NovelToon NovelToon

Gadis Idaman Sang Presdir

Hari yang melelahkan

Kayla bergegas merapikan dandanannya dengan cepat karena beberapa saat lalu ia mendapat telfon dari karyawannya kalau ada pelanggan yang komplen dengan hasil jahitannya.Tidak biasanya ada orang yang komplen dengan hasil jahitannya karena Kayla begitu teliti dalam mengerjakannya.

Setelah meyakinkan semuanya tidak ada lagi yang ketinggalan Kayla bergegas pergi dan mengunci pintu rumahnya yang beberapa tahun ini ia beli secara mencicil.Kayla segera menstater monitor matic kesayangannya menuju tempat jahitannya.

Kayla mengendarai motor maticnya dengan kecepatan sedang.Setelah lima belas menit berkendara Kayla tiba di depan ruko yang bertuliskan "RUMAH JAHIT KAYLA".Ia segera memarkirkan motornya dan lalu turun memasuki ruko tempat ia mengais rezeki bersama tiga orang karyawannya.Kayla masuk keruangannya lebih dahulu untuk meletakan tasnya,lalu setelah itu ia menghampiri karyawannya yang berada diruang galeri.Disana sudah Fina karyawan kepercayaan Kayla tampak menenangkan pelanggan yang mengamuk.Kayla langsung menghampiri mereka dengan wajah tenang.

"Fina...ada apa?",Ujar Kayla lembut.

Fina langsung menoleh kearah Kayla.Fina tampak frustasi mengahadapi pelanggan wanita yang sebaya dengan Kayla.

"Kay....,ini ada pelanggan yang katanya pesanannya gak sesuai dengan yang dia harapkan",ucap Fina menjelaskan permasalahan yang terjadi.

Pelanggan yang dari tadi mengomel terdiam saat melihat Kayla yang menatapnya tersenyum tipis.Entah kemana sikap arogansi pelanggan ini saat beradu mulut dengan Fina tadi.Tiba tiba saja ia terdiam dan tak berkutik.Memang Kayla mempunyai wibawa yang cukup membuat orang segan saat menatap manik matanya.

"Maaf mbak...boleh saya tau dimana kesalahannya",tanya Kayla sopan.

"Hmmm ini yang namanya Kayla ya?",tanya pelanggan.

"Iya mbak",jawab Kayla ramah

"Gini mbak Kayla kemarin saya menyuruh adik saya mengambil pesanan saya kesini.Tapi pas saya lihat di rumah pesanannya gak sesuai mbak",ujar Pelanggan tersebut dengan suara rendah.

"Huffft....gila ni orang giliran sama aku aja dia galak dan sombongnya minta ampun,giliran berhadapan langsung sama Kayla menciut tu keberaniannya.Di mana keberaniannya yang ingin mengomeli Kayla?",cibir Fina dalam hati.

"Fin...aku bisa minta tolong ambilkan catatan tentang model baju mbak ini gak?",tanya Kayla.

"Hmmm ya Kay...sebentar aku ambil ini dulu",jawab Fina patuh dan berlalu dari hadapan Kayla dan pelanggan.

"Ya...terima kasih ya Fin",ucap Kayla ramah.

Tak lama kemudian Fina kembali dengan sebuah buku di genggamannya dan memberikan kepada Kayla.Kayla membuka lembaran berisi catatan pelanggan.Ternyata masalahnya terdapat pada penempatan Payet yang tak sesuai serta ukuran lingkaran badan yang sedikit longgar.Kayla berusaha meyakinkan pelanggan akan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan karyawannya.Dengan negosiasi yang panjang akhirnya pelanggan bersedia menunggu untuk di ambil nanti sore.Meski ia harus bekerja keras memperbaiki susunan Payet yang lumayan rumit hampir enam puluh persen.Karena baju kali ini akan di pakai pelanggan untuk acara pertunangan.Makanya bajunya harus perferct.Bagusnya hasil baju berdampak dengan tempat usahanya.

"Fin...kamu bisa bantuin aku mempayet gaun ini kan?",tanya Kayla yang sedang memijit pangkal hidungnya.

"Maaf Kay...aku harus menyelesaikan payetan gaun yang akan diambil pelanggan tiga jam lagi",jawab Fina lirih.

"Hufff...",Kayla menghembuskan nafasnya pelan, sepertinya hari ini akan melelahkan bagi Kayla.Kayla akan mencoba menambah karyawan lagi karena ia benar benar kewalahan dengan banyaknya pesanan akhir akhir ini,dan itu semua gaun yang rumit memerlukan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya.Sedangkan Kayla hanya memiliki tiga orang karyawan.Fina bagian payet merangkap sebagai asistennya dan dua orang lagi bagian penjahitan.Sedangkan untuk memotong Kayla sendiri yang turun tangan.

Kayla fokus mempayet gaun yang akan diambil beberapa jam lagi tiba tiba seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.Disana tampak Fina berdiri diambang pintu karena pintu tidak Kayla tutup dan diikuti sepasang kekasih.Kayla menoleh saat suara Fina menggagalkan fokusnya mempayet gaun yang hampir sembilan puluh persen.

"Kay...maaf menggangu ini ada pelanggan yang konsultasi dulu sama kamu mengenai rancangan yang ia bawa",ujar Fina sopan.

Kayla menoleh dan menatap kearah Fina dan tersenyum tipis jangan lupa lesung pipinya itu loh yang bikin aura cantiknya keluar.

"Silahkan masuk",ucap Kayla ramah dengan ulasan senyum yang menghiasi bibir mungilnya yang tipis.

Kedua pasang kekasih itu memasuki ruangan kerja Kayla.Tampak sang pria mengedarkan pandangannya keseluruhan ruang kerja Kayla dan mengangguk kecil.Entah apa yang ia pikirkan.

"Silahkan duduk",ujar Kayla sopan.

"Terima kasih",jawab gadis cantik yang membawa map ditangannya.Lalu ia mendudukkan diri di kursi yang berhadapan dengan meja kerja Kayla.

"Ada yang bisa dibantu?",tanya Kayla lagi dengan tersenyum tipis.

"Hmmm begini saya mau membuat gaun berdasarkan rancangan ini",jawab gadis itu sambil menyodorkan map yang ia bawa.

Kayla mengambil map itu dan membaliknya.Tampak desain gaun yang sangat elegan dan indah.Kayla tahu rancangan siapa yang ia bawa saat melihat coretan kecil di sisi desain gaun itu.Ia tersenyum tipis dan sangat merasa tersanjung saat sang desainer menunjuk dirinya untuk membuat gaun yang ia rancang.

"Apakah Mbak Kayla bisa membantu saya membuatkan gaun berdasarkan rancangan itu?,dan maaf kalau saya membawa hasil rancangan bukan meminta kepada mbak Kayla yang merancangnya",ujar gadis itu pelan.

"Hehehe....",Kayla tersenyum tipis mendengar ucapan gadis yang ada di depannya.

"Tidak apa apa Mbak-

"Panggil saya Lyra dan itu Kakak saya Devan",potong gadis itu.

Kayla menatap ke arah pria yang disebutkan Lyra sejenak.

"Ternyata mereka bukan pasangan kekasih",monolog Kayla memfokuskan diri pada desain yang ada didalam genggamannya.

Devan tampak tersenyum tipis dan sangat tipis hingga tak ada yang menyadari ia tersenyum.

"Tidak apa apa Mbak Lyra,bukan kapasitas saya juga membuat sebuah desain.Bahkan saya belum bisa untuk merancang sebuah desain baju",jawab Kayla ramah diiringi kekehan kecil.

"Oh...jadi Mbak Kayla hanya menjahit saja begitu?",tanya Lyra sopan.

"Iya...",jawab Kayla diiringi anggukan kecil.

"Gimana...apa bisa Mbak Kayla membuatkan gaun ini?",tanya Lyra penuh harap.

"Hmmm baiklah...saya akan berusaha dengan segala kemampuan saya agar gaun ini sesuai dengan rancangan sang desainer",jawab Kayla.

"Ya...Mbak Anne sendiri yang meminta saya datang kesini untuk membuatkan gaun ini karena dia gak bisa dengan waktunya yang sudah mepet tinggal satu bulan lagi",sambung Lyra menyampaikan alasan Mbak Anne mengirimnya ke tempat Kayla.

"Hmm...baiklah saya akan menyelesaikannya dengan tepat waktu,boleh minta nomor teleponnya untuk memudahkan kita komunikasi tentang gaun ini?,tanya Kayla.

"Tentu saja Mbak Kayla",jawab Lyra.

"Oh...ya apakah desain ini sudah sesuai dengan keinginan Mbak Lyranya atau apa ingin ada ditambahkan nanti saya akan membicarakan

langsung dengan Mbak Anne kalau Mbak Lyranya pengen ada perubahan?",usul Kayla.

"Sepertinya gaun ini sangat elegan dan cantik Mbak Kayla...jadi gak usah diubah",jawab Lyra.

"Hmmm...berarti selera kita sama rancangan gaun ini sangat elegan dan mewah serta cantik,apalagi di pakai oleh Mbak Lyra yang memiliki bentuk tubuh yang ideal",jawab Kayla tulus.

"Hmmm...Mbak Kayla bisa saja memuji saya",jawab Lyra tersipu malu.

Kayla hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Lyra.Dia memang tidak berbohong kalau Lyra memilki body yang bagus.Tinggi dan langsing serta berisi ditempat yang semestinya.

"Hmmm....apakah sudah selesai?",tanya yang pria yang dari tadi hanya jadi pendengar yang baik saat kedua gadis di depannya sibuk membicarakan desain gaun yang akan dipakai sang adik di hari bahagianya.

"Kak...kau ini benar benar menyebalkan",sungut Lyra.

"Kalau sudah selesai ayo kita balik,kerjaan kakak dikantornya banyak Ra.Harusnya kamu itu kesini sama Benny bukan sama Kakak",omel Devan

"Kan kakak sendiri yang membuat Benny sibuk sampai harus membuat aku sendirian pergi mengurus baju pengantinku",sungut Lyra.

"Sudah ayo balik,malu tuh sama Kayla",ujar Devan datar dan berlalu pergi.

"Maaf ya Mbak Kayla",ujar Lyra kurang enak hati karena harus beradu mulut dengan sang Kakak.

"Iya...gak apa apa Mbak Lyra",jawab Kayla.

"Oh...kalau gitu kita balik dulu ini nomor telepon saya,mengenai bahannya kita lanjut ditelfon aja ya Mbak",ujar Lyra tersenyum manis dan berlalu meninggalkan ruang kerja Kayla mengejar sang Kakak yang sudah duluan dari tadi keluar saat menerima telfon.

Setelah kedua orang itu berlalu Kayla kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda karena waktu semakin mepet.Dia benar benar harus segera menyelesaikan payetannya.Hari ini begitu melelahkan bagi Kayla.

Sementara si sebuah perkantoran seorang pria tampak tersenyum smirk saat membaca hasil laporan dari sang asisten.

"Kamu...yang aku cari selama ini akhirnya aku temukan",monolognya sembari memandangi foto masa kecilnya.

...****************...

pertemuan kembali

Pagi ini Kayla sedang dalam perjalanan menuju toko textile langganannya untuk membeli bahan keperluan salah satu pelanggannya yaitu Lyra.Kayla sudah memesan lebih dahulu kepada sang pemilik toko.Karena bahan yang dipilih berkualitas tinggi.Karena gaun kali ini akan banyak memakai bahan tile untuk komponen dasarnya.Sedangkan untuk burkatnya ia akan menempelkan pada tilenya.Membutuhkan ketelitian memang tapi itu menjadi tantangan tersendiri bagi Kayla.Sementara untuk payetnya ia sudah memesan memalui langganan mbak Anne.Setelah berkendara selama satu jam lebih Kayla telah sampai di toko textile langganannya itu.Setelah memarkirkan motor maticnya.Kayla langsung menuju toko Textile yang sudah sangat ramai yang di dominasi para desainer dan penjahit seperti dirinya.Ya toko yang menjadi langganan Kayla adalah toko yang menjual bahan dasar kain terbaik dan harga yang sedikit lebih murah.

Kayla langsung menemui sang manager toko tersebut yang kebetulan sudah kenal dekat dengan Kayla.

"Hmmm...Vino,pesanan aku udah siap kan?",tanya Kayla saat melihat Vino sedang melayani pelanggannya.

Vino menoleh kearah Kayla dan tersenyum samar.Pria berusia 26 tahun itu adalah manager sekaligus asisten sang pemilik toko dan itu lah yang diketahui Kayla dari karyawan toko ini.Sedangkan bos pemilik toko belum pernah Kayla melihatnya bahkan karyawannya pun belum pernah melihatnya.Karena usaha toko ini hanyalah usaha sampingan sang bos.Ya begitulah orang kaya,dia akan mempekerjakan orang kepercayaan sebagai pemimpin usaha mereka.

"Sudah kok Nona Kayla",jawab Vino sopan.

"Vin...udah berapa kali aku bilang panggil Kayla aja",ucap Kayla.

"Maaf Nona Kayla saya hanya-

"Ya...sudah terserah kamu aja Vin",potong Kayla jengah karena ia tahu jawaban Vino karena perintah seseorang yang tidak Kayla ketahui sama sekali.

Vino tersenyum senang mendengar jawaban Kayla.Karena seseorang yang menyuruhnya akan memotong gajinya kalau ia berani melanggar perintah dan hal itu pula yang ditakutkan Vino.

"Vin mana pesanan aku?",tanya Kayla sekali lagi karena Vino tampak sedang melamun.

"Oh ya sebentar saya ambilkan",jawab Vino dan berlalu meninggalkan Kayla mengambil pesanan yang telah ia siapkan dari tadi.

Drt drt drt drt

Fani is calling...

"Ya Fin... ada apa?",tanya Kayla saat mengangkat telfon dari Fina

"[...]"

"Ya...sebentar lagi aku balik,nih lagi nunggu Vino ngambilin pesanan aku",jawab Kayla.

"[...]"

"Ya sudah bye",Kayla memutus sambungan telfon.

Vino tampak sudah berdiri tak jauh dari Kayla menenteng bingkisan kain yang dipesan Kayla.Dia bergegas menghampiri Kayla saat Kayla sudah menutup telfonnya.

"Nona Kayla ini pesanannya",Vino mengulurkan bingkisan yang ditentengnya kepada Kayla.

"Terima kasih ya Vin",jawab Kayla mengambil bingkisan yang diberikan Vino.

"Sama sama Nona",jawab Vino.

"Hmmm",jawab Kayla jengah mendengar jawaban Vino,ia merasa risih dipanggil dengan embel embel "Nona".

"Ya sudah aku balik dulu Vin,udah ditunggu pelanggan",sambung Kayla dan berjalan keluar dari toko.

"Ya Nona",jawab Vino yang tak lagi didengar oleh Kayla karena gadis itu langsung berjalan keluar toko saat ia pamit.

***

Kayla berjalan terburu buru saat melewati tangga karena ia telah ditunggu pelanggannya yang ingin melakukan feeting baju,namun tiba tiba saja.

Brugh

"Aw...",pekik Kayla saat kakinya tiba tiba tergelincir saat menuruni tangga dan tubuhnya jatuh.

Namun ia tak merasakan sakit sedikitpun yang ada ia merasa tubuhnya ada yang menopang.Kayla membuka matanya pelan dan seorang pria tampan dengan rahang tegas serta auranya yang dingin menopang tubuhnya.Mata mereka saling mengunci.

"Kalau jalan hati hati ",ujar Pria itu datar dan menarik tangannya dari pinggang Kayla dan memutuskan tatapan mereka.

"Hmmm i-iya...terima kasih sudah menolong saya?",Mmas...jawab Kayla gugup.

"Hmmm...",jawab pria itu dingin tanpa menoleh lagi pada Kayla dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan Kayla yang masih dalam syok.

Kayla memegang dada sebelah kirinya meredakan debaran di dadanya.Entah kenapa tatapan pria itu tidak asing baginya.Kenapa ia merasakan berdebar saat menatap mata itu?.Ada apa dengan dirinya?.

Kayla menatap sekelilingnya sebelum meninggalkan tempat itu dan tersenyum samar mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.Ia baru ingat kalau pria yang sudah menolongnya tadi adalah Kakak dari Lyra yang beberapa hari yang lalu ia temui.

Cekrek cekrek cekrek

Tak jauh dari Kayla berdiri ada seorang pria yang mengambil gambarnya secara diam diam.Pria itu tersenyum misterius saat menatap hasil jepretannya.Dia melangkah pergi saat Kayla menatap kearah dia bersembunyi dan memasuki Toko miliknya dan memanggil sang asisten untuk menemuinya diruang kerja.

Semua karyawan terkesima melihat yang atasan yang memiliki paras yang rupawan.Banyak diantara mereka yang kagum dengan Bos mereka.Walau baru pertama kalinya mereka melihat sang atasan secara langsung.

Tok tok tok

Vino mengetuk pintu ruang kerja Devan

"Masuk",suara dingin dan datar menggema dari dalam ruangan.

Ceklek...

"Maaf Tuan,ada yang bisa saya bantu?",tanya Vino.

Devan duduk di kursi kebesaran nya dan menatap tajam kearah Vino.Vino pun yang ditatap oleh Devan tampak susah payah menelan salivanya.

"Apakah dia dari sini?",tanya Devan datar.

"Iya Tuan",jawab Vino lirih.

"Apakah kau melayaninya dengan baik",tanya Devan penuh selidik.

"Tentu Tuan sesuai perintah anda",jawab Vino lugas.

"Hmmm...baiklah kau boleh keluar",ucap Devan.

"Baik Tuan",jawab Vino patuh dan melangkah keluar dari ruangan Devan.

Devan menatap layar handphonenya dan tersenyum smirk.Sepuluh tahun ia mencari keberadaan gadis yang sudah berani mengusik hidupnya dan memiliki seluruh hati dan cinta miliknya.Kini gadis itu sudah ia temukan dan menunggu waktu untuk kembali mendekati dan memilikinya selama hidupnya.

"Silahkan nikmati duniamu dan gapai mimpimu itu my sweety,karena sebentar lagi aku akan menjemputmu dan menjadikanmu ratu dalam istana kita nanti",molonog Devan seraya mencium handphonenya yang ada foto gadis impiannya.

***

Sementara itu di Rumah Jahit Kayla semua karyawan tampak sibuk karena pelanggan sedang melakukan feeting baju pengantin yang penyelesaiannya hampir finis.Kayla sibuk menata gaun yang berbentuk duyung namun memiliki ekor yang panjang ke belakang.Baju itu tampak sempurna di tubuh sang pelanggan yang memiliki tubuh yang langsing.

"Mbak Kayla ini gaunnya sangat indah sekali",puji salah satu teman pelanggan.

"Terima kasih atas pujiannya Mbak",jawab Kayla dengan hati yang berbunga bunga.Perjuangannya selama dua minggu ini berbuah hasil yang manis.

"Kenapa gak dijadikan butik saja tempat jahitnya Mbak Kayla",usul pelanggan yang sedang sibuk mematut gaunnya didepan cermin.

"Hmmm kemampuan saya belum sampai kearah sana Mbak",jawab Kayla merendahkan diri.

"Apanya yang belum Mbak?ini saja jahitannya kalau disandingkan dengan butik udah mantap Mbak Kayla",jawab pelanggan itu lagi.

Kayla hanya tersenyum tipis mendengar komentar positif dari pelanggannya.Dia juga berharap bisa memiliki butik tapi dia belum bisa mendesain baju sendiri.Dia tidak berharap terlalu tinggi.Mempunyai tempat jahit ini saja ia sudah bersyukur sudah bisa mewujudkan impiannya walau belum bisa menjadi desainer seperti harapan almarhumah sang ibundanya.

"Saya sudah bisa ambil sekarangkan baju ini Mbak Kayla",tanya pelanggan.

"Hmmm bisa Kok Mbak mohon tunggu setengah jam lagi untuk memperbaiki bagian yang masih kurang tadi",ujar Kayla tersenyum tipis.

"Baiklah Mbak Kayla",jawab pelanggan tersebut.

Kayla kembali membawa gaun itu ke ruang produksi untuk memperbaiki gaun tersebut.Dan memberi arahan bagian mana yang akan diperbaiki kepada penjahit yang sudah berpengalaman.

Kayla sengaja mencari karyawan yang betul betul mahir dalam menjahit.Para karyawan adalah mereka yang memiliki kemampuan namun tidak bisa bekerja di perusahaan karena terhalang oleh ijazah.Namun Kayla tetap menggaji mereka dengan layak.Bahkan tak jarang memberi mereka bonus kalau jahitan mereka di apresiasi oleh pelanggan.Seperti sekarang ini pelanggan sangat puas dengan kerja keras mereka.

"Kay...ada yang ingin bertemu",ujar Fani yang mendatangi Kayla diruang produksi.

"Siapa Fan?",jawab Kayla bingung karena ia tak memiliki janji dengan seseorang hari ini.

"Sepertinya pria yang bersama pelanggan kamu kemarin ,Kay",jawab Fani.

"Ada perlu apa ya?",tanya Kayla pada Fani.

Fani hanya menggeleng pelan pertanda ia tidak tahu.

"Udah...kamu temui dulu dia ada diruang tunggu.Untuk gaun ini biar aku yang hendel",ujar Fani menyuruh Kayla menemui tamu yang dia maksud.

Kayla melangkah keluar dari ruang produksi menemui tamu yang di maksud Fani.Kayla berusaha mengingat orang yang dimaksud Fani.Terlintas olehnya orang yang menolongnya tadi pagi saat membeli bahan kain.Jangan jangan pria itu yang-

"Ah...gak mungkin",sangkal Kayla dalam hati.

"Selamat siang,ada yang bisa saya bantu?",tanya Kayla.

Pria yang duduk membelakangi Kayla yang berdiri membalikkan badannya dan tersenyum tipis.

"Ka-kamu...",ucap Kayla tak percaya.

...****************...

kecemburuan Devan

Kayla menatap tak percaya pria yang ada dihadapannya saat ini.Pria yang beberapa jam yang lalu menolongnya ada dihadapannya.Ia sedikit bingung kenapa pria yang saat ini membuat jantungnya berdebar kencang saat menatap manik mata pria ini.Tatapan mata itu tidak asing bagi Kayla.Seakan akan pernah ini melihatnya di masa lalu ,tetapi ia lupa bahkan tak mengingat apapun.

"Hmmm...",pria itu berdehem kecil menyadarkan Kayla dari lamunannya.

Kayla tampak salah tingkah saat pria itu berjalan mendekatinya.Membuat jantungnya berdegup makin kencang.Kayla tak mengerti mengapa jantungnya selalu berdebar saat ada pria ini didekatnya.

"Hmmm...anda orang yang tadi menolong sa- saya,kan?",tanya Kayla gugup saat pria itu berdiri tepat dihadapan Kayla.Bahkan Kayla bisa merasakan aroma mint pada nafas pria itu.

Sang pria hanya tersenyum kecil saat melihat Kayla salah tingkah seperti ini.Terlihat menggemaskan baginya.

"Iya",Jawab Devan dengan suara serak dan menatap dalam manik mata Kayla.

Kayla melangkah mundur saat degupan jantung makin tidak terkendali.Ditatap oleh pria tampan yang ada dihadapannya membuat jantungnya tidak sehat.

"Shitt...",desis Devan.Kenapa ia tidak bisa mengendalikan dirinya saat berada di hadapan gadis ini.Ingin rasanya ia memeluk erat Kayla dan tak akan melepaskannya lagi.

Namun ia berusaha menahannya demi kebaikan keduanya.

"Hmmm...maaf Mas,ada yang bisa dibantu?",tanya Kayla lagi saat ia sudah berhasil menenangkan detak jantungnya.

"Aku hanya ingin mengembalikan ini",Devan menyerahkan sebuah dompet.

Kayla terkejut saat melihat dompetnya ada pada pria yang ada di depannya.Kapan dompetnya jatuh?,pikir Kayla dalam hati.

"Dompetmu tadi terjatuh saat kamu hampir terpeleset",jelas Devan.Dan itu tidak benar benar terjatuh Devan sengaja mengambil dompet Kayla didalam tas saat ia menyelamatkan Kayla agar ia ada alasan untuk bertemu Kayla lagi.

"Oh...terima kasih anda telah menyelamatkan saya dua kali",ujar Kayla tersenyum lebar.

Devan benar benar terpesona dengan senyuman Kayla ditambah dengan lesung pipinya itu membuat Kayla tampak makin cantik.

"Hmmm...sama sama",jawab Devan tersenyum tipis.

Kayla mangangguk kecil saat Devan menjawab ucapan terima kasihnya.Pria ini begitu menghipnotis matanya.Tak pernah ia merasa seperti saat ini sebelumnya kala bertemu pria.

"Kalau begitu saya permisi dulu",ujar Devan yang mulai merasa canggung.

"Maaf...bagaimana sebagai ucapan terima kasih saya ingin mengajak Masnya makan siang,itu kalau bersedia",ujar Kayla sedikit gugup.Entah keberanian dari mana ia berani mengajak orang yang baru ia kenal untuk makan siang bersama.Bagaimana kalau pria ini menolaknya.

"Kamu serius?",tanya Devan menyembunyikan rasa bahagianya.

"I-iya...",jawab Kayla gugup,ia legah kalau tawarannya tidak ditolak oleh Devan.

"Baiklah...mau makan dimana?",tanya Devan dengan wajah berbinar.

"Restoran didepan sana gimana?",tanya Kayla menunjuk restoran yang berada tepat di depan tempat jahitnya.

"Ok... mau pergi sekarang sepertinya sebentar lagi sudah waktunya makan siang?",tanya Devan sambil melirik arloji mahal yang bertengger ditangannya.

"Boleh...sebentar saya ambil tas dulu",ujar Kayla dan diangguki Devan.

***

Kini Devan dan Kayla tengah berada di sebuah restoran seafood favorit Kayla.

Semenjak ia memiliki usaha tempat jahit beberapa tahun ini restoran ini cukup membuat Kayla ketagihan akan masakannya.

Mereka makan dalam diam tak ada diantara mereka yang mengeluarkan suara.Kayla tidak tau apa yang akan ia bicarakan karena Devan yang sedikit bersikap datar dan kaku.

"Apakah Mas-

"Panggil saya Devan",potong Devan yang telah selesai dengan makan siangnya.

"Ah...i-iya M-mas De...van",jawab Kayla terbata dan diiringi cengiran.

"Mau tanya apa?",tanya Devan menatap Kayla intens.

"Apakah M-mas Devan...sudah memiliki kekasih?",tanya Kayla polos.

"Kenapa?",tanya Devan mengangkat sebelah alisnya dan menatap Kayla dengan pandangan penuh arti.

Kayla merutuki kebodohannya yang dilakukannya barusan.Mulutnya benar benar tidak bisa direm.

"Apakah kamu tertarik padaku?",tanya Devan to the point.

Glek

Kayla tercekat saat mendengar ucapan ambigu Devan,ternyata Devan salah faham dengan pertanyaannya.

"Ah...bukan gitu maksud saya kalau Mas Devan punya kekasih saya takut aja nanti ada yang melihat Mas dan saya makan siang bersama malah nanti saya yang dilabrak",jawab Kayla menjelaskan kesalahpahaman dari pertanyaannya tadi.

Devan menghela nafas sejenak dan menatap Kayla intens.Dia sudah sempat berharap tadi Kayla menyukai dirinya.Namun ia salah faham dengan pertanyaan Kayla.

"Saya tidak memiliki kekasih",jawab Devan ketus.

"Benarkah...?",tanya Kayla ada rasa senang yang hinggap dihatinya saat tahu Devan belum memiliki kekasih.

"Kenapa?ada yang salah?",tanya Devan lagi.

"Gak kok-

"KAYLA...",tiba tiba ada seseorang yang mengahampiri mereka yang sedang asyik berbincang.

Kayla menoleh dan menatap sejenak pria yang baru saja menegurnya.

"Roby...", sapa Kayla tersenyum lebar.

"Kamu apa kabar",tanya Roby mengulurkan tangannya.

"Baik...",jawab Kayla menyambut uluran tangan Roby.

Devan yang melihat pemandangan didepannya mengeraskan rahangnya dan mengepalkan jari jarinya.Entah kenapa dia tidak rela Kayla disentuh oleh laki laki lain selain dirinya.Ingin rasanya ia menghajar laki laki yang sudah berani menyentuh miliknya.Ya miliknya karena bagi Devan Kayla adalah miliknya.

Devan membuang mukanya kearah lain saat melihat keakraban Kayla dengan laki laki yang baru saja mengganggu kebersamaannya dengan Kayla.Dia begitu tak rela Kayla tersenyum kepada laki laki lain.

"Kay...ayo balik",ujar Devan menghentikan perbincangan Kayla dan Roby.

Kayla terdiam ia melupakan ada Devan yang bersamanya saat bertemu Roby yang merupakan kakak kelasnya di SMA dulu.

"Mas...kenalin-

"Ayo balik...",Devan menarik pergelangan tangan Kayla dan melangkah pergi meninggalkan Roby yang menatap heran.

Kayla hanya tersenyum tipis kepada Roby dan mengikuti langkah Devan yang menggegam jemarinya.Kayla menatap jemarinya yang digenggam oleh Devan.Jangan ditanya jantungnya saat ini.Jantungnya berdetak tak karuan saat telapak tangan Devan masih menggegam jemarinya keluar dari restoran.

Apakah Devan cemburu?tentu saja ia cemburu saat gadisnya ada yang menggangu.Devan yang dari dulu menyukai Kayla bahkan saat Kayla masih berseragam abu abu.Saat Devan ingin mengatakan perasaanya Kayla dan keluarganya pindah dan Devan kehilangan jejaknya.Itulah yang membuat Devan saat ini takut kehilangan Kayla lagi.

"Mas...tunggu dulu",ujar Kayla menghentikan langkahnya.Devan menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Kayla.

"Ada apa?",tanya Devan menahan amarahnya.

"Saya capek",jawab Kayla mengatur nafasnya.

Devan menatap sekelilingnya ternyata mereka sudah berjalan cukup jauh.Devan menatap Kayla penuh rasa iba.Karena rasa cemburunya ia membuat gadisnya kelelahan.

"Maaf",lirih Devan mengusap peluh di kening Kayla.

Deg

Kayla membulatkan matanya saat Devan mengusap peluhnya.Ada rasa menghangat dalam hatinya di perlakukan manis saat ini.Dia tersenyum tipis saat melihat Devan mengkhawatirkannya.

"Tidak apa apa Mas",jawab Kayla tersenyum manis.

"Yakin...?",tanya Devan lagi.

"Hmmm...",jawab Kayla diiringi anggukan kecil.

"Syukurlah...kamu baik baik saja my sweety",gumam Devan pelan.

"Maksudnya?",tanya Kayla apa dia tidak salah dengar saat Devan bergumam barusan.

"Tidak apa apa lupakan saja",kilah Devan kembali melanjutkan langkahnya dan diikuti Kayla.

***

"Oh ya...apa boleh saya minta nomor telfonnya?",tanya Devan saat ia telah mengantar Kayla kembali ke tempat kerjanya.

"Boleh...ini ada kartu nama saya",ujar Kayla mengeluarkan sebuah kertas kecil dari dalam tasnya.

"Terima kasih",jawab Devan.

"Untuk?",jawab Kayla bingung.

"Makan siang dan nomor telfonnya,jawab Devan kikuk.

Kayla tersenyum lebar mendengar ucapan Devan barusan.Entah kenapa pernyataan Devan barusan sangat lucu baginya.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!