"Pokoknya Abah sama Umi tetap pada pendirian yaitu kamu harus menikahi pria itu, soalnya hanya dengan cara begitu kita bisa tahu kelakuan buruk keluarganya yang selama ini tersembunyi dan tidak ada orang yang tahu! kebetulan dia sekarang katanya sedang mencari istri yang bisa melahirkan anak laki-laki untuknya, sebab istri-istrinya yang lain itu hanya melahirkan anak perempuan jadi satu pun belum ada yang bisa memuaskan kemauan pria itu! "jelas Abah dengan nada tegas membuat Alya langsung menggebrak meja yang ada di hadapannya.
Kepribadian wanita cantik itu sangatlah kasar dan juga tidak suka jika hidupnya diatur-atur, tetapi kali ini lebih parah Abahnya malah menyuruh dirinya menikah dengan orang yang katanya itu sangat Arogan dan sombong meskipun memang tampan sih.
Hanya saja kenapa demi ingin membongkar Siapa dalang di balik kebangkrutan Abahnya malah harus mengorbankan dirinya yang jelas-jelas anak kandung mereka satu-satunya di dunia, jika seperti begini pertanyaannya siapa yang merasa dirugikan dan siapa yang diuntungkan dan Hal itu membuat Alya tidak terima sama sekali karena dirinya yang harus dirugikan.
"Abah kalau memang kita sudah bangkrut dan tidak bisa menjadi kaya lagi ya sudah tidak masalah yang penting Intinya kita bisa makan dan minum, Kenapa harus balas dendam dengan mencari tahu segala macam Padahal jelas-jelas nanti anak Ayah ini yang bakalan dikorbankan?"tanya Alya tak terima tetapi Abah Deni tetap pada pendiriannya yaitu putrinya harus bisa masuk ke kediaman keluarga Sanjaya yang dikenal sebagai keluarga yang pemarah dan tidak pernah toleransi kepada siapapun yang melakukan kesalahan kepada mereka.
"Ini itu bukan tentang yang namanya kekayaan dunia melainkan yang namanya sebuah kejahatan itu harus ada pertanggungjawaban, kamu tenang saja Tinggal hamil anaknya dia setelah itu masalah bakalan beres!"sahut Abah Deni begitu sampai membuat Aulia membulatkan matanya sempurna karena tak percaya jika Abahnya itu mengucapkan kata hamil dengan begitu mudahnya padahal proses untuk hamil itu bukan perkara mudah untuknya.
"Abah pikir setelah menikah tidak perlu pakai proses langsung hamil begitu? Astaga Bah, apa lupa saat pencetakan aku pertama kali rasanya kayak gimana nah itu yang paling tidak aku sukai?"ujar Aulia begitu gemas dengan kelakuan orang tuanya yang terlihat begitu santai seolah-olah perkara mudah sekali untuk menyodorkan anak kandungnya itu kepada keluarga yang dikenal sebagai keluarga yang tidak memiliki hati nurani.
"Iya memang proses pertamanya itu susah dan sakit tetapi setelah itu kamu pasti bakal menikmati hasilnya, Lagian tidak susah sebenarnya karena semua wanita di luaran sana mengantri menjadi menantu keluarga Sanjaya meskipun menjadi istri yang ketiga!"kali ini Umi Dahlia Yang menimpali perkataan anaknya ibu seolah-olah kedua suami istri itu memang sehat bisa jiwa dan sekata karena pemikiran keduanya sama-sama tidak belok sedikitpun bahkan bisa dibilang setiap kata yang dikeluarkan itu merupakan fotokopian antara mereka berdua.
"Abah dan Umi ku tersayang anakmu ini memang mau menikah suatu saat nanti tetapi bukan untuk menjadi yang ketiga, nanti apa kata orang di luaran sana masuk secantik aku begini malah mau dijadikan yang ketiga padahal posisi pertama pasti sedang mengantri banyak di luaran sana tapi kenapa malah harus menyuruh posisi yang itu?"tanya Aulia tidak terima tetapi kedua pasangan suami istri itu memilih untuk meninggalkan gadis tersebut sebab menurut mereka keputusan yang sudah dibuat itu final tidak bisa diganggu gugat apalagi mencoba untuk dihapus dengan tipex Kalau diganti dengan kemauan mereka sendiri otomatis tidak akan pernah diijinkan.
"Yah aku aku Malah ditinggal padahal pembahasannya belum habis loh? Ah Aulia Permata ternyata nasibmu tidak sebagus dengan wajahmu, seumur hidup tidak pernah pacaran eh langsung nikah terus sudah nikah malah dijadikan yang ketiga mana enaknya coba?"lirih Aulia yang meratapi nasibnya karena sepertinya Dewi Fortuna itu sedang berimigrasi sampai-sampai tidak memberikan keuntungan padanya.
"Abah apa kita berdosa sama ama kita soalnya dia kan masih gadis masa iya kita jodohkan dengan Pria beristri lebih parahnya istrinya sudah dua lagi, ganteng sih Iya calemen untuk kita itu tetapi irit bicaranya itu loh pasti Aulia bakalan menghancurkan semua barang-barangnya karena hidup dengan kulkas 2 pintu itu?"tanya Dahlia Yang merasa sebenarnya tidak tega juga mengorbankan masa depan Aulia yang baru selesai tamat kuliah tetapi Biar bagaimanapun sebuah dendam harus dibalaskan meskipun memang kata orang kalau dendam itu tidak bagus tetapi Biar bagaimanapun orang seperti keluarga Sanjaya itu harus dibuat keok biar jangan terlalu sombong.
"Abah sih memang tidak tega Tetapi kalau tidak melakukan seperti begini otomatis keluarga Sanjaya bakalan terus menginjak-injak keluarga kita, Lagian ibu kan tahu gimana itu Aulia yang merupakan pemegang sabuk hitam karate jadi otomatis tidak mungkin bakalan ditindas begitu saja oleh para istri yang lain apalagi oleh keluarga Sanjaya itu!"Deni memang sudah mempersiapkan putrinya itu matang-matang dari jauh-jauh hari agar bilamana besok lusa menghadapi keadaan yang sulit Aulia bukan wanita cengeng yang hanya duduk dan meratapi nasibnya Tetapi wanita itu bakalan mencari jalan keluar bahkan bisa dibilang dengan mengandalkan kekuatan pun dirinya pasti bakalan melakukan hal itu.
"ya sekarepmu mah mazeeh, yang penting intinya Anakku jangan sampai kenapa-napa Soalnya kalau sampai dia kenapa-napa kamu yang bakalan tanggung jawab!"tegas Dahlia lalu segera pergi dari situ membuat Deni memijat politisnya pelan soalnya ternyata kedua wanita yang sangat ia cintai di rumah itu sedang merajuk kepadanya membuat dirinya bingung harus membujuk yang mana.
Sedangkan Aulia yang sedang suntuk memilih untuk pergi ke markas besarnya tempat dirinya melatih anak-anak karate, karena menurutnya dengan dirinya memukul Samsak di sana otomatis segala macam gundah Gulana yang tengah ia rasakan bakalan tersalurkan dan dengan begitu dirinya tidak sedikit tenang.
...****************...
Berbeda dengan keadaan di rumah Sanjaya yang tengah dibuat kegaduhan yang begitu besar akibat kemarahan kedua istri Bagas Sanjaya Putra pertama di rumah itu Tengah marah kepada suaminya dan juga orang tuanya, sebab dengan gamblang Bagas mengatakan bahwa akan menikahi wanita yang lebih muda dari mereka untuk menjadi istri ketiganya karena dirinya menginginkan anak laki-laki.
Dan dirinya juga mengatakan kalau mereka tidak boleh khawatir bahwa cintanya akan perbaiki karena dirinya menikahi wanita tersebut hanya murni untuk mencari keturunan bukan untuk memberikan perasaan, Namun kedua istrinya merasa tidak masuk akal sebab dari dulu sampai sekarang ketika cinta itu belum terasa tetapi akibat dari selalu bersama Maka akan muncul perasaan tersebut.
Bagas masih tetap ada pendiriannya yaitu dirinya tetap bakalan menikahi Aulia tidak peduli jika istrinya yang dua orang itu menolak, karena Biar bagaimanapun dirinya adalah kepala keluarga otomatis mereka harus mendengarkan perkataannya Meskipun tidak masuk akal sekali pun.
Davina istrinya yang pertama merasa tidak terima jika suaminya itu kembali membawa madu untuknya yang kedua kalinya, waktu menerima madunya yang untuk pertama saja dirinya berusaha untuk berdamai dengan hatinya sampai 2 tahun lamanya.
Akan tetapi jika sekarang ini Bagas kembali melakukan hal itu maka dirinya benar-benar tidak menerimanya sama sekali, sebab menurutnya pria itu adalah orang yang tidak sabaran bukankah intinya dirinya mempunyai keturunan jadi untuk anak laki-laki mungkin harus menunggu lebih lama lagi.
Sedangkan Safira istri Bagas yang kedua saja belum ada tanda-tanda kehamilan padahal usia pernikahan mereka sudah memasuki tahun yang ketiga, membuat Bagas jadi kebingungan bagaimana caranya harus memiliki anak laki-laki meskipun memang dirinya di rumah sudah memiliki anak perempuan.
Hanya saja kebiasaan kuno yang mereka bawa dari dulu yaitu bahwa anak perempuan tidak bisa menjadi pemimpin perusahaan dan juga tidak bisa meneruskan bisnis keluarga, sebab kalau anak perempuannya sudah menikah pasti bakalan dibawa oleh suaminya untuk hidup menjauh jadi bisnis yang ia punya bakalan diteruskan kepada siapa?
"Kamu itu harusnya lebih bersabar dan juga lebih banyak berusaha agar bisa mendapatkan anak laki-laki, bukan malah mengambil jalan pintas dengan cara menikah lagi! Memangnya kamu pikir kami tidak bisa memberikan keturunan kepada kami sampai-sampai membawa seseorang asing lagi ke rumah ini, awas aja kalau sampai kamu benar-benar melakukan apa yang kamu katakan tadi Maka jangan harap wanitamu itu bakalan tidur dengan nyenyak!" Ancam Safira yang sifatnya lebih agresif dan juga pemarah berbeda dengan Davina yang lebih banyak memilih untuk diam sebab dari dulu sampai sekarang dirinya sudah capek bertengkar.
"Apa kamu sadar dengan yang kamu katakan tadi? Kalau memang kamu bisa memberikan keturunan ya selama 3 tahun pernikahan kita pasti sudah ada tanda-tanda, tapi kamu lihat kan sampai sekarang jangankan hamil tanda-tanda untuk menuju ke arah situ saja tidak ada!"ujar Bagas yang tidak terima dengan percaya diri istrinya itu.
"Pokoknya aku tidak mau dimadu cukup saja Mbak Devina yang dimadu kalau aku tidak akan pernah mau, kalau sampai kamu melakukan hal itu maka aku bakalan bunuh diri biar kamu puas!"ancam Safira sampai-sampai membuang piring yang sedang ia pakai untuk makan ke lantai sehingga menyebabkan benda itu hancur berkeping-keping.
Bagas yang melihat sikap istrinya itu yang sudah menjurus ke arah anarkis langsung berdiri dan mencekal kuat tangan Safira sebab menurutnya seorang wanita tidak bisa lebih tinggi dari laki-laki karena di dalam peraturan keluarganya bahwa suara laki-laki itu mutlak harus didengar.
"Kamu kalau sudah bosan menjadi Nyonya seorang Bagas Sanjaya lebih baik kamu angkat kaki dari rumahku, Tetapi kalau kamu masih mau makan dari sendok dan piring dari emas lebih baik kamu diam saja dan jangan banyak berkomentar ataupun bertingkah!"ancam Bagas dengan tatapan tajamnya sebab menurutnya Safira itu ia pilih dari jalanan yang sudah merasakan hidup mewah Jadi jika diancam seperti begitu pasti bakalan langsung ketakutan.
"Aku bakalan melakukan apa saja seperti mengikuti program bayi tabung ataupun makan makanan yang bisa membuat hamil tapi tolong jangan membawa maduku ke rumah ini, karena asal kamu tahu kalau aku itu tidak sekuat Mbak Davina dan juga aku tidak ingin berbagi lagi!"lirih Shafira karena menurutnya seorang Bagas ketika di kasarin pasti bakalan lebih kasar lagi maka dari itu dirinya memilih untuk melemah agar bisa membuat Bagas sadar bahwa istrinya itu benar-benar terluka jika sampai dirinya melakukan hal itu.
"Aku tidak suka hidupku diatur oleh wanita, maka dari itu lebih baik kalian diam jangan banyak bicara cukup nikmati uang yang kuberikan! Besok aku bakalan menikahi wanita itu dan jika dia Mau tinggal di sini maka kalian harus rela berbagi, tetapi jika dia tidak mau tinggal di sini maka kalian juga harus rela waktuku akan lebih banyak kepada dia sampai program kehamilannya berhasil!"Bagas sungguh seseorang pria yang tidak mempunyai hati Nurani sebab menurutnya Wanita Tetap wanita tidak bisa memaksakan diri menjadi seorang pria.
"Mas, Apa kamu yakin dengan keputusan kamu membawa satu lagi istri ke rumah ini? Apa kamu sudah siap untuk berbuat adil kepada kami semua, atau kamu hanya ingin memenuhi hasrat kamu dan orang tuamu untuk memiliki anak laki-laki sampai-sampai masa depan setiap wanita pun kamu korbankan?"tanya Davina yang sudah Jengah melihat perdebatan dari tadi yang tidak ada faedahnya di hadapannya seolah-olah tidak ada yang mau mengalah dan juga tidak ada yang mau mendengarkan karena sama-sama ingin saling didengar.
Bagas akui jika istri pertamanya itu sangat bijak hanya saja wanita yang sudah memberikan 4 anak perempuan itu sudah divonis tidak bisa hamil lagi, oleh karena waktu persalinan anak mereka yang keempat rahimnya mengalami kerusakan jadi harus diangkat.
Jika ditanya Apakah perasaan cintanya masih ada untuk wanita itu maka jawabannya sudah tidak ada lagi, hanya saja dirinya memilih mempertahankan pernikahan ini karena ada anak-anak mereka yang harus tumbuh dan mendapatkan kasih sayang orang tua yang utuh.
Devina pun tidak mempermasalahkan ketika Bagas lebih memilih tidur di kamar lain daripada tidur dengannya, sebab dirinya lebih banyak meluangkan waktu untuk anak-anaknya daripada memikirkan Bagas yang lebih mementingkan Safira karena mengira bahwa wanita itu bisa hamil.
Ketika mengetahui Safira yang sudah 3 tahun itu tidak bisa hamil juga membuat Bagas juga sudah mulai enggan mendekati wanita itu, status pernikahan yang masih sah secara hukum dan agama yang membuat wanita berdua itu masih memilih bertahan menjadi Nyonya seorang Bagas Sanjaya.
Jadi ketika mengetahui bahwa ada wanita lagi yang bakalan dibawa ke rumah itu dan menjadi istri ketiga suami mereka, ya Otomatis mereka bakalan menolak karena sudah tidak berlaku adil kepada mereka dan malah ingin membawa seorang wanita nanti di mana perasaan mereka diletakkan?
"Sudah aku katakan dari awal kalau keputusanku adalah mutlak dan tidak ada yang bakalan bisa mengganggu gugat, kalau kalian capek menjadi Nyonya seorang Bagas Sanjaya silahkan angkat kaki dari rumah sini! Tetapi kalau masih ingin menjadi istriku maka harus diam dan melihat saja serta Jangan pernah berkomentar, atau kalian yang bakalan kena imbasnya!"ujar Bagas lalu pergi dari situ.
Sepeninggal Bagas terlihat Safira mendekati Davina Karena Wanita itu ingin membuat kesepakatan dengan kakak madunya untuk melakukan sesuatu terhadap pernikahan Bagas yang ketiga ini, sebab menurutnya kalau mereka berdua diam saja otomatis nanti istri Bagas yang ketiga ini bakalan menindas mereka berdua.
"Mbak aku mau bicara, karena ini merupakan hal yang penting yang harus kita berdua bahas sebelum pelakor itu masuk ke dalam rumah ini! "ujar Safira dengan raut wajahnya yang terlihat begitu serius membuat Davina hanya bisa menghela nafasnya sebab menurutnya tidak ada yang perlu dibahas lagi untuk saat ini.
"kamu sudah dengarkan keputusan Mas Bagas tadi kalau sebenarnya tidak ada yang boleh mengganggu gugat apa yang ia mau, jadi kalau kamu masih mau tinggal dan hidup enak di sini lebih baik kamu harus diam saja tidak usah banyak mengeluh! Aku yang istri sudah 10 tahun saja tidak dipedulikan apalagi kamu yang baru 3 tahun dan juga belum memiliki anak, lebih baik kamu diam saja agar ini buat kenyamanan dan juga keamanan kamu karena keluarga Sanjaya itu tidak pernah menarik apa yang mereka katakan!"jelas Davina sambel tersenyum meskipun sebenarnya ingin sekali dirinya menghajar wanita yang menjadi madunya itu karena terdengar begitu bawel dan membuat pusing kepalanya.
"Pokoknya aku tidak ingin dimadu dan di rumah ini harus menampung pelakor, aku bakalan balas dendam atau sakit hati yang aku rasakan jika sampai Mas Bagas benar-benar membawa wanita itu ke rumah ini! "ujar Safira dengan tatapan matanya yang begitu tajam.
"Jadi ceritanya kamu tidak ingin dimadu dan juga ada pelakor lagi di rumah ini? "tanya Davina memastikan.
"Iya karena sampai kapanpun aku tidak rela berbagi suami lagi, dan aku juga tidak ingin dimadu!"tegas Safira membuat Davina ingin sekali tertawa karena sebenarnya tanpa wanita itu sadari atau mungkin sengaja melupakan begitulah perasaan Davina pertama kali saat Bagas membawa pulang Safira dan mengatakan bahwa wanita itu adalah istri keduanya.
"jadi kamu sudah tahu kenapa dulu aku begitu Ketus dan dingin kepadamu, sebab Hal itulah yang aku rasakan seperti yang kamu rasakan saat ini yaitu tidak ingin suami membawa seorang madu ke rumah Sedangkan istri sahnya masih hidup!"jelas Davina lalu segera melenggang pergi masuk ke dalam kamar sebab menurutnya meladeni Safira yang terlalu Arogan dan kasar bisa membuat darah tingginya kembali kumat ke permukaan.
Safira menatap kesal ke arah punggung Davina yang sudah semakin menjauhinya, sebab menurutnya sepertinya Kakak madunya itu tidak bisa diajak kompromi untuk menggagalkan keinginan Bagas tersebut.
"pokoknya kalau Mbak Davina tidak mau mendukung ku maka aku bakalan melakukan dengan cara sendiri, yang penting intinya pelakor itu tidak akan pernah masuk di dalam kediaman keluarga Sanjaya karena aku sungguh tidak ikhlas memiliki madu!"batin Safira yang begitu antusias padahal sebenarnya tanpa wanita itu ketahui Jika seorang Aulia pun tidak ada keinginan untuk menikah dengan pria yang beristri 2 ditambah dengan dirinya menjadi 3.
namun dirinya bisa apa ketika Abah Deni dan juga Umi Santi tetap ada pendirian mereka yaitu mau ada hujan badai atau negara api menyerang Aulia tetap harus menikah dengan anak dari keluarga Sanjaya, jika sampai Gadis itu menolak maka mereka tidak segan-segan mencoretnya dari dalam daftar kartu keluarga Karena sebagai kepala keluarga adalah di Pratama otomatis anaknya harus mengikuti setiap yang ia katakan.
"ah pokoknya Aku mumet dan tidak ada niatan untuk pulang Soalnya kalau pulang rasa-rasanya pengen gantung diri saja, kamu adalah kos-kosan yang kosong begitu biar aku bisa menginap barang beberapa minggu lah sampai Umi dan Abah berubah pikiran?"tanya Aulia kepada Abizar yang merupakan sahabat kuliah dan juga pemilik dari Cafe tempat Aulia bekerja saat ini meskipun hal itu dilarang keras oleh Deni.
Abizar menatap heran ke arah sahabatnya Itu sebab selama ini Aulia tidak pernah Murung ataupun terlihat suntuk seperti itu, tetapi setelah diperhatikan beberapa hari ini wanita itu terasa begitu berbeda seolah-olah Tengah memendam begitu banyak beban pikiran.
"Kamu sebenarnya ada masalah apa sama orang tua kamu sampai-sampai acara mau minggat segala, perasaan selama ini kan hubungan kalian begitu harmonis sampai-sampai orang lain dibuat iri dengan kondisi keluarga kalian itu? "tanya Abizar penasaran membuat Aulia ingin sekali menonjok pria itu.
"Kamu tahu kan kalau sudah berapa lama aku ini tidak menghajar orang, Jika kamu ingin menjadi orang pertama mencium tonjokan ku Ya silakan katakan saja biar langsung ku eksekusi saat ini juga? "Tanya Aulia Ketus membuat Abizar langsung mendelik kesal karena begitulah sikap Aulia sebab jika dirinya malas tahu wanita itu bakalan menyalahkannya karena katanya tidak peduli tetapi ketika dirinya banyak bertanya tetap saja disalahkan karena katanya terlalu cerewet.
"Ah kamu aku itu selalu salah di mata kamu tidak pernah benar padahal sebenarnya apa yang aku tanyakan itu masuk akal Soalnya aneh kalau kamu tiba-tiba minggat seperti begini, tetapi kenapa kamu selalu menyalah Artikan perhatian orang lain itu seolah-olah menjadi benalu ataupun perhatian yang tidak digunakan ataupun tidak diinginkan sama sekali? "tanya Abizar kesal Kalau sudah seperti begini lebih baik tadi Aulia tidak usah curhat tentang masalahnya jadi dengan begitu otomatis dirinya tidak bakalan tahu menahu.
"Sebenarnya aku tadi itu kan tanya di bagian kos-kosan kamu itu ada kamar kosong tidak biar aku bisa sewa Buat beberapa minggu yang aku perlukan Itu jawaban dan pertanyaan balik, yang makanya aku kesalah Soalnya kalau kamu kayak begini mana Kapan aku dapat jawaban yang pasti Soalnya kamu keponya terlalu kelebihan dosis?"tanya Aulia kesal.
"aku itu bertanya karena peduli Coba kalau aku tidak peduli maka aku langsung ngomong Ah tidak ada kos-kosan kok yang kosong di tempatku! Jadi yang aku butuhkan itu kejujuran dari kamu kira-kira kenapa sampai kamu mau pindah, Kalau urusan yang lain mah terserah dari kamu itu mah aku tidak peduli soalnya kan kamu katanya aku tidak boleh terlalu kepo dengan urusan kamu! "jelas Abizar membuat Aulia sudah tidak ada niatan untuk membantah perkataan sahabatnya itu karena memang semuanya dikatakan itu sangat benar dan juga masuk akal.
"Aku itu dijodohkan oleh Abah dan juga Umi, padahal kamu tahu sendiri kan kalau aku tidak ada niatan untuk menikah saat ini? "tanya Aulia dengan wajah yang penuh ketertakanan di dalamnya.
Abizar ingin sekali berteriak ke arah wanita itu bahwa sebenarnya dirinya juga ingin sekali dijodohkan dengannya tetapi Takutnya nanti Aulia bakalan meradang dan sudah tahu kan keburutalan wanita itu, maka dari itu Abizar memilih untuk menampilkan senyum terpaksanya meskipun kejujuran dalam hatinya yaitu terasa begitu sakit ketika Pujaan hatinya malah ingin dijodohkan dengan orang lain.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!