NovelToon NovelToon

Luzia Senki: Catatan Perang Luzia

{1.0} PROLOG

\=\=\=\=Prolog\=\=\=\=

Aku adalah wanita berumur di pertengahan 20-an dengan penampilan yang mungkin masih bisa dikategorikan dalam standar penampilan itu sendiri, karena itulah mungkin sampai saat ini aku masih dalam status lajang. Yah, karena pada dasarnya aku bukanlah orang yang percaya pada hal-hal yang berbau romantis seperti itu.

Karena daripada memikirkan hal tersebut, aku sudah mempunyai ketertarikan yang lainya dan saat ini aku berada di dalam pesawat untuk mengejar ketertarikan tersebut. Oh ya, kau juga bisa memanggilku Raisa.

Sejak kecil diriku selalu sudah tertarik oleh ilmu sejarah dan selalu bermimpi menjadi seorang Arkeolog, setelah sekian lama dengan berbagai rintangan yang kuhadapi akhirnya aku berhasil menjadi seorang Arkeolog.

Meskipun begitu menjadi seorang Arkeolog bukan satu-satunya cita-citaku, tapi juga pergi ke negara impianku Mesir yang di mana mempunyai banyak sejarah dan peradaban masa lalu adalah cita-cita ku yang paling utama juga. Dan disinilah aku bersama partnerku di Mesir negara impianku.

Erika adalah partnerku yang sudah banyak membantu diriku saat di negara asalku, karena untuk pergi meneliti ke Mesir bukan hal yang mudah dan instan karena itu kita harus berjuang terlebih dahulu di negara asal kita untuk mencari nama untuk kita sendiri.

Akhirnya kita berdua berpergian untuk meneliti situs-situs di dalam negeri, butuh waktu yang panjang untuk hasil penelitian kita dikenal banyak ahli tapi walaupun begitu pada akhirnya kita mendapatkan pengakuan bahkan aku mendapatkan penghargaan dari pemerintah, yang akhirnya juga memudahkan kita mendapatkan sponsor untuk meneliti di Mesir.

Bahkan kita bisa mendapatkan tiket pesawat ini karena dibantu oleh sponsor kita dan semua kebutuhan kita Mesir akan menjadi tanggung jawab pemerintah.

Meskipun aku mendapatkan semua itu dengan sedikit cara curang sebagai contohnya aku bahkan melakukan beberapa blackmail ke beberapa sponsor, sedikit yang kau tau lebih baik fufufu.

Tidak peduli dengan apapun caranya aku akan selalu melakukan apapun untuk mencapai semua tujuanku, bahkan jika aku harus melakukan kecurangan maka aku akan tetap melakukan itu.

Namun mungkin karena aku telah melakukan banyak kecurangan sebelumnya akhirnya aku diberi sebuah karma juga, huh?

Pesawat yang kami tumpangi ternyata malah mengalami suatu gagal fungsi pada mesinnya dan aku mendengar banyak teriakan di dalam pesawat, bahkan Erika yang berada di sampingku pun juga tidak bisa menahan teriakan ketakutanya.

Yah, aku sendiri memang mengakui jika aku mempunyai beberapa sifat yang buruk bahkan kedua orang tuaku dan keluargaku yang lainnya juga sudah menjauhiku, namun tetap saja mati di saat kau ingin mencapai mimpimu?

"Sialan.... "

Aku dengan spontan mengucapkan sesuatu yang kotor dan itu juga yang pada akhirnya akan menjadi kata-kata terakhirku, karena sepertinya pesawat yang kutumpangi sepertinya sebentar lagi jatuh ke daerah sebuah Samudera.

****

Aku merasakan tubuhku seolah basah dan tenggelam, apakah pesawat yang ku tumpangi jatuh dalam Perairan?

Tunggu dulu, jika memang begitu kenapa aku masih bisa bernafas di dalam air?

Tidak peduli bagaimana keras aku mencoba melihat sekitar ku, yang kulihat hanyalah kegelapan. Aku merasa jika mataku sudah ku buka tapi seperti yang kubilang sebelumnya, yang kulihat juga hanyalah kegelapan

Oh tunggu sebentar, aku melihat sebuah cahaya yang mulai menerangi bagian depanku. Tanpa pikir panjang lagi akhirnya aku mengikuti cahaya yang di depanku, tapi walaupun dilihat sekilas terlihat seperti dekat tapi saat aku menghampirinya, cahaya itu terlihat sangat jauh.

Sebenarnya apa yang terjadi padaku? di mana aku sekarang ini? apa aku di tempat setelah kematian atau akhirat?

Dengan situasi yang penuh pertanyaan akhirnya aku tetap melanjutkan berjalan menuju cahaya itu, setelah berjalan beberapa langkah aku merasa perasaan seperti tenggelam di dalam air seperti sebelumnya hilang seketika tanpa alasan yang kuketahui

"Apa!?"

Aku terkejut karena cahaya yang ku hampiri ternyata adalah seorang gadis berambut panjang dan berwarna perak yang indah dan dilihat dari tubuhnya dia seperti gadis berumur sepuluh sampai empat belas tahun. Tapi yang membuat diriku lebih terkejut adalah tubuhnya dikelilingi oleh cahaya, tidak peduli bagaimana cara melihatnya ini bukanlah hal yang dapat diterima nalar manusia.

"Anu, si-siapa kau?"

Dengan gugup aku mengajak dirinya untuk berbicara, tapi bukannya menjawabku dia malah berenang? melayang? tak peduli bagaimana caranya yang pasti dia mendekatiku dan memandangi wajah ku dengan terlihat serius.

"...."

Alam bawah sadarku tiba-tiba mengendalikan ku untuk mundur sedikit dengan alasan untuk waspada dengan apa yang akan terjadi.

"Jika kau ingin keluar dari sini ikut lah denganku."

Dengan jeda yang cukup panjang antara pertanyaanku, akhirnya dia ingin berbicara denganku dan bahkan mengajakku untuk mengikutinya. Tetapi apakah benar-benar jalan keluar?

"Bisakah kau setidaknya menjawab pertanyaanku sebelumnya, siapa kau sebenarnya? "

"Kau jangan cerewet rakyat jelata, cukup ikut denganku jika kau ingin keluar dari sini."

Oy oy oy, apa apaan dengan sikap nya yang arogan itu, dia sungguh membuatku sangat jengkel padanya. Tapi karena aku sendiri masih belum mengerti situasinya, mau tidak mau aku harus sabar.

"Karena ini makanya aku alergi dengan rakyat jelata, bukan hanya bodoh tapi mereka juga banyak maunya."

Dengan sekuat tenaga aku menahan kesabaran ku agar tanganku yang cantik ini tidak mendaratkan sebuah pukulan ke arah wajah beliau ini.

"Kita sudah sampai, inilah satu-satunya jalan untuk keluar dari sini. Sekarang seharusnya kau berterimakasih kepadaku, mwahahaha. "

"Eh...."

Entah apa yang diucapkan dan dipikirkan olehnya, tapi yang kulihat di sini adalah hanyalah sebuah lubang dengan lebar sepuluh meter. Setelah aku lihat ke dalamnya yang kulihat lagi-lagi hanyalah kegelapan.

"Kau bercanda kan jika lubang ini adalah jalan keluar?"

"Kenapa? apa kau takut? hahaha."

Ergh, Lagi-lagi sikapnya yang sangat menjekelkan diperlihatkan. Tapi aku tidak punya pilihan lain, mau tidak mau aku harus berjudi pada hidupku, lagipula pada akhirnya aku sudah mati karena kecelakaan pesawat, tentu saja aku tidak melupakan itu.

Tapi aku tidak ingin pergi tanpa berbuat sesuatu pada bocil yang satu ini, setidaknya aku ingin membuatnya kesal diakhir-akhir sebelum aku terjun ke lubang laknat ini.

"Sebelum aku pergi, aku ingin menanyakan sesuatu padamu."

"Hmmm, aku mengizinkan mu untuk berbicara jadi cepatlah berbicara, Rakyat Jelata."

Wajahnya tersenyum jahat dan berbicara seolah dia mengizinkan ku berbicara seperti budaknya, aku penasaran bagaimana ia punya sifat seperti ini.

"Aku tidak tau apakah kau menyadarinya atau sengaja tidak menyadarinya, tapi aku penasaran kenapa kau telanjang?"

"Kau! "

"Ehhhhh, Jangan-jangan kau emang mempunyai hobi seperti itu? ehhhh~"

Setelah aku menjahilinya wajahnya terlihat memerah dan juga terlihat sangat kesal, sungguh pemandangan yang memuaskan. Tapi di samping itu aku benar-benar penasaran, kenapa dia telanjang?

"Matilah kau perempuan mesum! "

"Eh tidak kena, lagipula aku sudah mati dari tadi."

Perempuan perak itu karena saking kesalnya langsung ingin meninju ke arah wajah ku, tapi sial untuk dia karena aku langsung lompat ke dalam lubang aneh ini.

Ketika aku terjun ke dalam lubang ini, tapi yang kulihat di bawah masih hanya kegelapan saja seolah lubang ini tiada ujungnya. Karena saking lamanya aku menunggu membuat mataku mengantuk dan akhirnya aku pun tertidur sejenak.

Begitu yang kupikirkan tetapi disaat aku ingin tidur sejenak tiba-tiba aku tersadar di sebuah ruangan yang penuh dekorasi yang terlihat sangat asing bagiku. Bahkan aku tidak mengerti sebuah tulisan yang ada dinding kamar.

Aku yang terbangun di sebuah kasur dengan keadaan duduk langsung reflek melihat ke arah cermin yang berada di depan ku, karena betapa kagetnya aku karena yang kulihat di cermin itu adalah perempuan berambut perak yang kutemui sebelumnya di alam yang tak ku ketahui.

*pyarrr

"Nyonya Luzia!? "

Tak hanya kaget karena suara gelas yang pecah tapi aku juga sangat kaget dengan perempuan yang membawa gelas itu, karena pakainya yang terlihat seperti seragam Maid.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Blackmail: upaya eksploitasi aib atau kelemahan orang lain, dengan kata lain bisa juga di sebut sebuah pemerasan. 

Contohnya : "Kalau kamu tidak melakukan ini dan itu, aku akan menyebarkan aibmu!"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

{1.1} Dunia Baru, Tubuh baru.

Kalender Umum Kontinental/benua 1330: Akhir Musim Panas.

Benua Drakea bagian tengah: Kerajaan Draeruz: Wilayah Claudia: Kastil Claudia.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sudah tiga hari sejak aku terbangun di dunia yang sangat asing ini, dalam jangka waktu tersebut aku juga mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.

Yang pasti aku entah bagaimana setelah mengalami kecelakaan tiba-tiba terjebak di alam yang sangat aneh dan terbangun di tubuh orang yang baru kutemui pertama kali sekaligus menjadi orang yang kubenci karena sifatnya yang sangat mengganguku.

Tidak berbeda seperti yang ada di alam aneh sebelumnya, tubuhnya mempunyai ciri-ciri rambut perak mengkilap dan jika kau memegangnya kau akan merasakan sensasi lembut pada rambutnya, untuk tubuhnya cukup agak kecil untuk seorang anak yang berumur 13 tahun terlihat dia seperti kekurangan gizi, pupil mata yang merah seperti darah seakan terlihat mengintimidasi.

Yap, sangat sulit diakui tapi ia memang terlihat sangat menarik. Untuk ukuran dada mari kita bicarakan lain kali.

Dengan berprilaku seperti orang yang kehilangan ingatannya akhirnya aku bisa mendapatkan beberapa informasi dari Maid sebelumnya yang bernama Clotte, karena tidak mungkin aku memberi tahunya jika tubuh ini jiwanya sudah berbeda orang.

Sebelumnya gadis ini kukira sedang bercosplay, tetapi saat kutanya ia malah seperti orang linglung.

Jadi dia benar-benar adalah seorang Maid sungguhan, aku benar-benar tidak bisa mempercayainya bisa melihat seorang Maid sungguhan, rambutnya yang terlihat pirang seperti madu dengan pupil hijau seperti tumbuhan indah yang menawan membuatnya sangat cocok dengan seragamnya.

Jika aku membawa hp-ku mungkin aku akan memotret dirinya dan menaruhnya di koleksi sejarahku.

"Anu yang mulia, bisakah anda berhenti menatap ku dengan serius? "

"Ah maaf...."

Ups tidak baik, aku hampir saja memperlihatkan sifat ku yang buruk padanya sebagai Maniak Sejarah.

Omong-omong informasi yang kudapat dari Clotte si Maid, aku pertama-tama penasaran dengan identitasku. Menurut dari informasinya namaku adalah Luzia von Claudia, seorang anak perempuan dari Viscount Hobhiz von Claudia dan ibuku Irish Claudia.

Tetapi mereka secara misterius hilang sejak minggu lalu, Luzia yang asli karena tidak bisa menahan kekhawatirannya akhirnya pun kehilangan kesehatanhya dan membuat koma selama tiga hari menurut Clotte, tapi realitasnya Luzia yang asli sudah meninggal yang akhirnya jiwaku menggantikan.

Dikarenakan penguasa alias Ayahku menghilang selama seminggu, wilayah Viscount akhirnya mengalami kekosongan kekuasaan yang mengakibatkan beberapa sektor di wilayah mengalami kerusuhan bahkan dilaporkan terdapat serangan bandit di dua desa.

Walaupun begitu berterima-kasihlah kepada para Ksatria Penjaga Viscount karena mereka setidaknya bisa mempertahankan dua desa dari bandit, memang tentu saja para bandit mengakibatkan kerugian materi dan korban tapi setidaknya desa itu tidak diambil alih oleh para bandit.

Terlebih lagi Clotte bercerita kepadaku bahwa para ksatria berhasil menenangkan kerusuhan di pusat kota, aku penasaran ingin bertemu dengan pemimpin para ksatria. Karena untuk seorang militer berhasil menenangkan rakyat tanpa kekerasan adalah sebuah pencapaian yang hebat.

"Hey, Clotte bisakah kau memanggilkan pemimpin para ksatria yang kau ceritakan? "

"Maksud anda Sir Edwin? untuk sekarang ini mungkin dia sangat sibuk, tapi aku akan berusaha memanggilnya"

"Terima kasih, Clotte."

Clotte yang sebelumnya sedang membersihkan kasurku langsung bergegas keluar kamar setelah menerima perintah ku. Ia sungguh Maid yang tekun, karena banyak para maid yang pergi dari Kastil dengan membawa harta-harta Keluarga Claudia di Kastil di saat kekosongan kekuasaan terjadi, dan hanya Clotte lah yang bertahan di Kastil ini.

Sembari menunggu Clotte dan Sir Erwin datang aku membuka dan menaruh peta diatas meja kamar ku, aku harus berterima kasih kepada Clotte sekali lagi karena sudah mencarikan peta ini di dalam ruang kerja Viscount.

Untuk sekarang mau tidak mau aku harus bertanggung jawab untuk mengelola wilayah ini, karena jika kekosongan kekuasaan ini terus berlanjut maka tatanan sosial di wilayah ini akan hancur dan aku sendiri yang juga akan terkena dampaknya.

Ketika aku membuka wilayah yang di atas meja, aku terkejut karena tertulis di peta jika wilayah ini hanya mempunyai populasi seribu lima ratus penduduk saja. Itu sebuah angka yang sangat rendah untuk populasi yang berada di bawah kuasa Viscount, meskipun wilayahnya cukup luas untuk standar seorang Viscount tapi mengapa populasinya sangat rendah?

Terlebih lagi dari informasi yang kucerna, dunia yang kutempati ini seperti era Abad Pertengahan dan sekarang aku berada di Kerajaan Draeruz, maka sistem Feodal masih sangat wajar disini.

Karena aku adalah seorang Arkeolog dari zaman modern, sistem feodal adalah sistem yang sangat bobrok menurutku karena sistem ini dibuat hanya untuk mengekploitasi para rakyat di yang di wilayah feodal.

Tapi aku tidak pernah menyangka aku akan mengelola wilayah dengan sistem yang aku sendiri sangat benci.

Kembali lagi ke masalah wilayah, terlihat di sini jika wilayah Viscount terbagi menjadi 6 sektor. Empat desa yang mengelilingi sebuah kota yang berada ditengah wilayah, dan Kastil yang kutempati saat ini berada di antara pegunungan dan Hutan Agress.

Di keempat desa setiap desanya terdapat populasi dua ratus orang dan di pusat kota terdapat tujuh ratus populasi, dan ya semua total nya seribu lima ratus seperti yang di perkirakan sebelumnya.

Yah, setidaknya dengan sedikitnya populasi di wilayah ini membuat beban ku sedikit berkurang untuk mengelola wilayah ini.

"Apakah anda memanggil saya Yang Mulia? "

Disaat aku sedang sibuk mempelajari peta Clotte dan Sir Erwin terlihat sudah sampai di kamar ku, ketika aku melihat Sir Erwin kesan kepada dirinya membuat bulu kudukku berdiri.

Dia memang terlihat sudah berumur atau om-om tetapi tubuhnya yang di tutupi armor berat masih terlihat bugar, rambutnya yang merah seperti darah dan salah satunya matanya ditutup oleh penutup mata hitam seolah seperti bajak laut membuat dirinya mempunyai kesan militer yang cukup cocok pada dirinya.

{1.2} Sir Erwin.

"Apakah Yang Mulia memanggil saya? "

"Ah, jadi kau yang namanya Sir Erwin? duduk lah aku punya sesuatu untuk kita bicarakan"

"Apa yang Anda maksud? bukakah kita sudah sering saling bertemu sebelumnya? "

Sial, aku seketika ingin memukul mulutku sendiri karena sudah ceroboh untuk berbicara yang tidak-tidak. Bahkan Sir Erwin hanya dengan satu matanya bisa melihat ku dengan sangat mengerikan, seseorang tolong aku.

"Oh ya Sir Erwin, aku lupa memberi tahumu kalau Nyonya Luzia sebenarnya mengalami lupa ingatan."

"Hmm, begitu ya. "

Terima kasih Clotte-chan kau sudah menyelamatkanku dari tatapan mengerikanya, tapi bukankah seharusnya kau memberi tahunya sejak awal kenapa kau sampai lupa.

Setelah Sir Erwin menghilangkan tatapan menyeramkannya, dia berjalan ke arahku mengambil kursi yang di dekatku dan mendudukinya. Akhirnya kita duduk saling berhadapan satu sama lain, tentu saja dengan meja ditengah yang terdapat sebuah petaku buka tadi.

Uh, karena dia sudah lebih dekat dari sebelumnya tatapannya tetap saja semakin mengintimidasiku, aku bahkan sampai susah untuk memulai pembicaraan karena saking gugupnya.

"Jadi, apa yang anda ingin bicarakan? "

Dia terlihat mengajukan pertanyaannya dengan bumbu intimidasi yang cukup kuat, apa yang sebenarnya Luzia yang asli lakukan sampai membuat pria ini seperti membenciku?

"Ah, iya..... "

Kuatkan dirimu Raisa, kau cukup bertingkah sok kuat dan keren seperti disaat bersama Erika dan sudah waktunya untuk serius karena banyak nyawa di wilayah ini bergantung pada tanganmu. Akhirnya aku merubah raut wajahku menjadi lebih serius, Sir Erwin yang melihatnya terlihat agak terkejut.

"Aku mendengar beberapa situasi yang terjadi dari Clotte, tetapi aku ingin mendengar laporannya lebih lengkap dari mu, Sir Erwin"

"Dimengerti, mungkin Clotte sudah melaporkan kepada Anda jika kami para Ksatria sudah menenangkan kerusuhan di beberapa sektor jadi anda tidak perlu khawatir dengan itu. Yang perlu kita khawatirkan adalah para bandit yang bersembunyi di hutan Agress."

"Ya, aku sudah mendengar itu dari Clotte tapi tidak bisa kah kita langsung menyerbu markas mereka di Hutan? "

"Sayangnya itu tidak mungkin Yang Mulia, kita masih tidak tahu keberadaan markas mereka sedangkan mereka sangat mengetahui wilayah Hutan bisa saja kita terperangkap jebakan mereka, karena heavy armor para ksatria yang berisik bisa membuat mereka tau keberadaan kita di Hutan. Untuk saat ini Desa yang sering jadi sasaran mereka adalah Desa Moose dan Altunie karena kedua Desa itu adalah yang paling dekat dengan Hutan Agress, kami juga pernah mencoba

menawan bandit tapi karena armor berat kami dan kurangnya personel kita jadi kesulitan mengejar mereka, itupun personel kami hanya seratus lima puluh di bagi menjadi tiga kelompok dan di sebar di tiga sektor Desa Moose, Desa Altunie, dan Kastil Claudia."

Jadi disini jika disimpulkan masalah kita dalam menghadapi bandit adalah kurangnya informasi markas mereka, kurangnya personel, dan kurangnya mobilitas para ksatria yang disebabkan oleh armornya sendiri. Jika memang begitu pertama yang kita harus lakukan adalah menambah personel.

"Sir Erwin, maka yang harus kita lakukan pertama adalah menambah personel tempur kita."

"Jika yang anda bicarakan adalah bala bantuan dari pusat aku ragu mereka akan mengirimkannya, karena wilayah pusat sedang disibukkan dengan masalah pasca kalah perang dengan Kekaisaran Kharza, dan mereka juga disibukkan oleh persaingan antara Parlemen Kirya dan Raja muda Joash ke-IV."

Aku baru mengetahuinya jika ternyata negara ini punya konflik internal yang cukup fatal untuk negara, tidak peduli seberapa mengerikan berperang dengan negara tetangga jika kau terlibat perang saudara orang yang kau perangi mungkin saja orang yang sudah sangat kau kenal seperti saudaramu sendiri atau teman terdekatmu.

Karena sebelumnya informasi yang diberikan oleh Clotte hanyalah informasi wilayahku saja dan aku benar-benar tidak tau tentang hal ini, tapi cukup wajar untuk dirimu untuk tidak tahu intrik politik di pusat jadi kau tidak perlu merasa bersalah karena kau tidak tahu tentang ini, walaupun kau imut saat merasa bersalah Clotte.

"Aku tidak pernah bilang untuk meminta bantuan dari pusat, Sir Erwin."

"Jika bukan karena itu bagaimana Yang Mulia bisa menambah personel baru sedangkan kita juga tidak punya dana untuk menyewa tentara bayaran"

"Benar, maka dari itu yang hanya bisa kita lakukan adalah merekrut para penduduk desa untuk menjadi prajurit, bahkan kedepannya aku ingin membuat sistem wajib militer di wilayah ku. Karena seperti yang anda bilang Sir Erwin, para orang pusat sudah terlalu sibuk dengan intrik politik mereka yang konyol, jadi yang hanya bisa kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri adalah memperkuat diri. "

"Apa!? "

Seketika Clotte dan Sir Erwin dengan kompaknya terkejut dan berteriak kepadaku, dan membuat segelas teh ku tumpah karena goncangan suara terkejut mereka. Karena melihat tehku yang tumpah di baju ku Clotte dengan paniknya berusaha membersihkannya, dia juga sangat imut saat panik. Entah kenapa disaat aku senyum-senyum kepada Clotte, Sir Erwin terlihat sangat kesal.

"Yang Mulia, aku tau kita dalam keadaan yang sangat genting tapi jika anda membuat kebijakan wajib militer di wilayah yang minim populasi ini, bukankah akan berdampak buruk pada produksi wilayah? "

"Ya, aku sendiri menyadari itu Sir Erwin makanya aku ingin kau memberikan pesan kepada ketua di setiap Desa dan Kota untuk datang ke Kastil ini, tetapi sebelum kita akhiri diskusi ini aku ingin menanyakan beberapa hal."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=Pov Ketiga\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sudah dua jam lebih Erwin berdiskusi tentang wilayahnya dan akhirnya setelah pembicaraannya dengan Luzia selesai, dia keluar dari kamar Luzia menuju ke pintu keluar Kastil didampingi bersama Clotte.

Di dalam perjalanan keluar Kastil Erwin masih tidak percaya dengan perubahan sifat dari Luzia, karena Luzia yang dia kenal adalah seorang anak bangsawan pemalas dan sombong dengan title kebangsawanannya, dan sekarang Luzia yang dia lihat seolah seperti berbeda orang.

Erwin dari dulu membenci Luzia karena dia selalu membuat anaknya Clotte menderita, tapi karena itu bagian dari perintah Viscount untuk Clotte menemani Luzia, Erwin tidak bisa melakukan apa-apa.

"Apa kau tau bagaimana caranya sifatnya yang dulu arogan itu seketika menghilang?"

"Aku tidak tau ayah, disaat dia bangun dari komanya tiba-tiba sifatnya sudah berubah secara drastis. Tetapi meskipun begitu setidaknya dengan sifatnya itu dia dapat membantu menyelesaikan masalah di wilayah ini selesai. "

"Yah, kau benar..... "

Tidak bisa menentang apa yang diucapkan oleh anak perempuan kesayangannya, Erwin berusaha melupakan perubahan Luzia dan mencoba berpikir positif, karena dia dulu pernah mendengar syairan dari seorang penyair di ibukota yang mengatakan

Orang yang sudah pernah merasakan hidupnya dalam ujung tanduk akan mencoba untuk memperbaiki prilakunya jika diberi kesempatan kedua.

Setelah mengutip sebuah kalimat dari penyair di benaknya, Sir Erwin hanya bisa tersenyum dan menggaguk karena dia merasa situasi yang menyebalkan ini akan segera hilang dari wilayah ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!