Alysia Alatha Vernando, gadis cantik dengan kepribadian lumayan menjengkelkan bagi orang-orang tedekatnya, dia gadis manja dan sedikit egois.
Anak bungsu dari tiga bersaudara itu memasuki rumah dengan mata sembab habis menangis. Bagaimana tidak, di hari kepulangannya liburan bersama teman-temannya dia harus mendengar kabar buruk tentang kekasihnya.
Arga Vernando, abang sekaligus kekasihnya akan menikah dengan perempuan lain, padahal keduanya berpacaran hampir 2 tahun tanpa sepengatahun siapapun.
"Alatha."
Alatha menghiraukan panggilan dari mommynya, dia barlari ke kamar dan menguncinya rapat-rapat, dia menangis sejadi-jadinya malam itu.
Hingga suara ketukan pintu terdengar nyaring di telinganya.
"Alatha bukan pintunya sayang, ini abang," ucap Arga di balik pintu.
Tangis Alatha seketika berhenti, dia menatap nanar pintu di hadapannya. Menghapus kasar air mata di pipi.
"Abang jahat sama Alha, besok adalah hari H, tetapi tidak ada yang memberitahu Alha tentang ini semua! Kalian jahat!" pekik Alatha hingga suaranya tercekat karena serak.
Hati siapa yang tidak sakit, ketika mendengar kekasih yang selama ini selalu mencintainya, harus menikahi perempuan lain. Bahkan dengan tega menyembunyikan semuanya.
Telebih, Arga adalah abangnya, semua keluarga tidak ada yang memberitahu tentang rencana ini.
"Apa ini alasannya kenapa aku dibiarkan keluar Negeri selama sebulan? Biar kalian bisa merencanakan pernikahan tanpa sepengetahuan aku?"
Alatha tersentak, ketika daun pintu terbuka dengan keras, bahkan suaranya sangat mengema setelah menyentuh lantai marmer.
Arga baru saja mendobrak pintu.
"Keluar dari kamar aku!" pekik Alatha.
Gadis itu terus meronta dalam dekapan Arga, air mata tak henti-hentinya menetes.
"Maaf, abang tidak memberitahumu terlebih dahulu, karena abang tahu, kamu tidak mungkin setuju dengan rencana ini," bisik Arga dengan suara sangat lembut.
Alatha sontak mendorong tubuh Arga hingga terduduk di hadapannya. Gadis cantik yang selalu berpemampilan modis dan wah itu kini terlihat acak-acakan.
Dia menatap tajam Arga.
"Kau meminta maaf sebagai siapa hah? Kekasih, atau abang!" bentaknya.
"Dua-duanya," sahut Arga.
Tangan Alatha melayang dan mendarat di pipi mulus Arga, bahkan jari-jarinya meninggalkan jejak kemerahan di sana.
"Kenapa?"
"Karena kita tidak mungkin bersama Alha, kita saudara. Darah yang sama mengalir di tubuh kita, jadi berhentih bersikap egois seperti ini. Abang, akui, abang salah. Harusnya sejak awal hubungan ini tidak pernah terjalin di antara kita," sesal Arga menangkup pipi cubi Alatha yang masih di basahi air mata.
Laki-laki itu sadar dengan kesahalan yang dia perbuat selama dua tahun, menjalin hubungan dengan adiknya sendiri tanpa sepengetahun orang tua.
Bukan salah Alatha yang jatuh cinta, tapi salahnya karena tidak bisa melihat adiknya bersama laki-laki lain, hingga memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan.
Memperlakukan Alatha layaknya perempuan pada umumnya yang pantas di cintai.
Sekarang, Arga ingin mengakhiri semuanya sebelum terlambat.
Cinta beda agama, bisa bersatu jika salah satunya meninggalkan tuhan mereka. Lalu bagimana dengannya? Cinta sedarah? Sunguh kisah cintanya sangat lucu.
Namun, satu kebenaran yang Arga tidak ketahui selama ini, yaitu dia bukanlah saudara kandung Alatha. Orang tua gadis itu, mengambil Arga dari panti asuhan karena tak kunjung mempunyai seorang anak.
"Kenapa tidak bisa? Abang laki-laki dan Alha perempuan, kita beda jenis, bisa menikah. Alha tidak peduli dengan hubungan darah, sejak kapan peraturan itu ada?" Alatha memukul dada Arga membabi buta.
Sakitnya seorang adik, ketika abangnya akan menikah, tapi rasa sakit Alatha melebihi itu. Dia harus kehilangan abang sekaligus kekasihnya, apa Alatha akan membiarkan itu? Tentu tidak, dia gadis egois yang tidak ingin miliknya di ganggu oleh siapapun.
"Alha sadarlah dan pelankan suaramu, jangan sampai orang tua kita mendengarnya," bujuk Arga.
"Kenapa? Biarkan Mommy dan Daddy tahu dan membatalkan pernikahan ini, Bang. Abang hanya boleh menikah sama Alha, bukan perempuan lain!"
"Alatha!" bentak Arga tanpa sadar. "Kamu mengira orang tua kita akan setuju dengan hubungan ini? Jawabannya tidak, kalau mereka tahu, maka pernikahan mungkin saja di laksanakan malam ini agar tidak ada yang terjadi."
"Behentilah menangis Alha! ikhlaskan abang menikah! Ini yang terbaik untuk kita. Menikah atau tidaknya, kamu tetap adik abang yang paling abang sayang, kamu tidak akan kehilangan seorang abang," bujuk Arga dengan mata berkaca-kaca.
Ikut larut dalam kesedihan yang dirasakan Alatha, mata gadis itu tidak bisa berbohong, terdapat banyak luka di dalamnya.
Arga membenamkan bibirnya cukup lama di kening Alatha. Tangis gadis itu sudah mulai mereda, bahkan air matanya mulai mengering.
Genggaman tangan Alatha di jas Arga terasa sangat erat, rasa sakit di hatinya membekas begitu dalam.
"Kenapa kita harus terlahir di rahim yang sama? Kenapa abang, harus jadi abang Alha? Kalau Abang menikah besok, maka Abang akan mendengar kabar kematian aku," ancam Alatha sunguh-sunguh, tak ada kebohongan di matanya.
"Jangan bersikap bodoh Alha!"
"Pergilah, persiapkan pernikahanmu itu!" Tatapan Alatha kian menajam.
"Pergi!" pekiknya.
"Alha." Arga hendak mendekat, tetapi suara seseorang menghentikannya.
"Pergilah, biarkan Alha, sama Mommy. Sudah sewajarnya dia seperti ini, karena sakit hati akan kehilangan abang yang sangat menyayanginya."
Sangat di untungkan Alana, Mommy Alatha tidak mendengar pembicaraan kedua anaknya, entah apa yang akan terjadi jika wanita itu mendengarnya.
***
Air mata Alatha menetes, seiring Arga mengucapkan ijab kabul. Namun, bukan namanya yang di sebut, melainkan wanita lain.
Dada gadis itu bergemuruh hebat, saat menyadari nama perempuan.
Clara Liandra?
Rasa sakit dihatinya seakan menghilang di bawa angin mendegar nama itu. Nama yang sangat dia benci, wanita yang semasa sekolah selalu membulinya, hinggga menghilangkan karakter dirinya yang ceria.
Rasa sakit itu kini berubah menjadi dendam, terlebih perempuan yang selalu membulinya mengambil sesuatu yang sangat penting dalam hidup Alatha.
Rencananya untuk mencelakai diri sendiri buyar tiba-tiba. Raut wajah sedihnya berubah menjadi senyuman yang membuat orang tua juga saudara kembarnya terheran-heran.
"Alha, lo nggak lagi ke sambet di hari pernikahan bang Arga, 'kan?" bisik Agatha, saudara kembarnya.
Wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Alatha itu sudah menikah dengan seorang polisi karena perbuatan Alatha, yang tiba-tiba mundur dari pernikahan satu tahun yang lalu.
"Kamu mau kemana nak?" tanya Mommynya.
"Alha ingin memberi selamat untuk bang Arga Mom, Alha tidak tahu, kalau perempuan yang dia nikahi adalah teman baik Alha," jawab Alatha.
Gadis itu menjadi yang pertama naik ke pelaminan untuk memberi selamat pada kedua pengantin baru tersebut.
Dia menjabat tangan Arga dan memeluknya sangat erat. "Abang cuma milik Alha," bisik Alatha, setelahnya beralih pada istri Arga yang tak lain musuhnya sendiri.
Sama seperti tadi, Alatha juga memeluk Clara, bahkan mengelus punggung yang terbalut gaun mewah itu.
"Seharusnya aku yang berada di sini bukan orang lain, tapi tidak apa-apa, aku sangat senang karena kamu yang menggantikan posisi aku Clara Liandra," bisik Alatha.
"Selamat datang di neraka berbalut surga."
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar. Jika kalian sayang sama otor jangan lupa nonton iklan setelah baca ya, iklannya bisa di lihat di bar pemberian hadiah🥰💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Follow untuk melihat visual
IG: Tantye005
Tiktok: Istri sahnya Eunwoo
Sudah seminggu sejak pernikahan Arga berlangsung, dan selama itu pula sikap Alatha benar-benar berubah. Gadis yang semula manja seperti anak kucing itu, kini berubah menjadi gadis yang sangat egois dan susah di atur, tidak ada yang bisa menebak jalan pikirannya.
Mungkin benar kata seseorang, bahwa cinta bisa merubah segalanya, termasuk kepribadian seseorang.
Jika pada umumnya gadis yang di tinggal nikah oleh kekasihnya akan menjadi pendiam dan menyerah pada kehidupan, maka itu sangat berbeda dengan Alatha.
Bukannya menyerah, dia malah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rumah tangga abangnya sendiri.
Prinsip Alatha sangatlah egois.
Tidak ada yang bisa mengambil milik aku, jika itu terjadi, maka aku akan merebutnya kembali.
Gadis cantik dan manis itu, berubah menjadi iblis hanya karena sakit hati, mungkin jika wanita yang di nikahi Arga orang lain, bukan Clara, dia tidak akan sekeras ini. Namun, musuhnya datang sendiri padanya.
Alatha keluar dari lift setelah benda persegi itu terbuka. Penampilan gadis itu bisa di katakan sangat terbuka, tapi siapa yang peduli, dia perpakaian seperti itu untuk menggoda abangnya.
"Kamu mau kemana Nak, pakaian kamu kenapa seperti itu?" tanya Alana, mommy Alatha.
"Alha ada janji sama teman-teman, Mom," jawab Alatha santai.
Gadis itu menghampiri mommynya dan mengecup pipi wanita itu.
"Mommy cantik, Alha pergi dulu ya," pamitnya.
"Alha, baju kamu nak!" Tegur Alana.
"Kenapa dengan baju aku Mom? Ini model terbaru, tidak perlu di permasalahkan. Lagi pula umur Alatha sudah 24 tahun, bukan anak kecil lagi," jawab Alatha tanpa ada rasa takut.
Alana hanya bisa menghembuskan nafas kasar, anak bungsunya memang sangat sulit di atur jika mengingikan sesuatu, berbeda dengan kakak kembarnya, walau nakal dia masih mendengarkan nasehat orang tua.
Apa ini hukuman untuknya, karena dulu pernah menyakiti perasaan Alvi dengan segala tingkahnya?
***
Senyuman Alatha mengembang seraya berjalan memasuki sebuah gedung perusahaan yang terbilang cukup besar. Beberapa karyawan langsung menunduk untuk sekedar menyapa.
Siapa yang tidak mengenal Alatha? Gadis cantik, anak bungsu pemegang dua perusahaan ternama.
"Selamat siang nona," sapa petugas resepsionis yang di lewati Alatha.
Dengan keramahan yang Alatha punya, dia membalas senyuman karyawan Arga.
Ya, Alatha mengunjungi Arga tanpa memperdulikan perasaan istri abangnya itu, dia berusaha menarik kembali hati Arga, bahkan jika menjadi yang kedua tidak masalah, bukankah itu adalah balas dendam terdalam bagi Clara? Tidak ada wanita yang ingin di madu, apa lagi masih berstatus pengantin baru.
"Siang juga, ayo semangat kerjanya," balas Alatha mengepalkan tangannya.
Gadis cantik itu langsung membuka pintu setelah sampai di depan ruangan Arga. Dia tersenyum sangat cantik melihat abangnya tengah serius mengerjakan sesuatu.
"Abang!" Panggil Alatha dengan sedikit pekikan.
Laki-laki yang tengah fokus pada dokumen-dokumen di hadapannya segera mendongak. Arga melepas kacamata yang melekat di wajahnya.
Terkejut? Tentu saja dia terkejut dengan kedatangan Alatha tiba-tiba. Sejak menikah, baru kali ini Alatha menemuinya lagi.
"Alha kangen sama abang." Alatha langsung duduk di pangkuan Arga, mengalungkan lengannya di leher laki-laki itu.
Sebuah kecupan tak lupa mendarat di bibir Arga.
"Alha, apa yang kamu lakukan?" Tegur Arga.
"Apaan sih bang, kemarin-kemarin juga yang minta cium kan abang."
"La, sekarang Abang sudah menikah, kita sudah ...."
"Mau abang sudah menikah sekalipun, abang tetap milik Alatha!" ucap Alatha dengan suara penuh tekanan.
Arga mengusap wajahnya kasar, jika terus begini, bagaimana dia bisa melupakan Alatha? Tidak tahukah gadis itu bahwa rasa cintanya lebih besar? Dia memutuskan untuk menikahi Clara karena ingin melupakan Alatha, berlajar mencintai Clara seperti dia mencintai Alatha.
"Abang, Alha lapar," rengek Alatha memainkan dasi Arga.
Perbuatannya membuat Arga sesak tiba-tiba, laki-laki itu menelan salivanya kasar dengan mata terpejam.
Sulit, ini sangat sulit untuk Arga, hingga pikirannya mulai di hasut oleh makhluk tak kasat mata. Tatapan yang semula redup, kini terlihat sayu.
Tanpa permisi, Arga meraup bibir yang selalu dia cumbu ketika Alatha bermalam di apartemennya. Mungkin jika Alatha bukan adiknya, sudah lama Arga merengut kesucian gadis itu.
"Aku tahu, abang masih cinta kan sama aku?" Alatha mengelus rahang tegas Arga setelah pengutan mereka terlepas.
"Tidak masalah abang sudah menikah, aku bisa menjadi selingkuhan."
"Alatha!" bentak Arga.
"Kenapa abang Sayang?" tanya Alatha dengan nada menggoda.
Baru saja Alatha mendekatkan bibirnya pada bibir Arga, suara ketukan pintu terdengar.
Arga dan Alatha terperanjat, ketika mengenali suara bariton itu, sangat di untungkan, saat Alatha masuk tadi, dia sempat mengunci pintu.
"Daddy?" tanya Alatha memastikan.
"Hm, turunlah, atau Daddy akan tahu apa yang kamu lakukan pada abang tadi," ucap Arga.
Karena takut, akhirnya Alatha menyerah. Gadis itu turun dari pangkuan Arga, kemudian menunduk, bersembunyi di balik meja.
Setelah di rasa aman, barulah Arga memencet sesuatu di atas meja hingga pintu terbuka.
"Kenapa kau mengunci pintu seperti itu?" tanya Alvi.
"It-itu karena Arga tidak ingin di ganggu oleh siapapun Dad, Arga tidak bisa fokus bekerja," alibinya. "Ada apa Daddy ke perusahaan Arga?" tanyanya.
"Daddy tidak sengaja lewat, akhirnya mutusin mampir sekalian memeriksa keadaan. Kenapa kau terlihat gugup seperti itu, Nak?"
Bagaimana Arga tidak gugup, Alatha malah semakin masuk ke kolom meja, hingga kepalanya tepat berada di antara kaki Arga, sekali gadis itu bergerak, maka bagian tubuh Arga semakin menegang.
"Shiiit," umpat Arga tanpa sadar.
"Arga?" Langkah Alvi semakin dekat pada meja. "Kau menyembunyikan sesuatu dari Daddy?" Selidik Alvi.
"Ti-tidak Daddy, Arga cuma takut, Daddy dengar suara cacing di perut Arga yang sedang konser."
Alvi sontak tertawa mendengar jawaban putranya. "Makan sianglah dulu, Nak! Pekerjaan bisa nanti saja, kesehatan yang lebih penting."
"Ini Arga baru mau makan siang."
"Bareng Daddy saja kalau begitu, lagian Daddy ...."
"Arga makan siang dengan Clara Dad."
"Baiklah."
Arga bernapas lega, setelah Alvi berjalan menjauh dari meja. Namun, kelegaannya tidak bertahan lama ketika pertanyaan kembali keluar dari mulut Alvi.
"Kata resepsionis, tadi Alatha datang kesini?"
"Iy-iya, tadi dia datang minta uang sama Arga Dad, katanya mau beli sesuatu."
"Anak itu, padahal kamu sudah menikah, dia masih saja seperti itu. Semoga istri kamu bisa mengerti dengan tingkahnya. Daddy pergi dulu, jangan lupa makan siang!"
"Siap Dad."
Tepat setelah pintu tertutup, barulah Alatha keluar dari kolom meja dengan wajah cemberut.
"Abang kenapa sih, gelisa banget? Kepala Alha kan kejedot!" gerutunya.
"Pulang Alha, jangan sampai Daddy dan Mommy tau hubungan kita dulu, sekarang abang ingin memulai hidup baru."
"Dan melupakan aku begitu saja?" tanya Alatha.
"Abang tidak mungkin lupa sama kamu Alha, kamu itu adik abang yang ...."
"Makan siang sudah datang."
Keduanya menoleh ke sumber suara, dan mendapati Clara berdiri di ambang pintu.
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar. Jika kalian sayang sama otor jangan lupa nonton iklan setelah baca ya, iklannya bisa di lihat di bar pemberian hadiah🥰💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Follow untuk melihat visual
IG: Tantye005
Tiktok: Istri sahnya Eunwoo
Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Alatha menyapa Clara dengan senyuman.
"Hay kakak ipar, akhirnya bisa ketemu disini," ucap Alatha.
Clara membalas senyuman Alatha, walau terlihat tidak ikhlas. "Aku baru lihat kamu, akhir-akhir ini kemana?" tanya Clara basa-basi.
Gadis yang lumayan cantik itu berjalan menuju sofa dan meletakkan bekal yang dia bawa keatas meja. "Makan siang lah dulu suamiku, pasti kamu sudah lapar."
Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Clara berhasil menyulut api cemburu di hati Alatha, gadis itu melangkah mendekati Clara walau sudah di cegah oleh Arga.
"Gemes banget aku dengarnya. Romantis ya, pakai Suamiku." Alatha melirik Arga yang berdiri mematung. "Bang Arga, manggil Istriku, ya kan bang?" tanyanya, walau dia sangat kesal.
"Tentu saja, abang kamu sangat romantis Alha, aku sangat beruntung karena dinikahi olehnya."
Arga memejamkan matanya, entah ada masalah apa kedua perempuan di hadapannya ini, tapi itu mampu menghilangkan rasa lapar Arga.
"Sudah tidak di ragukan lagi itu kakak ipar, bang Arga memang selalu romantis pada semua orang. Ups, sorry, aku kelepasan." Alatha menutup mulutnya ketika raut wajah Clara tiba-tiba berubah.
"Pulang Alatha!" Perintah Arga, laki-laki itu memilih duduk di samping istrinya.
"Abang ngusir aku?" tanya Alatha tak percaya.
"Abang tidak mengusirmu, tapi ...."
Alatha langsung beranjak dari duduknya. "Tidak apa-apa, lagian aku ada janji dengan seseorang, selamat menikmati makan siang abang sayang." Gadis itu mengecup pipi Arga di depan istrinya langsung.
Sebelum benar-benar pergi, Alatha mendekati Clara, menunduk untuk membisikkan sesuatu. "Kau bertanya kemana saja aku selama ini? Mau tau jawabannya, hm?" Dia menjeda sejenak. "Aku sedang mempersipakan kejutan untukmu."
"Bay." Alatha menyibakkan rambut panjangnya sebelum meninggalkan ruangan Arga.
Dia sangat yakin, hati Clara sudah terbakar karena beberapa kalimat yang dia lontarkan tadi.
Gadis cantik itu tidak langsung pulang kerumah, melainkan ke tempat lain untuk melancarkan rencana yang sesungguhnya.
Arga mencintainya, Arga menyayanginya. Laki-laki itu sangat posesif dan tidak bisa melihatnya bersama laki-laki manapun.
***
Clara menyambut kedatangan Arga dengan senyuman di wajahnya. Dia langsung mengambil tas kerja Arga dan mengikuti laki-laki itu masuk ke kamar.
Bahagia? Tentu saja Clara bahagia. Siapa sih yang tidak bahagia menikah dengan CEO Anggara group? Telebih dia bercita-cita menjadi seorang model.
Dengan menjadi nyonya Anggara Group, maka sangat mudah baginya masuk ke Agensi besar yang di naungi langsung Anggara.
"Bagaimana? Kamu senang tinggal di rumah ini?" tanya Arga seraya melongarkan dari yang mencekeknya seharian ini.
"Sangat senang, makasih sayang. Aku mungkin perempuan paling beruntung di dunia ini, karena dinikahi olehmu." Clara memeluk Arga dari belakang, menikmati kehangatan tubuh laki-laki itu.
Tidak ada penyesalan dalam dirinya menikahi Arga, walau tahu dia saudara Alatha.
"Aku akan mandi, siapkan makanan untukku!" pinta Arga setelahnya melepas pelukan Clara di tubuhnya.
***
Usai makan malam, Arga kembali ke kamar, duduk di sofa seorang diri dengan laptop di pangkuannya. Menghilangkan kegabutan yang ada, juga rasa rindunya pada sang kekasih yang tiba-tiba muncul ke permukaan, membuat pikiran Arga terdorong mengstalkin sosial media adiknya.
Hilang satu, tumbuh seribu🥰🥰🥰
Dada Arga bergemuruh melihat postingan Alatha bersama pria lain, yang terlihat sangat mesra. Tanpa menunggu waktu, dia langsung menghubungi Agatha. Sayangnya, gadis itu tidak menjawab sama sekali, bahkan menolaknya.
"Awas kamu Alatha!" geram Arga. Laki-laki itu langsung menutup laptopnya dan berniat menemui gadis yang dia cintai.
Arga tidak akan rela jika Alatha dekat dengan siapapun.
"Arga, kamu mau kemana? Ini sudah tengah malam," cegah Clara menarik tangan Arga.
"Aku ada urusan, dan mungkin tidak pulang malam ini, tidurlah, jangan lupa mengunci pintu!" perintah Arga dan di jawab anggukan oleh Clara.
Toh perempuan itu hanya menginginkan kemewahan dan sebuah status, itulah mengapa menerima ajakan Arga untuk menikah. Di cintai oleh Arga, adalah bonus untuknya.
***
Arga: Kamu dimana, La?
Read
Arga: Kamu dimana! Jangan pancing emosi aku, atau kau akan menerima hukuman
Alatha: Kenapa Bang? Ganggu saja, aku lagi jalan sama pacar aku, memangnya abang saja yang bisa?
Arga is calling
Alatha senyum miring, akhirnya dia berhasil memancing Arga. Baiklah, sepertinya rencananya kali ini akan berhasil. Sekali lagi, gadis itu menolak panggilan Arga, bahkan kali ini sengaja mematikan ponselnya.
"Makasih kak, kakak boleh pergi," ucap Alatha pada laki-aki yang kerap kali di panggil Rafael. Laki-laki itu adalah sahabat baik Agatha, saudara kembarnya.
Seraya menunggu kedatangan Arga, Alatha kembali menikmati wine yang baru saja di pesannya bersama Rafael, dia duduk seorang diri di meja bartender. Senyumnya mengembang melihat Arga berjalan mendekat.
Sudah dia duga, Arga bisa menemukan dirinya tanpa memberitahu lokasi. Apa sih yang tidak di ketahui CEO Anggara group tentang orang yang di cintainya?
"Hay abang sayang." Alatha melambaikan tangannya.
"Pulang!"
"Tidak mau, Alha masih haus Abang. Ayo, lebih baik abang menemani Alha di sini." Alatha menarik tangan Arga agar duduk di sampingnya, kemudian dia berdiri dan berbisik pada pelayan yang bertugas.
Pelayan itu mengangguk dan segera menyiapkan permintaan Alatha tanpa bantahan, siapa yang akan menolak uang?
Setelah cukup lama, akhirnya pelayan itu kembali membawa dua gelas anggur merah.
"Munumlah dulu Bang! Setelah itu kita pulang," pinta Alatha dengan senyum jenakanya. Mabuk? Alatha tidak mabuk sama sekali.
"Pulang!" bentak Arga.
"Aku bilang minum dulu Abang, setelah itu kita pulang!" bentakan Alatha tak kalah kerasnya.
Karena tak ingin berlama-lama di tempat haram seperti ini, Arga segera meneguk segelas anggur yang di berikan Alatha tanpa curiga sedikitpun.
Di pikiran Arga hanya membawa Alatha pergi, jangan sampai Daddynya tahu, bahwa putri kesayangannya berkeliaran malam-malam seperti ini.
"Dimana pacar kamu?" tanya Arga setelah anggur di gelas itu tandas.
"Dia sudah pulang bang," jawab Alatha. "Abang kenapa? Kegerahan, hm?" Tanpa permisi, gadis itu langsung duduk di pangkuan Arga, tangannya perlahan-lahan turun mencari kaki baju laki-laki itu, kemudian menelusupkannya, menyentuh perut keras dan bertekstur di balik baju.
"Alatha," lirih Arga dengan nafas memburu, tatapannya mulai sayu, seiring rasa panas dalam tubuhnya.
"Kenapa? Abang butuh bantuan?" bisik Alatha seraya mendes*ah.
Gadis itu senyum puas, ketika Arga meraup bibirnya dengan rakus, walau kewalahan, Alatha tetap mengimbangi.
"Jangan di sini, Bang."
Alatha segera turun dari pangkuan Arga, dan menarik laki-laki itu kesebuah kamar untuk menghabiskan waktu berdua saja. Malam ini, dia akan pastikan akan mendapatkan Arga tanpa ada halangan apapun.
Tubuhnya terjerambah ke ranjang, karena dorongan Arga yang lumayan keras. Laki-laki itu menindih tubuhnya, mengabsen setiap inci rongga mulut Alatha. Meninggalkan jejak kepemilikan di mana-mana sebelum melakukan hal lebih jauh lagi, yang mungkin akan membuat keduanya dalam masalah besar. Namun, Alatha tidak peduli itu.
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar. Jika kalian sayang sama otor jangan lupa nonton iklan setelah baca ya, iklannya bisa di lihat di bar pemberian hadiah🥰💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Follow untuk melihat visual
IG: Tantye005
Tiktok: Istri sahnya Eunwoo
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!