NovelToon NovelToon

Aku Punya Papa

Surat Perceraian

BRAAAKKKKKK....!

Semua orang yang tengah berkumpul di ruang keluarga begitu kaget saat mendengar meja di gebrak dengan begitu keras oleh Bryan yang belum genap 24jam menjadi suami sah Zara.

"Katakan! siapa badjingan itu Zara!" Teriak Bryan menatap tajam berapi api pada Zara yang hanya menunduk dan menangis karena takut.

Zara dan Brtan pagi tadi melangsungkan akad nikah di kediaman keluarga Zara. Acara itu awalnya berjalan dengan lancar sampai akad nikah itu selesai dan mereka sah menjadi sepasang suami isteri. Namun saat resepsi di gelar, kondisi menjadi buruk. Lebih tepatnya seseorang dari masa lalu Zara hadir di acara itu untuk memberikan ucapan selamat.

Iya,, Dia adalah Angga Dermawan, Pria yang begitu Zara cintai, bahkan sampai detik hari ini Zara masih mencintainya. Tidak ada yang tau kedekatan mereka selain Dinda, Dika dan kedua teman Angga saja selama ini. Namun mereka harus berpisah karena Zara sudah di jodohkan oleh seorang anak dari teman baik bapaknya Zara di desa. Dan keluarga Bryan banyak membantu membiayai kuliah Zara tanpa di ketahui Zara dan baru tau setelah keluarga Bryan datang melamarnya.

Setelah Angga mengucapkan selamat, ia pun langsung pamit pulang dan akan kembali ke kota. Sepergi nya Angga, Zara langsung ambruk pingsan saat acara resepsi pernikahan masih berlangsung. Semua keluarga panik dan membawa Zara masuk ke dalam rumah.

Seiring berjalannya waktu yang terus beranjak siang, tamu undangan juga sudah pulang, tinggallah keluarga saja yang berada di rumah itu sambil menunggu Zara yang sedang di periksa oleh dokter. Tak lama pintu kamar pengantin terbuka dan seorang dokter perempuan keluar dari sana

"Dok, bagaimana kondisi isteri saya?" tanya Bryan pada Dokter

"Kondisinya sangat lemah, tekanan darahnya juga rendah. Saya sudah memasang infus, mungkin sebentar lagi dia akan sadar. Saya lihat dia terlihat sangat stress, dan ini tidak baik untuk janinnya" ucap dokter

"Janin??" Semua orang terlihat begitu kaget saat dokter mengatakan 'Janin'

"Janin Dok?!" tanya Brian sekali lagi

"Iya, janin. Isteri anda sedang hamil, dan perkiraan saya sudah 3 bulan" Jawab Dokter jadi terlihat bingung. Jelas dia sangat tau jika Zara hamil, karena dia melihat sendiri perut Zara sedikit membuncit dan dokter itu sudah berpengalaman, tau mana perut yang dasarnya buncit dengan perut besar karena hamil.

Semua orang terkejut bukan main, ini benar benar sebuah pukulan besar yang menghantam keluarga Zara. Mereka sangat malu pada besannya, bagaimana bisa putrinya itu hamil tanpa sepengetahuan mereka. Sedangkan keluarga Bryan merasa mereka di bohongi oleh keluarga Zara. Setelah Dokter menyarankan pada mereka untuk memeriksakan kondisi kehamilan Zara, Dokter pamit pada keluarga itu.

"Mas Bagas! jelaskan pada kami, kenapa bisa begini hah?!" Sarkas bapaknya Bryan

"Aku,, aku juga tidak tau mas Danang. Selama ini Zara tidak pernah cerita apapun pada kami" Jawab pak Bagas

"Cih! kalian pikir kami akan percaya begitu saja?! kalian pikir kami bisa di bodohi?! anak sudah bunting tapi masih dinikahkan dengan orang lain!" ucap ibunya Bryan

"Cukup ma! pa! kita tunggu penjelasan dari Zara!" Ucap Bryan yang sudah menahan emosinya. Dia yang emosian sudah akan meledak saja. Bryan benar benar tidak bisa menerima atas apa yang terjadi saat ini. Sedangkan keluarga Zara merasa sangat malu, benar benar malu karena bisa sampai kecolongan begini.

"Anak itu benar benar membuat malu keluarga!" Ucap Bapaknya Zara.

Semua orang sibuk dengan pikiran masing masing, menerka nerka namun mereka tidak tau siapa pria yang dekat dengan Zara. Bahkan Brian yang menyuruh orang untuk memata matai Zara pun tidak tau siapa saja yang dekat dengan zara. Karena memang dulu saat menjalin hubungan dekat, Angga dan Zara terlihat biasa saja jika didepan umum. Sedang jika keduanya hanya berdua, kadang Zara lebih dulu yang mendekat atau sebaliknya. Memiliki perasaan namun tetap tidak ingin diungkapkan karena Angga ingin Zara Fokus pada kuliahnya. Beberapa menit kemudian, Zara sadar dan melihat sang ibu duduk di sampingnya

"Ibu,, Zara kenapa disini?" tanya Zara merasa pusing dan sakit di tangannya karena tusukan jarum infus

"Kamu tadi pingsan. Bagaimana kondisimu sekarang? apa masih pusing?" Tanya ibunya Zara

"Sedikit. Aku sudah gak papa bu" Jawab Zara. Lalu Zara duduk di bantu sang ibu

"Ibu boleh tanya,," Ucap ibu

"Iya" Jawab Zara

"Siapa ayah dari bayi yang kamu kandung sekarang?" Tanya Ibu

Deg!

Sepandai padanya zara menyembunyikan semuanya, pada akhirnya ketahuan juga.

"Zara tidak tau bu" jawab Zara

"Tidak tau? bagaimana bisa kamu tidak tau? apa kamu di lecehkan?!" tanya Ibu

Tidak ada pilihan lain, Zara mengangguk saja dan ibu terlihat syok

"Bawa Dia keluar bu!" Ucap bapaknya Zara saat membuka pintu kamar Zara dan melihat Zara sudah sadar, Lalu ibu Beranjak dan membantu Zara untuk keluar dari kamar

"Semua sudah tau ya bu?" tanya Zara

"Ya, semua sudah tau. dan kamu harus menjelaskan semuanya!" jawab ibu

"Aku sudah menolaknya dari awal, tapi kalian tetap memaksaku untuk menikah!" sahut Zara. Ibu tidak menjawab lagi karena mereka sudah keluar dan melihat wajah wajah tak ramah sedang tertuju pada Zara. Lalu ibu membimbing Zara untuk duduk.

"Zara, cepat katakan siapa lelaki yang sudah menghamili mu!" Bryan yang sudah tidak bisa menahan emosinya pun langsung meledak ledak

"Aku tidak tau" Jawab Zara

"Tidak tau?!" Bryan memaki Zara

BRAAAAKKKKKKKK

Bryan menggebrak meja dan membuat semua orang begitu kaget, termasuk Zara.

"Bagaimana bisa kamu gak tau hah?! apa kamu buta?! apa kamu amnesia?! sampai tidak mengingat pria badjingan itu!" Sarkas Bryan.

Zara semakin tidak suka dengan Bryan, selain pemaksa, dia pun tempramen, dan juga kasar.

"Aku bilang, aku tidak tau! jangan paksa aku untuk mengingatnya!" Jawab Zara

"Apa kamu di leceehkan?" tanya bapak Zara dan Zara langsung mengangguk.

"Aarrrgghhh!" Bryan berteriak geram

"Kami benar benar kecewa !" Ucap bapaknya Bryan

"Sekarang kamu pilih saja, tetap mempertahankan bayi itu atau kau ku ceraikan?!" Sarkas Bryan

Deg!

Semua orang terdiam, Zara menatap Bryan tanpa merasa takut sedikitpun

"Aku tidak akan pernah membunuh darah daging ku sendiri!" Jawab Zara dengan sorot mata tajam

"Hari ini juga kau ku ceraikan Zara! aku tidak sudi menjadi ayah dari bayi yang kau kandung! enak saja kau lempar tanggung jawab padaku, jelas kau sudah mengandung anak orang lain!" ucap Bryan

"Ya! ceraikan aku! aku tidak masalah!" Jawab Zara

"Mas Bagas! kami minta kembalikan semua mahar dan uang yang sudah kami keluarga untuk kuliah Zara! percuma saja kami selama ini membantu kalian, tapi apa yang kami dapat?! hanya kekecewaan!" ucap mama Bryan

Deg

Deg

Deg

Pak Bagas seperti dihujam belati tajam bertubi tubi. Dari mana dia bisa mengembalikan semuanya ? Tidak ada pilihan lagi, Pak Bagas mengembalikan mahar yang ada beserta sertifikat ladang dan memberikan pada bapaknya Brian.

"Kami rasa ini cukup untuk mengembalikan uang yang di pakai Zara" ucap pak Bagas

Pak Danang mengambil sertifikat, sedang istrinya mengambil uang, dan perhiasan mahal yang di jadikan mahar pernikahan Zara dan Brian.

"Ayo Bryan, kita pulang ! segera kau urus surat perceraian mu!" Ucap pak Danang.

Kemudian Bryan dan keluarganya pergi meninggalkan keluarga Zara.

"Ini kan yang kau mau Ra?! ini kan?! membuat malu bapak dan ibumu!" ucap pak Bagas

"Bapak benar benar kecewa sama kamu!" ucapnya lagi dan Zara tertunduk dengan menangis

"Zara,, sudah katakan berulang kali, Zara tidak mau menikah dengan Bryan. Tapi bapak terus memaksa Zara" jawab Zara

"Ini hasil kau sekolah tinggi di kota?! menjadi seorang dokter di rumah sakit, tapi kelakuan minus! mencoreng nama baik keluarga! bapak merasa gagal mendidik kamu! Sekarang lebih baik kamu pergi dari rumah ini! dan jangan pernah berani muncul lagi di hadapan bapak!" Ucap pak Bagas dengan penuh kekecewaan

"Tapi pak, Zara sedang hamil" ucap ibu Zara merasa kasihan pada putrinya

"Biarkan dia pergi bu! dia hanya membuat kita malu!" jawab Pak Bagas yang kemudian pergi dari ruang keluarga.

...**...

Sejak saat itu, Zara tinggal sendiri di kota tanpa sanak dan keluarga. Dia mengontrak di sebuah rumah kecil tanpa membawa barang barang berharga milik keluarganya. Setelah pindah ke kota, Zara bekerja menjadi dokter umum di salah satu rumah sakit swasta, dia terus bekerja banting tulang dan menabung untuk persiapan kelahiran putranya nanti.

Zara mengakui jika yang dilakukan dulu salah dan dosa besar.Tapi disaat itu dia hanyalah gadis muda yang sedang labil labilnya, tertekan karena paksaan orang tua hingga Zara mengambil jalan terburuk daripada dia menyerahkan dirinya pada pria yang tidak di cintai nya.

Hati kecilnya sangat merindukan keluarga. Namun Zara takut jika dia pulang, keluarganya masih belum bisa menerima Zara karena kesalahannya di masa lalu. Zara menghadapi hidupnya yang sulit dengan tetap semangat, Harapannya hanya satu, dia ingin hidup bahagia bersama putranya Rangga Nugraha yang kini usianya sudah beranjak 3 tahun.

"Aku sudah berjanji padanya, untuk tidak meminta pertanggung jawaban jika aku hamil" Zara.

Kisah Zara dan putranya dimulai dari sini,,,

.

.

.

Hay gaesss

Ini Novelnya Zara dan Angga yah, sengaja Uni buat sudah versi Dewasa saja. Tapi nanti di dalam cerita akan ada cerita mereka di masa lalu. Yang rindu Zara dan Angga jangan lupa ikutin Novel ini sampai selesai yah. Tekan ❤️ biar kamu selalu dapet Notif setiap updatenya😍 Lopeyuuu sekebon gaesss 😘

Ibu Tunggal

"Rangga,, Mama kerja dulu yah,,, Nanti setelah kerjaan mama selesai, mama jemput Rangga lagi kayak biasa ya sayang. Hari ini mama akan ajak Rangga ke panti, kita akan bagikan hadiah untuk mereka" Zara mengusap pucuk kepala bocah tampan berusia 3 tahun yang tak lain adalah putra semata wayangnya, Rangga.

"Iya ma" Jawab Rangga dengan tersenyum ceria

Cup!

Satu kecupan sayang, Rangga berikan untuk sang mama

"Love you sayang" ucap Zara menatap bocah tampan itu dengan penuh cinta.

"Lope yu too" jawab Rangga dengan tersenyum

"Baiklah, ayo masuk kedalam" Zara membuka pintu tempat penitipan anak, kemudian Rangga masuk kedalam dan di sambut oleh pegawai di tempat itu

"Miss Dian, Saya nitip Rangga ya" Zara tersenyum ramah pada pegawai di tempat penitipan anak itu

"Iya bu Dokter , siap" jawab Miss Dian

"Daa sayang,,, Assalamualaikum" ucap Zara

"Wa'alaikumsalam" jawab Rangga dan Miss Dian bersamaan. Lalu Zara menaiki motornya dan segera menuju ke rumah Sakit swasta tepatnya bekerja.

Dokter Zara, adalah seorang dokter yang terkenal ramah kepada siapa saja, dia begitu sederhana, ceria, dan terlihat sangat mandiri dan tangguh. Statusnya sebagai singel parent bukan rahasia umum lagi bagi semua pegawai yang ada dirumah sakit itu, mereka sudah tau karena pernah sekali Dokter Zara mengajak putra tampannya itu ke rumah sakit ketika sakit.

Menjadi ibu tunggal bukanlah perkara yang mudah, apalagi usia masih terbilang sangat muda. Diusianya yang baru menginjak 25 tahun, dia sudah menyandang status janda beranak 1. Namun demikian, dokter Zara tetap semangat menjalani kehidupannya bersama Rangga putranya. Fokus dokter Zara saat ini adalah merawat Rangga dan membuatnya terus bahagia.

Sedang untuk masalah asmaranya sendiri, Dia masih enggan membuka diri dan hati. Hatinya masih terkunci rapat belum bisa membuka untuk cinta yang baru, meski tidak di pungkiri banyak di kalangan dokter, terutama yang masih singel dan bekerja di tempat yang sama dengannya berusaha mendekat, namun Dokter Zara sepertinya yang ingin menjauh.

Dokter Zara bukan seperti dulu, banyak perubahan yang terjadi semenjak dia bercerai dan memiliki anak. Dari pemikiran sudah jauh lebih dewasa, dan dari segi penampilan juga bukan lagi seperti remaja. Zara sudah terlihat seperti wanita Dewasa, badannya yang dulu kurus dan mungil kini sudah berubah lebih berisi setelah melahirkan Rangga. Namun semakin bertambah usia, wajahnya semakin terlihat cantik berseri. Dulu dia tidak berhijab, sekarang dia sudah menutup auratnya dengan sempurna, dia sudah meniatkan dalam hati untuk memperbaiki diri, menebus dosa yang pernah dia perbuat, bukan hanya penampilannya saja yang berubah, namun juga akhlaknya.

Hari ini seperi biasa, Dokter Zara berangkat ke rumah sakit menggunakan motor matic kesayangannya yang dia beli dari gaji pertamanya. Dulu dia punya mobil kesayangan, namun mobil itu sudah di kembalikan pada orang tuanya. Yang biasanya seorang dokter datang ke rumah sakit dengan menaiki mobil, namun tidak bagi Dokter Zara. Dia hanya menaiki motor ketika pergi kemana saja. Dokter Zara juga terlihat biasa saja, dan sama sekali tidak merasa malu.

"Pagi Dokter Zara" Sapa pak Scurity saat Zara memarkirkan motornya

"Pagi pak,,," Jawab Zara dengan tersenyum lalu melepas helmnya.

"Sudah sarapan pak?" tanya Zara

"Sudah ngopi aja dok tadi sama makan gorengan,,," jawabnya

"Jangan banyak makan gorengan pak, nanti kolesterol hehe... ini mau roti?" Zara menawarkan roti yang dia bawa

"Wah,, mau Dok,, lumayan buat ganjel perut sampai makan siang" jawabnya, Zara tersenyum lalu memberikan dua roti yang dia bawa padanya

"Makasih ya bu dokter" ucap pak Scurity

"Sama sama pak, saya masuk dulu " Ucap Zara

"Selamat bekerja" Ucap pak Scurity dan Zara mengangguk lalu berjalan menuju ke ruang prakteknya. Jadwal dokter Zara hari ini adalah sebagai dokter jaga di ruang IGD. Saat dia masuk, para suster yang melihatnya pun menyapa dokter Zara dengan sopan.

"Pagi Dokter"

"Pagi, apa ada pasien pagi ini?"

"Tadi mobil ambulance keluar, mungkin ada pasien tapi ,,,"

Belum selesai suster menjawab, terdengar sirine ambulance memasuki area rumah sakit dan berhenti di depan ruang IGD

"Cepat buka pintunya!" ucap Dokter Zara

Suster langsung membuka pintu lalu mereka melihat seseorang dengan luka berdarah darah, lalu mereka membawa masuk pasien itu dan segera mengambil tindakan.

"Apa yang terjadi?" tanya Zara sambil memeriksa kondisi pasiennya

"Korban pertikaian keluarga dok katanya. lihat saja tangannya banyak sekali luka terkena sajam" jawabnya

"Oh ya ampun,, ini lukanya cukup dalam kita harus segera bertindak Dan sepertinya dia sudah banyak mengeluarkan darah, kita harus melakukan transfusi darah" ucap Zara.

"Baik dok" jawabnya

Dokter Zara di bantu suster segera melakukan tindakan pada pasien itu, beruntung pasien itu segera di bawa kerumah sakit, jika terlambat sedikit, ntah apa yang akan terjadi.

Setelah beberapa menit menyelesaikan tugasnya, Zara melihat kondisi pasien sudah mulai stabil dan luka luka juga sudah di jahit dan diobati, lalu Dokter zara akan keluar untuk menemui keluarga pasien dan memberitahukan kondisinya.

Setelah memberi tahu pada keluarga pasien, Zara mengizinkan pasien untuk di pindahkan ke ruang rawat inap. Setelah itu Zara duduk di ruang kerjanya.

"Dokter Zara,,"

"Meri, ada apa?" Ucap Zara melihat seorang suster menghampirinya

"Ini,, ada titipan dari dokter Louis," suster meri memberikan paperbag berwarna biru langit itu pada Zara

"Dokter louis?" Zara mengambil paperbag itu dan melihat isinya.

Bukan sekali ini Zara mendapatkan bunga ataupun bingkisan berisi makanan. Zara melihat paperbag itu berisi cookies yang di bungkus dengan begitu cantik. Ada selembar kartu ucapan di dalamnya

^^^Cookies ini untuk Rangga dan Dokter Zara, semoga suka ya :)^^^

"Permisi dok,," Lalu Meri pamit keluar

"Suster Meri,,," panggil Zara

"Iya dok?" tanya Meri

"Ini, makannya bersama yang lain. Aku berikan untuk kalian" ucap Zara

"Hah?! beneran dok?" tanya Meri

"Iya,, ambil saja dan bagikan pada yang mau memakannya" ucap Zara

"Baik dok, terima kasih" ucap Meri mengambil paperbag itu lagi dan membawanya keluar. Lalu Zara membuang kartu ucapan itu ke dalam kotak sampah dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Aku tidak pernah memberikan harapan padanya, kenapa dia terus mengejar ku?! Aku harus temui dan bicara padanya setelah ini!" ucap Zara

.

.

.

.

Dokter Zara banyak yang naksir, sebelum ketemu bapaknya Rangga😅 Bapak mya rangga masih di sembunyikan uni, belum saatnya muncul 🤭

Kamu yang kuat yah,,

Jam tugas Dokter Zara sudah selesai, setelah membereskan barang barangnya, Dokter Zara berencana untuk menemui Dokter louis sebelum pulang. Tidak membutuhkan waktu yang lama Dokter Zara sudah berada di depan ruangan dokter tampan itu.

"Apa doker Louis ada?" tanya Zara pada suster yang membantu dokter tampan itu

"Ada dokter, " Suster memberitahu Dokter louis jika ada dokter Zara ingin menemuinya. Dokter louis pun terlihat sangat senang dan langsung menyuruh dokter Zara untuk masuk

"silahkan masuk" ucapnya mempersilahkan Dokter Zara masuk ke ruangan anak pimpinan rumah sakit itu. Kemudian Zara masuk dan menyapa dokter louis

"Selamat siang Dokter" ucap Zara

Dokter Louis tersenyum manis, dan mempersilahkan Zara duduk

"Ada yang bisa saya bantu dokter Zara?" ucap Dokter louis , senyum manisnya seolah tidak sedikitpun memudar ketika melihat dokter cantik di depannya

" Begini dokter,, sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih atas perhatian dokter kepada saya. Tapi,, maaf sekali dokter, saya tidak bisa menerima itu semua. Saya tidak enak dengan yang lain,,," ucap Zara belum selesai

"Tidak perlu memikirkan omongan orang lain dokter Zara, saya hanya ingin memberi perhatian pada dokter, karena saya ingin dekat dengan dokter zara dan Rangga" jawab dokter Louis

"Maaf dokter, saya tidak bisa menerima itu semua. Saya hanya menganggap dokter rekan kerja sama seperti yang lainnya. Dokter terlalu sempurna untuk saya, lebih baik dokter mencari wanita yang sama sempurnanya seperti dokter. Dan maaf, tadi makanan yang dokter berikan saya kasihkan pada suster suster yang membantu saja di ruang IGD. Karena saya sedang mengurangi makanan manis. Sekali lagi saya minta maaf ya dokter. Saya permisi dulu" ucap Zara yang tidak mau berlama lama berada di ruangan dokter Louis. Yang ada akan tersebar gosip di kalangan pegawai rumah sakit.

Dokter louis mencerna setiap ucapan dokter Zara, dia diam dan menatap kepergian dokter cantik itu dari ruangannya, setelah tak terlihat lagi, dokter itu baru tersadar

"Ternyata benar, tidak mudah mendapatkan hati janda cantik itu. Bahkan baru akan mendekat saja aku sudah di warning agar menjauh. Apa harusnya aku pantang menyerah? atau lebih baik aku tetap maju tak gentar? tapi kalau dia tetap menolak ku bagaimana? " Dokter louis bergumam sendiri.

Zara melangkahkan kakinya menuju ke parkiran, dia mengambil motornya dan akan menjemput putra kesayangannya di tempat penitipan anak. Rencana siang ini dia akan mengajak Rangga untuk ke panti asuhan bersama Dinda dan anak anaknya. Mereka sudah janjian bertemu setelah zuhur nanti.

Beberapa menit menempuh perjalanan, Zara sudah sampai di tempat tujuan, Lalu Zara turun dari motor dan menjemput Rangga putranya.

"Mama,,," Rangga berlarian saat melihat Zara masuk kedalam penitipan anak

"Rangga,,, ayo kita pulang" ajak Zara

Kemudian Zara pamit pulang bersama Rangga kepada pegawai di tempat itu. Sepanjang perjalanan pulang, Zara mendengarkan Rangga yang terus bercerita. Anak cerdas itu menceritakan aktivitas apa saja yang dia lakukan saat di tempat penitipan itu.

"Ma, kita jadi ke panti?" tanya Rangga

"Iya sayang, tapi kita makan siang dulu dirumah, sholat baru deh kita berangkat " ucap Zara

"Yey,, ceneng deh bakal ketemu abang fatih, Abyan, dan Jahmin" celoteh Rangga tak henti

"Iya,, mereka juga akan ikut" jawab Zara.

Motor Zara sampai juga di sebuah rumah kecil, minimalis yang sudah 3 tahun ini dia tempati bersama Rangga. Kemudian mereka turun dan masuk kedalam rumah.

Zara dan Rangga makan siang bersama, anak tampan itu tidak pilih pilih makanan, dia akan makan apapun yang disiapkan oleh sang mama. Selesai makan siang, Zara mengajak Rangga untuk sholat dan setelah itu mereka bersiap siap akan pergi ke panti asuhan. Setelah semuanya siap, Keduanya langsung menuju ke panti asuhan yang akan mereka datangi.

Sementara itu, dari tempat lain, Dinda, Dika bersama anak anak mereka, Fatih, Abyan dan Jasmin juga sudah bergerak menuju panti asuhan yang sama. Anak anak mereka juga terlihat begitu senang saat dia ajak bertemu dengan Rangga.

Zara dan Rangga lebih dulu sampai di panti asuhan. Sampainya keduanya langsung di sambut oleh anak anak panti. Rangga terlihat senang karena disana banyak anak anak seusia dengannya. Saat sedang berbincang bincang di teras, mobil Dika terlihat memasuki halaman panti asuhan itu

"Ma,, itu Meleka" ucap Rangga menunjuk mobil hitam yang berhenti di depan panti.

Begitu pintu mobil terbuka, anak anak yang berada di dalam langsung berhambur keluar dan menghampiri mereka

"Rangga,,,," Abyan bersorak gembira saat melihat Rangga, Bocah kecil itu cukup akrab jika saling bertemu, hingga tak segan Abyan langsung memeluk rangga

"Kak Abyan,,," Rangga membalas pelukan Abyan dan semua orang tersenyum

"Pak tolong bantu saya mengeluarkan barang barang di dalam mobil" ucap Dika meminta orang dewasa yang ada di panti itu untuk mengeluarkan barang barang yang mereka siapkan untuk hadiah anak panti.

"Kak Dinda,," panggil Zara

"Zara,," Sapa Dinda Mereka saling memeluk dan tersenyum bersaman

"Maaf ya kami sedikit telat" ucap Dinda

"Gak papa, kami juga belum lama sampai" jawab Zara

"Semuanya sudah di beli kan? gak ada yang tertinggal?" tanya zara

"Aman,," jawab Dinda

"Alhamdulillah kalau gitu,, ayo masuk ke dalam, tadi ibu panti sudah mengajak kita masuk" ucap Zara

Kemudian mereka masuk bersama anak anak juga. Jasmin si bungsu yang terlihat malu malu, sedang anak laki laki mereka tampak berani dan duduk bersama anak anak panti lainnya.

Setelah menyerahkan hadiah dan bantuan untuk anak anak panti, mereka pun membiarkan anak anak membaur dan bermain bersama di halaman. Sedang orang tua hanya mengawasi dari jauh anak anak mereka yang sedang bermain.

"Mereka terlihat sangat senang yah" ucap ibu panti

"Iya, ibu benar" sahut Zara

"Ibu tinggal sebentar ya, mau ke toilet" Ibu panti pun pamit ke belakang, sedangkan Dinda dan Zara masih duduk di teras. Di lain tempat Dika dan bapak panti ke halaman samping untuk melihat kerusakan di dinding samping bangunan itu.

"Ra,,"

"Ada apa kak Din?"

"Aku perhatiin, Rangga itu semakin besar kok semakin mirip,,,, Angga ya Ra,," Ucap Dinda masih memerhatikan Rangga yang tengah bermain bola bersama abyan

Deg!

"Iya apa kak? darimana nya? jelas Rangga itu mirip Zara. Kata orang dulu, anak laki laki pasti mirip ibunya" kilah nya untuk menutupi kebenaran yang ada

"Hahaa,, malah aku bilang gak ada mirip miripnya sama kamu. Sama kayak aku, dua anak tapi semua mirip ayahnya" kekeh Dinda

"Hehe iya yah,, kalau dilihat lihat gitu, semua mirip pak Dika" kekeh Zara sedikit melemas pikirannya

"Kayaknya waktu hamil Rangga, kamu benci banget ya sama Angga?! kata orang kalau kita benci orang saat hamil, nanti anaknya mirip sama orang yang di benci" ucap Dinda

"Ah kak Dinda ada ada aja, gitu percaya?" tanya Zara

"Tapi Ra,, perhatiin betul betul, Wajah Rangga itu mirip banget sama Angga, apalagi kalau dia senyum!" Dinda semakin yakin dengan analisanya.

"Bagaimana dia tidak mirip? dia papanya,,," batin Zara saat menatap Rangga yang masih terus asyik bermain bola bersama Fatih dan Abyan.

"Zaraaa!" panggil Dinda dengan sedikit keras

"Eh iya kak Dinda, ada apa?" ucap Zara kaget

"Malah ngelamun, dari tadi di panggil gak jawab" sungut Dinda

"Yang jelas, Rangga pasti mirip mama dan papa nya lah kak, masak mirip orang lain" jawab Zara terlihat sedih. Dinda melihat kesedihan di wajah Zara, Dia tau jika Zara di ceraikan suaminya, namun Dinda tidak tau masalah apa yang membuat Zara sampai di ceraikan. Karena Zara tidak bercerita terlalu jauh soal kehidupan pribadinya.

"Kamu yang kuat yah,," Dinda memeluk bahu Zara untuk menguatkan sahabatnya itu

"Hem,, aku kuat karena aku punya Rangga kak,,," Zara tersenyum lalu kembali menatap putranya.

.

.

.

.

Bapaknya Rangga lagi holidayyyyy, masih banyak misteri didalam cerita ini ya gaess, ini masih awal jadi slow aja dulu, ikuti alur ceritanya😍 Makasih yang udah mampir dan mendukung karya ini😍😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!