NovelToon NovelToon

CINTA UNTUK ZARA

1# Pertemuan yang tak sengaja

HAPPY READING~

🔉⚠️Jadilah Pembaca Yang Bijak

*

*

*

Seorang gadis dengan style rumahnya sedang berjalan di trotoar dengan menenteng sebungkus makanan dengan keresek berlogo IndoMei. Jalan cukup ramai dengan beberapa kendaraan berlalu lalang. Ia berjalan dengan santainya sambil sesekali bersenandung ceria.

Dia tokoh utama kita, Zara Adistya gadis pendiam dan pemalu itu berjalan dengan sangat tenang.

"Masih jauh, mending pakai jalan pintas aja kali ya, mumpung rame. " ucap gadis itu

Gadis itu berjalan kedepan kemudian berbelok menuju gang kecil. Awalnya memang ramai namun seiring berjalannya waktu gang itu mendadak sepi.

"Apa aku salah masuk gang sih? kok sepi. " pikirnya

Gadis itu mempercepat langkahnya terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Saat persimpangan jalan ia terhenti karena bingung memilih jalan yang mana.

"Kayaknya nyasar deh, duhh pilih jalan yang mana ya? "

Zara bingung sekaligus takut karena suasana mulai sepi benar-benar sepi.

Saat sedang berpikir ia mendengar suara hantaman dari jalan sebelah kanannya, ia pun mengintipnya.

Mata gadis itu melotot kaget saat mendapati sekelompok pemuda sedang berkelahi. Namun ada yang aneh, karena lawan mereka hanya satu orang sedangkan para pemuda itu berjumlah sekitar 10 orang, jelas itu tidak seimbang.

Zara hanya berdiam diri dibalik tembok, ia tak berani membantu pemuda satu itu. Zara bisa bela diri namun untuk melawan 10 orang ia menyerah. Tenaga laki-laki dan perempuan jelas berbeda.

Gadis itu berniat untuk merekam aksi pemuda itu menyalakan ponsel dan merekamnya namun sayang sekali karena mereka sudah selesai berkelahi.

Para pemuda yang berjumlah 10 orang itu pergi meninggalkan korbannya begitu saja disana.Zara bersembunyi saat mereka melewati gang itu . Setelah melihat mereka pergi ia berjalan kearah pemuda yang sempat dikeroyok.

Kondisinya cukup mengenaskan dengan luka lebam dan darah disekitar wajahnya.

"Are you okay? " tanya gadis itu pada pemuda yang masih merintih kesakitan.

Tak mendapatkan respon, gadis itu berjongkok tepat di depan pemuda itu, "Hai? "

Pemuda itu mendongakkan kepalanya menatap gadis cantik didepannya, "Ngapain lo di sini? "

"Aku gak sengaja lewat sini terus liat kamu dikeroyok. "

Pemuda itu terus menatapnya membuat gadis itu merasa risih, "Butuh bantuan? " tawarnya

"Gue bisa sendir.. awsshh. " ringisnya sambil memegang jidatnya yang berdarah.

Zara segera membantu pemuda itu berdiri kemudian memapahnya ke tepi jalan .

Setelah keduanya duduk di trotoar, Zara membuka bungkus plastik nya dan mengambil kapas beserta alkohol. Beruntung sekali ia habis membeli perlengkapan p4k di rumahnya yang sudah habis.

Membuka tutup botol dan menuangkan nya di kapas, "Aku bersihin ya lukanya biar gak infeksi, " ijin gadis itu menatap pemuda disamping nya.

Pemuda itu mengangguk saja sambil sesekali meringis sakit.

Zara menempelkan napasnya dengan perlahan di bagian sudut mata pemuda itu, "Tahan ya, "

"Awss pelan dong.. " ringis pemuda itu

"Eh maaf, tapi ini udah pelan kok, "

Zara membersihkan semua luka pemuda itu cukup banyak luka lebam dibagian sudut mata , dahi, dan sudut bibirnya yang sedikit sobek. Sesekali ia meringis ngilu melihatnya.

"Selesai, " ucap Zara sambil membereskan peralatannya.

"Em kamu bisa pulang sendiri kan? "

Pemuda itu menatap Zara yang juga sedang menatap pemuda itu,"Bisa, "

"Naik apa? disini sepi banget soalnya. "

"Temen gue bakal jemput kesini, " jawab pemuda itu, Zara menjawabnya dengan anggukan paham.

"Yaudah aku temenin kamu disini sampai temenmu datang ya? "

"Hmm, " jawabannya singkat sambil terus mengutak-atik ponselnya.

"Nama kamu siapa? "

"Ngapain lo nanya? " ucapnya memandang Zata datar membuat gadis itu tak enak.

"Em cuma mau kenalan aja sih, kalo gak mau juga gak papa kok. "

"Bara, " ucapnya singkat

"Hah? "

"Nama gue Bara! budeg lo? awshhh.." ucapnya lantang kemudian meringis karena merasakan sakit di sudut bibirnya.

"Eh iyaiya gak udah keras-keras, aku gak tuli kok. "

Keduanya diam tak ada obrolan satu pun membuat Zara merasa sedikit canggung. Gadis itu mengecek ponselnya dan melihat jam sudah pukul 10 malam.

"Temen kamu masih lama?" tanyanya pada Bara

"Bentar lagi, "

Zara menghembuskan napas pasrah, ia akan menunggunya sampai teman cowok ini datang walaupun ia sudah sedikit mengantuk.

"Huamm.. beneran bentar lagi kan? " ucapnya sambil menguap menahan kantuk.

"Ck.. kalo lo gak niat nemenin gue tinggal pulang aja sana." usirnya pada gadis itu

"Gak gitu, aku cum_"

Perkataan Zara terhenti karena mendengar suara derum motor menggema dan mendekat kearah keduanya, membuatnya panik.

"Gawat kita harus pergi dari sini, mereka geng nakal yang sering buat keributan, ayooo pergi!!" panik Zara sambil menggandeng tangan cowok itu untuk segera berdiri dan pergi dari sana.

"Apa-apa sih! lepas, dia temen gue, " sentaknya pada gadis itu

"Hah? temen kamu? "

"Hmm, "

Para pemuda yang membawa motor itu berhenti di depan keduanya dan turun dari motor mereka masing-masing.

"Kok lo bisa dikeroyok sih bos? "

"Wah parah siapa yang ngeroyok lo ?"

"Bisa diem gak? " tegur Bara pada temannya

Semuanya diam, "Geng Jino keroyok gue, dia udah rencanain dari waktu gue keluar dari rumah, " jelasnya

"Kurang ajar tuh orang! "

"Eh dia siapa? " tanya cowok bernama Dion

menatap gadis yang berada disamping Bara.

"Eh iya kok bisa sama lo bos? " tanya Niko temannya

Bara menolehkan kepalanya menatap gadis itu, "Bukan siapa-siapa, dia cuma nolongin gue, "

"Hai cantik siapa namanya? " tanya Dion pada Zara

Zara melirik sekitar, "Kamu tanya aku? " tanya gadis itu sambil menunjuk dirinya sendiri

Dion menepuk jidatnya, "Ya iya lah, yakali gue tanya pohon dibelakang lo. "

"Ooh namaku Zara. "

"Cantik sesuai namanya, " goda Dion

"Ekhem, " dehem Bara

"Lo gak papa? " tanya Gani yang sedari diam

"Gue oke, mending lo antar nih cewek ke rumahnya sekarang. " suruh Bara pada Gani yang dibalas anggukan olehnya.

"Lo pulang sama dia. " ucap Bara pada gadis itu

Zara melirik Gani yang masih duduk diatas motornya, "Em aku pulang sendiri aja. " tolak nya

Zara tak terbiasa berdekatan dengan laki-laki, jangankan dibonceng bersalaman saja ia jarang.

"Udah malem, nanti lo diculik orang. " ucap Bara

"Betul tuh, mending ikut sama Gani aja dijamin selamat sampai tujuan, ya gak Gan? " tanya Niko pada Gani yang dijawab anggukan oleh sang empu

"Tapi... "

"Udah sana, gue gak nanggung kalo lo selamat sampai rumah kalo pulang sendiri. "

Zara bepikir sejenak tak ada salahnya menuruti cowok itu dari pada pulang sendiri apalagi jalan sudah sangat sepi.

Zara akhirnya mengangguk, "Oke deh. "

"Naik, " suruh Gani pada gadis itu

Setelah berhasil menaiki motor besar itu, keduanya pergi meninggalkan Bara dan kedua temannya disana.

Bara melihat kepergian Zara sampai motor Gani tak terlihat.

Mine!

"Lo yakin yang keroyok lo anak buah Jino? " tanya Niko mengalihkan pandangan Bara.

"Lo raguin gue? "

"Bukan gitu, kok lo bisa sampai babak belur? "

"Dia bawa banyak anak buah sedangkan gue sendiri, mereka juga bawa senjata. " jelasnya

"Wah parah sih, kita harus balas dendam! " sengit Deon

"Hmm, cabut ! "

Ketiganya pergi dari tempat kejadian dengan Bara menaiki motor Deon, sedangkan Deon berboncengan dengan Niko.

Disisi lain Zara dan Gani sudah sampai di rumah gadis itu,"Makasih ya, " ucapnya ramah

"Sama-sama, gue saranin jangan lagi lo nampakin muka lo didepan Bara, " ucap Gani

Zara mengerutkan dahinya bingung, "Lah kenapa? "

"Ikutin perkataan gue agar lo aman. Gue pergi. " ucap cowok itu kemudian pergi dari depan rumahnya.

Zara berbalik badan dan berjalan menuju pintu rumahnya namun segera disambut oleh ibunya, "Yaampun kak, kenapa lama banget, ibu khawatir sama kaka. " ucap beliau dengan raut khawatir nya

"Maaf Bu tadi aku mampir ke rumah teman sebentar, terus Zara lupa kabarin ibu. " bohongnya

Maafin Zara karena berbohong bu batinnya

"Yaudah, lain kali harus kabarin ibu oke? "

Zara menangguk, "Oke ibuku"

"Yasudah sana kamu ke kamar bersih-bersih terus tidur. " ucap beliau

"Iya ibu, "

Zara berjalan menaiki tangga rumah sederhana nya menuju ke kamarnya berada.

*

*

*

HAI AKU JUGA MAU PROMOSIKAN KARYA PERTAMAKU berjudul AURORA TRANSMIGRATION

Jangan lupa mampir ya!

Like, Vote, Favorit, coment, folow dan beri hadiah ya...

SEE YOU NEXT CHAPTER ⚠️🔥

2# Awal Ketertarikan

Happy Reading!

*

*

*

Zara berjalan santai menuju kelasnya, melewati beberapa koridor kelas. Ia sudah berada di sekolah ini sudah hampir satu minggu dan mendapatkan banyak teman termasuk sahabat barunya bernama Sherin.

"Bar! " Bara menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

Bara dan teman-temannya sedang duduk dibawah pohon rindang dekat lapangan basket.

"Apa? " tanya Bara

"Itu bukanya cewek yang tadi malam bantuin lo kan? " tanya Niko menatap kearah gadis yang sedang berjalan santai melewati lorong kelas.

Bara ikut melihat arah pandang Niko kemudian tersenyum penuh arti, "Iya."

"Ternyata dia sekolah disini, kok gue baru liat tuh cewek ya. " ucap Dion yang merupakan play boy sekolah, hampir satu sekolah pernah ia pacari.

"Dia anak baru satu minggu yang lalu. " sahut Gani yang dibalas anggukan oleh Niko dan Dion.

"Pantes gue belum pernah liat. " celetuk Niko

"Gue jadiin dia pacar ke 120 gue kalik ya. " ucap Dion membuat Bara langsung menatap Dion tajam.

"Jangan dekati dia. "

Ketiganya menoleh ke arah Bara kaget, apa cowok nakal itu sedang menyukai seseorang?

"Kenapa Bar?" tanya Gani

"Dia target gue, jangan sekali-kali kalian sentuh dia. " ucapnya datar

Gani menatap Bara sedikit khawatir memikirkan gadis baik itu, "Kalo mau lo mainin perasaan dia, gue saranin jangan, lo bisa cari yang lain. " ucap Gani

"Lo suka dia? " tanya Bara dingin

"Gak bar, gue rasa gadis itu terlalu baik untuk lo sakitin. " balas Gani jujur

"Kita liat aja nanti. " ucap Bara dengan senyum miring andalannya.

*

*

Zara memasuki kelasnya disambut langsung oleh Sherin dengan heboh.

"Zaraaa!! gue kira lo gak berangkat, soalnya jam segini lo baru berangkat biasanya kan pagi buta lo udah sampe sekolah. " cerocos Sherin, Zara sudah sedikit terbiasa dengan keunikan sahabat barunya itu.

"Tadi angkotnya berhenti mulu setiap ada penumpang, padahal udah di teriakin suruh jalan aja sama para penumpang. " gerutu Zara mengingat sikap supir angkot nya tadi, padahal kan udah hampir penuh masih saja menaikan penumpang.

"Selamat pagi anak-anak! " seorang guru memasuki kelas dan segera memulai pelajaran jam pertama.

*

*

Kringggggg

Bel istirahat berbunyi membuat para murid segera bergegas ke kantin untuk mengisi perut kosong mereka.

"Yuk kantin. " ajak Sherin

"Yuk."

Keduanya berjalan beriringan menuju kantin disertai dengan beberapa obrolan. Sesampainya di kantin ternyata sudah penuh membuat keduanya bingung hendak duduk dimana.

"Udah penuh Rin. "

"ZARA!! " teriak seseorang dari meja pojok kantin.

Zara yang merasa namanya dipanggil pun mengedarkan pandangannya dan bertemu dengan mata hitam pekat seseorang.

Bukannya dia cowok tadi malam?

Sherin menyenggol lengan Zara kemudian berbisik, "Lo udah cari masalah apa sampai dipanggil kak Niko?? "

"Gue gak cari masalah apapun, emangnya kenapa? "

"Lo pasti udah melakukan kesalahan sampai mereka panggil nama lo, gue gak mau ikut campur masalah lo Zara... " bisiknya takut

"Emang dia siapa sampe lo ketakutan gitu? " tanya Zara balik

"Dia kak Bara dkk anggota geng motor terkenal di kota ini Zara.. siapun yang mencari masalah sama mereka gak bakal dibiarkan pergi begitu saja. " jelas Sherin

"Masa sih? " ucap Zara sedikit tak percaya.

"Woi Lo yang namanya Zara kesini cepett!!! " teriakan itu lagi membuat semua orang menatap kearah Zara dan Sherin yang membuat kedua gadis itu meneguk ludah.

"Mending lo samperin .. " suruh Sherin sambil mendorong Zara untuk berjalan.

"Temenin lah, ayokk! " Zara menggandeng tangan Sherin menemui Bara dkk. Zara datang dengan berani berbeda dengan Sherin yang mengumpat di belakang tubuhnya.

"Ya ka? "

"Lo Zara cewek tadi malam kan? " tanya Dion

"Iya ka, kenapa ya? "

Bara berdiri dari duduknya mendekat kearah Zara, "Mulai sekarang lo jadi pacar gue. " ucapnya datar

Semua murid menatap Bara kaget begitupun dengan Dion, Gani dan Niko.

"Maaf tapi aku gak bisa kak, permisi. " tolak Zara kemudian berbalik menarik tangan Sherin pergi dari sana.

"Sayangnya gue gak menerima penolakan. " peringat Bara dengan menahan tangan Zara agar tidak pergi.

Zara menghentakkan tangan Bara, "Kalo gitu aku juga gak suka dipaksa kak. "

Semua murid membicarakan Bara karena pertama kalinya cowok itu ditolak didepan umum.

"Zara? nama lo Zara kan? gue bakal terus kejar lo bagaimana pun caranya, inget itu! " ucap Bara kemudian pergi dari kantin meninggalkan ketiga sahabatnya yang masih tak habis pikir.

"Gue saranin lo turutin dia Zar,kalo pengin hidup lo aman. " ucap Dion menepuk punggung Zara pelan kemudian menyusul Bara.

Gani yang melihatnya hanya bisa menghela napas pelan, "Hati-hati." ucapnya kemudian pergi diikuti Niko yang hanyaa diam.

"Rin... " lirih Zara menatap Sherin bantuan.

"Ikut gue. " Sherin menggandeng tangan Zara menuju toilet dan menguncinya.

"Zara lo dalam bahaya! lo tau kan kak Bara itu kaya gimana, dia orangnya egois bangett apapun yang dia mau pasti bakal tercapai apapun caranya, gue takut lo kenapa-napa Zara.. "

"Segitunya? "

"Iyaa! bener kata kak Gani lo harus hati-hati. "

"Paling besok dia lupain gue Rin. "

Sherin memegang pundak Zara, "Gak! itu gak mungkin, apapun targetnya dia bakal selalu ingat. "

"Jangan nakut-nakutin gue dong.. "

"Gue gak nakutin lo Zara, itu emang kenyataannya. " balas Sherin

"Tapi lo nakutin gue Sherin... "

"Duh intinya lo waspada aja. "

*

*

*

"Pulang bareng gue! " setelah belum pulang berbunyi Zara keluar dari kelas menuju parkiran namun tiba-tiba tas nya diseret kebel oleh seseorang.

"Lepasin kak, aku bawa mobil sendiri. " tolak Zara berusaha melepaskan tangan Bara dari tas punggung nya.

"Kenapa lo selalu nolak gue? caper? " tuding Bara dengan wajah datarnya

"Gak kak, tapi aku emang udah bawa mobil. " ucap Zara berusaha memberikan pengertian pada kakak kelasnya itu.

"Permisi." Zara berjalan melanjutkan langkahnya.

"Lo bakal tunduk sama gue Zara. " tekan Bara

Zara terus berjalan tak menghiraukan perkataan Bara.

Berjalan menuju mobilnya dan menyalakan mesin melenggang pergi dari kawasan sekolah.

Bohong jika ia tidak takut dengan perkataan Bara, ia sangat takut bahkan sampai terus memikirkan nya.

*

*

*

Hai🙋‍♀️

⚠️🔊Like, vote, favorit, dan beri hadiah ya...

see you next chapter!!

3# I got you, Zara

Happy Reading~

*

*

*

Bara berjalan sendirian melewati lorong kelas dengan ekspresi seperti biasanya, datar.

"Woi Bar! " teriak seseorang memanggilnya

Bara menoleh kearah sumber suara, disana terdapat para sahabat atau mungkin babunya sedang berkumpul di lapangan basket.

"Bar! sini woi. " panggil Dion lagi

Bara berjalan kearah mereka dengan muka datarnya, "Apa? " tanya nya

"Napa sama muka lo? " tanya Gani saat melihat wajah Bara lebam dibagian ujung bibirnya. Dia memang paling peka dari pada kedua sahabatnya.

"Biasa." jawabannya singkat

"Lo masih belum aku sama pa-" ucapan Niko terpotong

"Gak usah bahas itu. " potong Bara menatap Niko dingin saat tau apa yang akan Niko ucapkan selanjutnya.

"Oke, sorry, " ucap Niko tak enak, mereka memang tau hubungan Bara dengan orang itu.

"Hmm, "

"Bar, noh si Zara gebetan lo. " tunjuk Dion saat melihat Zara berjalan bersama sahabatnya.

Zara Adistya gadis yang pernah menolongnya saat pengeroyokan geng Xander, entah kenapa saat melihat kepedulian gadis itu membuat Bara ingin mendekati Zara.

Sejak penolakannya kemarin,Bara tak pernah berhenti untuk mendekati gadis itu berbagai cara ia lakukan yang tentunya bukan cara romantis ia lebih suka memaksa gadis itu.

"Zara!!! sini... " teriak Niko

Mendengar teriakan Niko membuat Bara menatap cowok itu dengan ekspresi datarnya, kemudian mengalihkan pandangannya melihat kedua gadis itu sepertinya sedang berdebat di sana.

"Lo dipanggil sama ka Niko Zara.. lo harus kesana sekarang, jangan sampai buat mereka nunggu nanti mereka marahh.. " ujar Sherin dengan wajah takutnya

"Sama lo tapi.. " ucap Zara

"Gak... gak mau, gue takut ihh.. "

"Yaudah kita pura-pura gak denger aja. " Zara menggandeng tangan Sherin pergi namun ditahan oleh sang empu.

"Lo gila? itu justru lebih bahaya Zara.. " ucap Sherin

Zara menghela napas pelan, "Kita kesana basreng okey?? "

Akhirnya Sherin mengangguk walaupun tadinya menolak ajaknya.

Sherin menolehkan kepalanya kearah Bara dkk kemudian melotot kaget, "Zar!mereka nyamperin kita.. gue gak mau mati. " ucap Sherin histeris

Zara ikut menoleh kearah yang dimaksud Sherin dan melihat tatapan Bara yang lurus kepadanya membuat bulu kuduknya merinding. Sekita nyalinya menciut.

"Sherin.. ayo kita pergi dari sini. " ucap Zara menggandeng Sherin pergi dari sana dengan cepat.

Baru saja berlari beberapa langkah dirinya mendengar panggilan tegas namun datar milik Bara.

"Zara Adistya. " panggil Bara tegas dan dingin.

Sherin menahan tangan Zara agar tidak melanjutkan larinya, "percuma dia udah liat kita. "

Mereka berempat telah sampai dihadapan Sherin dan Zara.

"Ha-hai ka. " sapa Sherin takut

"Hai cantik, " balas Dion dengan senyum khas buaya nya.

Sherin tersenyum canggung mendengar balasan kaka kelasnya itu.

"Dasar buaya jantan,liat bening dikit langsung menclok. " timpal Niko sambil menepuk punggung Dion keras.

"Awss sakit bego! " ringis Dion

Sementara sekarang Zara sedang tersenyum paksa melihat pertengkaran mereka, dirinya sebenarnya sedang merasa tidak nyaman oleh tatapan orang disampingnya.

Bara melihat semua gerak-gerik gadis itu dengan tatapan datar dan dinginnya.

"Ikut gue. "

Bara menggandeng tangan Zara dengan kasar membawa gadis itu entah kemana.

"Kok gue ditinggal sih... " lirih Sherin, ia merasa canggung dengan ketiga cowok didepannya ini.

"Mau gue antar? " tanya Gani saat mendengar cicitan Sherin

Sherin menatap Gani kaget, "Gak usah kak, aku bisa sendiri. "

Sherin berbalik badan melangkahkan kakinya meninggalkan ketiga laki-laki itu.

"Wihh ada yang mau taken nihh.. " ledek Dion

"Gue mencium bau lope lope... " sahut Niko dengan ekspresi jahilnya.

"Apaan sih,jijik gue liat ekspresi kalian. " ucap Gani sinis

*

*

*

Bara menyeret Zara menuju rooftop sekolah . Sesampainya disana Bara melepaskan cekalannya pada tangan Zara kasar membuat gadis itu meringis sakit.

"Awsss.. " ringis Zara saat melihat bekas cekalan Bara di pergelangan tangannya yang sedikit merah.

"Sekarang lo harus jawab pertanyaan gue. " tegas Bara menghiraukan ringisan Zara, sebenarnya ia tau.

"Jawaban yang mana ka? "

"Apa perlu gue ucapin lagi?" tanya Bara dingin

"Boleh, soalnya aku gak tau yang mana kak. " ucap Zara sekenanya

"Jangan pura-pura ngak tau!!" sentak Bara membuat Zara terjengit kaget.

"Tapi aku emang gak tau kak. " ucap Zara berusaha santai walaupun jantungnya sedang berdegup sangat kencang.

"Lo jadi pacar gue mulai se ka rang.. " dengan nada ditekan diakhirnya.

"Lo dengarkan? " tekan Bara lagi

Zara mengangguk, "Dengar ka, ta-tapi aku gak bisa. "

"Lo tau? gue gak menerima penolakan! "

"Tapi aku gak bisa kak. " sentak Zara balik

Bara terkekeh sinis sambil berjalan mendekati Zara, "Lo teriak gue atau lo gue lempar dari atas sini? "

Zara tertegun mendengar ucapan Bara, apa lelaki itu akan senekat itu?

"Ta-"

Ucapan Zara terhenti saat tiba-tiba tangannya diseret oleh Bara menuju pembatas rooftop, ia mendorong punggung Zara ke pembatas itu.

"Sekarang lo milih. " tegas Bara

Zara sangat ketakutan saat tubuhnya berada di tepi pembatas rooftop, ia perpegangan kuat menahan tubuhnya agar tidak jatuh sementara Bara memegang kuat bahunya.

"Ka.. ini bahaya. " cicit Zara takut

"Gue butuh jawaban, jawab dalam tiga hitungan..satu.. dua... "

Zara kelabakan mendengar hitungan Bara sementara tubuhnya sudah mulai mendoyong kerarah belakang, jika saja tangan Bara tidak menahan bahunya makan bisa saja ia akan jatuh kebawah.

"Tiga.. oke-"

"Aku mau! " jawab Zara dengan tergesa-gesa sampai memotong ucapan Bara.

Bara tersenyum senang kemudian membawa tubuh Zara menjauhi pembatas rooftop.

"Good Girl, mulai sekarang lo jadi pacar gue dan jangan pernah membantah perkataan gue karena lo wajib turutin semua perkataan gue, tanpa terkecuali, paham? "

Zara hanya mengangguk lemah, tubuhnya terasa lemas seperti baru saja menghadapi sebuah kematian.

Bara lagi-lagi tersenyum melihat ekspresi gadisnya itu, ia menyukainya saat Zara menurut padanya.

"Gue antar lo ke kelas. "

Zara hanya mengangguk lemah, dirinya masih syok atas perbuatan Bara tadi.

Zara tau itu adalah keputusan yang sangat bodoh, namun apa yang bisa ia perbuat? ia tak mau mati.

Saat Bara menggandeng tangan Zara lembut menuju kelasnya, ia terpikirkan perkataan kedua orang tuanya apalagi papahnya yang melarang ia untuk berpacaran.

Zara adalah anak satu-satunya dalam keluarga kecilnya, ia dituntut untuk bersikap sederhana, pintar dan berprestasi.

Papahnya sangat menginginkan kesuksesan Zara, namun apa yang ia lakukan sekarang? ia telah melanggar perkataan papahnya untuk tidaak berpacaran karena itu dapat mengganggu sekolah.

"Maafin Zara mah, pah. "ucapnya dalam hati

" Sana masuk, belajar yang rajin"ucap Bara saat keduanya sudah sampai di pintu depan kelas.

Zara mengangguk kemudian berbalik memasuki kelas meninggalkan Bara yang masih berdiri di sana.

"i got you. "

*

*

*

Hai🙋‍♀️

Jika kalian suka cerita ini mohon berikan Like, Vote, Favorit, dan Hadiah ya..

See you next chapter!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!