NovelToon NovelToon

Kuperjuangkan Cinta Suamiku

Mencintai Dalam Diam

Aku melihat ponselku yang dari tadi berbunyi, banyak pesan yang di kirim sahabatku Sintia, memintaku menemaninya memilih gaun pernikahan yang beberapa hari lagi di laksanakan.

" Iya halo sin," aku mengangkat telpon dari Sintia

" Kamu dimana sih Nay... dari tadi di chat gak di bales di telpon gak di angkat, kamu gak lupakan sama janji kamu?." Tanya Sintia bertubi-tubi.

" Ini aku sudah menuju ke butik, kamu gak usah jemput aku langsung kesana aja, tadi lumayan banyak pasien jadi gak bisa bales chat kamu."

"Kamu belum ambil cuti nay, sahabat kamu sendiri yang mau nikah, masak kamu tega"

Ujarnya lagi

" Besok aku ambil cuti sin, pokoknya kamu tenang saja, aku pasti akan utamakan acara penting kamu" jelas ku pada Sintia.

" Yasudah aku matikan teleponnya, langsung ke butik aja, soalnya aku sama mas Arif lagi di jalan menuju butik, kamu hati-hati bawa mobilnya Nay."

"Iya"

Langsung saja aku melajukan mobilku meninggalkan halaman rumah sakit menuju butik terkenal kota ini. Pernikahan mas Arif dan Sintia akan dilangsungkan lusa dengan sangat meriah, Sintia merancang pesta pernikahannya bak pesta pernikahan Putri raja.

Aku memegang dadaku yang terasa ngilu sambil menarik nafas panjang dan menghembuskannya, apakah aku bisa menyaksikan pernikahan mas Arif dan Sintia? Sakit sekali hatiku, mas Arif adalah cinta pertamaku, aku dan mas Arif kakak kelas di SMA, dari awal melihat mas Arif aku langsung jatuh hati kepadanya, mas Arif adalah sosok pendiam dan dingin, tetapi mas Arif memiliki banyak teman karena dia merupakan ketua OSIS pada waktu itu.

Sesampainya di depan butik yang mewah ini, ku parkir kan mobilku di tempat parkiran di butik ini, sangat banyak sekali patung dengan balutan baju pengantin pria dan wanita yang bermacam model.

Langsung saja aku mencari sahabatku sintia dan calon suaminya, aku berhenti sebentar melihat ke arah mereka, yang sedang melihat katalog sesekali terdengar canda di antara mereka berdua.

" Kamu harus melupakan mas Arif Nay, dia calon suami Sintia sahabatmu yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, jadi hilangkan lah mas Arif dari pikiranmu dan juga hatimu, kamu pasti bisa Nayla."

Gumam ku pada diri sendiri

Aku sering bertemu dengan mas Arif karena pertemuan ku dengan Sintia, dia sering mengajakku jika sedang berkumpul dengan mas Arif, terkadang aku merasa risih sendiri dengan kehadiranku yang seperti obat nyamuk bagi mereka.

Aku bertekad akan melupakan mas Arif walaupun itu sangat susah, bukan hanya kali ini saja aku berencana untuk melupakan mas Arif tetapi dari dulu sudah kulakukan tidak pernah bisa, apa karena mas Arif adalah cinta pertamaku?.

Aku tahu ini merupakan perasaan cinta yang salah, tapi gimana caranya aku bisa mengontrol hatiku jika hati ini sudah memilih mas Arif. Padahal mas Arif dari segi sifat bukanlah pria idaman ku, aku lebih suka dengan lelaki yang yang romantis, lembut, tidak seperti mas Arif yang terkesan dingin kepada semua orang termasuk diriku, Tetapi entah kenapa di dalam hatiku tetap hanya ada mas Arif.

Biarlah ku simpan perasaan ini sampai benar-benar menghilang dari pikiran dan hatiku, tak akan pernah ku ceritakan perasaan ini kepada siapapun, inilah yang terbaik dari cinta terpendam ku.

Kumohon hilangkan perasaan ini dari pikiran dan hatiku, aku juga ingin bahagia melangkah tanpa beban dari bayang-bayang cinta ini, sungguh cinta dalam diam ini untukmu sangat-sangat lah menyakitkan.

Aku menghampiri mereka yang sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat katalog, langsung saja ku ubah ekspresi ku menjadi ceria, di depan keduanya seolah-olah hatiku baik-baik saja.

" Hay Sin, mas Arif udah lama nyampenya?." Tanyaku basa basi dan duduk di sofa yang berbeda dengan mereka.

"Belum Nay, aku sama mas Arif baru liat katalog nya, sambil nungguin kamu juga"

Ujar Sintia.

Ku lirik ke arah Mas Arif yang hanya diam mendengarkan penjelasan dari kekasihnya, memang begitulah mas Arif dia terlalu pendiam dengan orang lain termasuk denganku, tetapi dia akan terlihat ceria bila itu dengan sintia.

" Ayo Nay.. bantu aku lihat-lihat gaun nya dulu, mas kamu disini aja ya"

Mas Arif hanya mengangguk sebagai persetujuan, Sintia langsung menggandeng tanganku untuk melihat gaun-gaun.

" Ini gimana menurut kamu Nay cantik gak?

Tanya Sintia memperlihatkan sebuah gaun cantik dan mewah.

"Cantik sin cocok buat kamu."

"Ya mbak, gaun ini merupakan salah satu gaun terbaik di toko kami mbak, ini dirancang khusus oleh desainer terbaik kami dalam ajang perlombaan designer terbaik seAsia, cocok banget untuk mbak Sintia sangat sesuai dengan konsep pernikahan mbak." Ujar pelayan butik tersebut

Penampilan Sintia selalu memukau karena di haruskan sebagai mana profesinya sebagai model. Sintia gadis yatim piatu,orang tuanya meninggal pasca tragedi kecelakaan saat pulang arus mudik dari kampungnya.

Aku dan Sintia sudah bersahabat dari kecil, yang sudah ku anggap sebagai saudara ku sendiri, orang tua kami juga bersahabat mama dan papaku juga sangat menyayanginya.

" Nay aku coba dulu gaun ini ya."

Aku hanya mengangguk dan melihat sekitar, pandangan ku tertuju pada sebuah gaun pengantin cantik simpel dan anggun, ku hampiri gaun tersebut.

Gaunnya sangat cantik, aku juga pengen suatu saat bisa memakai gaun pernikahan, dan menikah dengan seseorang yang kucintai, apakah akan ada seseorang yang mencintaiku?

Ku lirik ke arah mas Arif yang masih Duduk di sofa, mas Arif sedang memainkan ponselnya sepertinya dia sedang membahas sesuatu hal yang penting.

Aku menghampiri mas Arif dan duduk di sofa yang berbeda dengan nya, mas Arif hanya melihat sekilas kearah ku dan kembali fokos dengan ponselnya

Aku ambil katalog di meja depan mas Arif, agar aku tidak terlihat canggung di depannya, kubuka katalog tersebut sesekali melirik ke arahnya dia benar-benar tidak mengganggap ku ada.

Aku benar-benar canggung walau hanya duduk berdua dengan mas Arif, Tampa sepatah katapun yang keluar dari mulut ku dan mulut nya.

"Tante Dania bagaimana keadaannya mas?"

Tanya ku membuka suara agar suasana mencair, Sumpah rasanya deg-degan banget padahal hanya duduk saja begini.

"Baik." jawabnya acuh.

Hanya itu jawaban dari mas Arif beneran manusia es. kesel banget aku sama mas Arif, entah manusia dari planet mana dia, mungkin dari kutub utara kali ya. Kutarik nafas panjang kuhembuskan dengan kasar biar dia tau kalau aku sedang kesel dengannya.

"Bagaimana mas, Nay cantik gak?"

Tiba-tiba Sintia sudah muncul di depan kami

" Kamu cantik banget sin"

Ujar ku

" Gimana sayang ?"

" Sangat cantik sayang... kamu pengantin yang tercantik yang pernah ada" ujar mas Arif

Tukan manusia es ini berubah seratus delapan puluh derajat jika sudah berbicara dengan Sintia benar-benar bucin. kesel aku apa tidak bisa dia juga bersikap sedikit baik kepada orang lain.

"Gombal kamu mas, semua pengantin cantik mas." jawab Sintia tersipu malu

"Bagiku hanya kamu yang paling cantik sayang."

Aku hanya bisa cengengesan melihat interaksi keduanya, apa mereka gak melihat ada kau yang jomblo di sini.

"Kamu bisa aja mas, jadi aku pilih yang ini aja ya mas."

"Iya sayang"

Tuhan kuatkan lah hatiku untuk menyaksikan pernikahan sahabatku, dengan orang yang kucintai mereka berdua sangat berharga untukku.

kamu harus kuat Nay pasti kamu bisa melupakan Mas Arif cinta tidak harus memiliki, mencintai Mas Arif dalam diam itulah yang terbaik.

sepucuk surat

Seperti yang sudah kami jadwal kan hari ini, aku dan Sintia akan pergi ke salon langganan kami agar membuat kami berdua tampak lebih cantik dan fresh ketika acara besok dilaksanakan.

Walaupun orang tua Sintia sudah meninggal dan tidak mempunyai kerabat sama sekali, tetapi Sintia tidak perlu repot mengurus acara pesta pernikahannya sendiri dikarenakan semua akan ditanggung oleh keluargaku yang menggantikan orang tua Sintia dan juga keluarganya mas Arif.

Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, aku memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat baik, perhatikan pokoknya dia merupakan sosok kakak yang selalu ada untuk melindungi adik-adiknya jika kami mendapatkan masalah. Nathan syah reza wijaya namanya, kakakku yang menggantikan papa dalam mengurus perusahaan.

Aku juga mempunyai seorang adik perempuan remaja yang bernama nabila Zaskia wijaya, gadis kelas dua SMA yang ceria, cerewet, keras kepala, nabila juga merupakan gadis pemberontak, dia tidak akan mendengar perkataan mama dan papa yang menurutnya tidak sesuai dengan prinsipnya. Tetapi nabila akan menuruti semua perkataan ku dan juga perkataan kak Nathan, apapun yang telah aku dan kak Nathan katakan dia tidak akan pernah membantah nya.

Orang tuaku sudah menganggap Sintia seperti anaknya sendiri, bahkan mereka lebih mementingkan Sintia daripada aku, kak nathan dan juga nabila. kadang-kadang aku juga iri melihat kedekatan orang tuaku dengan Sintia akan tetapi perasaan itu tidak ku pikirkan, karena Sintia sahabat terbaikku.

Wajar saja jika mama dan papa lebih perhatian kepada Sintia. karena Sintia anak dari sahabat mereka yang sudah meninggal, mungkin mama dan papa ingin memberi perhatian lebih, agar Sintia tidak merasa kehilangan kedua orang tuanya yang sudah meninggal.

kami merupakan saudara yang kompak walaupun aku dan Sintia persahabatan seperti saudara, dan juga orang tuaku menganggapnya sebagai putri mereka sendiri, tetapi tidak dengan kedua saudara kandung ku yang seperti kurang suka jika ada Sintia di keluarga kami, entah kenapa kak nathan dan juga nabila kurang suka dengan Sintia, mungkin karena mama dan papa terlihat lebih menyayangi Sintia daripada kami

Aku memperhatikan penampilan ku di cermin, penampilan ku sudah oke kuambil parfum dan ku semprot kan di bajuku aroma vanilla yang manis yang paling kusukai langsung saja aku turun ke bawah.

"Mau kemana nay, gak kerja kamu?"

tanya kak nathan

"nggak kak nayla mau nemenin Sintia ke salon sebelum acara besok." jawab ku

" iya nay, lebih baik kamu temenin sintia aja kasihan dia nggak punya teman lain selain kamu, kalau soal lainnya biar mama dan papa yang mengurus, pokoknya sintia cuma tinggal beres aja, mama udah menganggap sintia sebagai anak mama juga." Ujar mama

"Iyalah dianggap anaknya sendiri, kami yang anak mama dan papa aja nggak pernah segitunya di perhatiin, mama pilih kasih tahu nggak? Mama dan papa lebih sayang dia daripada kami yang anak mama sendiri." Ujar nabila cemburu

nabila adalah anak bungsu keluarga kami jadi wajar menurutku sih kalau nabila merasa iri pada perhatian mama ke Sintia, yang menurut kak nathan dan juga nabila terlalu berlebihan. kalau aku sih oke oke aja kalau mama dan papa perhatian sama Sintia aku nggak masalah, karena dari dulu aku selalu berbagi segala yang ku punya kepada Sintia termasuk perhatian orang tuaku sekarang.

" nggak boleh bicara seperti itu sayang, mama sudah menganggap kak sintia seperti anak mama sendiri, jadi mama nggak pernah membeda-bedakan kalian, kak Sintia juga kakak kamu sayang Sama seperti kak nayla." Ujar mama sambil mengelus rambut nabila

"tau ah." Jawab nabila ketus lalu melangkah meninggalkan kami

"papa mana ma?" tanya ku

"papa sudah berangkat ke kantor, katanya ada hal yang penting,"

"yasudah, kalau gitu Nayla berangkat dulu ya ma, kak. Sintia pasti sudah menunggu Nayla."

"Iya sayang, jangan lama-lama kasihan sintia menunggu." Ujar mama

Langsung ku salam tangan mama dan juga kak nathan untuk berpamitan.

"hati-hati ya dek,"

" iya kak, nayla duluan ya,"

Sesampainya di apartemen Sintia, langsung saja aku masuk kedalam, aku sudah tahu password apartemennya, dia bilang kalau aku ke apartemennya tidak perlu menunggu nya dan itu ku lakukan setiap aku datang ke apartemennya Sintia.

Aku masuk ke dalam dan mencari keberadaan Sintia tetapi anehnya suasana di apartemennya seperti tidak ada orang, katanya kemarin Sintia menungguku di apartemen untuk pergi ke salon bersama.

"sin kamu di dalam nggak, ini aku udah sampai lo." kataku mengutuk pintu kamarnya

tapi tidak ada balasan kucoba panggil-panggil juga gak ada Jawaban. kubuka pintu kamarnya Sintia dan masuk ke dalam mencarinya.

"tidak ada, kemana Sintia pergi," gumam ku.

ku periksa kamar mandinya juga tidak ada, ke mana sih dia pergi aku mengambil handphone ku melihat tidak ada satu pun pesan dari Sintia, langsung saja aku telepon ke nomor hpnya sintia, lebih anehnya lagi nomor hpnya sintia tidak aktif.

Di tengah kepanikan ku tak sengaja mataku melirik ke arah meja kecil di samping tempat tidurnya Sintia ada sebuah kertas, langsung saja aku hampiri kertas tersebut sepertinya itu adalah sebuah surat kubuka surat tersebut lalu ku baca isinya.

{Maaf semuanya aku harus pergi, ada suatu hal yang harus ku kerjakan, teruntuk Mas Arif Aku sangat mencintaimu mas maafkanlah aku yang harus meninggalkanmu di saat acara bahagia kita, sungguh aku tidak ingin ini terjadi, Nayla sahabatku ku titip Mas Arif kepadamu, tolong jaga dia dengan baik hanya kamu sahabat terpercaya ku. dan jangan mencari ku}.

ttd:

Sintia.

deggg....

Aku langsung panik setelah membaca isi surat dari Sintia, ku hampiri lemari pakaian dan membuka lemari tersebut di sana hanya tinggal beberapa baju,

"Apa-apaan ini, sebenarnya apa yang terjadi?, kemana dia menghilang?, mengapa Sintia menulis surat seperti ini?, apakah saat ini dia tidak memikirkan bahwa besok adalah pesta pernikahannya?, bagaimana aku menjelaskan kepada semua orang?,"

Banyak sekali pertanyaan di benakku tentang menghilangnya Sintia, kenapa dia menghilang di saat acara bahagianya besok, aku tahu Sintia sangat mendambakan pernikahan dengan mas Arif, apa alasannya sehingga Sintia tidak menjelaskannya kepada kami dan dia langsung memutuskan untuk pergi.

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Sintia, bagaiman aku menjelaskan semua ini pada semua orang terutama mas Arif, dengan perasaan yang campur aduk aku hubungi nomor ponselnya mas Arif, tidak lama beberapa detik mas Arif mengangkat teleponku.

"Ha.. halo mas, sin... Sintia mas," ujar ku tergagap.

"Ada apa dengan Sintia.?" tanya mas aris panik.

" Sintia mas, Sintia kabur, di apartemennya nggak ada, dan aku sudah mencoba menghubungi nomor hpnya tetapi tidak aktif mas, dia hanya meninggalkan surat mas." jelas ku tak kalah panik.

" Apa... kamu di mana sekarang?" tanya mas Arif

"Aku lagi di apartemennya Sintia mas."

"Baiklah aku akan segera ke sana kamu tunggu aku di sana Nay."

"I..iya... baik mas."

Mas Arif langsung mematikan teleponnya, ya Tuhan kenapa Sintia tega kabur di hari pernikahannya sendiri apakah dia tidak memikirkan bagaimana perasaan semua orang terutama perasaan mas Arif .

permintaan

Masih teringat di pikiranku kejadian tadi, bagaimana rapuhnya mas Arif ketika mengetahui Sintia kabur, sebelum acara pernikahannya besok berlangsung tanpa ada alasan.

Mas Arif seperti seorang lelaki yang kehilangan arah jalan, baru kali ini aku melihat mas Arif meneteskan air matanya, itu membuat hatiku juga ikut bersedih. Andai aku jadi Sintia tidak akan pernah aku melakukan hal seperti ini, apapun alasannya.

Pada saat itu mas Arif seperti orang bingung, dengan terburu-buru menghampiriku yang sedang berada di dalam apartemennya Sintia, terlihat jelas di wajahnya bahwasanya dia seperti sedang ketakutan dan juga sangat panik.

" Di mana Sintia Nay...di mana dia..?" tanya mas Arif sambil memeriksa beberapa ruangan yang ada di dalam apartemen Sintia.

Padahal sudah kukatakan bahwa Sintia tidak ada di apartemennya. Kepanikan mas Arif seolah-olah tidak percaya perkataan ku, padahal kenyataannya memang benar Sintia tidak ada di sini.

"Sintia nggak ada di sini mas, aku udah mencari Sintia di apartemen ini, dia hanya meninggalkan surat ini mas." kataku

Sambil mendekat ke arah mas Arif, kuberikan surat itu kepadanya, mas Arif melihat surat itu dan membacanya, dengan wajah yang panik dia melihat ke arahku.

"Nggak... nggak mungkin... Sintia tidak mungkin melakukan ini Nay, ini impiannya menikah dengan aku, kami saling mencintai Nay, bagaimana dia bisa meninggalkan aku? Besok adalah hari yang sangat kami nantikan, aku tidak bisa hidup tanpa dia Nay, Aku mohon bantu aku mencari Sintia." Ujar mas Arif histeris dan meneteskan air mata.

Untuk pertama kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa mas Arif meneteskan air matanya yang tak pernah kulihat sebelumnya. Segitu kah besar cintamu kepada Sintia mas?, walaupun dia meninggalkanmu disaat besok yang akan menjadi hari bahagia kalian.

Betapa beruntungnya Sintia mendapatkan cintamu mas, tapi sayangnya Sintia menyia-nyiakan cintamu, andai aku yang mendapatkan cintamu itu, pasti aku akan menjadi wanita yang paling bahagia.

"Iya mas.. pasti aku akan membantumu untuk mencari Sintia, tapi mau dicari kemana mas, nomor hpnya Sintia tidak aktif, Sintia tidak ada keluarga lagi selain keluargaku mas, aku juga gak tahu harus mencari Sintia kemana, karena dia sendirian tidak pernah mengatakan kemana dia pergi." jawab ku.

"Kemana saja Nay, pokoknya kita harus temui Sintia. mungkin dia belum jauh dari sini, ayo Nay.. langsung saja kita mencari dia," ujar mas Arif.

Dengan buru-buru aku dan mas mas Arif meninggalkan apartemen Sintia menuju mobilnya mas Arif. Aku berharap Sintia belum jauh dari sini, mas Arif langsung melajukan mobilnya sambil melihat kearah jalan tetapi tidak ada jejak Sintia di sini, sebenarnya kemana dia pergi.

Aku melirik ke arah mas Arif yang sedang melihat-lihat jalan, hampir dua jam kami berputar-putar mencari keberadaan Sintia tetapi hasilnya tetap nihil tidak ada sama sekali.

"Bagaimana ini mas, Sintia nggak ada di sini, kemana lagi kita harus mencarinya,?" tanyaku kepada mas Arif.

Perutku sudah perih minta di isi, karena memang sekarang sudah lewat waktunya makan siang, tetapi tidak ku beritahukan kepada mas Arif, melihat kondisinya yang seperti ini membuatku segan untuk bilang kepada mas Arif, dan aku yakin mas Arif juga merasa lapar.

"Aku juga tidak tahu Nay, lebih baik kita mencari tepat makan dulu untuk makan, kamu pasti lapar kan,?" tanya mas Arif

" Iya mas, lebih baik kita makan dulu," jawab ku.

Baru kali ini mas Arif berbicara dan dekat denganku, biasanya walaupun kami sering bertemu tetapi jarang sekali kami berbicara seolah-olah kami tidak pernah mengenal.

Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan lagi mencari Sintia hingga sore hari, tetapi hasilnya tetap sama, sepertinya Sintia sudah meninggalkan kota ini.

***

Malam harinya aku sedang duduk-duduk di dalam kamarku sambil memikirkan Sintia.

"Kenapa kamu kabur Sin, padahal besok adalah hari pernikahan mu," gumam ku.

"tok.. tok...tok.. Nay... turun dulu, di bawah ada keluarganya nak Arif," ujar mama.

"Iya ma, sebentar Nayla akan turun ke bawah." jawabku.

Sepertinya keluarga mas Arif datang ke sini untuk membahas bagaimana kelanjutan pernikahan mas Arif dengan Sintia.

Di ruang tamu sudah ada mas Arif, tante Dania, dan juga om Radit selaku orang tuanya mas Arif, aku menghampiri semua orang yang ada di ruang tamu.

Semua mata tertuju padaku membuat ku canggung dan sepertinya mereka menunggu kedatangan ku, dengan perlahan aku hampiri mereka dan duduk di samping Nabila

Aku perhatikan semua wajah yang ada di hadapanku terlihat jelas mereka semua marasa kecewa dengan kabur nya Sintia, permasalahan Sintia kabur bukanlah masalah yang kecil.

"Jadi bagaimana ini pak Radit dan ibu Dania, Sintia sudah kabur, pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan, karena pengantin perempuannya tidak ada."

Semua orang terdiam mendengar perkataan papa suasana di ruangan tamu menjadi hening.

"Pernikahan ini tetap akan dilanjutkan pak Farhan, tidak mungkin kita membatalkan pernikahan ini, semuanya udah dipersiapkan undangan juga sudah disebarkan, saya dan keluarga saya tidak mau menanggung malu dengan kaburnya Sintia." ucap om Radit.

Bagaimana mungkin pernikahan ini dilanjutkan sedangkan Sintia sudah kabur hilang entah ke mana. Mas Arif yang duduk di samping tante Dania hanya diam dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, mungkin mas Arif terlalu terpukul dengan kaburnya Sintia.

"Betul pak Farhan, buk Hanum keluarga kami tidak ingin menanggung malu, semuanya sudah dipersiapkan dan acaranya sudah di depan mata, tidak mungkin dibatalkan begitu saja, apa kata orang nanti.. jika putra keluarga Alvaro ditinggalkan pengantin wanita di hari pernikahannya, ini juga bisa berdampak pada perusahaan kami pak Farhan buk Hanum." Terang Tante Dania.

"Iya tetapi siapa yang akan menjadi pengantin menganti nak Arif,... di mana kita mendapatkan pengantinnya Sintia?" Tanya mama.

keluarga Alvaro memang keluarga pengusaha yang terkenal dan juga berpengaruh di Indonesia jika pernikahan ini gagal bisa dipastikan keluarga besar Alvaro akan sangat malu, tetapi yang menjadi pertanyaannya siapa yang akan menggantikan Sintia untuk menjadi pengantin.

"Nayla yang akan menjadi pengantin mengganti untuk Arif, dia yang akan menggantikan Sintia menjadi istri Arif,".ujar tante Dania.

Degg

Perkataan tante Dania membuatku terkejut dan Juga jantungku berdebar, suasana kembali menjadi hening ini semua tidak masuk akal, aku tidak ingin menikah tanpa adanya cinta, walaupun sangat jelas aku mencintai mas Arif tapi bukan begini caranya, Ini salah.

"Aku tidak mencintai Nayla ma, cintaku hanya untuk Sintia, bagaimana aku bisa menikah dengan Nayla." Ujar mas Arif keberatan

"Tidak ada pilihan lain selain menikah dengan Nayla, kami tidak ingin menanggung malu. Ini keputusan yang benar, bagaimana Nay kamu mau kan menikah dengan Arif?" Tanya om Radit.

jawaban apa yang harus kuberikan?

.

.

.

jangan lupa like dan favorit

semoga suka dan terhibur ya🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!