NovelToon NovelToon

TURUN RANJANG

RUMAH TANGGA

Anura dan Sultan sudah menikah hampir lima tahun lebih. Namun keduanya belum mendapatkan putra. Sehingga orang tua Sultan mulai merencanakan perjodohan putranya itu dengan adik Anura yang berprofesi sebagai model.

Sultan tidak bisa membungkam kedua orang tuanya ketika membahas soal keturunan atau mempertanyakan perihal Anura yang tidak kunjung mengandung anaknya Sultan. Dalam pikiran orang tua Sultan, Anura adalah wanita yang mandul yang tidak bisa hamil. Adik Anura yang bernama Tinira mulai di undang makan malam oleh kedua orang tua Sultan dengan rencana perjodohan putranya.

"Aku rela jika engkau menceraikan aku dan mencari wanita pengganti aku, mas. Supaya kamu bisa mendapatkan keturunan mu dan bisa membuat kebahagiaan kedua orang tua kamu, mas. Sungguh, aku ridlo mas." ucap Anura walaupun dadanya terasa sesak. Butiran air matanya di tahan nya jangan sampai lolos di matanya. Sungguh sebagai seorang istri, Anura merasa bahwa dirinya bukanlah wanita yang sempurna yang belum bisa mengandung. Bahkan segala usaha sudah ia tempuh supaya dirinya bisa hamil dan mengandung.

Menjadi ibu yang memiliki anak adalah angan-angan seorang wanita seperti Anura. Namun kenyataan nya Tuhan berkehendak lain. Mungkin dirinya harus menelan pil pahit dengan ujian ini.

" Tidak, Anura sayang! Aku tidak akan menceraikan kamu. Apapun yang terjadi. Aku mencintaimu walaupun kondisinya saat ini sungguh mendesak kita dengan permasalahan ini. Orang tua ku yang menginginkan cucu dari anakku yang bisa meneruskan estafet dan memimpin perusahaan besar keluarga kita." ucap Sultan seraya merengkuh Anura dalam dekapan nya. Sultan membelai lembut rambut Anura. Betapa Anura kini mulai terisak. Sebagai seorang istri, dia sangat sedih menghadapi permasalahan ini.

" Sudah sayang! Jangan menangis!" kata Sultan sambil merangkum kedua pipi Anura lalu mengusap dengan lembut air mata yang jatuh di pipi Anura. Betapa tubuh Anura masih terguncang karena tangisan nya yang sangat menyedihkan hati.

" Mama, papa kamu menginginkan anak dari kita, mas. Aku harus bagaimana menghadapi permintaan mereka karena aku pun tidak kunjung hamil." ucap Anura dengan suara bergetar kerena tangis pilunya.

" Kita akan mengadopsi seorang anak." sahut Sultan. Anura kini mendongakkan kepalanya.

" Mama papa ingin cucu dari keturunan kamu, mas. Bukan dari mengadopsi anak. Dan mama papa sudah menjodohkan kamu dengan... " kata Anura dengan suara terputus.

" Tidak! Jika aku bisa memilih. Aku tidak akan menikahi adik kamu itu, Tinira. Walaupun orang bilang Tinira lebih cantik dari pada kamu, namun bagi aku kamu adalah segalanya bagi aku. Aku tidak yakin bisa bahagia jika jauh dengan kamu." ungkap Sultan.

Bagi Anura itu adalah kata- kata yang dibuat supaya dirinya terhibur saja. Laki-laki mana yang bisa menolak jika ada wanita cantik dan juga memiliki potensi ekonomi yang mandiri mau menikah dengan seorang pria. Apakah bisa menolak nya. Sedangkan Tinira dari sejak awal memang menyukai Sultan. Walau Sultan lebih memilih Anura, kakaknya dibanding dengan adiknya. Tinira adalah adik kandung Anura yang juga menyukai Sultan sejak dari dulu. Sultan sebagai laki-laki mapan dan sukses paling mudah jika mendapatkan seorang wanita. Kesuksesan nya menjadikan idola bagi wanita untuk mendekati nya. Sultan termasuk laki-laki yang bisa menjadi suami yang bisa membahagiakan istri nya dalam segi ekonomi.

"Tapi mama, papa sudah menyampaikan ke Tinira untuk menikah dengan kamu, mas. Dan Tinira sudah menyanggupi nya. Jadi, ceraikan aku, mas. Jangan menyulitkan aku dengan situasi ini mas. Aku rela jika kamu turun ranjang karena aku adalah wanita mandul." ungkap Anura. Sultan membungkam Anura dengan ciuman nya. Anura sesaat membulat dan tidak kuasa menepisnya. Dadanya yang sesak seketika sejuk dengan kelembutan Sultan memainkan bibir itu.

@@@@@@@

Hari sabtu pagi, Tinira dengan Bu Subangun telah berkunjung di rumah Anura. Saat itu Sultan sedang bersama dengan istrinya, Anura bercengkrama di weekend itu. Setelah selama hampir lima hari, Sultan berkutat dengan kerjaannya yang menguras energi dan juga pikiran, Sultan memanjakan diri nya bersama istrinya tercinta di kamar pribadi nya. Namun kedatangan mamanya dan juga Tinira, adik dari Anura seperti merusak keromantisan pasangan suami istri yang sudah lama belum dikaruniai anak tersebut.

Anura dan Sultan kini keluar dari kamarnya menjumpai mamanya dan juga Tinira. Tinira dengan penampilannya yang modern dan kekinian terlihat modis dan terlihat menyilaukan mata. Apalagi pakaian yang dikenakan sedikit terbuka bagian dad@ nya. Anura membuatkan minuman untuk mama mertuanya beserta adik kandung nya itu.

" Sultan, ajak Tinira bermalam minggu kali ini. Mama ingin kalian tidak lagi canggung jika menikah nanti. Mama yakin, Tinira akan menjadi istri yang bisa memenuhi keinginan keluarga kita dengan memberikan penerus keturunan dari kamu." kata Bu Subangun pelan. Anura belum kembali datang dari membuatkan minumannya.

" Mama!" protes Sultan pelan. Tinira tersenyum saja.

" Mama, mas Sultan tidak menginginkan aku, ma. Mas Sultan sangat menyayangi mbak Anura.. jadi, lebih baik kita gagalkan rencana ini untuk menikah dengan aku, ma." ucap Tinira dengan aktingnya.

" Tidak, Tinira! Kamu wanita yang cantik dan juga modern. Lagi pula kamu wanita mandiri yang bisa menghasilkan uang sendiri. Tidak seperti kakak kamu itu, hanya bisa minta duit suaminya saja. Lagi pula sudah lima tahun lebih tidak juga memberikan keturunan. Itu namanya wanita mandul." kata Bu Subangun. Sultan mendengus kesal.

" Mama, akulah yang menyuruh Anura untuk tinggal di rumah saja. Aku lebih suka jika Anura fokus melayani aku dan menunggu aku ketika kembali dari kerja. Memang akulah yang melarang Anura untuk bekerja." bela Sultan. Tinira memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum.

" Halah! Jangan membela wanita itu. Wanita yang tidak bisa memberikan keturunan dan kebahagiaan bagi kamu." sahut Bu Subangun. Sultan menarik nafasnya supaya tidak emosi menghadapi mama dan juga Tinira yang ikut memperkeruh keadaan. Anura datang dengan membawa minuman untuk mama mertuanya dan adik kandungnya.

" Diminum dulu ma, Tinira!" kata Anura seraya meletakkan dua cangkir minuman untuk mama mertuanya dan juga Tinira.

" Terimakasih, Anura!" sahut Bu Subangun.

" Terimakasih, mbak Anura." ucap Tinira berlagak sok manis.

" Anura! Malam ini Tinira akan jalan bareng dengan Sultan. Kamu mau ikut dengan mereka atau di rumah saja." kata Bu Subangun. Anura memandang Sultan dan Tinira secara bergantian. Namun sebelum Anura menjawabnya, Sultan sudah lebih dahulu berkata.

" Anura tetap ikut menemani aku jalan malam ini. Kita ke tempat favorit kamu, Anura." kata Sultan dengan memandang Anura dengan mesra. Tinira mendengus kesal. Bu Subangun menggigit jarinya sedikit kecewa.

" Ya sudahlah, yang penting kamu jalan dengan Tinira malam ini. Kencan di malam minggu sebelum bulan depan kalian menikah secara resmi." ucap Bu Subangun. Anura menundukkan kepalanya. Tinira tersenyum senang, dirinya sangat didukung oleh Bu Subangun jika menikah dengan laki-laki yang sudah sejak lama dia sukai dan menjadi obsesinya.

" Apa tidak sebaiknya, lain kali saja aku ikut bersama dengan kalian, mas. Biar kamu dengan Tinira saja berkencan. Aku di rumah saja, mas." kata Anura. Bu Subangun tersenyum senang mendengar mya.

" Nah! Kamu dengar sendiri bukan, Sultan? Kalau Anura tidak ingin pergi. Dia ingin di rumah saja." sahut Bu Subangun. Sultan mengelus dad@ nya.

" Tidak! Kalau Anura tidak pergi, aku juga tidak mau pergi." sahut Sultan. Tinira dan Bu Subangun tidak bisa memaksakan kehendaknya lagi.

JEBAKAN

Sultan membawa Anura dan Tinira ke pusat perbelanjaan di kota. Sultan sengaja mengajak keduanya berbelanja kebutuhan rumah tangga. Namun Sultan masih belum bisa bersikap ramah dan bersahabat dengan adiknya Anura yaitu Tinira. Walaupun Sultan sudah dijodohkan dengan Tinira oleh mamanya, namun hati kecil Sultan masih belum menerima akan perjodohan itu. Apalagi wanita yang akan dinikahkan oleh dirinya merupakan adik kandung dari Anura. Betapa hancur dan sakit hati Anura jika perjodohan itu benar-benar terjadi.

Mereka kini melihat film di studio XXI setelah menyantap makanan di restoran cepat saji di pusat perbelanjaan di kota tersebut. Sikap Sultan yang terkesan cuek terhadap Tinira membuat Tinira geram. Namun Tinira tidak akan menyerah. Tinira sudah menyusun rencana supaya Sultan bisa bertekuk lutut kepada dirinya suatu hari nanti. Karena mendapatkan dukungan dari Bu Subangun itulah, Tinira akan berani bertindak dan menyusun rencana dan siasat supaya Sultan cepat atau lambat akan segera menikah dengan dirinya.

Anura yang melihat situasi dan keadaan yang tidak nyaman itu hanya pasrah saja. Selagi Sultan masih mendukung dan memberikan perhatian kepada dirinya, Anura sudah cukup lega. Walaupun ibu mertuanya sudah tidak menyukai dirinya lantaran dirinya belum bisa memberikan seorang anak atay cucu untuk mama mertuanya tersebut.

Tangan Anura dan Sultan masih saling berpegangan. Jari-jari tangan mereka saling bertautan. Betapa kehangatan sangat dirasakan oleh Anura. Memiliki suami yang sejatinya benar-benar mencintai dirinya dengan tulus. Walaupun sebagai seorang istri dirinya belum lah sempurna.

" Setelah ini, aku akan bertindak mbak Anura! Aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang. Sultan adalah milik aku. Aku akan merebutnya dari kamu, mbak." pikir Tinira yang melihat antara Sultan dengan Tinira begitu sangat mesra walaupun ada Tinira di samping nya. Tinira seolah tidak dianggap oleh Sultan.

@@@@@@@

Setelah mereka mengikuti kemauan Bu Subangun untuk bermalam minggu itu, ketiganya kembali ke rumah. Di rumah Sultan, Bu Subangun masih ada di rumah itu. Bu Subangun menanti kabar gembira dari Tinira. Namun Tinira memberikan laporan kepada Bu Subangun bahwa kencannya malam ini bersama dengan Sultan kacau balau dan semua itu lantaran Anura ikut serta di acara kencan itu. Tinira cemberut menceritakan perihal itu kepada Bu Subangun.

" Kamu tenang saja, Tinira! Setelah ini, kita akan mencari orang pintar supaya Sultan bisa tergila-gila dengan kamu. Dan malam ini, mama akan memberikan obat ini ke dalam minuman Sultan. Dan setelah Sultan meminumnya kamu mulai lah memainkan peranan kamu. Goda lah Sultan supaya kamu bisa naik ke atas ranj@ngnya dan buatlah cucu untuk mama." kata Bu Subangun dengan pikiran liciknya. Tinira tersenyum dan menyepakati arahan dari calon mertuanya itu walaupun dirinya harus melakukan cara yang licik.

" Apakah obat itu benar-benar ampuh dan membuat Sultan berkeinginan dengan hasr@tnya itu, ma?" tanya Tinira.

" Tentu saja! Obat ini akan melancarkan aksi kamu untuk menggoda Sultan. Setelah Sultan meminum nya, mama akan mengunci kalian berdua di satu kamar yang sama. Supaya Sultan tidak mendatangi istrinya tersebut. Sultan akan memohon kepada kamu untuk membantu karena ketidaknyamanannya atas apa yang Sultan rasakan setelah meminum minuman yang sudah mama taburi dengan obat perangsang ini." jelas Bu Subangun. Tinira tersenyum licik.

" Ini minuman yang sudah mama siapkan! Berikan minuman ini kepada Sultan. Ayo cepat kamu datangi Sultan, selagi dia belum masuk ke dalam kamarnya mendatangi Anura." suruh Bu Subangun. Tinira tanpa membantah menjalankan misinya. Senyum seringai keluar dari sudut bibir Bu Subangun.

" Sebentar lagi aku akan mendapatkan cucu." gumam Bu Subangun dengan licik.

@@@@@@@

Tinira memberikan minuman itu kepada Sultan yang masih duduk di meja makan menikmati kopi dengan batang rokoknya. Bu Subangun dari kejauhan menyaksikan Tinira dengan aksinya. Tinira duduk di dekat Sultan. Sultan yang mengetahui kehadiran Tinira di samping nya mendengus kesal. Sultan akhirnya bangkit dari duduknya. Namun sebelum hal itu terjadi, Tinira menahannya.

" Mas!" ucap Tinura seraya menahan lengan tangan Sultan. Sultan mau tidak mau akhirnya kembali duduk juga.

" Maaf jika aku membuat kamu tidak nyaman, mas! Tapi aku minta maaf, semua ini semata-mata bukan kehendak aku. Mama lah yang mendesak aku supaya mau menikah dengan kamu dan bisa memberikan cucu untuk nya." terang Tinira. Sultan mendengus kesal. Sedangkan Bu Subangun yang mendengar ucapan dari Tinura menjadi cemberut.

" Halah! Kamu pun sedari dulu juga tergila-gila dengan putra ku, Sultan." protes Bu Subangun seperti tidak Terima jika dirinya sepenuhnya di salahkan dalam perjodohan itu.

" Aku sudah membuatkan minuman ini untuk kamu, mas! Minumlah, supaya lebih segar tubuh kamu." kata Tinira sambil menyodorkan gelas minuman yang sudah dicampur dengan obat perangsang dosis tinggi itu. Karena Tinira memaksa nya, akhirnya Sultan meminum juga sampai habis. Bu Subangun mendekati keduanya dengan tujuan menahan putranya itu supaya tidak kembali ke kamarnya. Tinira tersenyum melihat kedatangan calon mertuanya itu. Bu Subangun mulai mengajak Sultan berbincang-bincang tentang perusahaan.

Tidak memakan waktu yang lama, Sultan mulai merasakan ketidaknyamanannya. Bu Subangun mengedipkan matanya kepada Tinira.

" Kamu kenapa, Sultan?" tanya Bu Subangun.

" Maaf, aku segera masuk ke kamar dulu, ma!" ucap Sultan seraya bangkit dari tempat duduknya.

" Tinira! Bantu Sultan masuk ke dalam." perintah Bu Subangun. Sultan merasa ada yang tidak beres mengenai dirinya.

" Tidak! Aku bisa sendiri, ma!" kata Sultan.

Bu Subangun kembali memberi kode ke Tinira supaya cepat bergerak. Tinira menggiring Sultan masuk ke dalam. Namun sebelum Sultan masuk ke dalam kamarnya dan mendatangi istrinya, Tinira menarik Sultan ke kamar tamu yang sudah terbuka pintunya. Sultan membulat matanya ketika Tinira menutup pintu kamar tamu itu dan menguncinya. Sultan ingin keluar dari kamar tamu itu. Namun Tinira malah semakin menahan tubuh Sultan yang saat ini sudah kepanasan. Sultan sudah tidak sanggup jika menahan gejolak nya dari reaksi obat yang berdosis yang tinggi itu.

Sultan terkena jebakan yang telah di rencanakan oleh Tinira bersamamu mama nya Bu Subangun. Sultan dengan pengendalian obat tersebut, benar-benar sudah masuk dalam jebakan dari wanita yang selama ini telah mengincar nya yang di dukung oleh mama nya sendiri, bu Subangun.

KEPERGOK

Bu Subangun mengetahui jika Tinira adalah adik kandung dari Anura dari cerita Sultan dan dibenarkan oleh Tinira sendiri. Namun Tinira memohon kepada Bu Subangun supaya hubungan keluarga itu jangan sampai tercium oleh media karena hal itu bisa merusak reputasi nya. Sedangkan Tinira sendiri sudah mengaku jika dirinya adalah anak yatim piatu tanpa sanak saudara ketika di wawancara secara eksklusif oleh wartawan bahkan hal itu di liput dan di tayangkan di televisi. Sebagai model dan aktris, Tinira harus selalu menjaga imej nya.

Tinira masih memeluk tubuh Sultan di dalam kamar tamu yang cukup luas itu. Tiba-tiba suara pintu kamar itu di dobrak secara paksa oleh seseorang. Seketika Sultan dan Tinira terperanjat dan terbangun dari tidurnya. Keduanya lalu saling berpandangan. Sultan masih bingung dan tidak percaya akan situasi dan kondisi nya. Betapa dirinya kehilangan akal sehatnya melakukan hubungan diluar nikah bahkan berselingkuh dengan wanita lain.

Dengan berbalut selimut tebal berwarna biru laut, keduanya menatap Bu Subangun, Anura yang sudah berdiri di depan pintu kamar tamu itu. Seketika mata Anura berkaca-kaca melihat pemandangan itu. Suaminya dengan adiknya sudah satu ranjang di kamar itu bahkan keduanya dalam kondisi tidak mengenakan pakaian. Tentu saja semuanya sudah direncanakan oleh Bu Subangun dengan Tinira supaya Anura mengetahui tindakan Sultan yang sudah berhubungan badan dengan Tinira. Seketika Anura berlari dan meninggalkan kamar itu menuju kamarnya.

Dengan tangis dan rasa kesedihan yang tidak bisa dibendung akhirnya Anura Menumpahkan segala tangisnya di atas tempat tidur nya dengan ditutupi bantal. Anura tidak menyangka jika Sultan melakukan pengkhianatan itu. Walaupun sebelumnya memang sudah ada perjodohan dari Bu Subangun untuk menikahkan Tinira dengan Sultan. Tetapi semua yang sudah dilihat oleh Anura tidak sesuai dengan kata-kata dan ucapan Sultan yang tidak akan menikah dengan Tinira dan bercerai dengan Anura. Dengan kenyataan seperti itu, Anura harus merelakan dan melepaskan Sultan dan mengikhlaskan Sultan menikah dengan Tinira.

" Akhirnya sampai disini usia pernikahan kita, Mas Sultan! Kamu sudah membuat masalah dan membuka kedua mataku lebar- lebar. Kalau sebenarnya aku bukanlah wanita dan istri yang sempurna itu." kata Anura dalam tangisan nya. Badannya terguncang karena tangis dan kesedihannya. Sedih karena perpisahan itu didasari karena pengkhianatan. Sehingga keputusan untuk bercerai dengan Sultan itu semakin tegas.

Sultan masuk ke dalam kamar dan mendekati Anura yang masih terisak dalam tangis nya. Sultan mengusap kepala Anura dan berusaha memenangkan nya. Namun tangan itu ditepisnya. Sultan semakin sedih dan merasa sangat bersalah.

"Maafkan aku, Anura! Aku.. aku khilaf!" ucap Sultan lirih. Anura membenarkan duduknya. Matanya menatap tajam ke arah Sultan.

" Kenapa harus dengan adik kandung ku, mas? Jika orang lain mungkin saja aku tidak akan sesakit dan kecewa ini." kata Anura dengan isak tangis nya.

" Maaf Anura!" ujar Sultan kembali seraya meraih tangan Anura dan hendak menggenggamnya. Namun lagi- lagi ditepis oleh Anura.

" Ceraikan aku mas! Dan menikahlah dengan Tinira." kata Anura. Sultan seketika menjambak rambutnya sendiri karena penyesalan nya.

" Ucapkan kata talak itu kepada ku, mas!" kata Anura kembali. Sultan semakin tidak kuasa menahan kemarahan nya terhadap dirinya sendiri yang tidak bisa menahan segala godaan itu.

" Ucapkan, mas!" teriak Anura. Sultan akhirnya mengucapkan talak itu kepada Anura. Anura tersenyum getir.

" Bagus! Terimakasih mas! Terimakasih kamu sudah melepaskan semua beban ini." kata Anura lirih.

" Bolehkah aku memelukmu sekali saja?" kata Sultan seraya hendak merengkuh tubuh lemah Anura. Namun Anura sudah bangkit dari sana dan mulai mengemasi barang- barangnya.

" Anura!" ucap Sultan dengan mata berkaca- kaca.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!