NovelToon NovelToon

System Super Kultivasi

BAB 1 TERJATUH DI LUBANG DI MENSI

"Lias, tolong ambilkan buah talas di kebun belakang ya, mau di buat makanan sama tetangga," ucap ibunya.

"Bentar," sahut Lias yang asik main game.

"Bentar, bentar, kalo di suruh ya seperti itu, ada aja jawabnya, aku sih kalo ada orang mau punya anak kayak kamu, udah ku kasih, kalo di suruh itu nggak langsung gerak, ada aja jawaban bentarnya, capek aku tiap hari ngomel kalo nyuruh nggak langsung pergi, pergi aja kamu ke dunia lain, bla bla bla bla bla," omel ibunya.

"Haissh... ibu itu asik mengomel saja, kalo dia sering mendoakannku pindah ke dunia lain, aku benar-benar akan pindah," sungut Lias terpaksa menghentikan permainan gamenya.

Ia membawa sebilah parang panjang dan kemudian pergi ke kebun belakang yang penuh dengan pohon talas.

Lias, pun masuk di dalam perkebunan talasnya dan duduk sambil menyender di batang talas yang sudah tinggi darinya.

Tiba-tiba saja tanah runtuh sedikit demi sedikit, Lias kaget dan langsung berdiri. Reruntuhan Tanah tersebut membentuk bulatan.

Lias melihat ke dalam lubang tersebut. "Lubang apa ini?" tanyanya. Karena penasaran ia membungkukkan tubuhnya tanpa sengaja, kakinya terpeleset dan ia jatuh ke dalam tersebut.

"Aaaaaa..... tolonggggg!" teriak Lias sekencang-kencangnya. Namun perlahan-lahan lubang itu tertutup seperti sedia kala.

"Eh, kamu ada dengar suara nggak?" tanya seseorang yang sedang mencuri talasnya.

"Sepertinya ia, ayo cepat lari," ucap temannya dan mereka lari ketakutan.

Pelan-pelan Lias membuka matanya di tengah kegelapan yang mengelilinginnya dan hanya keluar cahaya putih dari tubuhnya.

Ding ding.

Memuat...

Proses...

Menemukan Tuan...

Memindai...

Loding...

Selesai...

Pengenalan Tuan...

Memindai...

Memuat...

Selesai...

Menscan tubuh Tuan...

Loading...

Selesai.

Nama: Lias.

Status: Pelajar.

Umur: 17 tahun.

Pekerjaan: belum bekerja

Ckrek! ckrek!

Pengenalan wajah Tuan

Memindai...

Selesai.

Wajah Anda sudah terdaftar

WELLCOME

Selamat Anda mendapatkan System super di dunia baru, Anda akan mengerjakan misi yang sudah di programkan di dalam System, Anda akan mendapatkan poin untuk di tukarkan dengan buku jurus dan kekuatan lainnya.

Bruuuk!

Tubuh Lias jatuh di sebuah gudang tempat ternak kuda.

"Adduuuuh... sakitnya," rintih Lias memegang pinggangnya.

"Eh di mana aku?" tanya Lias melihat di sekelilingnya yang ada hanya kandang kuda dan rumput untuk makan kuda.

Lias bangun meskipun sedikit encok.

"Heh! Feng Lias! Dasar tidak berguna! Memberi makan kuda saja kau tidak bisa, apa aku harus memukulmu lagi sehingga kau bisa bergerak, pantas saja tidak ada yang menyukai pria tidak berguna sepertimu meskipun kau tuan muda sekali pun," maki pelayan istana keluarga Feng.

Lias masih dalam kebingungan karena mereka semua memakai pakaian kuno seperti di kerajaan dan ia juga memakai pakaian yang sama dan itu malah tampak sangat kumal.

"Eh, apa aku sedang syuting film?" tanyanya yang masih tak mengerti dengan keadaanya sekarang.

"Apa katamu? Kau memakiku dengan bahasa yang kau buat sendiri!" bentak pelayan itu dengan mata membulat.

"Astaga! dia sangat seram," ucap Lias ketakutan.

Ding ding

Misi baru

Kalahkan pelayan tersebut

Hadiah 10 poin.

"Ha? Bagaimana aku melakukannya?" tanya Lias tak mengerti sambil garuk-garuk kepala.

"Cepat lakukan!" teriak pelayan itu ingin menendang Lias.

"Ya sudah, lawan ya lawan saja," ucap Lias menarik kaki pelayan itu kemudian meninjunya.

Lias meninjunya beberapa kali, sampai kewalahan karena ia belum punya tenaga dalan dan pelayan itu juga tidak punya tenaga dalam.

Ding ding

Misi selesai

Anda mendapatkan 10 poin.

(Anda bisa menukarkan dengan buku jurus yang paling terendah, buku kitab kuning jurus percikan api.)

"Baiklah aku mengambilnya," ucap Lias setuju.

Memindahkan kekuatan...

Loading...

Selesai...

Mempelajari jurus percikan api...

Memuat...

Mulai.

10%...

20%...

30%...

40%...

50%...

60%...

70%...

80%...

90%...

100%...

Selesai.

"Wah, tubuhku terasa beda," ucap Lias. Kemudian ia keluar dari kandang kuda.

"Itu bukannya dia tuan muda yang tidak berguna itu, dengar-dengar dia bekerja di dalam kandang kuda dan tidak boleh keluar, sekarang kenapa dia keluar? Apa tidak takut di pukul," ujar para warga yang melihat Lias di tengah kota.

"Iya, mungkin dia sudah bosan melihat kuda terus," ejek mereka sambil tertawa.

"Wah wah wah, ternyata Tuan muda kita sudah berani keluar dari kandang ya," ejek salah satu keluarga Feng, Feng Xio. Ia sedang mengendarai kuda bersama Feng Fuan yang ingin menuju kadang kuda. Seperti biasanya jika mereka ke sana, mereka akan menghina habis-habisan.

"Hey orang gila, aku tidak mengenalmu!" teriak Feng Lias.

Para warga semuanya tertawa, karena Feng Lias sangat berani memaki kembali, biasanya jika di marah ia hanya terdiam atau menangis, wajah Feng Xio tampak merah karena malu.

"Dasar Feng Lias tidak berguna!" teriaknya geram. Feng Xio melompat dari kudanya dan turuk kebawah.

Feng Xio langsung menyerang Feng Lias dengan tenaga dalamnya.

"JURUS BULAN SABIT," teriak Feng Xio mengarahkan jurusnya ke arah Feng Lias.

"Oh ya, aku juga punya kekuatan," ucap Lias. Ia pun membalas jurus Feng Xio.

"JURUS PERCIKAN API," Lias mengarahkan jurusnya.

Duaaaarrrrr!

Mereka berdua seri, sama-sama mundur kebelakang.

"Wah, tidak menyangka ternyata mereka bisa seri," ucap para warga menonton perselisihan mereka.

"Sekali lagi, JURUS BULAN SABIT,"

"JURUS PERCIKAN API,"

DUAAAAAAARRRR!

Mereka tetap seri dan sama-sama terpental ke belakang.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAH

TERIMA KASIH

mampir juga (System Kekuatan dan Kekayaan)

mampir juga (System Miliyader)

mampir juga (system kekayaan super box)

mampir juga [SYSTEM NEXT LEVEL]

Mampir juga (System Super Kultivasi 2)

BAB 2

Feng Xio bangun lagi, berhubungan ia punya tenaga dalam lagi dan kembali menyerang Lias.

"JURUS BULAN GERHANA,"

Duaaaaaarrrrr!

"Bukankah itu adalah jurus andalannya? Apa dia ingin membunuh Feng Lias di tengah kota?" tanya warga yang ada di sana.

"Benar, meskipun Feng Lias tidak berguna dan tidak bisa kultivasi, mereka tidak harus menindasnya berlebihan bagitu," jawab para warga yang lainnya.

Pelan-pelan kabut putih menghilang, ternyata Lias masih hidup dan ia di lindungi seorang pria.

"Paman Feng Yan," ujar Feng Xio kaget. "Kenapa Paman melindunginya," ujar Feng Xio tak senang.

"Cukup! Ayo pulang sekarang," perintah Feng Yan.

"Tapi Paman Feng Yan..."

"Tidak tapi, cepat pulang sekarang!" bentak Feng Yan.

"Baik paman," ucap Feng Xio.

Mereka pun pulang, Feng Lias yang masih kebingungan tetap mengikuti mereka. "Ikut saja mereka, yang penting cari makan dulu," ucap Lias.

Akhirnya sampai juga di kediamannya yaitu keluarga Feng.

"Feng Lias, akhirnya kamu kembali juga," ucap ibunya memeluk sang anak.

"Hm... Ibu?" ucap Lias ragu-ragu.

"Mari masuk dulu, kau sudah lama tak makan masakan Ibu, Ibu juga sudah rindu ingin memasak makanan untukmu, Ibu tidak tahu jika hari ini kamu pulang, kalau tidak Ibu akan memasak makanan enak untukmu," ucap Ibu sambil menyeka air mata bahagianya.

Ibunya menuntun Lias masuk ke sebuah rumah lusuh, berbeda dari rumah lainnya yang megah dan juga ada 1 rumah yang mewah di perkarangan itu.

"I-bu, itu rumah siapa?" tanya Lias yang masih belum terbiasa dengan orang asing, namun ia penasaran ingin bertanya.

"Kamu lupa ya selama tinggal di kandang kuda, Itu adalah rumah Feng Fuan, ia orang paling berbakat di antara keluarga Feng lainnya. Kita di tempatkan Rumah gubuk karena kamu tidak bisa berkultivasi, tapi tidak apa-apa, punya anak sepertimu, Ibu sudah sangat bahagia," ucap Ibunya tersenyum sambil menyiapkan makanan untuk Lias.

Arya terharu dengan ucapan Ibu barunya itu. "Andai saja ibuku baik seperti dia, mungkin aku tidak ngeluh," ucap Lias dalam hati.

"Ayo di makan Nak," ucap ibu dengan suka cita.

Karena sangat lapar Lias pun menyantap makanannya dengan lahap meskipun di lidahnya sangat berbeda dengan makan modern.

Lias mengingat sesuatu, sewaktu ia berpindah dimensi ia membawa parang panjang ayahnya ke dunia ini.

"Ibu, aku ingin mengambil sesuatu benada milikku yang tertinggal di kandang kuda," ucap Lias setelah ia menyantap makanannya.

"Kau ingin kembali lagi ke kandang kuda ya," ujar ibu sedih.

"Tidak Ibu, aku hanya mengambilnya dan kemudian kembali lagi," ucap Lias

"Tidak apa Nak, inilah nasib kita jadi orang buangan, pergilah kembali," ucap ibunya membelakangi Lias dengan meneteskan air mata.

"Bukan begiti Ibu, ya sudahlah, aku pergi dulu Ibu," ucap Lias kembali ia menuju kandang kuda.

Ding ding

Misi baru

Bunuh hewan level 1 di pangkal hutan larangan.

Hadiah 20 poin.

"Tunggu sebentar, aku mau ambil parangku dulu," ucap Lias berlari kencang, untung saja ia masih ingat jalannya.

"Di mana parangku ya," ucap Lias mencari-carinya. Dan akhirnya ia menemukannya di bawah makanan kuda.

"Ketemu juga kau," ucap Lias tertawa dan segera menuju hutan laranga.

"Permisi Tuan, di manakah jalan ke hutan larangan?" tanya Lias.

"Untuk apa Tuan hendak ke sana?" tanya warga itu balik.

"Ada sesuatu yang ingin ku cari," jawab Lias.

"Tuan bisa mengukuti jalan ini, tapi Tuan jangan masuk ke dalam, karena di sana sangat berbahaya," pesan warga itu.

"Tidak apa-apa, aku hanya ada keperluan sedikit," ucap Lias yang berlari menuju arah jalan yang di tunjuk oleh warga tadi.

"Itu bukannya Tuan muda yang tak berguna itu? Untuk apa dia ke hutan larangan?" tanya temannya.

"Tidak tahu, tidak mungkin dia mengantarkan nyawanya kan?" temannya balik bertanya.

"Ya sudah, yang penting kita sudah mengingatkannya, sisanya terserah padanya, mari kita pulang," ujar temannya dan mereka beranjak pergi dari sana.

Sedangkan Lias berdiri di depan hutan larangan. "Hewan level 1, bagaimana aku tahu, apa dia hanya ada angka1 di keningnya atau kekuatannya yang tidak seberapa," ucap Lias masih bingung

"Ah bodoh amatlah, kalo mati semoga saja mayatku di kirim ke alam modern," ucap Lias melangkahkan kaki masuk hutan tersebut.

Grauukk!

Grauuukk!

Terdengar suara hewan yang sedang tidur.

"Sepertinya ini kesempatanku," ucap Lias diam-diam mendekatinya lalu mencincang dengan parangnya.

Groarrr!

"Astaga!... ternyata parang ini nggak ada gunanya di dunia ini," ucap Lias ketakutan.

Lias pun di kejar oleh harimau kecil itu dan ia lari terbirit-birit. "Aku harus pikirkan cara, tapi bagaimana aku bisa berpikir dalam keadaan panik beginiiiii!" teriak Lias.

Ia menemukan sebatang pohon dan segera memanjatnya. Harimau kecil itu pun berusaha memanjatnya.

"Baiklah, harus percaya diri. JURUS PERCIKAN API!"

Duarrrrrr

Jurus Lias mengenai harimau kecil itu dan harimau itu sempoyongan.

"Hahaha, sepertinya berhasil," ucap Lias turun dari pohon tersebut dan kembali melayangkan parangnya dan juga memukul kepala bagian belakang harimau itu, dan harimau itu pun mati.

Ding ding.

Misi selesai.

Selamat Anda mendapatkan 20 poin

Grooooooaaaaaarrrrrrrr!

Terdengar suara induk harimau. "Jika aku masih di sini, aku bisa mati nih," ujar Lias berlari kembali ke luar dari hutan larangan.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAH

TERIMA KASIH

BAB 3

Lias pun naik panggung dan lawannya adalah pria bertubuh besar, otot-otot pria itu terlihat dan badannya kekar.

"Astaga, tubuhnya sangat besar," ucap Lias kaget dengan lawannya.

Mulai

Pria besar itu menangkap tubuh mungil Lias dan menghempasnya ke lantai membuat punggung Lias sangat sakit. Namun Lias kembali berdiri dan lagi, pria itu mengangkat tubuh Lias dan memutarnya dan kembali membantingnya kelantai.

Kali ini Lias tak sanggup bangun, ketika Pria itu mendekati Lias, Lias langsung merentangkan tangannya.

JURUS BUNGA API

Duaaaarrrr!

Tubuh pria itu terbakar. pria itu berlari ke arah ke ramaian dan berusaha memadamkan api di tubuhnya. Sayangnya pria itu terkena luka bakar di sekujur tubuhnya.

"Hehehe, ternyata kau berguna juga," ucap Lias menyengir meskipun ia dalam keadaan terbaring di lantai.

Pembawa acara itu melemparkan 4 uang koin di hadapan Lias dan Lias dengan susah payah mengambil dengan cara merayap karena ia tak sanggup berdiri.

"Kenapa ini ada 3 koin, bukankah perjanjiannya ada 5 koin?" tanya Lias tak terima.

"Seharusnya kau bersukur jika aku memberimu 3 koin atau kau juga tidak akan di bayar, karena kau juga terluka parah, jika kau tak terluka baru kau mendapatkan 5 koin," ucap pembawa acara itu.

"Dasar penipu," umpat Lias. Ia pun berusaha turun dari panggung dengan merangkak dan di tertawakan oleh para penonton.

"Ibu lihatlah dia seperti anjing yang berjalan dengan 4 kaki," ejek seorang anak laki-laki kecil.

"Sialan! Anak kecil saja mengejekku, aku harus menjadi kuat agar tidak di rendahkan orang lagi," ucap Lias meraih sebuah pagar dan ia berusaha bediri.

"Astaga! punggungku sangat sakit," ucap Lias. Ia pun berjalan pulang dengan membawa sebatang kayu untuk di jadikan tongkat.

"Wah... sepertinya Tuan Muda kita sudah tua tak sanggup berjalan lagi," ejek para pemuda, mereka dari kalangan bawah tapi mereka bisa berkultivasi.

Lias hanya menatap mereka tanpa bisa berbuat apa pun karena dalam keadaan sakit. "Lihat saja nanti jika aku sudah menjadi kuat, kalian akan ku hajar habis-habisan," ucap Lias kesal.

"Hahaha... sepertinya mulutmu saja yang tajam, tapi lihatlah, berjalan saja kau di temani tongkat, bagaimana kau bisa melawan kami," ucap mereka tertawa meledek.

Lias pun pergi tanpa mempedulikan mereka lagi.

"Lias," ujar Ibu membantu Anaknya untuk masuk ke gubuknya itu. Ibunya pelan-pelan mendudukan Lias di tempat tidur yang hanya terbuat dari kayu dan di alas dengan sehelai kain tipis. Ibu pun berlari mengambil secangkir air minum yang terbuat dari bambu.

"Lias, minum dulu," ucap ibu menyerahkan air minum itu kepada Lias.

"Terima kasih Ibu," ucap Lias meneguk air minum tersebut.

"Apa yang terjadi denganmu Lias?" tanya ibu khawatir sambil mengusap kepala anaknya itu.

"Aku tidak apa-apa Bu," ucap Lias, ia mengambil tangan ibu yang ada di kepalanya lalu meletakan 3 keping koin di tangan Ibu.

"Dari mana kau mendapatkan uang ini Lias?" tanya ibu kaget.

"Tadi aku mengikuti pertandingan dan inilah hasilnya," jawab Lias.

"Dengan uang segini tak sebanding dengan rasa sakitmu ini Nak, Ibu harap, kau tidak melakukannya lagi, biar ibu yang bekerja mencari tanaman obat saja untuk memenuhi kebutuhan kita," ucap ibu sedih.

"Tidak Ibu, aku anak laki-laki, aku yang akan menghidupimu, aku yang akan mencari tanaman obat, Ibu duduk saja di rumah," ucap Lias yakin.

"Tapi kamu kan belum mengenal tanaman obat," ujar ibu.

"Benar juga, besok aku akan ikut ibu untuk ikut dengan Ibu untuk belajar tanaman obat," ucap Lias.

"Baiklah, kamu lebih baik istirahat dulu untuk memulihkan diri dulu, Ibu akan meracik obat param agar sakitmu sedikit berkurang," ucap Ibu membaringkan Lias ke tempat tidur dan ia pun langsung ke dapur memilih bahan obat.

Setelah pembuatan obat, ibunya pun membawanya ke tempat tidur.

"Ibu hanya bisa membuat obat luar saja, karena Ibu tak punya tenaga dalam untuk membuat obat dalam," ucap Ibu sambil meletakan obat yang ia tumbuk tadi diatas meja kayu.

"Tidak apa-apa Bu," ucap Lias tersenyum.

Ibu pelan-pelan memotong bajunya dan mengobati luka di memar di tubuh Lias dengan cara menempelkan obat itu ke tubuhnya.

"Ini mungkin akan sembuh 2-3 hari, Kamu harus istirahat ya di rumah," ucap Ibu.

"Baik Bu," ucap Lias nurut.

xxx

Ke esokan harinya Lias bangun dari tempat tidurnya. Ia melihat Ibunya yang sedag bersiap-siap berangkat.

"Ibu mau ke mana?" tanya Feng Lias mengucek-ucek matanya.

"Ibu mau berangkat mencari bahan obat, kamu di rumah saja," ucap Ibu.

"Tidak Ibu, aku harus ikut Ibu, Ibu juga sudah berjanji akan mengajariku tentang bahan obat," ucap Feng Lias.

"Tapi kamu masih sakit," ucap Ibu khawatir.

"Tidak apa Ibu, aku sudah kuat," ucap Lias melompat-lompat.

Ibu menghela nafas. "Baiklah," ucap Ibu memberikan baju yang ia jahit semalaman.

"Terima kasih Ibu," ucap Lias menerima baju tersebut dan memakainya.

Mereka pun berangkat ke hutan dan tidak lupa Lias membawa parang panjangnya, namun ini bukan hutan larangan, tapi sangat sulit mencari bahan obat di bandingkan di hutan larangan namun di sana lebih banyak hewan yang berbahaya. Jadi Ibunya hanya mendapat sedikit bahan obat karena sudah di petik duluan.

"Haishh... Sepertinya di sini sudah di petik duluan," ucap Ibu kecewa.

"Ibu, bagaimana jika kita memetiknya ke hutan sana," ucap Lias.

"Jangan! Di sana sudah masuk perbatasan hutan larangan," ucap ibu melarang.

"Tapi Ibu, di sini sudah tidak ada lagi tanaman obatnya, Ibu tidak mungkin pulang dengan tangan kosongkan? Mari ikut aku," ajak Lias memegang tangan Ibunya dan mereka masuk lebih jauh lagi.

"Eh apa mereka ingin masuk ke sana?" tanya para pemetik tanaman obat melihat Lias membawa ibunya masuk kehutan lebih jauh lagi.

"Sepertinya anaknya itu tidak waras lagi membawa Ibunya mati bersama dengannya, padahal ia sama sekali tidak bisa berkultivasi," ucap pemetik obat yang lain.

"Biarkan saja, aku tak ingin mati di sana," ucap yang lainnya dan mereka kembali mencari-cari tanaman yang tumbuh di balik rumout liar.

Ding ding.

Misi baru

Bunuh 1 ekor hewan level 1

Hadiah 10 poin

Bunuh 1 ekor hewan level 2

Hadiah 20 poin.

"Wah, poinnya banyak nih," ucap Lias mengangguk-angguk.

"Wah di sini banyak sekali tanaman obat tumbuh dengan subur," ucap Ibu senang, tempat ini bagaikan surga bagi pemetik obat.

"Ibu petiklah dengan tenang, jika ada hewan yang datang, biar aku yang akan membunuhnya," ucap Lias.

"Iya," ucap Ibu singkat dan ia langsung menerpa tanaman obat yang begitu banyak.

Ding ding

Hewan level 1 mendekat.

Lias melihat dari arah barat nampak seekor babi hutan yang besar datang menghampirinya, larinya sangat cepat.

Lias juga berlari ke arah babi hutan itu sambil mengangkat parangnya.

"Hiaaaaaatttt!" teriaknya menebas parangnya ke arah babi hutan itu, namun hanya luka di kulit luarnya.

"Aku harus cari cara untuk menusuk matanya," ucap Lias

Melihat anaknya bertarung, ibunya sangat ketakutan. "Lias lari!" teriak Ibu.

"Tidak Ibu, Ibu lanjutkan saja memetiknya, usah pedulikan aku," ucap Lias yang sambil bertarung.

JURUS PERCIKAN API

Duaaarrr!

Kesempatan datang, Lias melompat lalu menghunuskan parangnya ke arah mata babi tersebut hingga babi itu hilang kendali. Lias naik di punggung babi tersebut lalu memotong leher babi tersebut dan tersungkurlah babi itu.

Ding ding

Anda mendapatkan 10 poin.

"Poin ini aku gunakan untuk mempertajam parangku ini sebelum aku menjadikannya pedang," ucap Lias.

Mempertajam parang

Memuat...

Loading...

Mulai

10%...

30%...

45%...

Ding ding

Hewan level 1 datang mendekat.

64%...

"Ayolah cepat," ucap Lias tak sabaran.

78%...

85%...

97%...

100%...

Selesai.

Hampir saja seekor rusa bertanduk banteng menabrak Lias, secepatnya Lias mengibaskan parangnya hingga melukai wajah rusa itu.

JURUS PERCIKAN API

Duarrrrrrrrr!

Rusa itu berbalik arah dan lari, Lias mengejarnya lalu kembali menebas kaki rusa itu. Ia pun jatuh terguling-guling, Lias pun menancapkan parangnya di leher rusa tersebut.

Ding ding

Anda mendapatkan 10 poin.

"Poin ini aku gunakan untuk kecepatanku," ucap Lias.

Kecepatan.

Memuat...

Loading...

Mulai...

10%...

30%...

50%...

55%...

70%...

85%...

90%...

100%...

Selesai.

"Wah, sepertinya tubuhku menjadi ringan," ucap Lias. Ia pun mengangkat rusa itu lalu membawanya ke dekat Ibunya yang terduduk lemas melihat anaknya yang sedang bertarung, ia sangat-sangat khawatir.

"Kamu tidak apa-apa kan Nak?" tanya ibu khawatir sambil memeriksa tubuh anaknya itu.

"Ibu tak perlu khawatir, ini rusa yang ku bunuh tadi, panggangkan untukku nanti Bu," pinta Lias.

"Iya Ibu buatkan untukmu," ucap Ibu setelah merasa lega.

"Lihatlah, tanaman obat ibu masih sangat sedikit, mari aku bantu ibu memetiknya," ucap Lias membawa ambung kecil itu.

Ding ding

Hewan level 2 mendekat.

"Ibu tetap petik obatnya, ada hewan lainnya datang," ucap Lias menyerahkan ambung kepada ibunya dan memenga parang panjangnya.

Datang lagi seekor badak bercula batu, ia berjalan tidak secepat rusa tadi.

Feng Lias mendekatinya dan mengayunkan parangnya dan kena cula membuat parangnya retak.

"Astaga! Culanya sangat keras, aku harus melukai ekornya," ucap Feng Lias mengangkat parangnya.

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!