Pagi hari yang cerah Paramita azra Emir yang sering di sebut Mita itu berangkat ke sekolah menengah atas, dia sudah kelas X11 sekarang.
Dengan gayanya yang tak neko-neko dia selalu bisa membanggakan orang tuanya.
"Mita pamit ya Ma," ujar nya mencium tangan Mamanya yang bernama Fatma Aisyah.
"Hati-hati jangan ngebut bawa mobil nya nak," ucap Fatma mengingatkan
"Iya Mama tenang aja, Asamualaikum." ujar nya mencium tangan ibu nya itu.
"Walaikum salam," jawab nya.
Tak berselang lama sampai lah Mita di depan sekolah Elit yakni SMA Garuda.
Dia segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir siswa dan bergegas turun dari mobil.
Tak banyak siswa yang membawa mobil ke sekolah hanya beberapa saja diantara mereka.
Saat akan masuk ke dalam gedung sekolah suara cempreng memanggilnya, siapa lagi kalo bukan Asifa sahabatnya dari kecil.
"Mita tungguin gue," teriaknya setelah memarkirkan motor metiknya.
Mita pun berhenti dan berbalik badan, dia tersenyum sudah tahu suara siapa itu.
"Ahh kebiasaan, bisa gak sih kalo gak teriak-teriak," jawabnya seraya membenarkan kacamata nya, Mita gadis yang cantik dan juga pintar.
Namun dia selalu memakai kacamata jadi orang-orang tidak bisa melihat kecantikannya, dia juga selalu mengikat rambutnya panjang nya agar tidak menjadi perhatian orang-orang.
Karna Mita tidak suka di perhatikan, dia juga tidak banyak memiliki teman karna baginya sulit mencari teman yang benar-benar tulus padanya.
Berbeda dengan sahabatnya Asifa yang selalu cantik dan menggerai rambut indah nya sehingga banyak siswa yang mengejarnya.
"Udah ayo masuk," ujar Ifa menggandeng tangan Mita.
"Ko loe gak bareng sama Zaki?" tanya Mita heran karna biasa nya Ifa akan bareng pacar ny .
"Oh itu, Zaki katanya ada perlu dulu sama anak-anak osis jadi berangkat nya lebih pagi," jawabnya.
Zaki adalah pacar dari Ifa dan juga wakil ketua Osis di sekolah nya .
"Oh pantas aja," ujarnya karna semenjak mereka pacaran Ifa selalu di antar jemput.
Kini mereka berjalan menuju kelas, namun saat akan masuk mereka berpapasan dengan Adithia ketua Osis.
"Dit ngapain loe depan kelas gue?" tanya Ifa melihat Adit yang berdiri disana yang ternyata tetangga rumah Ifa.
"Oh ini gue ada perlu sama Vito," jawabnya seraya memasukan kedua tangannya ke saku celana, membuat ketampanannya semakin bertambah.
Mita pun sangat mengagagumi pria itu, namun dia hany diam tak berani mengutarakan nya.
Adithia Arya putra Brata adalah mantan ketua osis di SMA Garuda tersebut.
Dia juga sangat pintar namun sikap na dingin dan jarang bicara.
Adithia, Vito, Sandy dan juga Zaki mereka berempat bersahabat mereka juga dulu anggota Osis di sekolahnya, mereka juga sebagai pemain basket yang di andalkan oleh sekolahnya.
Mereka terbilang bintang sekolah dan sangat populer di mata para siswinya, mereka mengagumi ketampanan Adit dan sahabatnya termasuk Mita.
Adit pun berbincang dengan Vito, sedangkan Mita dan Ifa duduk di kursi belakang.
"Mit, lo ko diem aja sih?" ujarnya melihat Mita hanya menunduk.
"Ah, enggak aku ga papa," kilahnya tersenyum, jujur saja Mita sangat grogi berpapasan dengan Adit dan jantung nya sungguh tidak bisa di tebak.
Ifa tau kalo Mita suka kepada Adit karna setiap bertemu dengan Adit dia selalu salah tingkah, namun Ifa diam saja tak ingin bertanya langsung takut nya Mita merasa malu.
Jam pelajaran pun di mulai, mereka seperti biasa belajar dengan tenang hingga jam pelajaran pun usai dan istrahat pun tiba.
"Kantin kuy ahh gue laper banget," ujar Ifa dan Mita pun mengangguk mengikut saja.
Kini mereka sampai di kantin dan segera memesan makanan, namun saat akan makan mereka di kagetkan oleh satu lagi sahabatnya yaitu Zahra.
"Makan gak ajak-ajak, gue chat pada gak bales tega loe pada," ucap Zahra seraya menyerobot minuman mereka.
Ifa dan Mita sahabatan dari SMP berbeda dengan Zahra mereka kenal saat masuk SMA dan dekat sampai sekarang meskipun tidak satu kelas.
Zahra satu kelas dengan Adit dan juga Sandy, sedangkan Ifa dan Mita satu kelas dengan Vito.
"Maaf Ra, gue lupa bawa ponsel," jawab Mita merasa tak enak hati memang dia berkata jujur karna ponselnya tertinggal di kelas.
"Alesan aja Demit, Fot lo ko diem aja?" tanya Zahra heran karna biasa nya Ifa selalu sewot.
"Diem ajn-, gak usah ngomong gue lagi laper banget," jawab Ifa seraya mengunyah makanannya, memang benar karna Ifa tidak sempat sarapan di rumah karna kesiangan dia hanya minum susu saja tadi pagi.
"Hadeh ni anak kaya gak makan dari kemaren aja, loe laper apa ke sambet sih?" Zahra pun geleng-geleng kepala sedangkan Ifa terus saja mengunyah.
"Udah ayo makan gak usah pada drama, emang loe gak laper?" tanya Mita melihat Zahra senyum-senyum sendiri sambil memainkan ponselnya.
"Dia kenapa sih? Apa kesambet ya?" tanya Mita kepada Ifa melihat sahabatnya itu Mita pun heran dan terus geleng-geleng kepala.
"Ra loe gak papa Kan?" Mita pun memegang kening nya Zahra yang tak panas.
"Emang gue kenapa? Gue lagi seneng banget tau," jawab Zahra tersenyum.
"Udah gak usah di pikirin, biarin deh suka-suka dia," ujar Ifa menyedot minumannya.
"Ifot mah emang suka gitu, gak seneng kalo liat orang seneng harus nya kalian tanya dong gue bahagia karna apa?" ujarnya mengembungkan pipinya karna kesal dengan kedua sahabanya itu yang tidak peka.
"Emang loe kenapa? dapet lotre atau dapet warisan," ucap Ifa nyeleneh membuat Mita tak kuasa menahan tawanya.
"Gila aja loe, gak lah gue lagi bahagia karna gue baru aja punya pacar baru," jawabnya membuat mereka melotot kerna kaget.
"Whatt? Apa?" jawab mereka berengan seraya melirik satu sama lain.
"Bukannya minggu lalu loe nangis-nangis gak mau pacaran lagi, karna mantan lo selingkuh?" ujar Mita heran.
"Ya itu kan dulu sekarang gue berubah pikiran dan yakin kalo cowok gue yang ini bakal setia," jawabnya yakin.
Mita heran dengan sahabatnya itu kenapa gampang banget sih cari cowok sedangkan dirinya ingin punya pacar pun susah pikirnya.
"Terserah loe aja lah, kita mah ikut seneng liat lo bahagia iya kan Mit?" ujar Ifa dan Mita pun mengangguk.
"Makasih banyak, kalian memang terbaik," ujarnya memeluk kedua sahabatnya itu.
"Udah ya gue gerah di peluk loe, lagian harusnya loe teraktir kita ya gak fot pj pj, " ucap Mita melepas pelukannya.
"Oke kalian pesen deh sesuka hati nanti gue yang bayar mungpung gue lagi seneng dan tinggal loe nih Mit yang belum punya pacar, loe gak niat apa gimana sih?" tanya Zahra heran melihat sahabatnya itu tidak pernah pacaran selama masuk SMA.
"Gak usah di pikirin Mit nanti kalo jodoh pasti datang sendiri, jangan kaya dia nih gonta ganti terus," ujar Ifa menoyor kepala Zahra gemas sambil tertawa.
"Nah bener tuh takut nya pacaran lama eh malah gak jadi gitu kan Fot? sekarang kita belajar dulu yang rajin biar orang tua kita bangga," jawab Mita dan mereka pun mengangguk setuju.
Mita adalah siswa yang berprestasi di sekolah nya dia juga memenangkan lomba olimpiade sains, namun kalo masalah pacaran jujur saja Mita kalah dengan teman-teman nya.
Setelah pulang sekolah Mita membantu Ibu nya di Butik, sungguh sangat malas sekali namun apa boleh buat dia tidak pernah membantah keinginan Ibu dan Ayahnya.
Fatma adalah seorang Desainer terkenal di kota Bandung, bahkan banyak baju rancangannya yang di pakai oleh para artis ibukota.
"Sayang kamu ko diem aja? lagi ada masalah di sekolah?" tanya Bu Fatma merasa aneh melihat Mita termenung di kursi.
"Ahh enggak ko Ma, Mita gak ada masalah apa-apa cuma lagi mikirin pelajaran aja," Jawabnya sambil tersenyum.
"Syukur deh kalo begitu, ayo kita pulang udah sore," Mita pun meninggalkan Butik mengikuti Mama nya di belakang.
"Gak bareng aja pulang nya, biar nanti supir yang ambil mobil kamu?" tanya Mama karna Mita membawa mobil sendiri.
"Gak usah Ma, Mita bawa mobil aja lagian Mita mau beli dulu sesuatu sebelum pulang," jawabnya.
"Ya udah kamu hati-hati ya jangan malam malam pulang nya nanti Papa marah," ucap Bu Fatma mengingatkan.
"Iya Ma, Mita cuma sebentar ko," jawabnya.
Kini mereka menaiki mobil masing-masing. Mama Mita pergi dengan supir sedangkan Mita pergi sendiri.
Mita pun mampir ke mini market sebelum pulang, dia membeli beberapa cemilan dan juga minuman.
Namun saat akan membayar dia bertemu dengan Adit dan Vito yang sama-sama akan membayar.
"Mit lo di sini jugasama siapa?" tanya Vito melirik kanan kiri, sedangkan Adit hanya diam saja memainkan ponselnya.
"Ahh iya, gue sendiri," jawab Mita canggung.
"Sini gue yang bayar sekalian" ujar Vito menyerahkan Atm nya kepada kasir.
"Ga usah makasih, gue udah bayar ko kalo gitu gue duluan ya," Mita pun pamit dan segera pergi dari sana.
"Calon istri idaman gue tuh Dit, kalo cewek lain pasti seneng banget di bayarin cowok," ucap Vito cengengesan.
"Alah mau di kemanain cewek lo, kaya jomlo aja loe inget cewek loe di rumah, " jawab Adit sewot.
"Jangan marah dong gue kan cuma becanda, lagian Mita tuh cantik kalo gak pake kacamata gue pernah liat waktu renang bareng," jawabnya.
"Udah gak usah bahas dia kita lanjut pulang," ujar Adit seperti nya dia malas membahas soal Mita mereka pun keluar dari Minimarket.
Kini mereka menendarai motornya masing-masing menuju rumah Adit, karna seperti biasa mereka akan berkumpul di sana.
Sedangkan Mita baru sampai di rumah nya membawa satu keresek besar makanan ringan.
"Sayang kamu baru pulang nak?" tanya Papa nya Mita yang baru saja keluar kamar.
"Iya Pah maaf Mita tadi mampir ke minimarket dulu," jawabnya, Mita sangat takut kepada ayahnya itu.
"Ya sudah kamu mandi sana biar Bibi yang beresin ini kita makan malam bersama," Papa pun mengambil keresek yang Mita bawa memyerahkan nya kepada Art, Mita pun mengangguk dan meningalkan Papanya.
Mita pun masuk ke kamar nya dan segera mandi, setelah rapi dia pun bergabung dengan orang tuanya.
"Sini sayang duduk, kamu pasti laperkan?" ujar Mama mengeser kursi untuk Mita.
Mita pun duduk dan mengambil piring yang sudah di isi oleh Mamanya.
"Gimana sekolah mu nak?" tanya Papa Ali, saraya mengunyah makanannya.
"Baik Pa gak ada masalah," jawab nya.
"Gimana kalo setelah lulus nanti Papa daftarin kamu di Universitas di Turki biar kamu tinggal bersama Nenek mu di sana," ujar Pa Ali membuat Mita berhenti mengunyah.
Ali Azkara Emir pria berkebangsaan turki sedangkan Fatma asli dari Bandung.
"Nanti Mita pikirin deh Pah, lagian masih lama kan?" jawabnya.
Sungguh Mita ingin sekali Kuliah di Bandung saja dengan teman-teman nya, namun dia juga tidak bisa melawan orang tuanya.
"Gak usah di pikirin sayang, kamu yang serius aja belajar masalah kuliah nanti saja pikirinnya, lagian kalo kamu gak mau juga gak apa-apa iya kan Pah?" tanya Mama menghibur anaknya itu.
"Iya sayang kamu bilang aja mau kuliah dimana kita gak akan maksa, yang penting kamu nyaman," Jawab Papah bijak.
Pa Ali adalah seorang pengusaha yang sukses dia juga memiliki perusahaan di Turki peninggalan Ayah nya, namun dia memilih menetap di Bandung dan sering ke Turki mengecek bisnisnya yang di jalankan oleh adik kandung nya yaitu Hasan Uzra Emir.
"Makasih Pah, Mah, MIta sayang banget sama kalian," Mita sangat senang karna orang tuanya tidak memaksa namun dia juga merasa tidak enak kalo menolak.
"Iya kami juga sayang kamu nak," ujar Papa mengelus kepala anak bungsunya itu.
"Besok Papa sama Mama mau ke Aceh ada keperluan sekalian mau ketemu sama Aa kamu, udah mau dua taunkan gak bisa pulang," ujar Papa memberi tahukan niatnya menjenguk anak pertamanya Prayoga Derya Emir yang menjadi Tentara dan bertugas di Aceh.
"Terus Mita sama siapa?" jawabnya bingung, karna Mita sangat takut sendiri.
"Kamu ajak aja Ifa sama Zahra menginap di sini, jangan lupa kamu ke Butik bantu tante Ami," ujar Mama.
Ami adalah sepupu juga sebagai asisten nya dan Mita juga sudah tau kalo Mama nya keluar kota Ami yang akan menjaga Butiknya.
"Ya udah kalo gitu nanti Mita kasih tau mereka," jawab nya sendu, ingin ikut tapi bagiamana dengan sekolah nya.
"Gak usah sedih nanti Mama beliin oleh-oleh buat kalian, lagian cuma dua hari ko gak lama," Mama pun berusaha meghibur anaknya itu.
Mita juga termasuk anak yang manja bila di depan orang tuanya, namun saat di sekolah dia menjadi anak yang mandiri dan juga dingin.
"Ya udah terserah Mama aja, Mita udah selesai makannya boleh kan Mita duluan ke kamar," ujarnya.
"Boleh sayang, selamat malam cantik nya Mama," ujar Mama mencium kening Mita.
Mita pun memasuki kamarnya dan segera menghubungi teman-temanya di grup Chat.
Mita
[Hay.. lagi apa nih?]
Ifa
[Lagi Bobo]
Zahra
[Masa lagi bobo bisa main ponsel 😁]
Mita
😀
[Eh besok nginep di rumah gue ya, nyokap bokap pada pergi dua hari]
Zahra
[Gue sih oke.]
Ifa
[Gue gak tau bisa atau enggak tau sendiri Ibu gimana?]
Mita
[Ya udah nanti gue yang izin sama Ibu loe.]
Ifa
[Oke👍]
Setelah menutup chat nya dan menyimpan ponsel nya diatas nakas, Mita pun merebahkan tubuhnya di kasur dan tak lupa menyimpan kacamata nya di atas nakas, sungguh lelah hari ini pikirnya.
***
Pagi hari pun menyapa seperti biasa Mita bangun dan segera mandi, setelah rapi dia bergegas masuk ke ruang makan menghampiri kedua orang tuanya.
"Pagi Mah, Pah" sapa Mita tersenyum melihat kedua orang tuanya yang selalu harmonis.
"Pagi juga sayang kamu udah siap?" tanya Mama seraya mengoleskan roti untuk Mita.
"Udah,Mama sama Papa berangkat jam berapa?"
"Jam 9 pesawat nya berangkat, mungkin dari rumah jam 8," jawab Pa Ali dan Mita pun mengangguk.
Mita pun menerima roti itu dan segera menghabiskan nya tak lupa dia juga minum segelas susu hangat.
"Ya udah Mita langsung berangkat ya, Mama sama Papa hati-hati dan selamat sampai tujuan,"
"Iya sayang, kamu juga hati-hati di rumah ya jangan nakal, Mama udah transfer uang jajan mu dan jangan boros-boros," ujar Mama mengingatkan.
Mita pun memeluk kedua orang tua nya, walau pun hanya dua hari berpisah rasanya itu sangat berat baginya.
Setelah pamit dengan orang tuanya , Mita berangkat ke sekolah mengendarai mobilnya.
Seperti biasa Mita sampai lebih awal di banding teman-temannya.
Mita pun menunggu Ifa di dalam kelas seraya membaca buku pelajaran.
"Pagi Mita, rajin banget sih?" ujar Vito yang baru saja datang berdiri di depan meja Mita.
"Pagi juga Vito," jawab nya tersenyum.
Namun saat Vito akan bicara tiba-tiba Sandra datang dan langsung marah-marah.
"Hey ngapain kamu kecentilan sama Vito gak tau apa kalo dia pacar gue? " tanya Sandra membuat Mita kaget.
Sandra mengandeng tangan Vito mesra, sedangkan Mita hanya tersenyum malas sekali harus meladeni Sandra yang sedang cemburu.
"Sayang kamu jangan salah paham aku cuma nanyain pelajaran aja sama Mita, jangan marah ya ayo kita ke kantin aku belum sarapn," ujar Vito membawa pacar nya pergi sedangkan Mita hanya geleng-geleng kepala.
Jam masuk pun berbunyi, namun Ifa belum nampak batang hidung nya sungguh Mita sangat gusar karna hari ini akan ada ulangan harian.
Sudah biasa Ifa telat masuk ke sekolah, dan sering sekali dia di panggil ke ruang Bk sedangkan Mita anak yang baik tidak pernah sekali pun telat.
Pelajaran pertama pun di mulai untung saja guru itu tidak masuk dan di gantikan guru yang lain sehingga ulangan pun di undur.
Ifa pun akhirnya masuk kelas setelah jam pelajaran kedua dengan wajah yang berkeringat.
"Dari mana aja sih jam segini baru masuk?" tanya Mita yang dari tadi khawatir.
"Biasa kena macet di jalan terpaksa manjat gerbang belakang eh malah ketaun sama Adit dan akhirnya suruh nyapu lapangan basket," jawabnya kesal.
"Ha..ha.." Mita pun tak kuasa menahan tawa nya.
"Loe itu gak bosen-bosen nyapu tiap hari, udah langganan banget kayanya," lanjut nya Mita pun tertawa seraya menutup wajahnya dengan buku, karna teman-temannya melirik ke arahnya, untung saja guru belum masuk.
Sedangkan Ifa sudah menekuk wajah nya sebal sekali dengan teman laknut nya itu.
"Loe tu ya Demit kayanya senang banget liat gue susah," jawabnya mengambil buku Mita mengipas-ngipas wajah nya.
"Maaf habisnya aku gak tahan pengen ketawa makanya bangun pagi-pagi biar gak telat," ujar Mita malah ceramah membuat Ifa tambah kesal.
Baru saja akan membalas Ifa melihat guru itu masuk.
"Awas lo Mit gue bales nanti seenaknya aja ngetawain penderitaan gue," batinnya melirik Mita yang masih menahan tawa.
Jam Istirahat pun tiba kini mereka sudah di kantin bersama dengan Zahra, Sandy dan Zaki.
"Lo ga bosen-bosen tiap hari di hukum sama kita," ujar Sandy melirik Ifa, namun Ifa cuek saja tak menghitaukan nya.
"Bilang aja lo caper sama Zaki biar bisa deket terus," ucap Zahra mengejek nya.
Memang Adit dan Zaki masih suka membantu kegiatan Osis meski mereka sudah bukan anggota karna sudah di gantikan oleh kelas X1.
"Tau aja lo Ra gue tadi emang kesiangan bangunnya di tambah jalanan macet," kilah nya dan memang kenyataan nya begitu.
"Alah alesan lo itu mah tiap hari itu aja alasannya, macet lah ban bocor lah ini lah itu lah," ucap Mita ikut membuly sahabat nya itu yang sering berbohong.
Ifa pun hanya cengengesan mendengar Mita tanpa membela memang kenyataan sih pikir nya.
"Ra bukanya lo punya pacar baru ya ko gak kenalin ke kita," ucap Ifa mengalihkan pembicaan.
"Uhuk uhuk," Sandy pun terbatuk-batuk.
"Kenapa loe kaget gitu?" tanya Mita heran menyerahkan minuman kepada Sandy.
"Ya jelas kaget lah orang dia pacar barunya," jawab Zaki sambil tertawa dan langsung ditatap tajam oleh Sandy.
Sedangkan yang di tatap hanya cengengesan sambil mengacungkan jari tangan nya ✌.
"Apa..?" ucap Mita dan Ifa kompak.
"Ko cuma gue kaya nya yang gak tau," ujar Ifa melirik Zaki minta penjelasan.
"Gue juga gak tau kali fot tapi gue seneng akhirnya tikus dan kucing kita akhirnya pacaran juga dingin deh telinga gue gak bakal dengar kalian berantem lagi," ujar Mita tersenyum membuat Zahra mengecutkan bibir nya.
Bagai mana tidak dia di sebut apa tadi enak aja cantik gini di sebut tikus, gak etis banget tuh si Mita pikir nya.
Setiap mereka bertemu akan adu mulut apalagi saat Zahra bersama pacar nya yang dulu Sandy selalu berkata sinis kepada Zahra jadi pantas ya kalo teman-teman nya memanggil mereka dengan sebutan begitu.
"Mita ihh ko kamu gitu sih tau aja kalo kita sering berantem?" tanya Zahra.
"Asataga emang loe gak sadar ya tiap keteu suka ribut mulu," ujar Mita menggelengkan kepala.
Sedangkan Zahra hanya cengengesan, memang benar apa yang Mita katakan dia juga tidak percaya kalo selama ini Sandy mencari perhatian padanya lewat kata-kata sinis padanya.
"Lo bener Mit gue sama Zahra gak akan berantem lagi depan kalian, tapi lo jangan iri kalo gue romantisan depan kalian," ujar Sandy menaik turunkan alisnya.
"Ihh belum apa-apa kalian udah bikin Mita iri," ucap Ifa melihat Zahra bergelanjut manja di tangan Sandy.
"Eh enggak siapa juga yang ir gue malah seneng ko liat nya, romantis banget kan kalo gitu ya anggap aja kita gak ada gue udah kebal ya apalagi sama loe Fot," ujar Mita.
Karna sejak dulu kalo pacaran Ifa selalu mengajak Mita sebagai obat nyamuk sehingga Mita selalu menolak dengan berbagai alasan.
Pesanan mereka pun akhirnya datang, namun saat mereka sedang asyik makan Adit tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Zaki.
"Kebiasaan lo ganggu kemesraan gue sama Zaki aja," ujar Ifa sewot, karna Adit menerobos duduk di tengah.
"Halah ketimbang duduk aja repot amat lo gak usah sewot deh," jawabnya menyerobot minuman Zaki.
"Dari mana aja lo? katanya nunggu di kantin malah ngilang gitu aja?" tanya Zaki dan yang lain hanya menyimak.
"Gue ada urusan sama SMA 1 Nusantara membahas masalah basket nanti sore, gimana kalian udah siap?" tanya Adit.
"Sip dong, iya gak San?" tanya Zaki.
Selama Adit yang menjadi ketua dia tidak merasa was-was karna Adit bisa di percaya ngalahin mereka.
"Awas lo jangan baper ya Mit kalo nanti ikut nonton dan ketemu sama mantan loe, gue denger dia yang jadi ketua basket di sana," ucap Ifa memanasi Adit siapa tau Adit akan cemburu pikirnya.
Namun Adit seperti nya biasa saja mendengar ocehan Ifa itu, cuak dan gak terlalu peduli.
"Gue gak peduli mau Andi atau siapa pun yang jelas gue dukung sekolah gue lah, lagian itu kan masalalu fot gue aja udah lupa," jawab Mita santai.
"Ya kali aja belum bisa move on dari dia sehingga sampai saat ini lo menjomlo," ujar nya sambil menaik turukan alisnya, membuat Mita kesal.
"Rese emang lo Fot," ujar Mita sambil menepuk pundak sahabat nya itu
Dan itu membuat yang lain terkekeh melihat perseteruan mereka.
Adit pun diam saja hanya menyimak tanpa berkomentar sungguh sifat Adit yang dingin ini membuat Mita yakin kalo cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Udah jangan ganggu Mita kasian tau," Zaki pun melerai mereka agar diam.
Dulu Mita pernah dekat dengan Andi waktu SMP hingga akhinya mereka pacaran selama beberapa minggu dan akhirnya mereka putus dan tidak pernah bertemu lagi hingga sekarang.
"Kamu berangkat nya sama mereka aja ya, nanti kita tunggu disana," ucap Sandy dan Zahra pun menganggukan kepalanya.
"Ya udah bel udah bunyi kita masuk kelas, kalian hati-hati ya di jalannya," ujar Zaki melepaskan tangan Ifa.
"Iya kamu tenang aja," jawab Ifa, mereka pun masuk kelas masing-masing dan pelajaran pun di mulai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!