NovelToon NovelToon

Si Penipu Pacar Tuan Psikopat

SPPTP#1

"ETHAN...." Pangil seseorang dengan kerasnya.

"Iya tuan." balas orang yang bernama Ethan menghampiri tuannya.

"Siapkan penerbangan sekarang, kita pergi ke Indonesia."

"Tapi tuan, habis ini kita ada...."

"Jangan bantah saya." potong si tuan tak menerima bantahan.

"Baik tuan." Ethan segera pergi kembali ke ruangan kerjanya untuk mengurus penerbangan jet pribadi tuannya.

"Iisss... si tuan mah, udah tahu habis ini ada meeting penting, ehh main minta pergi pergi aja." ngedumel Ethan dalam ruangannya.

Setelah di rasa semuanya sudah siap, Ethan kembali ke ruangan tuanya untuk menginformasikan kalau pesawat sudah siap.

Tok tok tok.

"Masuk."

"Permisi tuan, pesawat sudah siap." ucap Ethan pada tuannya.

"Kerja bagus, gak salah saya memperkerjakan kamu. Ayo kita berangkat sekarang." puji tuan Ethan, dan beranjak menuju atap kantor untuk menaiki helikopter menuju bandara.

Sampai di bandara, Ethan dan tuannya beserta beberapa orang langsung masuk ke dalam jet pribadi milik tuannya untuk terbang ke Indonesia.

"Permisi tuan Ricard, apakah anda ingin makan siang sekarang?" tanya pramugari yang seksi dan cantik.

"Hmm." balas Ricard dingin yang membuat pramugari itu mendengus kesal dan segera pergi menyiapkan makan siang untuk Richard.

Richard Halmiton Ghilbert seorang pengusaha ternyata sekaligus pemilik merk tas yang sangat terkenal di dunia yaitu RH bag.

RH bag merupakan merk tas import yang sangat banyak di gemari oleh muda mudi saat ini. Dan tas RH bag sendiri di desain khusus oleh Richard sendiri tanpa ada campur tangan orang lain.

Terbuat dari bahan kulit sintetis asli dan desain tas yang sangat mewah membuat semua orang tertarik ingin memilikinya.

Tak hanya kalangan biasa, bahkan banyak para artis yang berlomba lomba ingin memiliki tas RH bag.

Selain merk tasnya yang sangat terkenal, perusahaan yang dia dapat dari warisan keluarganya pun tak kalah terkenal saat ini. RH'G company, perusahaan nomor satu di Amerika serikat.

Richard berhasil menggulingkan banyak perusahaan sehingga dia berhasil menduduki peringkat pertama di negaranya. Dengan sifatnya yang dingin, tegas dan juga kejam, membuat semua orang enggan mencari masalah dengan dirinya.

Selain sebagai pengusaha dan pembuat tas, ada satu pekerjaan yang sangat di takuti banyak orang. Psikopat, itulah julukan yang cocok untuk Richard. Dia sudah banyak membuat nyawa seseorang melayang dengan tangannya sendiri.

Tapi tidak ada yang tahu akan hal itu, yang tahu hanya Ethan sebagai tangan kanan yang sudah di anggap seperti saudara sendiri oleh Richard dan juga anak buah Richard yang membantu Richard dalam menjalankan misinya.

Di saat banyak Psikopat yang haus akan belaian wanita, Richard berbeda. Dia malah jijik kalau melihat wanita yang seperti itu. Karena akan mengingatkan dia akan suatu hal yang nantinya akan membuat dia bersedih.

...**...

Sementara itu, di daerah Indonesia tepatnya di Jakarta, seorang gadis tengah memainkan ponselnya sambil tiduran di atas ranjang miliknya.

"Hahahaha, akhirnya dapat uang lagi." tawa gadis itu.

"Dasar bodoh banget sih, masak dengan mudahnya gw tipu." lanjut gadis itu.

"Ehh tapi baguslah kalau dia bodoh, kan gw jadi banyak dapat uang."

Diandra Safaluna, gadis cantik dengan postur tubuh yang ideal, atau lebih ke agak sexy sedikit. Dia adalah seorang penipu kelas kakap. Sudah ada banyak orang yang dia tipu, mulai dari ibu ibu dan juga kaum muda.

Dengan dalih berjualan online RH bag dengan sistem non cod membuat Diandra dengan mudah mendapatkan banyak uang. Tak hanya dalam berjualan online saja, bahkan dalam hubungan asmara pun Diandra sangat pintar membodohi si cowok.

Drrtt drrtt drrtt...

Ponsel yang satunya milik Diandra berdering yang menandakan ada telefon masuk.

"Aduh siapa sih telfon, ganggu orang cari uang aja." gruntu Diandra.

Diandra beranjak mengambil handphone miliknya yang satunya lagi di atas nakas.

"Kebetulan nih." gumamnya sambil tersenyum senang.

"Ehem ehem." Diandra menetralkan suaranya agar terdengar lembut.

'Halo.' Diandra menyapa duluan dengan nada lemas yang dia buat buat.

'Hai sayang, kamu lagi ngapain?' Tanya orang di seberang telepon yang tak lain adalah pacar Diandra.

'Ini lagi tiduran.' jawab Diandra.

'Kamu kenapa, kok kayaknya lesu gitu?' tanya si cowok khawatir.

'Gapapa kok, ini cuma agak pusing aja.'

'Udah ke dokter belum?'

'Belum, aku gak ada uang buat pergi ke dokter. Kan kamu tahu akhir akhir ini aku gak kerja.' Diandra pura pura sedih.

'Sini nomor rekening kamu, biar aku transfer buat kamu berobat.'

Mendengar apa yang cowoknya katanya, seketika senyum Diandra terbit.

'Gak usah, aku gak enak sama kamu. Lagian juga kita kan gak pernah ketemu, emang kamu gak takut kalau aku nipu kamu?'

'Udah kamu gak perlu pikirkan hal itu, nanti kalau aku ada libur panjang aku bakal susulin kamu ke Pekalongan untuk ngajak kamu ke jenjang yang lebih serius. Aku percaya sama kamu, karena aku tahu kamu mencintai ku dan aku pun begitu.' balas si cowok yang sangat bucin angkut.

'Makasih sudah percaya sama aku, tapi gak usah uangnya, palingan nanti juga akan sembuh sendiri sakitnya. Udah biasa juga.' tolak Diandra.

'Gak, kamu harus periksa ke rumah sakit. Sini cepat mana nomor rekening kamu biar aku transfer sekarang.' paksa si cowok.

'Lewat ov* aja ya, soalnya aku belum bikin rekening.'

'Ya udah sini cepat, biar kamu bisa cepat cepat ke rumah sakit.' paksa si cowok.

Diandra diam tak menjawab ucapan si cowok, membuat si cowok khawatir.

'Kamu kenapa kok diam? Apakah rasanya makin sakit?' tanya si cowok.

'Enggak, aku cuma kepikiran uang kontrakan aku aja, soalnya belum aku bayar. Mungkin nanti sehabis pulang dari rumah sakit aku harus beres beres pergi dari kontrakan ini.' jawab Diandra.

'Maksud kamu, kenapa kamu harus pergi dari kontrakan kamu. Sekarang nyari tempat kontrakan yang nyaman itu susah loh.'

'Ya mau bagaimana lagi, aku udah nunggak tiga bulan gak bayar kontrakan.'

'Tuga bulan? Kenapa selama itu kamu nunggaknya?' heran si cowok.

'Ya mau bagaimana lagi, gaji aku dari kerja selalu aku kirim ke kampung buat biaya sekolah adik adik aku. Trus juga kan bulan ini aku gak kerja karena udah kena PHK.' jelas Diandra.

'Ya udah kamu gak perlu pergi dari kontrakan itu, nanti pakai uangku aja dulu buat bayar biaya kontrakan kamu. Emang berapa totalnya?'

'Gak banyak sih, cuma satu juta lima ratus aja.' jawab Diandra.

'Ya udah sini nomor ov* kamu, biar aku transfer sekarang.' pinta si cowok.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Diandra segera mengirimkan nomor ov* miliknya ke cowoknya.

Klunting.

Diandra segera mengecek saldo miliknya, dan dengan penuh senyum Diandra lihat nominal yang tertera di sana. 2.500.000 ribu, ternyata membohongi cowok lebih mudah dari pada membohongi pembeli barangnya di online.

...***...

Hai, semoga suka ya 😁

SPPTP#2

'Ya ampun sayang, ini banyak banget. Nanti gimana aku bisa gantinya.' ucap Diandra memangil cowoknya dengan sebutan sayang.

'Udah gak papa ambil aja, nanti juga kamu akan jadi istri aku.' balas si cowok dengan pede.

Diandra yang mendengar itu pun menampilkan raut wajah yang seperti orang muntah muntah.

'Makasih ya, kamu baik banget sama aku.'

'Iya sama sama, sana gih kamu cepat siap siap biar cepat di periksa terus dapat obat dari dokter.' suruh si cowok.

'Iya sayang, aku matiin dulu ya, daaa....'

'Da... sayang, semoga cepat sembuh ya.' balas si cowok dan panggilan pun di akhiri oleh Diandra.

"Hufft... akhirnya selesai juga nih telfon. Oke saat nya kita buang nih kartu, terus beli kartu HP baru."

Diandra langsung mengambil SIM card dalam handphonenya dan mematahkannya jadi dua. Tak lupa dia juga memblokir kontak si cowok dari handphone miliknya.

"Uang segini enaknya buat apa ya...." Diandra mengetuk ketukan jarinya di dagu.

"Ke mall aja kali ya, sambil sekalian cari SIM card baru." lanjutnya.

Diandra pun bersiap siap untuk pergi ke mall, dia berencana akan shoping menggunakan uang yang baru saja dia dapat dari menipu mantan pacarnya. Iya mantan pacar, karena Diandra sudah mengganggap putus hubungan mereka sebelumnya.

Selain uang hasil menipu mantan pacarnya, Diandra juga tadi mendapatkan banyak uang dari hasil menipu banyak orang yang ingin membeli tas yang dia jual.

"Kalau hasilnya kayak gini terus, gw bisa cepat kaya tanpa harus capek capek kerja nih." monolog Diandra di depan cermin meja riasnya.

Diandra memoles wajahnya senatural mungkin dan memakai pakaian yang sangat sopan agar nanti dapat menarik perhatian laki laki lain.

Selain shoping dan mencari kartu handphone baru, Diandra juga nanti berniat mencari gebetan baru untuk dia tipu seperti sebelum sebelumnya. Atau kalau bisa nanti dia jadikan ATM berjalan.

Setelah siap, Diandra keluar dari kontrakan miliknya dan berjalan menghampiri mobil taksi online yang sudah dia pesan tadi.

...**...

Pesawat pribadi milik Richard mendarat sempurna di bandara Soekarno Hatta. Richard turun dari pesawat di kawal banyak orang berjas hitam dan memakai kaca mata hitam di samping dan di belakangnya.

Banyak orang yang memotret kedatangannya Richard di Indonesia. Siapa yang tidak tahu Richard, si pengusaha sukses asal Amerika.

Mereka semua bertanya tanya, ada apakah kedatangan Richard ke Indonesia? Apakah Richard ingin memperluas perusahaannya di negara ini? Ataukah dia ingin berwisata atau kan apa?

"Bereskan semuanya." ucap dingin Richard pada Ethan.

"Baik tuan." jawab Ethan yang mengerti apa kemauan tuannya.

Richard masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu dari tadi, sedangkan Ethan entah pergi ke mana tadi.

"Kita ke apartemen sekarang." perintah Richard pada sopirnya.

"Baik tuan."

Mobil yang di naiki Richard pun mulai berjalan meninggalkan bandara internasional Soekarno-Hatta.

Dalam perjalanan Richard memandangi jalanan ibu kota Jakarta yang padat siang ini.

"Apakah tidak ada jalan lain?" tanya Richard tanpa menatap ke arah sopirnya.

"Tidak ada tuan, karena jalan pintas yang biasanya di gunakan orang orang sedang dalam perbaikan." jawab si sopir.

"Hufft...." hela nafas Richard.

Richard memandangi kemacetan yang menghiasi ibu kota Jakarta siang ini. Banyak gedung gedung yang menjulang tinggi di sana. Hingga pandangan Richard jatuh ke salah satu gedung yang ada di sana.

"Kita belok ke mall itu aja, dan carikan alat penyamaran buat saya." perintah Richard yang merasa bosan di tengah kemacetan.

"Baik tuan." patuh si sopir.

Sopir mobil Richard pun mencari jalan untuk belok ke arah mall. Setelah sampai di depan mall sopir Richard turun dan pergi masuk duluan ke dalam mall untuk mencarikan alat penyamaran buat tuannya.

Setelah beberapa saat menunggu, sopir Richard datang sambil membawa jaket hitam, masker hitam dan juga topi hitam. Sopir memberikan semuanya pada Richard dan langsung di pakai oleh Richard.

"Gak usah menunggu saya, kamu pergi saja dari sini." ucap Richard sebelum keluar dari dalam mobil.

"Tapi tuan...." pak sopir itu ingin membantah, karena tadi dia di berikan amanah oleh Ethan untuk menjaga tuan Richard.

"Saya tuan kamu, bukan Ethan." setelah mengucapkan itu, Richard keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam mall.

"Aduh gimana ini, bisa habis nanti aku di tangan bos Ethan." gumam pak sopir takut.

Pak sopir pun segera menghubungi Ethan untuk memberitahukan di mana keberadaan Richard sekarang. Meskipun awalnya pak sopir itu terkena amarah dari Ethan tapi setelah itu dia dapat bernafas lega karena tidak terlalu khawatir lagi tentang keberadaan tuannya.

Pak sopir itu pun segera pergi dari sana dan kembali ke kemacetan lagi seperti sebelumnya.

...**...

Sementara itu, Diandra dengan tangan yang sudah penuh akan barang belanjaannya tengah berjalan menuju restoran yang ada di dalam mall untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

"Mau pesan apa mbak?" tanya pelayan restoran pada Diandra yang sudah duduk di kursi restoran.

Diandra diam memilih apa yang akan dia makan siang ini. Karena dia tengah kelaparan banget, maka Diandra memilih makanan yang berbahan dasar nasi.

"Saya mau nasi goreng seafood sama minumannya greentea." ucap Diandra menyebutkan makan yang dia pesan.

"Baik kak, silahkan di tunggu lima menit lagi."

Setelah kepergian pelayan tadi, Diandra mengambil handphonenya dari dalam tas, dan memasukkan SIM card yang baru saja dia beli tadi ke dalam handphonenya.

Setelah itu dia mendaftarkan ponselnya. Karena daftar SIM card harus pakai nomor induk kependudukan, maka Diandra mengunakan NIK milik orang orang yang entah siapa, yang pasti Diandra tidak kenal.

Jika kalian bertanya dari mana Diandra mendapatkan nomor induk kependudukan itu, maka jawabannya adalah dari tempat sampah yang ada di tempat foto copy.

Atau kalau tidak dapat dari sana, dia dapat dari bekas bungkus gorengan yang biasanya dia beli di pinggiran jalan.

Maka dari itu, jika kalian memfoto copy surat surat penting jangan sampai ada yang tertinggal meskipun itu rusak kalian ambil aja, biar nanti tidak di salah gunakan oleh orang orang.

"Dah beres." monolog Diandra setelah menyelesaikan registrasi SIM card baru miliknya.

"Ini NIk nya udah habis tinggal satu ini doang, cari di mana lagi ya...." gumam Diandra sambil berfikir.

"Nanti lah aku beli gorengan, siapa tahu kan nanti yang buat bungkus itu foto copy kartu keluarga seseorang." lanjut Diandra.

"Permisi kak, ini makanannya." ucap pelayan yang tadi mengantarkan pesanan Diandra.

"Iya, terimakasih ya." balas Diandra sambil tersenyum seramah mungkin.

"Iya kak, sama sama." balas si pelayan restoran dan pergi meninggalkan Diandra.

...***...

SPPTP#3

Richard sampai di dalam mall, dia bingung harus melakukan apa di sana. Beli pakaian pun buat apa, karena kalau dia mau yang jual lah yang akan pergi ke rumah Richard.

Richard memutar mutarkan tubuhnya berharap ada hal menarik yang dapat dia lakukan di sana.

Bruk.

"Aduh." ringis seseorang.

Richard diam memandang orang yang menabrak tubuhnya.

"Lain kali jangan berdiri di tengah jalan, ganggu orang jalan aja." omel Diandra. Ya, orang yang menabrak Richard adalah Diandra yang baru saja keluar dari restoran.

Richard melepaskan kacamata serta masker yang dia pakai dan memandang Diandra datar.

"Buset, ganteng juga nih cowok. Dari penampilannya aja seperti orang kaya." batin Diandra menilai penampilan Richard.

"Sadar Diandra, jangan terlalu menunjukkan sikapmu, ayo cuek sama dia." lanjut batin Diandra.

"Karena gw orangnya baik hati, maka lo gw maafkan."

"Kalau gitu gw permisi dulu." lanjut Diandra dan pergi dari sana.

"Satu, dua, ti...."

"Tunggu."

Tuh kan, belum selesai Diandra menghitung orang itu sudah memanggilnya.

"Ada apa lagi tuan, gw kan sudah meminta maaf." Diandra berbalik menatap orang ganteng yang berjalan ke arahnya.

"Ini kantong belanjaan kamu tertinggal satu." ucap Richard memberikan satu tas belanjaan Diandra yang tertinggal.

"Hah?" cengoh Diandra.

"Ini." menggoyangkan tas belanjaan Diandra yang tak kunjung di ambil juga dari tangannya.

"Ehh iya, makasih." ucap Diandra.

Setelah menerima barangnya, Diandra segera pergi dari sana sambil menggerutuki dirinya yang mengabaikan tangkapan ikan emas. Seharusnya tadi Diandra meminta ganti rugi yang besar, atau kalau perlu tadi Diandra menggoda laki-laki itu saja.

"Menarik dari pada kebanyakan cewek yang suka godain saya." gumam Richard dan memakai kacamata serta maskernya kembali.

Setelah itu Richard memutuskan untuk pergi ke dalam restoran untuk menunggu kedatangan Ethan, karena Richard yakin kalau Ethan sekarang tengah menuju ke tempatnya.

...**...

Ethan turun dari mobil dan tak sengaja dirinya bertabrakan dengan Diandra di tengah pintu keluar masuk mall.

"Aduh." ringis Diandra dan barang belanjaannya pun berserakan di lantai.

"Apes banget sih gw, masak gak ada satu jam gw udah tabrakan dua kali sama orang." gruntu Diandra sambil mengambil barang-barangnya.

"Sorry sorry sorry, saya gak sengaja." ucap Ethan dan membantu Diandra mengambil barang-barang milik Diandra di lantai.

"Gw gak mau tahu, pokoknya lo harus ganti rugi." pinta Diandra setelah berdiri dan menatap Ethan garang.

"Hah, ganti rugi? Gak salah tuh, orang barangnya aja semuanya gak ada yang rusak." balas Ethan tak mau mengganti rugi yang Diandra minta.

"Iya emang barang barang gw gak ada yang rusak, tapi tubuh gw sakit semua. Bagaimana nanti kalau ada luka dalam, terus makin parah karena kamu gak mau ganti rugi buat uang rumah sakit. Terus nanti gw meninggal, dan kamulah yang sebagai tersangka dalam kasus kematian gw." cerocos Diandra.

"Saya doain deh mbak, semoga mbaknya cepat meninggal. Biar gak ada lagi manusia seperti mbaknya di dunia ini."

"Saya permisi dulu mbak, bos saya sudah menunggu di dalam." lanjut Ethan dan pergi meninggalkan Diandra yang terbengong di sana.

"Hah, gak salah nih gw ketemu lelaki kayak dia. Kenapa sih hari ini apes banget, mana gak dapat uang lagi. Pulang dari sini sepertinya gw harus cari mangsa baru." Monolog Diandra dan setelah itu dia pergi mencari taksi.

Tak lupa Diandra juga memeriksa apakah ada barang barangnya yang tertinggal seperti tadi atau tidak.

...**...

Ethan mencari keberadaan Richard, setelah menemukan Richard Ethan langsung menghampirinya.

"Permisi tuan, maaf sudah membuat anda menunggu lama." ucap Ethan.

"Hmm." balas Richard.

"Oh iya, saya minta tolong kamu cari tahu tengah cewek yang barusan ketemu saya." perintah Richard.

"Hah?"

"Bagiamana aku bisa mencari tahu siapa cewek itu, sedangkan wajahnya saja aku tidak tahu." batin Ethan.

"Gak usah bingung gitu, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan." ucap Richard yang tahu apa yang sedang Ethan pikirkan.

"Ayo kita ke apartemen, saya mau istirahat." ajak Richard berdiri dari tempat duduknya dan berjalan duluan meningkatkan Ethan yang masih bengong.

"Tuan itu sebenarnya Psikopat atau cenayang sih, kok tahu apa yang aku pikirkan?" gumam Ethan dan berjalan setengah berlari untuk mengejar tuannya.

Mereka berdua berjalan menuju lift dan naik ke lantai paling atas, tepatnya di atap mall. Di sana sudah terdapat helikopter milik Richard yang sudah menunggu tuannya.

Semua itu tak luput dari kerja Ethan, karena tadi si sopir bilang kalau di dekat mall jalannya sangat macet, maka Ethan memutuskan untuk menghubungi orangnya untuk menyiapkan helikopter di atap mall. Supaya tuannya bisa segera pulang ke apartemen.

...**...

Diandra sampai di kontrakannya, dia langsung mencoba semua barang yang dia beli tadi di mall. Satu persatu pakaian yang Diandra beli pun dia kenakan.

"Emang sih kalau sudah cantik dari sononya mau pakai apapun juga akan tetap cantik." monolog Diandra di depan cermin sambil memperhatikan tubuhnya yang memakai pakaian baru.

"Ini tasnya juga oke, boleh nih nanti buat bahan nipu orang." lanjut Diandra yang sedang mencoba tas yang juga baru saja dia beli.

"RH bag, wah ini mah tas import mahal. Apalagi sekarang lagi trend trend nya, pasti bakalan banyak yang minat nih."

"Fix, gw harus cari tahu tentang semua produk ini biar gw bisa lancar dalam menipu orang. Langkah awal yang harus gw tempuh adalah mencari orang buat gw tanya tanya tentang RH bag. Kalau perlu gw harus pura pura ingin jadi reseller nya." lanjut Diandra.

Diandra pun membereskan semua barang yang baru saja dia beli ke tempatnya, sebelum dia akan memulai aksinya untuk mencari ilmu tentang RH bag biar lancar dalam menipu orang.

Di mulai dengan mencari informasi tentang RH bag di g**gle, baru selanjutnya dia akan mencari grup reseller di Faceb**k.

"RH bag adalah tas yang di desain langsung oleh pemiliknya. Richard Halmiton Ghilbert, lelaki Amerika yang sangat tampan dan juga kaya raya. Banyak wanita yang ingin menjadi kekasihnya, tapi tak ada satu pun yang berhasil menarik perhatian Richard." secuil artikel yang Diandra baca di internet tentang siapa pemilik RH bag.

"Wow, gilak sih ini kalau sampai gw berhasil dapetin tuh cowok pasti gw gak bakal harus capek capek nipu orang kayak gini." ucap Diandra setelah membaca artikel itu.

"Tapi itu sepertinya gak mungkin sih, dia kan kaya raya terus ganteng lagi. Mana mungkin mau sama gw, apalagi saingan gw itu artis artis papa atas kayak gini. Sudah pasti kalah saing gw." lanjut Diandra.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!