NovelToon NovelToon

Pak Polisi I Hate You But I Love You

Firza VS Saphira

Krrriiiiiinnnngggggg

Krrriiiiiinnnngggggg

"Oh... my god, Ya Tuhan kesiangan lagi. "

Dengan penampilan yang masih acak - acak an dan rambut yang tak beraturan model nya, Saphira berlari ke kamar mandi.

Dengan gerakan cepat, Saphira segera berdandan dan hanya memoles bedak tipis dan lipstik.

"Bisa - bisa kena marah bos lagi kalau begini. " Ucap Saphira dengan buru - buru keluar kamar dan menguncinya.

Saat itu tetangga kost - kost an nya pun sudah pergi sebagian untuk beraktivitas, dengan segera menaiki motor matic nya pergi ke tempat kerja di sebuah Resto.

"Akh.. sial ada razia lagi, bisa - bisa telat. " Ucap Saphira kesal saat di tengah jalan melihat ada Razia gabungan.

Motor Saphira berhenti tepat di depan polisi yang mengenakan masker, dan Saphira memberikan surat kendaraan bermotor nya.

"Nama Saphira Maharani, pekerjaan Mahasiswi. Jalan sana. "

Saphira menoleh ke arah Polisi tersebut dan menelisik pria yang di depan nya.

"Oh..Pak kerempeng sekarang lagi tugas ya? "

"Eh.. Sapie, cepat kamu jalan jangan bikin emosi saya memuncak. "

"Yeeee... marah nih ye..kerempeng. "

"Sapie. "

"Nama saya Saphira, bukan Sapie. "

"Nama saya juga Firza bukan kerempeng. "Ucap Pria Polisi tersebut kesal.

" Sudah sana cepat pergi sana. " Firza mendorong Saphira.

"Dadah... kerempeng...!!! " Ucap Saphira sambil tersenyum.

Seketika Firza ingin melemparkan kepalan tangan nya pada Saphira yang sudah pergi, rasa kesal yang sudah mendarah daging pada diri Firza dan begitu juga Saphira.

"Itu adiknya Bang Juni kan? " Tanya Galuh.

"Bukan Adiknya Bang Juni lagi, tapi adik Ipar kakak saya Imelda. " Jawab Firza.

"Kayaknya kamu benci banget sama dia. "

"Bukan benci lagi, tapi sudah mengakar kebencian ini sama tuh bocah. "

"Awas loh, benci jadi cinta. "

"Ih.. nggak akan jatuh cinta sama cewek model kayak dia, gigi pakai behel, rambut smoothing, wajah pakai pemutih, nggak ada yang alami. "

*****

"Sudah berkali - kali, selalu saja kamu telat."

"Maaf Pak Bos, saya janji nggak telat lagi." Ucap Saphira.

"Kamu itu sudah ada seribu kata janji, tapi nggak pernah kamu tepati. Kamu itu tak saya pecat karena karyawan paling lama. Kalau saya nggak berfikir kesana sudah saya pecat dari tadi. "

"Maaf ya Pak Bos. "

"Sudah sana kamu kerja. "

Saphira menjulurkan lidahnya saat si pemilik resto pergi, dan Saphira segera menuju ke arah dapur.

"Kena marah lagi Bos Willy ya. " Ucap Anya.

"Biasa, sudah kebal. " Ucap Adela.

******

"Papi, anak kita yang perempuan ini susah banget untuk di hubungi. "

"Biarkan saja Mami, anak kita itu sudah dewasa. "

"Tapi Papi, Mami malu teman - teman Mami pada bilang, Meri anak kamu kerja di resto? "

"Terus kenapa Mi, kan halal. Dia juga sambil kuliah. "

"Pi, dia tinggal di kost an, malah lebih memilih hidup mandiri. Saphira anak cewek satu - satu nya, kalau mau kerja kenapa nggak kerja sama Papi nya. Sedangkan Juni memilih jadi Polisi, atau bisa kerja sama Alvin di perusahaan advertising. "

"Biarkan saja Mi, jangan kamu ikut campur urusan Saphira. "

"Papi selalu membela anak satu itu. "

*****

"Selamat siang, mau pesan apa? " Ucap Saphira dengan senyuman nya.

Beberapa Polisi memilih menu yang ada di dalam buku menu , resto yang terletak depan Kantor Polisi sangat ramai , selain tempat nya berseberangan dengan kantor Polisi dan Bank swasta juga tempat nya sangat mendukung dengan nuansa yang cocok untuk tempat bersantai dan juga jalan alternatif yang selalu di lewati banyak kendaraan.

"Saphira saya pesan Arabica coffee." Ucap Ilham.

" Saya pesan jus melon. " Ucap Ari.

"Saya pesan juga Es susu saja. " Ucap Bayu.

Saphira mencatat pesanan ketiga Polisi tersebut namun tidak dengan Firza yang masih memilih menu.

"Ehm... maaf, kalau Bapak yang satu nya pesan apa ya? " Tanya Saphira.

"Buatkan saja air putih dingin, biar kepala saya tidak panas lihat kamu. " Jawab Firza.

"Jangankan air putih dingin, es batu satu balok saya akan hidangan kan di meja makan ini. Permisi. " Ucap Saphira kesal dan lantas pergi.

Hahahahah

"Lucu, lucu sekali. Kalau tahu Bang Juni, kamu bisa kena hukuman. "Ucap Ari.

" Nggak takut, saya nggak tahu dari dulu nggak suka saja sama dia. Bawaan nya kesal terus. " Ucap Firza.

Sedangkan Saphira sedang mengumpati seseorang sehingga teman - teman nya tertawa kecil, semua orang pun tahu kalau Saphira sangat membenci Firza, setiap bertemu pasti ada saja kata - kata yang terlontar.

"Nih, kasihkan pada pesanan meja no 8,spesial air putih dingin perlu racun tidak?" Ucap Anya.

"Kalau ada senjata biar langsung mampus di depan mata saja. "

Saphira membawa nampan berisi pesanan untuk ke empat Polisi tersebut, dan menaruh keras gelas milik Firza hingga membuat Firza kaget.

"Bisa pelan nggak sih, saya lapor kan kamu ke Bos. " Ucap Firza kesal.

"Silakan." Ucap Saphira melawan dan langsung pergi.

Firza menatap kesal dan menahan emosi nya, setelah Saphira pergi tanpa rasa bersalah.

****

Kelas kuliah sore hari, Saphira mengambil kelas karyawan pun telah di mulai, Saphira memilih duduk bersama ke empat sahabat nya, Lila, Tita, Hani dan Soraya. Ke empat sahabat nya ini adalah salah satu Karyawan di sebuah perusahaan milik Kakak nya Saphira.

"Tugas kemarin gimana sudah pada kalian kerjakan? " Tanya Saphira.

"Nih, calon kakak Ipar kamu sudah buatkan." Ucap Soraya.

"Akh.. kakak makasih. " Ucap Saphira mengambil buku catatan dari Soraya yang Notebane nya adalah kekasih Alvin kakak Saphira.

"Enak ya setiap tugas di kerjakan, nah kamu kerja nya apaan sih bu? " Ucap Tita.

"Kerja nya menghayal, melamun dan menyusahkan kalian. " Ucap Saphira.

"Dasar pemalas. " Celetuk Lila.

"Biarin." Ucap Saphira dengan menjulurkan lidah nya.

Jam kuliah pun telah selesai tepat pukul delapan malam, dan sudah terlihat di parkiran ke empat pria sudah menjemput mereka. Alvin, Ilham, Ari dan Bayu.

"Noh lihat, para suami sudah pada jemput. " Ucap Saphira.

"Lah.. terus kamu pulang sama siapa? " Tanya Hani.

"Siapa lagi kalau bukan sama motor matic kesayangan. " Jawab Saphira.

"Dek, hati - hati. Abang nggak antar kamu." Ucap Alvin.

"Nggak masalah, santai saja. " Ucap Saphira.

"Kita duluan ya.. " Ucap Ilham.

"Iya.. hati - hati. " Ucap Saphira.

"Nah, itu cowok saya datang. " Ucap Lila sambil menyapa pacarnya yang mahasiswa kelas karyawan yang berbeda jurusan.

"Ya.. silahkan, jomblo hanya bisa gigit jari." Ucap Saphira.

****

Saphira memarkirkan motor nya, dan terlihat di samping kamar kostnya Firza sedang bermain gitar, mata nya melirik sinis ke arah Saphira. Begitu juga Saphira yang menatap kesal.

"Kenapa lihat - lihat, naksir kamu. " Ucap Saphira.

"Ih.. ogah naksir sama cewek operasi an, dari pada naksir cewek imitasi mending naksir w***ria sekalian. " Ucap Firza langsung masuk kedalam kamar kost nya.

"Ih.. nyebelin, dasar kerempeng. " Ucap Saphira.

*****

"Mami, bilangin dong sama Tante Sonia, itu si kerempeng ngeselin tahu. " Ucap Saphira lewat sambung telepon nya.

"Firza namanya sayang, segitu dia nggak kerempeng tubuh berisi. "Ucap Ibu Meri dari seberang panggilan telepon nya.

" Tetap saja, yang namanya Firza itu anaknya identik kurus, item, ingus nya selalu keluar, perut nya buncit kayak cacingan"

"Ssstttt... jangan gitu, kalau naksir berat kamu. "

"Nggak akan Mami, sudah ilfil sama tuh cowok. "

.

.

.

.

.

Dukung terus karya terbaru dan jadikan Favorit di rak baca...!!!

Flashback On Firza dan Shapira

"Ndut... si gendut namanya Sapi, eh salah Sapira. Kalau jalan egal egol pa***t nya kayak bebek, rambut nya kriwil goyang - goyang kayak semak belukar hahahahaha..!!!

Shapira menoleh dan berkacak pinggang, gadis berusia 12 tahun itu kesal dengan menunjukkan wajahnya yang menyeramkan.

Tubuh gemuk dengan bobot 90 kg, dengan kesal kepalan tangan nya menghajar wajah Firza hingga tubuh kurus nya terjatuh ke tanah.

" Dasar krempeng, perut buncit kayak orang cacingan, situ ngaca apa situ ganteng. " Bentak Saphira.

"Awas ya.. saya bilang sama Mamah papah. " Ucap Firza mengusap sudut bibir nya yang berdarah.

"Sana bilang sama Tante dan Om, dasar cemen. Bisa nya bully orang ramai - ramai."

Shapira pergi meninggalkan Firza dengan langkah lebar sehingga membuat tubuh nya bergerak semua.

"Awas saja kamu. " Ucap Firza.

"Kamu sih, sudah tahu kurus dia gemuk ya kalah. " Ucap Ari.

"Sudah diam. " Ucap Firza kesal lantas pergi meninggalkan ketiga sahabat nya.

Ilham, Ari dan Bayu berjalan mengikuti Firza dari belakang .

****

"Mami.... mami...!!! " Teriak Saphira.

"Kenapa sayang? Kok muka kamu cemberut gitu? " Tanya Ibu Meri.

"Mami, anak nya Tante Sonia sama Om Farhan nakal. Dia selalu ledek Shapira gemuk terus manggil Shapira masa Sapi kadang Sapira di salah - salahin. " Jawab Saphira kesal.

"Bercanda mungkin. "

"Mami itu membela anak orang terus, kapan bela anak sendiri. "

"Kalau Firza bully kamu, sudah diam saja. Jangan di masukan ke hati. "

"Gitu ya, emang hati nya Saphira terbuat dari baja gitu. "

"Diam itu lebih baik, dan mungkin yang di katakan Firza benar kamu gemuk sayang, dan harus rubah penampilan kamu. "

"Mau berubah jadi wonder woman, power rangers atau superwoman? "

"Kamu diet lah sayang, dan gigi kamu ini harus di perbaiki kan gigi depan kamu maju alias tonggos sedikit dan rambut kamu lepek gini dan akh... anak mami kok gini banget."

"Ini Saphira Mami, style Saphira. "

"Style apaan sayang, ilfeel. "

"Masa bodoh, pokok nya itu si kerempeng Mami tegur. " Ucap Saphira lari masuk kedalam kamar nya.

****

Awwww

"Kamu sih cari perkara sama Saphira. " Ucap Ibu Sonia yang sedang mengobati luka dan sudut bibir Firza.

"Habis, Firza kesal lihat mukanya. "

"Kesal kenapa, Saphira anaknya baik."

"Baik apa, sok kecantikan nggak sadar diri. "

"Hust. . nggak boleh menghina fisik orang. "

"Dikatain Firza kerempeng, cacingan karena perut nya saja yang buncit sedangkan tubuh nya kurus. Firza kan emang begini fisik nya, nggak cacingan. "

"Makan nya jangan suka menghina fisik orang, kamu di hina balik senang nggak? "

"Tapi Firza memang kesal sama dia Mah. "

"Sudah akh, memang anak mamah yang salah. "

"Mah, si Sapi yang salah. "

"Saphira namanya Firza bukan Sapi. "

*****

"Eh... Sapie sapi, pagi - pagi mau lari pagi ya.. nggak salah tuh. " Sindir Firza.

"Mami.... anak Tante Sonia nakal. " Teriak Saphira.

"Dek, kamu berisik akh. " Ucap Juni.

"Bang, itu si Kerempeng bully terus. " Ucap Saphira mengadu.

"Sudah, yuk kita lari. Tapi mana kakak kamu? " Ucap Juni mencari keberadaan Imelda kekasihnya.

"Bang, maaf ya telat. Yuk lari. " Ucap Imelda.

"Bang, nggak jadi akh. Kalian enak pacaran, nah saya masa lari bareng si kerempeng. Kalau ada ****** beliung tiba - tiba saya nggak bisa menolong nya kalau kebawa angin, menjaga badan sendiri saja sudah berat. " Ucap Saphira.

"Kak, mending Firza lanjut main PS aja, dari pada sama itu si gendut Sapi, nanti kalau pas jalan turunan dia menggelinding ke bawah bisa repot tuh ngangkat badan bengkak begitu. " Ucap Firza .

Aaaarrrrgggghhh

"Kerempeng.... saya nggak terima."

"Eh.. Sapie saya juga nggak terima tahu. ".

Ciiiiiiiiiaaaaaaa

Eeeeiiitttt

" Abang....!!! "

Juni menarik pakaian Saphira dari belakang yang sudah siap akan memukul Firza, dan Juni menatap tajam ke arah Saphira.

"Jadi cewek jangan bar - bar, sebentar lagi dia jadi Saudara kamu. "

"Nggak mau..!!! " Ucap Shapira.

"Saya juga nggak mau, punya saudara seperti kamu. " Ucap Firza.

"Kerempeng..!! "

"Gendut...!!!

" Kerempeng...!!! "

"Gendut...!!! "

"Sudah.. stop, mending kita lari berdua Bang, mengurus mereka anak ingusan nggak akan bisa kelar. " Ucap Imelda kesal.

"Kak, saya 14 tahun loh. " Ucap Firza.

"Benar, saya juga bukan anak ingusan. " Ucap Shapira.

*****

"Bang, adik - adik kita kenapa susah banget ya akur nya? " Ucap Imelda.

"Namanya juga bocil. " Ucap Juni.

"Sekali ketemu cakaran. "

"Nanti juga kalau sudah gede sih bakalan tahu malu lah, masa mau begitu terus. "

"Nanti benci jadi cinta dong. " Ucap Imelda tertawa.

"Sama seperti kita, dari benci menuju pelaminan. "

*****

Ciiiiiiaaaaaa

Buuuuuggghhh

Aaawwwww

Haaaiiitttt

Ciiiiiaaaaa

Buuuuuggghhh

"Hah.. hanya segitu kemampuan kamu hah...!!! "

"Saphira..... kamu apakan Firza...?? " Ucap Tita.

Soraya , Tita dan Hani menolong Firza yang sudah tersungkur, hingga celana nya kotor.

"Rasain kamu. "

"Awas ya.. kamu, saya laporkan Mamah sama Papah. " Ucap Firza.

"Dasar anak mamah, bisa nya main lapor. " Ucap Saphira.

"Sudah deh, kalian ini kenapa musuhan terus yang nggak jelas, apalagi kalian bertetanggaan. " Ucap Hani.

"Dia yang mulai. " Ucap Shapira.

"Kamu yang mulai. " Ucap Firza.

"Kamu yang mulai bully fisik saya. " Ucap Saphira.

"Kamu yang mulai bully fisik saya. " Ucap Firza.

"Alah sok ganteng. "

"Kamu sok cantik. "

"Stop, kalian nggak malu apa. Kita ini sahabat, masa begini terus. "

"Sahabat apa, nggak pernah tuh saya anggap dia Sahabat saya. Umur sih 14 tahun tapi kelakuan kayak bocah. "

"Kamu yang kayak bocah. "

"Anak Mamah... bisa nya ngadu, ingus masih kelihatan juga ngakunya udah gede. "

Firza segera mengusap hidung nya dan lebih memilih pergi menghindar dari Saphira. Sedangkan Saphira tersenyum puas melihat Firza.

"Sebenarnya dia itu memang bully kamu, tapi kalau kamu balas dia tidak membalas lagi. Buktinya tadi kamu tendang dia, malah diam saja. " Ucap Soraya.

"Namanya anak mamah, ya berani nya cuman modal omongan doang."

*****

"Mami.. gigi Saphira mau di apakan? "

"Pasang behel biar gigi tonggos kamu rapih."

"Mami, nggak nyaman. "

"Sudah diam, dan ini rambut bakal Mami bawa kamu ke salon. Dan ingat rutin ikut mami senam. "

"Malas Mami, Saphira lebih suka begini."

"Sudah diam, biar kamu nggak di bully terus sama Firza. "

*****

"Minum ini susu sama vitamin, biar tubuh kamu nggak seperti orang cacingan. " Ucap Ibu Soraya pada Firza.

"Mah, emang Firza nggak cacingan. Ini sudah kodratnya. " Ucap Firza.

"Nurut sama Mamah, biar kamu nggak di bully terus sama Saphira. Dan terus kamu sering gym bareng Papah kamu, biar bentuk nih tubuh. Jangan bentuk nya di perut doang. Dan kamu sudah besar, ingus keluar sedikit kamu lap pakai tissu, anak cowok satu - satunya kok nggak apik. "

******

"Jeng Sonia, bagaimana kalau anak kita jodohkan saja. " Ucap Ibu Meri.

"Jeng Meri ini bagaimana, bukan nya Imelda akan menikah sama Juni. " Ucap Ibu Sonia.

"Maksud saya, Saphira sama Firza. Kalau mereka sudah dewasa."Ucap Ibu Meri.

"Tapi kalau di jodohkan apa mereka bisa akur? "Ucap Ibu Sonia.

.

.

.

.

.

Flashback Off Firza dan Saphira

"Nah.. gigi nya di behel kan cantik, apalagi ini rambut sudah di tata rapih. " Ucap Ibu Meri sambil memeriksa rambut Saphira di depan cermin salon.

Saphira hanya cemberut melihat perubahan dirinya, sedangkan Mami nya tertawa puas atas hasil make over putri satu - satu nya.

"Tinggal body nya kamu saja, dan ini kulit juga kusam item begini sih. "

"Mami, begini juga anak Mami. "

"Mami tahu, siapa yang bilang kamu bukan anak Mami sih. Kamu kan umur nggak jadi anak kecil terus, pasti suatu saat dewasa. Penampilan itu harus di utamakan, nih lihat Mami body nya seperti gitar spanyol dan cara jalan yang elegan. "

"Alah.. elegan apanya, tetap saja di rumah duduk kaki nangkring di atas kursi. " Ucap Saphira.

"Eh... jangan buka kartu dong, itu di rumah. Tapi kalau di luar harus terlihat berkelas, masa sih istri GM duduknya asal duduk. "

"Akh.. sudah, saya capek. Saya ingin pulang."

"Ntar, kita cari pakaian. Dan Mami mau daftar kan kamu jadi anggota senam bareng mami."

"Akh... mami nggak usah. "

*****

"Anak ibu nggak cacingan, dan bukan gizi buruk. Mungkin butuh susu penggemuk badan. " Ucap Dokter Lastri, Dokter langganan keluarga Farhan.

"Tuh, kata Ibu Dokter Firza ini bukan gizi buruk, bukan cacingan memang seperti ini." Ucap Firza kesal.

"Kalau begitu, tuliskan saja resep susu nya. " Ucap Ibu Sonia.

"Baik Bu, nanti saya catat ya. "

"Dokter, kalau anak nya untuk olahraga membentuk tubuh bagaimana? "

"Bisa saja, di barengi sama susu juga sambil olahraga bisa. "

"Sekalian vitamin nya. "

"Saya tuliskan resepnya. "

"Mamah lebay. " Ucap Firza kesal.

"Lebay juga demi kamu." Ucap Ibu Sonia.

"Bu Sonia, Firza punya alergi ya sehingga ingus nya keluar terus? " Ucap Dokter Lastri.

"Iya Dok, ingus nya keluar terus. " Ucap Ibu Sonia.

"Coba ke Dokter THT, masalah nya kan umur bu. "

"Iya, saya juga berfikiran begitu."

"Kalau begitu, nanti saya bantu buatkan janji dengan Dokter Roy spesialis THT. "

*****

"Loh jeng Meri habis borong? " Tanya Ibu Sonia.

"Eh jeng Sonia, iya nih beli pakaian buat Saphira. " Jawab Ibu Meri.

Sedang kan Firza menahan tawa, saat melihat rambut milik Saphira yang di rubah menjadi lurus serta gigi yang di behel.

Hahahahhah

Firza tak bisa menahan tawanya, sehingga dirinya terpingkal - pingkal.

"Kamu sedang apa Firza.? " Tegur Ibu Sonia.

"Anu Mah, itu si Sapie alias Sapi. Gigi tonggos nya pakai kawat. Hahahahaha, apalagi rambut nya jadi nggak sesuai sama itu badan. Hahahahah.. " Ucap Firza yang terus tertawa.

"Mami... itu lihat anak Tante Sonia nya nakal. " Ucap Saphira kesal.

"Maafkan Firza jeng, saya minta maaf. " Ucap Ibu Sonia.

"Tidak apa - apa, namanya juga anak - anak." Ucap Ibu Meri.

"Sepertinya benar kata Jeng Meri, mending kita jodoh kan saja mereka. " Ucap Ibu Sonia.

"Apa... di jodohkan!!!! " Ucap Firza dan Saphira bersamaan.

******

Flashback Off Firza Dan Saphira

"Bu Nasi nya satu porsi sama telor dadar saja." Ucap Saphira dan Firza.

Mereka berdua saling melirik pertanda persaingan dan permusuhan.

"Cepat bu, layani saya dulu. " Ucap Firza dan Saphira bersama.

"Maaf, telor dadar nya sisa satu. " Ucap Ibu penjual nasi.

"Buat saya aja Bu. " Ucap Firza dan Saphira bersama.

"Nggak bu, buat saya. " Ucap Firza.

"Nggak bisa bu, lebih dulu saya yang pesan." Ucap Saphira.

"Bu, Ibu tahu kan siapa saya? " Ucap Firza.

"Ibu juga tahu kan saya siapa? " Ucap Saphira tak mau kalah.

"Iya tahu, kalian yang meng kost di Ibu." Ucap Ibu penjual nasi sekaligus Ibu Kost.

"Bu, itu telor buat saya. " Ucap Saphira.

"Nggak bisa, itu favorit saya dan saya yang duluan. "

"Lady first. "

"No no no, itu milik saya. "

"Nggak, milik saya. "

"Milik saya. "

"Milik saya. "

Braaakkk

Ibu Penjual nasi dan sekaligus Ibu Kost menggebrak Meja, sehingga membuat Saphira dan Firza diam.

"Ini telor dadar sisa satu, jadi pembeli yang lebih dulu yang berhak. " Ucap Ibu penjual nasi.

"Saya bu yang lebih dulu . " Ucap Saphira.

"Sapi, saya pembeli yang berhak bukan kamu. Jadi orang sudah tahu siapa yang duluan malah ngaku - ngaku. " Ucap Firza.

"Eh kerempeng, ini telor jelas punya saya. " Ucap Saphira.

"Hey... stop kalian bisa nggak sih kalau bertemu sehari saja tidak berantem. Sekali bertemu seperti musuh. "

"Habis dia yang mulai. " Ucap Saphira kesal.

"Sudah stop, perkara masalah telor saja di besar - besarkan. Kalau begitu kalian pake gunting kertas batu, siapa yang menang dia yang berhak atas telor ini. "

Firza dan Saphira pun melakukan gunting kertas batu, berkali - kali sama, dan akhirnya Firza yang menang.

"Yessss...Sapi kalah..., bungkus nasinya bu " Ucap Firza.

Saphira pun kesal atas kekalahan nya dan akhirnya memesan nasi dengan lauk yang lain.

*****

"Kenapa wajah kamu? " Tanya Soraya.

"Di warung milik Ibu kost ketemu sama si kerempeng. " Jawab Saphira kesal dan membuka bungkus nasi dengan paksa.

"Kenapa sih kamu itu panggil Firza kerempeng terus, dia itu tubuh nya atletis tahu sekarang, bukan lagi Firza yang dulu kurus identik sama perut buncit dan hidung meler. " Ucap Hani.

"Tetap saja, nama kerempeng nggak akan bisa hilang . Dia juga selalu salah manggil nama saya Sapie atau Sapi, nggak adil dong kalau saya harus muji Firza sekarang tampan, badan nya kekar. Ih.. najis tralala trilili ya.. "Ucap Saphira.

"Awas nanti jatuh cinta. " Ucap Lita.

"Nggak akan ya.. "

"Sekarang sih nggak, tapi nanti iya. " Ucap Tita sambil tertawa.

******

"Mau di rubah jadi apa juga, tetap saja seperti itu. Hanya body nya saja sekarang berubah karena pola makan, dan kulit aslinya warna nya nggak putih, karena perawatan saja rajin ke dokter kecantikan, sama itu gigi kalau bukan di operasi bentuk gigi sama rahangnya, nggak cantik dia. " Ucap Firza dengan membayangkan wajah Saphira.

"Tapi Firza, kalau di lihat - lihat, Saphira cantik loh sekarang, dia itu bisa merawat diri. Perawatan sih wajar, Mami nya saja rajin ke salon sama dokter kecantikan kata Bunda saya. " Ucap Ari.

"Namanya juga cewek lah Fir, perlu skincare biar glowing gitu. Nah kamu juga apa nggak ingat, kurus, perut buncit, hidung meler kayaknya kalau ada cewek yang naksir kamu sekarang tahu masa lalu kamu bakalan ilfil loh. " Ucap Ilham jujur.

"Jangan buka kartu kamu, itu bagian masa lalu. Dan itu kartu As saya, bila salah satu dari kalian bongkar aib siap - siap saja salah satu peluru ini tembus ke si otong kalian. " Ancam Firza.

"Jangan dong, nanti bagaimana pacar - pacar kita nggak bisa mainin. " Ucap Ari dan di anggukkan oleh Ilham.

Sedangkan Firza hanya menatap geli ke arah milik Ilham dan Ari.

******

"Sapi......!!!! Kamu apakan motor saya....!!!

Sedangkan di balik hordeng , Saphira hanya tertawa puas setelah meng kempes kan kedua roda motor milik Firza.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!