Tangis Selvi akhirnya pecah,saat dia mendengar ucapan dokter uang mengatakan ayahnya menderita penyakit yang mematikan.Selvi tidak bisa berbuat apa pun pada saat ini karna dia tidak memiliki sesuatu yang berharga untuk di jual untuk membatu pengobatan sang ayah.
Selvi hannya bisa menagis,dia tidak punya keluarga untuk mengadu semenjak ibunya pergi meninggalkan mereka sepuluh tahun yang lalu dia tidak punya siapa-siapa lagi untuk mengadu.Selvi sangat ketakutan saat dia membayangkan kehilangan ayah tercintanya.
Saat itu seorang pria sedikit penasaran melihat tangisan Selvi dia sedikit merasa kasihan dengan wanita itu,tapi karna dia tidak tau harus berbuat apa dia akhirnya mengabaikan Selvi yang terus menagis.Saat akan memasuki mobilnya bara tiba-tiba ingat jika tuannya sedang mencari wanita yang bisa menemaninya dikala dia menginginkan.
"Apa yang terjadi denganmu,hingga kamu menagis di tempat ini? Apa kamu tidak malu menagis dilihat orang?" Selvi menoleh ke arah suara,lalu dia melihat seorang pria tampan sudah berdiri persis tidak jauh dari hadapannya.
"Maaf tuan." Ucap Selvi lalu menghapus air mata yang terus mengalir di wajahnya.Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia menjalani hidup tampa seorang ayah yang begitu dia cintai melebihi apa pun.
"Apa kamu sedang membutuhkan uang." Tanya bara langsung kepada intinya.Selvi melihat kearah pria lalu mengangguk dia sangat berharap ada keajaiban untuknya malam ini.
"Aku bisa membantumu,dengan satu syarat kamu harus bersedia menemani bos ku,di saat dia membutuhkan kehangatan." Ucap bara,tampa berpikir panjang Selvi langsung meraih tangan pria itu.
"Tuan saya bersedia, saya akan melakukan apa pun yang penting ayahku bisa kembali sehat seperti sedia kala." Ucap Selvi sambil memegang kedua tangan bara.Bara lalu membawa Selvi ke bagian administrasi lalu meminta semua nota biaya perobatan yang dibutuhkan oleh orang tua Selvi.
Setelah mendapatkan nota yang dia minta ,bara meninggalkan Selvi di rumah sakit dan dia kembali ke kantornya.Selvi terus memanjatkan doa supaya dia mendapatkan keajaiban malam ini.
*****"
"Berani-beraninya kamu ingin menghancurkan Bisnisku,apa kamu sudah bosan hidup? Bugg." Hariz langsung mendaratkan tendangan ke tubuh seorang pria yang sedang berjongkok di hadapannya.Pria itu langsung terjungkal dan hidungnya langsung mengeluarkan darah segar akibat benturan wajahnya kelantai.
"Ampuni aku tuan,beri aku kesempatan,sekali ini saja." Ucap Pria itu dan dia bersujud dihadapan Hariz berharap pria kejam itu memberinya kesempatan lagi.Dia bersalah kepada perusahan itu karna sudah lebih dari tiga bulan ini dia memanipulasi pengeluaran kantor hingga menimbulkan kerugian sampai miliaran.
"Bawa dia ke penjara lalu,rumah,mobil dan seluruh aset keluarganya ambil semua jangan ada yang sisa." Ucap Hariz lalu dia berjalan ke menuju kursi kebesarannya.Saat pria itu diseret dari ruangan direktur bara memasuki ruangan Hariz.
"Kenapa kamu langsung kesini? bukankah nenekmu sedang sakit?" Tanya Hariz.
"Maaf tuan tidak ada yang perlu di khawatirkan dari orang tua seperti dia." Ucap bara.Bara adalah asisten dari seorang pengusaha hebat.Dia sudah lama mengabdi kepada tuan Hariz pemilik perusahan tempatnya mencari uang.
Sementara itu Hariz Abraham adalah pria keturunan Indonesia-belanda.Ibunya berkebangsaan Belanda dan ayahnya seorang pengusaha hebat dari negara ini.Meskipun Hariz sudah berumur 33 tahun dia tidak pernah memikirkan untuk menikah.
Hariz adalah pria Casanova,dia begitu hobi membayar wanita-wanita cantik diluar sana untuk sekedar menemaninya tidur dan melepaskan hasratnya.
"Tuan aku ada wanita yang cantik untukmu,tapi kali ini dia sangat butuh uang tiga ratus juta untuk biaya pengobatan ayahnya,dia ingin menjual tubuhnya untukmu." Ucap bara secara langsung,hal seperti ini sudah hal biasa bagi bara,karna dia yang selalu mencari wanita untuk tuannya itu.
"Jika cocok bawa saja,sebelum membawanya kepadaku,silahkan urus orang tuanya sampai dia sembuh setelah itu baru kamu bawa dia kepadaku." Ucap Hariz.
*****
Selvi sangat bahagia,dia tidak bisa menggambarkan kebahagiannya saat melihat ayahnya kini kembali sehat seperti sedia kala.Dia langsung menghambur ke pelukan ayahnya saat dokter membawanya keluar dari ruangan operasi.
"Ayah aku sangat bahagia,akhirnya kita bisa kembali bersama."Ucap Selvi lalu memeluk erat ayahnya,dia harus menemui pria itu secepatnya dan mengucapkan terima kasih yang banyak kepada pria itu.
Setelah dua Minggu paskah selesai operasi Selvi sudah berencana menemui pria yang sudah membantunya dia tidak ingin ada masalah dengan orang yang sudah membantunya apa lagi pria itu sudah beberapa kali menghubunginya.
Selvi merasa beruntung karna ayahnya mau mengerti dengan keadaanya,Selvi langsung bicara jujur kepada ayahnya jika dia meminjam uang untuk biaya pengobatannya beruntung sang ayah tidak mencari tau lebih jauh tentang pinjamannya.
"Kenapa begitu lama,hampir saja tuan memasukkan mu ke penjara karna kamu terlalu lama mengundur waktu."'Ucap bara,dia sedikit kesal dengan Selvi karna sudah mengulur waktu begitu lama.
"Maafkan aku tuan,aku harus merawat ayahku,sampai dia benar-benar sembuh,sekarang saya sudah siap tuan." Ucap Selvi,sebenarnya dia belum tau jelas apa tugas yang akan diberikan bara kepadanya.Tapi dia sudah berjanji apa pun itu dia harus menerimanya.
Sebelum mereka pergi menemui Hariz,bara membawanya terlebih dahulu ke sebuah restoran disana dia memberikan selembar kertas.Selvi membacanya dengan saksama,dia cukup kaget saat tau jika dia bekerja sebagai pelayan seorang pria dia atas ranjang selama enam bulan.Selvu tidak banyak bertanya dia langsung menandatangani surat perjanjian itu,dia tidak ada pilihan lain lagi.
Intinya sekarang prinsipnya dia bisa hidup bahagia bersama ayahnya,sekalipun dia harus menjual tubuhnya kepada pria lain demi seseorang yang sangat dia cintai.
"Ayo cepat masuk tuan sudah menunggumu di dalam." Ucap bara,mereka memasuki sebuah hotel yang sangat mewah.Selvi begitu gemetaran ini pertama baginya memasuki ruangan yang cukup mewah.
Selvi sudah bisa membayangkan pria seperti apa yang akan dia temui,perut buncit,kepala botak,dan mungkin dia pria gila yang menyukai wanita-wanita muda.Selvi tiba-tiba saja merinding membayangkan pria itu.
Saat memasuki kamar hotel,selvi tidak melihat adanya orang di kamar tapi dia mendengar suara gemericik air dikamar mandi menandakan kalau di dalam sana ada orang.
"Kemana bara? bukan kah dia yang mengantar mu ke ruangan ini? Tanya Hariz, hampir saja Selvi berteriak saat melihat Hariz sudah berdiri di hadapannya dan hannya memakai handuk untuk menutupi bawahannya.Selvi langsung membalikkan badannya saking dia gemetaran ya dia tidak melihat Hariz sudah berada di hadapannya.
****bersambung****
Selvi tidak berani membalikkan tubuhnya,dia takut pria itu masih berdiri dibelakangnya,Seumur hidupnya ini pertama bagi Selvi berduaan dengan seorang pria di dalam kamar.
"A...a...aku...Ti...tidak tau tuan." Ucap Selvi dengan gugup.Hariz mengerutkan keningnya,dia kesal dengan wanita yang ada di hadapannya.
"Kenapa kamu harus membelakangi ku,begini caramu membalas Budi baik ku,apa kamu punya uang jika aku meminta uangku kembali " Ucap Hariz lantang,Selvi sangat ketakutan saat mendengar kata-kata pria yang menolong ayahnya.Dari mana dia punya uang membayar uang sebanyak itu,Dengan sangat hati-hati Selvi membalikkan badannya dan pelan-pelan mengangkat wajahnya melihat pria itu.
"Deg...Ternyata dia begitu tampan,dia bukan pria buncit dan botak seperti yang kupikirkan."Suara hati Selvi,dia sedikit merasa lega karna pria itu sudah memakai bajunya.
"Deg....Deg...Deg...Dia sangat tampan,bisa-bisanya pria setampan ini harus membayar wanita untuk tidur dengannya,bukankah banyak wanita yang mau menikah dengannya."Suara hati Selvi kembali.Jantungnya sangat bergetar hebat melihat ketampanan pria itu.
"Apa yang ada di pikiranmu hingga kamu terus berdiri disitu seperti orang bodoh,apa kamu kaget melihat ketampanan ku,pasti di pikiranmu kenapa orang se tampan aku harus membayar wanita begitu kan." Tanya Hariz langsung ke intinya,Selvi terkejut mendengar ucapannya.
"Apa dia bisa mendengar suara hatiku."Selvi terus diam tetapi di dalam hatinya begitu berkecamuk.
"Itu karna aku tidak ingin bertanggung jawab dengan wanita,aku begitu malas jika wanita membuatku repot apalagi sampai melarang ku untuk bermain dengan para wanita malam." ucap Hariz dengan gampang.
Selvi hannya bisa diam dengan ucapan Hariz,tidak heran memang jika pria banyak uang akan mudah bagi mereka untuk mendapat apa yang mereka mau,termasuk wanita.Hariz pria yang kaya,tampan pasti akan banyak wanita yang mengantri menjadi istrinya.Dan dia yang hannya orang biasa akan lebih baik sadar diri.
"Semoga saja enam bulan cepat berlalu agar aku bisa kembali bersama Ayah." Suara hati Selvi.
"Siapa namamu?"
"Selvi tuan."
"Kamu sudah menandatangani surat perjanjian kita,selama enam bulan kamu jadi pelayan ku di atas ranjang,dan pastikan kamu jangan sampai hamil,karna aku tidak menginginkan itu." Ucap Hariz.Selvi langsung menggeleng dia sudah mengantongi obat yang diberikan oleh asisten pria itu.
"Tuan apa aku masih bisa bekerja?" Tanya Selvi,dia tidak ingin meminta apa pun lagi dari pria itu,karna dia tidak ingin terlalu banyak utang,dia hannya berharap segera berakhir waktu enam bulan agar dia bisa mencari mimpi yang lain.
"Saya tidak peduli,yang aku tau kapan pun aku butuh tubuhmu kamu harus siap,dan hari ini kamu pindah ke apertemenku,karna aku tidak mau setiap menginginkan tubuhmu harus repot membawamu ke hotel ini.
"Baik tuan." Ucap Selvi dia sedikit merasa lega karna Hariz ternyata memberikan kebebasan kepadanya.
"Satu lagi,jangan pernah berhubungan dengan pria lain saat kamu masih berhubungan denganku." Ucap Hariz dengan sedikit tekanan.Selvi menyangupi permintaan Hariz,hal seperti itu bukan masalah besar baginya,karna Samapi hari ini dia sama sekali tidak pernah berpacaran.
Ayahnya selalu melarangnya berpacaran karna agama sangat melarang itu,padahal begitu banyak pria yang tergoda dengan kecantikan Selvi,bahkan gurunya dulu pernah jatuh cinta kepadanya tapi, Selvi selalu menolak dengan alasan bukan muhrim.
Selvi sedikit heran dengan Hariz seminggu sudah dia tinggal di apertemen pria itu,tapi sampai hari ini Hariz tidak pernah menemuinya lagi bahkan dia belum pernah menyentuh tubuhnya sama sekali.Selvi merasa sedikit bahagia dan dia sangat berharap Hariz tidak akan menemuinya sampai enam bulan kemudian.
Selvi sudah bekerja selama empat hari di sebuah restoran mewah,dia sangat bersyukur saat dia bisa di terima bekerja di tempat itu,Selvi akan kembali kerumah ayahnya jika dia punya waktu.
"Ayah...Ini aku bawa makanan untukmu,silahkan di makan ya,lihat tubuh ayah semakin kurus saja.aku sudah bekerja yah,ayah tidak perlu mengkhawatirkan aku.Ucap Selvi saat dia mengunjungi ayahnya sepulang kerja.
Setelah selesai membersihkan seluruh rumah dan belanja kebutuhan ayahnya Selvi meninggalkan rumah dan ayahnya,dia kembali ke apertemen Hariz.
Sesampainya di sana dia begitu heran karna di dalam rumah ada dua pasang sepatu yaitu sepatu wanita dan pria,Selvi sangat ketakutan dia takut jika maling memasuki apertemen itu.Dia langsung masuk kedalam tetapi anehnya ruang tamu terlihat kosong.Lalu dia masuk ke kamar dan dia begitu kaget saat melihat dua pasang manusia sedang melakukan hubungan suami istri di atas ranjang.
"Siapa kalian?kenapa kalian ada dikamar ku?" Tanya Selvi dengan mata ditutup dengan jari tangannya.Dia cukup malu melihat pemandangan yang ada di hadapannya.Hariz langsung mendorong tubuh Bella,tiba-tiba saja moodnya hancur saat melihat Selvi sudah berdiri di depan pintu.
"Harusnya aku yang bertanya kepadamu,kamu siapa tolol asal masuk ke kamar orang tampa mengetuk pintu terlebih dahulu." Ucap Bella,dia sangat kesal melihat kedatangan Silvi.Karna dia sudah lama tidak di ajak Hariz bermain.
"Maaf kak,aku tidak tau tuan sedang dikamar ini."Ucap Selvi,lalu dia keluar dari kamar itu dan berjalan ke arah dapur.
"Keluar,aku sudah tidak mood."Hariz langsung mengusir Bella pacarnya,wanita itu langsung memakai bajunya dengan wajah masam.Sebelum dia mencapai pintu dia kembali menoleh Hariz yang masih tiduran di ranjang.
"Apa kamu mengusirku karna wanita itu,kamu memang brengsek selalu saja mengutamakan wanita bayaran dari pada aku yang kekasihmu." Ucap Bella,Hariz mengabaikan ucapan Bella dia langsung mengusirnya dengan melambaikan tangganya.
Selvi mulai sibuk membersihkan apertemenya,tadi pagi karna dia terlambat bangun dia tidak sempat membersihkan semua ruangan itu.
"Kamu bekerja dengan pakaian seminim itu?" Tanya Hariz yang sudah berdiri di belakangnya dengan bersandar di dinding.Selvi terus melanjutkan pekerjaannya dia memang tidak sempat mengganti pakaiannya.
"Itu sudah dinas kami tuan,aku tidak bisa membantah." Ucap Selvi,Hariz memandangi tubuh Selvi yang sedang sibuk membersihkan ruangan itu.Sesuatu yang di bawah sana langsung membesar melihat tubuh seksi Selvi.Hariz langsung meraih tangan Selvi dan melempar peralatan kebersihan dari tangannya dan mendorong Selvi ke dinding.
"Kamu membuatku tiba-tiba menginginkanmu,berikan sekarang milik mu itu kepadaku."Ucap Hariz,lalu dia meraih dagu Selvi dan memandangi wajah cantik alami Selvi.
"Apa kamu sudah pernah berciuman dengan pria lain?" tanya Hariz,Jantung Selvi benar-benar bergetar dia sangat malu saat Hariz terus memandangi wajahnya.
***Bersambung****
Jantung selvi bergetar semakin hebat saat Hariz menekan tubuhnya ke dinding dan terus menatap wajahnya Tampa berkedip sedikit pun.Selvi yakin jika wajahnya sudah merah padam.
Hariz semakin menggoda Selvi,saat dia melihat Selvi yang salah tingkah.
"Apa kamu malu?" Aku melarang mu memakai pakaian minim seperti ini." Ucap Hariz,lalu melepaskan tubuhnya yang mengapit tubuh Selvi.
"Ini seragam kami di restoran." Ucap Selvi dia langsung membuka kulkas dan mendinginkan wajahnya yang sangat panas.
"Apa kamu harus memamerkan tubuhmu kepada semua pelanggan mu?" Tanya Hariz sedikit emosi.Selvi mengabaikan ucapan Hariz dia lalu berjalan ke kamar lalu berganti pakaian dia sedikit malas mendengar ocehan Hariz.
"Berikan aku segelas kopi." ucap Hariz,Selvi langsung mengangguk dan membuat kopi untuk pertama kalinya untuk Hariz.
Bella begitu emosi saat keluar dari apertemen Hariz,dia selalu menelan pahit karna ulah Hariz,kekasihnya.Mereka sudah pacaran hampir dua tahun tapi Hariz tidak pernah berniat untuk serius kepadanya.
"Siapa wanita itu,apa dia mainan barunya? selalu saja begitu,dia belum pernah merasakan di campakkan wanita hingga dia tidak menghargai ku sama sekali."Sungut Bella.Akhirnya Bella kembali ke apertemenya dengan membawa rasa kecewa yang selalu di gores kan Hariz untuknya.
Hariz masih saja sibuk menyelesaikan beberapa tugas yang belum sempat dia kerjakan di kantornya.Jika melihat dari cara kerjanya orang tidak akan ada yang tau jika hariz adalah seorang pria Casanova.Banyak saingan bisnis Hariz yang ingin menjebaknya dengan memberikan dia wanita tapi Hariz sangat menolak jika ada klien atau rekan yang ingin menyogoknya dengan memberikan dia wanita cantik.
Hariz memasuki kamar,dia melihat Selvi sudah tertidur pulas karna mungkin dia sudah sangat kelelahan.Karna tidak ingin menganggu nya Hariz menaiki ranjang dengan hati-hati lalu memeluk tubuh Selvi dan akhirnya dia juga tidur.
Tengah malam Hariz terbangun karna tiba-tiba dia merasa susah bernapas,saat dia terbangun dia begitu heran saat melihat Selvi sudah tidur di atas tubuhnya.Pantas saja dia begitu sesak untuk bernapas.Pelan-pelan dia mendorong tubuh Selvi ke sampingnya lalu dia turun dari ranjang karna merasa tenggorokannya sangat kering.
Hariz kembali menaiki ranjang dan tidur di samping Selvi,dia menatap wajah Manis Selvi,dia sedikit heran sudah hampir dua minggu Selvi di apartemennya tapi sampai malam ini dia belum pernah sama sekali menyentuh tubuh wanita yang ada di hadapannya.Tiba-tiba pikiran kotor Hariz bersarang di kepalanya dia mendekati wajah Selvi lalu mendaratkan ciuman di bibir mungil itu.Merasa kurang puas dengan sangat hati-hati dia membuka kancing baju Selvi hingga terlihat dada yang begitu menggairahkannya.
"Tubuhnya cukup menantang,ini sungguh membuat kepalaku pusing." Ucap Hariz pelan,dia tidak ingin menganggu Selvi akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk menyentuh Selvi malam ini.Setelah rasanya kepalanya mulai tenang akhirnya dia kembali memeluk tubuh Selvi dan tidur bersamanya.Tampa sengaja tangannya menyentuh bokong Selvi yang begitu menggoda membuatnya kembali frustasi,ingin melakukannya tapi dia sedikit kasihan kepada Selvi karna mungkin besok wanita itu akan kembali bekerja.Karna tidak ingin otaknya kembali terpancing Hariz membuka jendela lalu menenangkan pikirannya.
Selvi Bagun saat dia mendengar suara alarm Dari jam weker yang ada di sampingnya,saat dia membuka mata alangkah kagetnya dia saat Hariz memeluk erat tubuhnya.Dengan kasar dia melepaskan tangan hariz yang memeluk tubuhnya.Dia mulai sadar dan teringat semalam jika pria itu sedang berada di apertemen ini.
"Aahh,aku lupa jika aku punya utang kepadanya,dan aku juga lupa kalau aku tinggal di apertemenya,dasar bodoh sudah bagus pria itu belum menyentuhku sampai hari ini."Ucap Selvi,akhirnya dia beranjak ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri.
Saat dia hampir berangkat Hariz langsung bangun dia kembali mengomentari pakaian yang di kenakan oleh Selvi.
"Kamu tetap memakai baju kurang bahan ini apa kamu sedang menggoda pria-pria disana?" Tanya Hariz dengan sedikit sinis.Selvi tidak suka jika pria itu terlalu ikut campur masalah pribadinya,dia sadar jika dia punya utang tapi tidak seharusnya dia ikut campur untuk semua urusan pribadinya.
"Aku memang punya utang kepadamu,tapi nga seharusnya urusan pribadiku juga kamu urusi,aku juga nga akan peduli urusan pribadinya."Jawab Selvi dengan ketus,dia begitu kesal Karan masih pagi pria itu sudah menganggu nya.
Hariz langsung emosi mendengar ucapan Selvi,dia tidak terima dengan ucapan Selvi dia langsung mencengkram dengan kasar tangan Selvi lalu membawanya ke ranjang.Lalu mendorong tubuh Selvi ke atas ranjang dan menindihnya dengan kasar.
"Ingat tubuhmu ini milikku." Ucap Hariz lalu dia langsung mendaratkan ciuman di bibir Selvi.Tidak puas sampai disitu dia membuka kancing baju Selvi lalu mulai menyentuh bagian sensitif milik Selvi.
Selvi benar-benar sangat marah saat Hariz memaksanya untuk melayaninya pagi ini,dia sadar jika itu memang tugasnya tapi dia melakukannya dengan sangat kasar dan di waktu yang tidak tepat.
"Jangan buat aku marah."Ucap Hariz lalu kembali memakai bajunya dan keluar dari kamar.Hariz berniat mengantar Selvi ke tempat kerjanya karna hari sudah semakin siang dia sedikit kasihan kepada Selvi kalau harus menunggu angkutan umum.
Melihat Selvi masih belum keluar akhirnya hariz menghampirinya ke kamar.Dia sedikit heran karna wanita itu masih terbaring lemah di atas ranjang.
"Ayolah aku akan mengantarmu." ucap Hariz,mendengar ucapan Hariz Selvi langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Keluarlah aku tidak akan bekerja hari ini,aku sudah mendapat ijin dari bos." Ucap Selvi,Hariz menghela napas panjang.Akhirnya dia meninggalkan apertemenya menuju kantor.Walaupun dia seorang pria yang suka bermain-main tetapi, jika mengenai pekerjaan dia akan selalu mengedepankan nya.
Selvi menagis histeris di kamarnya saat dia kehilangan sesuatu yang di jaganya selama ini,dia tidak menyangka Hariz akan mengambil mahkotanya di pagi hari ini.Akhirnya dia memutuskan untuk tidak masuk kerja hari ini karna dia merasakan sakit di seluruh tubuhnya lalu dia mengirimkan pesan kepada bosnya agar mereka tidak menunggunya hari ini.dia merasakan sakit yang luar biasa disekitar area sensitifnya ketika dia sedang membersihkan tubuhnya.
Dari kejauhan Selvi melihat ayahnya yang sedang duduk di teras rumahnya.Tampa sadar dia meneteskan air matanya.
"Aku sudah melakukan hal yang benar.Aku tidak masalah mengorbankan tubuhku demi orang yang begitu kucintai.Ayah semoga kamu sehat dan panjang umur maafkan aku yang sudah mengecewakanmu." Ucap Selvi lalu menghapus air matanya dan pergi menemui ayahnya.Hari ini dia sengaja ijin karna dia sangat ingin bertemu dengan ayahnya.
****bersambung****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!