NovelToon NovelToon

The Prince and I

Zinnia Hadiyanto Al Jordan

Indramayu, Jawa Barat

Sean menatap ke sebuah rumah sederhana satu lantai dengan American country style. Rumah yang selama ini hanya bisa dia lihat dari layar laptopnya, rumah Zee.

Tadi penjaga rumah mengijinkan masuk dirinya setelah mendapatkan ijin dari sang pemilik rumah. Memang di depan terdapat pagar yang cukup tinggi lengkap dengan CCTV dan Sean tidak heran mengingat siapa keluarga besar Zee.

Mobil yang disewanya pun terparkir rapi dan Sean bisa melihat dua buah mobil terparkir disana. Sebuah Range Rover dan sebuah mobil keluarga dari brand Toyota bewarna hitam terparkir rapi.

Dengan sedikit gugup, Sean pun berjalan menuju pintu utama rumah yang terbuat dari batu dan merupakan impian Zee dari dulu memiliki rumah seperti ini.

Sean memencet tombol bel dan tak lama terbukalah pintu itu menampakkan seorang wanita cantik dengan rambut coklat tua tergerai indah dan mata hitamnya menatap dingin kearahnya.

"Halo Zee..." sapa Sean dengan senyum gugup.

"Ada apa Sean? Oh maaf, Hello your highness" ucap Zinnia sambil menekuk lututnya memberikan hormat kepada Sean.

"Stop it, Zee! Kamu tidak perlu melakukan ini!" Hardik Sean.

"Lalu? Aku harus bagaimana? Membungkuk seperti orang Jepang? Atau berjalan jongkok seperti di keraton Jogjakarta dan Solo?" ucap Zinnia judes.

"Zee! Please!" Sean menatap wanita cantik itu dengan sedikit frustasi. "Apa kamu tidak mengajak aku masuk?"

"Tidak! Rumah hamba tidak pantas untuk dimasuki yang mulia raja" sarkas Zinnia.

"Oh come on Zee! Aku bukan Raja disini! Aku hanya Sean Alexander Léopold!" Sean merasa gemas dengan wanita di hadapannya.

"Ada apa seorang raja dari antah berantah datang kemari? Ke rumah rakyat jelata? Ke rumah anak haram?" Mata hitam Zinnia tampak sedih saat mengucapkan kata yang terakhir membuat Sean harus menahan dirinya untuk tidak membawa wanita itu dalam pelukannya.

"Maafkan aku Zee... Aku tidak bisa melindungi kamu..."

"Masih bagus Papaku tidak menembak kamu!" Zinnia mengusap matanya dengan kasar dan dirinya merasa kesal karena air mata pun ikutan runtuh.

"Zee, jangan usap seperti itu, nanti matamu sakit..."

"Apa perduli kamu? Apa yang sudah kamu perbuat selama ini? Tidak ada Sean! Tidak ada! Kamu beruntung karena kamu adalah pangeran Belgia, yang akan menjadi raja suatu hari! Kalau saja keluarga aku tidak ingat akan hal itu, kamu sudah habis di tangan papaku!" bentak Zinnia. Dia sudah tidak perduli dengan ucapan kasar yang diberikan ke pria di hadapannya, pria yang dibencinya dan juga dicintainya.

"Zee..." tangan Sean hendak terulur menyentuh pipi Zinnia ketika mendengar suara anak kecil.

"Mommy, kita jadi buat loti?"

Sean menatap tidak percaya melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar tiga tahun berdiri di ruang tengah. Anak itu mirip dengan dirinya.

"Zee... Apakah itu ... anakku?" Sean menatap Zinnia dengan wajah tercengang.

"Bukan. Dia adalah anakku, bukan anakmu!" jawab Zinnia dingin.

Sean menatap Zinnia dengan tidak percaya.

***

Dubai, UAE enam tahun lalu...

"Jadi kamu mau bekerja di Swiss, Zee?" tanya Ayrton Al Jordan Schumacher kepada putri sulungnya yang kini berusia 20 tahun.

"Iya pa, Zee kan sudah lulus psikologi dan sekarang mendapatkan pekerjaan di sebuah rumah sakit di Jenewa untuk konseling anak-anak. Zee juga sudah ambil kuliah profesi disana."

Zinnia Hadiyanto Al Jordan Schumacher adalah putri angkat Ayrton Al Jordan Schumacher dan Mariana Danika Hadiyanto. Gadis cilik yang dulu sempat menjadi viral akibat ulah neneknya itu sekarang menjelma menjadi gadis cantik yang membuat Ayrton pusing tujuh keliling akibat banyaknya pangeran dan keluarga kerajaan di UAE dan Saudi Arabia hingga ke Turki dan para putra politikus Asia tengah, Afrika hingga aktor Hollywood dan aktor Bollywood pada tertarik dengan gadis cantik itu.

Ayrton sendiri setelah menikah dengan Mariana dikarunai dua orang anak, seorang putra bernama Gasendra, yang kini berusia 14 tahun dan Garvita, berusia 12 tahun.

Ayrton menatap putri cantiknya. "Kenapa kamu tidak bekerja di Dubai saja, Zee?"

"Zee tidak mau disini, Pa. Terlalu berisik! Zee suka di Jenewa atau Bern Swiss. Disana tenang, dan tidak dihebohkan dengan paparazi." Zinnia sendiri tahu sebagai putri Emir Al Jordan, dia pasti disorot publik. Bagaimana bersikap, berperilaku, bahkan latar belakangnya pun dipertanyakan.

Sewaktu Opa Senna dan Oma Fatimah masih hidup, mereka sudah pasang badan untuknya begitu juga dengan Opa Kai dan Oma Tamara. Tidak hanya itu, semua keluarga papanya dan segelintir keluaraga mamanya pun melindunginya dari omongan jelek tentang orang tua kandungnya.

Ya, Zinnia sudah tahu latar belakang dirinya dan Mariana lah yang menceritakan setelah dirinya mendapatkan sindiran dari para sepupunya dari pihak sang mama. Hanya Dewananda putra Bagas dan Safira serta Gibran putra Sisil dan Rizwan yang selalu membela dirinya dan dekat dengannya. Bahkan dua adiknya Gasendra dan Garvita juga membela kakaknya.

Sangat berbeda jauh jika dirinya berkumpul dengan keluarga besar papanya. Isinya hanya rusuh, gesrek dan guyon semua tanpa meributkan dirinya siapa. Zinnia sepantaran dengan si kembar Luke dan Leia, anak Luca Bianchi dan Emi Takara serta Blaze anak Joey Bianchi dan Georgina O'Grady.

Bahkan sepupunya macam Valentino, Arka, Nelson, Juliet, Shinichi, si kembar Gemini dan Gemintang, Nadira, Bayu, si kembar Radeva dan Raveena, Eagle dan Radyta sangat menyayangi dirinya. Mereka menganggap Zinnia sebagai kakak perempuan tempat mengadu jika ada yang nakal.

Tak heran jika Zinnia lebih nyaman jika berkumpul dengan keluarga besar papanya.

"Kamu serius?" tanya Mariana yang masuk ke ruang kerja Ayrton sembari membawakan teh wasgitel kesukaan suaminya.

"Serius ma. Zee capek tinggal di Dubai. Semua ingin tahu soal Zee. Semua ingin tahu siapa kekasih Zee!

"Gara-gara kamu menemani papa saat acara Emir menggantikan mamamu menemani Garvita yang kena demam, banyak pria yang heboh bertanya ke papa" sungut Ayrton kesal. Padahal saat itu, Zinnia memakai gaun tertutup tapi memang wajahnya sangat menarik perhatian kaum Adam dan usia Zinnia baru 16 tahun serta baru masuk kuliah. Tak heran banyak gosip bertebaran mengenai siapa pria yang dekat dengannya hanya gara-gara foto bersama.

Hingga acara polo dan berkuda, Zinnia pun menjadi banyak perhatian para kaum pria. Zinnia memiliki tubuh tidak tinggi, hanya 164 cm tapi lekuk tubuhnya benar-benar seksih. Tak heran banyak yang tertarik dengannya. Sejak saat itu, Zinnia agak membatasi diri untuk ikut acara Emir dan lebih memilih kuliah jauh ke Swiss dibandingkan ke Inggris atau Amerika Serikat.

"Bagaimana May? Zee diterima kerja di rumah sakit Hôpitaux Universitaires de Genève (HUG) sebagai asisten psikolog anak disana." Ayrton menatap ke arah istrinya.

"Bagus dong diterima disana. Mama bangga sama kamu" puji Mariana.

"Jadi kamu setuju Zee kerja dan kuliah mengambil profesi psikologi disana?" Ayrton memastikan lagi.

"Kenapa tidak? Zee sudah membuktikan selama kuliah disana dan buktinya dia lulus cumlaude."

Ayrton menatap putri cantiknya. "Tetap pakai pengawal ya..."

"No papa, Zee tidak mau pakai pengawal. Bikin ribet dan tidak nyaman."

***

Zinnia Al Jordan Schumacher

Yuhuuuu launching Zee dan Sean yaaa

Semoga suka

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Sean Alexander Léopold

Geneva Swiss

Zinnia akhirnya kembali ke kota yang indah di Switzerland, tempat dirinya hendak melanjutkan kuliahnya dan bekerja. Zinnia sangat tertarik dengan psikologi setelah dirinya mengalami yang namanya pembullyan dan itu mempengaruhi keadaan mentalnya waktu kecil. Namun Zinnia bersyukur Oma Fatimah yang seorang psikolog, memberikan terapi dan support untuknya selain Ayrton dan Mariana.

Zinnia masuk ke dalam apartemen sederhananya dan lokasinya dekat dengan Hôpitaux Universitaires de Genève ( HUG ), rumah sakit tempatnya dia diterima bekerja dengan Doktor Psikologi, Emma Baker, yang juga mentornya selama kuliah di psikologi.

Zinnia memang berencana untuk mengambil profesi di bidang psikologi anak dan keluarga karena merasa dirinya juga berasal dari kesalahan orang tuanya, dan dia berhasil bangkit dari dukungan dan cinta keluarganya, hingga mampu seperti sekarang. Dan dia ingin menyebarkan dan mengedukasi keluarga dan anak yang butuh konseling bahwa tidak ada anak yang salah saat dilahirkan.

Gadis itu membuka jendela apartemennya dan melihat pemandangan kota Geneva ( Jenewa ) yang indah. Yang membuatnya nyaman tinggal di kota ini adalah suasananya yang tenang dan tidak ada paparazi yang suka mengikutinya kemana dia pergi di Dubai.

***

Sean Alexander Léopold turun dari kereta gantung yang membawanya turun dari arena ski. Gara-gara dirinya Meleng saat bermain ski, dia mengalami kecelakaan hingga kakinya terkilir meskipun pengawal merangkap asistennya Greg Tucker tampak panik karena dia yakin pangerannya mengalami patah tulang kaki.

"Greg, aku hanya terkilir, bukan patah kaki!" sungut Sean ke asistennya.

"Tapi yang mulia..." Greg menatap Sean yang sekarang dipapah oleh seorang bodyguard nya menuju mobil Range Rover milik keluarga kerajaan Belgia.

"Shut up Greg! Sekarang bawa aku ke rumah sakit!" bentak Sean yang mulai meragukan keyakinannya bahwa dirinya hanya terkilir bukan patah kaki.

Sialan! Gara-gara cewek berambut hitam, aku jadi Meleng dan nabrak pagar pembatas.

***

Hôpitaux Universitaires de Genève ( HUG )

Zinnia menggosokkan kedua tangannya yang terasa dingin di bulan Desember ini setelah tadi berjibaku dengan salju. Sengaja tadi dia memakai transportasi umum daripada memakai mobil imutnya, mini Cooper. Zinnia selalu takut menyetir disaat salju mulai deras seperti ini karena rawan kecelakaan.

"Zinnia!" panggil salah satu rekannya. "Akhirnya datang juga. Aku dapat klien very very annoying dan aku kesulitan menghandle nya."

"Sabar, Greta. Aku taruh mantel dulu. Duh dinginnya" senyum Zinnia ke rekan kerjanya. Zinnia dan Greta adalah mahasiswa profesi psikologi anak dan keluarga dari universitas yang sama, University of Geneva. Dan keduanya terpilih oleh doktor Emma Baker untuk menjadi asistennya.

Zinnia mengikat rambut hitamnya yang tebal dengan model cempol sederhana lalu masuk ke ruang konseling. Doktor Emma Baker memberikan kesempatan kepada asistennya untuk menangani klien - klien yang datang ke rumah sakit. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan pelajaran langsung dari lapangan.

"Guten Morgan, Ich bin Zinnia. Womit kann ich Ihnen behilflich sein ( selamat pagi, saya Zinnia. Apa yang bisa saya bantu )?" sapa Zinnia ramah kepada klien dan orang tuanya.

***

Sean tiba di Hôpitaux Universitaires de Genève ( HUG ) dengan wajah manyun dan menahan sakit. Sepertinya aku benar-benar patah kaki. Greg segera meminta kepada pihak IGD untuk segera menangani Sean sebagai pasien VVIP karena siapa yang tidak mengenal Sean Léopold of Belgium, calon raja kerajaan Belgia garis kedua setelah kakaknya Stefanus atau biasa dipanggil Stefan.

Melihat pasien yang datang adalah seorang VVIP, pihak rumah sakit pun bergegas mengobati pangeran tampan itu. Dan sesuai dengan prediksi Greg, pergelangan kaki Sean mengalami retak tulang Tibia yang untungnya tidak patah hingga dirinya harus dirawat di rumah sakit selama satu Minggu dan setelahnya selama 5-12 Minggu ke depan dirinya harus memakai gips dan kruk.

***

Hôpitaux Universitaires de Genève ( HUG ) sehari setelahnya

Sean merasa kesal dan bosan menjadi kaum rebahan tanpa melakukan apa-apa. Kedua orangtuanya malah menyalahkan dirinya yang tidak hati-hati, apalagi ibunya Michelle, dengan santainya mengatakan sangat pedas bahwa ceroboh adalah nama tengah Sean.

Greg dengan setia menemani pangerannya yang hanya cemberut setelah menerima telepon dari sang ibu.

"Greg! Aku bosan! Bilang sama dokter, aku ingin jalan-jalan!" rengek Sean.

"Pakai kursi roda, tuan. Jangan jalan!" balas Greg judes. Kuping asisten yang berusia 26 tahun, hanya tiga tahun lebih tua dari Sean, juga tidak lolos dari omelan permaisuri Michelle. Permaisuri berdarah Jerman - Amerika itu menganggap Greg tidak mengawasi Sean dengan baik.

"Iiissshhh seperti orang tua saja aku pakai kursi roda!" cebik Sean.

"Pakai kursi roda atau tidak ada jalan-jalan!" balas Greg dingin.

"Oke, oke. Geez, galaknya!" sungut Sean.

***

Greg mendorong kursi roda yang sudah diduduki oleh Sean dan banyak perawat dan pasien wanita terpesona dengan wajah tampan pria itu. Sean sendiri hanya tersenyum sopan disaat banyak kaum hawa yang menyapanya.

"Kita kemana tuan?" tanya Greg yang hanya menggelengkan kepalanya dengan gaya playboy Sean. Ya, dibandingkan dengan Stefan, Sean memang lebih playboy. Stefan adalah tipe anak sulung, baik-baik dan straight the rule sedangkan Sean lebih pemberontak dan seenaknya sendiri.

"Ke taman saja Greg. Aku ingin menikmati pemandangan disana" jawab Sean.

Greg membawa Sean ke taman rumah sakit yang berada bagian tengah. Di jam yang masih pagi seperti ini dan belum jam besuk, suasana rumah sakit masih lengang.

Sean menikmati pemandangan hijau dengan penataan yang apik sembari melihat bagaimana tukang kebun, para perawat yang berjalan dan kesibukan lainnya yang membuatnya tenang. Sean tidak suka berada di kamar yang menurutnya tidak ada kegiatan, Sean lebih suka melihat para orang sibuk bekerja daripada menonton TV.

Mata biru Sean memindai sekelilingnya dan tiba-tiba dia melihat seorang gadis yang sedang menikmati kopi di sebuah meja taman. Sean tidak dapat mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Entah kenapa dirinya merasa familiar dengan wajah cantik itu.

"Zinniaaaa!" teriak seorang gadis berambut blonde sambil membawa kopi dan kantong kertas yang Sean yakini itu isinya makanan.

Tunggu ! Zinnia? Zee? Pikiran Sean melayang ke 15 tahun lalu di Singapura. Apa dia gadis cilik yang centil itu?

"Ya ampun Greta! Ini tuh rumah sakit, bukan hutan!" tegur gadis yang dipanggil Zinnia itu.

"Sorry. Ini aku bawakan fish and chips, mashed potatoes Dan sandwich salmon. Aku tahu kamu tidak bisa makan oink oink" kekeh Greta jenaka.

"Thank you darling" senyum Zinnia.

Sean masih menatap gadis itu. Apakah benar itu Zinnia? Nama Zinnia bukanlah nama pasaran. Setelah sekian tahun, aku bertemu dengan anak itu lagi?

"Ada apa tuan?" tanya Greg ketika Sean memberikan kode untuk mendekati dirinya.

"Cari tahu soal gadis itu! Yang berambut hitam. Namanya Zinnia. Cari tahu nama lengkapnya dan jika nama belakangnya 'Hadiyanto' berarti dia anak kecil yang bertemu denganku di Singapura dulu."

Greg yang tidak tahu cerita itu hanya mengangguk. "Baik tuan." Dan asisten tampan itu mulai mencari informasi melalui iPad nya.

Sean masih menatap kedua gadis yang menikmati acara sarapannya. Tiba-tiba gadis itu menoleh ke arahnya dan Sean langsung terpesona melihat wajah Zinnia setelah dirinya hanya melihat dari samping.

Ya Tuhan, dia cantik sekali.

Neng Zee

Prince Sean Léopold masih belum brewokan

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Bertemu Kembali

Park Hôpitaux Universitaires de Genève ( HUG )

Zinnia menoleh ke arah kirinya dan melihat seorang pria tampan memandangi dirinya tanpa berkedip. Seketika moodnya untuk sarapan menghilang karena dirinya merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu.

"Kok kamu nggak dihabiskan makannya? Biasanya kamu itu selalu menghabiskan makananmu karena tidak mau ayam mu mati" kekeh Greta yang tidak habis pikir dimana logikanya makan tidak habis membuat ayam peliharaan mati. Lalu apa kabar ayam di peternakan?

"Aku akan makan lagi nanti" ucap Zinnia sambil membereskan makanannya.

"Zee, kamu kenapa?" Jika Greta sudah memanggilnya 'Zee' berarti dia tahu kalau Zinnia merasa tidak nyaman.

"Pria itu memandangi kita dari tadi" bisik Zinnia yang membuat Greta melirik ke sisi kiri Zinnia.

"Oh my God! Itu kan pangeran Sean Léopold of Belgium!" desis Greta heboh. "He's so handsome!"

Zinnia hanya terbengong menatap Greta lalu otaknya berpikir. Pangeran Sean Léopold of Belgium? Kenapa nama itu familiar ya? Dimana aku pernah mendengar nama itu.

"Aku tidak tahu kalau pangeran Belgia itu dirawat disini." Greta memundurkan tubuhnya dan melihat pangeran tampan itu duduk di kursi roda dengan kaki terbalut gips. "Tampaknya dia kecelakaan main ski deh! Sebab lukanya di pergelangan kaki kirinya."

"Sok tahu kamu" kekeh Zinnia. "Ayo dibereskan dan bisa kita makan lagi nanti. Bukannya jadwal hari ini padat?"

***

Sean melihat gadis itu berdiri dengan temannya yang bernama Greta. Pangeran itu melihat bahwa Zinnia tidak terlalu tinggi dan dia memperkirakan tingginya sekitar 165cm tapi ... Ya Tuhan, dia seksih sekali!

Pagi ini Zinnia memakai sweater putih ketat dan rok panjang berbahan wol serta sepatu boot yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Gadis itu pun berjalan menuju rumah sakit tanpa memperdulikan Sean, berbeda dengan temannya yang memperhatikan dirinya.

Sean sampai memutarkan tubuhnya untuk memperhatikan Zinnia dan hal itu tidak mengejutkan Greg yang sudah terbiasa melihat pangerannya seperti itu ketika melihat wanita cantik.

"Tuan..."

"Ya." Sean membalikan tubuhnya dan menatap Greg. "Bagaimana?"

"Nama nona itu Zinnia Aida Hadiyanto. Sebenarnya dia masih ada dua nama keluarga lagi dibelakang tapi jarang dia gunakan."

"Siapa?"

"Al Jordan Schumacher."

Sean melongo. "Jadi dia yang disebut - sebut si cantik dari Dubai?"

Greg hanya mendengus. Kemana saja tuanku selama ini?

"Tapi aku tidak pernah menemukan foto-fotonya di internet?"

"Semua sudah di take down oleh Tuan Benjiro Smith. Tuan Ayrton Al Jordan Schumacher dikabarkan tidak mau publik mengetahui putrinya karena beberapa tahun lalu sempat ramai banyak keluarga kerajaan area timur tengah, Afrika, Turki hingga aktor Hollywood dan Bollywood tertarik dengan gadis itu."

Sean mendengus kesal. Penggemar nya banyak juga. "Dia kuliah?"

"Hasil penyelidikan saya, nona Zinnia sudah lulus sarjana psikologi dari University of Geneva dan sekarang sedang mengambil profesinya sambil menjadi asisten psikolog Emma Baker di rumah sakit ini."

"Kalau memang dia putri Emir, kenapa tidak ada pengawal yang mengikuti Zinnia?" Sean celingukan mencari pengawal bayangan seperti pengawalnya yang tampak berada tidak jauh dari dirinya.

"Sepertinya nona Zinnia tidak mau memakai pengawal, tuanku."

"Apakah dia anak tunggal?" tanya Sean.

"Tidak tuan, nona Zinnia memiliki dua orang adik, bernama Gasendra dan Garvita."

Ya ampun, sekian tahun tidak bertemu dan selama ini aku tidak pernah mencari tahu tentangmu Zee, ternyata kamu tumbuh jadi gadis yang cantik.

***

Zinnia sedang menemani seorang anak berumur tujuh tahun bermain Lego. Anak perempuan itu mengalami shock setelah melihat kecelakaan di depannya tiga Minggu lalu hingga tidak mampu berbicara karena yang menjadi korban adalah sahabatnya sendiri.

"Wah, hebat Jules!" puji Zinnia setelah anak bernama Julie yang biasa dipanggil Jules berhasil membuat Lego Diagon Alley Harry Potter.

"Dan...ke" bisik Jules dan Zinnia langsung memeluknya karena inilah suara pertama Julie setelah dua Minggu diterapi Zinnia.

"Deine stimme ist so schön ( suaramu sangat indah )" puji Zinnia. "Je veux entendre ta voix à chaque fois que tu viens vers moi ( aku ingin selalu mendengar suaramu setiap kamu kemari ). Okay?"

Julie mengangguk lalu memeluk Zinnia. Kedua orang tua Julie yang melihat kejadian itu pun terharu akhirnya putri tercintanya bisa bersuara lagi.

***

"Julie mengalami kemajuan yang signifikan, tuan dan nyonya Schubert. Dan saya minta anda berdua jangan membuatnya teringat tentang kejadian yang merenggut nyawa Sandra karena mampu membuatnya shock kembali." Zinnia menatap kedua orang tua Julie.

"Iya nona Zinnia. Kami sampai harus menyimpan semua barang-barang yang berkaitan dengan Sandra. Menyimpannya tapi tidak membuangnya" ucap nyonya Schubert.

"Itu tindakan yang tepat. Jika nanti Julie sudah siap dan mencari barang-barang yang berhubungan dengan Sandra, bisa dikeluarkan sedikit demi sedikit. Tapi saya yakin, Julie sudah mulai kuat dan bisa menerima kenyataan. Apakah dia masih mengalami mimpi buruk kalau malam?" Zinnia masih berdiskusi dengan kedua orang tua itu tanpa menyadari ada sepasang mata biru mengawasinya dari balik tembok.

"Thanks God, sudah tidak beberapa malam ini karena kami selalu bergantian mendongeng untuk Julie. Dia suka dengan buku dongeng yang anda berikan, nona Zinnia" senyum tuan Schubert.

"Syukurlah." Zinnia melihat Julie sudah siap pulang. "Take care Jules." Julie tidak menjawab tapi hanya memeluk Zinnia.

"See you on Monday, okay?" Julie hanya mengangguk. Setelahnya ketiga anggota keluarga Schubert itu pun meninggalkan ruang konseling Zinnia.

***

Zinnia sedang membereskan semua mainan dan alat terapi ketika mendengar suara ketukan di pintu ruangannya. Gadis itu mengerenyitkan dahinya karena jadwal konseling kliennya masih dua jam lagi dan dia ada waktu untuk memakan makanan yang tadi baru dimakan separo.

"Attendez une minute ( tunggu sebentar )" ucap Zinnia yang kemudian membuka pintu ruangannya.

Tampak seorang pria tampan dengan garis wajah khas Jerman berdiri di hadapannya. Zinnia harus sedikit mendongak menatap wajahnya.

Greg Tucker

"Vermisse Zinnia ( nona Zinnia )?" sapa pria itu.

"Yes?" Zinnia menatap bingung.

"Saya Greg Tucker, asisten merangkap pengawal pangeran Sean Léopold. Saya diminta tuanku untuk membawa anda ke kamarnya."

"Pangeran Sean Léopold? Tapi saya tidak ingat siapa itu."

"Anda akan tahu nanti. Tolong nona, bisakah ikut dengan saya."

Zinnia mengerenyitkan dahinya. Rasanya aku pernah mendengar nama itu tapi dimana ya? "Baiklah, saya akan ikut dengan anda." Zinnia lalu mengunci ruangannya dan berjalan mengikuti Greg.

Keduanya sampai di sebuah kamar rawat inap VVIP yang di depannya ada dua orang pengawal. Greg membukakan pintu kamar Sean.

Zinnia pun masuk ke dalam setelah dipersilahkan oleh Greg. Wajah cantiknya melihat seorang pria yang duduk di sofa dengan menselonjorkan kakinya yang memakai gips di atas kursi kecil.

"Halo, cewek centil. Apa kabar?"

Mata hitam Zinnia melotot. Seketika ingatannya kembali saat dirinya kecil di Singapura dimana dia dan Oom Benjinya diusir dari arena bermain.

"Pangeran songong!" seru Zinnia.

Sean hanya tersenyum smirk.

***

Yuhuuuu Up Sore Yaaaa gaeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!