NovelToon NovelToon

I LOVE YOU, OM ODY

Pertemuan Pertama

...Selamat datang di karya baru author 🥰...

...Jangan lupa tebar bunga, like, komen dan vote buat karya author satu ini ya 🤗...

...Selamat membaca sayang sayangku ...

...❤️❤️❤️...

"Mamaaaaa,,,, Papaaaaaa,,,,Banguuunn. Jangan tinggalin Nada. Nada takut sendirian."

Tangisan gadis kecil itu membuat hati semua orang yang turut mengantar ke pemakaman serasa teriris. Gadis kecil itu menangisi kedua pusara orang tuanya yang dimakamkan bersamaan setelah keduanya dinyatakan meninggal akibat kecelakaan tunggal.

Mobil yang mereka kendarai mengalami rem blong hingga ayah gadis kecil itu tidak bisa menguasai laju kendaraannya.

Mobil terguling setelah menabrak pembatas jalan tol yang kebetulan sepi. Akibat benturan yang sangat keras, sopir dan penumpang di kursi depan dinyatakan meninggal di tempat akibat luka yang cukup serius di bagian kepala.

Kini tinggallah Nada Esmeralda, putri satu satunya yang masih berusia 12 tahun menangis tersedu sedu sambil memeluk gundukan tanah bertabur bunga yang masih basah itu. Gadis kecil itu masih terlalu lugu untuk menyandang status sebagai yatim piatu.

Tangisannya begitu memilukan hati yang datang memberikan penghormatan terakhirnya kepada kedua korban kecelakaan itu.

"Jangan takut sayang. Kan ada tante. Mulai sekarang, Nada tinggal sama tante aja ya. Tante akan selalu jaga Nada. Merawat Nada. Menjadi orang tua Nada." Seorang perempuan bertatto di tangannya berjongkok di sebelahnya dan memegang lembut kedua bahu Nada.

Penampilannya dan kehadirannya yang terkesan terlambat ini membuat beberapa orang mulai bergunjing.

Tapi tidak dengan Nada. Nada menoleh, bangkit dan memeluk Valencia, perempuan cantik dan selalu berpenampilan terbuka atau sek*si yang berusia 20 tahun, adik satu satunya dari ibunya Nada. Valencia memang sangat menyayangi Nada selama ini karena Nada juga merupakan satu satunya keponakannya.

"Terima kasih tante Valen."

Nada memeluk Valencia begitu erat. Ia merasa tak takut lagi ketika perempuan itu juga membalas pelukannya dengan hangat. Tak kalah hangat dengan pelukan sang ibu.

Perempuan itu memang sangat mirip dengan ibunya. Bentukan wajah, tubuh, rambut, tinggi badan dan hampir semuanya memang copyan dari ibu Nada. Tapi hanya berbeda urusan penampilan.

Ibu Nada adalah wanita yang lebih memilih berpenampilan normal sesuai dengan usianya. Kebetulan juga ayahnya tidak terlalu suka dengan wanita yang mengumbar miliknya.

Matahari semakin tinggi. Pemakaman telah usai. Yang meninggal telah ditelan bumi dan menyelesaikan urusannya dengan malaikat dan tuhannya. Tinggal yang masih hidup dan masih harus melanjutkan segala peran yang sudah dituliskan untuknya dari tuhannya.

Valencia memutuskan memboyong Nada ke tempatnya. Tidak mungkin baginya untuk membiarkan gadis kecil itu tinggal sendirian di rumah orang tuanya yang sudah tiada. Valencia sendiri juga tidak mau tinggal di sana.

Valencia memang tidak pernah tinggal di rumah peninggalan orang tuanya karena ia tak pernah sepaham dengan ibunya Nada. Ibunya Nada yang cenderung lugu dan selalu tampil sopan bertolak belakang dengan dirinya yang suka tampil mengundang hasrat lawan jenisnya.

Ibunya Nada yang selalu cerewet dan menegurnya membuat ia tidak betah untuk tinggal seatap dengan kakaknya itu. Belum lagi kakak iparnya, yakni ayahnya Nada yang juga tidak kalah aktif menceramahinya.

Valencia memutuskan pindah ke rumah lain di luar kota. Mencari kehidupannya sendiri dan mengukir ceritanya sendiri. Tidak ada yang bisa mengomelinya pagi pagi, tidak ada yang bisa mengajaknya adu mulut tiap harinya. Valencia mendapatkan kebebasannya.

Masa bodoh dengan komentar orang tentang dirinya. Masa bodoh dengan omelan omelan dari kakak dan iparnya.

Namun di balik semua itu, ada hati yang tulus yang selalu menyayangi keponakan satu satunya itu. Meski tak sepaham dengan ibunya bukan berarti Valencia membenci segala sesuatu tentang kakaknya itu, termasuk anaknya.

Termasuk ketika kecelakaan itu akhirnya merenggut nyawa kakak dan iparnya, Valencia adalah orang pertama yang mendapat kabar meski ia terlambat datang. Bukan berarti selama dalam perjalanan ia tak menumpahkan airmata untuk kedua orang yang sebenarnya juga ia sayangi.

Tak ingin merasa sendiri setelah kehilangan kedua orang tuanya dan juga sosok kakak, Valencia memutuskan membawa Nada bersamanya. Dalam hatinya ia juga merasakan ketakutan yang sama seperti yang dirasakan Nada saat ini. Diam diam ia juga rindu omelan dan ceramah kedua kakaknya itu.

...~~...

"Nanti Nada juga sekolah di kota ini. Pokoknya ngapain aja di sini. Sama tante ya." Ucap Valencia begitu mereka tiba di rumahnya.

Nada mengangguk saja karena ia tak punya pilihan lain. Suka tidak suka, mau tidak mau, saat ini memang hanya Valencia satu satunya yang tersisa dalam hidupnya.

"Ayo sayang. Kita masuk." ajak Valencia.

Nada mengikuti langkah Valencia yang memasuki sebuah rumah yang terbilang cukup besar dan isiannya pun lengkap.

"Nah,,, ini rumah tante. Nada suka??"

Nada sekali lagi mengangguk mengiyakan tak peduli ia suka atau tidak karena lagi lagi tak ada pilihan untuknya. Tinggal di sini juga lebih bagus kan daripada harus tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tuanya yang pastinya menyimpan seribu kenangan yang tidak bisa ditanggungnya sendiri.

Nada masih merasa canggung saat terdengar suara seseorang keluar dari sebuah kamar di rumah itu.

"Hey, ada putri kecil cantik. Ayo kenalan dulu."

Laki laki seumuran dengan Valencia keluar kamar dan menyambut kedatangan mereka. Nada beringsut dan bersembunyi di belakang Valencia seraya menutupi wajahnya.

"Beib,,, Pakai bajumu dong. Masak cuma pakai boxer begitu di depan keponakan kecilku." Tegur Valencia.

"Upss."

Lelaki itu ambil langkah seribu berlari masuk kembali ke kamar. Tak berapa lama kemudian ia keluar lagi dengan pakaian lengkapnya.

"Halo gadis manis. Kenalin, nama om,, Ody. Siapa nama kamu sayang?" Lelaki itu kembali menyapa.

Nada mengintip memastikan lelaki itu sudah berpakaian. Setelah yakin, ia memberanikan diri bergeser dan menerima uluran tangan lelaki yang mengaku bernama Ody.

"Nada Esmeralda." Ucapnya kemudian.

"Wah nama yang cantik secantik pemiliknya. Selamat datang di rumah ini Nada cantik. Semoga betah ya."

Pertemuan pertama, Ody sangat manis. Setidaknya itu kesan pertama yang Nada dapatkan. Tapi Nada masih tidak mengerti siapa sebenarnya Ody?

"Sudah jangan ganggu Nada lagi. Dia pasti lelah. Biar dia istirahat dulu." Valencia menarik tangan Nada menjauh dari Ody.

Nada menoleh ke belakang dan melambaikan tangannya kepada Ody. Lelaki itu membalas lambaiannya dan memberikan senyum termanisnya.

"Om Ody itu siapa tante?" Tanya Nada begitu ia sampai di kamarnya.

"Oh itu,,, calon suami tante. Sebentar lagi kami akan menikah. Jadi nantinya kita akan tinggal bertiga di sini. Tante, Nada sama om Ody. Nada mau kan???"

Nada mengangguk angguk senang. Om manis itu akan tinggal bersamanya juga.

"Sekarang Nada istirahat. Tante tinggal kerja dulu ya. Berani kan di kamar sendiri?"

Nada mengangguk terpaksa karena ia sebenarnya takut sendirian tapi tidak berani membantah Valencia.

...🌸🌸🌸🌸...

...Baiklah,,, Author minta dukungan dari kalian ya. Coba coret komentar di sini,,, mau lanjut nggak nih???...

Om Memang Berbeda

...Selamat datang di karya baru author 🥰...

...Jangan lupa tebar bunga, like, komen dan vote buat karya author satu ini ya 🤗...

...Selamat membaca sayang sayangku...

...❤️❤️❤️...

"Selamat pagi Nada cantik. Mandi dulu terus Sarapan yuk. Nih udah om Ody buatin nasi goreng spesial pakai sosis. Nada suka sosis gak??"

Keesokan paginya, Ody dengan ramah dan manisnya menyapa Nada yang baru bangun dan kebingungan karena tidak melihat Valencia. Ia belum terbiasa di rumah ini.

"Tante Valen di mana om?" tanya Nada tanpa menjawab pertanyaan Ody tadi.

"Oh,, Tante Valen ada urusan sayang. Nanti juga cepat pulang kok. Gimana kalau kita nunggu tante sambil balapan makan nasi goreng buatan om Ody???" ajak Ody dengan semangatnya.

Nada mengangguk angguk setuju.

"Eh tapi mandi dulu dong. Nada bauk acem nih." ucap Ody seraya mengibas ngibaskan tangannya di depan hidungnya.

"Hehehe,,, iya deh Nada mandi dulu." Nada cengengesan menanggapi candaan Ody itu.

Segera ia berlarian menuju ke kamarnya lagi dan mandi. Setengah jam kemudian ia keluar dan bingung mau pakai pakaian apa karena ia bahkan tidak tau di mana Valencia meletakkan tasnya kemarin.

Ia kembali memakai pakaiannya yang tadi dan mencari ke sekeliling namun tetap tak menemukannya.

"Nada,,, Belum selesai mandinya sayang??" Ody mengetuk pintu kamarnya.

"Sudah om." Nada pun keluar masih dengan bajunya tadi.

"Kok gak ganti baju sayang?"

"Nada gak bisa menemukan tas pakaian Nada. Nada gak tau di mana tante Valen menyimpannya." jawab Nada polos.

Ody tepuk jidat setelah mengingat sesuatu.

"Tas pakaian kamu tadi pagi om cuci semua pakaiannya sayang. Kata tantemu itu kotor. Harus dicuci. Om kira tante sudah siapin baju lain untukmu. Ya sudah gak apa apa pakai baju ini aja dulu sambil tunggu baju kamu kering ya."

Ody begitu telaten dan sabar memperlakukan Nada. Tampaknya ia senang dengan anak kecil.

"Om yang cuci baju Nada??" tanya Nada sambil menunggu Ody menyendokkan nasi goreng itu ke piringnya.

"Iya sayang."

"Kenapa bukan tante Valen? Kalau dulu mama sama papa, yang nyuci baju selalu mama." ucap Nada polos.

"Hahaha,,, Tantemu ini gak bisa dan gak suka nyuci sayang. Takut kukunya patah katanya." jawab Ody enteng.

Nada mengerutkan dahinya mendengarnya. Setau dia, yang namanya pekerjaan rumahan itu biasanya yang mengerjakan adalah wanitanya. Meski tidak begitu semua namun itu yang dia lihat dalam keluarga kecilnya. Antara papa dan mamanya.

"Jangan dipikirkan. Lagipula om nyucinya juga pakai mesin cuci kok. Gak capek. Tinggal colok dan pencet, muter sendiri deh. Kelak kalau kamu sudah besar,,, sudah dewasa,, kamu mengerti bahwa menikah itu tidak melulu mengandalkan cinta. Suatu kenikmatan jika kita bisa mendapat partner hidup yang bisa saling mengisi." ucap Ody kemudian.

"Ayo makan dulu. Keburu dingin nanti nasi gorengnya." tegur Ody ketika melihat Nada malah melamun memikirkan bagaimana yang namanya hidup berumah tangga.

"Iya om."

Kening Nada tampak berkerut begitu menyendokkan nasi itu ke mulutnya. Ia berpikir keras.

"Om,,,"

"Ya. Kenapa sayang?? Keasinan ya? Gak enak ya??" Ody tampak cemas.

"Ini benar om yang masak?"

"Iya. Gak enak ya? Nada gak suka ya? Biar om Ody ganti sama makanan lain ya." Ody bangkit dan mengambil piring Nada.

"Nada kan belum selesai bicara. Nasi gorengnya enak banget makanya Nada gak percaya ini om yang masak. Biasanya kalau papa yang masak, selalu keasinan. Masak apa pun pasti keasinan sampai Nada pikir laki laki itu pasti gak bisa masak." kenang Nada.

Ody tersenyum mendengarnya lalu mengusap usap kepala Nada.

"Sekarang kamu tau kan kalau om Ody mu ini berbeda." ujarnya kemudian.

"Iya om. Om memang berbeda." Nada menyematkan kata kata itu dalam hati.

Ia tersenyum lalu kembali melanjutkan makannya begitu pula Ody yang sudah kembali ke tempat duduknya. Mereka berlomba makan nasi goreng spesial buatan Ody.

"Hey,,, keponakan tante sudah bangun rupanya. Lagi makan apa nih?? Tante mau juga dong." Valencia datang dan menyapa.

"Tante dari mana? Tadi Nada cariin tante." protes Nada.

"Oh maaf sayang. Tante kalau pagi begini suka jogging dulu di taman. Liat nih masih keringetan nih."

Nada memperhatikan keseluruhan tampilan Valencia yang pakaiannya begitu ketat hingga menampilkan seluruh lekuk tubuhnya. Keringat yang masih membasahi beberapa bagian wajahnya membuat Nada percaya dengan ucapan Valencia begitu pula Ody.

Valencia menerima nasi goreng yang diambilkan Ody untuknya tanpa mengucapkan apa pun.

"Tante,,, kalau dibantuin orang itu harus bilang terima kasih." tegur Nada.

"Eh,,, Dibantuin? Bukan dibantuin sayang. Om Ody hanya melakukan tugasnya sebagai calon suami tante." kilah Valencia.

"Tapi kan,,," Nada mau protes.

"Tidak apa apa. Om Ody juga tulus kok mengambilkan untuk tante Valen. Kan om Ody sayang dan cinta banget sama calon istri om Ody ini." Ody menenangkan Nada.

"Tuh kan. Om Ody nya aja gak keberatan." Valencia tersenyum menang.

"Memangnya kapan kalian akan menikah?" tanya Nada.

"Seminggu lagi sayang. Nanti kamu hadir dan temani tante ya." pinta Valencia sambil menjepit dagu lancip Nada.

Nada mengangguk mengiyakan meski dalam pikiran gadis kecil seusianya ia tak bisa mengerti kenapa dua orang yang belum menikah ini sudah tinggal serumah. Pertanyaan itu tidak bisa dijawabnya sendiri jadi ia memilih mengabaikannya.

Ia pun menghabiskan makanannya.

"Sayang,,, bajuku udah selesai disetrika kan? Aku udah telat mau ketemuan nih sama teman temanku." Valencia bicara sambil mengunyah makanannya dengan cepat.

"Sudah selesai kok. Sudah ku gantung juga. Makannya jangan cepat cepat gitu dong sayang. Nanti,,,"

Uhuk uhuk,,, belum selesai Ody bicara, Valencia sudah tersedak seperti yang ditakutkannya. Ody cepat cepat mengambilkan minum untuknya. Valencia meminumnya dan Ody membantunya mengusap usap punggungnya dengan telaten.

"Tuh kan, kesedak jadinya." kata Ody.

"Ini sih gara gara kamu yang bawel banyak omong pas aku makan. Udah ah aku mau mandi." ketus Valencia sambil menepis tangan Ody di punggungnya.

Nada melongo melihatnya. Bagaimana bisa tante Valencianya seketus itu pada om Ody nya yang sudah begitu baik dan perhatian padanya.

"Maafin tante Valen ya om."

Ody menoleh karena ucapan gadis kecil itu. Ia tersenyum. Mendekati Nada dan mengelus puncak kepala gadis kecil itu.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan sayang. Apa yang dibilang tante tadi memang benar adanya kok. Om saja yang banyak bicara. Harusnya om bicaranya tunggu tante selesai makan."

"Om gak marah sama tante?"

"Nggak dong. Om itu sayang sama tante. Cinta. Seperti om sayang sama Nada juga."

"Sekali lagi,,, Om memang berbeda. Papa suka marah kalau mama ngomongnya ketus begitu." kenang Nada.

Ody hanya tersenyum tidak terlalu menanggapi ucapan gadis kecil yang mulai mengidolakan dirinya.

...🌸🌸🌸🌸...

...Bersambung,,,...

Malam Pertama

...Selamat datang di karya baru author 🥰...

...Jangan lupa tebar bunga, like, komen dan vote buat karya author satu ini ya 🤗...

...Selamat membaca sayang sayangku ...

...❤️❤️❤️...

Hari itu Valencia tampak cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna off white dengan potongan lebar di bagian dada dan terbuka di bagian punggungnya atau lebih dikenal dengan sebutan backless.

Rambut yang ditata oleh hair dresser dan wajahnya yang dipoles oleh MUA kesayangannya, membuat tampilannya kali ini benar benar memukau. Meski riasan itu bertema flawless namun sangat sesuai dengan tatanan rambut yang diberi hiasan beberapa bunga hidup.

Kalau melihat kecantikan Valencia memang rasanya tidak ada yang salah dengan perasaan Ody kepadanya. Bahkan ada beberapa teman yang diundang mengatakan padanya bahwa Ody sangat beruntung mendapatkan istri secantik Valencia.

"Istriku cantik." puji Ody pada Valencia begitu akad nikah mereka selesai digelar.

"Iya dong. Kalau aku gak cantik mana mau kamu sama aku."

"Tetap mau lah. Kan aku cinta kamu apa adanya." kilah Ody.

"Ya ya ya aku tau itu. Ayo kita temui tamu tamu kita." ajak Valencia.

"Tunggu. Ajak Nada juga."

Meski ini adalah hari bahagia mereka, namun Ody tidak melupakan keberadaan gadis kecil yang sudah dianggapnya anaknya sendiri.

"Kamu gak malu ajak Nada? Nanti dikira kamu ini duda beranak satu lho sama teman temanku." canda Valencia.

"Nah kalau aku bisa dikira duda anak satu, kamu juga bisa dikira janda anak satu sama teman temanku." balas Ody.

"Memangny aku seperti janda??" Valencia melotot membuat Ody gemas dan mengecup bibirnya yang berwarna pink hari itu.

"Tahan dulu dong. Masih banyak tamu nih. Oh ya,,, tuh anak kamu udah lari lari kesini." Valencia menunjuk Nada yang berlarian ke arah mereka.

"Kita temui tamu sama sama yuk sayang." ajak Ody kemudian disambut dengan anggukan kepala Nada.

Resepsi pun berlanjut hingga malam cukup larut. Satu persatu tamu pamit undur diri hingga akhirnya menyisakan crew wedding organizer saja dan pihak pengantin.

"Kamu urus sisanya ya. Aku capek. Mau pulang duluan sama Nada." ucap Valencia.

"Loh, gak pulang barengan aja beib?"

"Ogah ah. Nunggu kamu kelamaan. Belum urus tim WO, belum ini itu. Nggak ah kamu urus sendiri aja. Udah ya,,, Bye,,,"

Valencia tidak menunggu lagi dan mengajak Nada pulang bersamanya. Menyisakan semua urusan pada Ody.

Sesampainya di rumah, Valencia mengantar Nada ke kamarnya. Memastikan anak itu sudah bagus posisi tidurnya. Selimut dan pendingin ruangan, semua di cek oleh Valencia.

"Selamat tidur keponakan tante." dikecupnya kening Nada.

"Selamat atas pernikahan tante dan om Ody ya. Nada doakan semoga tante cepat bisa punya anak. Biar Nada ada temannya." doa polos dari anak kecil itu membuat Valencia tersenyum tipis.

"Terima kasih sayang."

Valencia lantas kembali ke kamarnya, membersihkan diri. Berganti pakaian tidur setelah memastikan semua make up nya sudah dibersihkan. Ia benar benar lelah.

Tapi ia tidak pernah lelah untuk bermain ponsel. Jari jemarinya begitu lihai bermain dengan layar ponselnya itu. Valencia senyum senyum sendiri ketika Ody tiba di rumah.

"Kok senyum senyum sendiri beib?? Lagi bahagia ya??" Ody naik ke ranjang menyusulnya dan langsung memeluk tubuh wanita yang kini resmi dan sah menjadi istrinya.

"Aduuuhh sesak napas nih. Lepasin dong." ketus Valencia sambil melanjutkan kesibukannya dengan ponselnya.

Tak dihiraukannya Ody yang masih terus menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

"Sibuk apa sih sayang??" Ody merebahkan dirinya di samping Valencia agar bisa melihat layar ponsel istrinya yang sedari tadi membelakanginya.

"Duh apaan sih!!"

Jari Valencia begitu cepat menekan tombol kunci layar sehingga layar ponsel itu kini berwarna hitam gelap. Ia langsung menuju ke kamar mandi.

Ody menghela napas dalam dalam dengan sikap Valencia itu. Diraihnya ponsel istrinya itu lalu menyalakan layarnya. Ody sekali lagi menghela napas melihat pola pengunci layar yang sumpah sudah beberapa kali dicobanya mengaksesnya tapi tidak pernah berhasil.

Pernah ia memasukkan tanggal lahir Valencia, tanggal lahirnya,,, hari jadian mereka,,, hari hari yang sekiranya penting bagi Valencia,,, tapi tak pernah berhasil memecah kode ponsel itu. Entah angka apa yang digunakan oleh Valencia.

"Kamu apain ponselku?" tegur Valencia sambil mengambilnya paksa.

"Nggak kok."

Valencia kembali naik ranjang. Meletakkan benda kotak itu di atas nakas. Memposisikan rambut panjangnya ke atas agar tak tertindih kepalanya lalu memejamkan mata.

"Sayang kamu tidur??"

"Heemmm,,, ngantuk."

"Tapi ini kan malam pernikahan kita. Masak kamu tidur duluan sih?"

"Emangnya kenapa kalau malam pengantin?? Aku gak boleh tidur gitu? Aku kan capek abis resepsi. Ini juga sudah menjelang pagi."

"Tapi,,,"

"Apa sih???" Valencia membuka matanya dengan kesal karena merasa sangat terganggu.

"Kok marah sih beb. Kan wajar kalau yang namanya pengantin itu menghabiskan malam pengantinnya dengan romantis."

"Beb,,, kita udah bukan lagi pengantin baru. Kamu tau itu. Kita udah berpuluh kali melakukannya. Jadi malam ini gak usah dianggap spesial."

"Kamu tau bukan itu maksudku. Kamu tau kan aku sangat menunggu malam ini. Kamu sudah janji. Aku sudah menunggu lama untuk itu."

Valencia diam. Dia berpikir keras janji apa gerangan yang diberikannya pada Ody. Sejurus kemudian dia ingat.

"Bisa ditunda dulu nggak? Aku capek beb. Lagian kalau kondisi lagi capek juga gak bagus."

"Tapi aku pingin cepat,,,"

"Beb,,, kita ini udah nikah. Aku udah jadi istri kamu seperti kemauanmu. Aku juga gak akan kemana mana. Kita bisa melakukannya besok, lusa, dua hari lagi atau kapan pun itu selain malam ini. Tolong dong sesekali ngertiin aku."

Valencia benar benar kesal sampai ia lupa bahwa ini bukan pertama kali Ody selalu berusaha mengerti dan memahami dirinya. Termasuk tentang kesepakatan menikah dan punya anak.

Ody sudah lama menunggu Valencia mengiyakan ajakan menikahnya. Meski selama ini memang mereka sudah tinggal bersama dan sering melakukan hubungan suami istri, tapi Valencia selalu menekankan bahwa ia belum mau punya anak sebelum mereka resmi menikah.

Ody setuju. Tapi karena menunggu Valencia mengiyakan ajakan menikah itu sendiri sudah cukup lama jadi ketika itu sudah menjadi kenyataan maka Ody menagih janji Valencia.

"Baiklah. Malam ini kita tunda dulu buat anaknya. Gak apa apa kok sayang. Aku bisa ngerti." ucap Ody meski ia kecewa.

"Ya memang begitu seharusnya. Udah, kamu tidur juga."

Valencia langsung memiringkan posisi badannya membelakangi Ody. Memilih memeluk bantal guling ketimbang tubuh hangat suaminya.

"Selamat tidur sayang."

Ody mengecup lembut lengan Valencia karena susah menjangkau keningnya. Ia kemudian merebahkan dirinya sendiri meski matanya tak bisa langsung diajak terpejam.

"Tidak apa apa malam ini berlalu begitu saja. Masih ada malam malam selanjutnya. Seperti kata Valencia. Dia sudah jadi istriku, dia tidak akan kemana mana."

Mata Ody mulai berat dan keduanya benar benar melewatkan malam pertamanya.

... 🌸🌸🌸🌸...

...bersambung,,,,...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!