Tanah Prisma adalah nama sebuah wilayah yang di sebut tanah perdamaian karena di sana hanya di tinggali oleh hewan hewan dan tumbuhan surgawi yang melegenda.
Namun kini di tempat itu sudah banyak pertumpahan darah,pohon pohon sudah tumbang dan hewan hewan terbaring tak bernyawa, bahkan para dewa yang di sebut abadi pun bergeletakan di tanah.
Terdengar suara pertempuran yang dahsyat dari berbagai arah, langit cerah berubah menjadi merah Karena api pertempuran.
"Dasar iblis kau sungguh berdosa!!"
"Hari ini adalah hari kematian mu!!"
"Dewa iblis dosa mu sudah tak bisa di maafkan!! "
Ucap sekumpulan orang dengan Aura yang terlihat Suci dan Berkilauan, kepada seorang pria yang sedang berdiri sambil membersihkan pedang dari darah.
"Kenapa kalian berteriak, maju saja hadapi aku jika berani"
Jawab seorang pria sambil mengacungkan pedangnya kepada sekumpulan orang yang memancarkan Aura Dewa.
Terlihat seorang pria berusia 40 tahunan yang di sebut sebagai Dewa Iblis sedang di kepung belasan sosok orang kuat atau Dewa.
Di sekitar pria itu sudah terlihat puluhan tubuh yang tergeletak tak bernyawa.
Tanpa basa basi belasan Dewa itu mulai menyerang sang Dewa Iblis secara bersamaan karena mereka sadar kemampuan individual mereka tidak sebanding Dewa Iblis.
Pertarungan sengit pun terjadi anatar kedua belah pihak, meski di kepung belasan orang pria itu tetap berhasil mengimbangi belasan orang itu, bahkan terlihat masih lebih unggul.
"Tebasan Iblis yang melonjak"
Pria itu mengeluarkan jurus Pamungkasnya secara tiba tiba setelah menangkis dua serangan musuhnya.
Dari tebasan itu muncul energi pedang yang menyeramkan dan berhasil mengenai lima orang musuhnya.
Melihat tubuh rekannya terbelah dengan mudah,delapan orang yang tersisa pun mundur Karena pria itu terlihat akan melepaskan jurus mematikan lagi.
"Kenapa?.. kalian takut? "
Ucap pria itu sambil tersenyum kejam.
Belum sempat menjawab pria itu,tiga sosok yang memancarkan Aura Dewa lebih kuat muncul tiba tiba dari ruang hampa di hadapan mereka berdelapan.
"Feng Ying... kenapa kau melakukanya sampai sejauh ini?"
Ucap salah satu dari tiga sosok hebat sambil melihat situasi yang terlihat sangat buruk, kemudian melihat seorang pria bernama Feng Ying atau di sebut Dewa Iblis.
"Riu... aku sudah bosan dengan kedamaian, aku menginginkan peperangan agar ada keseruan dari membunuh musuh"
Ucap Feng Ying sambil tertawa keras
Semua Dewa yang ada di sekitar pun mengerutkan dahi karena merasa Feng Ying sudah tidak memiliki akal sehat dan jiwanya sudah tidak normal.
"Semuanya.... ciptakan penghalang dimensi,biar aku sendiri yang akan melawan sosok Iblis ini"
Ucap Riu sambil mengeluarkan Aura Dewa perang yang hebat.
Semuanya pun menuruti Riu bahkan dua sosok kuat lainya ikut menciptakan penghalang dimensi tanpa komentar.
"Sepertinya kita sudah tidak berteman lagi Riu.. "
aucap Feng Ying sambil memasang kuda kuda, Riu pun menghela nafas dan bersiap menyerang.
Riu pun akhirnya mulai menyerang Feng Ying dengan kekuatan penuhnya karena yang ia hadapi sama kuatnya dengan dirinya dan termasuk dalam Tujuh Mahluk terkuat di Alam Dewa.
Riu dan Feng Ying sama-sama menggunakan pedang sebagai senjata mereka, namun elemen yang mereka gunakan berlawanan yaitu cahaya dan kegelapan.
Setiap tebasan mereka berdua bertabrakan tercipta ledakan energi yang amat dahsyat, dan dalam waktu singkat keduanya sudah bertukar ratusan jurus dan belum terlihat tanda-tanda siapa yang menang maupun kalah.
"Pedang Dewa Iblis!!"
"Pedang Dewa Perang!!"
Keduanya mengeluarkan jurus yang sama sama hebatnya dan gerakannya pun sama namun energinya jelas berbeda.
"Sepertinya aku akan menang Feng.. "
Ucap Riu sambil melihat perut Feng Ying yang terluka karena jurus Rui.
"Yah kau benar, aku kalah kali ini,namun aku akan tetap bertarung sampai aku mati sodara ku"
Jawab Feng Ying sambil menatap Rui dengan lembut.
Sekejap mereka berdua mengingat masa lalu dimana mereka berdua berada di Sekte yang sama dan menjalin persaudaraan lewat pertemanan, dan di juluki sebagai dua jenius yang di sebut akan menjadi kekuatan utama para Dewa.
"Riu mari kita akhiri ini dengan satu serangan, sudah lama kita tidak melakukan ini"
ucap Feng Ying sambil menyalurkan semua kekuatannya ke pedang miliknya, Riu pun juga langsung mengikuti Feng Ying.
"Baiklah saudaraku ayo kita selesaikan ini!"
Riu langsung bergerak cepat menyerang Feng Ying yang juga bergerak menyerang Riu pada saat yang bersamaan.
"Jurus Terakhir Para Dewa, Energi Tanpa Batas!!!"
Keduanya kembali menggunakan jurus yang sama namun energinya berlawanan, saat kedua jurusnya berbenturan ledakan yang amat dahsyat terjadi hingga ratusan kilometer.
Para dewa yang dari tadi menyaksikan pertempuran dari jauh mulai menggerutu karena penghalang dimensi yang mereka ciptaan bersama mungkin takan mampu menahan gelombang energi yang mulai menghancurkan sebagian Tanah Prisma.
"Mereka berdua memang sinting"
"Yah mereka baru berlatih dua ribu tahun namun kekuatan mereka sungguh luar biasa"
Ucap dua sosok kuat yang datang bersama Riu yang merupakan seorang kakek sepuh dan wanita berusia enam puluh tahunan.
Namun di dalam hati mereka menyayangkan pertempuran itu karena banyak Dewa yang gugur dari peperangan itu.
Setelah ledakan energi itu hilang, terlihat dari kejauhan Riu berdiri tegak namun mengalami luka yang parah di tubuhnya, dan Feng Ying dalam posisi setengah berlutut kemudian mulai berbaring karena tubuhnya penuh dengan luka yang amat parah.
Riu pun langsung mendekati Feng Ying dengan cepat dan memangku kepalanya, mata Rui mulai basah melihat Feng Ying terluka amat parah.
"Riu.... akkk...u...ba-"
Ucap Feng Ying namun tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena sudah terlalu lemah untuk bicara
"Tidak akan terjadi seperti ini jika kau hanya diam dan menikmati hidupmu Feng"
Ucap Riu dengan isak tangis karena ia mulai merasakan kesedihan mendalam dan menyesali perbuatanya.
Feng Ying hanya bisa tersenyum dan memejamkan matanya karena rasa sakit yang luar biasa mulai menyerang tubuhnya.
Ia pun batuk dan memuncrat kan darah dari mulutnya, Riu hanya bisa bersedih dan mulai mengalir energinya ke kepala Feng Ying agar ia bisa mengakhiri rasa sakit Feng Ying.
Para dewa yang menyaksikan itu hanya bisa memejamkan mata kerena mereka pernah bersama Feng Ying meskipun akhirnya menjadi musuh.
Pada akhirnya Feng Ying tewas di tangan Riu dan terlihat wajah Feng Ying yang terlihat damai setelah ia tewas, para dewa yang dari awal. menjauh kini menyaksikan kematian Feng Ying dari dekat.
"Mati dalam pertempuran mungkin adalah kehormatan bagi Feng Ying"
"Hmm ia adalah maniak perang wajar ekspresinya begitu ketiga gugur di pertempuran"
Ucap para dewa mulai bernafas lega dan bercerita, namun mereka juga sedih karena banyak Dewa yang gugur saat berperang melawan Feng Ying dan pasukannya.
Tercatat ada sekitar tujuh puluh lebih Dewa yang gugur dalam pertempuran dan lima puluh Iblis yang gugur.
"Riu kami akan kembali ke istana karena harus melaporkan kejadian yang mengecewakan ini"
Ucap sosok Dewa sepuh itu kepada Riu.
"Baikalah Dewa Giok, Dewi pemelihara serahkan ini semua kepada ku"
Jawab Riu sambil menutupi jasad Feng Ying dengan kain yang ia keluarkan dari cincin penyimpananya.
Kedua sosok kuat itu pun mulai pergi dengan portal yang tiba tiba muncul, dan para dewa yang lain mengumpulkan jasad para dewa dan Iblis yang gugur agar bisa di kembalikan ke asalnya.
"Dewa Perang haruskah kita mengembalikan jasad para Iblis ke alam Iblis, bukankah lebih baik menyerang alam Iblis agar kita bisa mengontrol para iblis"
Tanya seorang Dewa dengan penuh hormat karena posisi Riu di alam para Dewa sangat tinggi.
"Para Iblis ini bukan bangsawan tinggi, mereka adalah anak buah Feng Ying, dan bangsawan Iblis tidak bisa di anggap remeh bahkan oleh Dewa Giok sekalipun"
Jawab Feng Ying sambil melihat jasad para Iblis itu.
Tak lama kemudian banyak para Pasukan Dewa yang datang untuk membantu membereskan bekas pertempuran.
Riu pun membawa jasad Feng Ying kembali ke kediamannya untuk di makamkan di halaman rumahnya tepatnya tempat mereka tumbuh menjadi sosok yang hebat sebelum berbeda haluan.
"Feng.... meskipun kau tewas sebagai iblis, aku tetap saudaramu...aku harap kau tenang di sana, keponakan mu pasti amat sedih ketika mendengar kau mati"
Ucap Riu sambil menatap makam Feng Ying.
Setelah mencurahkan perasaan nya ke makam Feng Ying, Riu berpamitan dan pergi karena masih banyak urusan yang harus ia selesaikan.
Setelah Riu pergi, makam Feng Ying kedatangan dua sosok hitam dan putih berwujud seperti bola api.
"Kau sudah memenuhi syarat bodoh cepat keluar"
Ucap bola api berwarna hitam ke makam Feng Ying.
Seketika Roh Feng Ying keluar dari makam dan menatap kedua bola hitam dan putih dengan bingung.
"Bukannya harusnya aku langsung Reinkarnasi, kenapa harus menghadap kalian lagi?"
Tanya Feng Ying kepada dua bola api itu.
"Kami hanya ingin mengucapkan selamat tinggal karena setelah ini kau akan susah kembali ke alam para dewa maupun Iblis"
Ucap bola putih.
"Ya ya ya kau hebat bisa menyajikan perang hebat untuk kami, kami sungguh merasa terhibur"
Ucap bola hitam sambil menari nari di sekitar Roh Feng Ying.
"Sekarang pergilah Reinkarnasi, kau akan berada di alam manusia, para Dewa dan Iblis terkuat sekalipun pun tidak akan bisa datang ke alam manusia jadi buat tontonan menarik untuk kami nanti"
Ucap bola hitam dengan bangga
"Kalian bisa mengamati ku saat di alam. manusia?"
Tanya Feng Ying
"Tentu bisa,namun hanya melihat tanpa bisa ikut campur karena sudah ada di perjanjian kita"
Ucap bola putih.
Seketika muncul lubang portal di belakang Roh Feng Ying yang menunjukan pintu Reinkarnasi sudah terbuka untuknya.
"Kalau begitu sampai jumpa lagi bola misterius"
Ucap Feng Ying kemudian melompat ke portal Reinkarnasi.
Beberapa tahun yang lalu Feng Ying mendapatkan perjanjian misterius dari kedua bola hitam dan putih, kedua bola itu berjanji akan memberikan apapun untuk Feng Ying jika membuat mereka puas.
Saat perjanjian itu Feng Ying meminta agar bisa ber rainkarnasi karena ia mulai bosan dengan kehidupan para Dewa.
Kedua bola itu pun setuju dan berjanji akan membuat Feng Ying Reinkarnasi ke alam manusia dan sudah menyiapkan apapun yang ia butuhkan termasuk kekuatan.
"ALAM MANUSIA AKU DATANG!! "
Setelah melewati Portal, penglihatan Feng Ying menjadi gelap ia tidak bisa melihat apa-apa, namun ia bisa mendengar suara wanita dan pria.
"Lihat sayang ia sangat manis saat tertidur"
"Sepertinya ia kelelahan karena saat ia baru lahir terus menangis terus"
Bersamaan dengan itu mata Feng Ying mulai terbuka perlahan dan berhasil melihat seorang wanita yang cantik jelita dan pria yang terlihat tampan.
Bisa di lihat keduanya sedang dalam kebahagiaan dari ekspresinya,Feng Ying menyadari ia ber reinkarnasi sebagai bayi dari sepasang kekasih ini.
Ia mencoba melepaskan diri dari gendongan wanita cantik itu, namun tubuhnya hanya bisa bergoyang goyang saja.
"Lihat sayang ia sangat aktif"
Ucap pria tampan sambil tersenyum.
"Mungkin ia merasa tidak nyaman, biar aku baringkan ia di ranjang"
Jawab wanita cantik itu kemudian membaringkan Feng Ying di kasur.
Feng Ying mengumpat dalam hati karena ia sangat kesusahan beradaptasi di tubuh barunya ini, sampai ia akhirnya menyerah dan mencoba bersikap seperti bayi namun terlihat aneh di mata sepasang kekasih itu.
"Woah dia menatap kita, namun ekspresinya sedikit... "
Ucap pria tampan itu namun sang wanita langsung merangkul pria itu.
"Sejak kapan di keluarga kita ada yang normal, jika tidak biasa maka bukan keturunan keluarga Naga namanya"
Jawab wanita itu sambil tertawa kecil menatap Feng Ying.
"Karena ia anak pertama ia akan mengikuti nama keluarga mu istri ku"
Ucap pria tampan itu.
"Keluarga Feng hanya empat orang bukankah akan lebih baik ia memakai nama keluarga Naga? "
Jawab wanita cantik itu.
"Marga keluarga Naga adalah Long,tentu aku ingin ia memberinya marga Long, namun kamu meminta anak pertama kita bermarga keluarga mu bukan"
Jawab pria tampan bermarga Long itu.
"Feng Ying sudah aku putuskan namanya adalah Feng Ying"
Ucap wanita cantik bermarga Feng itu kemudian mencium kening Feng Ying.
"Bagus!!... itu nama yang bagus hahaha"
Batin Feng Ying dalam hati karena ia mendapatkan namanya kembali.
Tak lama kemudian Feng Ying merasa tidak nyaman di bagian bawah, ia merasakan perutnya sangat mules dan tak mampu menahan.
"Aish aku akan membersihkan kotoran mu sayang jangan khawatir"
Ucap wanita cantik itu kemudian membersihkan popok Feng Ying.
Saat itu Feng Ying merasa dirinya lebih baik hidup di Alam Dewa dan berperang sampai mati, karena ia merasa malu seorang wanita membersihkan popoknya....
--------+---------
Dua Belas Tahun sudah berlalu setelah Feng Ying terlahir di Bumi, ia tumbuh menjadi anak yang sangat jenius dan di kagumi banyak orang.
Ia mulai memahami situasi di Bumi yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Alam Dewa tapi kualitas yang sangat berbeda.
Energi Spiritual di Bumi hanya lima persen dari yang ada di alam Dewa, orang orang yang berlatih seni bela diri mencapai tahap tertentu di sebut pendekar dan ada berbagai tingkatan.
Mulai dari yang terlemah yaitu Dasar Satu dimana seseorang berlatih dasar dasar teknik beladiri, kemudian Dasar Dua saat seseorang mulai memiliki fisik di atas rata-rata manusia biasa.
Kemudian mereka akan mulai di juluki Pendekar pada saat memasuki Tingkat Master, dimana saat di tingkatan Master seseorang dapat memiliki Qi atau energi spiritual, ada beberapa tingkatan Master mulai dari Master satu sampai sembilan.
Kemudian Tingkatan yang hanya berhasil di capai oleh orang orang yang berlatih dengan keras dan memiliki tekat yang kuat, bisa di bilang hanya satu dari seribu orang terlatih yang akan mencapai tingkatan ini yaitu Bumi.
Di Tingkat Bumi seseorang akan mampu menghancurkan gunung dan meratakan Seribu Tingkat Master dengan kekuatan penuhnya.
Dan tingkatan terakhir yang bisa di capai manusia adalah Tingkat Langit, ketika seorang pendekar Tingkat Bumi mencapai batas kekuatannya ia akan merasakan panas dari pusarnya kemudian menyebar ke seluruh tubuh sampai tidak tertahankan.
Kemudian ia harus bersemedi mengontrol Qi yang meluap agar bisa menerobos ke tingkat Langit, saat berhasil akan tercipta ledakan Aura yang bisa di rasakan sampai ribuan kilometer.
Saat berada di tingkat Langit, pendekar tersebut bisa membelah lautan, menghancurkan Kota Besar, bahkan sanggup mengalahkan Ratusan Pendekar Bumi dengan mudah.
Sejak Feng Ying terlahir ia merasakan kekuatannya cukup kuat untuk berhadapan dengan Pendekar Master Tingkat lima atau sedikit lebih kuat.
Basis beladiri Feng Ying tidak hilang namun hanya menurun jauh dari saat ia berada di Alam Para Dewa atau kurang dari satu persen kekuatan aslinya.
Feng Ying lahir dan tumbuh di Kota Bintang sebuah Kota Besar di Kekaisaran Zenit, satu dari Lima kekaisaran yang berdiri di Dominan Atas.
Empat kekaisaran lainya bernama Kekaisaran Utara, Selatan, Timur, Barat, Kekaisaran Zenit berada di tengah empat Kekaisaran dan merupakan yang paling kuat di antara Lima Kekaisaran.
Setiap Kekaisaran memiliki budayanya masing masing, budaya di Kekaisaran Zenit erat dengan Seni bela diri, jadi hukum Rimba berlaku di sini.
Dunia yang Feng Ying tinggali adalah dunia yang sangat moderen, banyak gedung gedung pencakar langit, teknologi yang sudah luar biasa canggih nya.
Feng Ying berasal dari keluarga penting di Kekaisaran Zenit, dari ibu yang bernama Feng Jia Li, dan ayah bernama Long Fei, seorang pria dari keluarga Naga yang di takuti oleh Lima Kekaisaran.
Banyak pendekar yang berlatih beladiri dan sudah tak heran bahkan anak kecil suka berlatih beladiri, bukan hanya untuk melindungi diri dari pendekar lainya, namun juga monster yang keluar dari Portal atau Gerbang Dunia lain.
Kini Feng Ying sedang berada di atas gedung yang tak jauh dari tempat ia berdiri terlihat sebuah portal berwarna merah yang di jaga ketat oleh para pendekar tingkat tinggi.
Tak lama kemudian belasan orang keluar dari portal itu dengan santai dan di sambut meriah oleh orang orang di sekitar portal.
Salah satu dari belasan orang yang keluar tidak lain adalah Long Fei ayah Feng Ying sekarang.
Long Fei adalah seorang pendekar tingkat Bumi menengah, bisa di bilang ia salah satu jenius di terbaik saat ini karena di umur empat puluh tahunan sudah mencapai Tingkat Bumi, sedangkan rata-rata pendekar lainya mencapai tingkat Bumi di usia tujuh puluh tahunan.
"Ayahku adalah pendekar hebat, dan Ibuku seorang pebisnis yang sukses, dan anak mereka sangat tampan dan hebat"
Ucap Feng Ying membanggakan dirinya sendiri sambil tertawa kecil.
"Hei nak kenapa kau ada di atas gedung, apa kau tidak bisa turun?"
Terdengar suara di dalam kepala Feng Ying yang membuat Feng Ying sedikit kesal, kemudian ia melihat Long Fei yang juga tersenyum ke arahnya.
"Ayah aku menghawatirkan mu, takut kau tidak keluar dari portal"
Ucap Feng Ying kepada Long Fei lewat telepati.
Telepati adalah berbicara dengan seseorang lewat pikiran, hanya orang orang yang cukup Sakti yang bisa melakukan Telepati.
"Siapa yang menghawatirkan siapa, pergilah bermain namun jangan buat ibumu mencari mu nanti"
Balas Long Fei kemudian melangkah pergi bersama rombongannya.
"Yah mungkin aku harus kembali ke rumah saja untuk berlatih beberapa Jurus Jurus yang ayahku rekomendasikan"
Setelah melihat Long Fei pergi, Feng Ying juga pergi kembali ke rumahnya yang tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang, Feng Ying melompat dari gedung ke gedung dengan cepat selama lima belas menit sebelum akhirnya sampai di rumahnya.
Ia di sambut Feng Jia Li dengan pelukan hangat setelah masuk ke dalam rumah, Feng Ying hanya bisa tersenyum canggung karena sudah terbiasa dengan itu.
"Biarkan ibu memeluk anak ku sebentar"
Ucap Feng Jia Li sambil memeluk erat Feng Ying.
Feng Ying pun hanya pasrah seperti biasa karena ia memahami Feng Jia Li sangat sayang kepada Feng Ying dan Feng Ying juga sebaliknya karena semenjak ia lahir hanya ibunya yang paling dekat dengannya, sedangkan Long Fei lebih terasa seperti teman dari pada ayah karena sifatnya.
Setelah Feng Jia Li melepaskan pelukannya ia menyuruh Feng Ying untuk menunggu sebentar karena ia harus menyiapkan makam malam untuk Feng Ying dan Long Fei karena sebentar lagi ia akan pulang.
"Anakku tolong suruh adikmu keluar setelah kau mandi"
Ucap Feng Jia Li kepada Feng Ying yang berjalan ke lantai atas.
Feng Ying pun mengangguk dan terus berjalan ke tangga, Feng Ying bukan anak satu-satunya karena ia memiliki seorang adik Perempuan yang beberapa jam lebih muda darinya.
Ia bernama Long Ai seorang gadis kecil yang manis dan penuh kasih sayang juga sangat pendiam, Feng Ying yang terbilang kejam di kehidupan sebelumnya pun tidak bisa menahan kecantikan dan keimutan adiknya itu.
"Adik.. bolehkah kaka masuk? "
Ucap Feng Ying sambil mengetuk pelan pintu kamar Long Ai.
Long Ai langsung membukakan pintu dan menyapa Feng Ying.
"Kenapa kaka?"
Jawab Long Ai seorang gadis kecil berusia dua belas tahunan sambil tersenyum ke Feng Ying.
"Aku hanya ingin melihat adikku yang manis, ibu sedang menyiapkan makanan bantu lah dia"
Ucap Feng Ying sambil mengelus kepala adiknya itu.
"Baiklah...aku akan turun"
Jawab Long Ai kemudian mulai melangkah ke arah tangga untuk turun ke dapur.
Feng Ying hanya bisa tersenyum kecil melihat adiknya itu, karena bisa di bilang Long Ai sangat pendiam dan hanya mau berbicara dengan keluarganya saja.
Feng Ying pun akhirnya masuk ke Kamarnya dan mandi agar terlihat lebih segar karena dari siang ia berkeliling kota.
Setelah ia selesai mandi ia keluar dari kamar dan menuju ruang makan, Feng Ying melihat Long Fei sudah ada di meja makan sambil membaca berita di layar HP nya.
"Seperti biasa kau pulang tepat waktu ayah"
Ucap Feng Ying sambil duduk di sebelah Long Fei.
"Memangnya aku memiliki jadwal pulang dan pergi?"
Tanya Long Fei dengan heran.
"Tentu tidak aku hanya mencari topik agar ada pembicara di antara kita"
Jawab Feng Ying dengan santai.
Long Fei pun tertawa kecil dan kemudian menanyakan pendapat Feng Ying tentang Jurus yang ia berikan kepada Feng Ying beberapa bulan yang lalu.
Feng Ying pun menjawab ia sudah menguasai semuanya sejak lama dan siap untuk di uji kapan pun.
Mendengar jawab Feng Ying, Long Fei tersenyum dan mengajak Feng Ying untuk ke tempat latihan karena ia sangat penasaran dengan pencapaian anaknya itu.
"Setidaknya makan lah ini dulu sebelum kalian pergi berlatih"
Ucap Feng Jia Li sambil meletakkan beberapa hidangan daging yang wanginya enak.
Long Fei pun langsung Menyantap hidangan yang istrinya buat itu dengan lahap karena ia juga merasa sangat lapar.
Berbeda dengan lainya,Long Ai makan paling sedikit, karena takut ayah dan kakaknya kekurangan makanan.
"Putriku makan lah yang banyak jangan pikirkan ayah dan kakakmu, mereka juga tidak akan habis seperti biasanya"
Ucap Feng Jia Li sambil mencubit pipi Long Ai.
Long Ai pun mengangguk dan menambah porsi makanya dan mulai makan dengan tenang.
Setelah selesai makan Feng Jia Li langsung membersihkan tempat makan dan Long Fei mulai berbincang dengan Feng Ying.
"jika kau terbukti hebat aku akan mengajak mu berburu para monster di luar kota"
Ucap Long Fei dengan penuh semangat.
Feng Ying pun langsung merasa semangat mendengar ucapan ayahnya itu karena ia sering mendengar dari orang orang bahwa berburu monster adalah hal yang seru bagi pendekar.
"Kalau begitu kenapa tidak kita coba sekarang saja? "
Tanya Feng Ying kepada Long Fei
"Hahahaha ini baru anakku, dua jam lagi kita akan berlatih, aku harus menulis laporan dulu"
Jawab Long Fei sambil melangkah pergi ke ruang kerjanya.
Feng Ying pun segera menuju tempat latihan agar bisa bersantai sejenak karena udara di tempat latihan sangat segar, ia tidak sendirian melainkan di temani oleh Long Ai.
Seperti biasa tidak ada perbincangan di antar keduanya jika bukan Feng Ying yang memulainya.
"Adik berada di tingkat apa kau sekarang?"
Tanya Feng Ying sambil menatap gadis manis di sebelah nya.
"Dasar Dua"
Jawab Long Ai dengan singkat.
Feng Ying hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban adiknya yang singkat,menurutnya...Long Ai juga memiliki bakat yang tak kalah hebat dari Long Fei karena ia baru mulai berlatih dua tahun.
Ada beberapa hal yang di sayangkan dari Aura di Bumi yaitu sedikit nya Aura untuk berlatih, namun itu menurut penilaian Feng Ying.
Jika meminta pendapat orang lain seperti Long Fei atau pendekar lainya mungkin jawaban mereka jauh berbeda dan menganggap penilaian Feng Ying adalah omong kosong.
Ilmu bela diri di Bumi juga kalah jauh jika di bandingkan dengan ilmu ilmu yang Feng Ying pelajari di Alam Dewa, jarak keduanya bagaikan satu dan seratus.
Setelah dua jam lebih keduanya hanya menatap indahnya malam, Long Fei datang bersama Feng Jia Li, terlihat wajah penuh semangat Long Fei, seakan-akan ia akan melakukan sesuatu yang besar.
Tiba tiba Long Fei langsung melompat ke arena latihan dan memancarkan Aura petarung yang kuat sambil menatap Feng Ying.
"Cepat anakku jangan biarkan ayahmu ini menunggu lama"
Ucap Long Fei sambil memberi tanda untuk maju.
Feng Ying langsung melompat ke arena juga dan memancarkan Aura yang cukup kuat namun bukan apa apa di hadapan Long Fei.
Keduanya pun memasang kuda kuda bersiap untuk menyerang dan Feng Ying yang mulai menyerang lebih dahulu dengan kecepatan penuhnya.
Long Fei tersenyum bangga melihat kecepatan Feng Ying yang sudah menyamai pendekar master tingkat lima.
Long Fei menyambut serangan Feng Ying dengan satu tangan dan menyerang balik juga, tentu saja Long Fei menggunakan kemampuan yang sama dengan Feng Ying karena jika ia mengeluarkan kekuatan penuhnya Feng Ying bagaikan semut di matanya.
Mereka berdua bertukar puluhan jurus dalam waktu singkat Feng Ying menggunakan energi pedang di tangannya yang terbuat dari qi, sedangkan Long Fei hanya menggunakan tangannya tanpa energi sedikit pun.
"Dengan kemampuan mu ini pendekar master tingkat 5 sekalipun akan kesulitan melawan mu"
Ucap Long Fei sambil memukul pedang energi di tangan Feng Ying.
Feng Ying terpental mmundur beberapa langkah dan pedang energi di tangannya pecah karena pukulan Long Fei.
Feng Ying akui perbedaan kekuatan pendekar Bumi dan Master sungguh jauh berbeda dari apa yang ia bayangkan, ia melihat Long Fei juga tidak menggunakan tenaga sedikit pun, lebih tepatnya hanya gerakan ringan.
"Sepertinya aku hanya semut di mata mu ayah"
Ucap Feng Ying sambil memberi hormat kepada ayahnya karena ia tidak berdaya berlatih tanding dengan Long Fei.
"Di mata ku kau adalah anakku dan selamanya menjadi anakku, kerja bagus putra ku"
Ucap Ling Fei sambil menepuk pundak anaknya yang membanggakan itu.
"Besok aku akan mengajak mu berburu, istirahat lah Ying'er"
Ucap Long Fei sambil melangkah keluar dari arena latihan.
Feng Ying pun merasa bahagia karena ia akan mulai berburu besok, sebenarnya ada alasan lain yang membuat Feng Ying sangat ingin berburu, yaitu mengumpulkan Jiwa monster atau makhluk hidup lainya.
"Aku harus banyak memburu monster besok agar bisa mengumpulkan banyak Jiwa untuk berlatih Ilmu dari Bola misterius"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!