**Pengenalan Tokoh
Raisya Vasty Prayoga**
Seorang baby sitter yang berasal dari keluarga biasa di minta untuk menikah dengan anak majikannya yang bernama Argantra
Argantara Nugraha
Seorang kapten militer yang terkenal dingin dan angkuh.
Mampukan seorang Rara mencairkan hati Arga yang sekeras batu?
Aku Argantara nugraha, seorang kapten militer di salah satu batalyon pontianak kalimantan, aku masih sendiri di usiaku yang sudah menginjak 30 tahun. kesibukan yang membuatku lupa akan kata menikah.
Hingga suatu hari saat aku pulang ke kediaman orangtuaku, tiba-tiba mama meminta aku untuk menikah dengan seorang yang bekerja kurang lebih 1tahun menjadi baby siter di rumahku.
bagaimana bisa mama menyiapkan pesta pernikahan tanpa memberitahuku terlebih dahulu. terlebih lagi calonku adalah seorang baby siter, Dia adalah pengasuh baby naila, anak dari kakak pertamaku.
" Arga, kamu sudah pulang nak? kemarilah mama ingin bicara" panggilnya dengan nada lembut
Lidya memang seorang ibu yang sangat amat lemah lembut, oleh karena itu arga yang dingin dan angkuh tidak pernah ingin membuatnya kecewa apalagi bersedih.
" Iya ma, ada apa?"
" Mama mau bicara serius arga,"
" Bicara soal apa ma?, tumben mama mau bicara serius sama arga"
" Jadi begini Arga, karena usia kamu sudah tidak muda lagi, mama mau kamu untuk segera menikah"
ucapan sang mama mampu membuat arga diam untuk beberapa saat,
"Menikah, bagaimana mau menikah, sedangkan calonnya saja aku tidak punya" batinnya
" lTapi Arga belum ada calonnya ma, mama sabar dulu ya, arga akan segera mencari calon istri" jawab arga pelan.
" Soal calon, kamu gak perlu repot-repot mencari nak, mama sudah ada calon untuk mu, mama juga sudah menyiapkan pesta pernikahan yang akan di laksanakan di kota B 1 minggu lagi"
" A....apa, tapi ma, siapa wanita itu, bagaimana aku bisa menikahinya, sedangkan aku tidak mengenalnya ma" ucapnya dengan sedikit kecewa
" Kamu mengenalnya kok nak, Dia adalah Rara, pengasuhnya baby naila,"
" Rara, apa mama yakin mau menikahkan Arga dengannya?"
" mama sangat yakin Arga, dia wanita yang baik menurut mama, percayalah pilihan mama tidak akan pernah salah" ucapnya dengan meyakinkan Arga
Karena tidak ingin membuat sang mama kecewa, arga pun menuruti permintaan Lidya untuk menikah dengan rara 1 minggu lagi.
" Baiklah ma, jika memang itu yang mama inginkan, aku akan menikah dengan wanita itu"
Akhirnya lidya mendapatkan jawaban yang mampu membuatnya mengukir senyum bahagia, biarpun rara berasal dari keluarga tidak berpunya, namun akhlak dan perilaku rara sudah menunjukkan jika dia adalah wanita yang cocok untuk menjadi pendamping anaknya.
🍂 flashback mama Lidya🍂
1 bulan yang lalu saat Arga dan hendri pulang dari bertugas lidya melihat hendri di sambut oleh ana dan juga anaknya, sedangkan arga hanya di sambut oleh sang mama, Hendri adalah anak pertama di keluarga nugraha.
Saat itu rara datang membawakan perlengkapan arga dan mencucinya, melihat rara berjalan di belakang arga membuat lidya terbesit dalam hatinya untuk menjodohkan anak ketiganya dengan rara,
Mama lidya tersenyum manis saat melihat rara yang tak sengaja tersandung dan hendak terjungkir, namun dengan sigap arga menangkap tubuh mungil rara hingga jatuh dalam dekapannya dalam beberapa saat,
" Maaf tuan muda, saya tidak sengaja, terima kasih sudah menolong saya" ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
" hm" balas arga dingin
kecerobohan rara terkadang membuat arga tidak menyukainya, bagaimana bisa sang kakak ipar menyewa baby siter ceroboh seperti rara,
Arga pun berlalu dari hadapan rara, meninggalkan rara yang masih mematung di tempat,
" bodoh kamu ra, bisa-bisanya tersandung seperti tadi, dasar ceroboh" batinnya
suara lidya mengagetkan rara yang masih termenung di tempat.
" kamu tidak apa- apa kan ra" tanya lidya pada rara
" Tidak nyonya, saya baik-baik saja, permisi nyonya saya kebelakang dulu mau mencuci bajunya tuan arga" pamit rara sopan
" iya ra, silahkan"
Mama lidya masih tersenyum setelah kepergian rara, membuat nugraha yang menyadari itu pun bertanya pada istrinya,
" ma ada apa, kenapa senyum-senyum seperti itu" ucapnya penasaran
" mas bagaimana kalau kita nikahkan arga dengan rara, sepertinya mereka berdua cocok" titah lidya
" Kalo papa ikut mama saja, tapi apa arga akan setuju"
" arga pasti setuju pa, mana pernah tidak menuruti permintaan ku" yakin lidya,
setelah kejadian itu pun lidya diam-diam mencari tahu tentang keluarga rara, ternyata rara adalah anak dari seorang wanita single peren, ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, oleh karena itu setelah lulus sekolah menengah atas rara tidak melanjutkan pendidikannya, dia harus membantu sang bunda untuk kelangsungan hidup kedua adiknya.
Menjadi baby siter di keluarga nugraha, lidya tidak mempermasalahkan tentang latar belakang keluarga rara, yang terpenting buatnya adalah rara dari keluarga yang baik-baik.
* flashback off*
pernikahan akan digelar di desa rara, yang ada di kota B, semua persiapan sudah selesai, tinggal menunggu hari H.
Hari ini semua keluarga nugraha akan pergi menuju desa rara yang ada di kota B, mengingat jarak dari kota A ke kota B cukup jauh jadi mama lidya memutuskan untuk menginap di sebuah hotel yang hanya berjarak beberapa km dari kediaman rara, hanya membutuhkan waktu 30 menit saja,
Rara sendiri pun sudah pulang sejak 1minggu yang lalu, sebelum arga datang, mama lidya sudah meminta supir untuk mengantar rara ke rumahnya,
kring...kring..kring
Telfon rara berdering, ada panggilan masuk dari lidya, wanita paruh baya itu mengatakan jika rombongannya akan segera sampai di hotel 1 jam lagi.
" Iya halo nyonya"
" Kok nyonya sayang, mulai sekarang biasakan panggil mama ya" pinta lidya lembut
" Em... iya ma, sudah berangkat ma"
" Iya sayang, ini perkiraan 1jam lagi rombongan akan sampai di hotel,"
" Ya sudah ma, hati-hati di jalan y"
Sambungan telfon pun terputus, rara memberitahu bundanya tentang rombongan keluarga mempelai pria yang akan tiba 1jam lagi. bunda ratna meminta rara untuk segera mengantarkan makanan yang sudah di siapkan buat rombongan keluarga nugraha,
rara pun berangkat dengan di antar oleh adiknya yang sudah masuk sekolah menengah atas kelas 2, namanya riko. anaknya sopan, dan juga pintar,
" Ayo kak, apa kakak sudah siap" ucap rika pelan
" sebentar, kakak masih mau membenar kan makanannya, takut nanti tumpah"
rara mempunyai 2 adik yang masih sekolah, yang satu bernama sinta prayoga, dia masih sekolah menengah pertama, dan satunya bernama riko prayoga, yang sudah kelas 2 SMA, dia satu-satunya laki-laki di keluarga rara.
30 menit kemudian rara dan riko sudah sampai di depan hotel yang akan di tempati oleh keluarga arga,
setelah cukup lama menunggu akhirnya mobil yang membawa rombongan keluarga arga pun tiba, jantung rara terasa berhenti sejenak saat melihat pria dingin yang sedang melihat ke arahnya.
rasa takut dan gugup menyelimuti perasaan rara, akhirnya wanita itu memilih menundukkan wajahnya, memejamkan matanya dan membuang nafas pelan.
30 menit kemudian Rara dan Riko sudah sampai di depan hotel yang akan di tempati oleh keluarga Arga.
Rara turun dan memutuskan untuk duduk sambil menunggu rombongan dari keluarga Arga.
Setelah cukup lama menunggu, Akhirnya mobil yang membawa rombongan keluarga Arga pun tiba, jantung Rara terasa berhenti sejenak saat melihat pria dingin yang sedang melihat ke arahnya.
Rasa takut dan gugup menyelimuti perasaan Rara. Wanita itu merasa begitu takut saat Arga menatap tajam ke arahnya. tatapan tajam yang memang sudah sering Rara dapatkan dari Arga selama ini.
Akhirnya wanita itu memilih menundukkan wajahnya, untuk menghindari tatapan tajam itu, Rara menunduk dan memejamkan matanya serta membuang nafas pelan.
" Jangan gugup Ra, semua akan baik-baik saja" gumamnya dalam hati
Mama Lidya berjalan ke arah Rara seraya tersenyum manis ke arahnya. Sudah biasa Rara mendapat senyuman hangat seperti itu. Karna Lidya tidak pernah menganggap Rara sebagi baby siter di rumahnya.
" Bagaimana perjalanannya ma, apa melelahkan?" tanya Rara lembut. karna Lidya memang meminta Rara untuk memanggilnya dengan sebutan mama.
" Tidak sayang, perjalanannya cukup menyenangkan" balas Lidya lembut, serta mendekat ke arah Rara dan memeluknya seperti anaknya sendiri, Rara pun membalas pelukan itu.
Semenjak memutuskan untuk menikahkan Rara dengan Arga, Lidya sudah menganggap Rara seperti putrinya sendiri. Wanita paruh baya itu sudah menyayangi Rara layaknya anak sendiri.
Sedangkan Arga masih menatap Rara intens dengan tatapan tajamnya, membuat Rara semakin gemetar dan semakin gugup di buatnya.
" Arga kenapa liatin Rara seperti itu nak, kamu menakutinya," Ujar Lidya pada Arga yang menatap intens Rara.
Mendengar ucapan mama Lidya berhasil membuat Arga terkejut. dan langsung mengalihkan pandangannya dari Rara.
" Tidak seperti itu ma, apa Arga tidak boleh memandang calon istri Arga?" ucapnya sambil melihat ke arah rara.
perkataan Arga mampu membuat sang mama mengukir senyum bahagia, sepertinya Arga memang tidak terpaksa menerima pernikahan ini,
"Apa kak Arga benar-benar bisa menerima aku menjadi istrinya" Batinnya
" Yasudah ayo kita masuk," ucap mama Lidya yang langsung pergi meninggalkan Rara dan Arga.
Blus....
wajah Rara memerah, seketika tubuhnya menegang saat mendengar perkataan Arga. namun setelah mamanya masuk ke dalam hotel Arga membisikkan sesuatu di telinga Rara, membuatnya yang sempat terbang seakan di hempas ke dasar bumi.
" Jangan gr dulu, saya bicara seperti itu hanya untuk menyenangkan hati orang tua saya" ucapnya dingin dan langsung pergi meninggalkan Rara yang mendadak terpaku.
Deg!
mendengar ucapan Arga membuat Rara menunduk kan wajahnya, Rasanya begitu sakit saat mendengar perkataan itu.
Seperti tertusuk jarum. kakinya melemas, dadanya terasa sangat sesak, matanya memanas hingga satu butir bening itu pun terjatuh di pipi mulusnya, namun sebelum ada yang melihat rara langsung menghapusnya, dan ikut mengekor di belakang Arga
" Astagfirullah, sabar ya" lirihnya dalam batin,
Riko memutuskan untuk menunggu Rara di luar hotel, menunggu di parkiran, tak ikut masuk bersama sang kakak. Pria itu menunggu Rara sambil sesekali memainkan ponselnya.
" Ini makanannya ma, maaf ya kalo yang kami siapkan tidak semewah makanan yang sering mama makan" ucap Rara lembut dan menyodorkan beberapa rantang makanan kepada sang calon mertua.
" Tidak apa-apa sayang, ini sudah lebih dari cukup, sampaikan salam terimakasih mama buat bunda mu ya" Balas Lidya lembut.
" Iya ma, kalo gitu Rara permisi dulu ya ma," titah Rara sambil mencium punggung tangan Lidya.
Namun sebelum Rara pergi anak bungsu lidya datang dan menggoda Rara. lidya mempunyai 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan.
Anaknya yang pertama bernama Hendri nugraha, umur 37 tahun, sekarang sudah menjadi TNI angkatan darat, yang kedua Adelia dwi nugraha.umur 34 tahun, sekarang menjadi dokter umum, yang ke 3 adalah, Argantara Nugraha, dan yang terakhir adalah Aluna nugraha, yang umurnya setara dengan rara, 19 tahun. mahasiswa kedokteran yang masih semester 2.
" Kok pulang sekarang sih Ra, pulang nanti aja biar diantar sama kak Arga" usul Aluna
Hal itu membuat yang punya nama pun menoleh karna di sebut namanya.
" Iya itu benar juga loh ga, nanti kamu antar rara pulang," ucap mama lidya membuat Arga dan Rara saling pandang, hingga pandangan mereka pun bertemu untuk beberapa saat.
Namun dengan cepat rara memutus pandangan itu, dan dengan cepat juga dia menggeleng pelan.
" Tidak usah, Riko masih menunggu Rara kok ma," ucap Rara lembut.
" Iya itu benar ma, sudah ada adiknya yang masih menunggu" ucap Arga dingin.
Hingga beberapa saat kemudian Rara pun keluar dari hotel menemui Riko yang menunggunya di parkiran..
" sudah kak" tanya Riko pelan
" Iya, ayo kita pulang"
Rara pulang bersama Riko, dan semua rombongan Arga sudah memakan makanan yang di bawa oleh Rara.
•
•
•
Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh semua orang, pernikahan Rara dan Arga yang akan di gelar di kediaman keluarga Rara.
Semua anggota kelurga Arga sudah bersiap untuk berangkat ke tempat acara di langsungkan.
Di kediaman bunda Ratna, saat ini Rara sudah memakai gaun yang sudah di siapkan oleh keluarga Arga.gaun putih dengan desain sederhana tapi elegan, sangat cocok dan pas buat rara, riasan yang tidak terlalu mencolok dan tidak terlalu tebal namun tatap membuat rara jadi semakin cantik, "Sempurna" satu kata yang pas buat rara saat ini.
Rombongan keluarga besar nugraha pun sudah tiba di kediaman keluarga rara, keluarga rara menyambut hangat kedatangan rombongan dari pihak laki-laki,
tidak di laksanakan di gedung melainkan di rumah rara sendiri, tendanya sederhana namun elegan, sesuai dengan permintaan rara.
Semua orang pun sudah duduk di tempat yang sudah di sediakan, begitu juga dengan arga yang sudah berada di depan penghulu,
5 menit kemudian rara keluar dengan di dampingi bunda dan kedua adiknya, semua pasang mata melihat takjub ke arah rara,
rara benar-benar seperti boneka hidup yang sedang berjalan, hidung mancung, bibir ranum dan mata indah,
" Cantik sekali calon arga cantik sekali" ucap seseorang dari pihak arga.
" Iya cantik sekali ya" sahut yang satunya
Mendengar pembicaraan orang yang ada di belakangnya. membuat arga jadi penasaran, arga yang awalnya menunduk pun akhirnya mengangkat wajahnya melihat ke arah rara yang masih berjalan bak putri raja,
tatapan arga tepat pada manik mata indah rara, membuat arga diam tak bergeming untuk beberapa saat,
menatap manik mata indah rara membuat hati arga berdetak lebih cepat, pria itu pun memegang dadanya sebelah kiri, " rasa apa ini" gumamnya dalam hati.
Mendengar perkataan beberapa orang yang di belakangnya, Arga mengangkat kepalanya melihat ke arah Rara yang saat ini sedang berjalan menuju tempat ijab qobul dan diiringi oleh bunda juga kedua adiknya.
Arga memegang dadanya sebelah kiri, jantungnya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya." Rasa apa ini" gumamnya dalam hati.
Arga menatap Rara tanpa mau berkedip sedetik pun, kali ini pria itu benar-benar pangling dengan wanita yang sedang berjalan ke arah tempat ijab qobul.
Saat ini Rara menggunakan gaun berwarna putih yang sederhana namun begitu elegan. sangat pas buat Rara.
saat tatapan Arga masih fokus pada Rara, tanpa sengaja Rara juga melihat ke arahnya.hingga kedua manik mata indah milik Rara beradu dengan mata tajam Arga untuk beberapa saat.
Dipandang seperti itu membuat rara semakin gugup, jantungnya bertalu-talu, namun sebisa mungkin wanita itu membuang jauh rasa gugupnya.
"Aduh kenapa kak Arga harus memandang aku seperti itu. bisa-bisa aku punya penyakit jantung kalau seperti ini terus, ini benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungku" Gumamnya dalam batin.
" Apa ijab qobul nya sudah bisa kita mulai" tanya pak penghulu pelan.
" Iya pak. kita mulai ijab qobul nya sekarang juga" jawab Arga pelan.
Tak berselang lama, acara ijab qobul pun sudah di mulai. Rara merasa begitu gugup sehingga keringat dingin itu mulai membasahi kadua tangannya.
Ditempat lain, tepatnya di sebuah rumah sakit, seorang wanita sedang gelisah saat mendengar kabar tentang pernikahan pria yang selama ini sudah membuatnya jatuh hati. wanita itu berusaha mencari informasi tempat acara resepsi itu di langsungkan. Namun, usahanya sia-sia. karna tidak ada satu orang pun yang tau di mana tempat acara di langsungkan.
Dia adalah dokter Vena, seorang dokter yang selama ini selalu terobsesi pada Arga. namun Arga hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat dan tidak lebih dari itu.
"Sial, sebenarnya di mana acara pernikahan kapten Arga di langsungkan" ucapnya sambil memukul meja di depannya.
Memang Lidya sengaja tidak melakukan acara di kota A. karna wanita paruh baya itu takut ada yang ingin menghancurkan pernikahan anaknya.
Lidya memang sudah tau, jika dokter Vena mempunyai rasa terhadap Arga, Namun Lidya tidak pernah menyukai dokter itu.
•
•
•
"Sah" Ucap beberapa tamu undangan yang ada di tempat itu.
Setelah acara ijab qobul, mama Lidya meminta Rara mencium punggung tangan suaminya, begitu juga dengan Arga yang harus mencium kening rara,
Rara pun menuruti omongan sang mama mertua, wanita cantik itu mengambil tangan Arga lalu menciumnya cukup lama.
sekarang giliran Arga yang harus mencium kening Rara. cukup lama pria itu masih diam tak bergeming, Setelah Lidya memberikan isyarat Arga pun mencium kening rara lembut.
Satu ciuman mendarat tepat di kening Rara, ciuman laki-laki yang baru pertama kali rara rasakan setelah kepergian ayahnya.
Mendapat ciuman seperti itu membuat jantung Rara semakin berdegup cepat. rasa gugup kembali Rara rasakan.
" Selamat ya nak, mulai hari ini kamu sudah resmi menjadi istrinya Arga," titah Lidya sambil memeluk Rara lembut.
Selama ini Lidya memang sangat baik. wanita paruh baya itu tidak pernah memperlakukan Rara sebagai baby siter, Tapi seperti keluarga sendiri. ketulusan Rara yang membuat Lidya seperti itu.
" Terima kasih ma," Ucap Rara seraya membalas pelukan mama mertuanya.
Beberapa tamu undangan sudah mulai berpulangan, saat ini hanya tinggal rombongan dari keluarga Arga yang masih mengobrol santai di ruang tamu rumahnya Rara.
Bapak Nugraha memanggil Arga dan mengajaknya bicara. Arga pun menurut dan mengikuti papanya yang sudah menunggu Arga di teras depan.
" Papa panggil Arga, ada apa pah?
" Begini Arga, papa minta kamu disini dulu selama 1 minggu ke depan" titahnya
Ucapan sang papa sempat membuat Arga terkejut, Arga di minta untuk tetap stay bersama Rara di sana. Setelah cukup lama terdiam, Akhirnya Arga menjawab ucapan papanya.
" Baiklah pah, Arga akan stay di sini selama 1 minggu ke depan"
" Bersikap baiklah pada Rara. saat ini dia sudah menjadi istri kamu, kamu bertanggung jawab penuh atas hidup Rara" Ucap Nugraha lagi
Perkataan papanya berhasil membuat Arga terpaku untuk beberapa saat. Bisakah dia bersikap baik pada istrinya? wanita yang selama ini tidak pernah Arga sukai. karena kecerobohan yang sering dilakukan Rara membuat Arga tidak terlalu respek pada Rara.
Awalnya memang Arga ingin menolak permintaan sang mama, namun saat Arga melihat raut wajah sang mama yang mengiba membuat Arga tidak tega dan mengiyakan permintaan dari mamanya.
" Iya pah, Arga janji akan jadi suami yang baik buat Rara" Jawab Arga
" Papa percaya sama kamu nak, jangan kecewakan papa dan mama ya" ucapnya seraya pergi meninggalkan Arga yang masih diam tak bergeming.
"Apa aku bisa menerima Rara sebagi istriku, sedangkan ku saja tidak pernah menyukainya, dia terlalu ceroboh" Arga bermonolog dalam batinnya.
Setelah itu, Arga masuk ke dalam rumahnya dan berkumpul kembali dengan semua keluarganya. hari ini memang rombongan Arga akan kembali ke kota A.
Hari berlalu. malam ini Rara menyiapkan makan malam bersama sang bunda, setelah semua tertata rapi di meja makan, Rara memanggil Arga untuk makan malam bersama di rumah ini.
" K....kakk" lirihnya dengan nada yang sedikit gemetar.
Sebenarnya Rara takut untuk memanggil Arga, namun apa boleh buat, saat ini Arga adalah suaminya. Seorang suami yang akan menjadi kepala keluarga didalam rumah tangganya, Rumah tangga yang akan Rara bina bersama Rara.
Rara sudah bertekad akan ikhlas menerima pernikahan ini, mungkin ini sudah takdir yang di garis kan untuk nya. Rara akan bersabar dalam menghadapi sikap dingin suaminya yang mungkin akan membuatnya sakit.
Selama bekerja di kediaman Nugraha, Rara memang sering di minta oleh Lidya untuk mengurus semua keperluan Arga. dan sejak saat itulah, Rara mulai ada rasa terhadap Arga. mungkin Arga memang tidak pernah menyadari perasaan nya, namun memang itu yang sudah Rara rasakan. Rara mencintai Arga sejak beberapa bulan yang lalu.
"Hmmmm, ada apa?" Jawab Arga yang terdengar begitu dingin sambil menatap tajam Rara.
Melihat itu membuat Rar semakin takut untuk mendekat ke arah laki-laki yang sudah menjadi suaminya.
"A....ayo makan malam dulu kaka, semua sudah menunggu" ucap Rara semakin ketakutan.
semenjak pembicaraan dengan sang papa, arga mulai merenungi semua yang di katakan oleh nugraha, pria itu akan mencoba menerima rara sebagai istrinya.
" Kenapa kamu seperti orang ketakutan begitu ra, aku tidak akan menggigit mu, kecuali kamu mau aku gigit"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!