NovelToon NovelToon

TIRAI KEHIDUPAN SANG CEO

Bab 1 Sepenggal Kisah & Bab 2 Welcome to Hwang Group

Ketika itu hari sedang mendung, rupanya bumi akan segera diguyur hujan lebat, cepat-cepat sekali Junaidi melangkahkan kaki dengan gerobak dorongnya. Sore itu hari Kamis seperti biasa ia berdagang, namun ternyata dagangannya masih banyak yang belum habis, ia terus melangkahkan kaki berharap ada pembeli yang mau membeli gado-gado nya ia sambil berteriak-teriak “Gado-gadonya Pak, Bu!”

Hening sesaat tak ada yang menghiraukan suaranya, hanya ada hanya suara guntur bergelegar dengan nyaring banyak orang-orang lalu lalang sibuk untuk menyelamatkan diri agar tidak basah kuyup diterpa rintik hujan. Tetapi, seketika ia mau menyebrang tiba-tiba kakinya tergelincir dari jalanan yang basah saat itu pula sebuah sedan melaju dengan kecepatan tinggi dan,

Brakk!!

Hanya pasrah pada illahi, kini ia terbaring dalam ruang serba putih, teringat bayang-bayang istrinya yang sedang menunggu dirumah, malah sekarang ini ia berada di rumah sakit entah bagaimana ia bisa membayar biaya pengobatan disini.

Seorang dokter memasuki ruang Junaidi,

“Allhamdulillah, Anda sudah sadar Pak? ” Saya akan periksa kembali keadaan Anda," ujar sang dokter

“Pak, saya ingin segara pulang, saya baik-baik saja,” ucap Junaidi

“Tetapi keadaan Anda masih tidak stabil Pak, dan luka di kepala Anda masih belum kering bahkan sepertinya tubuh Anda masih sangat lemah,” tutur dokter lagi,

Tak lama berselang masuklah sepasang suami istri yang ternyata merekalah penabrak tadi.

“Tidak usah khawatir Pak Junaidi, kami akan bertanggung jawab atas segala biaya pengobatan serta perawatan Anda, perkenalkan saya Fatma dan ini suami saya Andrian tolong maafkan kami kelelaian dalam berkendara,” ucap Ibu Fatma

“Terima kasih atas bantuan Bapak Andrian dan Ibu Fatma, sudah sudi kiranya mau bertanggung jawab, diobati dengan baik sampai saya sadar begini pun Allhamdulillah, ini merupakan sebuah musibah karena saya juga lalai menyebrang tidak fokus,” jawab Junaidi

Setelah dua hari lamanya Junaidi sudah diperbolehkan pulang, beliau pulang diantar oleh Ibu Fatma dan Pak Andrian namun, sesampainya di rumah Junaidi mereka melihat banyak sekali para tetangga berkerumun.

“Ada acara apakah ini?” Junaidi membatin bingung menebak-nebak apa yang telah terjadi, seorang warga melihatnya dan langsung menghampiri.

“Kemana saja kamu Junaidi? Kami mencari-cari mu ayo cepat temui istri mu!” Ucap warga tersebut.

Dengan langkah tergesa-gesa Junaidi masuk ke dalam rumah dan menyaksikan istrinya terbaring kaku tak bernyawa. Ia tak percaya dengan semua itu Junaidi menangis sejadi-jadinya, nampak ibu bidan menghampiri sambil menggendong seorang bayi tampan, kulitnya masih kemerah-merahan, si bayi seakan tahu apa yang tengah dirasakan orang tuanya, rupanya istri Junaidi menginggal setelah melahirkan karena mengalami pendarahan hebat, jiwanya tak dapat tertolong.

Junaidi kali ini harus menahan sesak di rongga dada ia, masih jelas terngiang-ngiang permintaan sang istri dari dulu ingin segera membeli perlengkapan bayi karena HPL (Hari Perkiraan Lahir) semakin dekat, namun karena uangnya belum ada dan hanya cukup digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, ia makin menyesal meratapi nasibnya yang miskin ia menyalahkan diri sendiri karena tak bisa membahagiakan istri dan anaknya. Sampai akhirnya maut yang harus memisahkan, Junaidi masih terbelenggu dengan kenangan-kenangan manis dengan istrinya. Adelia sebagai istrinya tidak pernah mengeluh dan selalu sabar mendampinginya dalam keadaan apapun, sekarang ia berada diantara gundukan tanah makam istrinya, ia merasa kehilangan setengah harapan hidupnya.

“Maafkan aku Adelia, sampai sekarang, aku masih belum bisa juga membahagiakanmu, aku hanyalah pecundang yang selalu kalah oleh keadaan,” isak tangis Junaidi.

Orang-orang yang menyaksikan dan mengetahui bagaimana kehidupan Junaidi ikut prihatin dan merasakan duka yang sangat mendalam. Tak terkecuali ibu Fatma dan pak Andrian mereka pun ikut serta dalam acara pemakaman tersebut, membuat hati mereka tergerak untuk bisa mengadopsi anak dari pak Junaidi, niat baik dari pak Andrian dan ibu Fatma tersampaikan dengan pak Junaidi dan pak Junaidi pun sangat merasa terbantu oleh adanya kehadiran mereka, ia merelakan anaknya untuk diadopsi oleh mereka agar anaknya nanti merasakan kehidupan yang lebih baik di massa depan.

******

Crakk!

Brakk!

Gerobak gado-gado Junaidi terguling hancur, kehadiran beberapa orang memakai pakaian serba hitam, pakai kacamata hitam pula, menarik kerah dan menghantamkan tinju ke arah Junaidi

Bugh!

Bugh!

Pukulan demi pukulan diterimanya, di belakang ada seorang laki-laki memakai stelan jas cream, berpadu dengan dasi coklat dan kemeja putih. Sekilas dari gaya penampilan sepertinya dia adalah bosnya.

“Cepat katakan yang sebenarnya! Dimana kamu sembunyikan anak itu?” hardiknya

“Puiih…sampai mati pun aku tak akan pernah memberitahukanmu” jawab Junaidi

“Kurang ajar, beri dia pelajaran!" Perintahnya lagi pada anak buah

Darah mengalir dipelipis mata Junaidi, sudah dua jam ia dipukuli dan ditindas, namun ia akan tetap dengan pendiriannya. Untung saja rumah Junaidi berada agak sedikit jauh dari rumah warga, sehingga keributan seperti ini tak terlalu terdengar.

“Ku beri kau satu kali pertanyaan, katakan jika kau ingin selamat, dimana anak lelaki mu ?”

Junaidi tetap diam bahkan pistol yang tertodong didadanya tak ia hiraukan,

“Hayoo...lebih baik kau bunuh aku brengsek,” ujar Junaidi dengan senyum yang mengejek

Bugh!

Plak!

Bogem dan tamparan mendarat di pipinya lagi, ia berdiri terhuyung-huyung dan ambruk tak sadarkan diri.

“Ah sial” umpat bos itu

...****************...

...BAB 2 Welcome To Hwang Group...

Hidup itu bukan sekedar memperoleh hasil tetapi, tentang proses perjuangan untuk mencapai keberhasilan tersebut. -El-

...****************...

“Bagaimana dengan sistem program yang baru saja kita luncurkan?” Tanya seseorang duduk di belakang

“Semuanya berjalan dengan sukses tuan, bahkan program ini merupakan terobosan terbaru dari dunia IT dan para investor sangat puas dengan hasilnya. Karena hampir 90% sudah bisa diaplikasikan, keuntungan yang diperoleh perusahaan sekarang menjadi naik ke puncak TOP Mega 100%,” jawab lelaki berkacamata sambil fokos menyetir

Kini tibalah mobil  Buggati Chiron berwarna blue, menunjukkan sisi karakter sang pemilik dengan segala wibawanya, turunlah sang sopir sekaligus asisten pribadinya membukakan pintu mobil dan keluarlah sang bos, berbaju jas hitam gelap berdasi, kaca mata hitam, sepatu hitam Pantofel Harmel Oxford menambah kesan stylish sang bos.

Sungguh membuat para karyawan dan seluruh staf terpana bahkan tercenggang, ia mulai melangkahkan kaki memasuki ruangan konfrensi pres, seluruh karyawan dan staf menyapa dan menundukkan kepala dengan hormat. Tak luput dari bidikan kamera serta senyuman dari para investor dan seluruh tamu undangan yang hadir. Pembawa acara memulai memandu acaranya,

“Baiklah para hadirin sekalian kita sambut dengan meriah CEO  Hwang Group Corprotion, Bapak Alexandre Thomas El Farizi, kepada beliau dipersilakan,”

Iringan tepukan tangan yang meriah dari para tamu undangan, ia melangkah menuju pedium acara.

“Saya Alexandre Thomas El Farizi selaku CEO Hwang Group Corprotion, sangat mengapresiasi kepada seluruh karyawan dan staff yang telah berhasil bekerja keras untuk peluncuran program aplikasi pemindai keamanan ini, sehingga perusahaan kita mampu berada di puncak Top Mega Industri teknologi, saya berharap dengan Kehadiran ETO disambut di berbagai kalangan, hadirnya ETO didunia IT, para keamanan dan pihak kepolisian negara menjadi lebih mudah untuk mentediksi, membasmi, dan memberantas segala jenis kejahatan, maka dengan ini saya mengadakan syukuran dan memberikan reward penghargaan kepada karyawan-karyawan telah sukses dalam mengembangkan dan memasarkan produk aplikasi tersebut,” ucapnya dengan lantang di sambut dengan senyuman dari para karyawan.

Setelah hampir dua jam pertemuan dan penjamuan acara syukuran tadi, sang bos langsung menuju ruang kantornya. Tak lama berselang datang lah si sekretaris Angela, 

“Pak, hari ini anda ada jadwal mengadakan pertemuan dengan group PT. Abdi Jaya Edu Electro,”

'Bukan kah itu adalah perusahaan milik ayah Alicea' serunya dalam hati

“Baiklah silakan buatkan janji satu jam lagi saya akan kesana, suruh saja mereka menentukan tempatnya, siapkan kontrak dan lain sebagainya, tolong panggilkan pak Abraham kesini,” ujarnya sambil sibuk memandang diluar kaca, pemandangan seluruh kota T mampu dilihat dengan jelas Di gedung perusahaan yang berlantai empat puluh ini.

“Baik, Pak akan saya kerjakan” Angela pun undur diri dan kita masuklah Abraham yang merupakan asisten pribadi dan teman sejak kecilnya sekaligus sekretaris utama.

“Apakah kau yang mengatur jadwal bertemu dengan mereka?” tanya Alex

“Tidak Pak, bahkan saya tidak pernah bertemu Pak Rudi setelah acara pertemuan dirumah kakek anda satu bulan yang lalu,” jawab Abraham 

“Kakek? Astaga pasti ini ulah kakek tua itu lagi,” umpat Alex

...****************...

Di sebuah rumah megah dengan nuansa klasik Eropa terdapat beberapa lukisan kota Spanyol dan Italia, di ruang kerja pribadi duduklah seseorang dengan memegang sebuah remot tengah asyik menyaksikan siaran langsung dari sebuah acara televisi nasional.

“Para pemirsa, saat ini saya berada di salah satu perusahaan terbesar ketiga Asia yaitu Hwang Group Corprotion yang mana mereka telah berhasil dan sukses meluncurkan kembali aplikasi pemindai pengamanan yang kita kenal sekarang adalah ETO, disana yang berdiri dipedium  adalah CEO sekaligus penemu ETO ini, beliau adalah Alexandre Thomas El Farizi merupakan cucu dari Thomas Kusuma, berserta rilisnya ETO perusahaan Hwang Group Corprotion kembali menjadi TOP Mega perusahaan dunia,”

Senyum mengembang diantar kumis dan bibir, pipi yang kendor dan rambut memutih menunjukkan bahwa sang pemilik tubuh sudah lumayan tua. Dia adalah Thomas Kusuma, kakek dari Alexandre Thomas El Farizi, namun usianya tak menjadikannya lemah, justru semakin bersinar dan terang karena sang cucu telah berhasil menepati janjinya. Siapa yang tak kenal dengan beliau ini, merupakan salah satu penguasa dunia bisnis dan dunia kelam. 

“Bagaimana Jhon? Apakah kamu sudah melaksanakan tugas kemaren?”

“Sudah tuan, Saya sudah menyuruh Angela untuk membuat janji pertemuan dengan PT. Abdi Jaya Edu Electro,” jawab Jhon assisten pribadi sang kakek

“Bagus, tetap awasi dia dan kita lihat bagaimana bocah itu mengatasi permasalahannya kali ini?”  Ucap Thomas sambil berdiri 

...****************...

Di sebuah restoran ternama bintang lima, disuguhkan oleh cheff terkenal, makanan-makanan khas dari Italia tersaji dengan begitu menggugah diatas meja.

“Jadi bagaimana pak Alexandre yang terhormat apakah kontrak kerjasama kita bisa dilakukan?” Tanya seseorang wanita cantik blasteran Jerman.

“Melihat proposal kalian ini saja membuatku muak Alicea apakah PT. Abdi Jaya Edu Elictric sudah kehabisan karyawan sehingga sampai mengirim putri dari pemilik perusahaan itu sendiri yang menjadi negosiatornya? ” Ujar Alex dengan tatapan tajam

'Astaga dasar cowok arogan dan blak-blakkan tapi aku suka banget, gak salah memohon mohon sama papi untuk menggantikan Aldo, bisa dekat dan duduk berdua begini dengan dia' ucap Alice dalam hati

“Saya adalah Manager Produksi di PT. Abdi Jaya Edu Elictric pak, bukankah diawal perkenalan sudah saya sampaikan,” ungkap Alice berkilah

“Yang saya tahu Manager Produksi kalian adalah Pak Aldo Lesmana, kenapa berubah menjadi Alicea Anggaraini? maaf saya tidak bisa membuang waktu saya dengan pertemuan yang tidak jelas ini,” sahut Alexandre sambil berdiri bersiap pergi meninggalkan Alicea yang masih terpana dengan Alexandre, Alicea tak kehabisan akal ia sengaja mencegah Alexandre untuk pergi dengan memegang tangannya.

“Jangan pergi dulu Pak, saya sangat berharap anda bisa bekerja sama dan menandatangani kontrak dengan PT kami”

“Lalu apa untungnya bagiku untuk bekerjasama dengan kalian?” Ucap Alexandre dengan tatapan elangnya seakan ingin menangkap mangsa,

“Dan satu hal lagi saya tidak suka sembarangan disentuh oleh orang lain,” ucapnya sambil berlalu menghempaskan tangan Alicea, sedangkan Alicea masih terpaku dan syok mendengar perkataan Alexandre.

 

Bab 3 Flashback eps.1

Dua puluh delapan tahun silam

“Saya titip Zaini ya, pak-bu!” Pinta Junaidi

“Iya, pak Junaidi tenang saja Insya Allah kami akan merawatnya dengan baik, nanti setiap hari Minggu kami akan membawanya menemui pak Junaidi,” ucap pak Andrian

“Betul pak Junaidi, kami janji akan menyayangi Zaini,” sahut Bu Fatma sambil mengendong Zaini bayi dalam pangkuannya

“saya percayakan anak saya dengan pak Andrian dan Ibu Fatma, terima kasih banyak atas segala bantuannya selama ini, maaf jika saya saya selalu merepotkan,” ujar Junaidi merasa sungkan dengan kebaikan dari mereka

“Kami tidak merasa merepotkan pak, justru kami mengganggap pak Junaidi seperti saudara sendiri, dan sudah menjadi tanggung jawab kami untuk membantu,” tutur pak Andrian tersenyum.

Setelah pulangnya mereka membawa Zaini, kini Junaedi bisa tenang, sebab anak sudah diasuh oleh keluarga Pak Adrian, ia benar-benar bahagia bisa di pertemukan dengan keluarga baik ini, semenjak meninggalnya sang istri, Junaidi merasa tidak sanggup untuk merawat dan menjaga bayinya seorang diri, demi harapan anaknya kelak bisa tumbuh menjadi anak tidak kekurangan kasih sayang dan tidak kesusahan apapun. 

****

Di rumah berukuran lima kali delapan ini, kembali ia teringat membawa istrinya pertama kali datang ke desa dan tinggal di rumah peninggalan orangtuanya. 

“Jika kamu tidak mau hidup kesusahan begini, silakan! Kamu kembali pada papamu Adelia,” kata Junaidi

“Apa maksud mas berkata seperti itu? Aku akan selalu menemani dan terus berada di sisi mas selamanya, tak perduli cobaan apa yang akan kita hadapi, kita pasti akan bisa melewati itu semuanya bersama-sama, Apakah mas tidak yakin dengan ketulusanku?” balas Adelia

“Te-tapi, bagaimana jika papamu berbuat nekad kembali…?”

“Stop! Sudahlah mas yang penting aku hanya ingin selalu mendampingi mas apapun keadaan kita,” sela Adelia mantap

“Terima kasih sayang, kamu tak pernah mengeluh dengan segala keadaan kita, maafin mas ya? Masih belum bisa membahagiakan dirimu,” Junaidi terisak haru

“Aku sudah bahagia mas, kita bisa bersama dan saling berbagi suka duka, ayo semangat! Apalagi sebentar lagi kita akan memiliki seorang putra,” ujar Adelia sambil mengusap perut buncitnya.

Junaidi sadar akan nasibnya sendiri bahwa ini bagian resiko menikahi Adelia, yaitu istrinya merupakan anak dari seorang mafia kejam berhati iblis, dulu Junaidi adalah pengusaha sukses dibidang furniture, ia memeng berasal dari anak desa dengan kecerdasan dan kepiawaiannya marketing dalam bernegosiasi, ia juga mampu menyewa tempat untuk dijadikan dua toko furniture miliknya, tetapi semuanya menjadi gulung tikar, modal habis untuk menyewa tempat dan mengaji para karyawan sedangkan tidak ada pendapatan sebab, semua klaen dan pelanggannya tak ada yang berani membeli barang properti di tokonya akibat diancam ayah Adelia. Bahkan semua toko diambil alih oleh mertuanya itu dengan penawaran sangat sadis. Bayangkan! saja, disaat kebangkrutan terjadi dan kehidupan harus terus berjalan, terpaksa Junaidi melelang barang-barang furniturenya itu pun dengan harga yang sangat rendah. Bahkan rumah dan segala aset milik Junaidi harus ikut tersita bank sebab pembayaran angsuran dan bunganya yang terus membengkak.

Sedangkan itu, sehari sebelum mereka pindah, di sebuah restoran ternama nampak duduk bersama, pertemuan antara seorang ayah dengan anaknya.

“Bagaimana, apakah kamu masih mau bertahan dengan lelaki kampung itu?” Tanya Thomas Kusuma yang tak lain adalah ayah Adelia

“Tentu, bagaimanpun keadaan mas Junaidi? Nyatanya selama satu tahun ini Aku selalu setia bersamanya,” jawab Adelia santai

“Lebih baik kamu kembali dengan papa, dan tinggalkan lelaki kampung yang tidak bisa memenuhi semua keinginanmu! Papa akan kembali memberikanmu fasilitas kekayaan seperti sedia kala,” seru Thomas geram 

“Kalau papa menemuiku hanya untuk membujukku berpisah dengan mas Junaidi? Maaf papa tidak akan berhasil! Bagaimanapun aku sedang mengandung anak kami? Dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan mas Junaidi,” sahut Adelia beranjak pergi meninggalkan ayahnya

“Ooh… jadi kamu masih ingin tetap bertahan dengan lelaki miskin itu? Mari kita lihat seberapa kuatnya kamu bertahan tanpa bantuan papa,” ejek Thomas

“Meski dia miskin tapi dia suami yang bertanggung jawab dan mencintaiku seorang, jangan-jangan kebangkrutan mas Junaidi juga karena ulah papa,” tuduh Adelia

“Memang benar, semua itu papa lakukan agar kamu sadar Adelia, kamu harus kembali bersama papa, kamu tidak akan bisa bahagia dengan lelaki kampung itu,” kelakar Thomas marah

“Cukup pa, jika anda beranggapan aku tidak bahagia justru salah besar aku sangat bahagia! Dia berbeda dengan papa yang tega meninggalkan ibu hanya untuk menikahi wanita kaya, dan ternyata papa tega melakukan kelicikan terhadap menantu dan putrinya sendiri, agar kami berpisah? Tidak semudah itu pa, aku akan tetap mencintai dan memilih mas Junaidi tak perduli papa akan melakukan apapun,” tantang Adelia dan bergegas pergi meninggalkan sang ayah diam terpaku.

“Tak kusangka, aku kira papa menemuiku karena merindukan putrinya ini tetapi, ternyata…,” gumam Adelia dalam hati malah menambah kebenciannya terhadap ayahnya.

***

“Bagaimana Jhon?”

“Mereka sudah pindah tuan,dan sepertinya jauh dari kota ini,” jawab Jhon

“Cepat cari mereka dan jangan sampai ketahuan,” perintahnya

“Baik tuan,” ucap Jhon berlalu

Thomas Kusuma sebenarnya sangat menyayangi putri satu-satunya, tetapi harapan menikahkan putrinya dengan seorang CEO muda dari perusahaan JK Mank pupus sudah, padahal dengan pernikahan dua anak dari perusahaan besar antara Hwang Group Corprotion dan JK Mank dapat mengemparkan dunia, sebab JK Mank bisa di akusisi maka Hwang Group menjadi nomor satu dari perusahaan yang berpengaruh dalam bisnis hitamnya yaitu sindikat penjualan obat terlarang dan senjata-senjata api.

“Bodoh! Kau Adelia,” umpat kesal Thomas

“Kau malah memilih lelaki kampung itu, sekarang kau nikmati saja kesengsaraan bersamanya,” decaknya kembali.

***

Di sudut kamar

Tentang pertemuan dengan ayahnya sempat Adelia rahasiakan dari suaminya, ia takut sewaktu-waktu para anak buah suruhan dari ayahnya dapat mencelakai suaminya. Dipandanginya suami yang terlelap tidur lelap, mungkin karena lelah mengemas barang-barang untuk pindahan, entah kenapa sulit bagi Adelia untuk memejam mata malam ini, teringat akan awal pertemuannya dengan Junaidi dulu terbilang dalam waktu yang singkat ia mudah jatuh cinta dengan Junaidi.

*****

Bab 4 Flashback eps.2

Sudah seminggu Adelia berada di kota T, semenjak kepulangannya dari Australia untuk liburan menghilangkan penat belajar di negeri kangguru itu, ia ingin menghabiskan waktunya untuk bisa berkumpul bersama keluarga dan sahabatnya.

“Eh kita ini mau kemana sih?” Tanya Adelia kepada dua temannya

“Temenin gue dulu ke toko Furniture, mau cari lemari gede buat koleksi gue,” ujar Sisil sambil nyetir mobil.

“Idih elu gak ada bosan-bosannya koleksi sepatu, yang buanyak di rumah elu itu aja mau elu kemanain?” Cecar Riska di samping Sisil.

“Justru itu gue pengen cari yang lebih gede biar muatnya banyak,” jawab Sisil dengan senyum terkekeh

“Ya sudah, let's go!” Ucap Adelia

Sampailah mereka di toko furniture yang lumayan besar lagi terkenal di daerah T ini, dan itu adalah milik Junaidi. Setelah memilih dan membeli lemari kaca berukuran besar Sisil mengajak kedua sahabatnya nongkrong di Bar langganan mereka.

“Eh elu berdua pada tahu gak?” Kata Sisil

“Mana kita tahu sih Sil elu kan gak kasih tahu,” ujar Riska

“Ih, dengerin gue dulu ya, kebiasaan cerocos aja ini anak,” celetuk Sisil

Adelia hanya tersenyum geli melihat tingkah kedua sahabatnya.

“Tadikan gue ke toko Furniture itu, saat gue ingin lagi pilih-pilih barang, ternyata ada cowok ganteng bingiits, dia yang bantuin gue untuk cari lemari yang sesuai dengan selera gue,” tutur Sisil semangat

“Terus gue tanya bagian kasir apakah itu karyawan baru?

“Bukan mba, dia pemilik toko properti ini,” jawab karyawannya

“Duuh, sumpah gue malu banget, mana dilihatin sama mas itu lagi, untung kalian berdua gak ikut masuk ke sana,” ucap Sisil sambil tutup muka

“Makanya jangan terkecoh sama penampilan orang sekarang, emang terlihat sederhana tetapi ternyata sultan,” ujar Riska

“Bener banget Sil, intinya tetap rendah hati dan tidak sombong,” sahut Adelia

“By the way, dia emang ganteng banget sumpah mirip dengan Afgan yang jadi penyanyi itu lho, semoga nanti bisa ketemu lagi,” ujar Sisil lagi

“Lalu elu kenalan gak? Namanya siapa?” Tanya Riska penasaran

“Enggak tahu, gak sempat kenalan namanya siapa?” jawab Sisil cenggesan

“Yee, parah elu Sil ada cowok ganteng aja langsung pengen diembat, kenal juga enggak, terus si Chiko mau elu kemanain?” Celetuk Riska

“Hehehe…kalau gitu untuk elu aja deh Del, elu kan di Aus dan indo gak ada pacar mending elu coba deh nanti kenalan sama tuh cowok,” usul Sisil sekenanya

“Enak aja elu main jodoh-jodohin orang, kek gak ada kerjaan aja,” gerutu Adelia

“Lha siapa lagi di antara kita bertiga yang jomblo abadi selain elu? Gue mah sudah sama Kevin,” sambung Riska

“Oh iya, padahal banyak cowok yang kejar-kejar elu Del, mana tajir semua lagi mereka, emang gak ada yang nyangkut apa?” seloroh Sisil

“Nah pas banget kepulangan gue ke Indonesia ini, ditawarin sama papa untuk kenalan sama anak JK Mank Group,” jelas Adelia

“What? Anak dari JK Mank Group yang sekarang kuliah di Jerman itu kan, namanya kalau tak salah Airlangga,”

“Yupz, bener kenapa?”

“Oh My Good, Del beruntung banget sih elu itu, susah tahu gak bisa kenalan apalagi bertemu dengan anak dari JK Mank Group itu, tetapi gak heran sih orang sekelas elu bisa berjumpa dia karena kalian strata,” ucap Sisil diangguki pula oleh Riska

“Tapi gue ogah, anaknya songgong banget, gue dah sering ketemu cowok-cowok begitu gue ingin mencari yang berbeda,” ujar Adelia jujur

“Kelanjutannya hubungan elu dan anak JK Mank Group itu gimana lagi? Masa iya elu gak ada perasaan sama cowok tajir selangit begitu? banyak lho yang incar dia” Tanya Riska

“Papa nyuruh gue dan dia tunangan,”

“Apa? Tunangan,” ujar Riska dan Sisil serempak kaget sampai orang-orang di bar menatap heran mereka tetapi, mereka tak perduli

“Iya gak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba papa nyuruh gue tunangan sama orang itu,” gerutu Adelia

“Terus keputusan elu gimana Del?”

“Gue gak bisa nerima pertunangan itu karena emang gue gak suka dan gak cinta sama itu cowok, namun papa memaksa kehendaknya terus” papar Adelia yang mulai terisak

Tiba-tiba dari arah samping ada seorang pelayan bar yang tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda, hingga tumpahlah semua mampan yang berisi penuh minuman kearah Adelia dan kawan-kawan.

Brukk!

Byur!

Prang!!

Suara gelas dan botol kaca yang berserakan di atas lantai bar

“Aduh...basah,” celetuk Adelia kaget berdiri sedangkan Adelia sudah terlanjur terguyur basah oleh minuman-minuman tersebut.

“Maaf saya nona,” ucap pelayan dengan wajah pucat ketakutan

“Ini salah saya nona, saya yang menabrak pelayan ini karena tergesa-gesa, saya akan bertanggung jawab mengganti dan membayar semua biaya kerusakan, termasuk keadaan nona yang begini,Ini kartu nama saya jika nona ingin minta pertanggung jawaban, maafkan saya saat ini sangat tergesa-gesa karena mau bertemu dengan seseorang,” kata pemuda itu

Ketiga cewek tersebut terpana melihat dan mendengar suara pemuda itu, suara daheman dari pelayan membuyarkan lamunannya.

“Iya pasti, akan aku hubungi untuk minta pertanggungjawaban,” jawab Adelia secepatnya

“Baiklah nona saya tunggu, mari nona-nona saya permisi dulu,” ujar pemuda itu berlalu pergi sambil memperlihatkan senyum khas.

“Ya tuhaaan, itukan cowok di toko furniture tadi Del,” jerit Sisil

“Ya ampun… senyumnya bikin meleleh,” sambung Riska juga

“Bener cakep juga ya, mana orangnya ramah dan sopan,” ungkap Adelia dalam hati

“Cie..ciee ada yang lagi kesemsem nih,” seloroh Sisil girang nepuk pundak Adelia.

“Apaan sih elu Sil, jangan ngadi-ngadi deh, kali aja tuh cowok mau bertemu dengan pacarnya disini,” balas Adelia cemberut

“Iya-ya tetapi elu harus ambil kesempatan Del, segera hubungi dia nanti biar dia sudah punya pacar pasti elu bisa kok merebutnya, secara kan elu memang sang primadona di bar ini,” cetus Riska

“Huusst…jangan pada ngaco deh kalian, mending kita nikmati perjamuan malam ini,” tandas Adelia mengalihkan suasana

Semenjak itu pula Adelia memulai komunikasi dengan Junaidi, di matanya sosok Junaidi adalah lelaki pekerja keras, bertanggung jawab, dan sopan, dari awal kenal hingga sekarang Junaidi merupakan sosok lelaki yang selalu berkata lemah lembut, namun dia juga bisa bersikap tegas dan bijaksana. Perihal itulah yang membuat Adelia semakin menggangumi sosok Junaidi sungguh berbanding terbalik dengan lelaki-lelaki yang selama ini ia temui, hanyalah pandai bersilat lidah. Gayung bersambut, cinta mulai bersemi perasaan yang sama juga di tunjukkan oleh Junaidi ia kagum dengan sosok Adelia yang sederhana dan tak banyak menuntut, sedangkan ia tahu bahwa Adelia merupakan anak dari Thomas Kusuma pemilik perusahaan Hwang Group Corprotion.

“Meski papamu melarangku untuk menikahimu, aku akan tetap memperjuangkan mu duhai kekasihku,” janji Junaidi setelah satu tahun mereka berpacaran. Tekad Junaidi untuk mempersunting Adelia sudah mantap, usia berkepala tiga sudah cukup matang baginya untuk berumah tangga, ia pula tak ingin kekasih yang dicintainya menikah dengan orang lain.

“Apakah kamu yakin mau hidup bersanding dengan lelaki sepertiku Adelia?” Tanya Junaidi

“Tentu, aku sangat yakin mas, kita pasti akan hidup bahagia dan bisa melewati rintangan bersama,” jawabnya dengan penuh cinta

“Baiklah besok aku akan menemui papa mu, dan meminta restu,” ucap Junaidi

.

Keesokan harinya tiba, Junaidi dan Adelia menghadap bersama ke rumah Adelia untuk bertemu dengan Thomas.

“Apaa…? Kalian meminta restuku untuk menikah cuiiih! Sampai kapan pun aku tidak akan merestuinya,” cemoh Thomas di depan Junaidi

“Lelaki kampung seperti mu, tidak pantas bersanding dengan anakku,” hinanya lagi

“Saya memang tidak pantas bersama dengan anak tuan, tetapi saya berjanji akan membahagiakan dan menjaga anak tuan dengan sebaik-baiknya sampai akhir hayat saya,” kata Junaidi tegas

“Dengan apa kamu membahagiakannya? Dengan usaha mu yang tak seberapa itu tak sebanding dengan perusahaan saya,” kelakar Thomas sombong

“Cukup pa! Biarkan Adelia memilih jalan hidup Adel sendiri, Adelia berhak mengambil keputusan untuk mencintai siapa pun,” jawab Adelia lantang

Plak!

Satu tamparan mendarat sempurna di pipi Adelia. Ia mengusap kasar pipi yang memerah perih.

“Tuan, tolong jangan kasar dengan anak sendiri,” sergah Junaidi

“Berapa uang dan aset yang ingin kamu pinta? Akan aku berikan, agar kamu mau menjauhi Adelia dan pergi jauh dari kehidupannya ,”

“Adelia tidak sebanding dengan semua harta itu tuan, dia lebih berharga untukku, aku akan tetap mencintai dan menikahinya nanti,” tantang Junaidi

“Jhon? Jhon…?” Teriak Thomas memanggil assitennya

“I-iya tuan,” sahutnya

“Cepat keluarkan lelaki itu dari rumahku,” perintah Thomas geram

“Siap tuan,”

Bugh!

Bugh!

Tendangan demi tendangan mengenai muka dan perut Junaidi.

“Ti-tidak jangaaan…! Papa aku mohon jangan sakiti mas Junaidi,” teriak Adelia terisak, Adelia di seret oleh Thomas Kusuma dan dikurung didalam kamarnya, ia tak tahu bagaimana nasib Junaidi, ia hanya bisa berharap berdo'a Junaidi selamat.

“Masih untung kamu tidak ditembak mati oleh tuan Thomas,” ucap Jhon pada Junaidi yang terkulai lemas tak berdaya, Junaidi ditinggalkan di sebuah jalan sepi.

Untunglah setelah beberapa hari kejadian itu, Adelia berhasil lolos dari pengawasan penggawalnya, sehingga ia bisa kabur dan menemui Junaidi di rumahnya, seketika itu juga Junaidi dan Adelia menikah diam-diam dan pindah menetap ke kota B, namun kisah cinta mereka tetap tak semulus jalan tol banyak krikil tajam yang harus mereka tempuh tak terkecuali terutama cobaan ekonomi, hingga sekarang mereka rasakan, Adelia yang dulunya perempuan stylish dengan barang-barang branded dan tidak pernah merasa kekurangan beras. Kini ia harus merasakan bagaimana kehidupan sesungguhnya, berkutat dengan urusan dapur, memakai daster bagian dari kesehariannya. Namun ia menikmati itu semuanya dengan senang hati, sebab Junaidi selalu memberikan perhatian dan kasih sayang tulus kepadanya. Kabar putrinya telah menikah membuat Thomas emosi, dan menyuruh anak lelakinya yaitu Candra untuk mengambil toko usaha Junaidi hingga bangkrut. Candra merupakan adik tiri dari Adelia, Thomas meninggalkan ibunya dan Adelia saat masih berusia lima tahun, untuk menikah dengan Widya atau ibunya Candra demi naiknya saham perusahaan ia sengaja merayu Widya agar mendapatkan keuntungan. Saat ibunya Adelia meninggal terpaksa ia tinggal bersama sang ayah meski kerap diperlakukan tidak baik oleh ibu tirinya.

Tik

Tik

Tik

Tak terasa air mata Adelia luruh juga, dan itu mengenai tangan suaminya, segera Junaidi bangun dan menyadari bahwa istrinya sedang menangis

“Sayang… kenapa kamu nagis? Apakah ada yang sakit?” Ucapnya khawatir

“Tidak mas, maaf jadi membangunkan mu tidur, aku hanya teringat pertemuan kita dulu,” jelas Adelia menggeleng lemah

“Apakah kamu menyesal menikah dengan mas?” Tanya Junaidi lagi

“Tidak mas, justru aku sangat bahagia, bisa menjadi istrimu, bersamamu aku tidak pernah kecewa,” tutur Adelia

“Sungguh?” Tanya Junaidi terharu

“Sungguh, meski dunia membenciku aku tak perduli,” Jawab Adelia sesegukan air matanya tumpah di pelukan Junaidi

“Maafin mas, yang membawamu dalam kehidupan miskin seperti ini,” ucap Junaidi lirih

“Mas tidak perlu minta maaf, jangan meratap! Ini bagian dari takdir tuhan untuk kita jalani, bukankah mas selalu bilang tuhan akan bersama orang yang sabar? Jangan mengeluh! Lebih baik kita menata kembali kehidupan yang baru dengan anak kita di kampung mas nanti,” sela Adelia

“Terima kasih sayang, mas sangat bersyukur mempunyai istri yang baik dan pengertian seperti kamu,” sambung Junaidi sambil menciumi pucuk kepala istrinya dalam dekapannya.

Kenangan itu masih tersimpan kuat dalam diri Junaidi, ia terbaring di tempat tidur yang biasanya digunakan istrinya,

“Terima kasih Adelia, kamu menjaga kesucian cinta kita sampai akhir hayat. Sekarang anak kita sudah ada ditempat yang aman sayang,” gumamnya pelan, berhasil meneteskan air bening dari pelupuk matanya.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!