Di sebuah kampus ternama
"Misi misi misi awas! mau lewat!" Seorang gadis berjalan dengan tergesak-gesak.Tiba tiba gadis itu menabrak tubuh mungil wanita berhijab syar'i, membuat wanita itu terjatuh dan buku yang di pegang nya pun jadi berantakan.
"Hey! apa kau tidak mendengar ku?" teriak Zaira kesal.
"Maaf," ucap wanita yang di tabrak Zaira.
"Sudahlah Zaira, kamu duluan Sayang ya! Kamu kan sudah terlambat?"
Lelaki tampan hidung mancung dan berkulit bersih itu membantu wanita itu merapikan buku yang berantakan di lantai.
"Ayo A Ezra! Ngapain kamu bantuin dia? Antar aku ke dalam," ucap Zaira sambil menarik tangan lelaki tampan yang di panggil Ezra itu.
"Mbak, maaf ya?" ucap Ezra yang di paksa meninggalkannya karena tangannya sudah di tarik Zaira.
"Mmm."
Wanita itu hanya menggumam sambil terus mengambil buku bukunya.
"Zahwa, kau tidak apa apa?" tanya sahabatnya.
"Nggak papa kok.
Tap tap tap
Ezra dan Zaira sudah sampai di depan kelas Zaira.
"A Ezra, nanti jemput aku jam 1 siang ya? emch daaah," ucap Zaira.
"Baiklah, aku akan mengantar Ummi dulu ke kantor," jawabnya.
Zaira pun kiss jarak jauh. Pengennya kiss jarak dekat, tentu saja Ezra tidak akan mengizinkan.
Wanita rambut panjang dan mungil itu pun berlari kecil menuju kelasnya.
Ezra berbalik dan kembali ke parkiran mobil, dia masih melihat pundak Zahwa yang masih merapikan buku dan kertas yang berserakan, Ezra pun sengaja mencari jalan pintas lain karena merasa tidak enak hati, yang penting tadi dia sudah minta maaf, mungkin itu yang ada di pikirannya.
"Hufs, Zaira slalu bersikap manja dan susah di atur, kalau dalam beberapa bulan ini dia masih seperti ini, dan aku tidak bisa merubah perilaku dan gaya berpakaiannya, tentu Ummi dan tante Zila akan marah besar dan tak akan merestui kami," gumam Ezra sambil mengendarai mobilnya. Tak terasa dia pun sudah sampai di rumah megahnya.
"Assalamualaikum, Mi! sudah siap?"
Tampak Mita baru keluar dari kamarnya dengan baju syar'i nya yang panjang juga kerudung lebarnya.
"Waalaikumsalam," sahut Umminya.
"Kamu udah nganterin Zaira? gimana kabarnya? udah lama nggak pernah mampir kemari tu anak!" ucap Ummi.
Tentu saja Ezra yang tak mengizinkan Zaira untuk berkunjung, karena pakaian Zaira yang masih tidak menutup aurat.
"Iya Mi, alhamdulillah baik, dia lagi sibuk mengerjakan tugas kuliah Mi, sama kayak Ezra juga," jawab nya.
"Oooh, ayo!"
Mereka pun berangkat menuju kantor Mita, karena ada pertemuan dengan rekan bisnis hari ini.
Sesampai di halaman parkir Ezra memarkirkan mobilnya.
"Assalamualaikum, Mbak Mita," sapa Shaina yang juga datang mewakili Rangga Linggar Grup.
"Ya, kamu sudah datang? ayo kita ke atas!" ajak Mita.
"Bentar Mbak! aku mau beres beres berkas dulu, Mbak duluan aja!"
Mita dan Ezra pun duluan ke ruangan meeting.
"Ezra, dia tadi mama Zahwa lho, Zahwa yang pernah aku ceritain ke kamu!"
ucap Mita saat berada di dalam Lift.
"Oooh, masih terlihat cantik, walau sudah tua." ucap Ezra memuji.
"Tentu saja, dulu tu ya, suaminya tergila gila padanya, Oh iya, anaknya si Zahwa lebih cantik lagi, kalau kamu mau, nanti mama lamar dia untukmu. Hi hi," ucap Mita
"Ah Ummi, aku 'kan sudah bilang, aku udah punya gebetan," jawabnya.
"Pacaran itu di larang lho Nak, kalau kamu udh yakin, biar aku lamar aja si Zaira gimana?" tawar Mita lagi.
"Belum Mi, masih pendekatan aja, lagian dia juga masih kuliah semester 5. Ezra juga belum selesai Skripsi."
Mereka pun sampai di ruangan Mita yang luas dan nyaman.
"Terserah kau lah, tapi jangan macem macemin anak orang ya Z'ra!" pinta Mita.
"Iya Mi, Ezra janji kok! Ezra nungguin Ummi di sini saja, selesai Meeting kita ke tempat Tante Zila kan?" tanya Ezra
"Iya Sayang, baiklah Ummi pergi dulu."
Ceklek
Bruk.
Selepas kepergian Mita.
"Siapa wanita yang di tabrak Zaira tadi ya? dia sangat sopan dan sabar, walau sudah di tabrak pun dia tak marah, saat di maki dia tetap diam, jauh dari Zaira yang slalu marah marah dan manja, hufs, namun walau bagaimana pun, Zaira tetap nomor satu di hatiku, mudahan gadis itu akan berubah aamiin."
Ezra membatin sambil tersungging sedikit senyum di bibirnya.
...***...
"Kak Zahwa, kenapa kakimu? kok jalannya pincang?" tanya Yola adik tirinya yang baru datang dan tak tau masalahnya.
"Nggak papa, tadi jatuh saat berjalan, kepleset," sahut Zahwa.
"Kok nggak hati hati sih?" ucap Yola.
"Tadi ada yang nabrak kakak Loe! udah nabrak, trus marah marah aja nggak karuan, kalau aku yang di tabrak pasti udah ku tonjok tu orang," ucap Hani sahabat Zahwa.
"Aaah kayak nggak tau kak Zahwa aja, dia tu emang super sabar, udah ah, biar aku yang nyetir, ayo pulang!" ajak Yola.
Mereka pun pergi meninggalkan kampus.
"Mama, siang ini minta di jemput 'kan? karena papa ada bisnis ke luar kota." ucap Zahwa.
"Iya sekalian aja kita tungguin di kantin depan gedung itu. Katanya anak Bos gedung itu sangat tampan lho kak! bahkan ketampanannya mengalahkan pangeran arab hi hi, katanya siiih," celoteh Yola.
"Hust, nggak boleh ngomongin cowok, nanti penasaran trus pengen lihat, nanti malah jatuh hati dan bikin hati cenat cenut kan dosa," ucap Zahwa.
"Ah kakak nggak usah muna deeeh, nggak papa 'kan sebelum ada yang punya?" sahutnya lagi.
Mereka sudah sampai di halaman gedung perusahaan Mita. Yola memarkirkan mobilnya dan berjalan ke kantin yang ada di halaman gedung.
"Lho! itu kan wanita yang tadi di tabrak Zaira? mau apa dia ke mari?" Ezra yang kebetulan makan siang di kantin itu pun tak sengaja menatap wajah cantik Zahwa. Karena memang duduknya menghadap pintu kantin.
"Kak , beneran lho kalau nanti ketemu anak Bos gedung ini, jangan berani natep lho! nanti malah jatuh cinta hi hi," ucap Yola saat melewati Ezra.
Anak bos gedung ini? apa yang dimaksud adalah aku?
Lirih hati Ezra. Ezra tanpa sadar menyunggingkan senyum sambil menunduk.
Ezra yang sengaja menundukkan wajahnya takut Zahwa mengenalinya itu bertanya tanya, apakah yang di maksud mereka adalah dirinya?
"Ah Yola apaan sih? lagian mana ada anak Bos yang doyan sama cewek kayak aku ini? Level anak Bos itu ya pasti cantiiik, seksiiiii, berkelas, Lha kita? ayo ah, kita makan! udah lapar, jangan kebanyakan menghayal ah."
Zahwa dan Yola duduk di belakang Ezra. Ezra yang mendengar pembicaraan mereka pun tersenyum tipis karena merasa geli.
"Yeee siapa tau aja kan? kalau memang tipenya kerudungan cap dus, aku duluan ya ha ha ha," canda Yola sambil tertawa kecil.
"Iya iya,"
Mereka menikmati hidangan yang di makan dengan lahapnya. Selesai makan Zahwa pun ingin membayar.
"Bi berapa semuanya?" tanya Zahwa.
"Udah di bayar Nona, sama anak Bos pemilik gedung ini?" jawab bibi pemilik warung.
"Ha??? maksud Bibi, Bos pemilik gedung ini membayar makanan kami?" Yola menjadi kaget begitu juga Zahwa.
"Nah tu kan, dia pasti mendengar semua pembicaraan kita tadi, haduuuuh, emang tadi ada ya lelaki ya duduk di dekat kita?" tanya Zahwa panik.
"Bi anak Bosnya cowo apa cewe?" tanya Yola.
"Anak Bos mah cuma Satu Non, ya cowo lah, emang kalian nggak kenal? tapi dia tadi bilang sekalian bayarin teman saya yang meja itu? masa nggak kenal?"
Tanya bibi bingung.
"Ya udah Bi, makasih."
Zahwa tak ingin berlama-lama, dia pun mengajak Yola keluar dari kantin tersebut. Mereka berdua memasuki lobi gedung.
Sementara Ezra sengaja duduk di pojokan di ruangan lantai utama, sambil memainkan HPnya dan menunduk.
"Isst, malu-maluin aja, masa kita tadi habis ngerumpi nggak karuan malah orang yang kita gosipin ada di situ? emang tadi kita ngomongin apa aja ya?" Tanya Zahwa.
"Nggak ngomongin yang jelek jelek kok, cuma bilang kalau dia itu tampannya mengalahkan pangeran Arab, cuma gitu doang kok, pantesan dia n'traktir kita, sudah di puji setinggi langiiit ha ha." Ucap Yola lagi.
Sekali lagi Ezra tersenyum mendengar celotehan dua perempuan itu.
"Kita naik yuk! kita liat liat ke atas!" ajak Yola
"Nanti Mama malah nyari in, kita tunggu di sini aja ya !" ucap Zahwa.
"Mama 'kan bisa nelpon kita Kak!" ucap Yola lagi.
"Baiklah kalau begitu, ayo!"
Zahwa dan Yola memasuki Lift.
Tap tap tap
Seet
Sesaat sebelum pintu hampir tertutup Ezra memasukkan satu kakinya.
Zahwa dan Yola terkejut dan spontan juga menatap Wajah tampan Ezra
Jreng jreng jreng
Hati Yola langsung cenat cenut menatap wajah ke arab arab an itu. Sementara Zahwa hanya menatap terpana.
BERSAMBUNG....
Yola dan Zahwa saling berpandangan. Mereka pun menepi untuk memberi tempat pada lelaki tampan itu. Zahwa pun dengan cepat menundukkan pandangannya sambil beristigfar.
"Boleh aku ikut?" Tanya Ezra.
Namun sebelum mendapat jawaban, Ezra sudah nyelonong masuk. Zahwa tentu saja tidak ingat kalau lelaki ini yang telah membantunya sedikit membereskan bukunya, karena waktu itu Zahwa hanya menunduk sambil memunguti buku bukunya.
"Hust...Kak, apakah dia anak Bos yang di maksud?" Bisik Yola pada Zahwa.
"Hmm." Zahwa hanya mengangkat kedua bahunya. Sementara Ezra yang berada di depan mereka hanya tersenyum tipis sambil memasang tajam kedua telinganya.
"Kalian mau ke lantai berapa?" Ezra berpaling dan langsung menatap wajah cantik Zahwa sambil bertanya arah tujuan mereka.
"Ke atas," Jawab Zahwa spontan dan masih menundukkan pandangannya, Sementara Yola tak berkedip memandang wajah tampan itu.
"Cantik." Gumam Ezra tanpa sadar.
"Hah?" Zahwa pun menengadah kaget karena mendengar pujian itu. Namun Ezra sudah membelakanginya karena merasa keceplosan.
Ist kenapa aku jadi begini ya?
Bathin Ezra berontak.
"Tuan mau kemana?" Tanya Yola yang memang agresif di bandingkan Zahwa.
"Aku?" Ezra menoleh sekilas, lalu kembali ke posisi semula menghadap pintu Lift.
"Iya anda? mau siapa lagi? kita kan cuma bertiga," Ucap Yola.
"Sama kalian." Jawabnya.
"Ooh."
Pintu Lift terbuka mereka bertiga pun keluar. Zahwa dan Yola bingung mau ke mana, karena mereka tidak tau tempat itu. Sedang Ezra terus berjalan menuju ruangan Ummi nya, dan menghilang di balik pintu.
"Lelaki tadi pasti karyawan di sini, kenapa kita tidak tanya ruangan meeting saja?" ucap Yola.
"Biar kita tunggu di sini saja, itu ada kursi."
Zahwa dan Yola pun duduk di Kursi sambil melihat lihat Fb mau pun chat masing masing. Setelah 40 menit berlalu.
"Sayang, kalian di sini?" Ternyata Shaina sudah selesai Meeting.
"Mama, udah selesai?" Tanya Zahwa sambil berdiri, sementara Yola masih duduk dan menyelesaikan membalas chat seseorang.
"Heyyyyy, Zahwa. Kamu cantik sekali Nak! maasyaa Allah, Shaina, dia sangat mirip denganmu." Ucap Mita memuji Zahwa. Spontan saja Yola merasa tidak di hargai karena memang posisi dia duduk dan Mita tidak terlalu memperhatikan, dia mengira Yola adalah orang lain.
"Ah, Mbak Mita bisa aja, oh ya Mbak, kami pamit dulu."
Zahwa pun salim dan cium tangan, Mita berjalan menuju ruangannya melewati Yola, sekali lagi Yola tak di hiraukan, karena Mita memang tidak menatapnya.
"Ayo!"
Akhirnya mereka pun turun dan pulang.
Sementara Mita di ruangannya.
"Sayang... kamu kok di sini terus, nggak jalan jalan kek, atau apalah?" Ucap Mita pada Ezra.
"Sudah Mi, bahkan tadi udah ke kantin juga karena merasa lapar," Jawabnya.
"Oh ya? kamu ketemu gadis cantik nggak? tadi anak tante Shaina ada di gedung ini lho!" Ucap Mita.
"Sama siapa?" Tanya Ezra, walau pun sebenarnya penasaran, namun dia berusaha biasa saja.
"Sendirian, dia mau jemput mamanya," Jawabnya.
"Oooh, kirain?"
"Kenapa?" Mita penasaran.
"Oh nggak." Ups keceplosan.
Berarti wanita tadi bukan Zahwa, mereka kan berdua, pasti anak rekan bisnis Ummi yang lain.
Batinnya.
"Emang hari ini Ummi ketemu rekan bisnis dari mana aja sih?" Tanyanya.
"Banyak, ada 8 rekan Bisnis Ummi, emang kenapa?" Tanya Mita.
"Nggak Mi. Ayo!"
Ezra pun berdiri mengajak pulang Mita.
Mereka pun menuju parkiran dan melaju menuju Kastel Izzam.
...***...
"Zahwa, jangan lupa besok pulang lebih cepat ya, karena Bima dan keluarganya akan ke mari untuk melamar," Ucap Fathir pada anak pertamanya itu.
"Insyaa Allah Pa, cuma nganter berkas aja kok sebentar, mudahan tidak terjebak macet," Sahutnya.
Zahwa pun masuk kamar dan menyiapkan pakaian ganti. Dan kemudian mandi. Selesai mandi, dia pun bersantai.
"Kak, besok aku nggak kuliah, libur, jadi kakak aja yang ke kampus." Ucap Yola.
"Ooh, iya."
Zahwa pun berbaring menunggu azan magrib sambil melihat chat yang belum dia sempat balas hari ini.
"Kak Zahwa akan menikah, trus bekal tinggal sama mertua atau mencari rumah baru?" Tanya Yola.
"Nggak tau Dek, mungkin akan serumah karena Dia anak tunggal, itu sih kata Mama."
"Zahwa... Yola, ada tante Mita nih." Ternyata Mita mampir saat pulang kerja.
"Iya Ma. Dek ayo!" Ajak Zahwa.
"Nggak ah, kakak aja, bilang kalau Yola mau mandi," Jawabnya.
Tentu saja Yola tidak mau menemui Mita, tadi saja dia tersinggung karena tidak di perdulikan Mita.
Zahwa pun keluar dan menuju ruang tamu.
Jantung Ezra berdebar kencang, entah mengapa, tiba-tiba dia merasa grogi sendiri saat menatap wajah Zahwa.
"Kau?"
Ezra terpana saat melihat kecantikan alami Zahwa yang mengenakan daster panjang dan juga kerudung instan bertali kebelakang.
"Tuan?" Ucap Zahwa juga kaget.
Sementara Mita dan Shaina hanya saling pandang. Ezra benar benar terpana dengan kecantikan alami Zahwa, dia hanya memandang tanpa berkedip.
Apakah wanita ini yang pernah ingin di jodohkan Ummi padaku?
Lirih hati Ezra.
"Hemmmm ehemmm."
Ummi nya sengaja batuk buatan agar menyadarkan Ezra dari keterpanaannya.
"Apakah kalian saling kenal?" Tanya Shaina heran, karena dia merasa tidak pernah membawa Zahwa bertemu Mita sebelumnya.
"Mmm itu.... " Zahwa dan Ezra sama sama menjawab dengan jawaban yang sama. Membuat kedua ibu mereka saling pandang dan tersenyum.
"Kami bertemu di gedung waktu menjemput mama tadi," Ucap Zahwa.
"Ooooh, jadi kalian ketemu di kantor?" Tanya Mita
"Iya Tante," Jawab Zahwa.
"Sebenarnya aku pengen berbesan dengan mu Shaina, namun apa daya anak anak muda sekarang susah di atur, ha ha ha." Ucap Mita sambil tertawa kecil.
Sekali lagi Ezra merasa bergetar, tak bisa di bohongi setelah tau kalau wanita yang beberapa kali di temui nya tanpa sengaja itu, adalah orang yang ingin di jodohkan mamanya dengan dirinya.
"Iya mbak, oh iya, esok acara lamaran Zahwa dengan anak pak Subroto, kalau tak ada halangan bolehlah mbak datang untuk menjadi bagian keluarga kami, nemenin aku menghadapi tamu yang akan melamar Zahwa," Ucap Shaina.
"Uhuk uhuk." Ezra kaget dan terbatuk-batuk saat mendengar Zahwa akan di lamar.
"Z'ra, kenapa sih? pelan pelan minumnya!" Ucap Mita.
"Iya Mi," Ezra pun mengambil Tissue dan ngelap dagunya yang penuh air, sementara Zahwa diam diam cuma tersenyum. Namun tanpa sengaja Ezra memandang senyum manis Zahwa yang membuat dirinya semakin terhanyut.
"Insyaa Allah Shain, kalau tidak ada halangan ya, Ezra! besok kamu ada acara?" Tanya Mita.
"Nggak Mi, cuma masih nyiapin skripsi aja,"
Jawabnya.
"Kalau begitu temenin Ummi ke mari lagi ya! sekalian kamu nanti temenin calon nya Zahwa ," Pinta Ummi nya.
Spontan Ezra kembali menatap Zahwa.
"Iya Miii." Sahutnya loyo.
BERSAMBUNG...
"Waaaah bekal duluan nimang cucu nih hi hi." Canda Mita pada Shaina.
"Nggak kerasa ya, anak anak udah pada besar dan sebentar lagi menikah, aku bahkan kadang belum percaya ini, serasa baru kemaren dia nangis minta beli in ini itu, eeeh sekarang udah mau nikah aja, ha ha ha." Shaina pun tertawa kecil merasa lucu dengan yang barusan dia ucapin.
Sementara Ezra entah mengapa perasaan nya tiba tiba kurang enak dan bad mood sendiri.
"Mi, maaf Ezra ada kerjaan, apa Ummi masih lama di sini? nanti biar Ezra jemput kembali aja!" Tanyanya.
"Oh baiklah, kita ke rumah Tante Zila aja, Shaina, makasih jamuan nya ya. Kami pulang dulu," Ucap Mita pamit
"Iya Mbak, sama sama, jangan lupa besok jam 9 ya!" Pinta Shaina lagi.
Mereka pun keluar dan di antar oleh Shaina juga Zahwa sampai depan teras rumah.
Ezra pun menatap wajah cantik Zahwa dari kaca Spion tanpa berkedip. Pemandangan itu tak luput dari pandangan Mita Ummi nya.
Sementara Zahwa juga baru menyadari tatapan Ezra di detik terakhir saat mobil itu akan berangkat.
Kenapa sih tu cowok, natap aku kayak mau nelan aja?
Batin Zahwa.
"Ehemmmm, yaaaaah duluan orang deh meminang mantu idaman." Goda Mita sambil menatap lurus ke depan.
"Apaan sih Mi? lagian kan Ezra udah punya calon sendiri, kaya zaman siti Nurbaya aja." Ucapnya.
"Kamu nggak nyesel kan nolak tawaran Ummi kemaren? Zahwa itu sangat cantik, selain ramah dan cantik, dia juga ahli ibadah lho, tahajud nya nggak pernah bolong kecuali kalau lagi berhalangan ." Ucap Ummi nya lagi.
"Mmm, Ummi ah, ya nggak laaaah."
"Tapi kok kayak nggak ikhlas gitu ngomongnya?" Goda Mita lagi.
"Au ah, udah ah Mi, godain terus napa?" Ezra benar benar bad mood.
Mita terdiam dan menatap wajah anaknya.
Jangan jangan dia udah ke centul Zahwa beneran nih?
Bathinnya.
"Tapi bener kan kamu nggak papa heh? kalau kamu emang suka sama Zahwa, biar mama lamar Zahwa malam ini juga, biar nggak keduluan orang heh?" Tanya Ummi nya serius.
"Ih Ummi ngapain sih? kan orang udah bilang duluan, lagian Ezra nggak papa kok, Ezra kan udah ada Zaira Mi....udah ah Ummi aneh aneh aja."
Mereka pun sampai di halaman Zila yang luas dan asri.
"Kakaaaaaaak." Teriak Aisya sambil berlari menyongsong kedatangan Ezra dan Mita.
"Aisha hati hati!" Teriak Zila melihat tingkah anaknya itu.
"Auuuu." Aisha menabrak Abi nya yang baru keluar dari dapur, sedang Aisha baru turun tangga.
"Aishaaaa. Iiih anak ini, ada apa sih?" Hanan pun bingung dengan tingkah anak gadisnya itu.
"Tuh, ada Kak Ezra Bi... Aisha kan lama nggak ketemu, Kak Ezra sibuk terus sama kak Zaira, sampai lupa pada adik kesayangannya ini."
Jawab Aisha cemberut sambil memegangi pergelangan kakinya yang terasa nyeri.
"Lagian anak gadis ngapain sih lari-lari nggak nengak-nengok dulu! kalau ini di pinggir jalan raya kamu pasti udah penyek kaya peye jadi remahan gitu." Ucap Hanan lagi merasa sedikit kesal punya anak gadis sembrono.
"Kak Ezra kok loyo, ada apa?" Aisha pun duduk di sofa dekat Ezra.
"Baru patah hati kaleee, jangan di ganggu!" Goda Mita lagi, membuat Ezra tak karuan rasa.
Sebenarnya ada apa sih denganku, kenapa aku merasa nggak seneng dan nggak karuan gini sih?
Batin Ezra.
"Apa Kak Zaira mutusin kakak heh?" Tanya Aisya penasaran.
"Nggak laaah, mana mungkin cowok seganteng aku ini di putusin cewek ha ha ha." Ezra pun berusaha menghibur dirinya sendiri.
"Zil, Zahwa anak Fathir besok bekal di lamar lho! katanya anak Pa Subroto yang kaya raya itu lho, beruntung sekali lelaki itu, Zahwa sangat sopan dan sholehah." Ucap Mita.
"Si zahwa yang cantik kayak aku masih muda dulu?" Ucap Zila pede.
"Ah Ummi bisa aja, lebih cantikan aku kaleee, ha ha ha." Aisha pun tertawa dengan memuji dirinya sendiri.
"Sombong!" Canda Ezra sambil terus memandangi Hpnya.
Mereka pun membicarakan majlis yang sedang di isi Zila, dan Mita sebagai donaturnya. Tak terasa sudah sejam lebih mereka kompromi.
"Kami pulang dulu ya! Assalamualaikum" ucap Mita
"Wa alaikum salam," Balas Zila.
"Kak, jangan menyerah, kalau dia jodoh kakak, pasti kakak bisa ngendapetin nya hi hi." Bisik Aisha.
"Apaan sih Aish, nggak lah."
"Mungkin saja kakak naksir Zahwa yang katanya cantiknya kaya akkyuuu hihi." Cerucus nya lagi.
Mereka pun pergi meninggalkan kediaman Zila.
"Hufs sangat melelahkan hari ini, Ummi mau tidur dulu ya!" Mita pun menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dan terlelap seketika.
...***...
"Mah, untuk apa perjodohan ini? apakah hanya untuk memperkuat bisnis kita saja?" Tanya Bima kepada mamanya yang sedang menyiapkan hidangan untuk di bawa ke rumah Shaina.
"Tidak sayang, aku ingin kau punya masa depan yang cerah dan bahagia, kau akan menikah dengan Zahwa yang agamanya sudah tidak di ragukan lagi," Jawab mamanya.
"Tapi aku belum siap ma, aku masih ingin terbang ke alam bebas, tidak ingin terikat dengan siapa pun." Ucapnya lagi.
"Emangnya kau burung, terbang, terbang kemana emangnya?" Mamanya malah bertanya balik.
"Itu hanya kiasan mah, aku ini punya banyak pacar dan selingkuhan di setiap kota, mengapa mamah tidak mengerti." Protes Bima langi.
"Itu hanya pacar, bukan istri, papah mu juga punya banyak pacar, tapi setelah menikah dengan mama, dia meninggalkan semua wanitanya begitu saja, aku harap kau juga begitu!"
"Mah, baiklah, kalau itu kehendak mama, tapi jangan salahkan aku kalau ini akan membuat mamah kecewa." Ucap Bima lagi, sambil meninggalkan ruangan keluarga.
"Kalau kau macam-macam, maka kau tidak akan dapat warisan apa pun, mungkin saja Papamu akan memanggil anak terdahulunya lagi, apa kamu mengerti?" Gertak mamahnya lagi.
"Ada apa sih mah, kok brisik amat?" Pak Broto yang baru datang dari bekerja pun mendengar perdebatan ibu dan anak itu dari luar pintu rumah.
"Itu anakmu...e..e....eeh kau mau ke mana Bima?" Tiba tiba Bima keluar membawa Jaket dan kunci motornya.
"Mau jalan malam ini maaaah, biar besok bisa fress lagi," Jawabnya.
"Jangan kemalaman, nanti ngantuk dan kesiangan bangunnya," Ucap mamahnya.
"Iya..." sahutnya.
Bima pun meluncur menemui teman temannya di tempat mangkal biasa. Di perjalanan, tiba tiba motornya ada yang nyenggol dari belakang.
"Maaf tuan, aku kurang konsentrasi." Ucap seorang wanita berkerudung yang terlihat cantik.
"Yaaa... kenapa kau menabrak motorku? yaaah lecet deh motor baruku," Ucap Bima merasa kesal.
"Ya maaf, aku kan sudah minta maaf baik baik, ya aku akan mengganti nanti, tapi sekarang aku nggak punya uang nih, lagi buru buru," Ucap gadis itu.
"Baiklah, berikan no Hpmu, jangan bohong!" Ucap Bima.
"Iya.bla.bla.bla..."
"Nama?" tanya Bima.
"Yola." Jawabnya
BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!