NovelToon NovelToon

My Annoying Superstar

Tentang Noa

“ Hoaamm…”, Noa menguap lebar di depan laptop lalu merenggangkan badannya ke kiri dan ke kanan. Berjalan ke arah teras sambil menghirup udara pagi yang segar.

Noa mulai melakukan olahraga ringan untuk merenggangkan otot badannya yang  kaku karena duduk sepanjang malam. Kalau dilihat sekilas, Noa lebih mirip lumba-lumba yang sedang beratraksi daripada gadis yang berolahraga.

“ Gila ya gini banget nyari duit”, Noa mengeluh kepada matahari yang muncul malu-malu.

Noa berjalan ke arah kran air dan mulai menyemprot  tanaman bunganya. Mengarahkan selang kesana kemari sambil sesekali menguap lebar. Noa belum tidur teratur sejak minggu lalu, malam tadi dia hanya bisa tertidur selama 2 jam. Setiap dia memejamkan mata rasanya wajah editor Ying selalu muncul di mimpinya. Karena itu setelah menyiram bunga, Noa mulai bersiap-siap untuk ke kantor bertemu dengan editor garang itu.

Langkah kaki Noa sangat cepat mengejar pintu lift yang akan tertutup. Noa masuk ke dalam lift yang penuh sesak itu dan mengucapkan terima kasih kepada seorang wanita yang menekan tombol untuk menunggunya. Lift berhenti di lantai tiga, Noa berjalan keluar dari lift dengan cepat.

Dengan penuh percaya diri Noa melangkah masuk ke sebuah ruangan cukup besar. Meja berjejer dengan komputer yang menyala dan kesibukan orang-orang yang tampak jelas tidak bisa di ganggu gugat. Seseorang berteriak mengagetkan Noa.

“ Noa… muncul juga kamu. Siapkan batinmu. Editor Ying sedang dalam mode…”, Dini mempraktekan tanda tanduk di kepalanya.

Noa membuka mulutnya lebar. Jantungnya berdegup cepat. Sebelum mengetuk pintu ruangan Editor Ying tidak lupa Noa menautkan tangannya seperti berdoa. “ Ya Tuhan semoga malaikat kebaikan turun ke atasnya”, lalu dia mengetuk pintu tiga kali sesuai dengan aturan yang dibuat oleh editor Ying.

“ Masuk”, sebuah suara berat terdengar dari dalam.

Noa membuka pintu itu sambil membaca doa pengusir setan. Wajah seorang Pria paruh baya muncul dari balik tumpukan kertas di atas meja yang cukup rapih. Menatap tajam dari balik kacamata bulan separoh miliknya yang mulai turun ke arah hidung.

Editor Ying dikenal karena kedisiplinan dan ketegasannya dalam menyortir setiap naskah yang masuk. Jika dia mengatakan naskah itu buruk maka tidak ada yang akan bisa membantah. Bahkan beberapa penulis terkenal pun sangat senang dengannya. 

“ Selamat siang Pak Ying”, Noa memberi selamat dengan sopan dan dengan suara yang kelewat lembut.

“ Waah Noa… akhirnya kamu datang juga. Saya kira kamu sudah resign dari kantor ini. Sudah tidak ingin menjadi penulis lagi, sudah berpindah  ke planet lain hahaha”,Editor Ying berbicara dalam satu tarikan nafas. Candaan yang snagat buruk.

“Hahaha”, Noa memaksakan diri untuk tertawa bersamanya. 

“ Jadi apa yang kamu bawa hari ini”, Editor Ying merubah mode suasana dalam sekejap.

“ Ya pak Ying, aku sudah menuliskan sebuah Ide yang cemerlang”, Noa duduk di depannya dengan penuh percaya diri.

Editor Ying menatap Noa seperti menunggu kata-kata selanjutnya.

“ Ini menceritakan tentang sebuah rumah yang memiliki kisah mistis. Dan…”, belum selesai Noa menjabarkan ide ceritanya, Editor Ying sudah mengangkat tangannya ke udara menandakan pembicaraan berakhir.

Noa menelan ludah tidak percaya dengan penolakan ini. “ Editor Ying aku sudah menulis ini sepanjang waktu. Kenapa tidak di baca dulu”, mata Noa mulai berkaca-kaca.

Editor Ying menarik nafas panjang “ Noa, kamu sendiri yang ingin merubah image menjadi penulis romansa. Semua karyamu yang berbau horor sangat amat laris. Tapi kamu tidak ingat perkataanmu sendiri saat jumpa fans 3 bulan lalu. AKU BISA MENULIS ROMANSA KARENA AKU ADALAH MULTITALENTA. Apa kamu lupa perkataanmu sendiri? ”, Editor Ying berbicara dengan penuh kesabaran padaku. 

Noa manyun “ Tapi saat itu aku terpancing karena wartawan sialan itu".

“ Itulah makanya aku selalu mengatakan ATUR MANAJEMEN EMOSIMU itu”, Editor Ying menekan kata-katanya. 

Noa menunduk tidak berniat membantah apapun lagi. Dia menghela nafas putus asa “ Aku tidak punya pengalaman baik tentang cinta huaaa”.

Editor Ying menatap Noa " Jadi kamu tahu kan apa maksudku Noa?”.

Noa menatapnya tidak mengerti. “ maksud apa?”, tanyanya polos.

“ Cari pacar dan nikmatilah kehidupan agar kamu punya pengalaman tentang kisah cinta di dunia ini. Hidup ini tidak selalu tentang horor . Paham?”.

“ Yaa.. aku tahu. Tapi kan Pak Ying tahu kisah cintaku tragis seperti kematian pemeran dalam kisah horor yang kutulis”, Noa keras kepala.

“Hais anak ini. Cari pacar baru, nikmati dunia “, katanya bersemangat.

“ Jadi pacar Pak Ying mana?”, Noa menyerang balik. 

Editor Ying terdiam lalu berkata dengan kesal “Keluar sekarang . Jangan datang lagi sebelum kamu menulis cerita yang  menarik. Ingat, waktumu 3 minggu dari sekarang untuk konsep terbaru dan tentang ROMANSA”.

“ Ck… ya ya… aku akan mencari pacar setelah keluar dari gedung ini. Huuu “, Noa mengambil naskanya dan berjalan meninggalkan Editor Ying yang kembali sibuk dengan pekerjaannya.

***

Noa menendang ban mobil milik editor Ying dengan keras. “ Wah sialan.. Buat apa aku begadang sepanjang minggu kalau dia bahkan tidak mendengarkan ceritaku. Tunggu saja akan ku tunjukan hebatnya diriku”, Noa berteriak tentu saja kepada mobil itu. 

Setelah puas marah-marah Noa berjalan gontai ke arah mobil yang terparkir di ujung. Mobil berwarna merah itu adalah teman yang menemaninya selama bertahun-tahun.

Wanita berusia 26 tahun ini bernama Noa Rayle Putri merupakan seorang penulis novel horor yang sebentar lagi akan berganti genre menjadi penulis Romansa karena sebuah insiden. Tinggi 164 cm. Golongan darah O. Populasi teman ya jangan di tanya. Noa adalah anak rumahan dan temannya bisa di hitung dengan jari. Dia cukup populer, susah mengatur emosi. Dan menyukai makan daging. Kisah cintanya .. emm jangan di tanya. Terlalu horor.

Kekasihnya selama 6 tahun berselingkuh dan menikah diam-diam di belakang Noa. Si brengsek itu bahkan sempat bertemu dengannya satu hari sebelum hari pernikahan. Tentu saja untuk memutuskan Noa.

Noa membuka pintu mobil dan melemparkan naskahnya ke kursi belakang.

“ Kisah cinta apa? cinta… cinta.. apa menariknya. Udah gila ya”, Noa menginjak pedal gas mobil dengan kuat dan meninggalkan basement itu dengan penuh rasa kesal, melajukan mobilnya ke sebuah Bar milik temannya.

Noa memarkirkan mobil dan melenggang masuk ke dalam ruangan dengan cahaya remang-remang itu, berjalan cepat ke arah meja bar lalu duduk dan menelungkup di atas meja bar. 

“ Haaah….”, Noa menghela nafas panjang. Jim yang merupakan salah seorang teman Noa yang termasuk dalam hitungan jari itu, merupakan bartender di sini langsung menyodorkan segelas air putih. Noa meneguknya dalam sekali tarikan nafas. Lalu membaringkan kepalanya lagi.

" Haaahh..... ", sekali lagi menghela nafas panjang menumpahkan kekesalannya.

***

Tentang Cruz

Riuh tepuk tangan dan teriakan menggema memanggil nama Cruz. Dengan lagu Her dance ciptaannya Cruz menutup konsernya malam itu di Club Langu.Cruz turun dari panggung dan masuk ke ruangan yang sudah disediakan dengan tulisan besar di luar pintu STAFF ONLY. Manajer Cruz mengikuti dari belakang. Musik bergema dengan hingar bingar, ketika pintu ruangan itu tertutup suara musik sedikit meredup. 

Cruz merebahkan dirinya di sofa. Keringat bercucuran dari badannya. Dengan bantuan Stylist timnya Cruz membuka jaket yang dikenakan untuk konser. Sekarang dia hanya mengenakan singlet berwarna hitam. 

" Kamu menempati urutan pertama lagi di tangga musik lagu. Selamat ", Jay berkata ringan di kursi sebelahnya. 

Cruz diam malah menutup matanya tidak menanggapi perkataan dari CEOnya itu. Jay maklum dengan kelakuan Cruz, dari semua artisnya pria satu ini adalah yang paling unik dan tentu saja Jay sangat mengenalnya. Mereka adalah teman lama. 

Jay menyesap minumannya lalu memberi anggukan kepala kepada Asistennya agar semua staf yang berada di dalam ruangan itu segera keluar terkecuali manajer Cruz.

Saat ruangan mulai sepi, Jay mulai memasang wajah serius. Di Dalam ruangan itu hanya adaCruz, Jay, asisten Jay dan manajer Cruz.Sepertinya mereka akan membhas sesuatu yang sangat serius.

" Sejak awal kamu datang ke manajemenku, aku tau bakat kamu melebihi ekspektasi. Cruz hari ini adalah tahun ke 6 kamu ada di bawah naungan Cain Entertaiment. Kontrak sudah berakhir, aku sebagai CEO pastinya ingin kamu melanjutkan kontrak bareng CAIN entertainment tapi sebagai sahabat aku selalu mendukung semua keputusan yang akan kamu ambil", Jay berkata sambil menuangkan minuman ke dalam gelas Cruz.

Cruz terdiam sejenak memikirkan apa yang harus dia putuskan. Apa ada hal lain yang Cruz cari lagi? Semua hal sudah Cruz capai, berada di bawah naungan CAIN entertainment adalah keputusan terbaik yang pernah di ambilnya. Jay begitu bijak dan profesional dalam bekerja. Dia adalah sahabat, kakak dan saudara terbaik yang pernah Cruz miliki. Jay adalah teman lama yang mengenal Cruz lebih dari orang lain.

Cruz meletakan gelasnya dan melihat ke arah Jay dengan tatapan serius.

" Kak Jay, aku bisa seperti ini sekarang karena bantuanmu. Sebelum bersama CAIN kakak pasti tahu aku tidak berkembang sama sekali. Aku tidak berniat untuk meninggalkan CAIN, semua yang aku butuhkan ada di sini".

Jay menghela nafas lega dan menepuk pundak Cruz. Sepertinya dia cemas karena tidak bisa menebak jalan pikiran dari Cruz.

Cruz tersenyum lalu menyandarkan badannya ke sofa sambil meneguk sedikit minuman.

" Aku akan memperpanjang kontrak dengan CAIN entertainment tapi ada beberapa syarat yang akan aku ajukan", Cruz melihat ke arah Jay dengan serius.

Jay tersenyum sambil mengangkat gelas ke arah Cruz tanda setuju atas perkataan Cruz.

" Apapun itu" .

***

Cruz Alexander Samudera adalah seorang Penyanyi, Rapper sekaligus aktor berusia 29 tahun yang tengah digandrungi banyak wanita dari segala usia.  Gen terbaik mengalir di dalam darahnya, ayahnya keturunan Korea-Belanda dan ibunya adalah wanita Indonesia yang berasal dari Solo.

Wajah Cruz sangat menawan,  dengan Garis dagu yang tegas dan mata berwarna coklat seperti mata ibunya, tinggi badan 178 cm membuat dia tampak semakin menonjol. Pembawaannya yang tenang, cuek dan dingin membuatnya kadang sulit di dekati. Sangat menyukai kebersihan terutama saat berada didalam apartemennya.

Saat ini Cruz tampak tenang tertidur di sofa ruang tamunya. Alunan  instrumen dari Kenny G mengalun pelan memenuhi ruangan. Terapi terbaik yang bisa membantunya tidur tanpa rasa nyenyak. Jadwalnya yang padat membuatnya hanya bisa tidur paling lama 3 jam. Stres selalu menghantuinya bahkan dalam tidur.

Kekayaan dan ketenaran yang Cruz miliki saat ini adalah sebuah bonus untuk kerja keras yang di bangunnya selama 18 tahun. Dalam gemerlap keramaian, pujian, uang dan wanita, ada masa lalu tersembunyi yang tidak pernah dia ceritakan kepada siapapun. Uang bahkan tidak bisa membuatnya tertidur nyenyak. Wanita datang silih berganti karena sebuah ketenaran. Dan Cruz mulai bosan dengan semua itu.

Kesepian memeluk Cruz saat dia melangkah masuk ke dalam kehidupannya sendiri, hanya dia yang tau betapa sepi dan membosankan hidupnya. Tubuhnya sehat tetapi jiwanya tidak stabil. Insomnia parah, gangguan kecemasan selalu menghantui kesehariannya. Tidak ada yang bisa menolongnya selain dirinya sendiri. Obat tidur adalah teman terbaik yang membawanya dalam ketenangan saat ini. 

Drrt… drrt… Hp Cruz bergetar. 

Cruz tersentak dari tidur singkatnya. Nama Letu sang manajer tertera dilayar benda tipis itu.

" Ya ", Cruz menjawab malas.

" Cruz, kami sudah sampai di parkiran bawah ".

"Oke, 5 menit ", Cruz berkata simple lalu menutup panggilan. Tipe orang yang tidak suka bertele-tele dalam bebricara, tidak suka berbasa-basi untuk sesuatu yang tidak penting.

Cruz bangun dari tidurnya dan mulai bersiap, lalu berjalan menuju parkiran bawah dengan cepat.

" Halo semua ", Cruz menyapa semua orang yang berada di dalam mobil. Tim yang berada di dalam mobil itu menjawab serempak sapaan itu.

" Cruz hari ini kamu ada jadwal pemotretan dan emm.. party ", Letu erkata sambil menyerahkan tap kepada Cruz.

Cruz menerima tap itu dan melihat-lihat dengan kurang minat. Entah kenapa hari ini dia hanya ingin berbaring di tempat tidur di rumahnya. Rasanya lelah untuk melakukan kegiatan ini dan itu. Cruz mengembalikan Tap itu ke manajernya dan membaringkan kepalanya di sandaran bantal kursi mobil. 

" Kak Letu, setelah pemotretan kamu boleh pulang, besok ambil saja hari cuti", Cruz berkata sambil menutup matanya. 

Semua orang di dalam mobil terdiam, belum pernah Cruz memberikan libur ke staf timnya kecuali mereka benar-benar sakit atau barhalangan. Cruz adalah tipe pria pendiam yang gila bekerja, jika dia sudah menetapkan sesuatu dia akan melakukannya. Menurut adik Cruz, kakaknya itu memiliki penyakit yang judulnya ' Aku harus menjadi yang nomor satu' dan itu adalah motivasi yang membuat Cruz jadi gila bekerja untuk menggapai sesuatu.

Dengan tersenyum Letu menjawab " Tidak apa-apa. Aku akan menemani sampai pekerjaan hari ini kelar".

" Pulanglah lebih cepat. Anakmu berulang tahun hari ini. Besok ambil saja libur dan pergi bersenang-senang dengan kelaurgamu", Cruz berbicara dengan suara datar seperti tidak ingin di bantah.

" Baiklah aku akan libur besok. Mina akan mengantikanku mengurus semua kegiatanmu ", Letu akhirnya mengikuti keinginan artisnya itu.

" Pakai kartu ini untuk anakmu besok", Cruz menyerahkan kartu pribadinya berwarna gold ke arah Letu yang di sambut dengan tepuk tangan meriah dari staff lain di dalam mobil.

Letu mengacungkan jempolnya ke arah Lucas yang menatap heran kepadanya.  " Bos, aku mencintaimu"..

Cruz bergidik melihat Letu. "Berisik ", dan disambut tawa oleh semua orang. 

***

CRUZ: Namanya Noa

" Cruz kamu pakai jaket ini ya. Sangat cocok dengan acaramu malam nanti ", stylist Cruz berseru dari ujung ruangan setelah pemotretan untuk promosi album terbaru.

Cruz memiringkan kepalanya sedikit seraya menilai lalu melihat ke arah stylist itu seperti mempertimbangkan.

" Warnanya hitam, sesuai gayamu, kakak sudah pilihkan yang terbagus dan ini sponsor sayang. Jadi kamu harus memakainya", Tan meyakinkan Cruz seolah tidak ingin di bantah. 

" Ya, baiklah ", Cruz menjawab patuh lalu kembali memainkan game di handponenya.

Tan adalah seorang stylist yang sudah bekerja bersama Cruz sepanjang karirnya, saat Cruz berada di entertainment yang lama Tan sudah bersamanya. Cruz membawa Tan dan Letu ketika menandatangani kontrak bersama CAIN entertainment.

Umur Tan sudah hampir 34 tahun. Dia bersama Letu merawat Cruz selama 12 tahun dari Cruz memulai debut awal hingga bersinar seperti sekarang. Oleh karena itu Cruz selalu menganggap mereka adalah keluarga dan bersikap sopan kepada Tan karena menghormatinya. 

" Cleo dan Ran, membuka Cafe di mana? ", Cruz bertanya. 

" Di sekitaran daerah Tebet, ini hanya party kecil. Orang- orang terdekat yang diundang. Jadi kamu gak perlu terlalu resmi", Tan menjelaskan sambil merapikan jaket yang dipakaikan kepada anak asuhnya itu. 

" Apa aku harus membawa sesuatu atau memberikan uang", Cruz bertanya serius. 

" Pengalamanku, saat seseorang membangun usaha lebih baik kamu memberikan sesuatu yang berguna misalnya furniture yang diperlukan atau uang. Itu sangat berguna ", Tan berkata sambil memasang sebuah hiasan berbentuk peniti di bagian bahu jaket. "Oke beres. Jadi kamu mau kasih apa", Tan bertanya.

" Uang", Jawab Cruz singkat.

" Good. Kamu pergi bersama Gili kan? Tidak ada tim kita yang menemani. Kalau butuh sesuatu telpon saja ke aku atau Letu. NO DRUGS boy ", Tan menasihati Cruz seperti ibu- ibu pada umumnya.

Cruz tertawa " tante Tan, aku sudah hampir berkepala 3. Jangan perlakukan aku seperti anak-anak lagi. Tenang saja, aku bisa jaga diri".

Tan tertawa " iya ya. Tapi bagiku kamu tetap anak umur 20 tahun. Mungkin Letu juga memikirkan hal yang sama denganku. Sudah sana berangkat". 

Cruz tersenyum, lalu bergegas mengemasi handphonenya. 

***

Gili memarkirkan mobilnya dengan hati-hati. Lucas melihat berkeliling, cukup banyak mobil untuk party keluarga. Sedangkan Cruz masih tetap tertidur di kursi belakang.

" Cruz bangun", Lucas menepuk paha Cruz pelan.

Cruz terbangun dan mengerjapkan matanya. " Di mana Loco? ", Cruz bertanya sambil melihat berkeliling.

" Wait.", jawab Gili sambil berfokus ke hpnya. 

" Loco di dalam. Aku rasa kita langsung masuk saja", Gili membuka seatbeltnya. 

Mereka bertiga berjalan dengan beriringan masuk ke dalam cafe itu. Lukisan besar pemandangan pegunungan menyambut mereka. Hiasan kucing yang tangannya bergoyang di atas meja kasir menarik perhatian Cruz.

Cruz terus memandangi kucing itu sampai Gili membuyarkan lamunannya

" Sejak kapan Ran peduli terhadap pegunungan?",  Gili berkomentar saat melihat sebuah lukisan besar pegunungan di dinding dekat meja kasir.

Cruz dan Lucas sama-sama ikut melihat lukisan itu. Lukisan dengan gambar pegunungan indah, tampak terlihat tenang dan elegan. Cruz terus menatap lukisan itu sampai Gili mendorongnya pelan untuk masuk ke bagian dalam cafe.

Ruangan yang cukup besar itu tampak ramai dengan tamu undangan, sekitar 20-25 orang di sana. Saat Cruz, Lucas dan Gili masuk, sesaat obrolan di dalam ruangan itu terhenti dan mereka berpindah fokus kepada para superstar itu. Lalu beberapa orang mulai menyapa mereka dengan akrab.

Ran dan Cleo menghampiri mereka. Ran bukan seorang selebritis tetapi dia adalah seorang pengusaha. Sedangkan Cleo adalah seorang dokter kandungan. 

Ran, Cruz dan Gili  sudah berteman sejak mereka duduk di bangku SMA. Mereka adalah sahabat lama yang saling mendukung dalam karir masing-masing.

" wah terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang", Ran menjabat tangan ketiga pria yang menarik perhatian itu.

" Kalau kau yang undang, aku pasti datang", Cruz menjawab serius. 

" Aku bahkan membatalkan show ratusan juta untuk datang ke sini. Jadi lebih romantis mana? aku atau Cruz? ", Gili berkelakar.

Ran dan Cleo tertawa bersamaan. 

" Aku menyesal karena kamu kehilangan ratusan juta itu, tapi terima kasih sudah datang ke sini. Nikmati suasana pestanya anggap saja kalian sedang libur ", jawab Ran.

Ran dan Cleo lalu meninggalkan mereka. Loco dan beberapa teman bergabung bersamaCruz, Lucas dan Gili di meja dekat bar. 

Mereka mulai mengobrol, seperti anak muda pada umumnya. Mereka bercerita tentang ini itu dan saling melempar candaan. Keramaian seperti ini yang selalu membuat Cruz melupakan kesepiannya, melupakan studio rekamannya dan melupakan insomnianya.

" Brook tidak datang?", Gili bertanya kepada Ran yang sudah bergabung dengan mereka. 

" Tidak. Tetapi dia ngirim hadiah dan karangan bunga", Ran menjawab lalu menyesap minumannya. 

" Dia lagi nyiapin Album barunya, sibuk banget gila. Terakhir kali aku ke apartemennya dia hanya tidur 2 -3 jam", Loco menambahkan. 

Lucas menggelengkan kepala " pasti berat ".

Cruz terdiam, membayangkan dia selalu seperti itu saat akan membuat album baru. Penuh depresi dan kelelahan. 

Cruz  mengangkat gelasnya lalu menyesap minuman beralkohol itu. Matanya tiba-tiba tertuju ke seberang sofa. Memperhatikan wanita yang sedang mengobrol akrab dengan Cleo. 

Tidak ada perubahan ekspresi pada wajah Cruz saat memperhatikan wanita itu. Sambil mengetuk jari telunjuknya ke bibir gelas Cruz lalu memajukan badannya ke arah Ran. 

" Itu siapa? artis baru? ",Cruz bertanya serius.

" Mana? ", Ran melihat ke arah yang diperhatikan Cruz

" Gadis manis yang sedang tertawa bersama Cleo?", Gili ikut berbicara. 

Cruz kaget dan melihat semua temannya ikut memperhatikan wanita itu. Seperti tau kalau sedang di perhatikan, wanita itu tiba-tiba menoleh dan tersenyum kaku karena semua pria di meja Cruz melihat ke arahnya. Sepertinya dia kebingungan dan salah tingkah.

" ******, kenapa kalian semua pada liatin. Dia jadi salting kan", Cruz sedikit kesal dikerjai teman-temannya.

Mereka lalu tertawa bersamaan. Cruz melihat gadis itu makin salah tingkah karena merasa di tertawakan.

Ran berhenti tertawa " itu sahabat Cleo dari TK. Namanya Noa. Dia lebih memahami Celo dibanding aku, kalau dia cowok mereka pasti sudah nikah", Ran bercanda. 

" Kau suka? Janganlah kasihan ", Loco berkata serius.

" kenapa?", Cruz bertanya.

" Kan kita laki-laki brengsek. Termasuk kau si brengsek ", Loco menambahkan sambil tertawa. Disambut tawa teman-temannya. 

" Bangsat kau ", Cruz menjawab sambil tertawa. Beberapa saat kemudian mata Cruz kembali memperhatikan gadis itu. Dia manis, rambut panjangnya di ikat memperlihatkan lehernya yang jenjang, dia banyak berbicara dan Cleo sepertinya patuh mendengarkan. Caranya bebicara membuat Cruz sama terhipnotisnya seperti Cleo. Sejenak Cruz terpaku padanya sampai dia melihat ke arah Cruz dan menatapnya dengan aneh. Cruz tersenyum dan tentu saja Noa berpaling tanpa balasan senyum sedikitpun.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!