Menjadi seorang selebriti terkenal dengan fans dan pengikut jutaan membuat Andriana Aira Rahendra, yang terkenal dengan nama panggung Aira memiliki dua kehidupan.
Dia sangat dicintai baik dalam maupun luar negeri, menjadi seorang selebriti, model terkenal di usia muda, dan sudah dikenal oleh mancanegara.
Pakaian yang selalu Aira kenakan juga memiliki harga fantastis, dia dikenal oleh fans seorang gadis muda yang sangat baik, memiliki tutur kata yang sopan, periang juga sangat menyenangkan.
Tidak ada yang tahu, kehidupan nyata seorang Aira berbanding kebalik dengan apa yang dilihat dibalik layar. Aira terkenal sombong, ucapan kasar, bahkan tidak segan menyakiti perasaan orang.
Pukulan kuat di atas meja terdengar, mata Ai terpejam mendengar pukulan di atas meja. Aira menatap Maminya yang terlihat marah besar.
"Tiga tahun kalian berbohong, menutupi soal Ria yang terjun ke dunia entertainment." Al menghela napasnya ingin sekali mengamuk saat mengetahui Putri bungsunya menjadi selebriti terkenal tanpa sepengetahuannya.
"Kamu tidak kuliah Ria, Mami dan Papi mempercayai kamu, tapi ini balasnya. Demi karir kamu melupakan pendidikan." Papi Altha juga tidak habis pikir jika Putrinya melakukan tindakan yang diluar dugaan.
Aliya juga menatap kearah Juan, sebagai Kakak yang seharusnya menjaga adiknya menasihati dan menghentikan jika tindakan Adiknya salah. Bukan mendukung dan menyembunyikan kebenaran.
"Hanya model Mi," ucap Ai santai.
"Diam kamu!"
Pemberitaan terus tersebar, selebriti cantik dan terkenal kembali ke negeranya setelah menyelesaikan kuliahnya. Aliya bahkan tidak tahu selama hampir lima tahun putrinya terus mengejar dunia keartisan.
"Kenapa Mami menghalangi mimpi Aira? Ai sudah besar Mi, Ai berhak menentukan pilihan. Sudah Ai putuskan untuk tidak mengikuti keinginan Mami." Ijasah kelulusan kuliah diberikan kepada Aliya, Aira menolak keinginan Maminya untuk melanjutkan bisnis keluarga.
"Kunci mobil, dompet, ATM, uang, juga semua barang branded kembalikan. Silahkan kamu angkat kaki dari rumah ini tanpa membawa apapun. Lanjutkan dunia kamu, jika sedikit saja nama keluarga ini muncul di dunia maya, Mami bukan hanya akan menghancurkan mimpi kamu, tapi melenyapkan seluruh agensi yang melibatkan kamu." Aliya terlihat sangat marah, menatap sinis putri bungsunya yang selalu ingin menang.
"Oke, Ai tidak takut. Ai akan membuktikan kepada Mami jika bisa menghasilkan uang dengan bekerja sebagai selebriti." Senyuman Ria terlihat menyerahkan semua fasilitas yang diberikan orang tuanya.
Papi menggelengkan kepalanya, meminta Putrinya tidak melawan. Seharusnya meminta maaf kepada Maminya bukan menantang.
Dengan penuh keyakinan, Aira mencium tangan Maminya meminta restu, mencium tangan Papinya untuk segera pergi.
"Aira pamit, nanti akan sering pulang." Senyuman terlihat, berlari kencang sebelum tubuhnya dibanting Maminya.
Tatapan Aliya sinis, menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Putrinya yang tidak tahu kejamnya dunia keartisan.
"Juan, Dean, kalian tahu bedanya selebriti dan artist?"
"Artis menunjukkan karya, sedangkan selebriti popularitas." Juan menjawab penuh keyakinan.
"Bukannya Mami tidak tahu apa yang kalian bertiga lakukan di luar sana, Mami tahu semuanya termasuk kepopuleran Ria." Al meminta keduanya mengawasi Ria lebih ketat lagi, seperti tiga tahun yang lalu.
Tangan Dean mengusap kepalanya, dia tidak yakin bisa mengikuti Ria yang nakalnya tidak ada lawan.
Dean bahkan rela melanjutkan S2 di tempat yang biasa saja demi Ria. Dean ingin mengejar mimpinya, bukan mengurusi Ria.
"Aku tidak ingin mengikuti dia lagi, Dean ingin segera mengikuti tes pengacara agar aku bisa menjadi jaksa. Perjalanan Dean juga panjang, aku lelah mengurusi Ria, Aira ataupun Ai." Dean meminta maaf karena dirinya angkat tangan.
"Kamu kembali karena ingin menggantikan Mommy kamu?"
"Iya Pi, aku sudah memutuskan untuk menetap,"
"Bagaimana dengan kamu Juan?"
"Aku juga menyerah Papi, Ria bukan anak kecil lagi. Sudah waktunya dia mengejar mimpinya sendiri, dan bertanggung jawab. Mami benar selama ini Ria hanya terkenal, namun tidak memiliki bakat." Juan menatap kedua orangtuanya, Juan akan mengambil alih bisnis keluarga sesuai keinginan Maminya.
Dari balik pintu Aira mendengar pembicaraan keluarganya, Ai merasa kesal karena saudara kembarnya tidak ingin membantunya lagi, dan sepupunya Dean juga memilih karirnya.
Aira merasa kesal dengan keluarganya, memiliki cita-cita yang harus ditentukan, dan hanya dirinya yang dilarang.
"Aku akan buktikan jika seorang selebriti juga bisa menjadi artis dan karyanya akan dikenal banyak orang." Lidah Ai terjulur langsung melangkah ingin pergi.
Tangan Ai menarik pintu mobilnya yang baru teringat jika kuncinya di sita. Helaan napas terdengar berlari kencang menjauh dari rumah.
Dari rumah lantai dua, dua anak kecil memperhatikan Ai melambaikan tangan kepada mereka. Senyuman Ai terlihat meminta si kecil yang menatapnya meminjamkan ponsel, seluruh aset Aira sudah disita Maminya sehingga membutuhkan bantuan.
"Pinjem ponsel Mora dan Mira, boleh ya?"
"Buat apa Aunty? apa sekarang Aunty jatuh miskin? bukannya Aunty selalu mengatakan selebriti memiliki banyak uang,"
"Iya, tapi belum sekarang. Aunty harus menjadi artis dulu baru bisa memiliki banyak uang." Senyuman Ai terlihat merayu si kembar beda Ibu untuk membantunya.
"Ucapan Aunty tidak bisa dipercaya, sudah telat lulus sekolah, telat kuliah, beban keluarga, hanya modal halo semuanya bertemu lagi dengan Ai, sekarang kita ada di bla bla bla." Suara Mira mengejek Aira.
Hidup Aira terpukul bekali-kali, dia memang tidak seperti kembarannya Juan yang usia lima belas tahun sudah melangkah ke universitas terkenal, usia tujuh belas lanjut S2 begitupun dengan sepupunya Dean yang mengambil S2 hukum padahal usia mereka masih muda.
"Sialan, kenapa aku beda sendiri? meksipun Juan dan Dean sukses di pendidikan, aku harus sukses terkenal dengan bakat menjadi artis terkenal." Suara Ai tertawa terdengar, dia akan membuktikan kepada Maminya jika artis juga sebuah profesi.
"Aunty Ria mulai gila,"
Sebuah ponsel dilempar, Aira langsung menangkap ponsel yang dipinjamkan oleh Mora. Senyuman Ai terlihat, langsung berlari kencang membawa ponsel Mora.
"Aunty mencuri!" suara tangisan terdengar, Mira hanya tertawa melihat saudaranya menangis kehilangan handphone.
"Maafkan Aunty Mora, saat aku memiliki uang akan Aunty kembalikan." Aira tertawa sambil berlari, menghubungi seseorang yang bisa menjemputnya.
Sebuah kendaraan roda dua melintas melewati Ai yang berdiri di pinggir jalan. Suara teriakan terdengar menatap tubuhnya yang kotor karena terkena siraman air.
Motor berhenti, menatap seorang wanita yang sedang mengumpat dan mencaci maki dengan sangat kasar.
"Manusia sialan, jalaxxx keparat!" tatapan sinis terlihat menatap motor putar balik ke arah Aira.
Helm dibuka, tersenyum melihat ke arah Ai yang mengusap wajahnya yang penuh air karena sebuah botol berisi air ada di tegah jalan.
"Hei bodoh tolol," Aira kaget melihat teman sekolahnya tertawa melihat kondisi Ai.
"Maaf Ria, aku tidak sengaja. Kamu masih kasar seperti dulu. Apa kabar Ria? maksudnya aku Aira." Senyuman manis terlihat.
"Leana keparat! tidak sekalian kamu lempar wajah aku mengunakan kotoran." Ai menepis tangan yang ingin menyentuhnya.
***
Hai semuanya, karya terbaru dimulai.
Semoga suka juga dengan perjalanan Aira yang mengejar mimpi, tapi terlibat hubungan rahasia dengan aktor terkenal.
***
jangan lupa like coment Dan vote.
hadiahnya juga untuk mensupport karya SELEBRITI BUKAN ARTIS
Beberapa orang menatap ke arah Aira, sebuah topi langsung dipasang menutupi wajahnya. Tangan Ai ditarik untuk naik ke atas motor.
Belum berpegangan motor sudah digas, tubuh Ai tersentak ke belakang langsung memeluk Lea yang tidak punya otak melajukan motor tanpa aba-aba.
"Anjing kamu Le,"
Tawa Lea terdengar dibalik helm, membawa Aira ke tempat yang aman agar tidak ada orang yang mengenalinya.
"Rumah siapa ini?"
"Rumah aku, kamu sudah tiga tahun tidak kembali." Pintu terbuka otomatis, Lea masuk diikuti oleh Ai.
Sudah banyak perubahan sejak Ai pergi untuk menuntut ilmu, dia mengatakan kuliah tapi kenyataanya keluyuran menjadi selebriti terkenal.
Banyak orang yang mengenali Ai, tapi dia masih belum menerima untuk bermain film karena takut dengan orang tuanya.
Langkah Ai terhenti saat melihat foto seorang aktor terkenal, Ai sangat penasaran karena satu-satunya orang yang sulit dirinya temui seorang aktor dengan deretan film, dan lagunya yang selalu ada di Billboard.
"Kenapa kamu menatap Blackat?"
"Sialan, sampai saat ini aku belum bisa menemui dia. Semakin tinggi karirnya, besar juga tingkat kesombongannya." Ai sebenarnya tidak terpesona dengan Blackat, dia hanya ingin melihat secara langsung manusia berwajah dua seperti Blackat.
"Bukannya itu kamu? selebriti berwajah dua." Tawa Lea terdengar mengejek teman masa sekolahnya yang masih saja terobsesi dengan mimpinya.
"Aku bersumpah akan mengalahkan Blackat, blackberry, blacklist atau apapun itu namanya." Jari tengah Ai menunjuk ke arah foto.
Kepala Lea hanya geleng-geleng, sahabatnya tidak tahu sama jika Blackat memiliki kepopuleran yang jauh diatasnya.
"Aku bisa membantu kamu untuk menemui Blackat, kamu juga tahu aku menangani banyak aktris. Kebetulan akan ada seleksi film baru di sebuah pulau, Blacklist salah maksudnya Blackat salah satu aktor utamanya." Lea memberikan sebuah skrip agar Ai mengambil kesempatan untuk bersaing dengan aktris besar.
Senyuman Ai terlihat, mengibaskan rambutnya memastikan jika dirinya akan bermain bersama aktor terkenal dan menjadi dirinya aktris yang hebat.
"Aku akan menggantikan posisi Blackat menjadi aktris utama yang menjadi incaran stasiun tv." Tatapan sinis Ai terlihat menatap aktor tampan yang sudah terkenal sejak dia remaja.
Aira tidak ingin bersembunyi lagi dari keluarganya, meskipun orangtunya belum memberikan izin. Ai akan membuktikan dengan tayangnya film pertamanya.
Rencana keberangkatan Ai akan diatur oleh Lea, beberapa tim khusus juga dibawa untuk melayani Ai agar layaknya artis terkenal karena Aira sudah populer, pengikut dan pengagumnya sangat banyak.
"Malam ini tidur di sini saja, kamu aman." Lea menunjukkan arah kamar, dan dia menyiapkan segala keperluan untuk keberangkatan mereka.
Pintu kamar terbuka, senyuman Ai terlihat menatap kamarnya yang penuh dengan potret dirinya. Lea memang penggemar pertama Ai, bahkan memilih bekerja di bagian agensi manajemen artis demi bisa mengikuti Aira suatu hari nanti.
"Aku sebegitu terkenalnya sampai memiliki penggemar rahasia." Ai tertawa melihat fotonya.
Secara tiba-tiba Aira melakukan siaran langsung di dalam kamar yang menjadi heboh karena di belakang Ai banyak potret Blackat.
Saat Ai melihat ke belakang cukup kaget karena banyak foto Blackat juga. Siaran langsung dimatikan, Aira mengumpat kasar memukul foto Blackat.
"Sebaiknya aku tidur, besok party ye." Mata Ai terpejam, langsung terjun ke alam mimpi.
Pintu terbuka secara tiba-tiba, Lea menarik tangan Ai untuk bangun karena dirinya sedang ada di trending hanya dalam waktu beberapa jam.
Perasaan Ai baru saja menutup mata, tapi secara tiba-tiba langsung masuk trending di beberapa sosial media.
"Pemberitaan kamu berpacaran dengan Blackat,"
"Gila! aku hanya live kurang dari satu menit. Jangankan pacaran, kenal juga tidak. Astaga pengemar aku dan Blackat akan berperang." Tangan Ai menepuk keningnya, mengecek ponselnya yang menayangkan banyak opini sehingga menaikan tayangan para akun gosip.
Kening Ai berkerut, merasa malu karena terang-terangan dirinya mengidolakan seorang aktor yang menjadi incaran banyak wanita.
Senyuman Lea terlihat, dia bisa memanfaatkan keadaan untuk mempermudah menaikan nama panggung Ai.
Pemilihan lawan main untuk film terbaru Blackat, bisa mudah Ai dapatkan hanya dengan pemberitaannya menjadi seorang penggemar. Ada beberapa akun yang mengatakan jika Aira dan Blackat sedang mempromosikan film terbaru mereka.
[Halo, saya manager Aira. Kirimkan saja proposal dan kita akan mempelajari terlebih dahulu. Terima kasih untuk tawarannya.]
"Siapa? kenapa tiba-tiba kamu langsung menjadi manager?"
"Diamlah, aku pastikan kamu mendapatkan peran di samping Blackat. Cukup ikuti audisi, lalu kita bisa syuting." Lea dan Aira lompat kesenangan akhirnya mereka bisa menjadi tim
Setelah penantian panjang akhirnya Aira akan memasuki dunia peran, menjadi seorang selebriti saja sulit mendapatkan dukungan dan pengemar apalagi seorang aktris.
"Sudah waktunya Adriana Aira melebarkan sayap untuk membuktikan kepada pengusaha, desainer, para aparat kepolisian, dokter, pengacara, calon jaksa, calon dosen sekaligus pengusaha, koki, dan kawan-kawan." Tatapan sinis dan licik terlihat, Ai lompat-lompat kesenangan.
"Siapa mereka semua?"
"Keluarga aku. Mami pengusaha, Papi kepala kepolisian, Kakak laki-laki Dokter, Kakak ipar koki, Kakak perempuan pengusaha, Kakak ipar lagi polisi dan satunya manusia jenius yang bisa merambat ke mana-mana bahkan hampir selesai S2. Banyak sekali keluarga yang memiliki gelar tinggi, mereka tidak menerima impian Aira menjadi aktris." Suara Ai mengoceh terdengar, telinga Lea sampai sakit mendengarnya.
Keluarga Aira memang bukan dari kalangan biasa, Aira satu-satunya beban keluarga yang memilik mimpi aneh sendiri.
Meskipun ditentang keras oleh keluarga, dia tetap tidak menyerah demi bisa menggapai mimpinya.
"Identitas keluarga kamu jangan sampai terekspos,"
"Pastinya, bisa putus leher aku digantung oleh Aliya." Tawa Ai terdengar menyebut nama Maminya.
Panggilan masuk di ponsel Aira yang merampas ponsel keponakannya. Kakak iparnya menghubungi meminta Aira mengembalikan ponsel Mora, dan akan diganti ponsel baru.
"Kamu mencuri Ai?"
"Tidak! aku hanya meminjam, tapi membawanya kabur." Senyuman Aira terlihat, meminta bantuan Lea untuk membawanya pulang ke rumah Kakak iparnya sekaligus meminta uang jajan.
"Kakak ipar kamu juga seorang koki, tidak sekalian minta makan?"
"Rencananya juga meminta makan, sekalian soalnya masakan dia enak sekali. Tidak heran anaknya mirip Hulk." Ai mengambil topi menutupi wajahnya, mengikuti Lea untuk pulang.
Tanpa disadari keduanya, seseorang melewati jalur lain. Ai dan Lea sudah melangkah pergi, sedangkan pintu kamar sebelumnya terbuka kembali.
"Leana! Lea, di mana kamu? dasar pengacau satu itu bukannya kuliah, tapi sibuk mengejar selebriti tidak punya bakat itu." Pukulan kuat di pintu, menatap foto Aira yang penuh di dinding.
Suara Blackat teriak-teriak terdengar sampai asisten rumah tangga menunjukkan mobil mewah Blackat sudah hilang dari parkiran.
"Lea!!!" teriakan menggema terdengar sampai keluar rumah.
***
Lanjut vote lagi.
like coment Dan hadiahnya.
Di depan gedung sudah penuh dengan pengemar, Ai dijaga oleh banyak bodyguard. Beberapa pengemar yang menarik baju, tangan sampai tekena cakaran.
Ai masih tersenyum manis, memaklumi antusias para penggemarnya yang memberikan banyak dukungan.
Tangan Ai melambai, teriakan histeris menggema di mana-mana. Senyuman manis yang membuat teriakan semakin histeris.
"Kak Ai, apa sekarang sudah siap untuk beradu akting?" beberapa wartawan mengajukan pertanyaan.
Banyak sekali pertanyaan, salah satunya soal Blackat yang digosipkan bermain bersama Aira.
"Saya belum bertemu langsung dengan dia, tapi yang pasti suatu kehormatan bagi saya jika bisa bermain bersama." Senyuman Ai terlihat, menundukkan kepalanya langsung masuk ruangan khusus.
Saat keadaan sudah sepi, tas langsung dilempar. Ai meneriaki bodyguardnya yang membuat tangannya terluka cakaran.
"Apa gunanya kalian digaji? kalian tidak tahu rasanya dicakar. Bodyguard tidak berguna ...."
"Jaga ucapan Ai, mereka sudah berusaha. Terima kasih semuanya, Ai hanya sedang lelah karena itu mudah emosi." Senyuman Lea terlihat, menggelengkan kepalanya melihat Ai yang marah-marah.
Beberapa orang yang mengenal siapa Aira sudah tahu sikapnya, di depan kamera dan penggemarnya dia bagaikan malaikat, tapi di belakang seperti boneka Annabelle.
Sikap kasarnya yang tidak menghargai, ucapnya yang tidak pantas. Ai tidak pandang usia dengan siapa dia berbicara.
"Ai, ubah sikap kamu jika ingin sukses di dunia selebriti yang sebenarnya. Apalagi orang yang ingin kamu saingi seorang Blackat." Tangan Lea mengusap punggung mencoba menenangkan.
Di tempat acara audisi, Ai melihat ratusan orang yang ingin menjadi pemeran pendukung, banyak juga aktris terkenal yang ikut berpartisipasi.
Beberapa aktris menatap Ai sinis, tatapan Aira jauh lebih sinis. Dia hanya ingin terkenal dan membuktikan kepada orangtuanya jika dirinya juga bisa membanggakan.
Jika soal uang, seluruh dunia tahu Aira tidak kekurangan. Dia sudah sejak lahir hidup dengan kemewahan.
"Bukannya kamu tidak tertarik dengan film?"
"Kapan aku mengatakannya?" Ai tersenyum langsung melihat ke arah aktris.
"Aira, kamu hanya memiliki banyak penggemar, tapi tidak ada bakat apapun." Seorang aktris terkenal juga muncul, menyindir Ai yang hanya mengandalkan pengemar.
"Apa Nona Lian juga sudah bagus aktingnya? jaga ucapan jika tidak ingin ada rumor, aktris bertopeng yang harus take bekali-kali." Suara Lea terdengar, menghela napasnya melihat Lian yang sombong.
Keberhasilannya hanya karena campur tangan orang tuanya yang memaksa sutradara, produser untuk menerimanya.
Berbeda dengan Aira, dia belum bermain film saja sudah terkenal di beberapa negara, memiliki banyak penggemar juga memiliki nilai positif bagi para pengikut akunnya.
"Apa bakatnya Aira?"
"Ai memiliki suara yang bagus, dia mampu berakting dengan ekspresi sempurna, model terkenal dan satu hal lagi Aira tidak menggunakan kekayaan keluarga untuk mempunyai nama yang diakui jutaan orang." Senyuman sinis Lea terlihat, tidak terima jika ada yang menjelekkan aktrisnya.
Pukulan meja terdengar, beberapa orang keluar meninggalkan ruangan aktris. Aira hanya tersenyum melihat Lea yang emosi.
"Kenapa kamu diam saja?"
"Dia melakukan siaran langsung, aku tidak ingin terlihat jelek di mata para pengemar." Tawa kecil Aira terdengar, meminta timnya segera memperbaiki make up-nya.
Berita Blackat juga akan bergabung dalam pemilihan lawan mainnya tersebar, Lea merasa ada yang tidak beres jika aktor sibuk masih punya waktu untuk sekedar melihat audisi.
"Kenapa kamu khawatir sekali? aku ingin melihat langsung wajah Blackat yang terkenal dengan ketampanannya seperti Om sugar hot." Tawa Ai terhenti saat seseorang masuk dengan wajah dingin.
Semua aktris yang ada di ruangan berteriak, langsung berdiri menyapa Blackat yang tersenyum kecil. Asisten pribadi Blackat meminta waktu ruangan dikosongkan dia ingin bicara dengan Aira.
Wajah Ai sedikit kaget, aktor paling sibuk memiliki waktu untuk menemuinya secara langsung, bahkan tanpa membuat janji.
Pintu tertutup, hanya ada tiga orang di dalam ruangan. Lea menatap sinis saat kursi ditarik untuk duduk mendekat.
"Ada apa gerangan seorang Blackat ingin bertemu?"
"Aku juga merasa ini membuang waktu, tapi kalian berdua harus diperingatkan." Nada dingin rasanya menembus telinga Ai dan manajernya.
Berita soal Aira yang melakukan siaran langsung harus dihentikan. Beritanya semakin besar sehingga menganggu pekerjaan Black. Dia tidak ingin terlibat pekerjaan apapun dengan Aira yang tidak memiliki bakat.
Selebriti yang hanya mengandalkan ketenarannya, menjadi seorang model jauh lebih cocok bagi Ai daripada beradu peran.
"Lakukan konferensi pers jika kamu tidak sengaja datang ke cafe yang memiliki banyak potret aku,"
"Kenapa tidak bekerja sama saja? bukannya kamu memiliki banyak tawaran bersama Ai. Ini sesuatu yang menguntungkan semua pihak." Lea melakukan penawaran dengan Black yang hanya tertawa menanggapi ucapan manager Ai.
"Kenapa aku harus mengorbankan nama aku yang terkenal, demi menarik dia ke atas? jangan harap aku akan menerima pekerjaan itu." Tatapan mata tajam terlihat, meminta Aira tahu diri jika mereka terlalu jauh.
Kepala Aira mengangguk, menatap punggung Blackat yang melangkah pergi meninggalkan ruangannya.
"Blackat sialan!" teriakan Lea terdengar.
Tawa Ai terdengar, dia menyukai pria menantang seperti Blackat. Dia menolak tanpa alasan, sesuatu yang membuat Aira penasaran.
Sikap dingin Blackat, juga matanya yang menolak menatap mata Ai. Mereka berdua baru pertama kali bertemu, tapi Black seperti menghindarinya.
"Kita lihat saja, apa yang akan aku lakukan kepada kamu, enak saja berani mengatur aku menjadi apa? bahkan keluargaku saja tidak mampu menghentikan, apalagi kamu aktor hitam." Batin Ai sambil mengagumi wajahnya sendiri di cermin.
Lea melangkah pergi, Aira membuka ponselnya. Melihat pemberitaan yang memang cukup menghebohkan.
Banyak aktris terkenal, tapi belum tentu memiliki banyak penggemar. Sedangkan Aira yang hanya menjadi model di beberapa bisnis yang baru bertahap naik, memiliki pengikut yang besar.
"Blackat, nama kamu saja terdengar seperti dunia kegelapan yang dihuni oleh aura kebencian, kebusukkan, dan menjijikan." Tawa kecil Aira terdengar mengejek Black.
"Apa yang Black katakan?" Lian berdiri di depan pintu menatap Aira serius.
Senyuman Aira terlihat, kedatangan Blackat secara pribadi hanya sekedar menyapa dan menyambut baik jika mereka bisa beradu akting.
Aira sangat malu, film pertamanya langsung bertemu dengan Black yang terkenal sebagai King perfilman.
"Kalian jangan cemas, aku akan tetap mengikuti audisi. Meskipun secara langsung Blackat meminta untuk langsung menjadi lawan mainnya. Aku tidak ingin dijadikan anak emas." Dengan ekspresi sombong dan angkuh, Ai memanasi gunung yang hampir meledak.
Aira langsung pamit, berjalan seperti model karena penampilannya memang sangat sempurna untuk seorang wanita.
Ai memiliki kecantikan, kepopuleran, juga kekayaan. Dia seperti seorang ratu yang membuat banyak orang Iri.
"Manusia berhati busuk, apa yang kalian sukai dari Blackat? dia hanya modal tampan, akhlaknya nol besar." Aira tertawa karena dirinya juga sama seperti Blackat.
***
jangan lupa like coment Dan tambah favorit
vote hadiahnya 💛
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!