NovelToon NovelToon

Penjara Cinta Dua Anak Mafia

Nekad

Steven Smithson harus menerima pil pahit akibat penyerangan yang dilakukan oleh musuh mereka Black Eyes, tak hanya memporak porandakan markas Red Eyes.Namun, Red Eyes juga harus takluk terhadap Black Eyes. Karena sebuah konspirasi, Red Eyes pun dibuat tamat oleh pesaingnya.

Dampak dari kejadian tersebut membuat Steve mengalami kebangkrutan, kehilangan jabatan dan kedudukannya, Bahkan ia dan keluarganya sempat jadi gelandang. Selain itu, Steve harus kehilangan calon anak mereka akibat sebuah insiden yang diduga aksi balas dendam terhadap Steven oleh musuh-musuhnya.

Dendam Steve, tak hanya pada anggota Black Eyes, Ia juga memiliki dendam personal tersendiri terhadap Andre Williams Adam. Karena dendam tersebut, Steve bersumpah untuk menghancurkan Andre dan seluruh keturunannya.

Steve dan Donald Harisson coba mendirikan organisasi baru Bernama Iron Eyes, mereka menggabungkan beberapa geng mafia kecil untuk bersatu melawan Black Eyes, salah satu gengs mafia terkuat saat ini.

***

Rayyan Aqila Dirgantara, anak seorang dari pengusaha sukses bernama Andre Mahesa.

Kakek Rayyan bernama Adam Williams, adalah seorang pria tangguh pendiri organisasi mafia terbesar di dunia, yang bernama Black Eyes. Sampai saat ini, meski telah tiada, nama sang kakek tetap memiliki pengaruh besar, begitu pun dengan ayahnya. Anggota Black Eyes, tetap tunduk perintah Andre Mahesa, atau lebih di kenal dengan Andre Williams Adam.

Setelah enam tahun sekolah di pesantren milik kakek buyutnya dan tiga tahun menyelesaikan program S1 jurusan manajemen bisnis.

Saat ini Rayyan bermaksud untuk melanjutkan S-2nya di kota New York.

***

Rayyan, menghampiri kedua orang tuanya yang tengah berbincang bersama saudara kembarnya yang biasa di panggil dengan Raya. Rayyan mendaratkan bokongnya di samping Raya untuk ikut ngobrol bersama mereka.

"Kalian berdua, akan daddy amanahkan satu perusahaan. Daddy ingin lihat kompetensi kalian berdua dalam memimpin perusahaan . "

"Siap daddy! Aku akan yakin di bawah kepemimpinan ku, perusahaan daddy akan semakin berkembang dengan pesat, " cetus Raya dengan penuh keyakinan.

" Yakin banget kamu. "

Rayyan mencebirkan bibirnya pada Raya, walaupun sebenarnya ia yakin jika saudara perempuannya tersebut memang memiliki kemampuan.

" Yakin lah. Harus itu. Iya kan daddy? "

Andre tersenyum raya mengacungkan jempolnya.

" Harus itu, baiklah. Raya sudah setuju, sekarang bagaimana dengan kamu Rayyan? "tanya Andre sambil mengalihkan pandangannya ke arah Rayyan.

" Aku mau melanjutkan kuliah saja. "

"Oke gak masalah, kamu bisa kuliah sekaligus mengurusi perusahaan Daddy. "

" Tapi aku ingin kuliah di Amerika Serikat, tepatnya di kota New York. " Rayyan menatap Andre yang terlihat kaget karena ucapannya.

" Kenapa harus di kota New York, Rayyan?  Kau bisa kuliah di mana saja, asal jangan negara bagian Amerika."

Rayyan menatap kearah Andre semakin lekat

" Apa salahnya aku melanjutkan kuliahku di New York. Aku sudah berada di pesantren selama enam tahun, aku juga sudah mengikuti program S1 jurusan management bisnis, persis seperti yang daddy inginkan. Sekarang aku ingin melanjutkan kuliah di sana, kenapa tidak boleh? "

Rayyan sebenarnya tahu apa yang menyebabkan Andre melarangnya melanjutkan kuliahnya di negri paman Sam tersebut.

Jangankan untuk menimba ilmu, Andre meminta keluarganya untuk menghindari destinasi di daerah tersebut. Hanya dirinya yang boleh berpergian kenegara yang kini di kuasai Iron Eyes tersebut.

"Tidak Rayyan! Kau tahu sendiri alasan daddy kenapa. Negara itu di kuasai kelompok baru. Jika mereka tahu kau berada dan tinggal di sana, kau pasti akan celaka! Daddy tak mau terjadi sesuatu padamu. "

" Tapi Daddy! aku akan menyembunyikan identitas ku.Selama ini kita telah berkeliling dunia, tapi kenapa kita semua tak boleh menyentuh benua Amerika? "Rayyan memprotes.

" Sekali tidak, ya tidak Rayyan! daddy tak akan setuju! apa kau tak ingat peristiwa penembakan yang terjadi pada mommy?! Daddy tak ingin peristiwa itu menimpa mu! "

Andre sedikit meninggikan nada suaranya.

" Daddy peristiwa itu sudah lama terjadi, aku bukan pengecut Daddy! Aku ingin berkuliah di sana! Jika Daddy tak menginginkan, maka aku tetap akan nekat pergi! " Rayyan langsung berdiri.

Raya dan Mayang hanya menyimak perdebatan sengit dua generasi tersebut.

"Rayyan! ini bukan soal pengecut atau tidak! Disana markasnya para musuh daddy! Bagaimana jika mereka tahu jika kau putra daddy! mereka tak akan memberi mu peluang untuk hidup! "

" Aku sudah dewasa daddy! aku bisa menjaga diriku sendiri. "Rayyan segera pergi meninggalkan Andre.

"Rayyan! Rayyan! Daddy belum selesai bicara! " teriak Andre tapi Rayyan tak perduli.

" Dasar keras kepala kamu Rayyan! "

Melihat perdebatan sengit tersebut,Mayang mendekat ke arah Andre.

" Tenangkan dirimu daddy. Kita bicarakan baik-baik pada Rayyan . Kamu tahu sendirikan Rayyan itu keras kepala. Selama ini kita sudah memaksanya untuk sekolah di pesantren. Mungkin Rayyan punya alasan tersendiri, kenapa ia begitu ingin kuliah di negri paman Sam tersebut. "

" Benar Daddy. Aku rasa jika Rayyan menyembunyikan identitasnya, ia akan baik-baik saja. " Raya menimpali.

" Tetap tidak bisa, Daddy mencintai kalian semua. Karena itu daddy lakukan ini! Kalian harus tetap bersama daddy, Daddy tak berani ambil resiko sekecil apapun dalam menyangkut keselamatan anggota keluarga kita. "

"Iya Daddy, tenangkan dirimu. Biar mommy yang bicara pada Rayyan. Beri kesempatan untuk Rayyan berpikir. " Mayang coba untuk menenangkan suaminya.

" Iya Mommy, bicarakan pada putramu itu baik-baik, karena daddy pasti emosi kalau bicara dengan anak yang keras kepala seperti dia. "

Mayang tersenyum mendengar celotehan Andre.' Padahal kau dan Rayyan, Sama-sama keras kepala.' batin Mayang, ia pun tersenyum.

" Iya, daddy! Kalau begitu, bagaimana jika kita makan malam dulu, "bujuk Mayang.

" Baiklah. "

Mayang, Raya dan Andre menuju meja makan. Sementara Rayyan ada di kamarnya ia tengah membereskan barang-barangnya.

Beberapa pakaian ia masukan kedalam koper.Setelah semuanya beres, ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas guna menelpon seseorang.

" Bagaimana tiketnya sudah siap?! " tanya Rayyan dengan suara sedikit berbisik.

" Tapi tuan muda, apa anda yakin?! " tanya orang yang ada di seberang sambungan telepon.

" Aku tahu daddy tak akan setuju. Aku sudah bertekad untuk pergi. "

" Tapi tuan muda... "

" Sudahlah kau siapkan tiketnya. Besok pagi aku akan berangkat. "

Rayyan langsung menutup sambungan telepon tersebut.

Rayyan menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. Rayyan mengatur rencana keberangkatannya.

Tak beberapa lama, dengan sendirinya matanya terpejam.

***

Keesokan pagi,

Andre dan Mayang sedang menikmati sarapan, beberapa saat kemudian Raya menghampiri mereka, saat itu ia datang dengan berbusana formal.

Mayang dan Andre saling melempar senyum.

" Wah, putri daddy cantik sekali, " puji Andre melihat penampilan berbeda dari sang putri.

" Iya dong, bukannya daddy yang minta aku untuk memimpin perusahaan daddy. "

Raya tersenyum dengan yakin.

" Hm, Daddy sampai lupa, ayo habiskan sarapan mu. " Andre meneguk minuman hangat, baru beberapa tegukan ia pun meletakkan gelasnya di atas meja makan.

" Rayyan dimana?! " tanyanya sambil melihat Raya dan Rayyan bergantian

" Masih di kamar kali daddy. Biasalah, dia kalau ngambek kan emang suka menyendiri di kamar. "

" Ya sudahlah, biarkan saja.Suatu saat dia pasti tahu jika apa yang daddy lakukan untuk kebaikannya sendiri. Kita lanjutkan sarapan, setelah itu kita ke kantor, daddy sudah tak sabar untuk memperkenalkan kamu sebagai CEO baru di perusahaan daddy."

Mayang hanya jadi penyimak obrolan ayah dan anak tersebut.

***

Selesai sarapan, Mayang mengantar suaminya dan putrinya di depan pintu.

Setelah suaminya pergi, ia berencana akan membujuk Rayyan.

Mayang berada di depan pintu kamar Rayyan.

Tok tok tok.

" Rayyan! Rayyan! kamu sudah bangun Nak! "

Setelah beberapa kali mengetuk pintu, Mayang mendengar tak ada suara sahutan dari dalam kamarnya.

Karena khawatir , Mayang coba menekan handle pintu kamar putranya.

"Rayyan! Rayyan!" panggil Mayang sambil berjalan masuk ke kamar putranya.

" Dimana Rayyan?! "

Mayang kembali mengetuk pintu kamar mandi, tapi tak juga ada sahutan.

" Rayyan! "

Mayang semakin khawatir, ia pun berjalan menghampiri lemari sang putra, Mayang kaget karena beberapa pakaian Rayyan tidak ada, ia mengecek koper milik Rayyan ternyata juga tak ada.

" Kemana Rayyan?! "

Karena tak ingin so uzon Mayang keluar dari kamar tersebut untuk mengecek kamera CCTV rumah mereka.

Betapa kagetnya melihat Rayyan yang keluar dengan membawa koper.

" Rayyan, mau kemana kamu Nak," gumannya lirih.

Mayang kembali ke kamarnya, ia coba untuk menelpon Rayyan. Namun, selalu berada di luar jangkauan.

Bersambung.

Pertama kali

Khalisa Rayya Almaira, adalah seorang wanita cantik, smart dan energik berusia 21 tahun. Putri dari pasangan Andre mahesa dan Mayang Adista tersebut sedang berada di sebuah majelis untuk memperkenalkan dirinya di hadapan seluruh staf dan direksi perusahaan yang di bawah naungan Andre.

Setelah memperkenalkan dirinya di muka umum, dengan bangga Andre menyatakan jika Raya akan menjadi CEO dari salah satu perusahaan yang ia miliki.

Tepukan tangan meriah memenuhi ruang tersebut, mereka begitu antusias dengan salah seorang pemimpin baru, apalagi Raya yang terlihat supel di samping wajahnya yang terlihat cantik,membuat para karyawan dari perusahaan yang di pimpinanya semakin bersemangat.

Setelah selesai rapat, Andre membawa sang putri ke ruangannya.

Disana sudah ada beberapa orang-orang kepercayaan Andre yang kini menjadi pemimpin-pemimpin dari salah satu perusahaannya.

***

Tepuk tangan terdengar meriah ketika Andre membuka pintu. Seorang pria bertubuh tegap yang wajahnya mirip dengan Andre datang menghampiri Raya dengan membawa bouquet bunga, kemudian ia memeluk Raya.

" Selamat atas pelantikanmu sebagai ceo, " ucap Sean sambil mengusap punggung Raya.

" Terima kasih Uncle, " ucap Raya bahagia.

Keduanya mengurai pelukan setelah beberapa saat.

" Ayo Uncle perkenalkan dengan pemimpin dari perusahaan daddy yang lain. "

Andre, Sean dan Raya menghampiri dua orang yang sedang duduk di sofa.

Raya tersenyum, karena ia begitu kenal dengan dua orang tersebut.

" Hallo Uncle Reza, apa kabar, " sapa Raya terlebih dahulu.

" Baik-baik saja, Uncle senang akhirnya kamu bisa jadi salah satu penerus perusahaan ini, " ucap Reza sambil berjabat tangan.

" Hallo juga uncle Alex, sudah lama tak bertemu, " ucap Raya sambil menyodorkan tanganya ke arah Alex.

" Hallo juga, apa kabar Raya? "tanya Alex.

" Baik, apa kabar onty Mirna Uncle. Sudah lama tak mengunjungi Raya. "

" Ha ha, bukannya kamu yang selalu sibuk dengan kegiatan kuliah kamu, " sahut Alex.

" Ha ha, benar juga ya. "

Raya memang mengenal mereka. Namun, sudah lama sekali mereka tidak bertemu apalagi mengobrol.

Andre dan Sean duduk di hadapan mereka.

" Sepertinya Uncleku kurang satu. Dimana uncle Rey? " tanya Raya.

" Uncle Rey sedang dinas ke luar kota, " sahut Andre dari belakang.

Mereka semua pun duduk di Sofa.

" Reza, Alex, Putriku sekarang jadi pemimpin di salah satu perusahaan Angkasa Raya corporation. Aku minta kalian untuk ikut membimbingnya selama masa training. "

" Hah, Aku juga ada masa training nya daddy? "

" Tentu saja, Daddy selalu berlaku adil pada, semua karyawan daddy. Selama masa training kau akan di awasi oleh Reza dan Alex juga Reyfan nantinya. "

Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu.

" Masuk saja! " seru Andre.

Seorang pria tampan bergaya eksekutif muda berusia sekitar empat puluh tahunan masuk ke ruangan tersebut.

Raya sedikit terkesima melihat pria yang usianya terpaut dua puluh satu tahun dengannya tersebut, meski sudah berumur empat puluh tahun lebih. Namun, Rey memang masih tampan dan memiliki kharisma.

Reyfan bersalaman dengan dua bosnya, dan dua rekannya kemudian ia menghampiri Raya yang sedang tersenyum kearahnya.

" Hay nona Raya, apa kabar? "tanya Rey sambil mengulurkan tangannya.

Raya tersenyum dengan pipi yang merona, entah kenapa jantungnya tiba-tiba saja berdetak kencang ketika berjabat tangan dengan duda tampan dua anak tersebut.

Mereka pun berjabat tangan. Raya yang terlalu nervous, sampai lupa menjawab pertanyaan dari Reyfan. Ia kini tengah menahan gejolak yang ada di dadanya, entah kenapa perasaannya berbeda ketika melihat Reyfan setelah sekian lama, perasaan ini baru pertama kalinya muncul di hati Raya. Padahal sebelumnya banyak pria tampan yang bahkan seusia dengannya berusaha merebut hati Raya. Namun, tak ada satupun dari mereka yang mampu membuat hati Raya bergetar.

" Silakan duduk Reyfan! " titah Andre.

Reyfan duduk bertiga bersama kedua rekannya.

Andre dan Sean duduk bersama, sementara Raya ia duduk di sofa single.

Beberapa saat mereka saling ngobrol ringan membicarakan tentang planing kerja perusahaan besar tersebut untuk kedepannya.

Di sela-sela pembicaraan, pintu kembali di gedor. Seorang wanita dengan menggunakan pakaian formal berusia sekitar dua puluh lima tahun datang menyelonong.

" Permisi tuan-tuan. "

" Ada apa Sheila? " tanya Andre.

"Maaf tuan, Nyonya sekarang berada di sambungan telepon. "

" Oh, iya aku lupa, Aku lupa telah menonaktifkan jaringan seluler ku. " Andre segera berdiri menghampiri telpon di ruang sekertarisnya.

" Hallo, ada apa mommy, sepertinya ada hal penting hingga menelpon ke kantor? "

" Iya Daddy, Rayyan kabur dari rumah! "

" Kabur bagaimana?! "tanya Andre kaget.

" Mommy lihat pada kamera CCTV, Rayyan terlihat membawa koper keluar dari kamar daddy! " Mayang terdengar begitu panik.

" Apa?! Kemana anak itu pergi?! coba kamu tanya security yang menjaga rumah kita, apa mereka melihat keberadaan Rayyan,atau mereka mengetahui kemana Rayyan pergi. "

" Sudah daddy, tak satu pun penjaga rumah kita yang melihat keberadaan Rayyan. Mommy gak tahu ia pergi kemana.Mommy takut Rayyan nekad Daddy." Nada suara Mayang terdengar semakin panik saat itu.

" Iya mommy tenang. Daddy akan blokir kartu kredit, ATM dan sebagainya. Agar Rayyan tak dapat berpergian jauh. "

Andre segera menutup telpon tersebut.

Kemudian ia merogoh saku jasnya untuk meraih ponselnya

Andre menelpon seseorang, sambungan telpon pun tersambung.

" Hallo tuan, " sapa seseorang di sambungan telepon.

" Cari putraku, ia melarikan diri. Periksa semua bandara,mungkin saat ini ia akan melarikan dirinya ke kota New York. Ingat! jangan sampai berita Rayyan yang minggat sampai tersebar apa lagi jika sampai musuh-musuhku tahu dan menemukannya terlebih dahulu. "

" Baik tuan! "

Andre kembali ke ruangannya dan mengabarkan berita minggatnya Rayyan.

Mereka semua pun mencari keberadaan Rayyan secara diam-diam.

***

Rayyan dan Bima berada di dalam pesawat komersil kelas ekonomi, untuk mendapatkan tiket tersebut, mereka meminta seseorang untuk membeli tiket atas nama orang tersebut.

Ketika di bordingpass pun Rayyan dan Bima menyamar menjadi pria parohbaya.

Untuk mengecoh agar tak di temukan oleh orang-orang Andre, Rayyan tak langsung terbang ke Amerika Serikat. Namun, ia transit ke Bali terlebih dahulu kemudian dari Bali pesawat akan langsung menuju Singapura dan dari sanalah mereka akan terbang menuju kota New York.

Perjalanan yang harusnya memakan waktu satu hari tersebut, menjadi dua hari karena mereka beberapa kali transit.

Sudah seharian Rayyan tak di temukan, Andre semakin gencar mencari keberadaan putranya secara sembunyi-sembunyi, ia pun mengirim seseorang mata-mata dari Black Eyes yang ada di seluruh dunia untuk mencari keberadaan Rayyan secara diam-diam.

***

Setelah dua hari minggat dari rumah.

Rayyan dan Bima merasakan begitu lelah, sepanjang perjalanan di pesawat, mereka tak tidur karena mereka harus berhati-hati, terhadap mata-mata dari Black Eyes yang tentu saja akan mencari keberadaannya. Sebentar lagi pesawat akan mendarat di bandara internasional kota New York.

Untuk menjaga identitas mereka,

kedua pria muda tersebut, harus terus menyamar menjadi laki-laki paruhbaya.

Rayyan turun dari pesawat dengan hati yang puas, di hirupnya puas-puas udara kota New York sore itu.

Seraya tersenyum puas.

" Yess! Akhirnya aku sampai juga di kota New York, " ucap Rayyan sambil melihat ke sekeliling bandara.

Rayyan begitu senang, hampir saja ia melunjak kegirangan.

" Tuan muda, ingatlah. Kita, sedang menyamar jadi pria dewasa saat ini, jadi bersikaplah seperti pria dewasa, " nasehat Bima.

" Iya aku tahu, ayo, sekarang kita kemana? " tanya Rayyan.

" Pihak travel sudah menyiapkan taksi dari bandara ke hotel," ucap Bima sambil mengkutak katik handphonenya.

" Ayo, kalau begitu kita segera berangkat, sebelum orang-orang daddy menemukan kita. "

Rayyan dan Bima berjalan cepat agar bisa keluar dari bandara tersebut.

Karena tergesa-gesa, tanpa sengaja ia menabrak seorang gadis ketika hendak keluar menuju lobby bandara.

Keduanya sempat bersenggolan, Namun tak jatuh.

"Hey, Hati-hati tuan, " ucap seorang gadis cantik yang bermata kuning ke hijauan.Gadis tersebutlah yang di senggol oleh Rayyan.

Sejenak pandangan Rayyan terkunci ketika melihat gadis yang ia tabrak, karena ia belum pernah melihat bola mata yang seindah itu, meski banyak sekali softlens yang memiliki warna yang sama,Namun gadis itu benar-benar memiliki bola mata yang indah bak emerald yang berkilaun. Kedua netral indah tersebut pun bertemu dan saling bertentangan.

Deg

Deg

Deg,

Untuk pertama kalinya, jantung Rayyan berdetak kencang ketika menatap seorang gadis.

Bersambung dulu gengs, jangan lupa di favorit ya agar dapat notifikasi setiap up date bab baru. So stay tuned terus ya 😊🙏

Universitas Yang Sama

Begitupun Bima yang ikut terpesona melihat gadis cantik berambut pirang tersebut.

Dua orang bodyguard datang mendekat kearah Rayyan hendak memukulnya.

" Berani-beraninya kau menabrak nona kami! " Ucap keduanya sambil mengacungkan tinju ke arah Rayyan.

Rayyan saat itu baru saja tersadar dari lamunannya, ia pun kaget ketika dua orang menarik kerah kemejanya.

" Tahan! Jangan pukul dia, kasihan. Dia tidak bersalah, akulah yang menabraknya. " Gadis cantik tersebut menahan dua pengawalnya.

" Tapi Nona, jika tuan tahu, pasti ia akan marah jika ada yang mencoba kurang ajar terhadap putrinya."

" Dia tidak kurang ajar, itu tidak sengaja. Ayo lepaskan tuan ini, " titah Anna.

Kedua bodyguard pun melepaskan kerah baju Rayyan. 

" Maafkan pengawal saya ya tuan, permisi, " ucap gadis tersebut dengan tutur kata lembut. 

Rayyan hanya mengangguk, ia kemudian memutar tubuhnya untuk melihat gadis yang perlahan menjauhinya tersebut. 

" Ckckck, cantik sekali, "ucap Bima dengan air liur yang menetes. Bima terus mengawasi pergerakan gadis cantik itu. 

" Woy, biasa saja! " dengus Rayyan sambil menepuk pundak Bima. 

" Ayo kita lanjutkan perjalanan. " Rayyan menarik tangan dan menyeret Bima yang masih melihat ke arah gadis berambut pirang tersebut. 

Setelah punggung gadis cantik berambut pirang tersebut menghilang dari pandangannya, barulah ia kembali menoleh ke arah depan, sementara Rayyan sudah kesal sampai harus menyeret Bima. 

Bima melepaskan cengkraman Rayyan. 

"Tuan muda, kenapa menyeret ku, ini bukan tingkah laki-laki paruh baya.Kita harus tetap menyamar sampai di hotel."

Rayyan melepaskan Bima. 

" Kau itu seperti tidak pernah melihat perempuan saja, " dengus Rayyan. 

" Aku sering melihat wanita cantik, salah satunya nona Raya, tapi baru kali ini aku melihat bidadari dengan bola mata yang bercahaya bak permata  zamrud. Dia seperti bidadari syurga, " ucap Bima sambil menghayalkan gadis itu lagi.

Rayyan melirik sekilas kearah Bima, kemudian ia tak lagi memperdulikan ucapan Bima yang memuji-muji gadis itu.  

" Ingat Bima, misi kita di sini adalah menaklukkan kota New York. Aku harus bisa berhasil hidup mandiri di kota ini. "

" Ehm, kalau ingin mandiri kenapa harus membawaku, " cetus Bima, sambil melirik ke arah Rayyan. 

" Oh jadi kau menyesal ikut aku? ! apa mau aku pesankan tiket sekarang, sekalian saja kamu pulang lagi. ?! " tanya Rayyan dengan tatapan mengintimidasi Bima. 

He he, Bima nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 

" Seperti habis manis sepah di buang nih. " cetus Bima.

" Maksud kamu apa? "

Rayyan melotot ke arah Bima yang mengajaknya bercanda.

" He he, maksud saya, Pulang mati tak pulang juga mati tuan muda. Kalau tuan besar sampai tahu, aku ada andil dalam pelarian tuan muda, aku bisa mati ditembak dari jarak dekat oleh tuan besar, " cetus Bima dengan nada mengejek. 

Rayyan mencekak pinggangnya, " Jadi kau mau pulang atau tetap di sini? "tanya Rayyan. 

" Tetap di sini tuan muda. "

" Baiklah kalau begitu, sekarang kita pergi dari tempat ini. Jangan sampai karena wanita, penyamaran kita ketahuan. " Rayyan melangkah dengan mantap, meski sempat terpesona dengan gadis yang dilihatnya, dalam beberapa saat ia sudah bisa melupakan gadis tersebut. 

Mereka pun melanjutkan penyamaran mereka seperti lelaki paruh baya dengan jambang palsu dan rambut yang disemir putih dibeberapa bagian. 

Setelah naik taksi, mereka menuju hotel tempat mereka menginap untuk beberapa hari. 

***

Anna Emerald Smithson, gadis cantik berusia 18 tahun, Baru saja ia pulang dari asramanya .Rencananya Anna akan melanjutkan kuliah di salah satu universitas di kota kelahirannya yakni kota New York. 

Mobil Anna memasuki sebuah permukiman yang tak terlalu padat di kota New York. Mobil tersebut pun berhenti di sebuah mansion bergaya Eropa abad pertengahan. 

Kedatangan Anna sudah tunggu oleh Alice dan Steven. Setelah enam tahun di asrama di salah satu kota di negara bagian Amerika Selatan. 

Steven langsung berlari kecil menuju mobil yang membawa putrinya, kemudian ia membuka pintu mobil untuk sang putri. 

Anna langsung keluar dari mobilnya dan langsung menghambur memeluk Steven. 

" Daddy! Aku merindukanmu. "

Steven memeluk dan mencium kedua sisi pipi Anna. 

" Daddy juga merindukanmu sayang. "

Mereka pun mengurai pelukannya. 

Anna menggandeng tangan Steven menuju teras rumah mereka, di sana Alice sudah menunggu mereka di depan pintu. 

" Mommy! Aku kangen," ucap Anna bernada manja. 

" Mommy juga kangen, kamu semakin hari semakin cantik saja, " puji Alice, sambil mencubit pipi Anna yang merona karena sanjungannya. 

" Ayo masuk! Mommy sudah siapkan makanan untuk mu. "Alice merangkul tangan Anna membawanya ke ruang tengah. 

Disana sudah tersedia makanan kegemaran sang putri tercinta. 

Mereka pun menikmati quality time dengan makan siang bersama, meski saat itu waktu sudah menunjukan pukul dua siang 

***

" Daddy, besok aku akan melamar di salah satu Universitas di kota ini. "

" Tentu Sayang. Tapi ingat, daddy akan tetap mengawasi dengan dua orang bodyguard yang selalu berjaga-jaga." 

Anna mengerucutkan bibirnya. " Tak bisakah aku diperlakukan seperti anak gadis pada umumnya Daddy. Aku ingin menikmati masa remaja ku. "

"Tidak sayang, jika melepaskanmu tanpa pengawasan itu sangat berbahaya. Kau tahu sendiri, daddy memiliki banyak musuh dari pada teman. Daddy khawatir kau bertemu dengan musuh-musuh daddy, kemudian mereka menyandera mu, mereka bisa mencelakai mu. " 

Anna menghembuskan napas panjang. Ia hanya bisa pasrah dengan aturan yang dibuat oleh daddy-nya. 

***

Matahari begitu cerah pagi ini. Bima terbangun ketika tirai jendela di buka dengan sengaja, hingga sinar matahari menyilaukan matanya. 

Bima melirik kearah Rayyan yang berpakaian seperti pemuda culun. Rambut di tata melepek dengan poni kearah depan, ia pun memakai kacamata tebal serta kemeja yang dikancing sampai atas, penampilan Rayyan benar-benar berbeda dari kesehariannya yang terlihat begitu macho.

" Ha ha ha, Tuan muda Kenapa kau berdandan seperti itu?"tawa Bima dengan geli. 

" Memangnya kenapa? " tanya Rayyan balik. 

" Bukankah kita harus terus menyamar, agar tak ditemukan oleh orang-orang suruhan daddy. "

Rayyan menutupi tubuh kekarnya dengan kaos dan kemeja yang berlapis-lapis. Penampilan saat itu mirip seperti pria culun yang terlihat bego. 

" Ayolah bangun, hari ini kita harus ke kampus. Jika kau terlambat, akan ku tinggalkan kau sendiri, tanpa makan dan minum dikamar ini, " ucap Rayyan dengan tegas. 

Bima menggaruk kepalanya. 

" Apa aku harus menyamar menjadi pria culun juga? " 

" Terserah kau mau menyamar jadi apa, jadi kapten Amerika juga boleh, biar sekalian wajahmu tak kelihatan. Bawa juga tutup panci pengganti tameng kapten Amerika," ujar Rayyan bernada serius sambil menyisir rambutnya. 

Bima memandang sinis ke arah Rayyan dengan bibir yang dibuat moncong ke depan.

" Masa iya ke kampus mau bawa tutup panci, " sahut Bima. Ia pun langsung menuju kamar mandi.

Rayyan dan Bima sengaja menginap di satu kamar hotel untuk sementara waktu, untuk menghemat pengeluaran mereka.

Setelah keduanya siap, mereka langsung menuju kampus untuk  registrasi ulang.

***

Rayyan dan Bima turun dari taksi yang mengantar mereka tepat di depan sebuah kampus. Setelah membayar, kedua pria yang berpenampilan culun tersebut segera memasuki area kampus. 

Kedatangan mereka sontak jadi pusat perhatian para mahasiswa yang ada di sana. 

Penampilan mereka jadi cibiran dan bahan olok-olok mahasiswa yang melihat mereka. 

Beberapa gadis berbisik-bisik dan tertawa karena melihat penampilan mereka. 

Ada pula kelompok mahasiswa yang tersenyum menyeringai melihat keduanya . 

" Sepertinya kita punya mangsa baru, " ucap seorang pria sambil mengunyah permen karet ketika melihat Rayyan dan Bima melintas. 

Mereka pun tertawa, karena mengira akan mendapatkan mangsa baru. 

Karena penampilan mereka jadi bahan tertawaan. Bima jadi insecure. Namun, tak begitu dengan Rayyan yang memang cuek dalam kondisi apapun. 

Tak hanya Rayyan dan Bima, seorang wanita cantik berjalan dengan melenggang juga jadi pusat perhatian. 

Sosoknya sontak mengalihkan topik pembicaraan para mahasiswa yang ada di sana, mereka yang awalnya mentertawakan sosok Rayyan dan Bima.Kini berbalik memuji kecantikan gadis berambut pirang dengan bola mata yang berkilauan bak berlian termahal itu. 

" Oh My God, She is so beautifull. " Pujian tersebut terlontar dari beberapa orang yang begitu mengagumi kecantikan Anna. 

Anna masuk kedalam ruang untuk menyerahkan berkasnya, hal yang sama yang di lakukan oleh Rayyan dan Bima.

Saat itu mereka berada di ruangan yang sama.

Rayyan masih fokus dengan berkas yang ada di hadapannya, sementara Bima, melihat keadaan sekelilingnya. Tanpa sengaja ia melihat Anna yang duduk di salah satu sudut yang ada di ruangan tersebut.

" Wah, cantiknya. Ternyata kalau jodoh tak akan kemana, bidadari ternyata kuliah di sini juga, " ucap Bima dengan bola mata yang berbinar menatap ke arah Anna.

Rayyan ikut menoleh ke arah Anna karena mendengar perkataan Bima.

' Gadis itu ternyata kuliah di sini juga, ' batin Rayyan. ia pun menyiku lengan Bima yang sudah terpaku karena terpesona dengan kecantikan Anna.

Bersambung dulu Reader, moga bisa double up ya. Mohon dukungannya, dengan cara like, komen, vote dan gift, dukungan kalian, moodbooster bagi author 🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!