NovelToon NovelToon

Tiga Kehidupan

White Zanir

Seorang pria dengan rambut yang berantakan dan memiliki wajah yang pas pasan sedang berlari menuju gerbang sekolah.

Seragam biru putihnya terlihat kusut dan dasinya tidak terpasang dengan baik. Saat itu sedang melaksanakan upacara bendera dan dia di suruh merapikan dasinya dan mengenakan topinya lalu masuk ke barisan oleh satpam.

Setelah upacara berakhir dia mengambil tas miliknya dan pergi ke kelas. Dia duduk di ujung dekat pintu dan barisan paling depan.

Teman sebangkunya, Heri. Menanyakan tugas kimia yang diberikan minggu lalu. Untungnya dia sudah mengerjakan tugas tersebut dan mengeluarkan bukunya lalu memberikannya kepada Heri yang belum mengerjakan tugas.

Pukul 15.30 adalah jam pulang. Setelah selesai merapikan buku-buku miliknya ke dalam tas, dia pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena jarak antara rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh ataupun dekat.

Di tengah perjalanan menuju ke rumah, dia melihat seorang gadis dicopet. Dengan penuh percaya diri dia berlari mengejar copet itu.

Copet itu merasa seberapa jauh dia berlari, anak laki-laki itu akan terus mengejarnya. Dia berhenti karena dia ada di jalan buntu.

Copet itu segera mengeluarkan pisau dari saku celananya lalu berlari dan menikam anak laki-laki tersebut.

Tidak lama kemudian, ada beberapa orang dan polisi lalu menangkap copet tersebut. Namun, mereka terlambat menyelamatkan anak laki-laki itu dan dia tewas karena luka tusuk di perutnya dan kehilangan banyak darah.

Berkat KTP yang berada di dompetnya mereka mengetahui identitas anak laki-laki itu dan alamatnya. Salah satu polisi menggunakan ponsel anak laki-laki tersebut yang tidak dikunci dan menelpon orang tuanya.

"Halo, selamat sore ibu."

"Ya, selamat sore apakah benar ini dengan ibu dari Alfa?"

"Iya, benar sekali pak. Ada apa ya, pak?"

"Kami dari pihak kepolisian, kami menemukan anak anda tewas tertusuk oleh pisau saat mengejar pencopet."

Sang ibu tiba-tiba menangis karena telah kehilangan putranya yang bernama Alfa.

...----------------...

Aku Alfa, siswa SMA biasa yang secara tak terduga tewas karena tertusuk saat mengejar pencopet beberapa saat yang lalu. Bukannya aku ingin menjadi pahlawan atau apapun. Hanya saja, secara refleks aku mengejar copet itu.

Aku lengah dan meskipun aku masih mengingatnya bahwa aku gemetaran saat dia mengeluarkan pisau kecil dari sakunya.

Setelah itu aku tertusuk lalu disinilah aku, tempat yang gelap hanya kegelapan yang ada.

"******"

Aku mendengar suara seseorang. Aku rasa aku masih hidup, karena aku mendengar suara seseorang meskipun aku tidak tahu apa yang dia katakan.

Aku membuka mata secara perlahan dan menemukan seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut hitam panjang.

"*******"

Aku tidak mengenalnya sama sekali, aku mungkin pernah bertemu dengan banyak orang sebelumnya namun aku tidak ingat pernah bertemu dengan wanita ini. Apa mungkin dia seorang suster dan ini adalah rumah sakit? Tapi cara berpakaian wanita ini tidak terlihat seperti suster.

Badanku terangkat. Tunggu, dimana ini? aku melihat sekeliling dan ini bukanlah rumah sakit bahkan dilihat dari manapun ini adalah rumah biasa yang terbuat dari kayu.

"*****"

Jujur saja aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh wanita ini. Seorang pria datang dengan riang, dia terlihat sebaya dengan si wanita.

aku melirik ke bawah dan tubuhku, lalu lenganku. Aku akhirnya menyadari sesuatu, sepertinya entah bagaimana aku menjadi seorang bayi!

Aku tidak pernah percaya akan dunia lain karena kupikir itu hanya ada di cerita novel ataupun komik saja.

Aku menangis sekencang mungkin karena ini terasa seperti sebuah mimpi bagi seorang laki-laki seperti aku.

Reiki Asura

Dengan tubuh yang kurus dan agak tinggi, memakai kacamata dan Hoodie biru, seorang siswa SMA bernama Satria sedang berdiri menunggu di dekat sepeda motor miliknya.

Tak lama kemudian seorang gadis putih cantik dengan seragam putih biru dan kerudung putih mendekati siswa itu.

"Sayang, lama nunggu?"

"Enggak juga. Jadi kita mau kemana dulu?"

"Tadi kata kamu, mau ke bioskop dulu."

"Yaudah, kita ke bioskop yang ada di mall jalan baru aja."

"Oke."

Mereka berdua berangkat ke bioskop dengan motor ninja yang dia beli dengan uang tabungannya.

Setelah menonton film mereka pergi ke pasar malam dan menikmati kencan mereka.

Keesokan paginya, Satria yang sudah rapi dengan seragam pramuka berangkat ke sekolah dengan motor miliknya, saat di tengah perjalanan dia menemukan pacarnya sedang berjalan berduaan dengan sahabatnya sendiri, Rio.

Satria tahu kalau dia bisa punya pacar berkat bantuan sahabatnya. Tapi ini ada pertama kalinya dia melihat pacarnya tersenyum seperti itu.

Dia belum pernah melihatnya tersenyum senang seperti itu padanya, Satria dengan perasaan kesal segera menambah gas dan melaju dengan cepat.

Saat bel pulang berbunyi, Satria pergi ke kamar mandi sebelum pulang namun saat itu dia melihat sahabat dan pacarnya sedang diam-diam pergi ke tempat yang cukup gelap.

Dengan emosi yang memuncak dan dia berlari lalu berteriak dengan keras.

"Woi! Lagi apa kalian?!"

Mereka berdua terkejut dengan suara satria yang terdengar sangat keras. Sahabatnya, Rio tahu bahwa saat ini Sahabatnya sedang kesal. Dengan berbagai macam alasan agar Satria tidak curiga padanya.

Namun Satria sangat memahami karakter Rio, dia tipe orang yang selalu membuat alasan dan tidak pernah berkata jujur, saat dia sedang berbohong dia selalu menggosok hidungnya.

Satria sama sekali tidak mempercayai ucapan sahabatnya. Dengan emosi kesal yang ia tahan membuat suaranya terdengar tinggi.

"Dengar Sat, gua cuma mau mendengarkan pacar lu curhat."

"Terus? gua harus percaya? Lu pikir gua bodoh? Gua tidak sebodoh itu."

"Yang, apa yang Rio katakan itu benar. Aku mau curhat ke dia."

"Gua gak suka sama pembohong kaya kalian. Oke, bye."

"Sat, dengerin gua."

"Yang, jangan pergi dulu."

Saat tangan Rio menepuk pundak Satria, dengan reflek Satria menepis tangan Rio dengan kasar.

"Denger yah. Hari ini juga kita putus, gua ucapin selamat buat lu berdua. Gua capek merasa dipermainkan sama kalian."

Satria dengan kesalnya pergi meninggalkan mereka berdua dan pergi dengan motornya. Dia berdiri di jembatan yang sangat sepi menatap langit dan dibawahnya adalah sungai yang sangat besar dan arus yang kuat.

[Gua baru putus, Zack.]

Satria mengirimkan pesan WhatsApp kepada temannya yang bernama Zack. Dia sesekali melihat air yang mengalir deras sambil menunggu pesan WhatsApp.

[Apa masalahnya emang? Lagipula cuman satu cewek sat.]

[Ya emang sih, cuma gua ngerasa gak dihargai dan merasa dunia ini itu gk adil.]

[Pfft, dari dulu juga dunia tidak pernah adil dengan kita yang hanyalah karakter sampingan.]

[Ok, gua off dulu ya.]

[Sat, jangan lupa semangat.]

Setelah selesai saling mengirim pesan, dia memasukkan ponselnya ke saku celananya dan naik ke atas jembatan.

Dia melihat ke bawah lalu menarik nafas panjang. Satria melompat ke sungai sambil berteriak.

"Dasar pengkhianat!!"

...----------------...

Jauh di dalam hutan, sekumpulan manusia serigala sedang bersujud di hadapan seseorang yang diselimuti oleh aura gelap.

"Tuan Asura, terima kasih banyak! Hamba akan selalu mengabdi padamu."

Seseorang yang diselimuti kegelapan itu memiliki mata merah dengan dua kepala dan otot yang kuat serta memiliki enam lengan. Kulitnya berwarna merah kecoklatan. Dia adalah dewa Asura.

Asura adalah dewa iblis yang sangat kuat dan dewa yang mampu bertarung dengan dewa Indra yang merupakan raja langit.

Seorang bayi kecil tergeletak di tanah di depan dewa itu.

"Ini adalah terakhir kali aku menunjukkan diri pada kalian." Katanya. "Anak ini akan menjadi seseorang yang akan menyelamatkan kaum kalian, aku yakin dia bisa melakukannya. Karena itu rawat dan didik dia dengan baik."

Beberapa saat kemudian, dewa itu menghilang setelah mengucapkan beberapa kata.

Salah satu wanita yang cantik berdiri dan menggendong bayi tersebut.

"Aku yang akan merawat anak ini." Katanya

Tidak ada yang protes kepada wanita tersebut. Mereka justru merasa senang karena anak yang diberikan oleh dewa Asura adalah anak ramalan akan dirawat oleh wanita yang terkenal akan kasih sayangnya.

"Aku akan menamai dirimu Reiki Asura."

Setelah menamai anak tersebut, sang bayi tiba-tiba tersenyum senang. Wanita itu merasa bahwa perasaan ini adalah perasaan menjadi seorang ibu.

Sora Kawaragi

Sore hari adalah waktu terbaik untuk bermain bersama teman temanku. Seperti biasanya dari jam 3, aku bersama teman temanku bermain sepak bola dan menggunakan sendal jepit sebagai tiang gawang.

"Jek, oper!"

Aku mengoper bola ke temanku, dia melewati beberapa orang dan mencetak gol.

"Goal!!!"

"Wahhhh!!! Nice shoot!"

Aku dan timku berteriak dan merayakan poin ke 3 kami. Setelah berlangsung beberapa menit kami berhasil mencetak 3 poin dan lawan kami hanya mendapatkan 1 poin.

Meskipun demikian ini adalah pertandingan antar RT. Kami dari RT 01 baru saja mengalahkan anak RT 09, dan kami bermain lagi hingga waktu yang ditentukan.

Waktu malam hampir tiba dan aku bersama teman temanku berhasil memenangkan pertandingan hari ini dan besok adalah final melawan RT 04.

Kami berganti pakaian sebelum pulang ke rumah.

"Jek, tadi lu keren parah sih."

"Bener, setiap kali lawan berhasil ngambil bola dari kita entah bagaimana kau mencuri bola dari mereka."

"Ah biasa aja kali. Lagian, udah tau mau diambil bukannya dioper malah dibawa sendiri."

"Ya maaf, habis pengen cetak goal sih."

Kami tertawa sambil bercerita tentang permainan sepak bola tadi. Namun salah satu temanku mengubah pembahasan.

"Eh kalian udah liat berita belum?"

"Berita apaan?"

"Itu berita tentang anak yang bunuh diri sama yang mati dibunuh sama pencopet."

"Ini serius?"

"Ya kali gw bohong tentang ginian jek?"

"Ya abis muka lu kayak muka muka orang kriminal."

"Gw bukan kriminal. Tuh si Ucup yang mukanya kayak penjahat."

"Lah kok gw?!"

Meskipun pembahasan kita adalah hal yang menyeramkan tapi mereka membuatnya seolah itu tidak menakutkan.

"Lanjutin dong ceritanya."

"Iya, iya. Jadi dua hari yang lalu ada anak yang seumuran sama kita ditemukan tewas ditusuk sama pencopet."

"Tuh pencopet nyolong duit dia?"

"Bukan punya tuh orang, jadi ada cewek yang dicopet terus anak ini ngejar copet dan malah kena tikam."

"Buset, serem amat. Gw yakin tuh anak orangnya pasti mau disuruh suruh."

"Kok gitu?"

"Ya habis, dia mau aja ngejar tuh copet sampe ngorbanin nyawa."

"Kalau kata gw sih, ni anak pengen jadi pahlawan biar disukai sama si cewek yang dicopet."

Kami akhirnya membuat spekulasi sendiri tentang kematian seseorang. Namun temanku melanjutkan dengan berita selanjutnya.

"Terus kemaren di kota Jombang ada anak yang dibawah kita mati karena bunuh diri."

"Haduh, mati konyol."

"Katanya sih dia bunuh diri karena pacarnya diambil sama sahabatnya."

"Eh buset, kok ceritanya sama temen online gw kemaren."

"Maksudnya gimana jek?"

"Iya jadi gw punya teman online namanya Satria, katanya pacarnya diambil sama sahabatnya."

"Lah kok bisa sama? Jangan jangan yang diberita kemaren itu si satria temenmu. Diberita korban berinisial S."

"Bentar, gw cek dulu."

Aku buru-buru mengambil ponselku dan mengirim pesan ke satria. Namun pesan itu tak kunjung dibalas ataupun dibaca.

Aku merasa tak enak hati. Aku seketika panik dan tidak bisa berpikir jernih.

"Gw pulang dulu ya. Perasaan gw jadi gk enak."

"Yaudah hati-hati."

"Istirahat yang cukup jek!!"

Aku pulang dengan penuh rasa takut. Karena baru saja kemarin aku berbicara dengan Satria lalu mendengar ia mati bunuh diri.

Aku pulang dan beristirahat dengan mencoba tidak memikirkan kematian Satria.

Keesokan harinya aku bangun dan bergegas mandi lalu pergi ke lapangan dengan berjalan kaki. Udara di pagi hari sangat dingin hingga merasa tubuhku dipenuhi oleh es.

Saat aku berjalan tiba-tiba terdengar suara klakson yang sangat keras dan begitu dekat. Aku menoleh ke kiri dan ada truk yang datang, karena terkejut aku menghindar dengan melompat ke depan namun aku sedikit terlambat sehingga truk mengenai aku hingga terpental jauh.

...----------------...

Kepalaku sakit dan tidak ingat apa yang terjadi. Kemanapun mata memandang hanya sebuah ruang putih kosong, ini seperti di dalam mimpi.

"Halo Zaki."

Aku mendengar ada suara yang memanggilku dan aku menoleh ke belakang. Seorang wanita cantik dengan pakaian yang bersinar seolah dia seorang dewi.

"Apanya yang seorang Dewi!? Aku ini beneran seorang Dewi!!"

Tunggu, apa? Apa dia baru saja membaca pikiranku?

"Benar, karena aku adalah seorang Dewi reikarnasi. Membaca pikiran sangatlah mudah bagiku."

Aku tidak tahu apa dia Dewi yang asli atau bukan, karena sifatnya seperti gadis yang manja.

Aku terpukau dengan wajahnya yang cantik dan merasakan hal aneh di bagian dadaku, apa mungkin ini perasaan jatuh cinta? Untuk pertama kalinya aku merasakan hal ini.

"Barusan kau mengatakan bahwa kau adalah Dewi reikarnasi?"

"Ya, namaku Sevira!"

Dia menyebut dirinya Sevira, dengan suara yang melengking imut.

"Jadi apa yang akan terjadi padaku?"

"Tenang saja. Aku akan mengirim dirimu ke dunia dimana ada sihir atau dengan kata lain adalah dunia fantasi."

"Dunia fantasi? Apakah aku akan ke sana dengan seperti ini atau bagaimana?"

"Aku mengerti maksudmu. Kau akan dilahirkan kembali ke dunia itu dan menjalani kehidupan baru, kau juga akan kehilangan ingatanmu yang dulu setelah bereinkarnasi."

Jadi begitu. Tapi keluarga seperti apa aku akan dilahirkan? Ini membuatku penasaran.

"Kalau begitu silahkan jawab beberapa pertanyaan di kertas ini."

Apa ini? Aku merasa seperti disuruh mengisi formulir pendaftaran saja. Aku mengisi formulir itu.

Name: Sora Kawaragi

Race: Rubah

Gender: Laki-laki

Skill: Steal, high jump, Dash

Aku hanya dapat memilih 3 skill saja dari ratusan pilihan skill. Meskipun begitu mungkin nanti aku dapat mempelajari skill lainnya. Aku memilih 3 skill yang menurutku sangat berguna untuk diriku.

Steal: Skill yang mampu mengambil sesuatu dengan cepat tanpa suara.

High jump: Skill yang memungkinkan dirimu untuk melompat sangat tinggi.

Dash: Skill yang mampu membuat dirimu bergerak dengan sangat cepat.

"Baiklah, aku akan mengirim dirimu ke dunia lain. Oh, hampir lupa, aku akan memberikanmu sebuah informasi. Meskipun saat kau dilahirkan kembali kau akan kehilangan ingatanmu namun informasi ini dapat membantumu di masa depan. Baiklah, selamat jalan."

Sebuah cahaya putih bersinar menyelimuti seluruh tubuhku dan aku mulai merasakan sedikit demi sedikit ingatanku menghilang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!