NovelToon NovelToon

Terpaksa Nikah Kontrak

BAB 1

"Sudah berapa lama anda menikah dengan saya nona Wilona?" tanya pria yang berada di depan Wilona.

Leher Wilona seperti tercekat. Ia sembunyikan sesuatu yang akan menjadi penyesalan terdalam bagi Kaizer Jameel.

Di ruangan sebesar ini apa otak pintar seorang Kaizer Jameel hilang ingatan, padahal ruangan ini menjadi saksi pernikahan kala itu sebagai jaminan jika menikah akan mendapatkan semuanya termasuk ini, sekarang tempat berpijak di bumi.

Apakah pria kejam di depannya telah lupa jika usia pernikahan nya kini memasuki usia yang ke 4 tahun, usia pernikahan itu bukan hanya waktu sebentar dalam pernikahan.

"Sudah hampir empat tahun, apa daya ingat anda sudah berkurang banyak tuan Kaizer Jameel!"

Mata elang Kaizer melebar, terkejut.

Kaizer menyeringai licik.

"Ternyata anda sudah banyak berubah, dari cara bicara anda pada saya. Apa setelah melewati malam panas dengan saya, membuat anda jadi berani pada saya dengan kata-kata kurang ajar seperti itu pada saya. Tidak ada hak anda bicara begitu kasar pada saya,"

Wilona seperti terhantam pukulan di mulutnya.

"Cih.. bukannya ini yang anda ajarkan pada saya tuan selama empat tahun lamanya, bukannya seharusnya anda bisa tenang."

Wilona Kirei pada dasarnya gadis lemah lembut dan penakut, saat ini umurnya sudah menginjak 24 tahun, tapi semua hilang sikapnya yang dulu kini perlahan-lahan saat perlakuan orang yang ada di depannya semakin semena-mena saat mendapatkan kejayaannya dalam waktu yang singkat, benar Kaizer mendapat warisan setelah menikah dengan Wilona.

Lebih tepatnya 1 tahun usia pernikahan, memang tidaklah mudah meyakinkan kakek Mahir untuk mewariskan sebagian besar hartanya pada sang cucu, apalagi statusnya.

Kaizer Jameel berumur 30 tahun pria ini adalah anak ha,ram yang tidak pernah di inginkan dari keluarga Mahir, jika bukan karena ia satu-satunya anak laki-laki yang terlahir dari keturunan Mahir mana mungkin ia mendapatkan harta warisan yang seharusnya tidak ia dapatkan sebab statusnya sebagai anak ha,ram yang tidak bisa di terima oleh keluarganya sendiri.

"Saya akan tenang jika anda mau menandatangani surat perceraian ini secepatnya, saya harap anda tidak berharap lebih apalagi soal harta," tegasnya pada Wilona wanita yang masih berstatus istri sahnya.

Wilona menatap lembaran kertas asli dari pengadilan. Ia ambil lalu...

Srek

Srek

Ia hamburkan ke udara.

"Saya tidak akan pernah menandatangani surat perceraian ini tuan Kaizer, apalagi soal harta yang seharusnya tidak anda dapatkan secuil pun, jika anda menggugat saya berarti anda akan kehilangan semua harta yang baru anda dapatkan, apa anda lupa jika anda adalah anak ha,ram?" sambil menjentikkan jarinya.

Wilona sangat berani dan perlahan-lahan ia akan menjadi wanita paling kejam yang pernah Kaizer kenal.

Wilona yakin jika sebentar lagi amarah Kaizer akan meledak seperti boom waktu, Wilona tidak akan membiarkan wanita itu menang dan meraih semua harta kekayaan Kaizer, enak saja setelah kaya raya mau menggugat dirinya. Ia pikir dirinya tong sampah apa, sesuka hatinya di perlakukan tidak adil dan di sisihkan.

Kaizer menggertakkan gigi.

"Beraninya anda bicara begitu pada saya." Langsung mencengkeram leher Wilona.

Bukan ketakutan yang terpancar di wajah Wilona melainkan senyum yang tidak pernah Kaizer lihat sebelumnya.

'Sial' batin Kaizer melepas cengkeramannya.

Ingin sekali Kaizer membuat Wilona takut tapi sampai sekarang Wilona tetap pada pendiriannya, dia jadi wanita yang lebih kuat dari sebelumnya.

Sepertinya menjadikan istri kontraknya yang penurut adalah kesalahan terbesar Kaizer Jameel, seharusnya tidak menjadikan seorang wanita bernama Wilona menjadi partnernya.

Sesal memang menjadi pilihan terakhir setiap makhluk hidup yang berada di bumi.

Sepertinya menjadikan istri kontraknya yang penurut adalah kesalahan terbesar Kaizer Jameel, seharusnya tidak menjadikan seorang wanita bernama Wilona menjadi partnernya.

Seharusnya menjadikan batin Wilona tersiksa sampai wanita itu bosan pada hidupnya sendiri dan memilih mengakhiri hidupnya, itu harapan Kaizer dari dulu sampai sekarang.

Jika gertaknya tidak mempan, cara satu-satunya membawa wanita itu kemari dan pulang sebagai siksa batin pertamanya untuk Wilona.

"Kenapa, apa anda takut kehilangan harta karun yang baru saja anda dapatkan. Bukannya dengan cara mem,bunuh saya anda dapat dengan mudah membawa wanita sialan itu kemari?"

Wilona benar-benar memancing amarah Kaizer, Kaizer menghempaskan tubuh Wilona ke lantai namun dengan sigap.

BRAG

"Seharusnya anda lebih berhati-hati tuan Kaizer Jameel, jika tidak anda yang lebih dulu terguling kan." Bisik kejam Wilona pada Kaizer tepat di telinganya, setelah sukses membalikkan keadaan.

"Kam.."

"Bye.. bye.. tuan Kai-- zer-- yang kejam." Wilona tersenyum sambil melambai tangannya dan ia beranjak pergi menuju ke kamarnya.

Kaizer terkejut untuk kesekian kalinya, wanita kelinci menjadi macan. Dia pikir wanita ini akan menangis dan memohon-mohon agar pernikahan kontrak di lanjutkan, tak menyangka jika wanita itu tidak memohon sama sekali malah justru menjadi ancaman terbesar.

Wilona berdecak pinggang saat masuk ke dalam kamarnya.

"Ck .. kamar model begini rasanya tidak cocok untuk di lihat, mem ... bosan ... kan." Wilona memutar bola matanya sambil berdecak pinggang.

Wilona mensecroll icon di dalam ponselnya dan mulai mengetik beberapa huruf dan mencari-cari dekorasi kamar yang pas dengan seleranya, jika ingin memulai yang baru bukannya lebih bagus dengan mulai dari hal pandangan mata, seperti mengubah suasana kamar bukan.

Kaizer membuang semua gelas dan vas bunga.

PYAR

BRAG

"Sial ... wanita ini beraninya, seharusnya di beri pelajaran yang tidak bisa dilupakan wanita jalan* ini."

Kaizer sudah kehilangan muka barusan, hal iki sangat memalukan, baru kali ini dirinya di hina sampai habis-habisan.

"Gara-gara dia semua rencanaku berantakan, akan ku buat menyesal kamu Wilona Kirei" Kaizer mengepalkan tangan kanannya.

Senyum di wajah Kaizer seolah-olah menghancurkan dunia yang ada di hadapannya, ia tidak akan tanggung-tanggung untuk menghancurkan semua yang menghalangi langkahnya, namun kali ini musuhnya adalah istri nya sendiri.

"Kenapa ada wanita sekolot dia, dasar pembawa sial ... petaka dan penghancur usaha yang aku susun rapi."

Setelah puas melampiaskan amarahnya Kaizer beranjak pergi ke suatu tempat, yang jelas bukan rumah mewahnya itu melainkan tempat bersenang-senang.

Dulu jika ingin menghabiskan uang banyak ia akan berkerja keras siang malam, tapi kini tidak tinggal tanda tangan dan membaca berkas serta menyelesaikan masalah di perusahaan Mahir semua jadi mudah.

.

.

Wilona mulai bosan, padahal sedari tadi ia mencari-cari warna setelah bertemu dengan warna yang tepat justru bingung harus mencari arsitek dadakan.

"Haduh ... nasib gak punya kenalan atau teman, mau ngapain susah tapi jika punya temen cewek atau cowok di sakiti gimana coba?"

Wilona menggeleng keras.

"Sudah sadar Wilona, jika gak punya teman apa salahnya. Masih bisa di cari entah itu dari kalangan pembantu rumah atau pelayan toko dan restoran yang penting tulus plus ingat asal usul dari mana."

Rasa kantuk kian meningkat, Wilona sudah tidak tahan lagi padahal layar ponselnya belum juga di matikan.

.

.

"Banyak amat tuan meminumnya?" tanya wanita cantik bernama Tia dengan pakaian minimnya.

Tia Karla gadis berusia 20 tahun dan statusnya sekarang mahasiswi sekaligus pacar Kaizer sejak 6 bulan yang lalu.

"Stop ... jangan kebanyakan minum, jika anda lanjut minum lagi saya jamin jika anda besok terkejut sebab full naked (tanpa pakaian) bersama saya." Tia menghentikan kegiatan Kaizer.

"Cih ... pulanglah malam ini ke rumah anda sendiri," usir Kaizer pada Tia.

"Tuan sedang mengusir saya?"

"Iya!" Kaizer masih sadar dan waras.

BAB 2

"Anda mengusir saya malam ini, Anda akan segera menyesal tuan Kaizer"

Wanita ini terlalu mencolok dari segi apapun termasuk harta, siapapun yang mendekatinya asalkan memuaskan banyak kucuran dana yang akan keluar dari akun pribadinya.

Tapi sayangnya sampai detik ini ia belum pernah merasakan rasanya tidur dengan Kaizer, serakah iya tapi ia juga tidak ingin pasangan partnernya terpaksa.

"Tidak akan, tapi jika anda berani macam-macam dengan saya dan menjatuhkan saham perusahaan Mahir jangan harap anda bisa lupa Tia, saya punya banyak bukti tentang pekerjaan anda yang sangat menjijikkan dan kotor. Anda tidak ada bedanya dengan wanita jalan* lainnya."

Penghinaan yang terlontar dari mulut Kaizer seakan-akan menjadi tamparan bagi Tia,tapi Tia tidak akan menyerah sampai berhasil membuat keturunan Mahir bertekuk lutut.

"Saya tau betul pekerjaan saya tuan, tapi perlu anda tau tuan. Sebelum saya mengerjakan pekerjaan ini saya sudah terlahir menjadi anak terkaya di negara ini dan saya melakukan pekerjaan sebagai wanita yang di panggil sebab saya kesepian," tidak ada air mata di depan Kaizer.

Dirinya terlalu munafik jika dia tidak merasakan sakit dalam hatinya, fisik boleh kuat tapi tidak dengan perasaannya. Walau bagaimanapun ia tetap perempuan yang punya hati, hanya saja ia selalu menolak perasaan lembut dalam dirinya.

"Kaya sebab orang tua anda berkerja di perdagangan gelap dan juga mucika*i kan, pantas saja."

"Jangan pernah anda menghina pekerjaan mereka, anda tidak tau apa-apa tuan Kaizer," Tia tidak terima.

Meski orangtuanya tidak pernah ada di sampingnya sejak lahir, tapi rasanya sakit ketika orang tuanya terhina.

"Sudah ... sudah ... tidak perlu marah, anda cukup memerankan wanita baik di depan jalan* itu" Kaizer sungguh sombong dan arogan.

"Jam berapa?" Tia tidak suka basa basi.

"Sembilan pagi!" Kaizer beranjak pergi.

"Oke, saya harus memanggil anda dengan sebutan apa tuan tampan." Tia menggoda Kaizer tapi sayangnya kaizer sama sekali tidak bergetar atau sejenisnya.

"Sayang atau honey,"

"Oke"

Setelah percakapan yang lumayan tegang kini Kaizer pergi dari tempat itu menuju ke rumah super mewahnya. Tidak ada yang sia-sia dengan sedikit berkorban dengan cara menjebak wanita itu, tapi sialnya sekarang wanita itu menjadi berani dan tidak penurut lagi.

.

.

CEKLEK

"Sungguh merepotkan wanita jalan* ini, kapan aku bisa membuat dia tanda tangan?" Kaizer di buat bingung saat masuk ke kamar Wilona.

Tumben masuk ke kamar Wilona, biasanya anti banget masuk ke kamar wanita yang di anggap hanya wanita jalan* saja

Dulu sebelum ia pulang dari kantor ataupun bersenang-senang di luar pasti Wilona akan stay menunggunya di ruang tamu atau di teras depan rumah sambil mondar mandir, tapi kini tidak lagi.

"Tunggu permainan mulai besok, aku akan buat hidup kamu menderita dan mau menyerah hingga kamu dengan suka rela menanda tangani surat perceraian" Kaizer memperbaiki selimut yang di gunakan Wilona.

Tunggu.

"Kenapa aku memperbaiki selimutnya ?" tanpa ia sadari seiring berjalannya waktu rasa peduli pasti akan datang dengan sendirinya.

Kaizer langsung menarik selimut itu dan membuangnya ke lantai

SREK

BRUGH

"Wanita petaka seperti kamu pantas mat* kedinginan " Kaizer menekan remote AC dan mengubah suhu kamar Wilona menjadi kecil tidak sampai 10 derajat.

Dalam hati ia berharap besok pagi yang ada wajah pucat dan tinggal di buang ke hutan. Kejam sekali Kaizer sekarang tidak peduli dengan wanita yang ia jadikan partner 4 tahun lamanya.

...PAGI HARI...

PUKUL 08.55

Tok

Tok

Ada seorang wanita cantik muda sedang berdiri di depan pintu, penjaga kediaman tersebut sudah terbujuk rayu degan wanita tersebut dan tanpa basa basi penjaga mau-maunya menerima suap.

"Heh ... orang dari jaman dulu sampai sekarang kalau soal uang pasti berubah " suatu kebanggaan bagi Tia.

Soal uang tidak masalah meski harus keluar beribu-ribu dollar sekaligus.

Wilona menatap tajam CCTV, pagi-pagi begini ada wanita yang bertamu.

"Tidak sopan." Desis Wilona saat menatap layar ponselnya yang langsung terhubung dengan cctv seluruh penjuru rumah.

Kaizer berada di ambang pintu kamar Wilona, ternyata wanita ini tidak apa-apa bahkan wajahnya sangat segar dan cerah. Tidak mungkin kan dengan suhu sedingin itu tidak terjadi apa-apa di tambah lagi Wilona tidurnya pulas tanpa gangguan.

'Lagi mikirin apa nih orang, dia pikir aku bakalan ma ti gitu gara-gara AC semalam. Enggak lah ya setelah nih orang bereng*ek pergi aku atur lagi lah suhunya aku matikan dan aku ganti jendela, dia pikir aku ini bodo* kebangetan apa.' Wilona membatin sambil memutar bola matanya dengan malas.

Tatapan Wilona pada Kaizer dari atas sampai kebawah dengan terheran-heran, sungguh aneh pikirnya.

Lagian buat apa sih bermain mainan anak kecil, gak ada gunanya jika punya otak yang sehat dan waras.

"Masih sehat?" pertanyaan apa ini.

Kenapa terlontar dari mulut Kaizer yang biasanya lengket seperti lem pipa.

"Iya sehat, seperti anda!" jawab Wilona acuh tak acuh.

Ia beranjak pergi menuju ke kamar mandi.

"Anda mau kemana?" Kaizer berbicara kaku pada Wilona.

Wilona membalikkan tubuhnya menghadap Kaizer.

"Mandi, bukannya anda mengundang wanita belia datang. Sekarang wanita itu ada di lantai satu bukankah sepantasnya anda menyambutnya dengan suka cita!" sambil memiringkan kepalanya dengan senyum devil.

"Anda yang seharusnya membuka kan pintu bukan saya, anda sebagai istri harus melakukan kewajiban ini bukan? Kewajiban menyambut tamu dengan baik dan benar."

Teguran dari Kaizer hanya angin lalu untuk Wilona.

"Untuk apa?" mengerenyitkan dahinya.

"Pencitraan yang baik sebagai seorang istri !" santai tanpa dosa mengundang wanita lain pagi-pagi ke rumah.

Dulu Wilona akan bersedih tapi tidak untuk sekarang.

"AA ... HA ... HA ..." Wilona tertawa nyaring.

"Kenapa tertawa, apa anda masih waras saat suami mengundang perempuan lain ke rumahnya?"

"Of course, kenapa tidak!" merentangkan kedua tangannya sambil mengangkat kedua bahunya.

"Are you crazy." Kaizer melangkah lebar dengan penuh amarah setelah keluar dari kamar Wilona.

"ANDA YANG GILA DAN ANDA LAH YANG GAK WARAS KAIZER, MATA DAN HATI ANDA PENUH KELICIKAN TENTANG HARTA" Wilona berteriak.

Percuma saja teriak suaranya tidak terdengar oleh Kaizer.

"Dasar pria menyebalkan, hidup satu atap bersama membuatku tertekan lahir batin. Seperti aku perlu perawatan ringan hari ini." Wilona menggulung rambutnya ke atas dan memakai penutup kepala agar rambutnya tidak basah saat mandi nanti.

.

.

Ruang tamu.

"Kenapa lama sekali sih honey bukain pintunya, aku pegel nih." Protes manja Tia di lengan Kaizer dan Wilona menyaksikan semua.

'Haduh ... main drama-drama gini lagi, kenapa gak sekalian saja daftar menjadi aktris dadakan. Akting lumayan bagus kalau mata sutradara rabun dan sakit.'

Wilona malas melayani drama gak penting, tapi sepertinya bagus juga kalau ikutan siapa tau bakat aktingnya saat kecil masih berfungsi normal.

BAB 3

"Eh .. sampai terlupa, perkenalkan dia ini ..." Kaizer belum selesai berbicara namun sudah di potong oleh Wilona.

"Perkenalkan... nama saya Wilona kakak ipar Kaizer, iya kan." Tersenyum palsu.

"Kakak ipar? bukannya istri. Kata kamu dia calon mantan istri kamu honey?" manja-manja menggelikan dan jijik di samping Kaizer.

"Se ..."

"Anda salah paham pada saya, oh ... ya Kai. Bukannya kemarin kamu berjanji akan menganti uang kakak yang kamu pinjam sekitar 1 Miliar?" Wilona tersenyum manis di depan kekasih Kaizer.

'Ini baru permulaan Kaizer, jangan harap kamu keluar dari rumah ini membawa satu sen uang. Aku tidak rela berbagi uang dan harta dengan wanita menjijikkan di depanku ini. Enak sekali mau menikmati jerih payah bertahun-tahun dengan orang berbeda, gak rela ya aku. Akan aku kuras habis uang warisan mu Kaizer.'

Wilona pilih main cantik.

Haduh ... semoga aktingnya gak ketahuan dan tidak terbaca dengan mudah oleh mereka-mereka sepasang kekasih bajinga* tersebut.

Jantung Wilona memang berdetak cepat sekali, tapi secara sembunyi-sembunyi ia mengatur gerogi nya. Hatinya kesal sekali melihat wanita di hadapannya tapi ia harus mengikuti permainan ini dengan cantik, jika ingin membalas mereka harus main cantik bukan.

'Mampus kamu Kaizer, ternganga kan sekarang. Aku akan ambil hak yang seharusnya punyaku, lagian sudah tau status anak har,am pakai gaya-gayaan mau main-main denganku.

Jika ada pilihan ya aku gak akan milih laki-laki modelan kamu, tapi sayang beribu sayang kamu gak ada kekurangan.

Hanya saja statusmu yang kurang pas jadi kriteria ku, kurang pas nya dimana? yaitu perilaku mu dan karena kamu ada konflik sebelum kamu lahir makanya hanya hal ini satu-satunya alasan kenapa aku ada sedikit rasa peduli untuk membantumu, cih... gak tau berterima kasih dengan baik ternyata.'

Wilona menatap dalam-dalam mata Kaizer dan wanita yang ada di sampingnya bergantian menantikan jawaban dan tanggapan yang sesuai dari mulut mereka.

.

.

Wilona mengerjabkan matanya, kenapa diam apa jangan-jangan aktingnya kurang memadai minat pasaran.

"Honey ... berikan saja uang satu miliar nya, lagian uang segitu aku ada ko bahkan lebih. Dari pada kamu nanti menikah kakak ipar malah memintanya di saat hari yang penting."

Wilona ingin sekali memuntahkan isi perutnya.

'Huwek ... ini jalan* kecil satu, ngapain sih ikut nimbrung. Oh ... ya dia kan jadi peran protagonis yang tertindas dan akan di tolong tokoh protagonis juga, haduh... gak sesuai angan-angan.'

"Tidak usah honey, aku saja ya. Lagian sebentar lagi kakak ipar dan suaminya akan bercerai, jadi sebelum bercerai sebaiknya aku mengembalikan uangnya bukan" Kaizer tersenyum licik di hadapan Wilona.

'Sialan bang kai kaizer ini, dia pikir aku bakalan menyerah begitu saja. Enggak lah ya, aku bukan Wilona yang dulu yang penurut lagi dan bukan boneka yang mudah dimainkan kamu Kaizer.'

BRAGH

Wilona menggebrak meja.

"Jangan lupa bunganya, oh ... ya bukannya jika saya bercerai akan mendapatkan hak waris delapan puluh persen saham milik keluarga Mahir bahkan hampir semuanya yang ada dimana-mana itu?"

Mampus Lo

Wilona tertawa terbahak-bahak dalam hatinya, lagian mau di ajak main-main, gak bisa ya.

Mata Tia dan Kaizer melotot.

Tidak percaya jika wanita yang ada di hadapannya sulit di jatuhkan, tapi tidak hilang ide Kaizer punya banyak cara dan siasat baru.

"Honey ... kenapa begitu, bukannya keluarga Mahir tidak akan sembarangan memberikan hak warisnya ?" Tia terus-menerus memperkeruh suasana.

Tidak hanya panas tapi suasananya menjadi lebih rumit.

'Sialan nih Kaizer, kenapa gak bilang dari awal konsekuensinya. Tau begini aku gak mau membantu dia kalau ujung-ujungnya gak dapet apa-apa, rugi akting.' Gerutu Tia dalam hati.

'Gila ... benar-benar gila wanita satu ini, aku pikir mudah mengalahkan wanita yang asal usul nya saja gak jelas.' Kaizer mengepalkan tangannya di dalam saku celananya.

"Apakah itu benar, tapi setahu saya kakak ipar bukan hanya menantu bukan ahli waris?" Kaizer malah melanjutkan dramanya dan gak mau kalah dari Wilona.

"Kata siapa, tuh ... kakak bawa pengacara yang menangani hak waris keluarga Mahir. Jika perempuan berhak mendapatkan delapan puluh persen jika pihak laki-laki yang di nikahi nya menceraikan istrinya, jadi ... kesimpulannya saya tetap dapat delapan puluh persen saham milik keluarga Mahir!" jawaban Wilona tidak di percayai begitu saja oleh Kaizer.

Tia mulai kebingungan tapi untungnya Kaizer tidak pernah memberi tahukan bahwa keluarga Mahir hanya punya satu laki-laki penerus dan hanya dirinya saja.

Jika tidak akan kacau semuanya, tidak perlu orang tau yang penting partner nikahnya tau sedikit itu saja sudah cukup.

"PENGACARA ???" Kaizer terkejut begitu juga dengan Tia.

Gila ... hari paling gila yang pernah ada dalam hidup mereka, sejak kapan.

'Sialan wanita jalan* ini, kenapa dia begitu cerdik sekarang. Dasar brengse* tidak tau malu, pasti urat malunya dan haus akan harta meronta-ronta sehingga mengundang pengacara dan menyiapkan semuanya dengan rapi, sejak kapan ... sejak kapan ... sial ... sial ...' Kaizer menahan emosi demi pencitraan di depan banyak orang.

"Iya pengacara, anda tidak percaya dengan saya" Wilona mengangkat kedua bahunya sambil bersiap menepuk kedua tangannya.

Kaizer tidak percaya, pasti wanita itu bersenda gurau, atau mengigau pagi setengah siang.

"Pak Fadlan, silahkan masuk pak"

'Uhuy ... nungguin reaksi selanjutnya, permainan harus di selesaikan dengan baik dan benar bukan?'

Pengacara yang mengurus semua aset-aset keluarga Mahir datang, tidak mungkin Kaizer lupa dengan pria berperawakan tinggi dan berkulit sedikit gelap tersebut bukan.

Laki-laki yang pernah datang bersama dengan kakeknya yang bernama Maher Mahir bertahun-tahun yang lalu.

'Sial ... kenapa laki-laki ini datang lagi, bukannya urusannya sudah beres dan deal dulu. Apa jangan-jangan aku hanya di bohongi saja selama ini, sial ... sial ... gimana nih jika aku jatuh miskin ? bukannya tidak akan dapat apa-apa.' Batin Kaizer di iringi bibir bawahnya ia gigit sendiri.

Hawatir jika benar kata-kata Wilona benar, kenapa baru tau sekarang.

'Sial nih orang, kenapa sedari tadi sepertinya aku di umpat habis-habisan sih' Wilona malas benar-benar malas menanggapi orang yang tidak penting

Percuma juga bertahun-tahun bersama tapi tidak ada koneksi bicara satu sama lain, turus ngapain juga harus peduli. Tapi walaupun begitu Wilona tetap tidak tega an dan akan selalu peduli, tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi untuk orang yang ia anggap pantas ia pedulikan.

"Hem ..." cuek acuh.

Wilona menahan tawa saat melihat kedua insan yang klop di hadapannya berwajah pasi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!