NovelToon NovelToon

Kyra dan Om Doteng (Dokter Ganteng)

K-O-D Part 1

Kyra Maheswari Adijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Saat ini ia merupakan mahasiswa tingkat 3 di fakultas kedokteran. Ia merupakan putri pertama dari pasangan dokter Pertiwi Putri Persada dan Marco Farhandika Adijaya.

Sejak kecil, Kyra lebih banyak diasuh oleh Adinda adik dari Pertiwi. Adinda memiliki anak laki-laki yang berusia 6 bulan lebih tua dibandingkan Kyra. Evano Faiden Prasetya.

Evan dan Kyra selalu bersekolah di sekolah yang sama, keduanya sudah seperti saudara kandung meskipun terlahir dari orang tua yang berbeda namun hubungan persaudaraan mereka sangat erat, karena selain tante dari Kyra, Adinda juga adalah ibu susu dari Kyra.

Kyra memiliki seorang adik laki-laki yang berusia 1 tahun di bawahnya bernama Farel Mahendra Adijaya. Sang adik tinggal di Singapura bersama kedua orang tuanya. Sementara Kyra tinggal di Indonesia bersama Tantenya, Adinda.

Walaupun tidak tinggal bersama, tetapi kedua orang tua Kyra tetap memberikan kasih sayang serta pengawasan dan pengawalan ketat kepada putrinya itu.

Kyra jatuh cinta kepada seorang pria dewasa yang berprofesi sebagai dokter. Sejak pertama kali bertemu dan ditolong oleh sang dokter, seolah hati Kyra telah terpaut dengan pesona sang dokter. Hingga, Kyra selalu meminta Evan untuk menemaninya hiking ke gunung dengan tujuan agar bertemu kembali dengan dokter pujaan hatinya itu.

Sungguh rasanya bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Suatu hal yang dirasa tidak mungkin, namun Kyra begitu yakin jika ia akan bertemu kembali dengan Om Doteng kesayangannya itu.

Dan akhirnya, keinginan Kyra seolah terkabul. Saat itu, ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang di kampus yang ternyata itu adalah pujaan hatinya.

Walaupun pria itu tak menanggapinya dengan serius, satu hal yang Kyra ketahui bahwa pria itu adalah kakak dari teman dekatnya sendiri.

Wah... Wah... Bukankah ini kemudahan yang Tuhan tunjukkan kepadanya ?

Kyra begitu bahagia karena bisa bertemu kembali dengan pria yang telah mencuri hatinya itu. Segera ia mencari Andara, sahabatnya untuk menanyakan perihal Om Doteng yang ternyata kakak kandung dari sahabatnya itu.

Kyra mencari keberadaan Andara, yang ternyata berada di perpustakaan kampus. Segera setelah berkeliling perpustakaan, Kyra menemukan Andara yang tengah membaca buku di pojok perpustakaan.

Kyra menghampiri Andara kemudian duduk di samping gadis manis berkaca mata itu.

" Dara... Gue seneng banget deh hari ini " ucap Kyra setengah berteriak.

Andara meletakkan telunjuk di depan bibirnya, menyuruh Kyra agar tidak mengeluarkan suara kencang.

" Sstt... Kebiasaan deh, gak nyadar tempat " ingat Andara setengah berbisik.

" Eh, iya... Maaf... Maaf... ! " ucap Kyra cengengesan.

" Ada apaan sih, Ra ? Kayaknya seneng banget ? " tanya Andara penasaran karena melihat Kyra begitu riang.

" Gue ketemu Om Doteng tadi di parkiran " bisik Kyra pada Andara.

Andara mengangkat sebelah alisnya

" Kok bisa sih ? " tanya Andara heran dengan suara pelan.

" Ya bisalah, berarti kita jodoh " ucap Kyra dengan kekehan dari mulutnya.

" Kepedean lo " cebik Andara, kembali meneruskan kegiatannya membaca buku.

" Ih... Dara... Dengerin gue dulu dong ! " rengek Kyra sambil mengguncang lengan Andara.

Dan kalau sudah dalam mode seperti itu, tidak ada lagi yang bisa Andara lakukan selain menutup buku dan mendengarkan Kyra.

" Oke... Oke... Kamu tuh suka kebiasaan deh, gak bisa lihat orang anteng baca " gerutu Andara namun tetap memperhatikan sahabatnya itu.

" Lo tahu gak ? Ternyata Om Doteng itu punya adik kuliah disini juga malahan satu jurusan sama kita " jelas Kyra memancing Andara.

" Oh ya ? Emang siapa adiknya ? " tanya Andara penasaran.

" Namanya Andara, dia sekelas sama kita " jawab Kyra.

" Oh, kakaknya Andara " sahut Andara masih belum menyadari siapa yang dimaksud oleh Kyra.

Sampai sedetik kemudian mata Andara membola menatap Kyra yang kini tersenyum smirk padanya.

" What ? Kakak gue ? " pekik Andara yang langsung dibekap mulutnya oleh Kyra.

" Sstt... Berisik banget sih lo " ucap Andara lalu melepaskan tangannya yang menutup mulut Andara.

" Eh, Ra ? Gue gak salah denger kan ? Tadi lo bilang kakak gue ? " tanya Andara penasaran dengan suara berbisik.

" Beneran, Dar... Ternyata orang yang selama ini gue cari itu kakaknya Lo. Lo jahat banget sih gak bilang kalau punya kakak ganteng begitu " oceh Kyra.

Andara menepuk jidatnya, merasa jika sahabatnya ini sangat absurd kaŕena sudah menyukai kakaknya yang bahkan usianya lebih dari dua kali lipat usia mereka.

Andara segera merapikan buku yang dibacanya lantas menyimpannya kembali ke tempat semula. Kemudian Andara mengajak Kyra untuk keluar dari perpustakaan agar mereka bisa leluasa untuk bicara.

Andara membawa Kyra ke cafe di dekat kampus mereka.

" Ra, lo sadar gak sih yang lo bilang itu " selidik Andara mencari tahu.

Kyra menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin.

" Emangnya kenapa, Dar ? " tanya Kyra heran.

" Ya ampun Kyra... Kakak gue tuh udah tua, mungkin dia seumuran sama nyokap bokap lo. Sadar diri dong, Ra ! Yang mudaan masih banyak kali ! " ingat Andara.

Kyra menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Iya, tapi gue maunya sama kakak lo itu. By the way siapa sih nama kakak lo itu ? " tanya Kyra kemudian.

" Hamiz... Nama kakak gue Hamizan " jawab Andara.

" Hamiz... Om Doteng gue yang tersayang " gumam Kyra sambil tersenyum sendiri membayangkan wajah tampan Om Dotengnya itu

" Hello Kyra ! Sadar non, sadar ! " ucap Andara sambil mengusap wajah Kyra dengan embun dari gelas tempat minuman dingin mereka.

" Ih, Dara... Gitu amat sih sama calon kakak ipar " ucap Kyra sambil mengerucutkan bibirnya.

" Kakak ipar dari Hongkong " sahut Andara sambil geleng-geleng kepala.

Kyra menangkupkan kedua telapak tangannya dan memohon pada Andara.

" Please, Dar... Bantuin gue deketin kakak lo itu. Please !! " mohon Kyra dengan wajah memelas.

Andara menghembus kasar nafasnya.

" Mendingan lo cari cowok lain deh, Ra. Jangan kakak gue ! " tolak Andara sambil membanting punggungnya ke kursi.

" Tapi kenapa, Dara ? Lo kan tahu sendiri perjuangan gue supaya bisa ketemu sama Om Doteng gue itu. Ini udah ada di depan mata, lo malah nyuruh gue lupain gitu aja " oceh Kyra tak terima.

" Gue tahu, Ra... ! Justru karena gue tahu, gue gak mau lo terluka. Lo itu sahabat gue, gue mau yang terbaik buat lo " jelas Andara.

" Jadi kakak lo itu bukan orang baik ? " tanya Kyra sedikit kecewa.

Andara menghela nafasnya, lalu menyeruput minuman dingin di hadapannya.

" Kakak gue, laki-laki paling baik yang gue kenal. Dia selalu memenuhi semua kebutuhan gue, memberikan yang terbaik buat gue. Sampai-sampai dia melupakan kalau dia juga punya kehidupannya sendiri " jelas Andara.

" Demi ngerawat dan ngebesarin gue, dia rela gak nikah sampai sekarang di usianya yang gak lagi muda dia masih belum mau mencari pendamping hidupnya " tambah Andara.

...****************...

Sabar ya Om Doteng, jodohnya lagi OTW 🤭

Well, kira-kira Andara mau bantuin Kyra gak ya ? Terus Om Doteng, Hamiz bakalan tertarik gak sama Kyra ?

Ikutin terus cerita cinta Kyra mengejar cinta Om Doteng. Tap favorit cerita ini ya ! Jangan lupa kasih dukungannya 😁🤗 Love you all 😘😘

K-O-D part 2

Andara menarik nafasnya panjang, ia kemudian memijat pelipisnya. Sementara Kyra terus merengek meminta kepadanya agar dipertemukan dengan sang kakak.

" Aduh, Ra... Gue gak janji ah. Lagian kakak gue tuh paling gak suka diusik masalah pribadinya " cetus Andara.

" Ayolah, Dar... Masa lo tega sih sama sahabat lo yang cantik dan baik hati ini " ucap Kyra sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Dan jika Kyra sudah ada dalam mode merajuk seperti ini, pastinya akan membuat Andara pusing tujuh keliling.

Andara mendengus kesal.

" Kebiasaan deh ! " cebik Andara.

" Iya deh, gue bantuin lo. Tapi sebatas ngenalin doang ya. Selebihnya terserah lo " akhirnya Andara mengiyakan permintaan Kyra.

" Thank you adik ipar " pekik Kyra sambil memeluk Andara.

Andara dan Kyra kini berada di rumah Andara. Kyra sengaja berkunjung ke rumah Andara dengan tujuan agar ia kembali bertemu dengan Om Doteng Hamiz, pujaan hatinya.

" Kakak lo, kapan pulang sih Dar ? " tanya Kyra pada Andara.

Pandangan matanya memutar ke sekeliling ruangan.

Andara mengangkat bahunya, pertanda ia tak tahu waktu pasti kepulangan sang kakak.

" Kak Hamiz tuh kadang pulang kesini, kadang ke apartemennya. Jadi gak bisa dipastiin juga. Yah kalo orangnya ada, berarti balik kesini. Kalau engga berarti balik ke apartemennya " jelas Andara rasional.

" Yah... Sia-sia dong gue ikut lo ke sini " keluh Kyra sambil menyenderkan punggungnya di sofa. Kyra menaruh kepalanya pada bagian sandaran atas sofa kemudian menutup mata sambil menghembus nafas kasar.

Andara hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu. Andara mendekati Kyra, lalu mengguncang bahu sahabatnya.

" Kita ke kamar aja yuk, Ra... Kakak gue mah gak usah ditungguin. Biasanya kalau ditungguin, malah gak dateng " ajak Andara.

Kyra membuka matanya, lalu memajukan bibirnya.

" Percuma dong gue datang kesini " ucapnya kecewa.

" Percuma kalau cuma rebahan di sofa doang mah. Udah ah, gak usah mager gitu... Ayo buruan ! " ajak Andara sambil menarik tangan Kyra dan memaksa Kyra mengikutinya ke kamar.

Kyra merebahkan tubuhnya di atas kasur Andara, sementara si empu kamar lebih memilih untuk membersihkan diri di kamar mandi.

Kyra masih asyik rebahan saat Andara keluar dari kamar mandi.

" Ra, mendingan bebersih dulu deh biar segeran... ! " seru Andara.

" Males ah " tukas Kyra, ia masih asyik berguling di atas kasur milik Andara.

" Ish, jorok amat sih. Kakak gue tuh suka sama cewek yang rapi dan wangi lho " ucap Andara yang seketika membuat Kyra bangkit dari kasur.

" Beneran Dar ? " tanya Kyra melebarkan matanya.

" Iya, beneran... Secara kan kakak gue itu dokter, jadi dia suka kebersihan ... "

" Iya, iya... Gue mandi dulu sekarang " ucap Kyra bergegas menuju ke kamar mandi.

Andara menyunggingkan senyum melihat kelakuan Kyra.

" Kyra... Kyra... Harus diembel-embelin dulu ! " gumam Andara sambil melihat Kyra yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Hari sudah menjelang malam, namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Hamiz, si Om Doteng yang sangat dinantikan oleh Kyra.

" Dara... Telponin kakak lo itu dong... Tanyain kapan dia mau datang kesini ! " rengek Kyra.

" Ogah... ! " timpal Andara cuek, ia malah asyik membaca novel favoritnya.

" Ih, gitu ah Dara mah, gak solider sama sobat " sahut Kyra mengerucutkan bibirnya.

" Udah ah, gak asik... Mendingan gue pulang aja. Ngapain juga gue disini, gak ada kepastian " tambah Kyra menekuk wajahnya.

" Eit, jangan dong Ra... Lo nginep disini aja, kali aja kakak gue pulang entar malem atau besok pagi " bujuk Andara agar Kyra tidak pulang.

" Modus kan lo ? Sengaja biar gue mau nginep disini. Iya kan ? " tuduh Kyra membuat Andara nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang berbaris rapi.

" Sekali sekali boleh dong, Lo nginep disini. Jangan gue aja yang nginep di rumah lo " tukas Andara.

" Tapi, gue gak bawa baju ganti... " sahut Kyra.

" Lo kan bisa pake baju gue. Oke kan ? Mau ya Ra... Mau ya ! " timpal Andara sambil memohon pada Kyra.

" Ya udahlah, gue nginep disini. Kali aja Om Doteng gue dateng nanti malam " ucap Kyra mengiyakan permintaan Andara.

Kyra dan Andara memang sangat dekat. Keduanya mulai bersahabat sejak masa Ospek di kampus. Kyra yang mandiri dan ceria bisa begitu klop dengan Andara yang introvert. Mungkin dikarenakan keduanya sama-sama jauh dari orang tua.

Yang membedakan adalah meskipun orang tua Kyra tidak tinggal bersamanya tetapi Kyra masih bisa bersama Tante dan keluarganya. Lain halnya dengan Andara yang selama ini hanya tinggal bersama asisten rumah tangga yang sudah merawatnya sejak kecil. Kedua orang tua Andara sudah meninggal saat Andara masih bayi dan Andara dibesarkan oleh sang kakak. Meskipun sang kakak jarang tinggal di rumahnya namun semua kebutuhan Andara selalu terpenuhi dan tak kekurangan perhatian meskipun sang kakak tinggal berjauhan.

Dan sekarang, siapa yang menyangka jika justru sang kakak lah pria yang dicintai oleh Kyra, sahabatnya. Pria yang sudah berumur 46 tahun itu, justru membuat sang sahabat jatuh cinta pada pandangan pertama dan seolah terobsesi dengan sang kakak.

" Ra... Kenapa sih bisa suka sama Kakak gue ? " tanya Andara.

Kedua gadis cantik itu kini merebahkan raga mereka di atas kasur yang empuk sambil melakukan pillow talk.

" Gak tahu, tiba-tiba aja suka... Gue juga heran sih kok bisa begini... Ya, selain kakak lo itu ganteng, dia juga perhatian banget. Perasaan gue deg-degan waktu deket dia, tapi gak tahu kenapa berasa nyaman aja di deketnya " jawab Kyra sambil mengingat kembali saat pertama bertemu Om Dotengnya itu.

" Kok lo bisa yakin banget sih, kalau lo itu cinta sama kakak gue ? Secara, kalian itu kan baru ketemu sekali " tanya Kyra lagi.

Kyra tak langsung menjawab pertanyaan Andara. Ia menatap ke atas plafon kamar Andara.

" Gue juga gak tahu, Dar... Tiba-tiba aja, gak bisa lupain dia. Senyumnya, sikapnya yang perhatian, bahkan tatapan matanya yang meneduhkan. Semua membuat gue terjerat pesonanya, gak bisa lupa " jelas Kyra.

" Itu mah Lo aja kali yang kegeeran. Dia kan dokter, panteslah sikapnya begitu sama pasien " skak Andara membuat Kyra terdiam.

" Iya kali ya ! " jawab Kyra tersenyum simpul. Namun sejurus kemudian gadis cantik itu menggelengkan kepalanya.

" Tapi gue bakalan perjuangin cinta gue. Seenggaknya sampai gue tahu perasaan kakak lo sama gue. Lagian masa iya sih, dia menolak pesona seorang Kyra... " gumam Kyra dengan percaya diri.

Spontan Andara mentoyor jidat Kyra setelah mendengar ucapan Kyra.

" Kepedean Lo ! Bangun, woi... Bangun ! " seru Andara bedecak sebal.

" Ish... Lo tuh ya. Dasar adik ipar lak... "

" Adik ipar apaan coba ? " delik Andara.

" Adik ipar kesayanganku. Mmuah... muah... " ucap Kyra lalu menciumi pipi Andara.

K-O-D Part 3

Mario Iskandar Hamizan, seorang dokter ganteng dan sangat matang. Ia berusia 46 tahun, namun hingga saat ini ia belum mau meninggalkan masa lajangnya.

Bukan karena dirinya tidak laku, sewaktu ia muda bahkan ia adalah seorang casanova yang kerap berganti wanita. Bermain di ranjang dengan banyak wanita adalah hal yang lumrah baginya. Akan tetapi seluruh cintanya hanya ia persembahkan untuk seorang wanita yang menjadi calon istrinya. Seorang wanita cantik yang selalu ia jaga agar tidak merusaknya hingga mereka nantinya menikah.

Namun semua impiannya harus sirna, saat calon istrinya itu melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ia bermain dengan seorang wanita yang adalah rekan kerjanya sendiri. Dan akhirnya, calon istrinya memutuskan pertunangan mereka bahkan yang lebih buruk justru ia menikah dengan pria lain.

Rasa cinta dan hasrat ingin memiliki pada wanita itu membuatnya gelap mata dan berniat untuk memiliki seutuhnya wanita itu dengan cara paksa. Tetapi, ia gagal dan justru ia kehilangan segalanya.

Ia dirawat di Rumah Sakit selama 1 minggu karena babak belur akibat perbuatannya yang mencoba melecehkan mantan tunangannya. Sang ayah dipenjarakan karena melakukan korupsi dan manipulasi dana di rumah sakit tempatnya bekerja yang ternyata adalah milik suami mantan tunangannya. Ia dipecat dari Rumah Sakit dan namanya di black list di rumah sakit manapun di kota itu.

Tak sampai disitu saja kemalangan menimpanya. Sang rekan bermain di ranjangnya kini hamil dan ia mengaku jika janin dalam dirinya adalah anak dari sang ayah yang kini mendekam di dalam penjara. Tak percaya begitu saja, ia meminta tes DNA dan ternyata itu memanglah anak dari sang ayah. Sungguh, ia tak pernah mengira ternyata wanita itu juga bermain ranjang dengan sang ayah selain dengan dirinya. Alangkah bodohnya sang ayah yang bermain wanita tanpa menggunakan pengaman seperti dirinya yang selalu menggunakan pengaman saat bermain ranjang.

Gila... Sungguh gila, kehidupan yang dijalaninya benar-benar ambyar.

Ia akhirnya menyadari semua adalah karma dari perbuatannya. Ia merawat wanita yang tengah mengandung benih ayahnya itu dan memulai hidup baru di luar negri. Ia menjadi dokter juga mendalami pengobatan herbal.

Waktu berlalu, wanita itu pun akhirnya melahirkan seorang bayi yang cantik. Sayangnya, bayi mungil itu harus kehilangan sang ibu yang meninggal saat melahirkannya. Yang lebih menyedihkan lagi adalah sang ayah yang meninggal sebelum melihat bayi cantik itu tumbuh dikarenakan serangan jantung saat di dalam penjara.

Menebus kesalahannya, ia tak lagi bermain wanita. Bahkan kini ia begitu menghormati wanita. Ia khawatir karma justru akan berlaku terhadap sang adik akibat kelakuan buruknya. Maka dari itu, ia berupaya menjaga sang adik dengan baik walaupun ia tak bisa secara langsung menjaganya. Ia pun mengganti nama panggilannya, hingga akhirnya kini ia dikenal sebagai dokter Hamiz.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hamiz baru saja tiba di rumah besarnya, rumah yang ia khusus beli untuk tempat tinggal sang adik. Sementara, ia lebih suka tinggal di apartemennya sendiri. Sesekali, ia mengunjungi rumah itu, hanya untuk melepas kerinduan kepada sang adik.

Ia segera masuk ke dalam rumah, kemudian menuju kamar adik perempuan satu-satunya. Hamiz membuka pintu kamar, suasana kamar yang temaram membuatnya tak bisa melihat dengan jelas.

Ia melangkahkan kaki panjangnya menuju samping tempat tidur. Terlihat sesosok gadis berpiyama meringkuk menyamping tanpa mengenakan selimut.

Hamiz duduk di tepi ranjang, lalu menarik selimut menutupi tubuh gadis itu kemudian membelai rambutnya.

" Maafin kakak ya... Kakak terlalu sering meninggalkanmu tapi percayalah kakak sangat menyayangimu " ucap Hamiz lembut kemudian mengecup pucuk kepala gadis itu.

Trek... Lampu kamar menyala.

" Kak Hamiz ? Kakak ngapain ? " tanya Andara saat menyalakan lampu dan menemukan sang kakak tengah mencium pucuk kepala Kyra.

" Hah ? Dara kamu kok disitu ? Terus dia siapa ? " tanya Hamiz bingung sembari menelisik gadis yang tertidur di ranjang sang adik.

Disaat yang bersamaan, Kyra membuka matanya. Lalu melihat sosok pria yang ditunggunya sejak tadi.

Kyra mengucek kedua matanya, kemudian setengah terlonjak mendudukkan dirinya.

" Om Doteng " pekik Kyra senang.

" Lho kamu ? " ucap Hamiz seolah tak percaya dengan indra penglihatannya. Hamiz lantas menegakkan dirinya, bangkit dari tepi ranjang berusaha menjauhi Kyra.

Gadis yang tadi siang menyatakan perasaannya secara terang-terangan.

" Akhirnya Om Doteng datang juga... Gak sia-sia Kyra nungguin sampai nginep disini " ujar Kyra dengan senyum yang sangat manis.

Astaga... Kenapa dia lagi ?

batin Hamiz sambil menatap Kyra yang sialnya terlihat sangat cantik meskipun dengan wajah bantalnya.

" Ehem... " Hamiz berdehem, menetralkan suasana canggung yang tercipta.

" Kak Hamiz kapan datang ? " tanya Andara mencoba mengalihkan perhatian sang kakak yang dirasanya terlihat salah tingkah.

" Baru datang, terus mau lihat kamu. Eh, gak tahunya malah dia yang ada di ranjang kamu, kakak pikir itu kamu jadi... " jelas Hamiz sedikit salah tingkah karena kepergok sang adik mencium pucuk kepala Kyra.

" Oh, gitu... " ucap Andara tersenyum tipis. Ia sedikit paham dengan sikap kikuk sang kakak.

" Ini temennya Dara, Kak. Namanya Kyra, sengaja Dara ajak nginep disini buat nemenin Dara " beber Andara kemudian.

" Ah begitu ya... ! Kakak pikir tadi dia itu kamu.. " timpal Hamiz sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Hamiz kembali memberikan pengulangan keterangan yang dibalas senyuman oleh Andara namun membuat Kyra mengernyit heran.

" Memangnya Om Doteng tadi ngapain ? " tanya Kyra heran.

" Gak ada... Kalau gitu kakak tinggal dulu ya. Kalian berdua istirahat ! " seru Hamiz kemudian dengan segera angkat kaki dari kamar Andara.

Blug... Pintu kamar tertutup karena Hamiz menutupnya dengan kencang. Ia berusaha menutupi rasa malunya karena sikap bodohnya tadi. Selain itu ada rasa berbeda saat ia bertemu kembali dengan Kyra, gadis yang selalu memanggilnya Om Doteng.

Hamiz berlalu masuk ke dalam kamarnya. Ia membersihkan diri terlebih dahulu, sebelum akhirnya merebahkan diri di atas kasurnya.

Hamiz menutup matanya, namun bayangan Kyra selalu datang dan datang menghampirinya. Hamiz menenggelamkan wajahnya pada bantal yang menjadi alas kepalanya kemudian mengusek-usek wajahnya.

" Hah ! Kenapa jadi mikirin dia sih ? Sadar, Hamiz... Sadar... Dia tuh cuma anak baru gede yang labil " ucap Hamiz merutuki dirinya sendiri yang justru terus memikirkan Kyra.

Sejak pertemuannya dengan Kyra tadi siang, jujur Hamiz selalu memikirkan Kyra. Ia tak tahu mengapa bisa seperti itu, tapi seperti ada magnet yang selalu menarik pikirannya memikirkan Kyra. Gadis cantik, muda dan terbuka. Apalagi, saat ini ia juga mendapati satu kenyataan baru bahwa sang adik merupakan sahabat gadis cantik itu.

Apakah ini pertanda jika pintu hatinya sudah mulai terbuka kembali ? Akankah Kyra berhasil memasuki hatinya dan mengisi kekosongan hatinya selama ini ?

Ya, selama ini hatinya hanya diliputi oleh kehampaan serta rasa bersalah sehingga ia menutup diri dari apa yang dinamakan cinta.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!