Tujuan sebuah pernikahan adalah untuk menyatukan laki-laki dan perempuan yang saling mencintai. Dalam sebuah pernikahan akan menciptakan rasa bahagia dimana suami dan istri menyyangi dan mencintai, serta dapat memberikan rasa nyaman dan aman satu sama lain.
Namun, bagaimana jika sebuah pernikahan terjadi karena keinginan orang lain? apakah pasangan itu bisa bahagia?, sedangkan tidak ada rasa sayang dan cinta yang akan membuat mereka merasa nyaman dan aman.
Ayla menghela napasnya menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan datar mengingat pernikahan yang dia lalui beberapa saat yang lalu. Pernikahan yang sudah mengubah status dan hidupnya, dimana dia menikahi laki-laki yang hampir menjadi kakak iparnya.
Yah hampir karena laki-laki yang bernama Ezar Alif Marion yang telah menjadi suaminya sekarang adalah calon suami kakanya. Andai kakanya tidak mengalami kecelakan maka dia tidak akan menjadi mempelai wanita hari ini.
Kejadian yang terjadi dua hari yang lalu terlintas diingatan Ayla, ketika kakanya meminta menggantikan dirinya untuk menikahi calon suaminya sendiri.
Kaget, Ayla sangat kaget saat mendengar permintaan kakaknya, kerena selama dia menganal kakaknya dia adalah tipe yang ambisius dia akan melakukan segala sacara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dia juga akan mempertahankan apa yang telah dia miliki dan dia tidak akan pernah sudih jika miliknya dimiliki oleh orang lain, tapi mengapa dia relah melepaskan orang yang dia citai untuk menikah dengan adinya sendiri? bukankan aneh? Pikir Ayla.
''Hah, Ayla jangan memikirkan itu dulu! pikirkan saja bagaimana caranya menjalani hidup setelah ini? ''Ck,'' kenapa ayah, ibu dan kedua orang tua kak Ezar menyetujui permintaan kak Nayfa sih?'' Ucap Ayla pada dirinya sendiri sambil terus menatap pantulan dirinya di cermin dengan balutan kebaya yang sangat pas ditubuhnya dan make up yang menghiasi wajahnya.
Ayla tersemyum miring melihat wajahnya di cermin. ''Apa kata mereka tadi? cantik?
''Hah,'' aku tidak suka didandani! aku tidak suka menikah!'' Ayla mengerut kesal mengingat perkataan tamu undangan yang memujinya tadi, Ayla dengan kasar menghapus meke up di wajahnya hingga bersih.
Celek.
Suara pintu terbuka membuat atensi Ayla teralihkan dari cermin yang sejak tadi dia pandangi.
''Bereskan semua barang muh! kamu akan ikut dengam saya sekarang!'' Perintah laki-laki yang baru saya menjadi suami Ayla itu dengan jelas dan tegas.
Ayla menatap tidak percaya pada Ezar yang seenaknya memberi perintah tanpa melihat keadaan terlebih dahulu. ''Ck, apa harus pindah sekarang? aku cape ingin istirahat, tolong mengertih lah!
Setelah mengucapkan itu Ayla berdiri dari duduknya dia ingin ke kamar mandih untuk membersihkan tubuhnya, namun sebelum membuka pintu kamar mandi dia dihentikan oleh ucapan Ezar yang membuatnya kaget.
''Baik lah saya akan pulang sendiri, tapi jangan salahnya saya jika kedua orang tuamu akan mengalami hal yang memalukan setelah ini.'' Ucap Ezar menatap tajam Ayla.
''Hal yang memalukan?'' Gumam Ayla entah mengapa perasaan menjadi tidak enak. Dia berbalik melihat Ezar yang masih berdiri di depan pintu. ''Kamu mengancamku?
''Terserah jika kamu berpikir seperti itu.'' Jawab Ezar santai.
''Aku tidak menyangka kak Ezar yangku kenal ternyata seegois ini.'' Ungkap Ayla dengan senyum mengejak.
''Hanya kare--
Ucap Ayla terhenti ketika Ezar melempar foto-foto kakaknya bersama seorang laki-laki yang membuat matanya terbelalak dan tangan gemetar.
''Tutup mulut muh! ikuti saja perintahku, jika tidak ingin aku menyebarkan foto-foto itu.''
Setelah mengucapkan itu Ezar keluar dari kamar meninggalkan Ayla yang masih syok.
Rasanya kedua kaki Ayla tidak kuat lagi untuk menopang tubuhnya hingga dia terduduk di lantai sambil melihat foto-foto sang kakak.
''Kak kenapa kau melakukan hal kotor seperti ini?'' Benar dugaanya jika kakaknya mempunyai alasan yang kuat hingga merelahkan orang yang dia cintai untuk menikah dengan adiknya sendiri.
Foto yang sekarang dia lihat adalah foto tidak bermoral kakaknya dengan laki-laki yang berbeda-beda. Ayla tidak habis pikir kenapa kakaknya melakukan hal itu padahal dia sangat tau bagiman cintainya kakaknya pada seorang Ezar Alif Marion pewaris tunggal keluar Merion yang terkenal sangat kaya raya.
Kak Nayfa bahkan rela melakukan apa saja agar bisa bersama Ezar dari merubah penampilanya hingga kebiasaan-nya, jadi sebenarnya apa yang membuat kakaknya melakukan hal menjijikan ini.
Setalah beberapa saat memandangi foto itu Ayla menyadari sesuatu dia dengan cepat berjalan menujuh lemari dan mengambil koper memasukkan pakaianya ke dalam koper dengan terburu-buru. Ayla tidak akan membiarkan Ezar menyebarkan foto-foto kakanya dia ingin mempertahankan nama baik keluarganya dan dia tidak ingin jika penyakit jantung ayah-nya kumat karena kabar ini.
Setelah setelesai memasukkan pakaianya ke dalam koper Ayla segerah masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.
****
Ayla menuruni tangga dengan pelan membawah koper yang cukup berat. Saat sampai di ruang tamu di sana sudah ada ayah, ibu dan kak Ezar yang sedang berbicara serius.
''Ayah, ibu.'' Sapa Ayla pada kedua orang tuanya.
''Sayang, kamu sudah selesai membersekan barang-barang yang mau kamu bawah? Tanya Bu Mira pada anaknya, sedangkan Pak Hanif hanya tersenyum melihat putrinya.
''Sudah Bu.'' Jawab Ayla yang ikut duduk di samping Ezar.
''Ayla, hargai suami muh dan perlakukan dia dengan baik.... ayah tau kalian menikah bukan karena keinginan kalian, tapi tidak ada salahnya untuk menjalani pernikan kalian dan mencoba untuk saling menerimah satu sama lain, percayalah cinta itu akan tumbuh karena kalian terbiasa hidup bersama.'' Pesan Pak Hanif pada putri dan menantunya dia berharap mereka bisa saling menerimah dan tidak ada perceraian dalam pernikahan mereka.
''Iya ayah.'' Jawab Ayla dan Ezar hanya menganggukkan kepalanya.
Ayla akan mencoba Yah, mencoba bertahan demi nama baik keluarga dan kesehatan ayah. Ucap Ayla dalam hati.
😁😁😁
Hidup itu akan ada saatnya kita untuk bahagia, sedih, marah dan kecewa. Namun jika rasa itu bercampur menjadi satu, menjadi sesuatu menyesakkan jiwa sama seperti yang dirasakan oleh Ayla saat ini.
Ingin larih sejauh mungkin dari masalah yang akan dia hadapi saat ini, namun mengingat ada kedua orang tuanya yang akan ikut terseret dalam masalah yang telah dibuat oleh kakaknya membuatnya harus berpikir seribu kali untuk pergi.
Ayla menghela napasnya tidak tau bagaimana cara untuk bisa menjalani hidup dengan laki-laki yang memiliki dendam pada sang kakak. Kalau boleh jujur logika dan hatinya mengatkan ini tidak adil untuknya bukan dia yang salah, tapi kenapa harus dia yang bertanggung jawab?
Ayla melihat keluar lewat jendela mobi melihat kendaraan yang berlalulalang di jalan. Rasa sedih saat mengingat bagaimana kedua orang tuanya menginginkan pernikahanya bertahan tanpa adanya perceraian membuatnya frustasi, orang tuanya berharap penuh pada dirinya dan dia tidak akan tega untuk mengecewakan mereka, tapi mengingat kakaknya telah menghiyanati laki-laki yang sudah menjadi suaminya ini akankah dia bisa bertahan dalam pernikahan yang akan dipenuhi oleh rasa benci suaminya sendiri.
''Nyonya, kita sudah sampai!'' Ucap supir yang sudah membuka pintu mobil.
Ayla mengerjapkan matanya, yah dia ternyata asik dengan pikiranya sejak tadi hingga tidak menyadari kalau mereka telah sampai di rumah dua lantai yang cukup mewah dengan halaman yang cukup luas.
Ayla melirik kesamping ternyata Ezar sudah tidak ada dalam mobil. Apa mereka sudah lama sampai? Pikir Ayla.
Ayla keluar dari mobil. ''Pak, apa kak Ezar sudah masuk?
Supir itu tersenyum Nyonya barunya menghayal sejak tadi sampai tidak sadar jika mereka sudah sampai sejak sepuluh menit yang lalu. ''Iya sudah Nyonya.'' Jawabnya kemudian.
''Isssh.'' Desis Ayla.
''Eeh Pak koper saya mana? Tanya Ayla ketika mengingat kopernya.
''Sudah saya bawah masuk Nyonya.''
Ayla mengganguk. ''Terimah kasih Pak....... Pak? Ayla menatap Pak supir yang sejak tadi berbicara denganya dengan tatapan bertanya.
''Pak Man, Nyonya.'' Sahut supir yang bernama Pak Man itu mengerti raut muka Nyonya baru itu.
''Aah yah..... Pak Man, jangan panggil saya Nyonya! soalnya jika Pak Man memanggilku begitu, aku merasa sangat tua.'' Pinta Ayla pada Pak Man.
''Nyonya, tapi jika Tuan marah? Tanya Pak Man dengan raut muka yang agak takut.
''Tenang saja dia tidak akan marah!'' Jawab Ayla yakin mustahilkan kalau Ezar suaminya itu marah sedangkan dia tidak menganggap pernikan ini.
''Pak Man saya masuk dulu, ingat Pak jangan panggil saya Nyonya lagi!'' Ucap Ayla memperingati Pak Man kembali sebelum masuk ke dalam rumah.
Pak Man menggeleng kan kepalanya bingung dengan istri Tuanya itu disaat banyak wanita diluar sana yang ingin dipangil Nyonya saat sudah menikahi seorang Ezar Alif Marion laki-laki yang sukses diusia mudah. Panggilan Nyonya itu seakan-akan adalah panggilan yang menujukkan kebesaran dan keuasaan sebagai Nyonya muda Marion.
Ayla agak merasa tersanjung saat sudah masuk dalam rumah dia langsung disambut oleh seorang wanita paruh baya.
''Nyonya saya Bi Inah asisten rumah tangga di sini.'' Ucap Bi Inah memperkenalkan diri.
''Iya Bi Inah yah? saya Ayla.'' Jawab Ayla memperkenalkan diri juga dengan senyum ramah di wajahnya karena dalam pikiranya dia sudah membayangkan sesuatu yang akan membuatnya tidak akan bosan tinggal di rumah ini karena akan ada Bi Inah yang akan menjadi teman ngobrolnya.
''Nyonya, Tuan menunggu anda di ruang kerjanya!'' Kata Bi Inah menyampaikan titah Tuanya tadi.
''Mari saya antar Nyonya.''
''Iya Bi.''
Ayla mengikuti langkah Bi Inah menaiki tangga menujuh lantai dua. Setelah melalui tangga itu Bi Inah menuntun Ayla menujuh pintu ruang kerja Ezar.
Clek.
Bi Inah membuka pintu dan mempersilahkan Ayla masuk.
''Silahkan masuk Nyonya!''
Ayla menganggukkan kepalanya, setelah Ayla masuk Bi Inah langsung menutup pintu kembali.
Ayla merasakan jantungnya berdetak dua kali lipat perasaanya tidak, enak entah apa yang akan dibicarakan oleh Ezar suaminya itu yang terlihat menyeramkan saat menatapnya.
Saat sudah berada di depan meja kerja Ezar Ayla tersentak kaget ketika Ezar melemparkan berkas yang telah dijilid sama persis seperti makala dengan tulisan ATURAN DAN PERJANJIAN yang sangat besar hingga orang rabun saja bisa membacanya dengan jelas tanpa kaca mata.
''Kak, ini maksudnya?
''Ck, kamu bisa membacakan? ambil dan baca!''
Tegas Ezar dengan menatap tajam Ayla.
''Itu hanya basa-basi…… kamu tidak perlu menatapku seperti itu!'' Ujar Ayla agak takut dengan tatapan Ezar seperti ingin memakan-nya hidup-hidup.
''CK.'' Ezar berdecak kesal mendengar perkataan Ayla. Basa-basi katannya dia masih kepikiran untuk bercanda disituasi sekarang apa raut mukaku kurang jelas jika aku sedang tidak ingin diajak bercanda. Ujar Ezar dalam hati dan menatap Ayla lebih tajam dari sebelumnya.
''Ehemm.'' Dehem Ayla sambil meraih makala yang telah dibuat oleh Ezar itu. Makalah? entahlah menurutnya Ezar membuat makalah yang sama persis seperti tugas anak sekolah. Sangat kurang kerjaan sekali manusia satu ini. Pikir Ayla.
Ayla membacanya dari lembaran pertama dengan serius. Sedangkan Ezar menatap Ayla.
*Wanita yang sangat tidak beruntung dijadikan umpan oleh kakaknya sendiri. Kakak muh sedang bermain-main denganku dan aku akan mengikuti permain-nya hingga akhir agar kita semua bisa tau siapa yang akan menjadi pemenangnya*.
Ujar Ezar dalam hati dia tersenyum licik menatap Ayla.
Ayla membaca itu hingga merasakan kakinya pegal. Ayla dengan pelan menutup aturan dan perjanjian yang telah dibuat Ezar itu.
''Kenapa kakak membuat ini?''
''Tandangani!'' Ezar memberikan pulpen pada Ayla, tanpa ingin menjawab peetanyaan Ayla karena menurutnya tidak penting.
''Kak, aku tidak setuju! ini sama saja dengan kakak mengatur seluruh hidupku!'' Ucap Tegas Ayla tidak menyetujui aturan dan perjanjian yang telah dibuat Ezar. Apa lagi perjanjian-nya tentang pernikahan mereka yang ditulis Ezar, ''Dia akan menuntut cerai ketika dia merasa bosan dan tidak membutuhkan dirinnya lagi''
''CIH'' perjanjian macam apa itu dia pikir aku boneka.
''KAMU.......
''KAMU....!''
Ezar mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat mencoba menahan emosinya yang sudah mulai terpancing kerena perkataan Ayla.
Ezar menghela napasnya. ''Dasar bodoh!'' umpat Ezar pada Ayla yang menunduk.
''Saat, kau setuju untuk menikah dengan saya itu artinya kau sudah menyerahkan seluruh hidup muh untukku!'' tekan Ezar pada Ayla yang masih setia menunduk, entah apa yang dia pikirkan dan Ezar tak perduli yang dia inginkan adalah Ayla menurut dengan apa yang dia perintahkan.
''Dan yah kamu ingat ini, saya menikahi muh karena ingin mengikuti permainan yang telah wanita *******n itu mainkan!'' Ujar Ezar lagi dengan mengangkat satu alisnya dan tersenyum mengejek pada Ayla.
Ayla dengan perlahan mengangkat kepalanya dia menatap Ezar dengan tatapan bingung. ''Permainan?'' ucap lirih Ayla yang masih bisa didengar oleh Ezar.
Bukanya kakaknya terbaring koma di rumah sakit, jadi bagaimana bisa dia melakukan permainan konyol yang tidak masuk akal ini? atau sebenarnya kak Nayfa sengaja melakukan semua ini? karena dia sudah tau jika kelakuannya yang menjijikan itu sudah diketahui oleh Ezar. Pikir Ayla.
Ezar tersenyum licik ketika mendengar suara lirih Ayla. ''Yah, permainan yang sengaja dia buat untuk melindungi dirinya sendiri...... dan yah tak disangka dia menumbalkan diri muh, saya pikir idenya tak terlalu buruk.'' Ezar menatap penuh minat pada Ayla.
Tatapan Ezar membuat Ayla berdiri kaku. Yah, dia sangat bodoh hingga tidak bisa membaca situasi, jika kakaknya yang egois itu memohon untuk menggantikannya menikah karena dia takut menghadapi kemarahan seorang Ezar Alif Marion yang arogan.
''Bagaimana, jika foto-foto wanita *******n itu sampai ketangan kedua orang tua muh? saya tidak bisa membayangkan kea-
''Kak, aku akan tanda tangan!'' Ayla dengan cepat memotong perkataan Ezar. Yah, dia tidak ingin Ezar melanjutkan perkataannya yang akan menjelaskan keadaan kedua orang tuanya jika melihat foto itu, jujur dia takut untuk membayangkannya.
''Gadis pintar.'' Ezar menyeringai setelah melihat Ayla telah menanda tangani perjanjian dan aturan yang telah dia buat.
''Saya akan berikan foto kopinya pada muh besok! agar kamu bisa mengingat apa saja yang harus kamu lakukan…… keluarlah! saya sudah muak melihat wajah menyedihkan muh itu!'' Ezar mengusir Ayla dengan kata-kata yang membuat Ayla kesal.
Yah, apa tidak dia sadar? seharusnya aku muak karena mendengar semua perkataannya dan melihat wajahnya yang menyebalkan itu membuatku ingin memukulnya, CK, bagaimana bisa kak Nayfa menyukai orang seperti dia?
Ayla menutup pintu ruangan Ezar dengan sangat hati-hati. Saat membalikkan tubuhnya dia melihat Bi Inah yang berdiri dengan menundukkan kepalanya.
''Nyonya, Mari saya antar ke kamar!'' ujar Bi Inah.
''Iya Bi.'' Jawab Ayla mengikuti Bi Inah menuruni tangga.
''Bi, tidak perlu memanggilku Nyonya! aku merasa sangat tua jika dipanggil Nyonya.'' Ayla mengutarakan ketidak nyamanya ketika dipanggil Nyonya, jujur sebenarnya dia merasa tidak pantas jika harus dipanggil Nyonya karena pernikahan yang dia jalani bukan untuk menjadikannya Nyonya, tapi dia dijadikan alat balas dendam Ezar pada sang kakak yang terbaring koma.
''Maaf saya tidak bisa Nyonya! anda adalah Nyonya di rumah ini, jadi akan terdengar tidak sopan jika saya memanggil anda dengan panggilan lain, sekali lagi maaf Nyonya!''
ujar Bi Inah sopan.
''Yah, tapi ak-
''Maaf………Nyonya silahkan masuk!'' Bi Inah memotong perkataan Ayla. Bi Inah telah membuka pintu kamar yang akan di tempati Ayla.
Ayla pasrah, tidak seperti Pak Man yang menurut, Bi Inah sepertinya tidak akan mudah untuk didekati.
''Silahkan istirahat Nyonya! saya pamit, jika ada yang akan Nyonya butuhkan bisa langsung panggil saya!'' pesan Bi Inah sebelum pergi dari sana.
Ayla melihat kamar yang akan dia tempati. ''Yah, setidaknya aku masih bisa tidur di tempat yang nyaman.'' Gumam Ayla membaringkan tubuhnya di kasur.
***
Ezar yang masih berada dalam ruang kerjanya sedang menerima telfon dari asisten pribadinya.
''Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan anda Tuan, kedua orang tuanya setuju, mereka akan berangkat besok pagi ke Singapura.''
Jelas Bian asisten pribadi Ezar.
''Kerja bagus Bian, pastikan semuanya berjalan dengan lancar! saya ingin wanita *******n itu sadar dari komanya!'' ucap tegas Ezar dengan mengepalkan kedua tangannya kuat mengingat bagaimana wanita yang hampir menjadi istrinya itu menghianatinya dengan bermain gila dengan banyak pria.
''Sesuai dengan keinginan anda Tuan.'' Bian menjawab dengan datar.
Setelah mendengar perkataan Bian, Ezar segera mengakhiri panggilan itu dengan senyum licik di bibirnya.
''Akan aku pastikan kau bangun dari koma dan melihat bagaimana aku menyiksa adik muh dengan permainan yang kau buat sendiri.'' Desis Ezar.
****
Pagi hari Ayla sibuk mondar-mandiri membawa makan yang telah dia buat untuk disajikan di atas meja. Sesuai dengan permintaan Ezar saat makan malam, jika dia yang harus memasak di rumah ini karena dia telah menjadi seorang istri, jadi semua pekerjaan rumah tangga harus dia yang mengerjakannya.
Sebenarnya dia sempat menolak karena dia tidak akan sanggup jika semua pekerjaan rumah dia kerjakan sendiri, namun mau bagaimana lagi titah Tuan Mudah keluarga Marion itu tidak bisa dibantah.
Bi Inah, disuruh pulang kampung oleh Ezar dengan gaji yang akan tetap Ezar berikan setiap bulan. Ezar mengatakan Bi Inah perlu liburan dan jika memang dia membutuhkan Bi Inah maka dia akan menelfon Bi Inah untuk kembali bekerja lagi seperti biasa.
Harapaannya untuk menjadikan Bi Inah teman ngobrol agar tidak kesepian tinggal di rumah Ezar pupus ketika mendengar semua titah Ezar tadi malam.
''Ehemmm.''
Suara deheman membuat Ayla tersentak kaget menoleh kebelakang ternyata sang pemilik rumah telah siap dengan jas mahal yang melekat di tubuhnya, sepertinya dia sudah siap untuk pergi bekerja.
Ezar mendudukkan dirinya di kursi dengan angkuh dia menatap makan yang telah Ayla sediakan di atas meja. ''Tampilannya sudah oke, tapi rasanya, sepertinya saya ragu akan hal itu.''
''Kak Ezar, bisa mencobanya dulu!'' Ujar Ayla mengisi piring kosong Ezar dengan nasi goreng udang yang telah dia buat.
''Silahkan dinikmati!''
Ezar memasukkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Dia termenung, kenapa rasanya seenak ini? ucap Ezar dalam hati.
''Gimana?'' Tanya Ayla pada Ezar yang masih diam tidak memberikan komentar pada masakannya.
''Tidak terlalu buruk.'' Jawabnya bohong dia tidak mau memuji masakan yang telah istrinya buat nanti dia bisa besar kepala dan melupakan posisinya di rumah ini.
Ayla bingung mendengar jawaban Ezar, jadi sebenarnya suaminya itu suka dengan masakannya atau tidak. Ayla menghela napasnya, melihat Ezar yang makan dengan sangat lahap, hingga membuatnya tersenyum.
Mereka menyelesaikan sarapan pagi dengan Ezar yang menambah hingga dua kali mengingat itu Ayla menggelengkan kepalanya ''Yah, memang tidak terlalu buruk, hingga dia bisa menambah sebanyak dua kali.'' Gumam Ayla sambil mencuci piring kotor.
Ezar sudah berangkat ke kantor sejak lima menit yang lalu setelah menyelesaikan sarapan paginya.
Ayla selesai mencuci piring kotor itu memili membersihkan tubuhnya. Satu kata yang bisa menjelaskan keadaannya saat ini, yaitu LELAH, bagaimana tidak dia bangun dari tiga subuh mengepel, menyiapkan sarapan, dan menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan Ezar ke kantor.
Ayla keluar dari kamar mandi menggunakan bothrobe. Ayla berjalan menujuh koper yang diletakkan di depan lemari oleh Pak Man, yah dia belum sempat memindahkan pakaiannya ke dalam lemari.
Ayla dengan cepat memakai pakaiannya, saat mendengar bunyi handphone-nya yang ada di atas nakas.
''Ibu?'' Ucap Ayla saat melihat siapa yang menelponnya.
''Hallo, Ibu?'' ucap Ayla setelah mengangkat panggilan dari ibu-nya.
''Nak, apa Ibu mengganggu muh?'' suara ibu dari balik ponsel terdengar gusar.
''Ibu, aku ini anak muh! kenapa Ibu bertanya seperti itu? aku tidak pernah merasa terganggu, jika Ibu atau Ayah yang menelfon!''
''Kamu ini kenapa harus menjawab panjang lebar? jawab saja iya atau tidak, itu sudah cukup.'' Ujar ibu sambil menggelengkan kepalanya.
Ayla terkekeh mendengar ucapan Ibunya. ''Jadi, Ibuku sayang, ada apa menelfon anak muh yang paling cantik ini?'' Ayla melontarkan candaan pada Ibunya, setidaknya setelah banyak hal berat yang dia lalui, dia masih bisa mendengar suara ibunya yang bisa menenangkan hatinya.
''Kakak muh akan dirujuk ke Singapura pagi ini!''
DEG.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!