NovelToon NovelToon

Pelayan Hebat Milik Ketua Mafia

BAB 1. Eriko Matshimoto

Teman-teman mohon bantuannya, ya. Baca sampai selesai, lalu kasih like dan komentar. Semoga urusan kalian juga dipermudahkan.

***

BAB 1

"Oujosama! Berhenti!" Beberapa orang laki-laki berbadan tegap berlari mengejar seorang gadis muda yang berlari dengan sangat cepat.

"Tidak, mau!" teriak si gadis semakin kencang larinya. Bahkan dia menubruk beberapa kali orang yang sedang berjalan di trotoar.

"Nona muda. Nona Eriko! Kami mohon berhenti!" teriak mereka saling bersahutan agar gadis yang mereka panggil 'Nona' mau berhenti.

"Enak saja, berhenti. Pastinya, mereka nanti akan membawa paksa aku pulang. Padahal hari ini aku mau membuat kejutan untuk Hideaki kun," gumam Eriko.

     Saat Eriko berlari dia melihat ada seorang nenek-nenek yang hendak menyebrang jalan. Padahal, lampu jalannya sudah berubah. 

"Nenek ... awas!" Eriko menarik tubuh nenek-nenek yang hampir tertabrak mobil. 

     Eriko dan nenek-nenek itu selamat. Keduanya nyaris tertabrak mobil yang melaju dengan sangat kencang.

"Nenek tidak apa-apa? Kenapa nenek malah menyebrang setelah lampu berubah?" tanya Eriko sambil membantu tubuh perempuan renta itu berdiri.

"Nenek melihat ada peri kehidupan di seberang jalan. Jadi, ingin menghampirinya," jawab nenek itu dan membuat Eriko berpikir kalau wanita tua yang sudah berkeriput kulitnya itu agak gila.

"Terima kasih Nona, sudah menyelamatkan nyawa Nenek dari bahaya. Ini sebagai bentuk ucapan terima kasih." Nenek itu memberikan sebuah buku yang covernya sudah sangat lusuh.

     Eriko menerima buku itu. Tangannya membuka lembar demi lembar dari buku yang ternyata itu adalah buku novel yang bercerita tentang seorang mafia. Dia membaca beberapa kata sebagian dari novel itu dan menurutnya cerita itu sangat menarik.

"Nek, terima—. Kemana perginya si nenek?" tanya Eriko sambil mengedarkan arah pandangannya ke segala penjuru arah.

"Akh. Terserah! Yang penting kini aku harus cepat-cepat ke apartemen Hideaki kun." Eriko melanjutkan lagi perjalanannya menuju apartemen laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya selama hampir 3 tahun ini.

***

     Saat Eriko masuk ke dalam apartemen kekasihnya, dia melihat ada sepasang sepatu wanita, yang jelas itu bukan miliknya. Dengan langkah lebar, Eriko berjalan menuju kamar tidur Hideaki. Betapa terkejutnya dia saat membuka pintu kamar dan melihat sepasang manusia sedang tidur sambil berpelukan tanpa busana di atas tempat tidur.

     Eriko menarik kedua kaki wanita itu dengan kasar sampai terjatuh dari kasur. Begitu juga dengan kekasihnya, dia tendang sampai terguling jatuh ke lantai. Kedua orang itu sangat terkejut melihat sosok putri yakuza klan Mashimoto, berdiri dengan bertolak pinggang di hadapan mereka.

"Eriko, kamu jangan marah. Semalam kami mabuk jadi tidak ingat apa-apa," kata wanita yang sudah dia anggap teman baiknya itu.

     Eriko menatap sengit ke arah Hanabi. Tanpa aba-aba Eriko melayangkan tinju pada wajah wanita yang sudah tidur dengan kekasihnya.

"Ini baru pemanasan, Hanabi. Kamu tahu 'kan hukuman bagi seorang pengkhianat?" Eriko menjambak rambut panjang orang yang sering dia ajak bermain dan jalan-jalan bersamanya. Kemudian di benturkan kepala itu pada sisi ranjang milik kekasihnya.

"Sakit ..., ampun, maafkan kami! Kami janji tidak akan melakukan hal ini lagi," ujar Hanabi sambil meraung kesakitan.

     Eriko yang sakit hati karena sudah dikhianati, merasa masa bodoh dengan apa yang dirasakan oleh mantan temannya itu. Dia hanya melampiaskan rasa kekesalan dalam dirinya kepada dua makhluk beda gender ini.

"Dan kau!" Eriko menunjuk Hideaki. Membuat pemuda itu ketakutan. Wajah laki-laki semakin pucat pasi.

"Bersiap-siaplah kehilangan pusaka kebanggaan kamu!" Eriko memberikan tendangan maut ke arah pusat tubuh lelaki yang sudah selingkuh dan mengkhianatinya.

"Awww ...! Sakit!" erang Hideaki sambil berguling-guling di lantai dengan memegangi benda yang baru saja mendapat tendangan keras.

"Rasakan! Mulai saat ini hubungan kita putus. Jangan pernah tunjukkan diri kalian lagi di hadapan aku!" teriak Eriko dengan suara yang menggelegar memenuhi kamar Hideaki.

***

Eriko memang garang. Bagaimana hubungan mereka kedepannya, ya? Yuk lanjut baca ke bab berikutnya.

Bab 2. Novel Mafia

Teman-teman mohon bantuannya, ya. Baca sampai selesai, lalu jangan lupa kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan.

***

Bab 2

     Penghianatan kekasih dan sahabatnya membuat Eriko kecewa dan sakit hati. Dia sudah menganggap keduanya adalah orang yang sangat berarti baginya. Namun, kasih sayang dia dibalas dengan penghianatan yang kejam.

     Eriko menangis sesenggukan di dalam kamarnya. Kamar tidur yang biasa rapi, kini terlihat berantakan dengan sampah tisu yang berceceran. Pigura-pigura foto yang pecah kacanya karena dia banting semua pajangan yang menampilkan sosok Hideaki dan Hanabi.

     Eriko tidak menyangka kalau dua orang yang berarti dalam hidupnya akan mengkhianati dirinya. Padahal selama ini dia selalu memberikan dan mengabulkan keinginan teman dan kekasihnya itu.

     Awalnya dia tidak percaya saat salah seorang anak buah klan Mashimoto, memberi tahu kalau Hanabi dan Hideaki itu berselingkuh di belakang dia. Namun, hari ini dengan mata kepala sendiri, dia menyaksikan semuanya.

     Saat malam hari ketika sudah gelap dan sepi, Eriko masih diam mematung. Dia merasa ada sesuatu yang janggal pada tasnya. Terlihat ada seberkas cahaya memancar di dalam sana. Maka, dengan langkah gontai Eriko berjalan menuju meja belajarnya. Dilihatnya buku pemberian nenek-nenek yang ditolongnya tadi memancarkan cahaya dalam kegelapan. Dia pun kemudian menyalakan lampu meja belajar dan membaca novel itu.

"Mafia nomer satu." Eriko membaca judul novel itu.

     Novel itu menceritakan kisah seorang laki-laki yang mencari kebenaran dibalik kematian orang tuanya. Hanya dengan menjadi seorang mafia dan terjun di dunia hitam, dia bisa menemukan pembunuh yang sebenarnya.

     Cerita novel itu bagi Eriko sungguh menarik. Sampai tidak sadar kalau dia membaca sampai matahari terbit. Padahal novelnya belum selesai dia baca semua.

"Gawat! Sudah pagi dan aku belum tidur. Hari ini juga ada ujian matematika dan sejarah. Bagaimana ini?"

     Eriko pun beranjak untuk pergi mandi, tetapi sebelum itu dia memasukkan buku novelnya ke dalam tas. Dia berniat melanjutkan sisanya nanti di sekolah.

***

     Eriko pergi ke sekolah dengan mata yang terkantuk-kantuk karena belum tidur. Dia berjalan dengan terseok-seok menahan beban tubuhnya yang terasa lemas.

Tiiiinnnn!

Brak!

    Saat dia hendak menyebrang ada mobil yang melaju kencang dan menabrak tubuh Eriko. Tubuhnya terpental dan berguling beberapa meter di jalanan beraspal. Membuat kepala Eriko mengeluarkan banyak darah dan tubuh dipenuhi lecet dan tulang-tulang di badannya terasa remuk.

     Dalam keadaan yang nyaris hilang kesadaran, dia melihat mobil yang menabraknya itu kabur. Namun, dia masih bisa melihat nomor plat mobilnya. Itu adalah mobil milik ayahnya Hanabi.

"Brengsek kau, Hanabi! Aku nggak akan pernah memaafkan kamu," kata Eriko dengan menahan rasa sakit.

     Eriko memalingkan mukanya dan dia melihat tas sekolah yang isinya berhamburan keluar. Buku novel yang tadi dia simpan di dalam tas, kini tergeletak di hadapannya.

'Padahal aku belum selesai membacanya. Apakah Victor akan hidup bahagia atau mati?' batin Eriko.

     Kini semuanya terasa gelap bagi Eriko. Begitu juga dengan pendengarnya terdengar hening. 'Apa aku akan mati saat ini juga? Aku tidak terima, jika harus mati sekarang sedangkan orang-orang yang menyakitiku masih hidup berkeliaran dengan bebas.'

     Terlihat ada cahaya putih di depan mata Eriko. Dia berjalan ke arah sana. Silau. Itu yang dia rasakan saat mendekati cahaya putih itu. Kemudian, cahaya itu menyelimuti tubuhnya. Eriko melihat tubuhnya juga bercahaya. 'Apa ini alam setelah kematian?'

     Eriko merasakan tubuhnya terhisap oleh suatu kekuatan yang sangat besar. "Apa ini?"

"Siapa saja tolong aku!" teriak Eriko. Dia merasa menyesal sudah berjalan ke arah cahaya tadi.

***

Apa yang akan terjadi kepada Eriko? Ikuti terus kelanjutannya!

Bab 3. Masuk ke Dunia Novel

Teman-teman mohon bantuannya, ya. Baca sampai selesai, lalu kasih like dan komentar. Semoga hari kalian bahagia.

***

BAB 3

"Ada mayat! Tolong ada mayat!" teriak seorang laki-laki bertubuh kurus. Suara teriakan itu memancing orang-orang berdatangan.

"Cepat tarik mayat itu!" titah orang yang baru datang kepada teman yang ikut bersama dengannya. Lalu, orang itu pun menceburkan dirinya ke danau di mana mayat itu mengambang.

'Mayat? Benar, aku ini sudah mati,' kata Eriko dalam hati.

"Dia masih hidup! Masih terasa denyut nadinya," kata orang yang menarik mayat itu dari tengah danau.

'Aku masih hidup? Oh, ternyata Dewa masih sayang sama aku,' kata Eriko masih dalam hatinya.

***

     Suasana remang-remang itu yang dilihat saat Eriko membuka matanya. Dia mengedarkan penglihatannya itu ke setiap sudut ruangan di mana dia berada sekarang.

'Ini di mana?' tanyanya dalam hati. Dia pun bangun dari tempat tidurnya. Ruangan yang terasa sangat asing. Barang-barang yang terlihat sangat kuno modelnya.

'Ini rumah siapa? Barang-barang di sini sudah ketinggalan zaman. Apa ini? Jam weker mirip punya Ojisan. Sungguh-sungguh seperti berada di zaman kakek masih muda,' rancu Eriko dalam hatinya.

     Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Menampakan seorang dengan seragam pelayan. Dia menjatuhkan nampan yang sedang dipegang olehnya. Membuat bunyi yang memekakkan telinga. Semua yang ada di nampan itu jatuh berserakan di lantai. 

"Ya Tuhan! Agatha, akhirnya kamu bangun juga setelah hampir tiga hari tidak sadarkan diri." Pelayan itu berlari dan langsung memeluk Eriko.

'Agatha?' bisiknya dalam hati.

"Enrique pasti senang melihat kamu sudah sadar," kata pelayan itu lagi.

     Kemudian terlihat seorang laki-laki berpakaian seperti pelayan juga, memasuki ruang itu. Dia memeluk tubuhnya dan berseru, "Agatha! Akhirnya kamu bangun juga, Sayang. Carlota, kenapa kamu tidak memberitahuku kalau Agatha sudah sadar?"

'Agatha? Enrique? Carlota? Siapa mereka? Kenapa nama-nama ini terasa tidak asing bagiku?' Eriko bertanya-tanya dalam hatinya.

"Ma–Maaf, ka–kalian siapa?" Eriko merasa ada yang aneh dengan suaranya. 

'Ini seperti bukan suara aku,' katanya dalam hati.

"Kamu ini bicara apa Agatha! Apa setelah kamu mencoba bunuh diri di danau, sekarang kamu hilang ingatan?" tanya perempuan yang dipanggil dengan nama Carlota tadi.

"Sayang, apa kamu lupa sama aku, kekasih kamu sendiri?" Enrique memegang bahu Agatha.

"Bisa gawat kalau kamu sampai kehilangan ingatan. Nanti Tuan Victor Aldemo akan marah!" pekik Carlota.

'Victor Aldemo? Agatha? Enrique? Kekasih? Akh ...! Itu, 'kan nama-nama yang muncul di novel Mafia no.1 yang aku baca kemarin.'

     Eriko ingin sekali bertanya. Namun, saat dia melirikan matanya ke arah cermin dia melihat seorang wanita berambut pirang kusam dengan wajah pucat dan berjerawat.

'Mereka bilang aku ini Agatha. Bukanya tokoh Agatha itu nantinya akan mati dibunuh oleh majikannya karena diduga mata-mata!' Eriko bermonolog dalam hatinya.

"Sebaiknya kamu segera bersiap-siap dan kerjakan tugas kamu. Membersihkan semua ruangan di lantai dua dan tiga sebelum Tuan Victor pulang!" titah Carlota sambil membangunkan tubuh Agatha.

***

     Agatha pun membersihkan semua ruangan di lantai dua dan tiga dengan cepat. Sudah kebiasaan orang Jepang kalau melakukan sesuatu itu dengan cepat dan sungguh-sungguh.

"Agatha, kamu sudah sehat?" tanya laki-laki paruh baya seperti kepala pelayan.

     Eriko kini sudah tahu kalau dirinya merasuki pelayan bernama Agatha. Dia juga tahu kalau laki-laki yang berdiri di depannya ini adalah kepala pelayan bernama Alonso.

"Iya, Tuan Alonso. Aku juga baru saja menyelesaikan tugas aku membersihkan lantai dua dan tiga ini," jawab Agatha.

"Sejak kapan tugas kamu berubah menjadi pelayan yang membersihkan ruangan. Tugas kamu itu di dapur membantu para koki memasak dan menyediakan bahan-bahan masakan," kata Kepala Pelayan Alonso.

'Apa? Jadi, si Agatha ini selalu ditindas! Aku tidak terima. Apalagi akhir kisah hidupnya juga menderita. Ternyata tokoh tidak pernah hidup bahagia,' kata Eriko dalam hati.

"Ma–Maaf Tuan Alonso, tadi aku di suruh oleh Carlota untuk mengerjakan semua pekerjaan ini," adu Agatha.

"Apa? Ini 'kan tugas dia!" Suara Alonso memekakkan telinga Agatha.

'Sialan kamu, Carlota. Tunggu pembalasan aku!' Eriko berteriak dengan penuh emosi dalam hatinya.

***

Apa yang akan dilakukan oleh Agatha kepada Carlota? Tunggu kelanjutannya, ya!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!