...Bab 01 \= ~ Mrs. Zeryn ~...
...\=\=\=...
Berjuta kata dan bermiliaran huruf yang saya taruh disini, menceritakan perihal prasasti hidup bernamakan..
~ Aliesha Yovanka Zeryn ~
Adalah nama lengkapnya. Singkatnya cukup panggil Sha saja. Sebuah makhluk bumi berspesies landak betina yang diberi julukan bongkahan es bernyawa.
Jika perlu dideskripsikan.. Aliesha memiliki paras yang cantik seperti namanya, begitu cantik layaknya Ulzzang Korean ternama. Rambut panjang hitam legam, tubuh yang ideal, dengan tinggi rata-rata.
Namun, Aliesha memiliki satu perbedaan dalam dirinya. Iris matanya yang berwarna Light Violet, membuat dirinya terasa begitu dominan disetiap keberadaannya.
Aliesha tidak menganggap perbedaan yang dimilikinya itu sebagai isue. Melainkan Aliesha sangat bersyukur atas anugrah yang telah Tuhan berikan untuknya.
Meskipun begitu.. Aliesha terlahir sebagai bayi yang kekurangan pigmentasi pada kulitnya, yang menjadikan tubuhnya berwarna putih pucat layaknya albino. Dan karena itu juga yang membuat iris mata Aliesha menjadi berbeda dari perempuan lainnya.
Berbicara tentang kepribadiannya.. Aliesha adalah seorang perempuan dengan sikap yang dingin, cuek, dan tidak pernah tersenyum walau hanya 1 senti. Aliesha juga tampak tidak peduli dengan hal disekelilingnya yang menurutnya itu tidaklah penting. Namun, walaupun begitu Aliesha masih tetap menjadi manusia yang memiliki hati nurani.
Sikap Aliesha yang sepertinya terdengar sedikit tidak ramah. Sebenarnya itu adalah sikap yang berbeda dengan Aliesha yang sebelumnya.
Kepribadian Aliesha berubah menjadi bertolak belakang dengan kepribadian Aliesha yang dulu. Aliesha dimasa sebelumnya adalah seorang perempuan manis yang begitu ramah, periang, ceria, selalu menyapa dan seringkali melemparkan senyuman.
Namun, kini kepribadian itu dipaksa mati ditenggelamkan luka.
Aliesha menghidupkan sisi gelap dalam dirinya. Karena banyaknya luka lalu yang ia simpan selama 12 tahun lamanya. Terbelenggu bertahun-tahun karena ingatan pilu yang kerap kali menyayat dada. Sayatan belati yang semakin membusuk didada, belum juga lekas pulih mereda. Bangun tertatih dengan kaki yang dijerat luka. Tubuh yang masih terpenjara dengan gelap dan hampa.
Entah sudah sehancur apa hatinya Aliesha.
Aliesha adalah seorang perempuan yang masih terbelenggu dengan masa lalunya sendiri. Aliesha menyimpan semua pahit-pahit itu sendiri. Sakit dimasa lalunya masih begitu membekas hingga detik ini. Aliesha masih kerap bertempur dengan ingatan-ingatan lalu yang masih tetap datang menggerogoti hati.
Aliesha yang nampak indah seperti bunga daisy, kini berubah menjadi mawar merah berduri.
Didalam hidupnya, hanya ada tiga manusia yang sangat Aliesha benci didunia ini. Ketiga yang dimaksud Aliesha adalah Ayah, paman dan seorang lelaki asing pembunuh ibunya.
Ketiga manusia berjenis ' laki-laki ' itu, yang mampu membuat Aliesha menjadi begitu muak untuk berurusan dengan lawan jenisnya.
Dihari ibunya merenggang nyawa, Aliesha bahkan menyaksikan nyawa ibunya direnggut habis secara sadis dengan mata kepalanya sendiri. Aliesha yang kala itu sudah begitu mendapatkan banyak luka, ditambah pula dengan ibunya yang mati tepat dihadapannya.
Kala itu tangis Aliesha benar-benar sangat pecah. Hingga luka ditubuhnya pun sudah tidak lagi terasa sakit dibanding rasa sakit dihatinya. Aliesha merasa didadanya begitu terasa sakit seperti dicabik-cabik. Bagaimana tidak kembali depresi, jika satu-satunya orang yang paling Aliesha sayangi sudah meninggalkannya pergi.
Dan entah bagaimana caranya.. dimalam itu, Aliesha bisa melarikan diri dari manusia berhati busuk pembunuh ibunya.
Setelah berlari dan mengurung diri selama berminggu-minggu lamanya. Aliesha pun mencoba kembali berdiri untuk yang kesekian kalinya. Berusaha untuk kembali mengawali hidupnya. Dan tentunya, dikehidupan kali ini Aliesha hidup dengan seorang Aliesha yang baru.
Aliesha yang sudah begitu lelah dengan kehidupan dunia nyata. Bangkit menjadi seorang Aliesha yang berwatak dingin dan tidak peduli. Bahkan Aliesha menjadi kerap berimajinasi. Dan Aliesha juga menjadi lebih menyukai dunia berbau fantasi dibandingkan novel remaja romantis.
Dan entah bagaimana jalannya.. Aliesha menjadi tertarik dengan dunia per K-Pop—an. Dari menggemari salah satu idol ternama, hingga mengagumi karya-karya milik mereka.
Ada satu hal tersimpan, penyebab Aliesha yang menjadi seorang fandom dari salah satu Boyband Korea. Aliesha ingin mencari rasa bahagia untuk dirinya sendiri. Alih alih menepis rasa sedihnya selama ini. Dan Aliesha merasa terhibur dengan cara mengagumi idol korea.
Hingga pada akhirnya... Pada waktu, tempat dan hari yang tidak diduga-duga. Entah dari mana asal mulanya...
“ Aliesha! aku cinta sama kamu! ”
Ucap seorang laki-laki asing dengan penuh percaya dirinya diatas rata-rata.
Aliesha yang mendengar itu tidak merespon sepatah katapun. Bahkan Aliesha menganggap itu hanyalah sekedar angin berlalu.
Namun siapa sangka? Ternyata tidak berhenti hanya disitu saja. Berkali-kali laki-laki itu mengungkapkan kalimat yang sama. Dan bertubi-tubi pula Aliesha menepis kasar itu semua. Bahkan Aliesha tidak peduli jika dirinya harus dibenci. Aliesha sudah terlalu muak jika harus kembali berurusan dengan makhluk bumi yang disebut ' laki-laki '.
“ Aliesha! buka dulu earphonenya.. aku mau ngomong! ” suruhnya pada Aliesha untuk melepaskan earphone yang tengah berdiam dikupingnya.
Aliesha pun melepas satu earphonenya, tanpa melirik atau bahkan hanya berkata sedikitpun.
Melihat respon Aliesha yang seperti itu tidaklah membuat laki-laki itu menyerah. Dia hanya bisa berharap bahwa hati seorang Aliesha bisa terbuka untuknya.
Laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada telinga Aliesha dan berkata.. “ i love you. ”
“ Degg!!! ”
Mendengar kalimat itu tepat ditelinganya. Aliesha merasa pipinya mulai sedikit memanas. Namun, lagi dan lagi.. Aliesha sangat benci jika pipinya harus memerah, Aliesha pun kembali menepis jauh apa yang dilontarkan laki-laki itu untuknya.
“ ngapain liat-liat?? ” tanya Aliesha dengan tatapan yang tajam, tanda Aliesha mulai sedikit merasa terganggu.
“ ih gr yaa? ” serunya.
“ dih! ” ketus Aliesha.
“ gapapa ko kalo kamu gr.. itu tandanya.. kamu udah anggap keberadaan aku disini. disamping kamu, Aliesha. ”
Setelah sekian dari jerih payah dan usahanya itu.. Aliesha mulai merasa ada sesuatu yang mengganggu dihatinya. Namun untuk kesekian kalinya, Aliesha ingin sekali menepis itu sejauh mungkin. Tapi entah mengapa, kali ini rasanya begitu sulit?
“ Aliesha! aku suka bunga mawar. dia cantik, tapi berduri. tapi kalau bunga mawar itu kamu.. aku bakal terus kepal bunga mawar itu sampai durinya masuk ke tangan aku. meskipun rasanya sakit. tapi aku tetep cinta sama kamu. ”
Ucapnya dengan nada yang begitu serius dengan tatapan matanya yang tulus.
Ya.. Satu spesies jantan inilah penyebab dari semua rasa yang kerap mengganggu hatinya Aliesha.
Dengan semua perjuangannya, Laki-laki itu telah berhasil membuat pipi Aliesha kembali merah merona.
•
•
...“ kepada kamu, Mr. Rubah.. usahamu telah berhasil membuat pipiku kembali memerah. terimakasih, Elvano Gerie Faheza. ”...
...\=\=\=...
...To be continued... »...
...***...
...~ Spesial message from author. ~...
Haii readers semuaa~
“ My.nation-B ” ini first novel yang aku buat, lebih tepatnya sih novel pertama yang aku publish dari sekian banyaknya draft novel yang aku buat.. hehe ^•^
Maaf banget kalo semisalkan banyak typonya, salah kata, atau semacamnya itu.. aku minta maaf karena aku masih ada di posisi belajar juga. dan kalo kalian ada banyak saran, share aja di kolom yang banyak oke??
Cerita ini pure dari inspirasi dan imajinasi aku sendiri. jadi kalau ada kesamaan jalan cerita atau nama tokoh, mohon maaf karena itu ketidak sengajaan.
Genre cerita ini berunsur Fantasi-Misteri, jadi bacanya tolong jangan banyak diskip yaa.. takutnya nanti ga akan paham jalan ceritanya.
So.. happy reading people~ i hope you like this story~ makasih udah sempet mampir kesini ^^
Oiya, sehabis mampir jangan lupa ninggalin jejak yaa, jangan langsung melipir dan tinggal ghosting gitu aja~
Thank You ~ ♡!! Enjoy reading~
...Bab 02 \= Sebuah Ketakutan....
...\=\=\=...
“ ceklekk.. ceklekkk..!!! bukh bukh bukkhh...!!! ”
“ papa!! ”
“ tolong bukain pintunya pa! hiks.. Aliesha gamau ada disini. disini gelap banget, hiks.. Aliesha sesek pa! plis bukain pintunya pa! ” teriak Aliesha dengan isakannya yang sudah tersedu pilu.
Walaupun tangan Aliesha sudah begitu terluka. Darah segar tampak menapak dipermukaan pintunya. Itu sama sekali tidak membuat Aliesha menyerah sedikitpun. Aliesha tetap memukul-mukul pintu dihadapannya dengan sekuat tenaga. Seolah-olah pintu itu adalah hal yang paling dibencinya.
Luka ditangannya tidak terasa sakit sama sekali. Karena rasa takut Aliesha untuk berada disini yang semakin menjadi-jadi. Aliesha tetap berusaha dengan sisa tenaganya untuk membebaskan dirinya dari sini.
“ ceklekk ceklekkk bukkhh...!!! ”
“ paa..? aliesha mohon.. tolong buka pintunya ”
Entah sudah berapa lama Aliesha dikurung diruangan ini. Berjam-jam lamanya Aliesha berusaha ingin membebaskan diri, namun tetap saja hasilnya nihil. Tidak ada seorang pun yang bisa Aliesha rasakan keberadaannya. Meskipun sudah nampak kelelahan, Aliesha masih tetap memukul-mukul pintu dihadapannya. Diiringi dengan tangisannya yang sudah tidak bersuara. Berharap ada seseorang yang bisa membukakan pintu itu untuknya.
“ ceklek.. bukkhh!!! ”
“ papa.. plis buka paa.. Aliesha gamau disini ”
“ Aliesha! ”
“ Deg!! ”
“ ah?! papa?? PAPA!! ” kaget Aliesha.
Mendengar suara sang Ayah dari balik pintu, Aliesha merasa begitu senang dengan senyumnya yang terbentuk melebar. Berharap semoga sang Ayah membukakan pintu itu untuknya.
“ pa? papa tolong bu— ”
“ Aliesha! jangan pernah berharap kamu bisa keluar dari situ!! dan jangan pernah coba-coba buat kabur!! kalau kamu langgar, kamu tau akibatnya!!! ” ujarnya dengan nada penuh penekanan.
“ oh.. satu lagi. jangan berisik!! papa jadi ga bisa tidur gara-gara kamu Aliesha!!! ” sambungnya.
“ tapi pa... ”
“ papa? ”
“ plis papa tolong keluarin Aliesha dari sini! ”
“ Aliesha takut pa.. ”
“ papa tolong buka pintunyaaa!! ”
“ PAPAAA!!! ”
Mendengar langkah kaki sang Ayah yang semakin menjauh, hilang sudah harapan Aliesha untuk bisa keluar dari sini.
Aliesha menjatuhkan dirinya diatas lantai. Merasakan tubuhnya yang sudah begitu melemas letih. Masih dengan isakan tangisnya yang sudah menyakiti dadanya sendiri, bercampur aduk dengan rasa sakit hatinya yang kembali menusuk hati.
“ kenapa papa ngelakuin ini sama Aliesha?? ”
" Aliesha salah apa? ”
“ apa selayak itu Aliesha dikurung kayak gini?! ”
•
•
“ Degg!!! ”
- [ 07:23 ] -
“ tik.. tik.. tik.. ”
“ AAARRGGHHHH!!!! ”
“ kenapa si?! lagi tidur aja aku harus mimpiin kejadian itu?! gak bisa apa, biarin aku tidur nyenyak sehari aja?! ” ketus Aliesha mengacak-acak rambutnya frustrasi.
Lagi dan lagi, Aliesha harus terbangun dari tidurnya karena sebuah ingatan pilu yang datang dari masa lalunya sendiri.
Akhir-akhir ini pola tidur Aliesha sangatlah tidak teratur. Kadang kala terlalu malam, terkadang juga Aliesha tidak tidur semalam suntuk, atau bahkan tidur siang saja tidak bisa. Memang sesulit itu bagi Aliesha untuk tidur nyenyak walau hanya satu malam.
“ tok tok tok.. ”
“ sha..? ” panggilnya dari balik pintu.
Manusia yang satu ini panggil saja Naiya. Nama lengkapnya adalah Naiya Argina Fenya. Satu spesies manusia setengah Tasmanian Devil versi betina. Ya.. berbicara dengan urat itu adalah kebiasaannya. Meskipun seperti itu, Naiya adalah satu-satunya manusia yang Aliesha miliki sekarang. Dia sahabat sekaligus keluarga bagi Aliesha sejak kecil.
“ masuk ” suruh Aliesha pada Naiya.
Setelah mendapat izin dari penghuni kamar, Naiya pun membuka pintunya dengan perlahan. Berdiri terdiam diambang pintu, menatap intens ke arah Aliesha yang tengah terduduk mematung diatas kasurnya sendiri.
“ AHAH! lo kayak gembel sumpah! ” ledek Naiya terkekeh. Melihat kondisi visual sahabatnya dipagi ini mampu membuat perut Naiya tergoncang.
Namun, Aliesha tetap duduk terdiam dengan ekspresinya yang begitu datar. Tidak terdapat respon apapun dari Aliesha untuk Naiya.
Melihat wajah Aliesha yang seperti itu, Naiya pun segera menghentikan tawanya. Kemudian berjalan masuk dan duduk ditepi kasur tepat dihadapan Aliesha.
“ flat amat muka lo kayak triplek lima ribu.. ” ucap Naiya menatap wajah Aliesha dengan begitu lekat.
“ ada apa? lo kenapa sha? pagi pagi udah bikin alarm alami.. udah cukup alarm iphone aja yang kayak toa masjid. lo gak usah ikut ikutan, yah? ” gumam Naiya.
Melihat Aliesha yang masih terdiam dengan ekspresi datarnya. Naiya pun sudah mengerti, bahwa sapaan paginya itu hanya bisa membuat Aliesha semakin frustrasi.
“ haahhh.. ” Naiya menghela nafas berat. Merasa hatinya begitu terasa pilu melihat kondisi Aliesha.
“ lagi? ” tanya Naiya.
Naiya menatap Aliesha dengan tatapan sendu. Seolah-olah Naiya sudah tahu, apa yang tengah terjadi dengan sahabatnya itu.
Aliesha pun menundukkan kepalanya. Menutupi wajah dengan kedua tangan miliknya. Merespon pertanyaan Naiya hanya dengan anggukkan kecil dari kepalanya.
Naiya yang sudah menduga itu, tidak habis pikir. Bagaimana tidak, melihat sahabatnya yang masih saja terbelenggu dengan masa lalunya sendiri. Selama bertahun-tahun lamanya hingga detik ini.
Itu sebabnya mengapa Naiya selalu merasa takut jika Aliesha akan kembali depresi, atau bahkan gangguan mentalnya kembali kambuh. Rasa khawatir Naiya terhadap Aliesha selalu ada disetiap menitnya.
Naiya kebingungan. Entah apa yang harus Naiya lakukan. Naiya hanya bisa mengusap lembut pundaknya Aliesha.
“ oiya, sha... sekarang kan weekend, gimana kalau kita jalan-jalan? kita nongki-nongki ditaman pinus gitu.. lo mau kan? ” ajak Naiya. Mencoba untuk menghibur Aliesha.
Mendengar itu Aliesha pun mengangkat pandangannya, mengangguk mantap tanda setuju dengan ajakkan Naiya.
Aliesha memang sudah berkeinginan untuk pergi keluar rumah, mau kemanapun itu tujuannya Aliesha tidak peduli. Asalkan Aliesha bisa terbebas dari semua rasa stres yang kerap mengganggunya.
“ yaudah.. sekarang, lo cepet mandi ” suruh Naiya.
Aliesha pun merespon itu hanya dengan anggukkan kecil dari kepalanya, sembari beranjak turun dari kasur miliknya dengan tubuh yang masih terlunglai lesu.
Namun, langkah Aliesha berhenti begitu saja. Aliesha kembali menatap lekat Naiya yang masih terduduk ditepi kasurnya.
“ kenapa? ” tanya Naiya bingung.
“ kamu... udah mandi? ” tanya Aliesha menatap Naiya dengan begitu intens.
“ eh? gue... belum si, ehe.. ” jawab Naiya terkekeh.
“ idih.. gembel! ” ucap Aliesha bergilir mengejek.
“ ooohhh.. jadi lo balas dendam, gitu? hah?? waahh.. kurang ajar! sini lo! baku hantam kita! ” ketus Naiya berdiri dari duduknya.
“ giliran diejek aja gak terima, huh! pergi sana!! cuci badan biar bersih. muka kayak keset kamar mandi. ” ejek Aliesha sembari beranjak pergi menuju kamar mandi.
“ halah bicit lu nyet!! udah gausah ngejek!!! sama sama kayak gembel ini! ” ketus Naiya berjalan pergi dari kamarnya Aliesha.
Percakapan mereka pun berakhir dengan tawa terkekeh dari mulut Aliesha yang begitu lantang.
Seperti inilah keseharian Aliesha dan Naiya. Tiada hari tanpa mendebatkan satu hal disetiap menit hidupnya.
Semenjak Aliesha lulus SMA, Aliesha memutuskan untuk beranjak pergi mencari rumah baru, dengan jarak yang cukup menjauh dari wilayah rumahnya dulu.
Begitu pula dengan Naiya. Dengan sepenuh hatinya, Naiya berkeinginan untuk ikut bersama satu sahabatnya itu. Kedua orangtuanya pun mengizinkan Naiya untuk pergi memulai hidup mandiri bersama Aliesha.
Mereka berdua pun menyewa satu rumah untuk mereka ditinggali, dengan biaya sewa yang dibagi sama rata.
Karena sudah terlalu banyak luka yang diterima, mengingat setiap kali kejadian pilu diwilayah rumahnya dulu. Itu adalah alasan mengapa Aliesha ingin sekali pindah rumah. Dan disisi lain, Aliesha juga ingin sekali pergi menjauh dari dua makhluk yang Aliesha anggap sebagai iblis berkedok manusia. Yang dimaksudnya itu adalah sang Ayah dan Pamannya sendiri.
...\=\=\=...
...To be continued... »...
...Bab 03 \= Tempat Misterius....
...\=\=\=...
- [ 10:02 ] -
Setelah beberapa menit memakan waktu didalam perjalanan. Akhirnya Aliesha dan Naiya pun sampai ditempat tujuan.
Lokasi taman pinusnya memang cukup jauh dari rumah mereka. Letak posisinya pun berada diujung kota. Oleh karena itu, perjalanannya perlu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa tiba disana.
Taman pinus ini adalah taman satu-satunya yang selalu dibuka selama 24 jam berturut-turut. Meskipun begitu, taman pinus ini adalah salah satu wilayah yang 100% dijaga keberadaannya. Bahkan, aturan dalam berwisatanya pun begitu ketat. Karena pihak negara memang begitu melestarikan adanya taman ini, termasuk pohon pinus itu sendiri.
Hari ini matahari sangatlah terik. Sampai-sampai Aliesha dan Naiya pun berkeringat lebih dulu sebelum tiba ditaman pinus. Namun pada akhirnya semua itu terbayar sudah.
“ waahh.. gila sih ini. sejuk banget udaranya! bikin betah! bener ga sha? ” gumam Naiya sembari menghirup udara.
Aliesha pun menganggukkan kepalanya dengan begitu mantap. Tanda setuju dengan apa yang Naiya katakan.
Aliesha menatap sekeliling taman ini. Mengamati setiap sudutnya satu persatu dengan seksama. Tubuhnya berputar 360 derajat menelusuri setiap sisi bagian dari tamannya.
Jika dilihat diwaktu siang hari, taman ini memang sangatlah cantik. Jalanan yang setapak, dengan kanan kiri dipenuhi pohon pinus yang tumbuh tinggi menjulang. Disetiap jarak 4 meter, terdapat kursi taman berbahan kayu jati yang memiliki warna balance dengan jalanannya. Dihiasi juga dengan satu lampu taman disetiap samping kursinya.
Bisa diakui, visual dari taman pinus ini akan sangat mendukung untuk para fotograger sejati.
Namun, taman ini akan memiliki vibe yang berbeda jika dikunjungi pada waktu malam hari.
“ sumpah! ini beneran adem banget!! gak sia-sia kita keringetan dijalan. ya kan sha? ” tanya Naiya dengan wajahnya yang begitu sumringah.
Lagi dan lagi Aliesha hanya merespon perkataan Naiya dengan anggukkan mantap dari kepalanya. Tanpa melontarkan sedikitpun kalimat dari mulutnya.
“ cuman, ada yang kurang.. ”
“ apa? ” tanya Aliesha melirik ke arah Naiya.
“ gue jalannya sama lo. bukan sama ayang ”
“ emang punya? ” tanya Aliesha dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit sarkastik.
“ ya kagak sih.. ” lirih Naiya.
“ nah, tu nyadar. ”
“ ya gue ga habis pikir aja gitu. nyampe sekarang ko gue masih jomblo aja. padahal kan gue cantik, gue juga sering ngaca ko biar tau diri. tapi tetep aja ga ada satupun cowo yang mau nempel sama gue gitu.. kenapa sih? ” oceh Naiya terheran.
“ namanya juga nasib. ” seru Aliesha sembari berjalan lebih dulu, meninggalkan Naiya yang masih sibuk dengan isi pikirannya sendiri.
“ idih NGACHA NYET!!! gue itu belum punya cowo ya karena gak ada yang gue sreg aja.. bukan nasib tau! emangnya lo sha! dasar jomblo menyedihkan!! ” ketus Naiya.
“ sorry brother. aku jomblo itu pilihan, bukan nasib. nyampe sini ngerti? ” timbal Aliesha masih terus berjalan menjauh.
“ dalah gatau! gue kalo debat ama lu kalah mulu. ” ketus Naiya merasa kalah debat dengan Aliesha.
“ sudahi perdebatan ini brother.. sesama jomblo jangan saling menyakiti. mari kita hidup berseri. syalala... ” gumam Naiya berlari menyusul Aliesha.
...***...
Sesampainya dipuncak taman ini, Aliesha dan Naiya pun beristirahat sekaligus bersantai diatas rumput. Dari menikmati pemandangan kota sembari menyantap jajanan, hingga menghayati sejuknya udara.
Setelah dirasa sudah cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali menelusuri bagian taman yang belum sempat mereka kunjungi.
“ sha! berhenti dulu.. kita selfie. disini spotnya bagus banget! ” teriak Naiya mengajak Aliesha untuk mengambil beberapa foto.
Aliesha pun menghentikan langkah kakinya dan kembali memutarkan tubuhnya untuk menghampiri Naiya yang nampak sudah siap dengan pose andalannya.
“ cekrek! cekrek! cekrek! ”
“ sekali jepret aja kali Nai ” ucap Aliesha.
“ oh gak bisa!! satu gaya harus tiga kali jepretan pokonya. buruan sha ganti gayanya! ” suruh Naiya.
“ lo kaku banget si sha.. kayak kerupuk rengginang tau! buruan ganti gaya yang lain.. ” omel Naiya.
Demi semua ini segera selesai, Aliesha pun mengiyakan semua yang Naiya katakan padanya. Dengan jiwa Aliesha yang sudah tentu begitu tertekan.
“ cekrek! cekrek! cekrek! ”
“ ganti lagi sha! ”
“ ah elah kaku amat kayak kere daging belum digoreng lu sha! cepetan ganti gayanya yang lain! ”
“ buruan sha durasi! ”
“ hahh... emang susah ya ngajarin curut yang ga pernah selfie.. sini sini gue ajarin. ”
“ bukan gitu gayanya astaga ribet amat sha ”
[ beberapa menit berlalu... ]
“ oke sip, mantap! ” ucap Naiya menyudahi kegiatan favoritnya itu.
Aliesha yang merasa begitu tertekan, hanya bisa menghela nafasnya. Bagi Aliesha, berfoto dengan Naiya itu seperti bekerja sebagai model majalah dadakan.
“ wah ini bagus semua sih hasil fotonya gilaa!! ” kaget Naiya menatap fokus ponsel kesayangannya.
Naiya terkejut mantap ketika melihat semua hasil fotonya yang ternyata begitu sempurna. Bagi Naiya hal ini sangatlah langka. Karena biasanya, ketika Naiya tengah berfoto selama apapun itu durasinya.. hasilnya tetap hanya ada satu foto. Itupun yang dirasanya sudah ' hampir bagus '. Dan ribuan foto sisanya hanyalah sampah.
“ gila sih!!! setiap kali gue foto sama lo pasti hasilnya bagus bagus! ” oceh Naiya masih tetap sibuk dengan ponsel ditangannya.
“ lo beneran kayak angel tau sha. sumpah!!! cantik bha-nghet!!! kalau gue jadi cowo, pasti bakal macarin lo si. fix! ”
“ tapi kalau misalkan gue beneran cowo nih.. lo bakalan nerima gue kagak sha? ” tanya Naiya, kini pandangannya beralih menatap Aliesha.
Mendengar itu, Aliesha terkejut tak habis pikir. Merasa heran berat dengan apa yang ada diisi pikiran sahabatnya itu. Aliesha hanya mengedipkan matanya berkali-kali tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Aliesha lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya dibandingkan harus meladeni Naiya.
“ horor ” lirih Aliesha bergedik ngeri.
“ eh.. sha! tungguin gue!! ” teriak Naiya segera menyusul Aliesha.
Aliesha terus melanjutkan perjalanannya menelusuri setiap bagian dari taman ini, tanpa menghiraukan Naiya yang kerap sibuk mengoceh disampingnya.
Ditengah perjalanan, Aliesha mendapati salah satu sudut taman yang tempatnya lumayan strategis. Lebih tepatnya, penyebab Aliesha menghentikan langkahnya itu adalah.. karena satu pohon beringin besar yang tumbuh disana. Pohon beringin itu nampaknya memiliki usia yang sudah amat tua. Terlihat dari rambut-rambut akarnya yang tumbuh panjang menjuntai ke bawah. Namun anehnya, dibawah pohon beringin itu terdapat bebatuan besar yang nampak melingkari pohonnya.
Awalnya Aliesha hanya sekedar memperhatikan saja. Tapi entah kenapa, Aliesha menjadi merasa penasaran untuk pergi kesana. Aliesha merasa pohon itu memiliki satu ketertarikan yang mampu membuat Aliesha menjadi bingung. Karena itu, Aliesha ingin mencari tahu sedikit tentang pohon beringinnya.
Tanpa ada rasa ragu sedikitpun.. Aliesha langsung melanjutkan kembali langkahnya menghampiri pohon beringin itu.
“ eh? sha! lo mau kemana?? ” tanya Naiya bingung.
Melihat tempat apa yang tengah dituju Aliesha.. Mendapati sebuah pohon beringin yang nampak begitu besar dan tua, Naiya pun sontak merasakan merinding hebat disekujur tubuhnya.
“ si kampret ngapain pergi kesana? ” lirih Naiya menatap punggung Aliesha.
“ HEH CURUT!! ngapain lo kesana weh?! ” teriak Naiya masih berdiri ditempatnya, terlihat begitu enggan untuk mengikuti Aliesha.
“ cuma liat aja. ” timbal Aliesha.
“ udah deh sha, jangan aneh aneh dah! kagak usah cari perkara! balik kagak?! kalo kagak gue tamplok juga lu pake linggis!! ” geram Naiya.
Namun Aliesha masih tetap berjalan maju mendekati pohon beringin itu. Tanpa menghiraukan Naiya yang tengah sibuk mengomeli dirinya. Aliesha lebih memilih mengikuti rasa penasarannya, dibanding harus menuruti Meerkat betina dibelakangnya.
“ haahhh... gini nih. kalo punya temen yang punya kupingnya dikaki ya begini. keras kepalanya minta digorok. ogah banget gue ikut, tapi kalau kagak kasian juga anak orang ntar ngilang.. hadeuh hadeuh nyusahin ae lu maemunah! ” gumam Naiya menggerutu. Sembari berjalan menyusul Aliesha yang sudah berada jauh didepannya.
...\=\=\=...
...To be continued... »...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!