NovelToon NovelToon

Together but not the same

Episode 1 : Love you

Ara merupakan seorang mahasiswi yang kuliah disebuah universitas ternama di salah satu kota New York. Ara mengambil jurusan bisnis karena ia sangat menyukai berbisnis apalagi sudah menyangkut uang. Bilang saja jika dia tidak bisa hidup tanpa uang. Dan sepertinya semua orang juga begitu kan?

Saat ini Ara duduk disebuah cafe yang berada didekat kampusnya. Jika sedang waktu istirahat ataupun tidak ada kelas Ara hanya akan pergi mencari tempat bersantai dan mengerjakan tugas ataupun hanya untuk membaca buku. Ia memang terkenal sebagai Mahasiswi yang cerdas dan rajin.

Saat tengah asyik membaca buku, Paola yang tidak lain adalah sahabat Ara itu datang dan tanpa permisi langsung mendudukkan dirinya tepat di kursi disamping Ara.

"Ara kau sudah berjanji agar ikut dengan kami nanti. Kau tidak boleh kabur lagi. Apa kau mengerti?" Paola yang melihat minuman menganggur di atas meja itu pun segera mengambil minuman itu dan langsung meminumnya. Ia harus setelah lelah mencari keberadaan sahabatnya ini.

Ara yang melihat minumannya dihabiskan pun hanya diam. Sahabatnya itu selalu seperti ini jadi tidak ada yang bisa dia lakukan. Toh Paola hanya akan mengiyakan tegurannya dan akan kembali mengulangi kesalahannya.

"Aku sangat sibuk, Paola. Kau kan tau bagaimana keseharian diriku." Ara menatap sahabatnya dengan tatapan memohon. Namun itu tak membuat Paola merasa iba sedikit pun.

"Hei, apa kau baru saja membohongiku? Ayolah, kau mengatakan sibuk, tapi kau akan pergi dengan kekasih mu itu Ara. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana diriku harus 24 jam berada disisi kekasihku." ucap Paola dengan nada ejekan.

"Kau kan tau, aku tidak bisa jauh darinya. Bahkan jika dia mau aku ingin menikah dengannya sekarang juga. Dan juga tidak mengapa jika harus berada didekatnya selama 24 jam. Aku rasa itu ide yang baik." Dan Ara tidak main-main dengan yang dia ucapkan.

"Kau benar-benar sudah hilang akal setelah bersama dengannya. Apa kau pikir menikah semudah itu ha. Kau juga akan mengurus anakmu, bukan cuma suamimu saja." ucap Paola menasehati sahabat keras kepala didepannya.

"Aku tau. Tidak mungkin aku menelantarkan anakku begitu saja. Ayolah, cari kekasih agar kau tau bagaimana jadi aku. Kau hanya menghabiskan waktu sendiri. Tidak baik jika terus menjomblo." ejek Ara.

"Aku masih menyayangi diriku, jadi tidak terima kasih. Aku masih ingin menikmati waktu pribadiku dengan baik, tanpa harus memikirkan pasanganku." balas Paola. Ia tidak mungkin hanya terpaku pada satu orang saja, dan Paola bukan orang yang mau terikat dengan sesuatu. Paola hanya ingin kebebasan dan dengan menikah, ia tidak akan mendapatkan apa yang dia mau.

Saat tengah asyik berbincang ponsel keluaran terbaru yang terletak di atas meja itu menyala, Ara mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya. Dan benar tebakan Ara kekasihnya yang menghubunginya.

Ara lalu menjawab panggilan telepon itu. Terdengar suara diujung sana.

"Ada apa sayang?" tanya Ara pada orang diseberang sana.

"Kau dimana? Aku sudah didepan menunggumu. Apa kelas mu sudah selesai?"

"Kelasku sudah selesai. Aku berada di cafe dekat kampus dengan Paola. Baiklah tunggu di sana aku akan datang" Ara memutuskan panggilan itu, menyimpan ponselnya didalam tasnya.

Ara menatap sahabatnya dengan takut. Paola pasti akan mengamuk jika ia pergi dan meninggalkannya begitu saja disini.

"Paola aku benar-benar minta maaf. Tapi aku berjanji, Lain kali aku akan ikut dengan kalian. Aku menyayangimu." Tanpa menunggu jawaban Paola, Ara berdiri dan berlari dengan cepat meninggalkan Paola yang membulatkan matanya tidak percaya.

Saat kesadarannya telah kembali.

"Hei apa kau akan lari lagi dariku!! Kembali kesini Ara....." Teriak Paola.

Ara mendengar teriakan sahabatnya itu hanya terkekeh. Ia pun tetap melanjutkan langkahnya menuju parkiran dimana kekasihnya berada.

*****

Ara sampai dan melihat sebuah mobil yang sangat dikenalinya, ia kemudian masuk dan menatap pemuda tampan yang duduk di kursi kemudi itu "sayang, apa kau sudah lama menunggu?" tanya Ara bergelayut manja dilengan kekasihnya itu.

"Tidak, aku baru sampai sepuluh menit yang lalu, apa kau lapar sayang? Kau pasti lelah dengan kelas tadi, ayo pergi, aku akan membawamu ke suatu tempat." ucap Xavier dengan mengecup kening kekasihnya lalu menggenggam erat tangan Ara.

"Tapi bukannya ini sudah lewat jam makan siang? Bagaimana jika kau terlambat nanti. Aku tidak ingin membuat kau lalai dengan pekerjaan mu." Ara hanya tak ingin merepotkan Xavier. Ia tidak mau membuat Xavier melalaikan pekerjaannya hanya karena makan siang dengan dirinya.

"Tidak papa, aku hanya ingin makan berdua dengan kekasih ku, apa itu salah? Sudahlah ayo kita berangkat" Ucap Xavier tidak ingin dibantah.

Xavier melajukan mobilnya membelah jalanan padat kota New York itu. Xavier melihat kesamping nya, Ia tersenyum tipis. Pemuda itu melihat Ara yang asyik menatap kearah jendela mobil. Ia kemudian memusatkan fokusnya kembali ke jalanan.

Ara hanya menatap jalanan, tidak ingin berkomentar lebih jauh karena ia takut membuat Xavier marah dengannya. Ara tak mau menjadi kekasih yang egois juga menuntut. Ara ingin Xavier nyaman juga merasa bebas ketika bersamanya. Ara harus menjadi kekasih yang penurut agar Xavier selalu mencintainya.

Ara hanya berharap Xavier tidak akan pernah meninggalkannya. Ara hanya menginginkan hal itu..

Episode 2: Sorry

Setelah berkendara lumayan jauh Ara dan Xavier tiba disebuah restoran yang cukup terkenal di kota itu. Ara melihat ke sekeliling bangunan restoran itu dengan binar terlihat jelas dimatanya .

Restoran itu menghadap langsung kelaut lepas dengan interior yang sangat mewah juga terkesan classic. Tempat yang sangat nyaman menghilangkan lelah setelah bekerja ataupun belajar.

"Apa kau menyukai tempat ini sayang?" tanya Xavier pada Ara yang masih setia mengagumi restoran itu.

Ara yang merasa di tanya pun segera melihat asal suara.

"Darimana kamu tau tempat seindah ini sayang?" tanya Ara menatap Xavier dengan binar.

"Aku harus mencari banyak tempat seperti ini, sayang. Agar jika kau lelah aku bisa membawamu ketempat dimana kau merasa nyaman, namun ingat hanya bersamaku tidak dengan orang lain. Dan aku tidak akan pernah mengijinkan itu." ucap Xavier dengan tatapan lembut.

Ara hanya mengangguk. Lihatlah sifat posesif kekasihnya itu. Banyak orang yang mengatakan jika Ara terlalu terkekang dengan banyaknya aturan yang Xavier buat. Tapi bagi Ara, itu semua hanya sebagai ungkapan perasaan kekasihnya, walaupun itu terkesan agak mengekang.

"Terima kasih."

Xavier pun menggenggam tangan Ara dengan erat. Keduanya pun berjalan menuju meja yang telah disiapkan untuk mereka.

Seorang pelayan datang menghampiri dan menyerahkan buku menu pada pasangan muda mudi itu. Ara dan Xavier pun memesan makanan yang akan mereka makan.

Setelah mencatat pesanan mereka. Pelayan itu pun pamit undur diri.

Ara masih setia melihat pemandangan didepannya. Laut itu berwarna biru dengan pasir berwarna merah muda. Bagaimana rasanya ia menginjak pasir itu? Pasti sangat lembut.

Xavier yang melihat Ara tengah asyik melihat laut lepas pun mengambil ponselnya dari dalam jas yang ia kenakan. Xavier mencari aplikasi kamera dan mengambil potret wanita yang sangat ia cintai itu tanpa sepengetahuan kekasihnya.

Tak lama pelayan datang membawa pesanan mereka. Xavier segera menyimpan ponselnya kembali. Keduanya pun memakan makan siang mereka dengan tenang sambil sesekali bercanda gurau.

Ara sangat mencintai Xavier lebih dari apapun, menurutnya hanya Xavier yang dapat mengerti dirinya.

"Apa kau akan langsung kekantor sayang?"

Xavier melihat jam tangan keluaran terbaru itu lalu berkata "Aku masih punya waktu setengah jam lagi, aku akan mengantarmu pulang, setelah itu aku akan kembali ke kantor"

Ara hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia akan selalu berusaha mengerti dan tidak egois, walaupun terkadang ada keinginan agar Xavier selalu bersamanya.

*****

Mobil itu berhenti diparkiran gedung apartment, Ara memutuskan tinggal sendiri di apartment setelah ia lulus sekolah dan masuk perguruan tinggi. Ara merasa kesepian di rumah itu karena kedua orang tuanya dan kakaknya yang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Aku pergi, jika butuh sesuatu beritahu aku. Jangan keluar sendirian, sayang. Apa kau mengerti?" ucap Xavier memeluk kekasihnya.

Ara membalas pelukan itu, Ia merasa sangat beruntung memiliki Xavier yang selalu ada untuknya.

"Mungkin aku hanya akan tidur sebentar, lalu melanjutkan tugas yang diberikan dosen tadi. jangan khawatir sayang, aku akan menghubungi mu jika aku membutuhkan sesuatu"

"Bagus, sampai nanti, sayang." Xavier melambai tangannya.

Ara menatap mobil Xavier hingga hilang dari pandangan. Setelah mobilnya sudah tak terlihat Ara bergegas masuk ke apartemennya karena hari sudah mulai dingin. Musim dingin akan segera tiba.

Ara tak ingin jatuh sakit dan membuat Xavier khawatir. Ia tak ingin terlalu merepotkan Xavier yang sibuk dengan banyaknya pekerjaan.

*****

Dikamar bernuansa modern itu alarm terus berdering, namun sang empunya belum mau mengakhiri mimpi indahnya.

Ara terbangun karena ada suara bel dan ketukan pintu yang mengganggunya, Ara bangun dengan malas lalu berjalan membuka pintu, namun mata sayu nya bertatapan dengan mata tajam seorang laki-laki tampan yang sudah berdiri lama ditempatnya.

"Sayang maaf aku tidak tau kalo kamu akan datang, aku hanya tidur sebentar. Mungkin karena aku sangat kelelahan, jadi aku sangat susah bangun." Ucap Ara sambil menampilkan raut wajah penyesalan.

"Sebentar? Apa kau tau ini sudah jam 10 malam, dan kau berkata sebentar? Aku sudah berdiri disini sekitar satu jam, aku khawatir padamu, aku menelpon mu berkali-kali tapi kau tidak mengangkat teleponku." Ujar Xavier dengan nada frustrasi.

Ara merasa sangat bersalah, ia berfikir jika ia hanya tidur sebentar, namun ia malah membuat Xavier menunggunya dan mencari nya seperti orang gila. Ia melihat tampilan Xavier yang sudah berantakan seperti orang yang putus asa. Ia tidak akan mengulanginya lagi. Ia berjanji.

"Aku minta maaf sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi, aku berjanji." Ara memeluk kekasihnya dengan erat.

Xavier yang mendapat pelukan tiba-tiba pun tidak bisa berbuat banyak. "Aku memang tidak bisa marah padamu sayang. Apa kau lapar? Aku akan memasak untukmu, duduk saja dan lihat. Mengerti"

Xavier melangkahkan kakinya menuju dapur, mengambil bahan-bahan dan mulai memasak. Ia tidak ingin kekasih kecilnya itu kelaparan.

Ara melihat itu semua dengan kagum, Xavier terlihat lihat dalam memasak. Dan lihatlah bahu lebar itu. Sangat sesuai dengan tubuh Xavier. Ara memang tak salah memilih orang yang dia cintai. Dan ia akan selalu mencintai Xavier selamanya.

Ara tetap pada posisinya. Melihat dengan cermat segala sesuatu yang Xavier lakukan. Sesekali Ara tersenyum ketika membayangkan bagaimana jika keduanya telah menikah..

Astaga khayalannya sudah sangat jauh. Tapi tidak mengapa jika terjadi, Ara pasti akan sangat bahagia....

Episode 3 : Party

"Besok malam akan ada pesta dari perusahaan, aku ingin kau menemaniku sayang." Xavier menyerahkan sebuah kartu padanya.

"Gunakan ini untuk membeli pakaian atau pun ke salon. Kau bebas memakainya."

Ara mengambil kartu yang di sodorkan Xavier. "Terima kasih. Aku harus pergi ke salon besok, aku tidak ingin kalah dengan wanita-wanita itu" ucap Ara dengan kesal.

"Bagaimanapun mereka, atau semenarik apapun mereka. Aku hanya mencintaimu sayang. Kau tidak perlu khawatir tentang itu" Xavier mencoba meyakinkan Ara, walaupun para wanita itu telanjang didepannya, ia tidak akan tertarik sedikitpun. Ia hanya mencintai Ara seorang.

"Tetap saja, aku tidak ingin kalah" ujar Ara kekeh dengan pendiriannya. Ara juga tak mau membuat Xavier malu dengan penampilannya yang sederhana nantinya. Tidak, dia tidak menginginkan hal itu.

"Baiklah-baiklah, aku akan menjemputmu besok jam delapan malam, aku pulang. Sampai jumpa besok malam sayang."

Setelah Xavier tak terlihat Ara bergegas untuk tidur, ia tak ingin terdapat kantong mata besok, itu akan membuat penampilannya terlihat buruk.

*****

Malam telah tiba dan Ara masih pusing memikirkan dress mana yang harus ia pakai.

"Aku benar-benar tidak tau yang mana yang cocok untukku" Ara sudah mencoba semua dress yang ia beli tadi siang. Namun sebelum Ara menyerah ia melihat semua dress yang menarik perhatiannya. Sepertinya dia melewatkan satu.

Ara mengambil dress itu "Sepertinya dress yang satu ini akan membuat ku jauh lebih menawan dan cantik, aku akan mencoba yang ini saja"

Dress itu berwarna abu tua, dengan panjang menutup mata kaki, namun berlengan off shoulder sehingga menampilkan kesan mewah dan anggun.

Ara juga membeli sepatu high heels sebagai perpaduan yang akan membuat dirinya tampil dengan sempurna. Jika seperti ini tidak akan ada wanita yang bisa mengalahkannya di pesta itu. Memang, kepercayaan diri itu sangat penting.

Ara melihat dirinya di cermin, Dia memng tidak salah pilih. Namun ia harus segera pergi, karena Xavier pasti sudah menunggunya.

Diparkiran Ara melihat Xavier bersandar di mobil nya, Xavier terlihat berkali-kali lipat lebih tampan sekarang, Ia mengenakan kemeja hitam dengan jas berwarna navi, dipadukan dengan dasi serupa. Ditambah dengan gaya rambut relaxed quiff yang seorang Xavier berkali-kali kilas jauh lebih tampan.

Ara yang melihat itu jadi tak ingin pergi ke pesta itu. Ia tidak ingin wanita-wanita itu melihat dan menggoda kekasihnya. Hanya ia seorang yang boleh.

Namun lamunannya buyar ketika Xavier berkata "Aku tau Aku tampan sayang, kau bisa menatapku sepuas hati mu, tapi sekarang kita harus pergi. Jika tak ingin terlambat ke pesta itu." Ucap Xavier membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Ara masuk.

Pipi Ara sudah memerah, karena ketahuan. Tapi tunggu, untuk apa ia harus malu, Ia bahkan rela jika harus menatap kekasihnya itu sepanjang malam.

Xavier pun berjalan mengelilingi mobil, masuk kedalam duduk di kursi kemudi. Ia memasangkan sabuk pengaman pada Ara dan mulai melajukan mobilnya membelah jalanan padat kota New York.

*****

Ara berulang kali harus menarik nafas saat mobil yang membawanya dan Xavier sudah tiba didepan hotel tempat acara itu berlangsung, Ia sangat gugup sekarang.

"Sayang, apa aku sudah terlihat cantik sekarang? aku gugup juga takut membuatmu malu di sana."

"Untuk apa takut, dengarkan aku. Kau sangat cantik malam ini sayang, bahkan berlipat-lipat lebih cantik. Angkat kepala mu, mahkota ratu tidak boleh jatuh. Ingat , kau kekasih seorang Xavier Julian Baxy, tidak akan ada yang berani mengolok mu. Sekarang ayo kita turun."

Ara menggandeng tangan Xavier, rasanya jantungnya akan meledak sekarang, keberanian juga kepercayaan dirinya hilang seketika. Namun ia harus membuktikan bahwa kekasih seorang Xavier tidak akan pernah takut dengan pandangan orang.

Setelah mereka masuk, mata para wanita itu melihat Xavier dengan tatapan mendamba. Ara sangat ingin mencecar para wanita itu, dan berkata jika Xavier adalah miliknya, jadi buang khayalan itu.

Namun tidak sedikit juga para lelaki menatap Ara dengan tatapan kagum, bahkan ada yang terang-terangan menatap kekasih Xavier itu dengan tatapan lapar. Xavier sangat ingin menutup semua mata yang menatap kekasihnya. Dan jika bisa dia harus menutup mata itu selamanya. Seharusnya ia menyuruh Ara berpakaian biasa-biasa saja. Sudah lah nasi sudah menjadi bubur.

"Aku akan pergi menyapa kolega bisnis ku, Kau bisa duduk disini sayang, tapi ingat jangan pergi kemana pun, aku tidak ingin para lelaki itu mengganggu mu."

Ara hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jika ingin minum, minta air putih saja. Aku tidak ingin kau mabuk nanti, kau mengerti sayang?"

"Baiklah-baiklah sekarang pergi lah, aku tidak papa. aku akan baik-baik saja." ucap Ara dengan sedikit mendorong Xavier. Dia bukan anak kecil yang akan tersesat di dalam pesta ketika di tinggalkan sendiri.

Sebenarnya Xavier tidak tega meninggalkan Ara sendirian ditengah pesta besar ini, tapi ia tidak ingin membuat Ara lelah dengan menyapa satu persatu kolega bisnisnya. Dan ini memang keputusan yang sulit.

Ara melihat jajaran makanan manis di sana, dia jadi lapar. Ayolah hanya untuk terlihat sempurna, ia jadi lupa makan karena asyik berbelanja juga ke salon.

Ara mengambil satu potongan kue di sana, lalu memakannya. Rasanya sangat enak, namun ia jadi haus, ia memanggil pelayan yang lewat, namun sebelum pelayan itu sampai padanya. Nampan yang dibawa pelayan itu jatuh kearahnya, akibatnya minuman yang dibawa pelayan itu tumpah mengenai dress nya.

"Aku sungguh minta maaf nona, Aku akan membantumu membersihkannya." ucap pelayan itu dengan panik, Hell ia tak akan mampu mengganti dress itu, gajinya satu tahun pun mungkin tidak akan cukup untuk menggantinya.

"Tidak perlu, aku akan membersihkan nya sendiri, bisa tunjukkan aku dimana toiletnya."

Pelayan itu menunjukkan arah toilet, lalu meminta maaf berkali-kali.

Ara bukan seorang yang pendendam, Ia juga tau jika pelayan itu tidak sengaja menjatuhkannya.

Ara memasuki toilet itu, lalu membersihkan dress-nya. ia tidak mungkin kembali ke pesta dengan penampilan seperti ini, ia akan menghubungi Xavier dan berkata jika ia akan pulang terlebih dahulu. Namun sebelum ia sempat mengambil handphone nya, Ia didorong oleh seseorang.

"Apa kau wanita yang dibayar Xavier untuk menemani nya malam ini, berapa ia membayar mu?" ucap wanita itu dengan marah.

"Aku bukan wanita seperti itu asal kau tau, dan aku kekasih Xavier. Jadi tolong menyingkir lah, aku harus pergi." Ara berusaha pergi namun rambutnya ditarik dengan kencang, lalu tubuhnya didorong ke wastafel, lengannya terbentur dengan keras, rasanya sangat sakit dan juga pasti akan bengkak besok, pikirnya.

"Jika kau bukan wanita seperti itu, kau tidak akan pergi ke pesta ini dengannya. Apa kau tau jika aku adalah kekasihnya, bahkan kami belum mengakhiri hubungan kami sampai sekarang. Dan kau dengan berani nya berkata jika Xavier kekasihmu. Kau memang harus diberi pelajaran."

PLAK

Perempuan itu menampar pipinya dengan kencang, Sepertinya ujung bibir Ara berdarah, kepalanya juga sakit, ia ingin melawan tapi untuk berdiri saja ia tidak mampu. kakinya lemas.

"Kau harus ingat, jauhi Xavier sebelum aku berbuat lebih jauh lagi. Apa kau mengerti." ucap perempuan itu lalu berlalu pergi dari toilet itu meninggalkan Ara sendiri dengan penampilan memprihatinkan.

Ujung bibir yang sobek, tangan yang lebam, dan rambut yang berantakan. Oh jangan lupakan dress nya yang kotor.

"Semoga tidak ada yang melihatku, aku tidak ingin membuat Xavier malu nantinya." Ara berusaha sekuat tenaga agar bangkit, ia harus segera pulang sekarang.

Sementara itu didalam pesta, Xavier sudah mencari Ara kesemua tempat namun ia tak menemukan Ara, Ia takut Ara kenapa-kenapa. Ia sudah menghubungi Ara, namun Ara tidak mengangkat telepon nya.

"Xavier, apa kau mencari ku?"

"Pergi lah Gita, Aku tidak ingin melihatmu." Xavier tidak mempedulikan perempuan bernama Gita itu, Ia harus menemukan Ara sekarang.

"Apa kau mencari wanita itu?" tanya Gita dengan nada mengejek.

Mendengar ucapan Gita yang mengatakan wanita itu, Pun membuat Xavier membalikkan tubuhnya menghadap Gita.

"Siapa yang kau maksud wanita itu?"

Gita melangkah kesamping Xavier, lalu berbisik "Siapa lagi, jika bukan wanita yang kau bawa ke pesta ini. Oh tau wanita yang kau bayar untuk menemanimu?" ucap Gita seolah-olah terkejut.

Xavier mendengar itu langsung marah, Emosinya sudah benar-benar habis, Ara menghilang dan wanita tidak tahu malu ini malah menghina kekasihnya.

"Apa yang kau lakukan pada kekasihku?" tangannya sudah gatal ingin mencekik wanita didepannya ini, Ia tidak akan membiarkan wanita ini berbuat sesuatu pada kekasihnya.

"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran, karena ia sudah berani mendekatimu. Aku kekasih mu Xavier apa kau lupa. Kau bahkan membawa wanita lain ke pesta ini." ujar wanita itu dengan marah.

Xavier tersenyum menampilkan smirk nya

"Dan apa kau lupa, jika dulu kau yang mengkhianati ku, aku sudah tidak memiliki hubungan denganmu. Dan dengan siapa aku ke sini, itu bukan urusanmu."

Xavier mendekatkan diri pada wanita itu lalu berbisik "Jika kau menyakiti kekasihku lagi, kau akan tau akibatnya."

Setelah Xavier mengatakan itu, ia bergegas menuju ke parkiran mobil, ia harus segera sampai ke apartment Ara dan memastikan jika Ara baik-baik saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!