Tap..Tap..Tap..
suara langkah Aira terus menyusuri lorong dimana dirinya harus bisa segera keluar dari tempat dimana dirinya akan di jadikan istri Kedua dari seorang laki laki tua bertubuh gempal.
Ya,,
Aira tidak tau jika dirinya ternyata sudah di jadikan bahan penukaran uang oleh Paman dan Bibinya yang tega menjualnya hanya demi uang.
" Woii.. jangan lari kamu "
terdengar suara beberapa orang yang terus mengejarnya.
dengan berusaha lari dengan hati yang terus berdoa Aira mencoba mencari jalan keluar, Tamat riwayat nya jika dia bisa tertangkap oleh mereka dan sudah pasti malam ini dia akan menjadi istri dari laki laki tua itu.
" aaaaaa "
Brukk..!!
Air menabrak seseorang yang entah dari mana datangnya, dia sendiri tidak melihatnya.
" Aira,, "
Aira menoleh,,
Dia menggeleng,, mereka sudah sangat dekat.
" Ma- maaf " Ucapnya dengan kembali akan berlari namun matanya melirik dimana laki laki yang di tabrakannya malah menahan tangannya.
" Tu- tuan,, Tolong lepaskan tangan saya.. Saya harus segara pergi, mereka semakin dekat." Ucapnya dengan napas yang sudah terengah.
Aira semakin menggeleng kala mereka semakin dekat, bahkan tangannya masih saja di genggam erat oleh laki laki itu.
" Tuan Saya Mohon,, lepaskan saya "
Aira kembali memohon, bahkan dengan mata yang mulai berkaca kaca.
" Mau kemana kamu Aira " Ucap Mereka yang kini sudah berada di depannya.
Aira menggeleng..
tamat sudah riwayat hidupnya sekarang, dia harus menerima kenyataan pahit jika dirinya akan di jadikan istri oleh laki laki tua itu.
" Tidak,, Aku tidak mau.. " Ucap Aira dengan berusaha melepaskan genggaman tangan di pergelangan nya.
" Kamu,, Berikan Gadis ini kepada kami.. "
" Silahkan saja,,"
Aira menggeleng saat malah laki laki itu akan menyerahkan nya,,
bahkan dia pun telah melepaskan genggaman tangannya..
" Ayo ikut Kami,, Tuan sudah menunggu kamu"
Aira menggeleng,,
Dia kembali menatap laki lakinya bertubuh tinggi berharap dia akan membantu nya.
" Aira.. jangan membuat Tuan menunggu. Ayo ikut Kami."
Aira langsung di seret oleh mereka,, Matanya terus menatap Laki laki yang juga tengah menatapnya.
" Tunggu " Ucapnya membuat Aira merasa lega.
" Mau apa kamu, Jangan pernah mengganggu kami. "
" Tuan,, Tolong Saya.. saya tidak mengenal mereka dan,-
" Diam Kamu Aira."
Sebuah bentakan membuat Aira terdiam dengan air mata yang terus mengalir.
" Lepaskan gadis itu. "
Deg..!!
Aira mendongak,,
Dia berharap jika dia bisa lolos.
" Hahaha.. Siapa kamu "
" Lepaskan gadis itu, Atau Kalian,-
" Lepaskan,, Dia adalah istri dari Bos kami."
" Bukan,, Saya tidak mengenal mereka apalagi Bos mereka."
" Diam "
Aira kembali terdiam dengan menahan pergelangan tangan nya yang terasa perih.
" Dia adalah wanita saya,, Lepaskan atau kalian,_ "
" Hahahaha,, "
" Kalian,, Serang dia "
Aira menggeleng kala beberapa orang menyerang laki laki itu.
Dia sangat takut, Bahkan dia harus memejamkan matanya.
Pertama kalinya dia harus melihat orang berkelahi di depannya.
" Sial.. " Ucap Laki laki yang menahan tangan Aira.
Aira berjongkok dengan menutup telinganya, bahkan dia memejamkan matanya dengan air mata yang terus menetes di wajahnya.
Hingga,,,
setelah beberapa lama..
Dia merasa seseorang berjalan mendekat, dia menggeleng.
" Tolong lepaskan Saya.."
" Buka mata kamu."
Deg..!!
Aira terdiam, Dia berusaha membuka matanya. .
Di lihatnya semua orang tergeletak di lantai, matanya kembali menatap laki laki yang tengah berdiri di depannya tanpa terluka sedikit pun.
laki laki yang sudah menolongnya.
Dia berusaha bangkit, Namun pandangan nya kabur, kepalanya sangat pusing hingga semua pandangan nya gelap.
Bruk.!!
Tubuh Aira terjatuh dengan berhasil di tangkap laki laki itu,,
" Hei.. Bangun "
" **** "
----------------------------------------------
***Hai.. Hai..Hai...
I'am Come Back again dengan karya terbaru aku yang entahlah mudah - mudahan bisa menjadi salah satu Novel Favorit kalian sama hal 'y dengan Novel² aku yang lain..
Pasti banyak yang tanya,,
kemana nih dua bulan ini, Kenapa gak nongol, kenapa gak lanjut cerita lama, kenapa?? kenapa?? dan kenapa ??
Wait aku perjelas semuanya Okeii..
Jadi,,
Kemana dua bulan ini, kenapa aku seakan ngilang..
sebenarnya bukan ngilang atau kemana,, Aku gak kemana kemana Sayang..
cuma lagi berada di fase dimana tubuh tidak bisa bersahabat, Asam lambung aku kambuh dan itu sulit buat aku bisa mikir, harus ekstra istirahat total belum lagi kerjaan di dunia nyata yang membuat aku sulit halu bareng kalian.
tapi,, Alhamdulillah keadaan aku sudah sangat membaik dan bisa kembali berkumpul, halu, juga bercerita bareng kalian semua.
And ,,
No two...
Buat Cerita Cerita lama aku, Insya Allah bakal aku lanjutin lagi,,
Kalau yang tanya,,
Cerita Adam dan Hana gimana ???
Okeii,,
Adam dan Hana Mohon Mu'uph Aku terpaksa hapus karena tadinya sudah ada cerita yang matang, Tapi ya,, Itu tadi karena kondisi yang tidak memungkinkan membuat aku hapus hapus novel itu.
Aku minta maaf kalau bikin kecewa kalian..
Dan,,
Cerita Ini..
Nathan dan Aira,, Cerita yang aku buat baru dan mudah - maudahan bisa di terima kalian, bisa menjadi Novel favorit kalian, bisa menjadi teman baca kalian semua.
Aku juga minta tolong, Aku minta bantuan kalian buat terus suport, like , komen dengan Novel novel aku semua termasuk Nathan dan Aira.
but,,,
Dari tadi kok jadi aku yang curhat sendiri..
okeii..
gimana kabar kalian, tetap stay save, jaga kesehatan, Udara yang sedang tidak memungkinkan, siang yang terasa panas dan malam yang sangat dingin membuat tubuh tidak menentu.
Vitamin terus untuk menjaga daya tahan tubuh kita,,
Salam hangat, salam sayang dari aku..
Encha..
Untuk kalian semua kesayangan aku..
Love you All***..
Aira mengerjakan matanya,
dilihatnya ruangan yang sangat asing dengannya.
" Dimana Aku " Ucapnya memegang kepalanya yang masih terasa pusing namun dia teringat sesuatu hingga dia berusaha bangkit.
" Aww... " Rintih nya..
" Syukurlah Anda sudah sadar Nona "
Aira menoleh saat mendengar suara seseorang, Seorang laki laki Tua yang tersenyum menatapnya.
" Ma- Maaf saya harus segera pergi " Ucap Aira menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.
" Ta - tapi Nona ,-
" Saya tidak mau menjadi istri Bos Kalian, Saya harus pergi. "
" Kembali ke Tempat tidur .! "
Deg..!!
Aira terdiam dan menatap suara laki laki yang berdiri di hadapan nya.
laki laki yang telah menolongnya.
" Saya harus pergi " Ucapnya
" Kembali ke Tempat tidur atau Saya akan mengantarkan kamu di tempat mereka."
Aira menggeleng..
dia sudah sangat senang bisa terlepas dari mereka.
Dengan langkah kembali dia naik ke atas ranjang, wajahnya terus membungkuk.
Aura seram dengan wajah yang sangat menakutkan laki laki itu terus menatap Aira.
" Tuan "
" Siapkan makan untuknya "
" Baik Tuan "
Aira mengernyit,,
sebenarnya siapa laki laki itu, kenapa dia baik dengannya bahkan sudah membantunya.
" Sebenarnya siapa mereka dan kenapa kamu bisa berurusan dengan mereka."
" Em,, Mereka,-
" Apa kamu berhutang dengannya dan tidak bisa membayar hingga kamu akan di jadikan,-
" Bukan seperti itu,,-
Aira berbicara tegas, namun kemudian kembali menunduk..
" Ma- Maaf " Lirihnya karena tatapan laki laki itu sungguh sangat menakutkan.
Tok..Tok..Tok..
" Tuan,, Makanan sudah siap."
Aira menatap laki laki itu yang hanya mengangguk dan berjalan keluar.
" Nona,, Silahkan Makan "
" Terima kasih Pa "
Aira menatap makanan di depannya,,
makanan yang sudah sangat lama dia tidak bisa menikmati nya.
makanan dimana dulu dia bisa menikmati bersama orang tuanya, namun setelah kepergian mereka Aira hanya bisa makan dengan Nasi dan tempe saja.
itu juga jika Paman juga Bibi nya bersedia memberi nya.
selama ini, dia hidup bersama mereka namun dia seakan seperti seorang pembantu.
Dia harus bekerja dari pagi hingga sore dan membersihkan rumah mereka, menyiapkan makanan untuk mereka.
" Nona,, Kenapa Anda malah menangis "
Aira menggeleng dan menyeka air matanya,,
Sesak ,, perih rasanya mengingat semua yang telah terjadi dengannya..
Seharusnya dia masih kuliah dan hidup bak seperti teman temannya.
Namun kenyataannya, dia harus hidup menderita setelah kepergian orang tuanya.
" Tidak " Ucap Aira tersenyum.
" Saya tinggal keluar, jika Nona membutuhkan sesuatu bisa panggil saja Saya."
" Pa ,,- " Panggil Aira.
" Panggil Saya Aira saja " Lanjutnya
" Baik Non Aira,, Saya Seno "
Aira tersenyum..
menampilkan gigi putih rapi dengan gigi gingsul nya yang membuatnya semakin terlihat cantik.
Seno berjalan keluar dan membiarkan Aira di kamar.
Sementara Aira menikmati makanan, Dia pun sebenarnya sangat merasa lapar.
Dari semalam dia belum makan apa pun dan harus bekerja pagi pagi hingga kejadian siang tadi yang membuatkan pingsan.
Di dalam sebuah ruangan dengan tatanan rapi, buku yang tersusun rapi di rak nya, Meja dengan nuansa klasik, Tembok dengan cat berwarna abu terlihat lah seorang laki laki berdiri menghadap jendela kaca besar yang menampilkan keindahan kota.
Kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celananya,,
Tok..tok..tok..
" Permisi Tuan,, Anda memanggil Saya " Ucap Seno.
" Apa dia sudah makan " Ucapnya tanpa menoleh.
" Sudah Tuan,, "
" Saya minta kamu Cari tau apa yang telat terjadi dan segera laporkan semua."
" Baik Tuan."
Seno kembali keluar dan membiarkan Tuanya berada di sana.
Untuk pertama kalinya,,
Tuan membawa seorang perempuan ke rumah setelah kepergian Nyonya besar juga Tunangan Tuan.
Bahkan,, Selama itu Tuan sama sekali tidak mau dekat dengan seorang wanita..
namun Nona Aira..
Dia telah membuat Tuan kembali,,
Seno tersenyum.
Dia telah bekerja lama dengan di sana.
bahkan semenjak Adanya Tuan Pratama.
Nathan Adi Pratama..
Dia lah pewaris tunggal perusahaan ternama dengan berbagai cabang, Dia harus meneruskan Perusahaan yang telah di bangun Orang tuanya dari Nol hingga kini.
10tahun yang lalu,,
Nathan harus ikhlas dengan kepergian Ayahnya karena sakit Jantung yang di deritanya, namun di saat dia mulai bisa ikhlas Ibu bahkan Tunangannya pun harus kembali meninggalkan nya setelah dua tahun kepergian Ayahnya.
keterpurukan meliputi Nathan,,
hingga dia berusaha bangkit dengan Seno yang berusaha terus berada di sampingnya, Seno sudah berjanji untuk menjaga Nathan.
Bahkan semenjak kelahiran Nathan,,
Pratama sudah meminta Seno untuk tetap bekerja dengannya walau nanti dirinya sudah tidak ada lagi.
Aira yang telah menyelesaikan makannya ,,
dia membawanya keluar.
Dia tidak mau menyusahkan orang di sana, bahkan dia pun berencana untuk berpamitan karena tidak mungkin dia terus berada di sana .
" Nona Aira " Ucap Seno saat melihat Aira berjalan
" Pak Seno,, "
" Biar Saya saja Nona,, "
Seno mengambil nampan yang Aira bawa.
Aira tersenyum dan mengangguk.
" Ada Apa Nona Aira, seperti nya Nona ,-
" Dimana Tuan Anda , Aku akan berpamitan dengannya. "
Seno tersenyum,,
Walaupun penampilan Aira sangat sederhana, namun terlihat jelas jika Aira bukan gadis seperti lainnya.
Aira terlihat sangat polos, bahkan mungkin jika gadis lain yang di bawa Tuannya ke rumah akan bertahan bahkan melakukan sesuatu untuk bisa terus berada di sana bahkan untuk bisa menjadi pendamping Tuannya.
Berbeda dengan Aira, yang terlihat sangat sederhana juga baik.
" Pak Seno,, - Ulang Aira saat Pak Seno hanya diam.
" Tapi Tubuh Nona,-
" Aku sudah baik baik saja,. bahkan sudah makan banyak tadi." Ucap Aira dengan senyuman manisnya.
" Ehem "
Aira juga Seno menoleh saat melihat Nathan yang berjalan mendekat.
" Tuan " Ucap Seno
Aira membungkuk,,
dia masih takut menatap Nathan yang begitu menyeramkan.
" Permisi Tuan " Ucap Seno berjalan meninggalkan mereka.
Nathan mengangguk dan berjalan mendekati Aira yang masih menunduk.
" Kenapa kamu keluar."
" Sa- saya sudah tidak apa apa dan saya ,-
" Pulang "
Aira terdiam,,
" Pulang untuk menyerahkan diri kamu kepada mereka."
Aira menggeleng..
" Tuan , , Saya mohon jangan bawa saya ke tempat mereka, Saya mohon."
Nathan terdiam..
di saat melihat wajah Aira bahkan mata yang berkaca mengingatkan dia kepada Jesika Tunangannya yang telah meninggal.
wajah yang sangat mirip,,
mata,hidung hingga semua yang ada pada wajah Aira begitu mirip dengan Jesika.
Nathan mengerjapkan matanya,,
" Kembali masuk kamar atau Saya akan benar benar membawa kamu kembali ke tempat itu."
Nathan berjalan meninggalkan Aira yang masih berdiri mematung di sana dengan air mata yang menetes di wajahnya.
Nathan mengusap wajahnya dan menatap wajahnya di depan cermin.
terdiam,,
dan matanya menatap dimana terlihat sebuah foto gadis sangat cantik tengah tersenyum.
Dialah Jesika, Gadis yang begitu dia cintai ya bahkan mereka sudah bertunangan bahkan semua persiapan pernikahan sudah siap namun sebuah kecelakaan terjadi hingga membuat Jesika harus pergi meninggalkan dirinya.
Suara teriakan, Dengan benda yang terdengar sengaja di lempar terus terdengar di salah satu rumah kawasan yang terbilang cukup mewah.
Ini lah rumah dimana Aira selalu di perlakukan tidak baik oleh Paman, Bibi juga sepupunya.
Di paksa bekerja keras untuk kebutuhan mereka walau sebenarnya masih ada Perusahaan keluarga yang sekarang di kelola oleh Pamannya sepeninggalan Ayah Aira.
" Dasar Gadis tidak tau di Untung, seharusnya sekarang kita bisa mendapatkan uang dari Tuan Hendra,, Awas saja kamu Aira "
" Bagaimana ini Pa,, Pasti Tuan Hendra akan sangat marah dengan kita."
Semua terdiam,,
Mereka sudah mencari keberadaan Aira namun hingga saat ini belum tau dimana dia dan bagaimana keadaannya.
Sementara Orang suruhan Hendra terus datang untuk mencari Aira.
Berbeda dengan mereka yang terus mencari keberadaan Aira..
Sang empunya nama,
Kini berada di sebuah rumah mewah, namun dia sendiri merasa tidak nyaman dan ingin rasanya segera bisa keluar dari sana.
Tok,, Tok,,Tok,,
" Permisi Nona,, " Ucap Seno membuka pintu kamar.
Aira menoleh dan tersenyum..
" Pak Seno,, Ada apa ?? apa Aku sudah bisa keluar, Aku sungguh tidak betah berada di sini."
Seno tau bagaimana Aira,,
Dia pasti sangat bosan di sana apalagi suasana rumah yang sangat asing bagi Aira namun dirinya sama sekali tidak bisa mengijinkan Aira keluar karena semua tetap harus dengan ijin Tuan mereka.
" Pak Seno?" Ulang Aira karena tidak mendapatkan jawaban.
" Maaf Nona,, Tapi Saya tidak bisa mengijinkan Non Aira keluar sebelum Tuan memberikan perintah."
Aira menghela napasnya,,
Dia bersyukur bisa lolos dari jeratan laki laki tua itu namun dia malah harus berada di rumah orang Asing yang sama sekali tidak dia kenal.
walau memang dia di perlakukan sangat baik namun dia merasa tidak nyaman.
" Tapi Nona bisa menanyakannya langsung kepada Tuan "
Aira mendongak,,
sedikit harapan baginya, mungkin saja jika dia bicara baik baik dia akan bisa keluar dari rumah itu.
" Dimana Tuan sekarang,, Apa Aku bisa menemuinya ?"
Seno mengangguk..
" Bisa antar saya menemui nya ?"
" Silahkan Nona."
Aira mengangguk dan beranjak turun, dia berjalan mengikuti Seno yang berjalan lebih dulu menyusui lorong rumah mewah nan megah.
Hingga mereka sampai di depan sebuah ruangan, Dengan pintu yang tertutup rapat dan tinggi.
Seno menatap Aira yang masih terdiam.
" Tuan sedari tadi berada di dalam, Silahkan Nona bisa masuk untuk menemui nya"
Aira mengangguk dan Seno yang berjalan meninggalkan nya.
Jantung nya berdetak kencang, antara rasa takut, bingung harus bagaimana dia bicara dengan laki laki di dalam yang sangat tegas, galak juga dingin.
Ceklek..
Aira langsung mendorong saat Pintu terbuka, terlihat sosok tubuh tinggi kekar dengan wajah yang juga menatapnya.
" Kamu,, ?" Ucap Nathan
" Ma- Maf Tuan " Aira hanya bisa berucap Maaf seraya menunduk.
Dia tidak berani mengutarakan nya.
" Ada apa ?" Lanjut Nathan tau apa yang ingin Aira katakan.
" Sa- Saya Mohon ijinkan Saya pulang ke rumah."
Aira berbicara dengan terus menunduk tanpa berani menatap mata elang yang berada di hadapannya.
Nathan menghela napasnya..
Sebenarnya,,
Tidak ada Hak baginya menahan Aira di sana, siapa dia dan mereka tidak saling mengenal sebelumnya.
Namun,,
Wajah Aira yang begitu mirip dengan mendiang Jesika membuat nya menginginkan nya tetap berada di sana.
" Apa kamu begitu ingin Pulang ?"
Aira memberanikan diri mendongak untuk menatapnya.
" I- iya Tuan"
" Kamu bisa pulang besok." Ucap Nathan dan langsung meninggalkan nya.
Aira membulat kan matanya,,
bersyukur karena bisa keluar dari rumah itu, walau memang sebenarnya dia merasa sangat takut untuk kembali pulang.
Karena sudah pasti Paman juga Bibi nya akan marah dan bisa jadi mereka kembali akan mengantarkan dirinya kembali ke Rumah Laki laki Tua itu.
Nathan kembali ke dalam kamarnya,,
Melepaskan Jas yang masih melekat di tubuhnya, Melingkis kemeja putih panjangnya..
terdiam,,
mengingat keinginan Aira untuk kembali pulang,
dia sudah tau semua tentang Aira termasuk kejadian di Hotel saat itu.
"Jadi, Kamu mau kembali ke rumah yang sudah seperti neraka untuk kamu..
Sebenarnya apa mau kamu Aira, keluarga yang sama sekali tidak menginginkan kamu, dan hanya menyiksa bahkan menjual kamu tapi kamu masih ingin kembali kepada mereka."
Pikiran Nathan terus bercampur tentang Aira, gadis yang tidak sengaja bertemu dengannya..
" ****,, Kenapa Saya malah memikirkan dirinya..
terserah dia mau kembali ke rumah nya dan kembali menjadi budak keluarganya.
siapa dia,,"
Nathan mengusap wajahnya kasar dan berjalan menuju Kamar mandi.
Di basuh nya seluruh tubuh polosnya,,
Memejamkan matanya, bayangan Jesika kembali teringan di benaknya..
Jesika yang sangat manja dengan nya, Kedekatan mereka, hingga rencana pernikahan yang sudah di depan mata namun semua harus hilang begitu saja.
Namun,
tiba tiba bayangan dimana wajah Aira muncul,,
membuat dirinya segera membuka matanya..
Sementara Aira sudah kembali di kamarnya,, Dia merasa lega akan pulang ke rumah nya, rumah dimana dia tinggal dari dulu, Walau Paman dan Bibinya tidak baik kepadanya namun setelah kepergian kedua orangtuanya hanya mereka lah keluarga yang dia miliki sekarang.
" Tas aku,, semua ketinggalan di hotel waktu itu bahkan semua dompet dan ponsel aku di dalam tas itu.
Sudah pasti,, Kak Adi khawatir mencari keberadaan aku."
Aira menghela napasnya,,
Selama ini,
Dia bekerja di tempat dimana Adi bekerja, di sebuah Cafe.
Adi membantu nya bisa bekerja di sana, dan selalu baik dengannya.
" Nona Aira " Ucap Seno menatap Aira yang sedari tadi diam saat dirinya terus memanggil nya.
" Pak Seno,, Maaf Pa.. " Ucapnya tersenyum.
Seno tersenyum dan mengangguk..
" Tuan sudah berada di meja makan, Silahkan Nona turun untuk makan "
Aira mengangguk,,
" Sebentar Pak Seno "
Aira beranjak turun dan mereka berjalan turun.
Tap..
tap..
tap..
langkah Aira terhenti saat matanya menatap dimana Nathan duduk di sana.
Napasnya beras,,
Jantungnya berdetak kencang,,
Seharusnya dia menolak untuk makan malam bersama laki laki itu,,
tapi,,
Dia pun merasa tidak sopan karena selama di sana semua baik kepadanya termasuk Pak Seno.
" Apa mau terus berdiri di sana."
Deg..!!
Aira tersadar saat mendengar suara berat dari laki laki di depannya.
dengan kembali melangkah turun Aira menghampiri nya,,
Dia pun duduk di sana dengan mata yang hanya bisa menunduk.
Seno yang sudah berdiri di sana pun segera mengambilkan makan untuk Tuannya..
" Nona Anda,-
" Aku ambil sendiri,, Terima kasih Pak Seno "
Seno mengangguk dan kembali berdiri di sana.
Sementara Aira mengambil Nasi , sayur juga lauk untuknya.
Tidak ada suara di sana, hanya sendok dan garpu saja yang terdengar.
suasana yang sangat Canggung bagi Aira, Rasanya semua makanan yang dia makan sangat sulit di telan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!