amanat dari kakek saya"

"Ooo teman bagus itu"Piter terlihat senang mendengarnya.

"Tapi hei... sudah berapa kali saya bilang jangan panggil saya Bapak"Piter sewot lagi.

"Ya maaf, sudah ya bos saya masuk ke sekolah dulu"Jingga berjalan.

"Hei... tunggu aku belum selesai bicara dengan mu".

Jingga akhirnya menghentikan langkahnya.

"Apa lagi sih? "Jingga kesal.

"Nanti siang datang lah ke kantor ku,ada solusi untuk kamu agar bisa secara cepat melunasi hutang mu".

"Serius bos...."Jingga terlihat senang.

"Ya serius lah kalau tidak buat apa aku berada disini sekarang".

"Ya... baiklah bos, saya permisi dulu"Jingga pun berlalu dari hadapan Piter.

Piter pun masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya menuju kantornya.

Di kelas Jingga duduk di bangkunya, tiba-tiba Anita menghampirinya.

"Ji... tadi itu siapa? "tanyanya penasaran.

"Siapa apa sih maksud lu? "Jingga bingung.

"Tadi yang ngajak elu Ngobrol di jalan, cowo ganteng tadi"Anita penasaran.

"Ooo itu orang yang kaca spionnya gue rusakin kenapa emangnya?"Jingga santai.

"Serius kata elu bapak-bapak yang punya mobil, itu mah cowo ganteng Ji... "Anita histeris.

"Ganteng apaan nyebelin iya tuh orang"Jingga kesal.

"Ih... elu mah buta ya itu cowo ganteng banget,mukanya kecil,alisnya tebal,hidungnya mancung ihhh pokoknya ganteng"

Jingga menggaruk tengkuk kepalanya sendiri, dia lalu menguncir rambutnya yang panjang.

"Dia mau apa tadi kesini? "tanya Anita penasaran.

"Mau nagih ganti rugi,nyebelin tuh orang udah gue bilang jangan dateng kesekolah malah dateng juga".

"Dia suka kali sama elu Ji... "

Jingga langsung tertawa mendengar ucapan temannya.

"Hahaha nggak mungkin udah gila kali dia demen sama anak SMA,jangan ngaco lu".

Jingga takut membayangkan bila dia di sukai oleh pria dewasa.

Bel masuk pun berbunyi semua murid duduk ditempatnya masing-masing.

Di kantor Piter sudah memberi pesan pada petugas keamanan bila Jingga datang biarkan dia masuk.

"Si bos punya mainan baru nih kayanya"gumam petugas keamanan itu.

Piter masuk ke dalam ruangannya disana sudah ada Alan sang asisten yang menunggunya. saat Al ingin memberitahukan jadwalnya hari ini Piter memintanya membuat surat kontrak kerja.

"Buat apaan surat kontrak kerja? "tanya Al bingung.

"Sudah buatkan saja untuk jangka tiga bulan"

"Ya tapi untuk siapa?"

"Untuk Jingga"

"Jingga siapa?aku belum pernah dengar karyawan baru, lagi pula tumben banget kamu ngurusin urusan karyawan baru?"

"Sudah jangan banyak tanya buatkan saja itu urusan ku"

"Astaga kenapa beberapa hari ini fikiran mu. jadi sulit di tebak begini kawan"keluhnya.

"Oia jadwal ku apa saja hari ini"

Al pun memberitahu jadwal pekerjaan Piter hari ini, dan semua jadwalnya ada meeting di luar kantor. Piter tidak bisa menunggu Jingga hingga akhirnya Piter meninggalkan nomor ponselnya di pos keamanan dan berpesan kalau Jingga datang dia harus menghubunginya, karena hari ini jadwal meetingnya di luar kantor.dan sepertinya baru akan selesai sore hari.

Piter pergi bersama Al menuju tempat meeting.Al mengendari Mobil Piter dengan kecepatan sedang.

"Pit...Jingga itu siapa sih? kalau boleh aku tahu"

"Ooo itu anak yang kemarin nabrak mobil ku"kata Piter sambil melihat laptopnya.

"Hah... serius kamu,astaga kamu punya mainan baru? "ledek Al.

"Kurang ajar sejak kapan aku. mempermainkan wanita"Piter kesal dia menendang kursi kemudi.

"Hahaha ya nggak kamu itu nggak biasnya loh sebegitunya sama wanita, tapi Kanapa harus anak SMA juga Pit?"

Piter menutup laptop nya.

"Wajahnya mengingatkan ku dengan Sandra"Piter menatap keluar jendela.

"Ah... iya pantas saja aku merasa wajahnya tidak asing bagi ku ya ternyata mirip dengan kekasih mu"

Piter tersenyum.

"Tapi hanya wajahnya saja yang mirip kepribadian mereka jauh berbeda"

"Tahu dari mana kamu baru juga kenal beberapa hari"

"Iya sih... tapi memang berbeda Al aku merasakan melihat sisi lain Sandra dari diri anak itu"

"Hemmm jangan bilang kau tertarik dengan anak SMA kawan".

"Hah buat apa aku tertarik dengan anak menyebalkan itu"Piter sewot.

"Menyebalkan tapi ngangenin haha".

"Gimana nggak menybalkan coba dia bilang aku ini om... om...dia panggil aku Bapak-bapak errr nyebelin banget"Piter gereget sendiri.

"Ya terus buat apa kamu mau kontrak dia kerja selama tiga bulan? "

"Buat melunasi hutangnya"

"Kamu mau mempekerjakan dia. menggaji dia agar dia bisa bayar hutang pada mu gitu?"

"Ya aku mempekerjakan dia tapi tidak aku gaji karena gajinya itu untuk melunasi hutangnya pada ku".

"Astaga.... kejamnya kamu kawan... dia itu masih anak sekolah"

"Biar... biar dia tahu rasa dan bertanggung jawab atas perbuatannya".

Hemmm ku rasa ada sesuatu yang kau sembunyikan kawan, aku tahu sepertinya kau tertarik dengan anak itu.

Al menggelengkan kepalanya.dia tak habis fikir sahabatnya bisa sepenasaran ini hanya dengan gadis SMA.

Siang hari waktu sekolah usai, Jingga berjalan sendirian ke arah kantor Piter. sesampainya dia di depan kantor, dirinya di panggil oleh petugas keamanan.

"Neng... mau ketemu pak Piter ya? "

Jingga mengangguk.

"Pak Piter lagi meeting diluar dia nitip nomor ini buat dikasih sama kamu, dan kamu disuruh menghubunginya".

"Oooo.... begitu ya pak terima kasih ya pak"Jingga menerima secarik kertas dari petugas keamanan itu.

Jingga menyimpan nomor Piter di ponselnya.Jingga pun mengirkmkan pesan pada Piter.

Bos ini saya Jingga, saya sudah datang ke kantor tapi anda tidak ada di tempat, saya dapat nomor anda dari petugas keamanan dia bilang saya di suruh menghubungi anda.

Tling... pesan masuk di ponsel Piter.

Piter yang sedang sibuk meeting tak segera membaca pesan tersebut, hingga waktu makan siang tiba Piter baru membuka pesan masuk tersebut, dia membaca pesan dari Jingga.

Jadi ini nomor ponselnya.

Batinnya.

Datanglah nanti sore, aku selesai meeting sore ini.

Tling... pesan masuk ke ponsel Jingga.

Jingga membaca pesan dari Piter.

Baiklah bos...

Balas Jingga.

Jingga masih belum tahu alasan Piter memanggilnya ke kantor dan solusi apa yang di berikan Piter padanya untuk melunasi hutangnya.

...************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!