NovelToon NovelToon

Jodoh Untuk Gibran

#Bab 1 prolog

Di sebuah rumah sederhana, dan hanya mempunyai dua kamar, terlihat sepasang suami-istri tengah bertengkar.

"Kamu mau kemana?" seorang pria dan wanita tengah berebut koper.

"Aku tidak sanggup lagi hidup dengan mu, Mas! Aku ingin kita bercerai!!" teriak sang istri di depan wajah suaminya.

"Aku mohon Fanny, pikirkan lagi keputusan kamu ini. Kasihan anak kita, apa kamu tidak memikirkan bagaimana dia nanti kedepannya??" pria itu pun memohon dan terus menahan koper yang berada di genggaman Fanny.

"AKU TIDAK PEDULI, MAS! INTINYA AKU INGIN BERCERAI. MASALAH ANAK, TERSERAH MAU KAMU APAKAN ANAK ITU, DI JUAL, DI BUANG, ATAU DI BUNUH!"

PLAK!

Sebuah tamparan keras melayang di pipi Fanny.

Fanny memegangi pipinya, dan dia menoleh ke arah Gibran.

"Sudah miskin, tapi belagu!" maki Fanny pada Gibran.

"Tega sekali kamu mengatakan semua itu untuk anakmu Fan. Aku memang pria miskin, tapi kamu ingat, dulu kamu sangat mencintai aku. Kamu bilang kamu rela hidup miskin jika itu bersama ku, dan kamu akan selalu merasa bahagia." Gibran berkata lirih.

"Setelah aku rasakan, aku tidak bisa hidup seperti ini, Mas. Terserah! Mau kamu ngomong apapun, aku gak peduli. Yang penting aku minta cerai! Jika kamu tidak mau menceraikan aku, biar aku yang mengurus gugatan cerai di pengadilan!" setelah mengatakan itu, Fanny langsung melangkah pergi.

"Fan!! Fanny!!!" teriak Gibran dengan kuat, tetapi Fanny tidak menghiraukannya.

Sementara gadis cantik nan imut, menangis sambil memegangi ujung baju Gibran.

"Pa.. Mama Pa.." lirih gadis itu karena melihat sang Mama pergi meninggalkan rumah.

Gibran meneteskan air mata.

"Mama hanya pergi sebentar, nanti pasti akan kembali lagi.." Gibran mencium kening putrinya, lalu dia memeluk putri sematawayang nya itu.

'Aku yakin kamu pasti akan menyesal karena sudah mengambil keputusan sebesar ini.' batin Gibran.

Keesokan harinya.

"Lontong.. Lontong.. Lontong sayur bu.." Gibran mendorong gerobak berkeliling kampung guna menjajakan jualannya.

"Mas Gibran!" Gibran menoleh dan menghentikan laju gerobak nya. Dia tersenyum saat melihat sang pelanggan.

"Bu Astri.." seru Gibran saat pelanggan nya itu sudah berada di depan gerobaknya.

"Mas Gibran mau ke pangkalan ya?" ujar Ibu Astri.

"Iya bu," sahut Gibran sopan.

"Saya mau beli lontongnya Mas. Seperti biasa ya? Bungkus kan dua, satu pakai telur dan yang satu gak usah." ujar Astri.

Astri adalah pelanggan tetap Gibran, setiap Gibran jualan pasti Astri selalu membeli lontong buatan Gibran.

"Mas Gibran, kan lontong buatan Mas Gibran tuh enak. Kenapa gak coba buka warung aja? Dari pada Mas Gibran keliling seperti ini," ujar Ibu Astri.

Gibran tersenyum sambil meracik pesanan Ibu Astri.

"Saya masih nyaman seperti ini, bu. Insyaallah kalau ada rezeki pasti saya akan membuka warung." sahut Gibran sopan.

"Saya doakan semoga rezeki selalu mengalir pada Mas Gibran, agar Mas Gibran bisa secepatnya membuka warung,"

"Amin... Terimakasih untuk doanya, bu. Ini lontong nya sudah saya bungkus kan," Gibran memberikan satu kantong kresek berisi dua bungkus lontong sayur pada bu Astri.

"Terimakasih ya, Mas? Kalau begitu saya permisi. Mari!" .

Gibran mengangguk.

Bu Astri pun melangkah pergi meninggalkan gerobak lontong milik Gibran.

Gibran tersenyum karena jualannya sudah buka dasar pagi ini.

"Laris manis.." Gibran menepuk-nepuk uang pertama dari hasil jualannya di atas gerobak.

Dia kembali melangkah untuk ke pangkalan.

**TBC.

HALO SELAMAT PAGI SEMUANYA...

KALI INI MOM BAWA YANG BERBEDA UNTUK KALIAN, JIKA DI CERITA ALMAIDA ADALAH WANITA YANG TERSAKITI, MAKA DI CERITA INI SEORANG PRIA LAH YANG TERDZOLIMI.

SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA..

JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN JEJAK DAN DUKUNGANNYA..

TERIMAKASIH ❤❤🙏🏻**

#Bab 2

*Berjumpa lagi dengan Mom AL, kali ini membawa cerita yang menceritakan tentang kehidupan biasa. Mohon dukungannya ❤

Gibran Alif, seorang pria berusia 30tahun menjabat sebagai Manager di perusahaan MX CHANNEL, yaitu perusahaan yang berkembang di dunia entertainment.

Dengan gagahnya, Gibran melangkahkan kaki menuju mobilnya.

"Mas Gibran!" seorang wanita memanggil Gibran, dan itu berhasil membuat langkah Gibran terhenti. Gibran pun menoleh guna melihat siapa yang memanggilnya.

"Hai Mas!" seru seorang wanita berkerudung kala sudah berada di hadapan Gibran.

"Hai!" sahut Gibran singkat. Gibran memanglah ramah, tetapi dia tidak terlalu dekat dengan seorang wanita, kecuali Fanny. Model papan atas yang sangat Gibran sukai.

"Mas Gibran mau pulang?" wanita berkerudung yang bernama Nisa bertanya kepada Gibran.

Khairunnisa, seorang gadis berusia 25tahun, yang sangat mandiri. Khairunnisa atau sering di sapa Nisa, adalah penata busana di MX CHANNEL.

"Yang kamu lihat bagaimana? Saya memang ingin pulang."

"Bisa kita-" ucapan Nisa terpotong, karena Gibran menatap ke arah lain. Nisa mengikuti arah mata Gibran, dan ternyata Gibran tengah menatap Fanny.

"Saya ke sana dulu ya?" Gibran langsung meninggalkan Nisa tanpa menunggu jawaban dari mulut Nisa.

Setelah Gibran sudah menjauh, Nisa hanya mampu menghela nafas pelan.

"Huft! Sadar diri dong, Sa.. Mana mungkin Mas Gibran ngelirik kamu. Tentu saja dia akan melirik Fanny, sudah cantik, seksi, modis, terkenal. Tidak seperti ku.." Nisa langsung pergi dari samping mobil Gibran.

Di tempat berdiri nya Fanny.

"Hai Fan!" sapa Gibran pada Fanny.

"Hai, Mas.." sahut Fanny dengan nada lembut.

"Kamu mau pulang?" ujar Gibran bertanya.

Fanny mengangguk.

"Aku sedang menunggu asisten dan sopir ku. Entah mengapa mereka lama sekali menjemput, aku sudah sangat lelah.."

"Bagaimana jika kamu pulang bareng aku aja? Kamu bisa menelepon asisten mu agar tidak usah menjemput. Kebetulan aku juga ingin pulang," ujar Gibran menawarkan.

Fanny terdiam sambil berpikir.

"Ya udah deh. Aku pulang bareng Mas Gibran aja," Fanny memberikan sebuah senyuman pada Gibran, yang mana mampu membuat seorang Gibran Alif meleleh.

"Ayo!" mereka berdua berjalan berdampingan ke mobil Gibran.

Setelah sampai di samping mobil, Gibran membuka kan pintu untuk Fanny. Gibran memperlakukan Fanny seperti seorang putri.

Dari kejauhan.

"Terlambat lagi gue. Selalu aja gue ketinggalan sama Manager sialan itu!" ucap seorang pria dengan tatapan dendam ke arah Mobil Gibran yang sudah mulai melaju.

Fanny adalah model papan atas, berusia 28tahun. Fanny ialah anak yatim piatu, dia dulu tinggal bersama dengan bibi nya di kampung. Fanny memutuskan merantau ke kota J, dia selalu mengikuti lomba ajang pencarian bakat untuk menjadi seorang model. Hingga pada akhirnya, keberuntungan menyapa Fanny dan menjadikan Fanny sebagai model, juga terkadang menjadi publik figur di dunia per -film'an.

Di perjalanan pulang.

"Fan! Aku mau nanya sama kamu," Gibran menoleh ke arah Fanny sejenak.

"Katakan Mas. Ada apa?" Fanny menatap wajah tampan Gibran.

"Kamu belum ada niatan untuk menikah?" pertanyaan konyol yang meluncur begitu saja dari bibir Gibran.

Fanny menatap Gibran dengan tatapan heran.

"Memang nya kenapa Mas Gibran bertanya tentang menikah? Aku memang belum siap menikah Mas. Aku masih ingin menikmati hidup sendiri, uang sendiri, dan pergi kemanapun tanpa larangan dari seseorang."

Gibran hanya mengangguk.

"Tidak pa-pa, aku hanya penasaran saja.." balas Gilang berkilah.

Mereka pun mengobrol kembali di dalam mobil.

**TBC.

HAPPY READING..

SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA..

JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN JEJAK DAN DUKUNGANNYA ..

TERIMAKASIH 🌹🌹**

#Bab 3

Sudah beberapa bulan ini kedekatan Gibran dan Fanny semakin maju pesat. Saat ini mereka sedang berada di sebuah Restauran.

"Kamu mau makan apa?" Gibran menyodorkan buku menu pada Fanny.

Fanny pun memilih menu makan malamnya. Setelah itu, Gibran baru memanggil waiters dan langsung mengatakan pesanan dirinya dan Fanny.

Gibran menatap Fanny dengan tatapan memuja.

"Fan, ada yang ingin aku bicarakan padamu,"

Fanny menatap manik mata Gibran.

"Ada apa, Mas? Sepertinya sangat penting." sahut Fanny penasaran.

"A---" sebelum Gibran berbicara, waiters sudah terlebih dahulu datang ke meja Gibran.

"Selamat menikmati, Bapak, Ibu.." ujar waiters itu ramah.

Gibran dan Fanny hanya mengangguk saja.

"Aku minum dulu ya, Mas? Haus." ujar Fanny tersenyum tipis. Dia menyeruput minumannya.

"Uhuk.. Uhuk.." Fanny terbatuk-batuk. Lalu dari mulutnya keluarlah sebuah cincin indah, dengan manik berlian. Fanny meneliti dan menatap cincin itu dengan seksama.

"Mas, ini-?" Fanny menunjukkan cincin yang berada di tangannya pada Gibran.

"Benar sekali, Fan. Malam ini aku bukan hanya mengajak mu makan malam romantis saja, tetapi aku juga ingin melamar mu." Gibran menggeser kursinya, dan dia berlutut di samping kursi Fanny. " FANNY ADELIA, maukah kamu menikah dengan ku?" Gibran menyodorkan sebuah buket bunga mawar di harapan Fanny.

Fanny hanya mampu menutup mulutnya sendiri menggunakan telapak tangan.

"Terima! Terima! Terima!" para pengunjung Restauran bersorak dan bertepuk tangan.

Fanny hanya tersenyum. Lalu dia memicing ke arah Gibran. "Apa aku punya alasan untuk menolak mu?" ujar Fanny dengan senyum manisnya.

Gibran terdiam dengan alis yang menyatu.

"Maksudnya, kamu menerima ku?" ujar Gibran menebak.

Fanny mengangguk. Dia berdiri dan mengambil buket yang berada di tangan Gibran. "Aku tidak bisa menolak mu, Mas Gibran. Aku siap menjadi istri sekaligus Ibu dari anak-anak mu nanti," ucap Fanny masih tersenyum ke arah Gibran.

Gibran berdiri dari berlutut nya. Dia langsung memeluk tubuh Fanny. "Terimakasih Fan, terimakasih karena kamu sudah mau menerima lamaran ku," hati Gibran sangat bahagia.

Fanny hanya tersenyum dan membalas pelukan Gibran.

Keesokan paginya.

Gibran sudah rapi guna pergi ke studio MX CHANNEL.

"Huft! Pagi yang sangat membahagiakan," gumam Gibran sambil menyisir rambutnya dan bersiul.

"Baiklah Gibran. Sudah selesai, waktunya bekerja. Ingat! Kamu akan segera menikah, harus mengumpulkan banyak uang untuk istrimu nanti," Gibran menatap dirinya melalui pantulan cermin. Dia juga mengibaskan kemeja yang sudah di pakai, lalu merapikan rambutnya kembali.

"Sempurna!" Gibran langsung keluar dari kamar.

*****

Sesampainya di studio.

Gibran yang baru turun dari mobil berjalan menuju lobi studio.

"Mas!"

Gibran menoleh kala mendengar seseorang memanggilnya.

"Ada apa, Sa?" ujar Gibran saat Nisa sudah berada di hadapannya.

"Kamu udah sarapan belum?"

"Sudah! Ada lagi?"

"Tidak.." sahut Nisa bingung harus bicara apalagi.

Saat Gibran dan Nisa sedang dalam suasana canggung, seorang wanita modis dari kejauhan menatap Nisa dengan tidak suka.

"Ternyata dia benar ingin mendekati Mas Gibran. Tidak akan bisa, karena Mas Gibran akan menjadi milikku." wanita itu berjalan menghampiri Gibran dan Nisa.

"Sayang!!!" seru wanita itu yang tak lain adalah Fanny, berjalan mendekat ke arah Gibran.

Gibran tersenyum kala melihat Fanny yang menghampiri nya.

"Hai," sapa Gibran saat Fanny sudah berada di dekatnya.

"Hai sayang.." Fanny bersandar di lengan Gibran dengan manja.

"Maaf, saya permisi. Mari!" Nisa merasa sedih dan tidak sanggup ketika perempuan lain memeluk tubuh Gibran.

"Dia kenapa?" tanya Gibran heran.

Fanny hanya mengedikkan bahu.

"Ayo kita masuk." ajak Fanny pada Gibran.

Mereka berdua pun masuk ke dalam studio dengan Fanny yang terus bersandar di lengan Gibran, seakan-akan Gibran tidak boleh menjauh dari nya.

Kenalan dengan Gibran Alif yuk 🤗.

**Eem.. Senyuman mu bang ❤

HAPPY READING..

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MENDUKUNG KARYA OTHOR. BERIKAN LIKE, VOTE, KOMEN, HADIAH/GIFT, DAN JANGAN LUPA TAP FAVORIT ❤.

TERIMAKASIH 😘**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!